Anda di halaman 1dari 6

KHUTBAH

Khutbah Jumat: Dua Misi Utama Manusia di


Dunia
Muhammad Faizin  Jumat, 13 Mei 2022 | 07:58 WIB

Materi khutbah Jumat ini mengingatkan tugas utama manusia saat hidup di dunia ini yang
telah disebutkan oleh Allah swt dalam Al-Qur’an. Dua tugas utama tersebut adalah sebagai
abdullah (hamba Allah) yang diwujudkan dalam kewajiban untuk beribadah menyembah 
Allah swt dan sebagai khalifah (pemimpin) yang diwujudkan dengan melaksanakan
perintah-perintah-Nya, memakmurkan bumi serta memanfaatkan segala apa yang ada
padanya dengan baik.
 
Baca: Koleksi Khutbah Jumat NU Online

Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Khutbah Jumat: Dua Misi Utama Manusia di
Dunia". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah
di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi)

Khutbah I

‫ َوﻋَ ﻠَﻰ آ ِﻟ ِﻪ َو َﺻ ْﺤ ِﺒ ِﻪ َو َﺗ ِﺎﺑ ِﻌ ْﻴ ِﻪ ﻋَ ﻠَﻰ َﻣﺮ‬،‫ﺎن‬


َ ‫ َواﻟﺼ َﻼ ُة َواﻟﺴ َﻼ ُم ﻋَ ﻠَﻰ ُﻣ َﺤﻤ ٍﺪ َﺳﻴ ِﺪ َوﻟَ ِﺪ ﻋَ ﺪْ َﻧ‬،‫ﺎن‬ ْ
ِ ‫اﻟﺤ ْﻤﺪُ ِ ِ اﻟ َﻤ ِﻠ ِﻚ اﻟﺪﻳ‬
َ
ْ ْ ْ ْ َ َ
ِ َ ‫ﺎن َواﻟ َﻤﻜ‬
ُ‫ َوا ْﺷﻬَ ﺪ‬،‫ﺎن‬ ِ ‫ َوا ْﺷﻬَ ﺪُ ا ْن ﻻ اﻟﻪَ اﻻ ا ُ َو ْﺣﺪَ ُه ﻻ َﺷ ِﺮﻳْ َﻚ ﻟ ُﻪ اﻟ ُﻤﻨَـﺰ ُه ﻋَ ِﻦ اﻟ ِﺠ ْﺴ ِﻤﻴ ِﺔ َواﻟ ِﺠﻬَ ِﺔ َواﻟﺰ َﻣ‬،‫ﺎن‬
ِ ‫اﻟﺰ َﻣ‬
َ ‫ﺎن ُﺧ ُﻠ ُﻘ ُﻪ ْاﻟ ُﻘ ْﺮ‬
‫ َﻓﺈﻧﻲ ا ْو ِﺻ ْﻴﻜُ ْﻢ َو َﻧ ْﻔ ِﺴﻲ ِﺑﺘَ ْﻘ َﻮى‬،‫ ِﻋ َﺒﺎدَ اﻟﺮ ْﺣﻤٰ ِﻦ‬، ُ‫آن اﻣﺎ ﺑَﻌْ ﺪ‬ َ َ ‫ان َﺳﻴﺪَ َﻧﺎ ُﻣ َﺤﻤﺪً ا ﻋَ ْﺒﺪُ ُه َو َر ُﺳ ْﻮ ُﻟ ُﻪ اﻟ ِﺬ ْي ﻛ‬
ِ ْ ‫ َو َﻣﺎ َﺧﻠَ ْﻘ ُﺖ ْاﻟ ِﺠﻦ َو‬:‫آن‬
‫اﻻ ْﻧ َﺲ ِاﻻ ِﻟ َﻴﻌْ ُﺒﺪُ ْو ِن‬ ْ ْ
ِ ‫ اﻟ َﻘﺎ ِﺋ ِﻞ ِﻓﻲ ِﻛﺘَ ِﺎﺑ ِﻪ اﻟ ُﻘ ْﺮ‬،‫ﻨﺎن‬
ِ ‫اﻟﻤ‬
َ ِ ‫ا‬

