Anda di halaman 1dari 19

PENGAJARAN AL-QUR’AN

PERIODE MAKKAH DAN MADINAH

Makalah
Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah
Tarikh Al-Qur’an Program Studi Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir
Program Magister UIN Alauddin Makassar

Oleh:

Muh. Alimin
(NIM: 80600222006)

Dosen Pengampu:
1. Dr. H. Muhammad Sadik Sabry, M.Ag.
2. Dr. Rosmini, M.Ag

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
ALAUDDIN MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan nikmat
umur dan kesehatan serta nikmat ilmu yang bermanfaat sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Nuzulul Qur’an”.

Ucapan terimakasih kepada Dr.H. Muhammad Sadik Sabry, M.Ag selaku sebagai
Dosen Pengampu 1 dan juga kepada Dr.Rosmini, M.Ag yang menjadi Dosen
Pengampu 2, pada mata kuliah Tarikh Al-Qur’an yang telah memberikan amanah
untuk menyelesaikan tugas ini, sehingga memberikan penulis kesempatan untuk
menambah wawasan serta pengetahuan sekaitan dengan sejarah turunnya al-Qur’an
serta pengajaran al-Qur’an di masa rasulullah Saw.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah berbagi
pengetahuannya kepada penulis, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat
waktu. Tidak ada gading yang tak retak, penulis menyadari jika makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran
demi memperbaiki kesalahan yang kami perbuat.

Palopo, 14 Oktober 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1


B. Rumusan Masalah..........................................................................................3
C. Tujuan Penulisan............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................4
A. Pengajaran al-Qur’an di Makkah...................................................................4
B. Pengajaran al-Qur’an di Madinah .................................................................8
BAB III PENUTUP..................................................................................................15
A. Kesimpulan....................................................................................................15
B. Implikasi dan saran........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mempelajari al-Qur’an merupakan kewajiban setiap muslim yang harus

ditunaikan. Dengan mempelajari al-Qur’an manusia akan dapat memahami makna

kehidupan lebih jauh serta mengambil hikmah dan pelajaran yang baik di terkandung

dalam firman Allah tersebut.1

Kembali melihat sejarah perkembangan pengajaran al-Qur’an oleh penerima

mukjizat tersebut yaitu baginda Nabiullah Muhammad Saw. bagaimana kemudian

Rasulullah mengajarkan al-Qur’an dimasanya, mulai dari ketika beliau masih di

makkah begitu juga ketika beliau sudah di madinah. Perlu diketahui juga hikmah di

balik kenapa Rasulullah berhijrah dari mekkah ke madinah. Ada makna tersendiri

yang perlu dipahami agar memberikan gambaran betapa banyaknya pesan-pesan yang

perlu digali lebih jauh lagi.

Allah Swt. berfirman dalam Q.S Al-Baqarah:2/185

َ‫ص ْمهُ ۗ َو َم ْن َكان‬ُ َ‫ت ِّمنَ ْاله ُٰدى َو ْالفُرْ قَا ۚ ِن فَ َم ْن َش ِه َد ِم ْن ُك ُم ال َّشه َْر فَ ْلي‬ ِ َّ‫ضانَ الَّ ِذيْٓ اُ ْن ِز َل فِ ْي ِه ْالقُرْ ٰانُ هُدًى لِّلن‬
ٍ ‫اس َوبَيِّ ٰن‬ َ ‫َش ْه ُر َر َم‬
ٰ ‫هّٰللا‬ ُ ْ ُ ْ ُ ْ ُ ْ ُ ‫هّٰللا‬ ُ َ ٌ
‫َم ِر ْيضًا اَوْ عَلى َسف ٍر ف ِع َّدة ِّم ْن اي ٍَّام ا َخ َر ۗي ُِر ْي ُد ُ بِك ُم اليُ ْس َر َواَل ي ُِر ْي ُد بِك ُم ال ُع ْس َر ۖ َولِتك ِملوا ال ِع َّدةَ َولِت َكبِّرُوا َ عَلى َما‬
َ َ ٰ
َ‫ه َٰدى ُك ْم َولَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُوْ ن‬
Terjemahnya:
Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta
pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu

1
Abdul Qadir Al-Arnauth. “Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-Quran, At-Tibyaan fii
Aadaabi Hamalatil Quran”, Konsis media, (1983).h.3

