Anda di halaman 1dari 24

POLA BISNIS YANG BAIK DALAM AL-QUR’AN

(Studi Tafsir Tematik)

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Tafsir Tematik
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Program Magister
Pascasarjana UIN Alauiddin Makassar

Oleh:

HASANUDDIN
NIM: 80600222003

Dosen Pengampu:

Dr. Hj. Aisyah Arsyad, M.A.


Dr. H. Muhammad Sadiq, M.Ag.

PASCASARJANA
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an sebagai kitab pedoman bagi umat manusia, dimana Al-Qur’an


berfungsi sebagai petunjuk khususnya bagi orang beriman. Juga sebagai sarana
berpikir bagi para cendikiawan dalam meneropong beberapa aspek pengetahuan,
jika dilihat dari perkembangan zaman mulai dari abad pertama hingga abad
modern sudah sangat banyak fenomena yang muncul sehingga perkembangan
ilmu pengetahuan juga memunculkan berbagai corak pandang yang lebih fresh.
Sehigga tidak heran jika pada abad ini para cendikiawan bebas dalam
mengekspresikan hasil pemikiran mereka. Namun, ada beberapa hal yang juga
harus di tekankan dalam proses berpikir, tidak hanya bebas dalam berpandangan
tapi juga harus di sesuaikan dengan aturan atau norma agama yang ada. Agar
tidak memunculkan suatu problematika bahkan sentimen baik dari sisi individu
maupun sosial kemasyarakatan.

Al-Qur’an memiliki keistimewaan membimbing manusia dalam menjawab


problem-problem kemusiaan dari berbagai sudut pandang kehidupan, baik
kebutuhan rohani, jasmani, sosial, ekonomi, sosial, maupun politik, dengan
memberikan solusi atau jawaban yang bijaksana, karena Al-Qur’an mengadung
dasar-dasar keumuman yang dapat dijadikan sebagai landasan yang memiliki
kesesuaian dengan perkembangan zaman dan tempat.

Betapa banyaknya objek kajian dimasa kini, sehingga dalam menilih satu
objek untuk di kaji terkadang masih linglung dalam menentukannya. Namun, kali
ini dilihat dari perkembangan dunia modern sekarang titik konsentrasi seseorang
akan lebih menonjol jika faktor ekonomi lebih memumpuni. Terlepas dari itu jika
memang kita mundur hingga di zaman Nabi Muhammad saw, solusi agar ekonomi
memiliki peningkatan yaitu dengan jalan berdagang. bahkan setelah
peninggalannya para khalifah setelahnya ada yang memfokuskan konsentrasinya
di bidang ekonomi dengan jalan berbisnis.

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari ilustrasi latar belakang yang telah di terangkan di atas,


maka penulis dapat menentukan sub masalah yang akan di kembangkan. Sebagai
berikut:

1. Bagaimana pola bisnis yang baik dalam Al-Qur’an.?

2. Bagaimana kajian tematik ayat-ayat bisnis dalam Al-Qur’an.?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pola bisnis yang baik dalam Al-Qur’an

2. Untuk mengetahui kajian tematik ayat-ayat bisnis dalam Al-Qur’an


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pola Bisnis Yang Baik Dalam Al-Qur’an


Pebisnis dalam Al-Quran atau yang lebih lumrah dikenal pengusaha,
mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Allah SWT, karena dalam Al-
Quran bekerja dikaitkan dengan iman. Artinya menunjukkan hubungan antara
iman dan perbuatan sebagai akar pohon dan buahnya. Maka ketika tiba waktunya
untuk beribadah maka mereka mengerjakan ibadahnya terlebih dahulu, seperti
halnya pada hari Jumat, ketika tiba waktu shalat Jumat, terlebih dahulu khusus
bagi laki-laki, , mereka menunaikan shalat Jumat, kemudian setelah itu barulah
mereka datang kembali melakukan aktifitas pekerjaan.
Sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Jumu'ah ayat 9 dan 10. Sebagai
berikut;

‫ﺳَﻌۡﻮا ِاٰﻟﻰ ِذۡﻛِﺮ اﻟّٰﻠِﻪ َوَذُروا‬


ۡ ‫ﻦ َّﻳۡﻮِم اۡﻟُﺠُﻤَﻌِﺔ َﻓﺎ‬
ۡ ‫ﺼٰﻠﻮِة ِﻣ‬
َّ ‫ى ِﻟﻠ‬
َ ‫ﻦ ٰاَﻣُﻨۤۡﻮا ِاَذا ُﻧۡﻮِد‬
َ ‫ﮫﺎ اَّﻟِﺬۡﻳ‬
َ ‫ٰۤﻳَﺎُّﻳ‬
٩ ‫اۡﻟَﺒۡﻴَﻊ ؕ ٰذ ِﻟُﻜۡﻢ َﺧۡﻴٌﺮ َّلـُﻛۡﻢ ِاۡن ُﻛۡﻨُﺘۡﻢ َﺗۡﻌَﻠُﻤۡﻮَن‬
Terjemahnya:
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk
melaksanakan salat pada hari Jumat, maka segeralah kamu mengingat
Allah dan tinggalkanlah
1
jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika
kamu mengetahui.