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Tak jemu-jemu pada setiap khutbah, khatib mengingatkan, mengajak, dan menyerukan
kepada seluruh jamaah dan umumnya kepada seluruh umat Islam untuk senantiasa
meningkatkan dan menguatkan ketakwaan kepada Allah swt. Selain menjadi rukun dalam
khutbah yang wajib disampaikan oleh para khatib di dalam khutbahnya, wasiat takwa ini
menjadi sebuah peringatan dan ajakan penting untuk menjadikan kehidupan manusia di
dunia terarah sesuai dengan ketentuan Allah swt. Karena takwa itu sendiri adalah sebuah
komitmen untuk menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi apa yang dilarang oleh
Allah.

Dengan ketakwaan, manusia akan senantiasa berada di jalan yang benar, di jalan lurus
yang diridhoi Allah dan akan menjadikan perjalanan di jalan tersebut lancar, aman, serta
tidak ada gangguan yang dapat menggagalkan misi dalam mencapai tujuan. Manusia yang
bertakwa juga akan senantiasa menghindarkan diri dari keluar jalan yang telah ditentukan
oleh Allah dengan memperhatikan rambu-rambu yang ada di sepanjang perjalanan
sehingga dapat terhindar dari terjerumus ke jurang larangan Allah swt.

ADVERTISEMENT

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Kehidupan kita  di dunia memang seperti menyusuri sebuah jalan untuk mencapai sebuah
tujuan. Perjalanan ini membawa sebuah misi penting yang telah diamanahkan oleh Allah.
Selama perjalanan ini, kita tidak boleh lupa  dengan misi utama ini sehingga terlena dalam
perjalanan dan tidak bisa mencapai tujuan dari diciptakannya kita di dunia. Setidaknya,
ada dua misi utama diciptakannya kita di bumi ini yakni sebagai Abdullah (hamba Allah)
dan khalifah (pemimpin).

Misi pertama sebagai Abdullah (hamba Allah) disebutkan dalam Al-Qur’an surat  Adz-
Dzariyat ayat 56:

ِ ْ ‫َو َﻣﺎ َﺧﻠَ ْﻘ ُﺖ ْاﻟ ِﺠﻦ َو‬


‫اﻻ ْﻧ َﺲ ِاﻻ ِﻟ َﻴﻌْ ُﺒﺪُ ْو ِن‬
Artinya : “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepada-Ku.”

Para ahli tafsir menjelaskan bahwa maksud ayat tersebut ialah bahwa Allah tidak
menjadikan jin dan manusia kecuali untuk tunduk dan merendahkan diri kepada-Nya.
Setiap makhluk, baik jin atau manusia wajib tunduk kepada peraturan Allah, merendahkan
diri terhadap kehendak-Nya, dan menerima apa yang Allah takdirkan karena manusia
dijadikan atas kehendak-Nya dan diberi rezeki sesuai dengan apa yang telah Allah
tentukan. Tak seorang pun yang dapat memberikan manfaat atau mendatangkan mudarat
karena kesemuanya adalah atas kehendak Allah. Ayat inilah yang menguatkan perintah
untuk mengingat Allah swt dan memerintahkan manusia agar melakukan ibadah kepada
Allah swt.

Kita perlu sadari, bahwa kewajiban kita menyembah Allah swt bukanlah karena Allah
butuh untuk disembah. Justru sebaliknya, kita menyembah Allah karena kita butuh untuk
menyembah-Nya. Kita perlu sadari lagi bahwa Allah lah dzat yang paling kuasa atas segala
yang terjadi pada diri kita. Ketika kita menyembah Allah, maka akan tercipta hubungan
harmonis antara kita dengan Allah sehingga Allah akan senantiasa sayang dan cinta kepada
kita.
 
Aktivitas ibadah kita juga merupakan wujud syukur kepada Allah yang telah menciptakan
dan memelihara kita, serta memberikan kesempatan untuk menggunakan fasilitas yang ada
di bumi untuk kebutuhan hidup. Keistiqamahan kita dalam beribadah menyembah Allah
akan menjadi tolok ukur ketakwaan yang akan memberi dampak pada kehidupan di dunia
dan akhirat.