1
2

hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa
yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib
menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain.
Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran.
Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas
petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur.2

Selain itu, al-Qur’an yang diajarkan rasulullah dimasa kenabian masih belum

berupa tulisan dalam satu cetakan seperti yang kita temui sekarang ini. Namun, tidak

dapat diragukan mengenai pengajarannya sebab yang menyampaikan langsung ialah

penerima wahyu itu sendiri.3 Akan tetapi, dilain sisi perlu diketahui juga bagaimana

penggunaan metode itu sendiri apakah menggunakan metode yang sama? Ataukah

apakah justru berbeda. Kemudian, al-Qur’an ketika periode mekkah belumlah turun

secara menyeluruh kala itu sehingga muncul pertanyaan bagaimana rasulullah

mengajarkan al-Qur’an dalam satu periode yang mana kala itu firman Allah Swt.

belum ia terima semuanya.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penting bagi kita untuk mengetahui

alasan dan hikmah dibalik kejadian-kejadian tersebut. Akhirnya pada makalah ini

penulis akan membahas tentang metode pengajaran al-Qur’an periode makkah dan

madinah.

B. Rumusan Masalah
2
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahanya, (Semarang, Toha Putra, 2008) h.
3
M. Ramli. “Media Pembelajaran Dalam Perspektif Al-Qur’an Dan Al-Hadits”. Ittihad Jurnal
Kopertais Wilayah XI Kalimantan, Vol. 13 No.23 April .h.131
3

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis kemudian menarik beberapa

rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut.

1. Bagaimanakah Keadaan penduduk mekkah pasca turunnya al-Qur’an?

2. Bagaimanakah pengajaran al-Qur’an periode makkah dan madinah?

3. Apa hikmah dibalik pengajaran al-Qur’an dua periode?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui bagaimanakah keadaan penduduk mekkah pasca turunnya

al-Qur’an.

2. Agar mampu mengetahui bagaimanakah pengajaran al-Qur’an periode

makkah dan madinah.

3. Agar dapat mengetahui hikmah di balik pengajaran al-Qur’an dengan dua

periode.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengajaran Al-Qur’an Periode Makkah

Turunnya al-Qur’an yang pertama kali kepada Rasulullah Saw. pada malam

nuzulul Qur’an yang terjadi pada tahun 610 M di gua Hira, sebagai titik awal periode

makkah. Adapun ayat yang turun pertma kali adalah surah al-Alaq ayat 1-5 kemudian

disusul surah al-Mudatssir ayat 1-7. Peristwa tersebut mengawali kewajiban atau

amanah Rasulullah untuk mengajarkan al-Qur’an kepada umat manusia meskipun

pada saat itu keadaan kota mekkah dalam masa jahiliyah.4

Pada masa tersebut, masyarakat jazirah arab atau penduduk kota makkah

masih dalam keadaan memegang adat istiadat dan budaya nenek moyang mereka.

Sehingga Rasulullah Saw. ketika mengajarkan al-Qur’an periode makkah haruslah

berfikir lebih jauh lagi agar dapat diterima oleh masyarakat setempat. Oleh karena itu,

pada periode makkah, Rasulullah Saw. ketika mengajarkan al-Qur’an tidak terlepas

dari metode dakwah Rasulullah yang dikenal dengan dua cara yaitu dengan

sembunyi-semmbunyi dan terang-terangan.5

Pada masa awal pengajaran al-Qur’an, Rasulullah Saw. mengajarkan al-

Qur’an disalah satu tempat yang dikenal dengan sebagai rumah al-Arqam. Ditempat

ini jugalah sahabat nabi yang kala itu masih jadi pembenci Rasulullah menerima

4
Irma Riyani. “Menelusuri Latar Historis Turunnya Alquran Dan Proses Pembentukan Tatanan
Masyarakat Islam”. Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur’an dan Tafsir. UIN Sunan Gunung Djati Bandung
40614, Indonesia 1,1 (Juni 2016): h. 29-30
5
Mahfud Efendi. “Masa Pembinaan Pendidikan Islam: Telaah Kritis Pendidikan Rasulullah
SAW Pada Periode Makkah” Jurnal Al-Rabwah, Vol. XIV No. 1 (Mei 2020). h.61