‫ﻞ اﻟّٰﻠِﻪ َواۡذُﻛُﺮوا اﻟّٰﻠَﻪ‬


ِ ‫ﻀ‬
ۡ ‫ﻦ َﻓ‬
ۡ ‫ض َواۡﺑَﺘُﻐۡﻮا ِﻣ‬
ِ ‫ﺸُﺮۡوا ِﻓﻰ اۡﻟَﺎۡر‬
ِ ‫ﺼٰﻠﻮُة َﻓﺎْﻧَﺘ‬
َّ ‫ﺖ اﻟ‬
ِ ‫ﻀَﻴ‬
ِ ‫َﻓِﺎَذا ُﻗ‬
١٠ ‫َﻛِﺜۡﻴًﺮا َّﻟَﻌَّﻠُﻜۡﻢ ُﺗۡﻔِﻠُﺤۡﻮَن‬

Terjemahnya:
Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi;
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu
1
Al-Qur’an Terjemahan Kementrian RI
beruntung.2
Jika di lihat dari kedua ayat di atas maka dapat di pahami bahwa,
manusia diberikan keleluasaan dalam berkehidupan guna untuk memenuhi
kebutuhan hidup. tidak hanya itu manusia juga diberikan segala macam wujud
fasilitas yang akan mereka mobilitaskan dalam kehidupan sehari-hari. Namun,
terlepas dari itu semua Allah SWT juga mengingatkan jika dalam proses bekerja
jangan lalai dalam melakukan ibadah. Karena kewajiban yang lebih pokok dalam
memenuhi kebutuhan jasmani juga ada kebutuhan rohani yang tidak kalah penting.
Betapa banyaknya fenomena yang terjadi sekarang kebanyakan meraka yang
hanya sibuk dalam bekerja namun lalai dalam beribadah. Maka dari itu perlu ada
pembenahan spiritual khususnya dalam etos bekerja.
Berkaitan dalam hal bekerja, di fase modern sekarang yang hampir
menyelimuti peradaban adalah mereka mereka yang berkecimpung dalam bidang
pengusaha atau bisnis, sehingga tak heran kebanyakan di dunia kampus dibanjiri
mahasiswa yang memiliki minat dalam bidang ekonomi atau bisnis.
Namun, dalam hal ini keberadaan corak ilmu tafsir akan mencoba
menjabarkan bagaimana pola berbisnis dengan baik yang sesuai dalam Al-Qur’an.
1. Kejujuran
Kejujuran berasal dari kata “jujur”. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI). Kata jujur berarti tidak bohong, tidak curang atau khianat,
sedangkan kejujuran bermakna sifat atau keadaan jujur, ketulusan dan kelurusan
hati.3 Ada ungkapan lain yang sepadan dengan kata kejujuran yakni kebenaran,
integritas, kelurusan hati, kepolosan, keterbukaan, ketulusan, kredibilitas, moral,
validitas.4

2
Al-Qur’an Terjemahan Kementrian RI
3
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, Cet. III 2005), h. 479.
4
Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia (Bandung: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional & Mizan, 2009), h. 261.
Sedangkan jujur dalam bahasa Arab berasal dari kata shadaqa, yasḥduqu,
shidiq, shidqan yang berarti benar.5 Ada dua kata yang sering dikaitkan dengan
kata shidiq yaitu al-Shādiq dan al-Shiddīq. Al-Shādiq artinya orang yang jujur,
orang kepercayaan atau teman dekat, sedangkan al-Shiddīq berarti orang yang
benar-benar jujur, juga berarti orang yang selalu percaya. Lawan kata al-Shādiq
adalah al-Kāzib artinya dusta, yaitu mengatakan sesuatu yang bertentangan
dengan kenyataan.6
Kejujuran dan kebenaran menjadi pembeda antara mukmin dan orang
munafik. Memiliki sifat jujur merupakan salah satu kriteria orang bertakwa,
sebagaimana diwahyukan Allah dalam QS. Al-Baqarah/2:177 sebagai berikut:

