Anda di halaman 1dari 4

Khutbah I

ِ‫ف ْاﻷ َْﻧِﺒَﻴﺎء‬ ِ ‫ﺷَﺮ‬ ْ ‫ﻋَﻠﻰ َأ‬ َ ‫ﺴَﻠﺎُم‬ َّ ‫ﺼَﻠﺎُة َواﻟ‬ َّ ‫ َواﻟ‬،‫ﻦ‬ ِ ‫ﻋَﻠﻰ ُأُﻣْﻮِر اﻟُّﺪْﻧَﻴﺎ َواﻟِّﺪْﻳ‬ َ ‫ﻦ‬ ُ ‫ﺴَﺘِﻌْﻴ‬
ْ ‫ َوِﺑِﻪ َﻧ‬،‫ﻦ‬ َ ‫ب اْﻟَﻌاَﻟِﻤْﻴ‬ِّ ‫ﺤْﻤُﺪ ِﻟّٰﻠِﻪ َر‬ َ ‫اْﻟ‬
َ‫ن ِإﻟﻰ‬ ٍ ‫ﺴﺎ‬َ ‫ﺣ‬ ْ ‫ﻢ ِﺑِﺈ‬ ْ ‫ﻦ َﺗِﺒَﻌُﻬ‬ْ ‫ﻦ َوَﻣ‬ َ ‫ﺤﺎِﺑِﻪ َواﻟَّﺘﺎِﺑِﻌْﻴ‬ َ ‫ﺻ‬ْ ‫ﻋَﻠﻰ ٰاِﻟِﻪ َوَأ‬ َ ‫ﻢ َو‬ َ ‫ﺳَّﻠ‬
َ ‫ﻋَﻠْﻴِﻪ َو‬ َ ُ ‫ﺻَّﻠﻰ ﷲ‬ َ ‫ﺤَّﻤٍﺪ‬ َ ‫ َﻧِﺒِّﻴَﻨﺎ ُﻣ‬،‫ﻦ‬َ ‫ﺳِﻠْﻴ‬
َ ‫َواْﻟُﻤْﺮ‬
‫ﺢـَّﻣًﺪا‬ َ ‫ﺳِّﻴَﺪَﻧﺎ ُﻣ‬ َ ‫ن‬ َّ ‫ﺷَﻬُﺪ َأ‬ ْ ‫َوَأ‬. ‫ﻖ ْاﻟُﻤِﺒْﻴﻦ‬ ُّ ‫ﺤ‬
َ ‫ﻚ اْﻟ‬ ُ ‫ﻚ َﻟُﻪ اْﻟَﻤِﻠ‬ َ ‫ﺷِﺮْﻳ‬ َ ‫ﺣَﺪه َﻟﺎ‬ ْ ‫ن َﻟﺎ ِإٰﻟَﻪ ِإَّﻟﺎ ﷲ َو‬ ْ ‫ﺷَﻬُﺪ َأ‬ ْ ‫ َأ‬،‫ﻦ‬ ِ ‫َﻳْﻮِم اﻟِّﺪْﻳ‬
‫ﻦ ِإَّﻟﺎ‬
َّ ‫ﻖ ُﺗَﻘﺎِﺗِﻪ َوَﻟﺎ َﺗُﻤْﻮُﺗ‬ َّ ‫ﺣ‬ َ َ ‫ِاَّﺗُﻘﻮا ﷲ‬. ‫ن‬ َ ‫ﺿُﺮْو‬
ِ ‫ﺤﺎ‬ َ ‫َأَّﻣﺎ َﺑْﻌُﺪ َﻓَﻴﺎ َأُّﻳَﻬﺎ اْﻟ‬. ‫ﻋِﺪ ْاﻷ َِﻣْﻴﻦ‬ ْ ‫ق اْﻟَﻮ‬ ُ ‫ﺳْﻮُﻟُﻪ ﺻﺎِد‬ ُ ‫ﻋْﺒُﺪُه َوَر‬ َ
ُ‫ﻫﺎ اﻟَّﻨﺎس‬ َ ‫ﻢ َﻧﺎًرا َّوُﻗْﻮُد‬ ْ ‫ﻫِﻠْﻴُﻜ‬ ْ ‫ﻢ َوَا‬ ْ ‫ﺴُﻜ‬َ ‫ﻦ ٰاَﻣُﻨْﻮا ُﻗْٓﻮا َاْﻧُﻔ‬ َ ‫ ٰٓﻳَﺎُّﻳَﻬﺎ اَّﻟِﺬْﻳ‬:‫ل ﷲ ُ َﺗَﻌاَﻟﻰ‬ َ ‫َﻓَﻘا‬. ‫ن‬ َ ‫ﺴِﻠُﻤْﻮ‬
ْ ‫ﻢ ُﻣ‬ ْ ‫َوَأْﻧُﺘ‬
َ‫ن َﻣﺎ ُﻳْﺆَﻣُﺮْون‬ َ ‫ﻢ َوَﻳْﻔَﻌُﻠْﻮ‬ ْ ‫ﻫ‬
ُ ‫ن اﻟّٰﻠَﻪ َﻣٓﺎ َاَﻣَﺮ‬ َ ‫ﺼْﻮ‬ ُ ‫ﺷَﺪاٌد َّﻟﺎ َﻳْﻌ‬ ِ ‫ظ‬ ٌ ‫ﻏَﻠﺎ‬ ِ ‫ﻋَﻠْﻴَﻬﺎ َﻣٰۤﻠِٕﯩَﻜٌﺔ‬َ ‫ﺠﺎَرُة‬ َ ‫ﺤ‬
ِ ‫َواْﻟ‬