Kebutuhan kita menyembah Allah juga akan mendatangkan rasa tenang sekaligus mengikis
sifat sombong atau takabbur dalam diri yang bermuara kepada kesadaran diri bahwa kita
hanyalah makhluk lemah yang membutuhkan penolong yakni Allah swt.

‫َا ُ اﻟ ِﺬ ْي َﺧﻠَ َﻘﻜُ ْﻢ ﻣ ْﻦ َﺿﻌْ ٍﻒ ُﺛﻢ َﺟﻌَ َﻞ ِﻣ ۢ ْﻦ ﺑَﻌْ ِﺪ َﺿﻌْ ٍﻒ ُﻗﻮ ًة ُﺛﻢ َﺟﻌَ َﻞ ِﻣ ۢ ْﻦ ﺑَﻌْ ِﺪ ُﻗﻮ ٍة َﺿﻌْ ًﻔﺎ و َﺷ ْﻴ َﺒ ًﺔ ۗﻳَ ْﺨ ُﻠ ُﻖ َﻣﺎ‬
‫ﻳَ َﺸ ۤﺎ ۚ ُء َو ُﻫ َﻮ ْاﻟﻌَ ِﻠ ْﻴ ُﻢ ْاﻟ َﻘ ِﺪﻳْ ُﺮ‬

Artinya : “Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia
menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan
(kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia
kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa.” (QS; Ar-Rum: 54).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Misi kedua manusia di dunia yakni sebagai khalifah atau pemimpin dimuka bumi
termaktub dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 30:

ۤ
ِ ‫ﺑﻚ ِﻟ ْﻠ َﻤ ٰﻠﯩﻜ َ ِﺔ ِاﻧ ْﻲ َﺟ‬
‫ﺎﻋ ٌﻞ ِﻓﻰ ْاﻻَ ْر ِض َﺧ ِﻠ ْﻴ َﻔ ًﺔ ۗ َﻗ ُﺎﻟ ْٓﻮا َا َﺗ ْﺠﻌَ ُﻞ ِﻓ ْﻴﻬَ ﺎ َﻣ ْﻦ ﻳ ْﻔ ِﺴﺪُ ِﻓ ْﻴﻬَ ﺎ َوﻳَ ْﺴ ِﻔ ُﻚ اﻟﺪ َﻣ ۤﺎ ۚ َء َو َﻧ ْﺤ ُﻦ‬ َ ‫َو ِا ْذ َﻗ‬
َ ‫ﺎل َر‬
‫ﺎل ِاﻧ ْٓﻲ َاﻋْ ﻠَ ُﻢ َﻣﺎ َﻻ َﺗﻌْ ﻠَ ُﻤ ْﻮ َن‬
َ ‫ُﻧ َﺴﺒ ُﺢ ِﺑ َﺤ ْﻤ ِﺪكَ َو ُﻧ َﻘﺪ ُس ﻟَ َﻚ ۗ َﻗ‬

Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu ber rman kepada para malaikat, “Aku hendak
menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang
yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu
dan menyucikan nama-Mu?” Dia ber rman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui.”

Dari ayat ini bisa kita lihat bahwa ketika Allah hendak menjadikan manusia sebagai
pemimpin di muka bumi ini, para malaikat sempat ragu. Mereka menilai bahwa manusia
tidak pantas menjadi pemimpin di dunia karena memiliki tabiat senang membuat
kerusakan. Mereka menilai bahwa diri merekalah yang patut untuk menjadi khalifah
karena mereka adalah hamba Allah yang sangat patuh, selalu bertasbih, memuji Allah, dan
menyucikan-Nya dari sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya.

Namun semua itu ditepis oleh Allah swt karena Allah lah yang paling mengetahui atas
segalanya termasuk keputusan menjadikan manusia sebagai pemimpin di bumi ini.
Penciptaan manusia adalah rencana besar Allah di dunia. Allah Maha tahu bahwa pada diri
manusia terdapat hal-hal negatif sebagaimana yang dikhawatirkan oleh malaikat, tetapi
aspek positifnya jauh lebih banyak.

