Anda di halaman 1dari 4

NAMA:NAUFAL AZIZ EKA SAPUTRA

KELAS:Xl-A2
TUGAS AGAMA MEMBUAT CERAHAM

Judul:

Cara Perkuat Cinta pada Allah dan Nabi Muhammad

Khutbah I

‫ت‬ ٍ ‫ت ُك َّل َو ْق‬ ِ ‫ اَ ْل َغنِيِّ الَّذِيْ َل ِم َت َز ْل َس َحاِئبُ ج ُْو ِد ِه َتسِ ُّح ْال َخي َْرا‬،‫ان‬
ِ ‫ت ل َِذ ِوي ااْل ِ ْي َم‬ ِ ‫ُضاعِ فِ ْال َح َس َنا‬ َ ‫ َوم‬،‫ان‬ ِ ‫ْال َحمْ ُد هَّلِل ِ َواسِ ِع ْال َفضْ ِل َوااْل ِحْ َس‬
‫ َأحْ َم ُدهُ حُمْ ًدا َيفُ ْو ُق ْال َع َّد‬.‫ان‬ ‫َأْل‬ ٍ ‫َوَأ َو‬
ِ ‫ اَ ْل َحيِّ ْال َقي ُّْو ِم الَّذِيْ اَل َت ِغيْضُ َن َف َقا ُت ُه ِب َمرِّ ال ُّده ُْو ِر َوا ْز َم‬،‫ان‬ِ ‫العلِي ِْم الَّذِيْ اَل َي ْخ َفى َع َل ْي ِه َخ َواطِ ُر ْال َج َن‬
َ ،‫ان‬
ِ ‫ِب الرِّ ضْ َو‬
‫ان‬ ُ ُ‫ َوَأ ْش ُك ُره‬،‫ان‬
َ ‫ش ْكرً ا َن َنا ُل ِب ِه ِم ْن ُه َم َواه‬ ِ ‫ َو ْالحُسْ َب‬.

ُ‫ َوَأ ْش َه ُد َأنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُده‬.‫ان‬


ِ َ‫ َو ُمب ِْر ُز ُك ِّل َمنْ سِ َواهُ م َِن ْال َعدَ ِم ِا َلى ْال ِوجْ د‬،‫ان‬ َ ‫َأ ْش َه ُد َأنْ اَل ِا َل َه ِااَّل هللا َوحْ دَ هُ اَل َش ِري‬
ِ ‫ْك َل ُه دَ اِئ ُم ْالم ُْلكِ َوالس ُّْل َط‬
‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َع َلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َع َلى َألِ ِه َوَأصْ َح ِاب ِه‬ َ ‫ َأللهم‬.‫ان‬ َ ‫ض َح َواسْ َت َب‬ َ ‫ َن ِبيٌّ َر َف َع هللاُ ِب ِه ْال َح َّق َح َّتى ا َّت‬،‫ان‬ ِ ‫َو َرس ُْولُ ُه َو ِخي َْر ُت ُه مِنْ َن ْو ِع ااْل ِ ْن َس‬
‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫ُأ‬ ِ َ‫ َف َيا عِ َباد‬:‫ َأمَّا َبعْ ُد‬.‫ان‬
ُ‫ َقا َل هللا‬.ِ‫ب َن َوا ِه ْيه‬ ِ ‫ال َوام ِِر ِه َواجْ ِت َنا‬ َ
ِ ‫اع ِت ِه ِبامْ ِتث‬ َ
َ ‫الى َوط‬ َ ‫هللا َت َع‬ ْ
ِ ‫اي وَّ ال ِب َتق َوى‬ ً ُ
َ ‫هللا ْوصِ ْيك ْم َو ِا َي‬ ِ ‫َأهْ ِل الص ِّْد ِق َوااْل ِحْ َس‬
َ ‫ قُ ْل ِب َفضْ ِل هّللا ِ َو ِب َرحْ َم ِت ِه َف ِب َذل َِك َف ْل َي ْف َرحُو ْا ه َُو َخ ْي ٌر ِّممَّا َيجْ َمع‬:‫َت َعا َلى فِيْ ِك َت ِاب ِه ْال َك ِري ِْم‬
‫ُون‬

