Anda di halaman 1dari 3

Khutbah Jumat: Dua Misi Utama Manusia di Dunia

Materi khutbah Jumat ini mengingatkan tugas utama manusia saat hidup di dunia ini yang telah disebutkan oleh
Allah swt dalam Al-Qur’an. Dua tugas utama tersebut adalah sebagai abdullah (hamba Allah) yang diwujudkan
dalam kewajiban untuk beribadah menyembah Allah swt dan sebagai khalifah (pemimpin) yang diwujudkan
dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya, memakmurkan bumi serta memanfaatkan segala apa yang ada
padanya dengan baik.

Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Khutbah Jumat: Dua Misi Utama Manusia di Dunia". Untuk mencetak
naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan
desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi)

Khutbah I

‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن اَّل ِإلهَ ِإاَّل‬،‫ان‬ ‫هّٰلِل‬


ِ ‫صحْ بِ ِه َوتَابِ ِع ْي ِه َعلَى َم ِّر ال َّز َم‬
َ ‫ َو َعلَى آلِ ِه َو‬، َ‫صاَل ةُ َوال َّساَل ُم َعلَى ُم َح َّم ٍد َسيِّ ِد َولَ ِد َع ْدنَان‬ ِ ِ‫الح ْم ُد ِ ْال َمل‬
ِ ‫ك ال َّدي‬
َّ ‫ َوال‬،‫َّان‬ َ

‫ ِعبَا َد‬،ُ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ الَّ ِذيْ َكانَ ُخلُقُهُ ْالقُرْ آنَ َأ َّما بَ ْعد‬،‫ك لَهُ ْال ُمنَـ َّزهُ َع ِن ْال ِج ْس ِميَّ ِة َو ْال ِجهَ ِة َوال َّز َما ِن َو ْال َم َكا ِن‬
َ ‫هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬
‫اَّل‬
‫س اِ لِيَ ْعبُ ُدوْ ِن‬ ْ ‫اْل‬ ْ ُ ْ َ
َ ‫ َو َما خَ لقت ال ِج َّن َوا ِ ن‬:‫آن‬ ُ ْ َ ْ َّ ْ
ِ ْ‫ القاِئ ِل فِي ِكتَابِ ِه القر‬،‫ص ْيك ْم َونَف ِسي بِتَق َوى هللاِ ال َمنا ِن‬ ْ ُ ‫ُأ‬ ِّ َ
ِ ْ‫ فإني و‬،‫الرَّحْ مٰ ِن‬

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Tak jemu-jemu pada setiap khutbah, khatib mengingatkan, mengajak,
dan menyerukan kepada seluruh jamaah dan umumnya kepada seluruh umat Islam untuk senantiasa
meningkatkan dan menguatkan ketakwaan kepada Allah swt. Selain menjadi rukun dalam khutbah yang wajib
disampaikan oleh para khatib di dalam khutbahnya, wasiat takwa ini menjadi sebuah peringatan dan ajakan
penting untuk menjadikan kehidupan manusia di dunia terarah sesuai dengan ketentuan Allah swt. Karena
takwa itu sendiri adalah sebuah komitmen untuk menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi apa yang
dilarang oleh Allah. Dengan ketakwaan, manusia akan senantiasa berada di jalan yang benar, di jalan lurus yang
diridhoi Allah dan akan menjadikan perjalanan di jalan tersebut lancar, aman, serta tidak ada gangguan yang
dapat menggagalkan misi dalam mencapai tujuan. Manusia yang bertakwa juga akan senantiasa menghindarkan
diri dari keluar jalan yang telah ditentukan oleh Allah dengan memperhatikan rambu-rambu yang ada di
sepanjang perjalanan sehingga dapat terhindar dari terjerumus ke jurang larangan Allah swt.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Kehidupan kita di dunia memang seperti menyusuri sebuah jalan untuk
mencapai sebuah tujuan. Perjalanan ini membawa sebuah misi penting yang telah diamanahkan oleh Allah.
Selama perjalanan ini, kita tidak boleh lupa dengan misi utama ini sehingga terlena dalam perjalanan dan tidak
bisa mencapai tujuan dari diciptakannya kita di dunia. Setidaknya, ada dua misi utama diciptakannya kita di
bumi ini yakni sebagai Abdullah (hamba Allah) dan khalifah (pemimpin). Misi pertama sebagai Abdullah
(hamba Allah) disebutkan dalam Al-Qur’an surat Adz-Dzariyat ayat 56:

َ ‫ت ْال ِج َّن َوااْل ِ ْن‬


‫س اِاَّل لِيَ ْعبُ ُدوْ ِن‬ ُ ‫َو َما خَ لَ ْق‬

Artinya : “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” Para ahli
tafsir menjelaskan bahwa maksud ayat tersebut ialah bahwa Allah tidak menjadikan jin dan manusia kecuali
untuk tunduk dan merendahkan diri kepada-Nya. Setiap makhluk, baik jin atau manusia wajib tunduk kepada
peraturan Allah, merendahkan diri terhadap kehendak-Nya, dan menerima apa yang Allah takdirkan karena
manusia dijadikan atas kehendak-Nya dan diberi rezeki sesuai dengan apa yang telah Allah tentukan. Tak
seorang pun yang dapat memberikan manfaat atau mendatangkan mudarat karena kesemuanya adalah atas
kehendak Allah. Ayat inilah yang menguatkan perintah untuk mengingat Allah swt dan memerintahkan manusia
agar melakukan ibadah kepada Allah swt. Kita perlu sadari, bahwa kewajiban kita menyembah Allah swt
bukanlah karena Allah butuh untuk disembah. Justru sebaliknya, kita menyembah Allah karena kita butuh untuk
menyembah-Nya. Kita perlu sadari lagi bahwa Allah lah dzat yang paling kuasa atas segala yang terjadi pada
diri kita. Ketika kita menyembah Allah, maka akan tercipta hubungan harmonis antara kita dengan Allah
sehingga Allah akan senantiasa sayang dan cinta kepada kita. Aktivitas ibadah kita juga merupakan wujud
syukur kepada Allah yang telah menciptakan dan memelihara kita, serta memberikan kesempatan untuk
menggunakan fasilitas yang ada di bumi untuk kebutuhan hidup. Keistiqamahan kita dalam beribadah
menyembah Allah akan menjadi tolok ukur ketakwaan yang akan memberi dampak pada kehidupan di dunia
dan akhirat. Kebutuhan kita menyembah Allah juga akan mendatangkan rasa tenang sekaligus mengikis sifat
sombong atau takabbur dalam diri yang bermuara kepada kesadaran diri bahwa kita hanyalah makhluk lemah
yang membutuhkan penolong yakni Allah swt.
‫هّٰللَا‬
َ ‫ْف قُ َّوةً ثُ َّم َج َع َل ِم ۢ ْن بَ ْع ِد قُ َّو ٍة‬
‫ض ْعفًا‬ َ ‫ْف ثُ َّم َج َع َل ِم ۢ ْن بَ ْع ِد‬
ٍ ‫ضع‬ َ ‫ُ الَّ ِذيْ خَ لَقَ ُك ْم ِّم ْن‬
ٍ ‫ضع‬

‫ق َما يَ َش ۤا ۚ ُء َوهُ َو ْال َعلِ ْي ُم ْالقَ ِد ْي ُر‬


ُ ُ‫َّو َش ْيبَةً ۗيَ ْخل‬

Artinya : “Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah
keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan
beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa.” (QS; Ar-Rum:
54). Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Misi kedua manusia di dunia yakni sebagai khalifah atau pemimpin
dimuka bumi termaktub dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 30:
ۤ
‫ض خَ لِ ْيفَةً ۗ قَالُ ْٓوا‬ ِ ‫ك لِ ْل َم ٰل ِٕى َك ِة ِانِّ ْي َج‬
ِ ْ‫اع ٌل فِى ااْل َر‬ َ ُّ‫َواِ ْذ قَا َل َرب‬

َ‫ال اِنِّ ْٓي اَ ْعلَ ُم َما اَل تَ ْعلَ ُموْ ن‬ َ ‫ك ال ِّد َم ۤا ۚ َء َونَحْ نُ نُ َسبِّ ُح بِ َح ْم ِد‬
َ َ‫ك َونُقَدِّسُ ل‬
َ َ‫ك ۗ ق‬ ُ ِ‫اَتَجْ َع ُل فِ ْيهَا َم ْن يُّ ْف ِس ُد فِ ْيهَا َويَ ْسف‬

Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah
di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah
di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Dari ayat ini bisa kita lihat bahwa ketika Allah hendak menjadikan
manusia sebagai pemimpin di muka bumi ini, para malaikat sempat ragu. Mereka menilai bahwa manusia tidak
pantas menjadi pemimpin di dunia karena memiliki tabiat senang membuat kerusakan. Mereka menilai bahwa
diri merekalah yang patut untuk menjadi khalifah karena mereka adalah hamba Allah yang sangat patuh, selalu
bertasbih, memuji Allah, dan menyucikan-Nya dari sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya. Namun semua itu
ditepis oleh Allah swt karena Allah lah yang paling mengetahui atas segalanya termasuk keputusan menjadikan
manusia sebagai pemimpin di bumi ini. Penciptaan manusia adalah rencana besar Allah di dunia. Allah Maha
tahu bahwa pada diri manusia terdapat hal-hal negatif sebagaimana yang dikhawatirkan oleh malaikat, tetapi
aspek positifnya jauh lebih banyak. Oleh karena itu, kepercayaan dari Allah ini harus kita pikul dengan baik
dengan cara menjaga keseimbangan kehidupan di bumi ini. Untuk menjaga keseimbangan ini, kita harus
mengikis perilaku negatif seperti melakukan perusakan di bumi dan memperkuat perilaku positif dengan
memberikan manfaat pada sesama manusia lain dan bumi ini. Rasulullah saw bersabda:

ِ َّ‫اس َأ ْنفَ ُعهُ ْم لِلن‬


‫اس‬ ِ َّ‫خَ ْي ُر الن‬
Artinya “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia (lainnya)." Ma’asyiral Muslimin
rahimakumullah, Itulah dua misi utama diciptakannya kita di dunia ini oleh Allah swt. Mudah-mudahan kita
selalu ingat dan dapat melaksanakan serta mengemban amanah besar ini agar kita bisa menjadi hamba yang
benar-benar bertakwa menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala laranagn-Nya. Amin.