‫باﻟّٰﻠِﻪ َواْﻟَﻴْﻮِم‬
ِ ‫ﻦ‬
َ ‫ﻦ ٰاَﻣ‬
ْ ‫ﻦ اْﻟِﺒَّﺮ َﻣ‬
َّ ‫ب َوٰﻟِﻜ‬
ِ ‫ق َواْﻟَﻤْﻐِﺮ‬
ِ ‫ﺸِﺮ‬
ْ ‫ﻞ اْﻟَﻤ‬
َ ‫ھُﻜْﻢ ِﻗَﺒ‬
َ ‫ﺲ اْﻟِﺒَّﺮَاْن ُﺗَﻮُّﻟْﻮا ُوُﺟْﻮ‬
َ ‫َﻟْﻴ‬
‫ۚ َوٰاَﺗﻰ اْﻟَﻤاَل َﻋٰﻠﻰ ُﺣِّﺒٖﻪ َذِوى اْﻟُﻘْﺮٰﺑﻰ َواْﻟَﻴٰﺘٰﻤﻰ‬ َ ‫ﺐ َواﻟَّﻨِﺒّٖﻴ‬
‫ﻦ‬ ِ ‫اْﻟٰﺎِﺧِﺮ َواْﻟَﻤٰۤﻠِٕﯩَﻜِﺔ َواْﻟِﻜٰﺘ‬
‫ﺼٰﻠﻮَة َوٰاَﺗﻰ اﻟَّﺰٰﻛﻮَة‬
َّ ‫ب َوَاَﻗﺎَم اﻟ‬
ِۚ ‫ﻰ اﻟِّﺮَﻗﺎ‬
ِ ‫ﻦ َوﻓ‬
َ ‫ﺴۤﺎِٕﯨِﻠْﻴ‬
َّ ‫ﻞ َواﻟ‬
ِۙ ‫ﺴِﺒْﻴ‬
َّ ‫ﻦ اﻟ‬
َ ‫ﻦ َواْﺑ‬
َ ‫ﺴِﻜْﻴ‬
ٰ ‫ۚ َواْﻟَﻤ‬
َ ‫س ُاوٰۤﻟِٕﯩ‬
‫ﻚ‬ ِۗ ‫ﻦ اْﻟَﺒْﺄ‬
َ ‫ﻀَّﺮۤاِﺀ َوِﺣْﻴ‬
َّ ‫ﺳۤﺎِﺀ َواﻟ‬
َ ‫ﻦ ِﻓﻰ اْﻟَﺒْﺄ‬
َ ‫ﺼِﺒِﺮْﻳ‬
ّٰ ‫ۚ َواﻟ‬ ‫ھُﺪْوا‬
َ ‫ھْﻢ ِاَذا َﻋﺎ‬
ِ ‫ﮫِﺪ‬
ْ ‫َواْﻟُﻤْﻮُﻓْﻮَن ِﺑَﻌ‬
‫ھُﻢ اْﻟُﻤَّﺘُﻘْﻮَن‬
ُ ‫ﻚ‬
َ ‫َۗوُاوٰۤﻟِٕﯩ‬ ‫ﺻَﺪُﻗْﻮا‬
َ ‫ﻦ‬
َ ‫اَّﻟِﺬْﻳ‬
Terjemahnya:
Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke
barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada
Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan
memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-
orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-
minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan salat
dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji,
dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa
peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah

5
Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia
(Yogyakarta:Cet. VIII. Multi Karya Grafika Pondok Pesantren Krapyak, t.th), h. 1172-1173.
6
Majma’ Lughah Al-Arabiyah, Al-Mu’jam al-Wajiz, (Kairo: Maktabah al-Syuruq al-
Dauliyah, 2004), h. 511.
orang-orang yang bertakwa.

Ayat di atas menerangkan bahwa orang yang bertakwa adalah orang


yang jujur dan jujur, jujur dalam arti benar dalam sikap, perkataan dan
perbuatannya. Ia selalu beramal shaleh yaitu beriman kepada Tuhan, hari kiamat,
Malaikat, Kitab Suci, nabi, bersedekah, mengasuh anak yatim, fakir miskin,
musafir, dan budak yang merdeka, menunaikan shalat, membayar zakat,
menepati janji, bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan peperangan.7
2. Tidak lalai
Lalai dalam Al-Qur’an terdapat tiga kata yang Allah gunakan yaitu, ‫ﻏﺎﻓﻠﻮن‬,
‫ ﺗﻠﮫﻴﮫﻢ‬, ‫ ﺳﺎھﻮن‬pada tiga kata ini, kata ‫ ﻏﺎﻓﻠﻮن‬dengan segala derivasinya terulang
sebanyak 27 dalam Al-Qur’an.8
Perniagaan yang baik adalah ketika melakukan akitifitas jual beli dan
perniagaan mereka tidak lupa selalu berzikir dengan hati kepada Allah. Dalam
firman Alla SWT QS. Al-nur ayat 37 sebagai berikut:

‫ﺼَﻠٰﻮِة َوِإﻳَﺘٓﺎِﺀ ٱﻟَّﺰَﻛٰﻮِة‬


َّ ‫ﮫْﻢ ِﺗَٰﺠَﺮٌة َوَﻟﺎ َﺑْﻴٌﻊ َﻋﻦ ِذْﻛِﺮ ٱﻟَّﻠِﻪ َوِإَﻗﺎِم ٱﻟ‬
ِ ‫ﮫﻴ‬
ِ ‫ِرَﺟاٌل َّﻟﺎ ُﺗْﻠ‬
‫ﺼُﺮ‬
َٰ ‫ب َوٱْﻟَﺄْﺑ‬
ُ ‫ﺐ ِﻓﻴِﻪ ٱْﻟُﻘُﻠﻮ‬
ُ ‫ۙ َﻳَﺨﺎُﻓﻮَن َﻳْﻮًﻣﺎ َﺗَﺘَﻘَّﻠ‬
Terjemahnya:
Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual
beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari)
membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu)
hati dan penglihatan menjadi goncang.9