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Aku Mencintaimu Saja Tanpa Dalil, Masa Cinta Rasulullah Harus Cari Dalil

Sebagai pembuka dalam khutbah Jumat ini, mari kita bersama-sama bersyukur kepada
Allah swt atas limpahan nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita semua, dengan
ucapan alhamdulillah alladzi bi ni'matihi tattimmus shalihât, karena berkah qudrah dan
iradah-Nya, kita semua bisa senantiasa istiqamah menunaikan ibadah shalat Jumat.
Semoga ibadah yang kita lakukan ini menjadi ibadah yang diterima oleh-Nya dan menjadi
bukti bahwa kita semua termasuk hamba-hamba-Nya yang taat pada perintah-Nya.
Shalawat dan salam mari senantiasa kita haturkan kepada junjungan dan panutan kita
semua, Nabi Muhammad saw, allahumma shalli wa sallim 'alâ sayyidina Muhammad wa 'alâ
alih wa sahbih, yang telah mengajarkan kita semua nilai-nilai kesopanan dan adab yang
luhur, sehingga bisa menjadikan kita insan yang berakhlakul karimah, sopan, dan memiliki
etika yang mulia. Semoga kita semua diakui sebagai umatnya, dan mendapatkan limpahan
syafaatnya kelak di hari kiamat. Amin ya rabbal âlamin.

Selanjutnya, sebagai awal dalam memulai khutbah Jumat di atas mimbar yang mulia ini,
kami selaku khatib mengajak diri sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada
pelaksanaan shalat Jumat ini, agar terus berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan
kepada Allah swt, yaitu dengan cara mengerjakan semua kewajiban dan meninggalkan
larangan.

Takwa merupakan satu-satunya bekal terbaik yang akan kita bawa menuju akhirat. Harta,
jabatan, kekayaan, dan hal-hal yang kita miliki di dunia tidak memiliki nilai apa-apa jika tidak
bisa menjadi penyebab meningkatnya ketakwaan kepada Allah swt. Oleh sebab itu, Allah
memerintahkan kita semua untuk menyediakan bekal takwa menuju akhirat, sebagaimana
ditegaskan dalam Al-Qur'an, yaitu.
Artinya: "Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan
bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat." (QS Al-Baqarah
[2]: 197).

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Salah satu cara untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah swt adalah
dengan cara mencintai Nabi Muhammad dan meneladani segala teladan yang pernah beliau
lakukan selama ada di dunia, mulai dari berucap, bertindak dan berperilaku dalam
keseharian kita.

Meneladani dan mencintai Nabi Muhammad merupakan langkah awal untuk bisa
membangun cinta kepada Allah swt. Sebab dari ajaran Nabi Muhammad-lah kita bisa
mengenal Allah sebagai satu-satunya zat yang harus kita sembah tanpa sekutu bagi-Nya.
Oleh karena itu, Allah menegaskan kepada kita semua bahwa jika semua umat Islam
memang benar-benar cinta kepada Allah, maka ikutilah semua tingkah-laku Rasulullah, dan
untuk mengikutinya, terlebih dahulu kita harus cinta kepadanya. Dalam Al-Qur'an Allah swt
berfirman:

‫ُّون هَّللا َ َفا َّت ِبعُونِي يُحْ ِب ْب ُك ُم هَّللا ُ َو َي ْغفِرْ َل ُك ْم ُذ ُنو َب ُك ْم َوهَّللا ُ َغفُو ٌر َرحِي ٌم‬
َ ‫قُ ْل ِإنْ ُك ْن ُت ْم ُت ِحب‬
Artinya: "Katakanlah (Muhammad), 'Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.' Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS Ali 'Imran [3]: 31).

Merujuk penjelasan Imam Fakhruddin ar-Razi dalam kitab Tafsir Mafatihul Ghaib, ayat ini
Allah swt turunkan kepada Nabi Muhammad untuk menjawab pengakuan-pengakuan orang
yang mengaku cinta kepada Allah namun enggan untuk mengikuti apa yang diajarkan oleh
Nabi Muhammad. Misal, orang-orang Yahudi yang mengaku cinta kepada Allah, dan orang
Nasrani yang mengakui bahwa pemuliaan mereka kepada al-Masih merupakan bukti
cintanya kepada Allah.