Jamaah Jumat rahimakumullah,
Perubahan zaman diiringi dengan perkembangan teknologi serta informasi yang begitu cepat saat ini haruslah
diimbangi dengan bekal keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt. Inilah yang akan menjadikan kita
mampu mengarunginya dengan baik melalui maksimalisasi hal-hal positif yang muncul, sekaligus mampu
menepis dampak-dampak negatif yang muncul akibat disrupsi yang terjadi di berbagai sektor kehidupan.
Sehingga sangat relevan sekali dalam setiap khutbahnya, khatib wajib mengingatkan, mengajak, dan
menguatkan ketakwaan kepada Allah swt melalui banyak ayat Al-Qur’an.

ِ ‫ن ٰٓﻳُﺎوِﻟﻰ اْﻟَﺎْﻟَﺒﺎ‬
‫ب‬ ِ ‫ى َواَّﺗُﻘْﻮ‬
ۖ ‫ﺧْﻴَﺮ اﻟَّﺰاِد اﻟَّﺘْﻘٰﻮ‬
َ ‫ن‬
َّ ‫َوَﺗَﺰَّوُدْوا َﻓِﺎ‬

Artinya:“Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku wahai
orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (Al-Baqarah: 197)

Jamaah Jumat rahimakumullah,
Perubahan zaman adalah sebuah keniscayaan. Perkembangan ilmu dan teknologi menjadikan semakin
cepatnya perubahan peradaban. Jika dulu untuk memberi kabar pada orang lain harus mengirim surat dan
menunggu balasan selama berhari-hari, bahkan berbulan-bulan, saat ini dalam hitungan detik hal itu sudah
bisa dilakukan. Jika dulu informasi hanya dimiliki oleh segelintir orang, saat ini semua orang bisa mengakses
informasi kapan pun dan di mana pun. Dunia seolah sudah ada dalam genggaman. Apa pun yang kita
inginkan bisa difasilitasi oleh berbagai perangkat hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan dan inovasi
teknologi seperti melalui internet.

ADVERTISEMENT

Namun perlu kita ingat bahwa perubahan ini bukan hanya membawa dampak positif bagi peradaban.
Ancaman dekadensi moral dan hilangnya kemanusiaan juga terancam oleh derasnya perubahan jika tidak
disikapi dan diantisipasi dengan baik. Teknologi diibaratkan pisau yang bisa memberi manfaat besar jika
dipegang dan digunakan oleh seorang koki atau tukang masak. Namun akan mendatangkan bencana bila
dipegang dan dikuasai oleh penjahat. Oleh sebab itu perubahan zaman akibat cepat dan masifnya
perkembangan teknologi harus diimbangi dengan kesadaran bahwa teknologi adalah wasilah (alat)
bukan ghayah (tujuan).