Oleh karena itu, kepercayaan dari Allah ini harus kita pikul dengan baik dengan cara
menjaga keseimbangan kehidupan di bumi ini. Untuk menjaga keseimbangan ini, kita
harus mengikis perilaku negatif seperti melakukan perusakan di bumi dan memperkuat
perilaku positif dengan memberikan manfaat pada sesama manusia lain dan bumi ini.
Rasulullah saw bersabda:

ِ ‫اﻟﻨﺎس ا ْﻧ َﻔﻌُ ُﻬ ْﻢ ِﻟ‬


‫ﻠﻨﺎس‬ ِ ‫َﺧ ْﻴ ُﺮ‬

Artinya “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia (lainnya)."
‫‪Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,‬‬
‫‪Itulah dua misi utama diciptakannya kita di dunia ini oleh Allah swt. Mudah-mudahan kita‬‬
‫‪selalu ingat dan dapat melaksanakan serta mengemban amanah besar ini agar kita bisa‬‬
‫‪menjadi hamba yang benar-benar bertakwa menjalankan segala perintah-Nya dan‬‬
‫‪menjauhi segala laranagn-Nya. Amin.‬‬

‫ﺑَﺎرَكَ ا ُ ِﻟ ْﻲ َوﻟَﻜُ ْﻢ ِﻓ ْﻲ ْاﻟ ُﻘ ْﺮا ِن ْاﻟﻜ َ ِﺮﻳْ ِﻢ‪َ ،‬و َﻧ َﻔﻌَ ِﻨ ْﻲ َواﻳﺎﻛُ ْﻢ ِﺑ َﻤﺎ ِﻓ ْﻴ ِﻪ ِﻣ َﻦ ْاﻻﻳَ ِ‬
‫ﺎت َواﻟﺬﻛْ ِﺮ ْاﻟ َﺤ ِﻜ ْﻴ ِﻢ‪َ ،‬و َﺗ َﻘﺒ َﻞ ا ُ ِﻣﻨ ْﻲ‬
‫اﺳﺘَ ْﻐ ِﻔ ُﺮ ْو ُه اﻧ ُﻪ ُﻫ َﻮ ْاﻟ َﻐ ُﻔ ْﻮ ُر اﻟﺮ ِﺣ ْﻴ ُﻢ‬
‫ﻼ َو َﺗ ُﻪ اﻧ ُﻪ ُﻫ َﻮ اﻟﺴ ِﻤ ْﻴﻊُ ْاﻟﻌَ ِﻠ ْﻴ ِﻢ‪َ ،‬و ْ‬
‫‪.‬و ِﻣ ْﻨﻜُ ْﻢ ِﺗ َ‬