Tidak hanya kepada Yahudi dan Nasrani saja, ayat ini juga diturunkan kepada semua
orang-orang yang mengaku cinta kepada Allah swt, namun mereka tidak mengikuti semua
yang diajarkan oleh Nabi Muhammad, maka pengakuan cinta itu pada dasarnya merupakan
pengakuan dusta yang tidak memiliki makna apa-apa.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Lantas, bagaimana cara agar kita bisa tergolong sebagai orang yang cinta kepada Allah?

Cara pertama adalah dengan mengikuti semua jejak langkah yang dicontohkan oleh Nabi
Muhammad, dan ini bisa kita ikuti jika kita benar-benar tahu terhadap semua ajarannya,
sikapnya, cara berdakwahnya, kesopanan dan keluhuran etikanya, serta semua
teladan-teladan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad.

Salah satu cara untuk mengetahui semua itu adalah bisa kita temui dalam perayaan maulid
nabi. Dalam perayaan tersebut, kita akan tahu betapa agung dan mulianya Nabi
Muhammad. Ia merupakan sosok teladan terbaik yang pernah ada di dunia. Ketika kita
sudah tahu pada kemuliaan dan keluhuran nabi, maka akan tumbuh kecintaan kita
kepadanya, sehingga kita akan mengikuti semua jejak langkahnya.
Oleh karena itu, Sayyid Muhammad bin Umar al-Hadrami dalam kitab Hadaiqul Anwar wa
Mathali'ul Asrar mengatakan bahwa mengadakan maulid nabi merupakan salah satu bukti
kecintaan seorang umat kepada nabinya. Ia mengatakan:

ِ ‫اِنَّ ااْل ِحْ ِت َفا َل لِ َم ْولِ ِد الرَّ س ُْو ِل َي ُك ْونُ َت ْك ِر ْيمًا َو َتعْ ظِ ْيمًا لِ َم َقا ِم ِه ال َّش ِريْفِ َودَ لِ ْيالً َع َلى َم َح َّب ِة ال َّن‬
‫اس ِبال ِّنسْ َب ِة لِل َّن ِبي صلى هللا عليه وسلم‬

Artinya: "Sungguh merayakan kelahiran Rasulullah merupakan bentuk pemuliaan dan


pengagungan pada kedudukannya yang luhur, serta menjadi buktinya kecintaan manusia
(umat Islam) kepada Nabi Muhammad."

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Selain itu, dengan mengadakan maulid nabi atau menghadiri perayaan maulid, akan
menjadikan kita semakin banyak bershalawat kepadanya. Sedangkan salah satu bukti cinta
setiap orang adalah akan sering menyebut nama orang-orang yang mereka cinta. Dan
orang-orang yang banyak bershalawat kepada nabi menunjukkan bahwa dalam dirinya
terdapat cinta yang besar kepadanya. Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin
mengatakan:

َّ ‫َمنْ َأ َحبَّ َش ْيًئ ا َأ ْك َث َر ِبال‬


‫ضر ُْو َر ِة مِنْ ذ ِْك ِر ِه ِوذ ِْك ِر َما َي َت َعلَّ ُق ِب ِه‬

Artinya: "Siapa saja yang cinta pada sesuatu, maka dengan pasti ia akan memperbanyak
menyebutnya dan menyebut hal-hal yang berkaitan dengannya."

Inilah puncak kecintaan seorang umat. Umat Islam yang cinta kepada Nabi Muhammad
akan menjadikan shalawat kepadanya sebagai satu-satunya ucapan yang paling sering
keluar dari lisannya. Sebab, baginya tidak ada ucapan yang paling manis untuk disebutkan
selain bershalawat kapada kekasihnya Nabi Muhammad.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah


Dari beberapa uraian materi khutbah Jumat ini, dapat disimpulkan bahwa merayakan maulid
Nabi Muhammad atau menghadiri acara-acara maulid merupakan salah satu bukti kecintaan
umat Islam kepada Nabi Muhammad saw. Dengan acara tersebut diharapkan bisa menjadi
momentum untuk menjadikan nabi sebagai panutan dalam segala hal.