4
hidayah memeluk agama islam. Sahabat yang dimaksudkan ialah Umar bin Khattab

yang datang mencari adik perempuannya setelah mendapat kabar telah masuk islam.

masuknya Umar bin Khattab memberikan kekuatan tersendiri bagi islam dikala itu.6

Pengajaran al-Qur’an oleh Rasulullah periode makkah cukup mendapatkan

ujian, salah satunya ialah bangsa Arab pada saat itu masih tergolong buta huruf pada

awal penurunan al-Qur’an, tetapi mereka dikenal memilki daya ingat (hafal) yang

sangat kuat. Mereka terbiasa menghafal berbagai sya’ir Arab dalam jumlah yang

tidak sedikit atau bahkan sangat banyak. Dengan demikian, pada saat diturunkannya

al-Qur’an, Rasulullah meng_anjurkan supaya al-Qur’an itu dihafal, dibaca selalu, dan

diwajibkannya mem_bacanya dalam shalat.7 Hal itu beradsarkan Firman Allah swt.

dalam Q.S al-Jumu’ah: 62/2

َ ‫ َز ِّك ْي ِه ْم َويُ َعلِّ ُمهُ ُم ْال ِك ٰت‬Ž ُ‫ث فِى ااْل ُ ِّم ٖيّنَ َرسُوْ اًل ِّم ْنهُ ْم يَ ْتلُوْ ا َعلَ ْي ِه ْم ٰا ٰيتِ ٖه َوي‬
‫ ُل لَفِ ْي‬Ž‫انُوْ ا ِم ْن قَ ْب‬ŽŽ‫ ةَ َواِ ْن َك‬Ž‫ب َو ْال ِح ْك َم‬ َ ‫ه َُو الَّ ِذيْ بَ َع‬
‫ض ٰل ٍل ُّمبِ ْي ۙ ٍن‬
َ
Terjemahnya:
Dialah yang mengutus seorang Rasul (Nabi Muhammad) kepada kaum yang buta
huruf dari (kalangan) mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-
Nya, menyucikan (jiwa) mereka, serta mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-
Qur’an) dan Hikmah (Sunah), meskipun sebelumnya mereka benar-benar dalam
kesesatan yang nyata.8

Pengajaran al-Qur’an merupakan salah satu misi kerasulan oleh nabi

Muhammad Saw. sebagaimana ia telah diwajibkan menyampaikan setiap wahyu yang

6
Abdul Kadir. “Pembelajaran Membaca Al Qur-An Periode Klasik”. Media Pendidikan Agama
Islam, Vol. 1, No. 1, (September 2014). h.61
7
Muhammad ichsan. “Sejarah Penulisan Dan Pemeliharaan Al-Qur’an Pada Masa Nabi
Muhammad Saw Dan Sahabat”. Jurnal Substantia, Vol. 14, No. 1, (April 2012).h.3
8
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahanya, (Semarang, Toha Putra, 2008) h.

5
ia terima dari Allah Swt. kepada semua pengikutnya. 9 Bahkan apabila Rasulullah

tidak menyampaikan apa yang ia terima dari Allah Swt. maka ia termasuk todak

menjalankan kewajibannya, seperti yang telah dijelaskan dalam Firman Allah Swt

dalam Q.S Al-maidah: 5/67

‫ ِدى‬Ž‫اس اِ َّن هّٰللا َ اَل يَ ْه‬


ِ ۗ َّ‫ك ِمنَ الن‬
‫هّٰللا‬
ِ ‫لَتَهٗ َۗو ُ يَع‬Ž‫۞ ٰيٓاَيُّهَا ال َّرسُوْ ُل بَلِّ ْغ َمٓا اُ ْن ِز َل اِلَ ْيكَ ِم ْن َّربِّكَ ۗ َواِ ْن لَّ ْم تَ ْف َعلْ فَ َما بَلَّ ْغتَ ِر ٰس‬
َ ‫ ُم‬Ž‫ْص‬
َ‫ْالقَوْ َم ْال ٰكفِ ِر ْين‬
Terjemahnya:
Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika engkau
tidak melakukan (apa yang diperintahkan itu), berarti engkau tidak menyampaikan
risalah-Nya. Allah menjaga engkau dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah
tidak memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.10