Kita harus bentengi diri kita dan orang lain dari efek negatif perkembangan teknologi untuk menghindari
sebuah tatanan peradaban yang menghantarkan pada jurang kehancuran. Ada kalimat bijak yang
mengatakan: “Dengan teknologi hidup menjadi mudah, dengan seni hidup menjadi indah, dan dengan agama
hidup menjadi terarah”. Agar semuanya bisa kita jalankan maka perlu kita pegang kaidah yang populer di
lingkungan pesantren:

ِ ‫ﺻَﻠ‬
‫ﺢ‬ ْ َ ‫ﺠِﺪْﻳِﺪ اﻷ‬
َ ‫ﺧُﺬ ِﺑاﻟ‬
ْ َ ‫ﺢ َواﻷ‬
ِ ‫ﺼاِﻟ‬
َّ ‫ﻢ اﻟ‬
ِ ‫ﻋَﻠﻰ اﻟَﻘِﺪْﻳ‬
َ ‫ﻈُﺔ‬
َ ‫ﺤَﺎَﻓ‬
ُ ‫اﻟﻤ‬

Artinya: “Memelihara (menjaga) hal lama yang baik, dan mengambil hal baru yang lebih baik”

ADVERTISEMENT

Jamaah Jumat rahimakumullah,
Yang juga sangat penting kita sadari dan lakukan di era saat ini adalah membekali para generasi muda kita
dengan nilai-nilai spiritual, karakter, dan akhlak yang baik di tengah gempuran berbagai macam hal negatif
akibat cepatnya perubahan zaman. Mau tidak mau, merekalah yang akan meneruskan tongkat estafet
kepemimpinan peradaban. Jika mereka tidak dibekali dengan karakter mulia sejak dini, maka bisa jadi
mereka akan terseret dan tergerus oleh arus negatif perubahan zaman.

Mestinya kita bisa melihat sendiri bagaimana nilai-nilai etika, tata krama, kepedulian sosial sudah mulai
pudar akibat sebagian generasi sekarang lebih menikmati kehidupan di dunia maya. Mereka betah untuk
tidak bersosialisasii dengan orang lain di dunia nyata dan memilih menghabiskan waktunya untuk
berselancar di dunia maya. Secara tidak langsung mereka menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang
jauh sehingga tidak peduli dengan orang-orang di sekitarnya. Padahal Rasulullah sudah mengingatkan dalam
haditsnya agar kita menjaga akhlak yang baik kepada orang lain:

ٍ ‫ﺴ‬
‫ﻦ‬ َ ‫ﺣ‬
َ ‫ﻖ‬
ٍ ‫ﺨُﻠ‬
ُ ‫س ِﺑ‬
َ ‫ﻖ اﻟَّﻨﺎ‬
ِ ‫ﺧاِﻟ‬
َ ‫ َو‬،‫ﺤَﻬﺎ‬
ُ ‫ﺴَﻨَﺔ َﺗْﻤ‬
َ ‫ﺤ‬
َ ‫ﺴِّﻴَﺌَﺔ اﻟ‬
َّ ‫ َوَأْﺗِﺒِﻊ اﻟ‬،‫ﺖ‬
َ ‫ﺣْﻴُﺜَﻤﺎ ُﻛْﻨ‬
َ َ ‫ﻖ ﷲ‬
ِ ‫اَّﺗ‬ 

Artinya: “Bertakwalah kamu kepada Allah di mana pun berada. Iringilah perbuatan buruk yang sudah
dilakukan dengan perbuatan baik yang dapat menghapusnya. Dan berakhlaklah kepada orang-orang dengan
akhlak yang baik” (HR at-Tirmidzi).

ADVERTISEMENT

Selain berubahnya akhlak dan sikap generasi muda, penetrasi budaya luar dari derasnya konten yang
mengalir melalui media sosial juga membawa dampak semakin lunturnya nilai-nilai luhur warisan nenek
moyang. Hal ini bisa terlihat dari sikap, model, dan gaya pakaian generasi muda saat ini yang gampang
terbawa tren tanpa dilandasi nilai-nilai agama. Jika ini dibiarkan, bagaimana nasib masa depan mereka dan
peradaban dunia?