Demikian khutbah perihal perayaan maulid nabi sebagai bukti cinta kepadanya yang akan
membawa kita semakin mencintai Allah swt. Semoga bisa membawa manfaat dan
keberkahan bagi kita semua, dan digolongkan sebagai hamba yang istiqamah dalam
menjalankan semua perintah dan menjauhi larangan-Nya. Amin ya rabbal alamin.

َ ‫ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َح َّق ُت َقا ِت ِه َواَل َتمُو ُتنَّ ِإاَّل َوَأ ْن ُت ْم مُسْ لِم‬
‫ُون‬ َ ‫ َيا َأ ُّي َها الَّذ‬:‫ِيم‬ ‫هَّللا‬
ِ ‫ ِبسْ ِم ِ الرَّ حْ َم ِن الرَّ ح‬.‫ان الرَّ ِج ِيم‬ ِ ‫ْط‬ ُ ‫َأع‬
َ ‫ُوذ ِباهَّلل ِ م َِن ال َّشي‬
‫ َو َت َق َّب َل ِم ِّنيْ َو ِم ْن ُك ْم‬،ِ‫اعات‬
َ ‫الط‬ َّ ‫صاَل ِة َوالصَّدَ َق ِة َو ِتاَل َو ِة ْالقُرْ اَ ِن َو َج ِميْع‬ َّ ‫ َو َن َف َعنِيْ َو ِا َيا ُك ْم ِب َما ِف ْي ِه م َِن ال‬،‫ك هللاُ لِيْ َو َل ُك ْم فِيْ َه َذا ْال َي ْو ِم ْال َك ِري ِْم‬
َ ‫ار‬
َ ‫َب‬
ِ
‫ ِا َّن ُه ه َُو ْال َغفُ ْو ُر الرَّ ِح ْي ُم‬،ُ‫ َفاسْ َت ْغ ِفر ُْوه‬،‫هللا لِيْ َو َل ُك ْم‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
َ ‫ قُ ْو ُل َق ْولِيْ َه َذا َو سْ َت ْغ ِف ُر‬،‫َج ِمي َْع عْ َمالِ َنا ِإ َّن ُه ه َُو ْال َح ِك ْي ُم ْال َعلِ ْي ُم‬
Khutbah II
‫ْك َلهُ‪ِ ،‬ا َل ٌه َل ْم َي َز ْل َع َلى ُك ِّل َشيْ ٍء َو ِك ْياًل ‪َ .‬وَأ ْش َه ُد َأنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه‬ ‫اَ ْل َحمْ ُد هلِل ِ َحمْ ًدا َك َما َأ َم َر‪َ .‬أ ْش َه ُد َأنْ اَل ِا َل َه ِااَّل هللا َوحْ دَ هُ اَل َش ِري َ‬
‫لى َألِ ِه َوَأصْ َح ِاب ِه َو َمنْ َك َ‬
‫ان‬ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َع َلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َع َ‬ ‫ث َرحْ َم ًة ل ِْل َعا َل ِمي َْن‪ .‬اللهم َ‬ ‫َو َح ِب ْي ُب ُه َو َخلِ ْيلُهُ‪َ ،‬أ ْك َر ِم اَأْلوَّ لِي َْن َواَأْلخ ِِري َْن‪ ،‬اَ ْل َم ْبع ُْو ِ‬
‫ت َواَأْلرْ ضِ ي َْن‬ ‫صاَل ًة دَ اِئ َم ًة ِبدَ َو ِام ال َّس َم َوا ِ‬
‫َل ُه ْم م َِن ال َّت ِاب ِعي َْن‪َ ،‬‬