Di makkah, rasululllah Saw. mengajarkan al-Qur’an tidak sendirian

melainkan dibantu oleh beberapa sahabat yang tentunya sudah menjadi orang

kepercayaan Nabi Saw. para sahabat nabi tersebut mendengarkan rasulullah

menyampaikan atau membacakan ayat al-Qur’an dan tidaklah sampai melewati dua

hari setelah turunnya wahyu para sahabat sudah menghafalkan ayat tersebut untuk

kemudian diajarkan kepada anak dan keluarganya.11

Sebagaimana telah dielaskan di awal bahwa Rasulullah mengajarkan al-

Qur’an di rumah salah seorang sahabat yang bermana al-Arqam bin bin abi al-Arqam

yang terjadi ketika pengikut rasulullah yang memeluk islam sudah mencapai dua

puluh lima orang. Pemilihan tempat tersebut tidaklah tanpa alasan, menurut Ali

9
Abdussalam muqbil al-Majidi. Bagaimana Rasulullah mengajarkan Al-Qur’an kepada
Sahabat?.(Jakarta: PT darul falah, 2008).h.4
10
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahanya, (Semarang, Toha Putra, 2008) h.
11
Abdul Jalil. “Sejarah Pembelajaran Al-Qur’an Di Masa Nabi Muhammad Saw”. INSANIA
Vol. 16 No. 2, (April 2011). h. 4

6
mustafa Yaqub dikutip dari Jurnal yang berjudul “Sejarah Pembelajaran Al-Qur’an

Era nabi Muhammad Saw.” ditulis oleh abdul jalil, ia menjelaskan bahwa pemilihan

tepmat tersebut dikernakan beberapa faktor yaitu, 12

1. Faktor pertama ialah tempat tersebut berada di selatan bukit shafa sehingga

cukup dekat dengan Ka’bah yang dapat memudahkan untuk beribadah di

masjid al-haram.

2. Faktor kedua ialah alasan kemanan. Alasan ini dikarenakan al-Arqam

keislamannya masih dirahasiakan, kaum kafir Quraisy bahkan tidak

mengetahui bahwa orang kaya termasuk goongan elit dan juga merupakan

keturunan bani makhzum telah menjadi pengikut Nabi Muhammad Saw.

sehingga aktifitas pengajaran al-Qur’an ditempat itu tidak akan dicurigai lagi.

Suatu kejadian yang sudah menjadi skenario Allah Swt ketika penagajaran

al-Qur’an di rumah al-Arqam ialah ketika Umar bin Khattab yang kala itu

belum memeluk islam datang mencari adiknya yang bernama Fathimah yang

telah terlebih dahulu memeluk islam bersama suaminya yang bernama Sa’id

bin Za’id. Ketika itu, Umar bin Khattab masuk kerumah al-Arqam dan

berkelahi dengan Fathimah serta suaminya yang menyebabkan mereka berdua

terluka dibagian kepala. Umar kemudian meminta kepada Fathimah untuk

menyerahkan Shahifah yang tadi dibacanya. Namun, sungguh diluar dugaan

12
Abdul Jalil. “Sejarah Pembelajaran Al-Qur’an Di Masa Nabi Muhammad Saw” .h.5

7
Umar bin Khattab justru sangat tersentuh dengan keindahan ayat yang ia

baca13. Firman Allah yang ia baca kala itu ialah Q.S Taha: 20/14

ْ‫اِنَّنِ ْٓي اَنَا هّٰللا ُ ٓاَل اِ ٰلهَ آِاَّل اَن َ۠ا فَا ْعبُ ْدنِ ۙ ْي َواَقِ ِم الص َّٰلوةَ لِ ِذ ْك ِري‬
Terjemahnya:
Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada tuhan selain Aku. Maka, sembahlah
Aku dan tegakkanlah salat untuk mengingat-Ku.14

Berdasarkan peristiwa terebut ada beberapa hal yang dapat disimpulkan yaitu,

para sahabat mempelajari al-Qur’an ada beberapa hal, pertama terdapat beberapa

sahabat mempelajari al-Qur’an dari rumah sendiri. Kedua, ada beberapa sahabat yang

menyimpan kolkesi tulisan al-Qur’an sebagai media dalam mempelajari al-Qur’an

itu.