Allah swt telah mengingatkan kita semua untuk tidak boleh mewariskan generasi yang lemah dalam
meneruskan dan merawat peradaban. Agama Islam mendorong para generasi penerus untuk menjadi generasi
yang kuat dan mampu menunjukkan optimisme masa depan cerah serta tidak mengkhawatirkan para orang
tua. Hal ini disebutkan dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 9:

‫ﺳِﺪْﻳًﺪا‬
َ ‫ﻢ َﻓْﻠَﻴَّﺘُﻘﻮا اﻟّٰﻠَﻪ َوْﻟَﻴُﻘْﻮُﻟْﻮا َﻗْﻮًﻟﺎ‬
ْۖ ‫ﻋَﻠْﻴِﻬ‬
َ ‫ﺧﺎُﻓْﻮا‬
َ ‫ﺿٰﻌًﻔﺎ‬
ِ ‫ﻢ ُذِّرَّﻳًﺔ‬
ْ ‫ﺧْﻠِﻔِﻬ‬
َ ‫ﻦ‬
ْ ‫ﻦ َﻟْﻮ َﺗَﺮُﻛْﻮا ِﻣ‬
َ ‫ﺶ اَّﻟِﺬْﻳ‬
َ ‫ﺨ‬
ْ ‫َوْﻟَﻴ‬

Artinya : “Hendaklah merasa takut orang-orang yang seandainya (mati) meninggalkan setelah mereka,
keturunan yang lemah (yang) mereka khawatir terhadapnya. Maka, bertakwalah kepada Allah dan
berbicaralah dengan tutur kata yang benar (dalam hal menjaga hak-hak keturunannya).”

Jamaah Jumat rahimakumullah,
Semua ini menjadi bahan renungan dan menjadikan kita untuk lebih peduli pada para generasi penerus
dengan berupaya semaksimal mungkin melindungi dan menjadikan mereka pribadi yang mengenal diri dan
Tuhan. Perintah untuk melindungi diri dan keluarga juga sudah ditegaskan Allah swt dalam Al-Qur’an Surat
At-Tahrim ayat 6:

َ ‫ﺼْﻮ‬
‫ن‬ ُ ‫ﺷَﺪادٌ َّﻟﺎ َﻳْﻌ‬ِ ‫ظ‬ ٌ ‫ﻏَﻠﺎ‬
ِ ‫ﻋَﻠْﻴَﻬﺎ َﻣٰۤﻠِٕﯩَﻜٌﺔ‬
َ ‫ﺠﺎَرُة‬
َ ‫ﺤ‬
ِ ‫س َواْﻟ‬
ُ ‫ﻫﺎ اﻟَّﻨﺎ‬
َ ‫ﻢ َﻧﺎًرا َّوُﻗْﻮُد‬
ْ ‫ﻫِﻠْﻴُﻜ‬
ْ ‫ﻢ َوَا‬
ْ ‫ﺴُﻜ‬
َ ‫ﻦ ٰاَﻣُﻨْﻮا ُﻗْٓﻮا َاْﻧُﻔ‬
َ ‫ٰٓﻳَﺎُّﻳَﻬﺎ اَّﻟِﺬْﻳ‬
َ‫ن َﻣﺎ ُﻳْﺆَﻣُﺮْون‬ َ ْ‫ﻢ َوَﻳْﻔَﻌُﻠﻮ‬ْ ‫ﻫ‬
ُ ‫اﻟّٰﻠَﻪ َﻣٓﺎ َاَﻣَﺮ‬

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Mereka
tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.”

Wujud menjaga diri dan keluarga ini bisa dilakukan dengan terus mendekatkan diri pada Allah swt melalui
penguatan ketaatan menjalankan ibadah, memberi pendidikan dan teladan yang terbaik untuk diri dan
keluarga, memberi nafkah dari rezeki yang halal, dan senantiasa berdoa agar keluarga dan keturunan-
keturunan kita senantiasa menjadi generasi yang shalih dan shalihah.

Jamaah Jumat rahimakumullah,
Akhirnya, marilah kita bina para generasi muda kita dengan akhlak yang baik dan bekali mereka dengan
kewaspadaan terhadap dampak negatif perubahan zaman. Bukan harta atau materi duniawi yang menjadi
warisan terbaik bagi mereka untuk menghadapi peradaban di masa yang akan datang. Ilmu agama dan nilai-
nilai kemanusiaanlah yang harus kita wariskan sehingga masa depan peradaban akan terus berada pada
garis yang diridhai oleh Allah swt.