Berzikir dalam hal ini selalu mengingat dan mengucap kalimat-kalimat


tayyibah, seperti, tasbih, tahmid, dan takbir tanpa dibatasi oleh waktu dan
diucapkan secara berkesinambungan.

7
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, h. 390
8
Mu’jam mufahrash lil alfasil Qur’an, h. 660-661
9
Al-Qur’an Terjemahan Kementrian RI
3. Mengeluarkan Zakat
Berbagai turunan derivasi kata zakat dalam Al-Qur’an terletak di
beberapa surah, yang pada hakikatnya adalah makna zakat yaitu pembersihan
harta dan upaya manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah. Firman Allah SWT
yang menjelaskan sehubungan dengan zakat QS. At-Taubah/ 9:103. Sebagai
berikut:

َ ‫ﺻَﻠٰﻮَﺗ‬
‫ﻚ‬ َ ‫ۖ ِإَّن‬ ‫ﮫْﻢ‬
ِ ‫ﻞ َﻋَﻠْﻴ‬
ِّ ‫ﺻ‬
َ ‫ﮫﺎ َو‬
َ ‫ﮫﻢ ِﺑ‬
ِ ‫ھْﻢ َوُﺗَﺰِّﻛﻴ‬
ُ ‫ﮫُﺮ‬
ِّ ‫ﻄ‬
َ ‫ﺻَﺪَﻗًﺔ ُﺗ‬
َ ‫ﮫْﻢ‬
ِ ‫ﻦ َأْﻣَٰﻮِﻟ‬
ْ ‫ُﺧْﺬ ِﻣ‬
‫ﺳِﻤﻴٌﻊ َﻋِﻠﻴٌﻢ‬
َ ‫ۗ َوٱﻟَّﻠُﻪ‬ ‫ﮫْﻢ‬
ُ ‫ﻦ َّﻟ‬
ٌ ‫ﺳَﻜ‬
َ
Terjemahnya:
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.
Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.10

Tiga pola berniaga/bisnis yang digambarkan di atas adalah konsep yang


ditawarkan oleh Allah SWT, yang jika dikerjakan maka akan memberikan manfaat dan
keuntungan duniawi terlebih lagi dengan kehidupan akhirat.

B. Kajian Tematik Ayat

Sehubungan dengan tema yang telah dikaji di atas, maka ayat-ayat


yang dituangkan ke dalam pengkajian ini adalah ayat-ayat yang berkaitan
dengan bisnis/perniagaan. Ketika kita membuka Kitab Mu’jam Mufaḥras Lil Al-
fasil Qur’an. Maka term bisnis/tijarah di sebut sebanyak 9 kali dalam Al-Qur’an.11
Di antaranya sebagai berikut:

1. QS. Al-Baqarah ayat 282

‫ﺴًّﻤﻰ َﻓﺎۡﻛُﺘُﺒۡﻮُه ؕ َوۡﻟَﻴۡﻜُﺘﺐ َّﺑۡﻴَﻨُﻜۡﻢ‬


َ ‫ﻞ ُّﻣ‬
ٍ ‫ﻦ ِآٰﻟﻰ َاَﺟ‬
ٍ ‫ﻦ ٰاَﻣُﻨۤۡﻮا ِاَذا َﺗَﺪاَﻳۡﻨُﺘۡﻢ ِﺑَﺪۡﻳ‬
َ ‫ﮫﺎ اَّﻟِﺬۡﻳ‬
َ ‫يـَاُّﻳ‬
ٰۤ
10
Al-Qur’an Terjemahan Kementerian RI
11
Mu’jam Mufaḥras Lil Al-fasil Qur’an, h. 209.
‫ﺐ ِﺑاۡﻟَﻌۡﺪِل‬
ٌۢ ‫ى َﻛﺎِﺗ‬
ۡ ‫ﻞ اَّﻟِﺬ‬
ِ ‫ۚ َوۡﻟُﻴۡﻤِﻠ‬ ۡ ‫ﺐ َﻛَﻤﺎ َﻋَّﻠَﻤُﻪ اﻟّٰﻠُﻪ َﻓۡﻠَﻴۡﻜُﺘ‬
‫ﺐ‬ َ ‫ﺐ َاۡن َّﻳۡﻜُﺘ‬
ٌ ‫ب َﻛﺎِﺗ‬
َ ‫َوَﻟﺎ َﻳۡﺎ‬
‫ى َﻋَﻠۡﻴِﻪ اۡﻟَﺢـ‬
ۡ ‫ﻲــًٔـا ؕ َﻓِﺎۡن َﻛﺎَن اَّﻟِﺬ‬
ۡ ‫ﺷ‬
َ ‫ﺲ ِﻣۡﻨُﻪ‬
ۡ ‫ﻖ اﻟّٰﻠَﻪ َرَّﺑٗﻪ َوَﻟﺎ َﻳۡﺒَﺨ‬
ِ ‫ق َوۡﻟَﻴَّﺘ‬
ُّ ‫َﻋَﻠۡﻴِﻪ اۡﻟَﺢـ‬
‫ﮫُﺪۡوا‬
ِ ‫ﺸ‬
ۡ ‫ﺳَﺘ‬
ۡ ‫ﻞ َوِﻟُّﻴٗﻪ ِﺑاۡﻟَﻌۡﺪِلؕ َوا‬
ۡ ‫ھَﻮ َﻓۡﻠُﻴۡﻤِﻠ‬
ُ ‫ﻞ‬
َّ ‫ﻄۡﻴُﻊ َاۡن ُّﻳِﻤ‬
ِ ‫ﺴَﺘ‬
ۡ ‫ﺿِﻌۡﻴًﻔﺎ َاۡو َﻟﺎ َﻳ‬
َ ‫ﮫﺎ َاۡو‬
ً ‫ﺳِﻔۡﻴ‬
َ ‫ق‬
ُّ
َ ‫ﺿۡﻮَن ِﻣ‬
‫ﻦ‬ َ ‫ﻦ َﺗۡﺮ‬
ۡ ‫ﻦ ِﻣَّﻤ‬
ِ ‫ﻞ َّواۡﻣَﺮَاٰﺗ‬
ٌ ‫ﻦ َﻓَﺮُﺟ‬
ِ ‫ۚ َﻓِﺎۡن َّﻟۡﻢ َﻳُﻜۡﻮَﻧﺎ َرُﺟَﻠۡﻴ‬ ‫ﻦ ِّرَﺟاِﻟُﻜۡﻢ‬
ۡ ‫ﻦ ِﻣ‬
ِ ‫ﮫۡﻴَﺪۡﻳ‬
ِ ‫ﺷ‬
َ
‫ﮫَﺪٓاُﺀ ِاَذا َﻣﺎ‬
َ ‫ﺸ‬
ُّ ‫ب اﻟ‬
َ ‫ھَﻤﺎ اۡﻟُﺎۡﺧٰﺮىؕ َو َﻟﺎ َﻳۡﺎ‬
ُ ‫ھَﻤﺎ َﻓُﺘَﺬِّﻛَﺮ ِاۡﺣٰﺪٮ‬
ُ ‫ﻞ ِاۡﺣٰﺪٮ‬
َّ ‫ﻀ‬
ِ ‫ﮫَﺪٓاِﺀ َاۡن َﺗ‬
َ ‫ﺸ‬
ُّ ‫اﻟ‬
‫ﻂ ِﻋۡﻨَﺪ اﻟّٰﻠِﻪ‬
ُ ‫ﺴ‬
َ ‫ﺻِﻐۡﻴًﺮا َاۡو َﻛِﺒۡﻴًﺮا ِآٰﻟﻰ َاَﺟِﻠٖﻪؕ ٰذ ِﻟُﻜۡﻢ َاۡﻗ‬
َ ‫ﺲــَٔـُﻣۤۡﻮا َاۡن َﺗۡﻜُﺘُﺒۡﻮُه‬
ۡ ‫ُدُﻋۡﻮا ؕ َوَﻟﺎ َﺗ‬
‫ﮫﺎ َﺑۡﻴَﻨُﻜۡﻢ‬ ِ ‫ﮫﺎَدِة َوَاۡدٰۤﻧﻰ َاَّﻟﺎ َﺗۡﺮَﺗﺎُﺑٓۡﻮا ِاَّﻟۤﺎ َاۡن َﺗُﻜۡﻮَن ﺗِﺠَﺎرَةً َﺣﺎ‬
َ ‫ﺿَﺮًة ُﺗِﺪۡﻳُﺮۡوَﻧ‬ َ ‫ﺸ‬
َّ ‫َوَاۡﻗَﻮُم ِﻟﻠ‬
‫ﮫُﺪۤۡوا ِاَذا َﺗَﺒﺎَﻳۡﻌُﺘۡﻢ‬
ِ ‫ﺷ‬
ۡ ‫ھﺎ ؕ َوَا‬
َ ‫ﺲ َﻋَﻠۡﻴُﻜۡﻢ ُﺟَﻨﺎٌح َاَّﻟﺎ َﺗۡﻜُﺘُﺒۡﻮ‬
َ ‫ﺐ َّوَﻟﺎ َﻓَﻠۡﻴ‬
ٌ ‫ﻀٓﺎَّر َﻛﺎِﺗ‬
َ ‫َوَﻟﺎ ُﻳ‬
‫ﮫۡﻴٌﺪ‬
ِ ‫ﺷ‬
َ ‫ۢ ِﺑُﻜۡﻢ ؕ َو اَّﺗُﻘﻮا اﻟّٰﻠَﻪ ؕ َوُﻳَﻌِّﻠُﻤُﻜُﻢ اﻟّٰﻠُﻪ ؕ َواﻟّٰﻠُﻪ‬ ٌ ‫ﺴۡﻮ‬
‫ق‬ ُ ‫ؕ َوِاۡن َﺗۡﻔَﻌُﻠۡﻮا َﻓِﺎَّﻧٗﻪ ُﻓ‬
٢٨٢ ‫ﻰٍﺀ َﻋِﻠۡﻴٌﻢ‬
ۡ ‫ﺷ‬
َ ‫ﻞ‬
ِّ ‫ِﺑُﻜ‬
Terjemahnya:
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang
piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar. Janganlah penulis menolak untuk
menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadanya,
maka hendaklah dia menuliskan. Dan hendaklah orang yang
berutang itu mendiktekan, dan hendaklah dia bertakwa kepada
Allah, Tuhannya, dan janganlah dia mengurangi sedikitpun
daripadanya. Jika yang berutang itu orang yang kurang akalnya
atau lemah (keadaannya), atau tidak mampu mendiktekan sendiri,
maka hendaklah walinya mendiktekannya dengan benar. Dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi laki-laki diantara kamu. Jika
tidak ada (saksi) dua orang laki-laki, maka (boleh) seorang laki-laki
dan dua orang perempuan diantara orang-orang yang kamu sukai
dari para saksi (yang ada), agar jika yang seorang lupa maka yang
lain mengingatkannya. Dan janganlah saksi-saksi itu menolak
apabila dipanggil. Dan janganlah kamu bosan menuliskannya, untuk
batas waktunya baik (utang itu) kecil maupun besar. Yang demikian
itu, lebih adil di sisi Allah, lebih dapat menguatkan kesaksian, dan
lebih mendekatkan kamu kepada ketidakraguan, kecuali jika hal itu
merupakan perdagangan tunai yang kamu jalankan diantara kamu,
maka tidak ada dosa bagi kamu jika kamu tidak menuliskannya. Dan
ambillah saksi apabila kamu berjual beli, dan janganlah menulis
dipersulit dan begitu juga saksi. Jika kamu lakukan (yang demikian),
maka sungguh, hal itu suatu kefasikan pada kamu. Dan bertakwalah
kepada Allah, Allah memberikan pengajaran kepadamu, dan Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu.
2. QS. An-Nisā ayat 29