‫َ‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫َا ْﻟ َﺤ ْﻤﺪُ ِ ِ َوﻛ َ َﻔﻰ‪َ ،‬وا َﺻﻠ ْﻲ َوا َﺳﻠ ُﻢ ﻋَ ﻠَﻰ َﺳﻴ ِﺪ َﻧﺎ ُﻣ َﺤﻤ ٍﺪ ْاﻟ ُﻤ ْﺼ َﻄ َﻔﻰ‪َ ،‬وﻋَ ﻠَﻰ آ ِﻟ ِﻪ َوا ْﺻ َﺤ ِﺎﺑ ِﻪ اﻫْ ِﻞ ْاﻟ َﻮ َﻓﺎ ا ْﺷﻬَ ﺪُ ا ْن ﻻ‪ ‬‬
‫إﻟﻪَ اﻻ ا ُ َو ْﺣﺪَ ُه َﻻ َﺷ ِﺮﻳْ َﻚ ﻟَ ُﻪ‪َ ،‬وا ْﺷﻬَ ﺪُ ان َﺳﻴﺪَ َﻧﺎ ُﻣ َﺤﻤﺪً ا ﻋَ ْﺒﺪُ ُه َو َر ُﺳ ْﻮ ُﻟ ُﻪ اﻣﺎ ﺑَﻌْ ﺪُ ‪َ ،‬ﻓ َﻴﺎ اﻳﻬَ ﺎ ْاﻟ ُﻤ ْﺴ ِﻠ ُﻤ ْﻮ َن‪ ،‬ا ْو ِﺻ ْﻴﻜُ ْﻢ‬
‫َو َﻧ ْﻔ ِﺴ ْﻲ ِﺑﺘَ ْﻘ َﻮى ا ِ ْاﻟﻌَ ِﻠﻲ ْاﻟﻌَ ِﻈ ْﻴ ِﻢ َواﻋْ ﻠَ ُﻤ ْﻮا ان ا َ ا َﻣ َﺮﻛُ ْﻢ ِﺑﺎ ْﻣ ٍﺮ ﻋَ ِﻈ ْﻴ ٍﻢ‪ ،‬ا َﻣ َﺮﻛُ ْﻢ ِﺑﺎﻟﺼ َﻼ ِة َواﻟﺴ َﻼ ِم ﻋَ ﻠَﻰ َﻧ ِﺒﻴ ِﻪ‬
‫ﻴﻤﺎ‪َ ،‬اﻟﻠ ُﻬﻢ‬
‫آﻣﻨُﻮا َﺻﻠﻮا ﻋَ ﻠَ ْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠ ُﻤﻮا َﺗ ْﺴ ِﻠ ً‬ ‫ﻳﻦ َ‬ ‫ﻮن ﻋَ ﻠَﻰ ِ‬
‫اﻟﻨﺒﻲ‪ ،‬ﻳَ ﺎ اﻳﻬَ ﺎ اﻟ ِﺬ َ‬ ‫ﺎل‪ :‬ان ا َ َو َﻣ َﻼ ِﺋﻜَﺘَ ُﻪ ﻳُ َﺼﻠ َ‬ ‫ْاﻟﻜَﺮﻳْ ِﻢ َﻓ َﻘ َ‬
‫ِ‬
‫آل َﺳﻴ ِﺪ َﻧﺎ اﺑ َْﺮ ِ‬ ‫َ‬ ‫ﺖ ﻋَ ﻠَﻰ َﺳﻴ ِﺪ َﻧﺎ اﺑ َْﺮ ِ‬
‫آل َﺳﻴ ِﺪ َﻧﺎ ُﻣ َﺤﻤ ٍﺪ ﻛ َ َﻤﺎ َﺻﻠ ْﻴ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫اﻫ ْﻴ َﻢ‬ ‫اﻫ ْﻴ َﻢ َوﻋَ ﻠﻰ ِ‬ ‫َﺻﻞ ﻋَ ﻠﻰ َﺳﻴ ِﺪ َﻧﺎ ُﻣ َﺤﻤ ٍﺪ َوﻋَ ﻠﻰ ِ‬
‫آل َﺳﻴ ِﺪ َﻧﺎ اﺑ َْﺮ ِ‬ ‫َ‬ ‫ﺖ ﻋَ ﻠَﻰ َﺳﻴ ِﺪ َﻧﺎ اﺑ َْﺮ ِ‬
‫آل َﺳﻴ ِﺪ َﻧﺎ ُﻣ َﺤﻤ ٍﺪ ﻛ َ َﻤﺎ ﺑَﺎ َرﻛْ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫اﻫ ْﻴ َﻢ‪،‬‬ ‫اﻫ ْﻴ َﻢ َوﻋَ ﻠﻰ ِ‬ ‫َﺎركْ ﻋَ ﻠﻰ َﺳﻴ ِﺪ َﻧﺎ ُﻣ َﺤﻤ ٍﺪ َوﻋَ ﻠﻰ ِ‬ ‫َوﺑ ِ‬
‫ِ‪.‬ﻓ ْﻲ ْاﻟﻌَ ﺎﻟَ ِﻤ ْﻴ َﻦ اﻧ َﻚ َﺣ ِﻤ ْﻴﺪٌ َﻣ ِﺠ ْﻴﺪٌ‬