Kondisi pembelajaran al-Qur’an di makkah ayng awalnya sangat

menegangkan bahkan dilakukan secara sembunyi-sembunyi akhirnya bisa dilakukan

dengan tenang setelah umar bin Khattab memeluk islam. hal tersebut diakrenakan

Umar bin Khattab adalah salah satu orang yang paling ditakuti di jazirah Arab.15

B. Pengajaran Al-Qur’an Periode Madinah

Pengajaran al-Qur’an di madinah diawali sebelum Hijrahnya nabi

Muhammad Saw. melainkan ketika Rasulullah mengutus sahabat untuk melakukan

pengajaran al-Qur’an dan islam di madinah. Sahabat tersebut bernama Masha’ab nin

‘amir dan Ummi Makhtum.16

13
Abdul Jalil. “Sejarah Pembelajaran Al-Qur’an Di Masa Nabi Muhammad Saw”.h.6
14
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahanya, (Semarang, Toha Putra, 2008) h.
15
Abdul Jalil

8
Pada masa awal periode madinah atau hijrahnya Nabi Saw. ke madinah, hal

yang pertama dilakukan beliau adalah membangun masjid. Tujuan utama dari

pembangunan masjid ialah untuk sarana ibadah dan tentu saja tempat mengajarkan al-

Qur’an. Adapun yang menjadi pembelajaran di kota madinah kala itu ialah

memperkuat ajaran Tauhid dari periode sebelumnya dan ketika itu, pembelajaran al-

Qur’an tidak lagi berfokus pada hafalan saja melainkan mulai mempelajari tulis

menulis al-Qur’an meskipun dengan media yang terbatas.17

Periode Madinah (pasca-hijrah) merupakan periode pembentukan masyarakat

Islam, yaitu masyarakat yang menerapkan ajaran-ajaran dan sistem Islam, walaupun

di antara warganya terdapat orang-orang yang bukan Muslim. Meskipun antara

periode Makkah dan Madinah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-

pisahkan, namun suatu hal yang perlu dicatat di sini adalah bahwa periode Madinah

yang masanya lebih pendek dari pada periode Makkah itu memberikan hasil yang

lebih gemilang dibandingkan dengan periode Makkah. Di antara tempat-tempat

pendidikan yang ada di Madinah adalah:18

Pertama. Al-Shuffah adalah tempat yang digunakan untuk melakukan

kegiatan pendidikan. Biasanya tempat ini menyediakan kebutuhan untuk pendatang

baru (muhajirin). Di sini, di bawah bimbingan langsung Nabi, para sahabat diajarkan

membaca dan menghafal al-Qur'an dengan benar, selain juga tentang materi hukum
16
Abdul kadir. “Pembelajaran Membaca Al Qur-An Periode Klasik”. Media Pendidikan
Agama Islam, Vol. 1, No. 1, (September 2014).h.63
17
Mahfud Ifendi. “Pendidikan Islam Rasulullah Saw Periode Madinah: Strategi, Materi Dan
Lembaga Pendidikan”.Jurnal Al-Rabwah Vol. 15, No. 01, (May 2021).h.12
18
Abdul jalil Sejarah Pembelajaran Al-Qur’an Di Masa Nabi Muhammad Saw.h.9-13

9
Islam. Saat itu, kota Madinah sedikitnya sembilan shuffah, salah satunya

bersebelahan dengan Masjid Nabawi. ‘Ubadah bin ash-Shamit diangkat oleh nabi

menjadi sebagai salah satu guru madrasah Shuffah di Madinah. Diriwayatkan juga

bahwa beliau pernah mengajar al-Quran dan baca-tulis kepada golongan dari ahl ash-

shuffah.19

Ada juga sahabt lain yang juga mengajar di ash-shuffah, ia bernama

‘Abdullah bin Sa‘id bin al-‘Ash yang mengajar bidang studi menulis dan membaca.