‫ﻞ ﷲ‬ َ ‫ َوَﺗَﻘَّﺒ‬،‫ﻢ‬
ِ ‫ﺤِﻜْﻴ‬
َ ‫ت َواﻟِّﺬْﻛِﺮ اْﻟ‬ ِ ‫ﻢ ِﺑَﻤﺎ ِﻓْﻴِﻪ ِﻣﻦَ اْﻟٰﺎَﻳﺎ‬ ْ ‫ﻲ َوِإَّﻳﺎُﻛ‬
ْ ‫ َوَﻧَﻔَﻌِﻨ‬،‫ﻢ‬
ِ ‫ﻲ اْﻟُﻘْﺮٰانِ اْﻟَﻜِﺮْﻳ‬
ْ ‫ﻢ ِﻓ‬
ْ ‫ﻲ َوَﻟُﻜ‬
ْ ‫ُ ِﻟ‬ ‫ك ﷲ‬
َ ‫َﺑﺎَر‬
ُ‫ﺣْﻴﻢ‬
ِ ‫ﻫَﻮ اْﻟَﻐُﻔْﻮُر اﻟَّﺮ‬ ُ ‫ﺳَﺘْﻐِﻔُﺮْوُه ِإَّﻧُﻪ‬
ْ ‫ َوا‬،‫ﻢ‬ ِ ْ‫ﺴِﻤْﻴُﻊ اْﻟَﻌِﻠﻴ‬
َّ ‫ﻫَﻮ اﻟ‬ُ ‫ﻢ ِﺗَﻠﺎَوَﺗُﻪ ِإَّﻧُﻪ‬ْ ‫ﻲ َوِﻣْﻨُﻜ‬ْ ِّ‫ُ ِﻣﻨ‬