ۡ ‫ﻞ ِاَّﻟۤﺎ َاۡن َﺗُﻜۡﻮَن ﺗِﺠَﺎرَةً َﻋ‬


‫ﻦ‬ ِ ‫ﻃ‬
ِ ‫ﻦ ٰاَﻣُﻨۡﻮا َﻟﺎ َﺗۡﺎُﻛُﻠۤۡﻮا َاۡﻣَﻮاَلـُﻛۡﻢ َﺑۡﻴَﻨُﻜۡﻢ ِﺑاۡﻟَﺒﺎ‬
َ ‫ﮫﺎ اَّﻟِﺬۡﻳ‬
َ ‫يـَاُّﻳ‬
ٰۤ
‫ض ِّﻣۡﻨُﻜۡﻢ‬
ٍ ‫ َﺗَﺮا‬٢٩ ‫ﺴُﻜۡﻢؕ ِاَّن اﻟّٰﻠَﻪ َﻛﺎَن ِﺑُﻜۡﻢ َرِﺣۡﻴًﻤﺎ‬ َ ‫َوَﻟﺎ َﺗۡﻘُﺘُﻠۤۡﻮا َاۡنـُﻓ‬

Terjemahnya:
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali
dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di
antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh,
Allah Maha Penyayang kepadamu.