Selain sahabat tadi, Ubay bin Ka‘b juga ikut mengajar al-Quran di shuffah, bahkan

beberapa tawanan perang Badr juga ikut memberikan pengajaran, mereka disuruh

mengajar peserta didik ash-suffah sebagai tebusannya. Jika dibandingkan antara Dar

al-Arqam di makkah dan pembelajaran di madinah ini, maka pembelajaran di

madinah nampak jauh lebih tersusun rapi dan tenang terlepas dari sambutan baik

penduduk makkah.20

Kedua, Dar al-Qurra’. Secara etimologis, Dar al-Qurra’ ini yang berarti

rumah para pembaca al-Quran. mulanya ia merupakan rumah milik Makhramah bin

Naufal, namun tidak ada penjelasan lebih lanjut tentang Dar al-Qurra’ ini, sehingga

beberapa berspekulasi bahwa tempat tersebut merupakan, rumah tetap para Qari’.21

Ketiga, Kuttab. Dapat diartikan sebagai lokasi dimana di langsungkannya

pembelajaran tulis menulis. Adapun ketika itu, Kuttab lebih didominasi oleh pelajar
19
Radiman dan Fadlil Yani. “Praktek Pendidikan Ahl-Shuffah Pada masa Rasulullah”. Jurnal
Tsamarah al-Fikri, Vol. 10, (2016). h 13
20
Annisa Rasyidah. “Pendidikan pada masa Rasulullah SAW di makkah dan Madinah”.
Jurnal Al-Hikmah. Vol.2, No.1. (2020). H.43-44.
21
Fadlil Yani ainusyamsi. “”Analisis Historis Pendidikan Islam pada masyarakat madinah”.
Jurnal Tajdid. Vol 26. No. 1 (2019). h.53

10
anak-anak atau dikhususkan untuk mereka. Ahmad Syalabi membagi dua macam

kuttab, yaitu ada yang memang dikhususkan untuk pengajaran baca tulis anak-anak,

dan kuttab yang digunakan untuk mempelajari dasar-dasar agama serta pengajaran al-

Qur’an.

Pada dasarnya, Kuttab yang digunakan udalampembelajaran baca tulis sudah

ditemukan sejak adanya islam. seperti dalam sebuah riwayat yang menjelaskan bahwa

orang-orang yahudi mengajarkan anak-anak meraka menulis, bedanya anak-anak di

Madinah pada masa awal hijrahnya nabi juga belajar menulis sedangkan kuttab yang

digunakan untuk mengaji al-Quran muncul kira-kira sesudah masa al-Hajjaj bin

Yusuf ats-Tsaqafi.22

Keempat, Masjid. Pembangunan masjid yang langsung dilakukan oleh nabi di

madinah ketiak tiba, telah menjadikannya sebgaia pusat kegiatan. Selain itu tempat

tersebut sudah menjadi pusat informasi bagi kau muslimin, baik yang menyangkut

sosial, pendidikan maupun ekonomi. Salah satu yang paling penting ialah sebagai

lembaga pendidikan dan pengajarn al-Qur’an, bahkan dalam sebuah riwayat ayat al-

Qur’an yang turun ketika itu, Rasulullah langsung keluar dari masjid dan

menyampaikannya pada sahabat.23

Pada masa perkembangan pengajaran al-Qur’an di madinah, terdapat

sembilan masjid yang sudah difungsikan sebagai madrasah tempta pengajaran al-

Qur’an. Dijelaskan bahwa para sahabt membentuk halaqah tersendiri dalam proses

22
Mohammad Aliy. “Maktab dan Kuttab Pendidikan dasar dalam islam”. h. 3
23
Fathurrahman. “Masjid Sebagai Pusat pendidikan Islam masa klasik”. Jurnal Ilmiah
Kreatif. Vol. XII. No. 1 (1 Januari 2015). H.3-4.

11
pembelajaran al-Qur’an. Pengajar kala itu bukanlah hanya Nabi Saw. saja melainkan

para sahabat yang lebih dahulu mendapat pengajaran nabi juga mengajar sahabat

lainnya. Aadapun, Nabi beberapa kali masuk masjid dan menemukan para sahabat

duduk dalam formasi halaqah, dan dalam beberapa penjelasan disebutkan bahwa

Nabi memotivasi para sahabatnya memperbanyak kegiatan di masjid seperti

bertadarus al-Quran.24

Oleh karena itu, semangat belajar para sahabat serta bertadarus al-Quran di

masjid bahkan suara keramaian terdengar karena antusias sahabat. Namun pada

akhirnya, Nabi Saw. menyuruh para sahabat agak menurunkan atau merendahkan

suaranya agar tidak menggangu sahabt yang lain.