‫اع ِة َو ُحض ُْو ِر ْالج َ‬


‫ُمْع ِة‬ ‫الط َ‬‫ِظ ْوا َع َلى َّ‬ ‫ِش َما َظ َه َر ِم ْن َها َو َما َب َط َن‪َ .‬و َحاف ُ‬ ‫َأمَّا َبعْ ُد‪َ :‬ف َيا َأ ُّي َها ْال َحاضِ ر ُْو َن ا َّتقُوا هَّللا َ َح َّق ُت َقا ِت ِه َو َذر ُْوا ْال َف َواح َ‬
‫هللا َأ َم َر ُك ْم ِبَأ ٍ‬
‫مْر َبدَ َأ ِب َن ْفسِ هِ‪َ .‬و َث َنى ِب َماَل ِئ َك ِة ْالم َُسب َِّح ِة ِبقُ ْدسِ هِ‪ِِ .‬إنَّ هَّللا َ‬ ‫ت َو ْال َوا ِج َباتِ‪َ .‬واعْ َلم ُْوا َأنَّ َ‬ ‫اع ِة َوالص َّْو ِم َو َج ِمي ِْع ْال َمْأم ُْو َرا ِ‬ ‫َو ْال َج َم َ‬
‫صلُّوا َع َل ْي ِه َو َسلِّمُوا َتسْ لِيما ً‬ ‫ُ‬
‫ِين آ َمنوا َ‬ ‫َّ‬ ‫َأ‬
‫ون َع َلى ال َّن ِبيِّ َيا ُّي َها الذ َ‬‫ُصل َ‬ ‫ُّ‬ ‫َومَالِئ َك َت ُه ي َ‬

‫اركْ َع َلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد‬ ‫َأ‬ ‫ص ِّل َع َلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َع َلى َأ ِل َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َك َما َ‬
‫صلَّي َ‬
‫ْت َع َلى َس ِّي ِد َنا ِاب َْرا ِه ْي َم َو َع َلى ِل َس ِّي ِد َنا ِاب َْرا ِه ْي َم َو َب ِ‬ ‫اللهم َ‬
‫ْ‬ ‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪ .‬اللهم ْ‬
‫اغفِرْ لِلمُسْ لِ ِمي َْن‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َأ‬ ‫َ‬
‫ت َعلى َس ِّي ِد َنا ِاب َْرا ِه ْي َم َو َعلى ِل َس ِّي ِد َنا ِاب َْرا ِه ْي َم فِيْ َ‬
‫العال ِمي َْن ِان َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ارك َ‬ ‫َأ‬
‫َو َع َلى ِل َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َك َما َب َ‬
‫مْواتِ‪ .‬اللهم ْاد َفعْ َع َّنا ْال َباَل َء َو ْال َغاَل َء َو ْال َو َبا َء َو ْال َفحْ َشا َء َو ْال ُم ْن َك َر َو ْال َب ْغ َي َوال ُّسي ُْو َ‬
‫ف‬ ‫ت اََأْلحْ َيا ِء ِم ْن ُه ْم ِواَأْل َ‬ ‫ت َو ْالمُْؤ ِم ِني َْن َو ْالمُْؤ ِم َنا ِ‬‫َو ْالمُسْ لِ َما ِ‬
‫ك َع َلى ُك ِّل َشيْ ٍء َق ِد ْي ٌر‬ ‫ً‬
‫ان ْالمُسْ لِ ِمي َْن َعا َمة‪ِ ،‬ا َّن َ‬ ‫اصة َومِنْ ب ُْلدَ ِ‬ ‫ً‬ ‫ْالم ُْخ َتلِ َف َة َوال َّشدَ اِئدَ َو ْالم َِح َن‪َ ،‬ما َظ َه َر ِم ْن َها َو َما َب َط َن‪ ،‬مِنْ َب َل ِد َنا َه َذا َخ َ‬

‫ْأ‬
‫ِظ ُك ْم َل َعلَّ ُك ْم َت َذ َّكر ُْو َن‪َ .‬ف ْاذ ُكر ُْوا َ‬
‫هللا‬ ‫ان َو ِا ْي َتا ِء ذِيْ ْالقُرْ َبى َو َي ْن َهى َع ِن ْال َفحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َكر َو ْال َب ْغي‪َ ،‬يع ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫هللا َي ُم ُر ُك ْم ِب ْال َع ْد ِل َوااْل ِحْ َس ِ‬ ‫عِ َبادَ ِ‬
‫هللا‪ ،‬اِنَّ َ‬
‫َأ‬
‫هللا ْك َب ُر‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ال َعظِ ْي َم َيذ ُك ُر ُك ْم َو َلذ ِْك ُر ِ‬

‫‪(Oleh: Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop‬‬


‫)‪Bangkalan Jawa Timur‬‬

Anda mungkin juga menyukai