3. QS. At-Taubah ayat 24

‫ھﺎ‬
َ ‫ۨ اۡﻗَﺘَﺮۡﻓُﺘُﻤۡﻮ‬ ‫ﺸۡﻴَﺮُﺗُﻜۡﻢ َو َاۡﻣَﻮاُل‬
ِ ‫ﻞ ِاۡن َﻛﺎَن ٰاَﺑٓﺎُؤُﻛۡﻢ َوَاۡﺑَﻨٓﺎُؤُﻛۡﻢ َوِاۡﺧَﻮاُﻧُﻜۡﻢ َوَاۡزَواُﺟُﻜۡﻢ َوَﻋ‬
ۡ ‫ُﻗ‬
‫ﮫﺎٍد‬
َ ‫ﺳۡﻮِﻟٖﻪ َو ِﺟ‬
ُ ‫ﻦ اﻟّٰﻠِﻪ َوَر‬
َ ‫ﺐ ِاَﻟۡﻴُﻜۡﻢ ِّﻣ‬
َّ ‫ﮫۤﺎ َاَﺣ‬
َ ‫ﺿۡﻮَﻧ‬
َ ‫ﻦ َﺗۡﺮ‬
ُ ‫ﺴِﻜ‬
ٰ ‫ھﺎ َو َﻣ‬
َ ‫ﺴﺎَد‬ َ ‫وَﺗِﺠَﺎرَةٌ َﺗۡﺨ‬
َ ‫ﺸۡﻮَن َﻛ‬
َ ‫ﺴِﻘۡﻴ‬
‫ﻦ‬ ِ ‫ﮫِﺪى اۡﻟَﻘۡﻮَم اۡﻟٰﻔ‬
ۡ ‫ﻰ اﻟّٰﻠُﻪ ِﺑَﺎۡﻣِﺮٖه ؕ َواﻟّٰﻠُﻪ َﻟﺎ َﻳ‬
َ ‫ﺼۡﻮا َﺣّٰﺘﻰ َﻳۡﺎِﺗ‬
ُ ‫ﺳِﺒۡﻴِﻠٖﻪ َﻓَﺘَﺮ َّﺑ‬
َ ‫ﻰ‬
ۡ ‫ِﻓ‬
Terjemahnya:
Katakanlah, "Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-
saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu
usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan
rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai
dari pada Allah dan rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka
tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya." Dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
4. QS. An-Nūr ayat 37

‫ﺼٰﻠﻮِة َو ِاۡﻳَﺘٓﺎِﺀ اﻟَّﺰٰﻛﻮِة‬ ۡ ‫ﮫﻢ ﺗِﺠَﺎرَةٌ َّوَﻟﺎ َﺑۡﻴٌﻊ َﻋ‬


َّ ‫ﻦ ِذۡﻛِﺮ اﻟّٰﻠِﻪ َوِاَﻗﺎِم اﻟ‬ ِ ‫ﮫۡﻴ‬
ِ ‫ۙ َّﻟﺎ ُﺗۡﻠ‬ ‫ۙ ِرَﺟاٌل‬
٣٧ ‫ﺼﺎُۙر‬
َ ‫ب َواۡﻟَﺎۡﺑ‬
ُ ‫ﺐ ِﻓۡﻴِﻪ اۡﻟُﻘُﻠۡﻮ‬
ُ ‫َﻳَﺨﺎُﻓۡﻮَن َﻳۡﻮًﻣﺎ َﺗَﺘَﻘَّﻠ‬
Terjemahnya:
orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli dari
mengingat Allah, melaksanakan salat, dan menunaikan zakat.
Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi
guncang (hari Kiamat),

5. QS. Fātir ayat 29

‫ﺳًّﺮا َّوَﻋَﻠﺎِﻧَﻴًﺔ َّﻳۡﺮُﺟۡﻮَن‬


ِ ‫ﮫۡﻢ‬
ُ ‫ﺼٰﻠﻮَة َوَاۡﻧَﻔُﻘۡﻮا ِﻣَّﻤﺎ َرَزۡﻗٰﻨ‬
َّ ‫ﺐ اﻟّٰﻠِﻪ َوَاَﻗﺎُﻣﻮا اﻟ‬
َ ‫ﻦ َﻳۡﺘُﻠۡﻮَن ِﻛٰﺘ‬
َ ‫ِاَّن اَّﻟِﺬۡﻳ‬
٢٩ ۡ ‫ﺗِﺠَﺎرَةً َّﻟ‬
‫ﻦ َﺗُﺒۡﻮَۙر‬

Terjemahnya:
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah
(Alquran) dan melak¬sana¬kan salat dan menginfakkan sebagian
rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan
terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang
tidak akan rugi.

6. QS. As-Shaf ayat 10

١٠ ‫ب َاِﻟۡﻴٍﻢ‬ ۡ ‫ﻞ َاُدُّﻟُﻜۡﻢ َﻋٰﻠﻰ ﺗِﺠَﺎرَةٍ ُﺗۡﻨِﺠۡﻴُﻜۡﻢ ِّﻣ‬


ٍ ‫ﻦ َﻋَﺬا‬ ۡ ‫ھ‬
َ ‫ﻦ ٰاَﻣُﻨۡﻮا‬
َ ‫ﮫﺎ اَّﻟِﺬۡﻳ‬
َ ‫ٰۤﻳَﺎُّﻳ‬

Terjemahnya:
Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan
suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab
yang pedih.