Khutbah II
‫‪ ‬‬

‫ﻋٰﻠﻰ ٰاِﻟﻪِ‬ ‫ﺧْﻴِﺮ اْﻟَﺄَﻧﺎِم ‪َ.‬و َ‬


‫ﺤَّﻤٍﺪ َ‬ ‫ﺳِّﻴِﺪَﻧﺎ ُﻣ َ‬ ‫ﻋٰﻠﻰ َ‬ ‫ﺴَﻠﺎُم َ‬
‫ﺼَﻠﺎُة َواﻟ َّ‬ ‫ﺳَﻠﺎِم ‪َ.‬واﻟ َّ‬
‫ن َواْﻟِﺎ ْ‬
‫ي َأْﻧَﻌَﻤَﻨﺎ ِﺑِﻨْﻌَﻤِﺔ اْﻟِﺎْﻳَﻤﺎ ِ‬
‫ﺤْﻤُﺪ ِﻟّٰﻠِﻪ اَّﻟِﺬ ْ‬‫‪َ ‬اْﻟ َ‬
‫ﺤَّﻤًﺪا‬
‫ﺣِﺒْﻴَﺒَﻨﺎ ُﻣ َ‬ ‫ﺳِّﻴَﺪَﻧﺎ َو َ‬
‫ن َ‬ ‫ﺷَﻬُﺪ َأ َّ‬ ‫ﺴَﻠﺎُم َوَأ ْ‬ ‫س اﻟ َّ‬‫ﻚ اْﻟُﻘُّﺪْو ُ‬ ‫ن َﻟﺎ ِإٰﻟَﻪ ِإَّﻟﺎ ﷲ ُ اْﻟَﻤِﻠ ُ‬ ‫ﺷَﻬُﺪ َأ ْ‬ ‫ﺤﺎِﺑِﻪ اْﻟِﻜَﺮاِم ‪َ.‬أ ْ‬ ‫ﺻ َ‬‫َوَأ ْ‬
‫ﻲ ِﺑَﺘْﻘَﻮى ﷲ ِ َﻓَﻘْﺪ َﻓﺎزَ‬ ‫ﺴ ْ‬ ‫ﻢ َوَﻧْﻔ ِ‬ ‫ﺻْﻴُﻜ ْ‬ ‫س ُأْو ِ‬ ‫ﺣِﺘَﺮاِم َأَّﻣﺎ َﺑْﻌُﺪ ‪َ.‬ﻓَﻴﺎَأُّﻳَﻬﺎ اﻟَّﻨﺎ ُ‬
‫ف َواْﻟِﺈ ْ‬ ‫ﺸَﺮ ِ‬
‫ﺐ اﻟ َّ‬‫ﺣ ُ‬ ‫ﺻﺎ ِ‬ ‫ﺳْﻮُﻟُﻪ َ‬ ‫ﻋْﺒُﺪُه َوَر ُ‬ ‫َ‬
‫ﻋَﻠْﻴِﻪ وَ‬‫ﺻُّﻠْﻮا َ‬ ‫ﻦ ٰأَﻣُﻨْﻮا َ‬ ‫ﻲ ٰﻳَﺄُّﻳَﻬﺎ اَّﻟِﺬْﻳ َ‬ ‫ﻋَﻠﻰ اﻟَّﻨِﺒ ِّ‬ ‫ن َ‬ ‫ﺼُّﻠْﻮ َ‬
‫ن ﷲ َ َو َﻣَﻠﺎِﺋَﻜَﺘُﻪ ُﻳ َ‬ ‫ل ﷲ ُ َﺗَﻌاَﻟﻰ ِا َّ‬ ‫ن ‪َ.‬ﻓَﻘا َ‬ ‫اْﻟُﻤَّﺘُﻘْﻮ َ‬
‫ﺴِﻠْﻴًﻤﺎ‪ ‬‬‫ﺳِّﻠُﻤْﻮا َﺗ ْ‬
‫َ‬
‫ﻋٰﻠﻰ‬ ‫ك َ‬ ‫ﻢ َوَﺑﺎِر ْ‬ ‫ﻫْﻴ َ‬
‫ﺳِّﻴِﺪَﻧﺎ ِاْﺑَﺮا ِ‬‫ﻋٰﻠﻰ َ‬ ‫ﺖ َ‬ ‫ﺻَّﻠْﻴ َ‬
‫ﺤَّﻤٍﺪ َﻛَﻤﺎ َ‬ ‫ﺳِّﻴِﺪَﻧﺎ ُﻣ َ‬
‫ل َ‬ ‫ﻋٰﻠﻰ ٰأ ِ‬
‫ﺤَّﻤٍﺪ َو َ‬
‫ﺳِّﻴِﺪَﻧﺎ ُﻣ َ‬ ‫ﻋٰﻠﻰ َ‬ ‫ﻢ َ‬ ‫ﺳِّﻠ ْ‬
‫ﻞ َو َ‬ ‫ﺻ ِّ‬‫ﻢ َ‬ ‫َاﻟّٰﻠُﻬ َّ‬
‫ﻢ ْﻓﻲ‬ ‫ﻫْﻴ َ‬‫ﺳِّﻴِﺪَﻧﺎ ِاْﺑَﺮا ِ‬‫ل َ‬ ‫ﻋٰﻠﻰ ٰا ِ‬ ‫ﻢ َو َ‬ ‫ﻫْﻴ َ‬
‫ﺳِّﻴِﺪَﻧﺎ ِاْﺑَﺮا ِ‬
‫ﻋٰﻠﻰ َ‬ ‫ﺖ َ‬ ‫ﺤَّﻤٍﺪ َﻛَﻤﺎ َﺑﺎَرْﻛ َ‬
‫ﺳِّﻴِﺪَﻧﺎ ُﻣ َ‬ ‫ل َ‬ ‫ﻋٰﻠﻰ ٰا ِ‬ ‫ﺤَّﻤٍﺪ َو َ‬ ‫ﺳِّﻴِﺪَﻧﺎ ُﻣ َ‬ ‫َ‬
‫ﻦ ‪َ.‬واﻟَّﺘﺎِﺑِﻌْﺒﻦَ‬ ‫ﺟَﻤِﻌْﻴ َ‬
‫ﻚ َا ْ‬ ‫ب َﻧِﺒِّﻴ َ‬‫ﺤﺎ ِ‬‫ﺻ َ‬ ‫ﻦ َا ْ‬ ‫ﻋ ْ‬ ‫ﻦ ‪َ.‬و َ‬‫ﺷِﺪْﻳ َ‬‫ﺨَﻠَﻔﺎِء اﻟَّﺮا ِ‬
‫ﻦ اْﻟ ُ‬ ‫ﻋ ِ‬
‫ض َ‬‫ﻢ َواْر َ‬ ‫ﺠْﻴٌﺪ َاﻟّٰﻠُﻬ َّ‬ ‫ﺣِﻤْﻴٌﺪ َﻣ ِ‬ ‫ﻚ َ‬ ‫ﻦ ِاَّﻧ َ‬ ‫اْﻟَﻌاَﻟِﻤْﻴ َ‬
‫ﺪْﻳﻦِ‪ ‬‬ ‫ﻢ ِاٰﻟﻰ َﻳْﻮِم اﻟ ِّ‬ ‫ﻦ َو َﺗﺎِﺑِﻌِﻬ ْ‬ ‫َوَﺗﺎِﺑِﻊ اﻟَّﺘﺎِﺑِﻌْﻴ َ‬