‫بَا َركَ هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم‬

‫ َوا ْستَ ْغفِرُوْ هُ ِإنَّهُ ه َُو ْال َغفُوْ ُر‬،‫ َوتَقَب ََّل هللاُ ِمنِّ ْي َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ ِإنَّهُ هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِي ِْم‬،‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬
ِ ‫ َونَفَ َعنِ ْي وَِإيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ اَأْليَا‬،‫فِ ْي ْالقُرْ َأ ِن ْال َك ِري ِْم‬
‫ال َّر ِح ْي ُم‬.

Khutbah II

‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن‬،ُ‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَّل إلهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْيكَ لَه‬.‫ َو َعلَى آلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َأ ْه ِل ْال َوفَا‬،‫صلِّ ْي َوُأ َسلِّ ُم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ْال ُمصْ طَفَى‬ ‫هّٰلِل‬
َ ‫ َوُأ‬،‫اَ ْل َح ْم ُد ِ َو َكفَى‬
‫صاَل ِة‬ ِ ْ‫ ُأو‬، َ‫ فَيَا َأيُّهَا ْال ُم ْسلِ ُموْ ن‬،ُ‫َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ َأ َّما بَ ْعد‬
َّ ‫ َأ َم َر ُك ْم بِال‬،‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى هللاِ ْال َعلِ ِّي ْال َع ِظي ِْم َوا ْعلَ ُموْ ا َأ َّن هللاَ َأ َم َر ُك ْم بَِأ ْم ٍر َع ِظي ٍْم‬
ّ ٰ ‫َأ‬
‫ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬ ِّ
َ ‫ اَللهُ َّم‬،‫صلوا َعلَ ْي ِه َو َسل ُموا تَ ْسلِي ًما‬ ُّ َ ‫ يَا يُّهَا ال ِذينَ آ َمنُوا‬،‫صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي‬
َّ َ ُ‫ ِإ َّن هللاَ َو َماَل ِئ َكتَهُ ي‬:‫َوال َّساَل ِم َعلَى نَبِيِّ ِه ْال َك ِري ِْم فَقَا َل‬
‫ار ْكتَ َعلَى َسيِّ ِدنَا ِإ ْب َرا ِه ْي َم‬ َ َ‫آل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما ب‬ِ ‫ار ْك َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬ ِ َ‫صلَّيْتَ َعلَى َسيِّ ِدنَا ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل ٰ َسيِّ ِدنَا ِإب َْرا ِه ْي َم َوب‬ َ ‫آ ِل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما‬
َّ‫ اللهم ا ْدفَ ْع َعنا‬،‫ت‬ ‫َأْل‬ ْ
ِ ‫ت ا حْ يَا ِء ِمنهُ ْم َوا ْم َوا‬ ‫َأْل‬ ْ
ِ ‫ت وال ُمْؤ ِمنِ ْينَ َوال ُمْؤ ِمنَا‬ْ ْ ْ ْ ّ َّ ْ
ِ ‫ اللهُ َّم اغفِرْ لِل ُم ْسلِ ِم ْينَ َوال ُم ْسلِ َما‬.‫ فِ ْي ال َعال ِم ْينَ ِإنكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬،‫َو َعلَى آ ِل َسيِّ ِدنَا ِإب َْرا ِه ْي َم‬
َ َ
‫صةً َو ِم ْن ب ُْلدَا ِن‬ َّ ‫ ِم ْن بَلَ ِدنَا هَ َذا خَ ا‬، َ‫ظهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَن‬ َ ‫ َما‬، َ‫ْالبَاَل َء َو ْالغَاَل َء َو ْال َوبَا َء َو ْالفَحْ َشا َء َو ْال ُم ْن َك َر َو ْالبَ ْغ َي َوال ُّسيُوْ فَ ْال ُم ْختَلِفَةَ َوال َّشدَاِئ َد َو ْال ِم َحن‬
ُ‫ يَ ِعظُك ْم‬،‫إن هللاَ يَْأ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َواإْل حْ َسا ِن َوِإ ْيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَى ويَ ْنهَى ع َِن الفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َوالبَ ْغ ِي‬ َّ ،ِ‫ك َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِد ْي ٌر ِعبَا َد هللا‬ َ َّ‫ ِإن‬،ً‫ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ عَا َّمة‬
‫ فَاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َأ ْكبَ ُر‬. َ‫لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ ن‬

Anda mungkin juga menyukai