7. QS. Al-Jumu’ah ayat 11

َ ‫ﻞ َﻣﺎ ِﻋۡﻨَﺪ اﻟّٰﻠِﻪ َﺧۡﻴٌﺮ ِّﻣ‬


‫ﻦ‬ ۡ ‫ٮًﻣﺎ ؕ ُﻗ‬
ِٕ ‫ﮫﺎ َوَﺗَﺮُﻛۡﻮَك َﻗٓﺎ‬
َ ‫ﻀۤۡﻮا ِاَﻟۡﻴ‬ ۡ ‫َوِاَذا َرَاۡوا ﺗِﺠَﺎرَةً َاۡو َﻟ‬
ُّ ‫ﮫَﻮ۟ا ۨاْﻧَﻔ‬
‫ﻦ اﻟِّﺘَﺠﺎَرِة ؕ َواﻟّٰﻠُﻪ‬
َ ‫ﮫِﻮ َوِﻣ‬
ۡ ‫اﻟَّﻠ‬.‫ﻦ‬
َ ‫َﺧۡﻴُﺮ اﻟّٰﺮِزِﻗۡﻴ‬
Terjemahnya:
Dan apabila mereka melihat perdagangan atau permainan, mereka
segera menuju kepadanya dan mereka tinggalkan engkau
(Muhammad) sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah, "Apa yang
ada di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perdagangan,"
dan Allah Pemberi rezeki yang terbaik.
8. QS. Al-Jumu’ah ayat 11

َ ‫ﻞ َﻣﺎ ِﻋۡﻨَﺪ اﻟّٰﻠِﻪ َﺧۡﻴٌﺮ ِّﻣ‬


‫ﻦ‬ ۡ ‫ٮًﻣﺎ ؕ ُﻗ‬
ِٕ ‫ﮫﺎ َوَﺗَﺮُﻛۡﻮَك َﻗٓﺎ‬
َ ‫ﻀۤۡﻮا ِاَﻟۡﻴ‬
ُّ ‫ﮫَﻮ۟ا ۨاْﻧَﻔ‬
ۡ ‫َوِاَذا َرَاۡوا ِﺗَﺠﺎَرًة َاۡو َﻟ‬
َ ‫ﻦ اﻟﺘِّﺠَﺎرَةِ ؕ َواﻟّٰﻠُﻪ َﺧۡﻴُﺮ اﻟّٰﺮِزِﻗۡﻴ‬
‫ﻦ‬ َ ‫ﮫِﻮ َوِﻣ‬
ۡ ‫اﻟَّﻠ‬
Terjemahnya:
Dan apabila mereka melihat perdagangan atau permainan, mereka
segera menuju kepadanya dan mereka tinggalkan engkau
(Muhammad) sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah, "Apa yang
ada di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perdagangan,"
dan Allah Pemberi rezeki yang terbaik.

9. QS. Al-Baqarah ayat 16

١٦‫ﮫٰﺪ‬
ُ ‫ﻀٰﻠَﻠَﺔ ِﺑاۡﻟ‬
َّ ‫ﺷَﺘَﺮُوا اﻟ‬
ۡ ‫ﻦا‬ ِٕ ‫ﺖ ﺗِّﺠَﺎرَﺗُﮫُﻢۡ َوَﻣﺎ َﻛﺎُﻧۡﻮا ُاوٰٓل‬
َ ‫ٮَك اَّﻟِﺬۡﻳ‬ ۡ ‫َﻓَﻤﺎ َرِﺑَﺤ‬
َ ‫ﮫَﺘِﺪۡﻳ‬
‫ﻦ‬ ۡ ‫ُﻣ‬
Terjemahnya:
Mereka itulah yang membeli kesesatan dengan petunjuk. Maka
perdagangan mereka itu tidak beruntung dan mereka tidak
mendapat petunjuk.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari pemaparan materi di atas maka penulis dapat menarik
konklusi dari pembahasan tersebut sebagai berikut:
1. Pola bisnis yang baik dalam Al-Qur’an ada 3 (tiga) yang di tuangkan dalam
materi di antaranya: Kejujuran, Tidak lalai, dan Mengeluarkan Zakat.
2. Kajian tematik ayat yang terkait dengan bisnis/perdagangan ada 9 ayat di
antaranya: QS. Al-Baqarah ayat 282. QS. An-Nisā ayat 29. QS. At-Taubah
ayat 24, QS. An-Nūr ayat 37, QS. Fātir ayat 29, QS. As-Shaf ayat 10, QS. Al
-Jumu’ah ayat 11, QS. Al-Jumu’ah ayat 11, QS. Al-Baqarah ayat 16.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Terjemahan Kementrian RI

Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab-


Indonesia Yogyakarta:Cet. VIII. Multi Karya Grafika Pondok Pesantren Krapyak,
t.th.

Majma’ Lughah Al-Arabiyah, Al-Mu’jam al-Wajiz, Kairo: Maktabah al-


Syuruq al-Dauliyah, 2004.

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah.

Mu’jam mufahrash lil alfasil Qur’an

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia


Jakarta: Balai Pustaka, Cet. III 2005.

Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia Bandung: Pusat Bahasa


Departemen Pendidikan Nasional & Mizan, 2009.

Anda mungkin juga menyukai