‫ن َواْﻟَﺎْﻣَﺮاضَ‬‫ﻋْﻮ َ‬‫ﻄﺎ ُ‬‫ﻋَّﻨﺎ اْﻟَﻐَﻠﺎَء َواْﻟَﻮَﺑﺎَء َواﻟ َّ‬


‫ﻢ اْدَﻓْﻊ َ‬ ‫ت ‪َ.‬اﻟّٰﻠُﻬ َّ‬
‫ﻦ َواْﻟُﻤْﺆِﻣَﻨﺎ ِ‬ ‫ت َواْﻟُﻤْﺆِﻣِﻨْﻴ َ‬ ‫ﺴِﻠَﻤﺎ ِ‬
‫ﻦ َواْﻟُﻤ ْ‬
‫ﺴِﻠِﻤْﻴ َ‬
‫ﻏِﻔْﺮ ِﻟْﻠُﻤ ْ‬
‫ﻢ ا ْ‬ ‫َاﻟّٰﻠُﻬ َّ‬
‫ﻋﺎَّﻣًﺔ َﻳﺎ َربَّ‬‫ﻦ َ‬ ‫ﺴِﻠِﻤْﻴ َ‬‫ﺳﺎِﺋِﺮ ِﺑَﻠﺎِد اْﻟُﻤ ْ‬ ‫ﻦ َ‬ ‫ﻋ ْ‬
‫ﺻًﺔ َو َ‬
‫ﺧﺎ َّ‬ ‫ﺴَّﻴﺎ َ‬ ‫ﻫَﺬا ِاْﻧُﺪْوِﻧْﻴ ِ‬‫ﻦ َﺑَﻠِﺪَﻧﺎ ٰ‬ ‫ﻋ ْ‬‫ك َ‬ ‫ﻏْﻴُﺮ َ‬
‫ﻦ َﻣﺎ َﻟﺎ َﻳْﺪَﻓُﻌُﻪ َ‬ ‫َواْﻟِﻔَﺘ َ‬
‫ب اﻟَّﻨﺎرِ‪ ‬‬
‫ﻋَﺬا َ‬‫ﺴَﻨًﺔ َو ِﻗَﻨﺎ َ‬ ‫ﺣ َ‬‫ﺧَﺮِة َ‬ ‫ﺴَﻨًﺔ َو ِﻓﻲ اْﻟٰﺎ ِ‬‫ﺣ َ‬ ‫ﻦ ‪َ.‬رَّﺑَﻨﺎ ٰاِﺗَﻨﺎ ِﻓﻲ اﻟُّﺪْﻧَﻴﺎ َ‬ ‫اْﻟَﻌاَﻟِﻤْﻴ َ‬

‫ن ‪.‬‬ ‫ﻢ َﺗَﺬَّﻛُﺮْو َ‬
‫ﻈُﻜﻢْ َﻟَﻌَّﻠُﻜ ْ‬‫ﺸﺎِء َواْﻟُﻤْﻨَﻜﺮِ ‪َ.‬ﻳِﻌ ُ‬
‫ﺤ َ‬
‫ﻦ اْﻟَﻔ ْ‬
‫ﻋ ِ‬
‫ﺴﺎنِ َوَﻳْﻨَﻬﻰ َ‬ ‫ﺣ َ‬‫ل َواْﻟِﺎ ْ‬
‫َ َﻳْﺄُﻣُﺮ ِﺑاْﻟَﻌْﺪ ِ‬ ‫ن ﷲ‬
‫ﻋَﺒﺎَد ﷲ ِ ِا َّ‬
‫ِ‬
‫ﻢ ‪َ.‬وَﻟِﺬْﻛُﺮ ﷲ ِ َأْﻛَﺒُﺮ‬ ‫ﻋٰﻠﻰ ِﻧَﻌﻤِِﻪ َﻳِﺰْدُﻛ ْ‬‫ﺷُﻜُﺮْوُه َ‬
‫ﻢ ‪َ.‬و ا ْ‬
‫ﻢ َﻳْﺬُﻛﺮُْﻛ ْ‬
‫ﻈﻴْ َ‬
‫َﻓﺎْذُﻛُﺮوا ﷲ َ اْﻟَﻌ ِ‬

‫‪ ‬‬

Anda mungkin juga menyukai