Kelima, rumah para sahabat. Sebagaiman di makkah, ketika di madinah umah

kegiatan belajar dan mengajar al-Qur’an juga dilakukan di rumah sahabat meskipun

tidak secara rutin. Misalnya ketika Rasulullah Saw. kedatangan tamu-tamu dari

daerah sekitaran Madinah, mereka menginap di rumah para sahabat. Pada saat itulah

mereka mempelajari al-Quran dan ajaran Islam langsung dari Rasulullah Saw atau

sahabat pemilik rumah. Salah satunya seperti rumah Ramlah bint al-Harits yang

pernah menjadi tempat istirahat.25

Rasulullah sebagai al-mu‘allim al-awwal, memiliki banyak kesibukan di

Madinah dan ketika nabi sibuk dengan urusan lain maka ia dibantu oleh sahabat yang

24
Ubaidillah. “Pengelolaan Lembaga pendidikan pada masa Rasulullah Saw”. Jurnal Al-
Ittihad. h. 127.
25
Muhammad Muchlis solichin. “Pendidikan Islam klasik (Telaah Sosio-Historis
Perkembangan Pendidikan islam Masa awal sampai masa pertengahan)”. Jurnal Tadris.Vol.3, No. 2
(2008). 197-198.

12
lain melakukan segala aktivitasnya. Selain itu, Rasulullah Saw. juga pernah mengutus

sahabat untuk menjadi guru di luar kota madinah seperti ketika Rasulullah mengutus

sahabat Muadz bin jabal,’abi Ubaidah dan abu Musa ke yaman untuk menjadi guru

al-Qur’an.26

Masa nabi juga telah menunjukkan sudah banyak sahabat yang menjadi

penghafal al-Qur’an. Akan tetapi dalam sebuah kejadian yang dikenal dengan yaitu

peristiwa bi’r ma‘unah. Dalam perjalanan menuju daerah Najed, sekurang-kurangnya

tujuh puluh al-Qurra’ dari kalangan sahabat yang diutus oleh Nabi kepada kabilah

Bani ‘Amir dan yang di sekitarnya terbunuh. Terjadinya peristiwa ini pada bulan

shafar tahun keempat Hijriyah. Ma‘unah adalah sebuah tempat antara Makkah dan

‘Asfan. Peristiwa ini menunjukan betapa besar semangat para sahabat untuk belajar

al-Quran, sehingga sesudah empat tahun saja dari hijrah Nabi ke Madinah, sudah ada

lebih dari tujuh puluh sahabat Anshar yang sudah tercatat nama mereka dalam sejarah

Islam sebagai qurra’. Hal ini tidak menafikan adanya qurra’ lain dari sahabat

Muhajirin maupun Anshar yang tidak termasuk dalam rombongan tujuhpuluh qurra’

ini.27

Pembelajaran al-Qur’an oleh para sahabat mengacu kepada talaqqi dan

pendengaran dari Nabi atau dari sahabat yang menerima dari Nabi. Mereka tidak

mengacu kepada shahifah-shahifah saja, karena hal yang berkaitan dengan tajwid itu

26
Wagiman Manik. “Ilmu dan guru di zaman Nabi Muhammad SAW”. Jurnal Intiqad: Jurnal
Agama dan Pendidikan Islam. Vol12, No. 2 (Desember 2020). h.235
27
Fedrian Hasmand. Kronologi Sejarah Islam dan Dunia. (Jakarta Timur: Pustaka al-
Kautsar,2017). h.8.

13
akan menghilang atau terlewatkan. Sebab, dalam bacaan al-Qur’an beberapa hal yang

penting seperti yaitu tajwid wa al-ada’ atau hal-hal yang berkaitan dengan cara

bacaan perlu disimak secara langsung. Misalkan cara membaca idgham, imalah dan

isymam itu tidak bisa dipelajari dari tulisan saja..28

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan materi di atas, penulis menyimpulkan bahwa:

 Pengajaran al-Qur’an di dua tempat berbeda makkah dan madinah

tidaklah menggunakan metode yang sama.

 Ketika di makkah, pengajaran al-Qur’an dilakukan dengan perlahan

sebab masa awal perkembangan islam masih sangat rawan.

 Berbeda ketika di madinah, pembelajaran al-Qur’an langsung diterima

dengan baik, terbukti diawal periode madinah hal yang pertama

dilakukan Rasulullah adalah membangun masjid.