‫ﺎء ِﻣﻨ ُْﻬ ْﻢ َو ْاﻻ ْﻣ َﻮ ِ‬


‫ات‪ ،‬اﻟﻠﻬﻢ ادْ َﻓﻊْ ﻋَ ﻨﺎ ْاﻟ َﺒ َﻼ َء‬ ‫َﺎت ْاﻻ ْﺣ َﻴ ِ‬
‫واﻟ ُﻤ ْﺆ ِﻣ ِﻨ ْﻴ َﻦ َو ْاﻟ ُﻤ ْﺆ ِﻣﻨ ِ‬
‫ﺎت ْ‬‫اﻏ ِﻔ ْﺮ ِﻟ ْﻠ ُﻤ ْﺴ ِﻠ ِﻤ ْﻴ َﻦ َو ْاﻟ ُﻤ ْﺴ ِﻠ َﻤ ِ‬
‫َاﻟﻠ ُﻬﻢ ْ‬

‫ﺎء َو ْاﻟ ُﻤ ْﻨﻜ َ َﺮ َو ْاﻟ َﺒ ْﻐ َﻲ َواﻟﺴ ُﻴ ْﻮ َف ْاﻟ ُﻤ ْﺨﺘَ ِﻠ َﻔ َﺔ َواﻟﺸﺪَ ا ِﺋﺪَ َو ْاﻟ ِﻤ َﺤ َﻦ‪َ ،‬ﻣﺎ َﻇﻬَ َﺮ ِﻣﻨْﻬَ ﺎ َو َﻣﺎ ﺑ ََﻄ َﻦ‪،‬‬
‫َﺎء َو ْاﻟ َﻔ ْﺤ َﺸ َ‬
‫َو ْاﻟ َﻐ َﻼ َء َو ْاﻟ َﻮﺑ َ‬
‫ان ْاﻟ ُﻤ ْﺴ ِﻠ ِﻤ ْﻴ َﻦ ﻋَ ﺎﻣ ًﺔ‪ ،‬اﻧ َﻚ ﻋَ ﻠَﻰ ﻛُﻞ َﺷ ْﻲ ٍء َﻗ ِﺪﻳْ ٌﺮ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫ِﻣ ْﻦ ﺑَﻠ ِﺪ َﻧﺎ ﻫ ََﺬا َﺧﺎﺻ ًﺔ َو ِﻣ ْﻦ ﺑُﻠﺪَ ِ‬

‫ﺎء َو ْاﻟ ُﻤ ْﻨﻜ َ ِﺮ َواﻟ َﺒ ْﻐ ِﻲ‪ ،‬ﻳَ ِﻌ ُﻈﻜُ ْﻢ‬ ‫ﺎء ِذي ْاﻟ ُﻘ ْﺮﺑَﻰ وﻳَ ﻨْﻬَ ﻰ ﻋَ ِﻦ َ‬
‫اﻟﻔ ْﺤ َﺸ ِ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ِﻋ َﺒﺎدَ ا ِ ‪ ،‬إن ا َ ﻳَ ﺎ ُﻣ ُﺮ ِﺑﺎﻟﻌَ ﺪْ ِل َواﻹ ْﺣ َﺴ ِ‬
‫ﺎن َواﻳْ ﺘَ ِ‬
‫ﻟَﻌَ ﻠﻜُ ْﻢ َﺗ َﺬﻛ ُﺮ ْو َن َﻓﺎذﻛُ ُﺮوا ا َ ْاﻟﻌَ ِﻈ ْﻴ َﻢ ﻳَ ْﺬﻛُ ْﺮﻛُ ْﻢ َوﻟَ ِﺬﻛْ ُﺮ ا ِ اﻛْ َﺒ ُﺮ‬

‫‪H Muhammad Faizin, Sekretaris MUI Provinsi Lampung‬‬

‫‪NU Online Super App | Aplikasi Keislaman Terlengkap‬‬


Baca Juga:
Khutbah Jumat: Syukur dalam Nikmat, Sabar dalam Musibah

Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan
informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.

TAGS: khutbah khutbah jumat ibadah

Anda mungkin juga menyukai