 Pengajaran al-Qur’an yang dilakukan Rasulullah dibantu oleh para

sahabat menggunakan metode talaqqi untuk mengindari kesalahan

28
Abdul Jalil. “Sejarah Pembelajaran Al-Qur’an Di Masa Nabi Muhammad Saw”.h.13

14
tajwid sedangkan tulisan-tulisan al-Qur’an kala itu hanya dijadikan

sebagai koleksi bukan media utama pembelajaran.

B. Implikasi penelitian dan Saran

Penulisan makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran

utamanya mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan tafsir. Sebagai bahan acuan,

diaharapkan pada penulisan selanjutnya dapat lebih baik lagi dalam

memaparkan berbagai sumber.

15
DAFTAR PUSTAKA

Al-Arnauth, Abdul Qadir. 1998.Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-Quran, At-Tibyaan fii
Aadaabi Hamalatil Quran.Konsis Media.Damsyiq.
Aliy, Mohammad. Maktab dan Kuttab Pendidikan dasar dalam islam.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahanya, (Semarang, Toha Putra, 2008)
Efendi, Mahmud.2020. Masa Pembinaan Pendidikan Islam: Telaah Kritis Pendidikan Rasulullah SAW
Pada Periode Makkah Jurnal Al-Rabwah Vol. XIV No. 1
Fadlil Yani ainusyamsi. 2019.Analisis Historis Pendidikan Islam pada masyarakat madinah. Jurnal
Tajdid. Vol 26. No. 1.
Fathurrahman. 2015.Masjid Sebagai Pusat pendidikan Islam masa klasik. Jurnal Ilmiah Kreatif. Vol.
XII. No. 1.
Hasmand, Fedrian. Kronologi Sejarah Islam dan Dunia. (Jakarta Timur: Pustaka al-Kautsar,2017)
Ichsan, Muhammad.2020.Sejarah Penulisan Dan Pemeliharaan Al-Qur’an Pada Masa Nabi
Muhammad Saw Dan Sahabat Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Cot Kala, Kota Langsa
Provinsi Aceh. Jurnal Substantia, Vol. 14, No. 1
Jalil, Abdul.2011. Sejarah Pembelajaran Al-Qur’an Di Masa Nabi Muhammad Saw Jawa Tengah
INSANIA Vol. 16 No.2
Kadir, Abdul.2014.Pembelajaran Membaca Al Qur-An Periode Klasik. Media Pendidikan Agama
Islam, Vol. 1, No. 1
Manik, wagiman. 2020. Ilmu dan guru di zaman Nabi Muhammad SAW. Jurnal Intiqad: Jurnal Agama
dan Pendidikan Islam. Vol12, No. 2.
Muqbil, Abdussalam al-Majidi.2008.Bagaimana Rasulullah mengajarkan Al-Qur’an kepada
Sahabat?.PT darul falah.jakarta.
Muchlis solichin, Muhammad. Pendidikan Islam klasik (Telaah Sosio-Historis Perkembangan
Pendidikan islam Masa awal sampai masa pertengahan). Jurnal Tadris.Vol.3, No. 2
Ramli, M. Media Pembelajaran Dalam Perspektif Al-Qur’an Dan Al-Hadits. Ittihad Jurnal Kopertais
Wilayah XI Kalimantan Volume 13 No.23
Radiman dan Fadlil Yani.2016. Praktek Pendidikan Ahl-Shuffah Pada masa Rasulullah. Jurnal
Tsamarah al-Fikri, Vol. 10.
Rasyidah, Annisa. 2020. “Pendidikan pada masa Rasulullah SAW di makkah dan Madinah”. Jurnal Al-
Hikmah. Vol.2, No.1
Riyani, Irma..2006. Menelusuri Latar Historis Turunnya Alquran Dan Proses Pembentukan Tatanan
Masyarakat Islam”. UIN Sunan Gunung Djati .Bandung 40614, Indonesia. Al-Bayan: Jurnal
Studi Al-Qur’an dan Tafsir 1,1
Ubaidillah. 2008.Pengelolaan Lembaga pendidikan pada masa Rasulullah Saw. Jurnal Al-Ittihad.

Anda mungkin juga menyukai