Anda di halaman 1dari 11

PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA

LEMBAGA DAKWAH NAHDLATUL ULAMA


LDNU KABUPATEN KEDIRI
Sekertariat: Jl. Imam Bonjol 38 Kediri 64122
=============================================================================
=========

Khutbah Jum’at
03 Februari 2023
Menjelang Peringatan 1 Abad NU,
Siapakah Golongan yang Benar?

Khutbah I
ِ‫ﺸْﻜﻞ‬ َّ ‫ﻦ اﻟ‬ ِ ‫ﻋ‬
َ ‫ اْﻟُﻤَﻨَّﺰِه‬،‫ن‬
ٍ ‫ﺟْﻮِد َأَزًﻟﺎ َّوَأَﺑًﺪا ِﺑَﻠﺎ َﻣَﻜﺎ‬
ُ ‫ اْﻟَﻤْﻮ‬،‫ن‬ ِ ‫ن اْﻟَﺄْﻛَﻮا‬ِ ‫ﺤْﻤُﺪ ﻟﻠِﻪ ُﻣَﻜِّﻮ‬ َ ‫اﻟ‬
ِ‫ﻋَﻠﻰ آِﻟﻪ‬ َ ‫ َو‬،‫ن‬َ ‫ﻋْﺪَﻧﺎ‬ َ ‫ﺳِّﻴِﺪ َوَﻟِﺪ‬
َ ‫ﺤَّﻤٍﺪ‬ َ ‫ﻋَﻠﻰ ُﻣ‬ َ ‫ﺴَﻠﺎُم‬َّ ‫ﺼَﻠﺎُة َواﻟ‬َّ ‫ َواﻟ‬،‫ن‬ ِ ‫ﻀﺎِء َواْﻟَﺄْرَﻛﺎ‬ َ ‫ﻋ‬ْ ‫َواْﻟَﺄ‬
ُ‫ﻚ َﻟﻪ‬َ ‫ﺷِﺮْﻳ‬ َ ‫ﺣَﺪٗه َﻟﺎ‬ ْ ‫ن َﻟﺎ إٰﻟَﻪ ِإَّﻟﺎ ﷲ ُ َو‬ ْ ‫ﺷَﻬُﺪ أ‬ ْ ‫ َأ‬،‫ن‬
ٍ ‫ﺴﺎ‬ َ ‫ﺣ‬ْ ‫ق َوِإ‬ ٍ ‫ﺼْﺪ‬ ِ ‫ﻢ ِﺑ‬ْ ‫ﻦ َﺗِﺒَﻌُﻬ‬ْ ‫ﺤِﺒِﻪ َوَﻣ‬ ْ ‫ﺻ‬
َ ‫َو‬
ُ‫ﺧُﻠُﻘﻪ‬ ُ ‫ن‬
َ ‫ل ﷲ ِ اَّﻟِﺬي َﻛﺎ‬ ُ ‫ﺳْﻮ‬ ُ ‫ﺤَّﻤًﺪا َّر‬
َ ‫ﺳِّﻴَﺪَﻧﺎ ُﻣ‬ َ ‫ن‬َّ ‫ﺷَﻬُﺪ أ‬ ْ ‫ َوَأ‬،‫ن‬ِ ‫ﻦ َواﻟَّﺰَﻣﺎ‬ ِ ‫ﻦ اْﻟَﺄْﻳ‬ِ ‫ﻋ‬
َ ‫اْﻟُﻤَﻨَّﺰُه‬
،َ‫اْﻟُﻘْﺮآن‬
‫ﻞ ِﻓﻲ‬ ِ ‫ اْﻟَﻘﺎِﺋ‬،‫ن‬
ِ ‫ﺴﻲ ِﺑَﺘْﻘَﻮى ﷲ ِ اﻟَﻤَّﻨﺎ‬ ِ ‫ﻢ َوَﻧْﻔ‬ ْ ‫ﺻْﻴُﻜ‬
ِ ‫ َﻓﺈِّﻧﻲ ُأْو‬،‫ﻦ‬ ِ ‫ﺣٰﻤ‬
ْ ‫ﻋَﺒﺎَد اﻟَّﺮ‬
ِ ،‫َأَّﻣﺎ َﺑْﻌُﺪ‬
ِ‫ﺳِﺒﻴﻞ‬
َ ‫ﻏْﻴَﺮ‬ َ ‫ى َوَﻳَّﺘِﺒْﻊ‬
ٰ ‫ﻦ َﻟُﻪ ٱْﻟُﻬَﺪ‬َ ‫ﻦ َﺑْﻌِﺪ َﻣﺎ َﺗَﺒَّﻴ‬ ۢ ‫ل ِﻣ‬َ ‫ﺳﻮ‬ُ ‫ﻖ ٱﻟَّﺮ‬ِ ‫ﺸﺎِﻗ‬ َ ‫ َوَﻣﻦ ُﻳ‬:‫ن‬ ِ ‫ِﻛَﺘﺎِﺑِﻪ اْﻟُﻘْﺮآ‬
115):‫ﺼﻴًﺮا( اﻟﻨﺴﺎء‬ ِ ‫ت َﻣ‬ ْ ‫ﺳٓﺎَء‬َ ‫ﻢ ۖ َو‬ َ ‫ﺟَﻬَّﻨ‬
َ ‫ﺼِﻠِﻪۦ‬ْ ‫ﻰ َوُﻧ‬ٰ ‫ﻦ ُﻧَﻮِّﻟِﻪۦ َﻣﺎ َﺗَﻮَّﻟ‬
َ ‫ٱْﻟُﻤْﺆِﻣِﻨﻴ‬
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat
kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk
senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan
keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan
menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari
segala yang dilarang dan diharamkan.
Hadirin rahimakumullah,
Menjelang Peringatan 1 Abad Lahirnya NU, khatib akan
menyampaikan khutbah dengan tema: “Siapakah Golongan
yang Benar?”. Dengan menyimak dan memahami khutbah ini,
semoga kita semakin yakin bahwa NU adalah salah satu
kelompok yang benar di kalangan umat Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Kita diperintahkan untuk selalu mengikuti jalan yang telah
digariskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan
menetapi hal-hal yang telah disepakati oleh kaum muslimin.
Allah ta’ala berfirman dalam al Qur’an:
‫ﻦ ُﻧَﻮِّﻟِﻪۦ‬
َ ‫ﻞ ٱْﻟُﻤْﺆِﻣِﻨﻴ‬
ِ ‫ﺳِﺒﻴ‬
َ ‫ﻏْﻴَﺮ‬
َ ‫ى َوَﻳَّﺘِﺒْﻊ‬
ٰ ‫ﻦ َﻟُﻪ ٱْﻟُﻬَﺪ‬
َ ‫ﻦ َﺑْﻌِﺪ َﻣﺎ َﺗَﺒَّﻴ‬ ۢ ‫ل ِﻣ‬
َ ‫ﺳﻮ‬
ُ ‫ﻖ ٱﻟَّﺮ‬
ِ ‫ﺸﺎِﻗ‬
َ ‫َوَﻣﻦ ُﻳ‬
115):‫ﺼﻴًﺮا( اﻟﻨﺴﺎء‬ ِ ‫ت َﻣ‬
ْ ‫ﺳٓﺎَء‬
َ ‫ﻢ ۖ َو‬ َ ‫ﺟَﻬَّﻨ‬
َ ‫ﺼِﻠِﻪۦ‬ْ ‫ﻰ َوُﻧ‬ ٰ ‫َﻣﺎ َﺗَﻮَّﻟ‬
Maknanya: “Dan barang siapa yang menentang Rasulullah
sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang
bukan jalan orang-orang mukmin (ajaran yang disepakati
oleh kaum muslimin), Kami biarkan ia leluasa terhadap
kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia
ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk
tempat kembali.” (QS. an-Nisa’: 115)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
،‫ﻦ َأْﺑَﻌُﺪ‬ِ ‫ﻦ اْﻟِﺎْﺛَﻨْﻴ‬
َ ‫ﻫَﻮ ِﻣ‬ُ ‫ﺣِﺪ َو‬
ِ ‫ن َﻣَﻊ اْﻟَﻮا‬َ ‫ﻄﺎ‬ َ ‫ﺸْﻴ‬َّ ‫ن اﻟ‬
َّ ‫ﻢ َواْﻟُﻔْﺮَﻗَﺔ َﻓِﺈ‬
ْ ‫ﻋِﺔ َوِإَّﻳﺎُﻛ‬َ ‫ﻢ ِﺑاْﻟﺠَﻤﺎ‬
ْ ‫ﻋَﻠْﻴُﻜ‬
َ
)‫ﻏْﻴُﺮُه‬َ ‫ي َو‬ ُّ ‫ﻋَﺔ( َرَواُه اﻟِّﺘْﺮِﻣِﺬ‬َ ‫ﺠَﻤﺎ‬
َ ‫ﺣَﺔ اْﻟﺠَّﻨِﺔ َﻓْﻠَﻴْﻠَﺰِم اْﻟ‬ َ ‫ﺣُﺒْﻮ‬
ْ ‫بـ‬ ُ ‫ﻦ َأَراَد‬ ْ ‫َﻓَﻤ‬
Maknanya: “Tetaplah kalian bergabung dengan al-jama’ah
(mayoritas umat) dan jangan memisahkan diri, karena setan
akan mudah mengganggu orang yang sendirian dan akan
menjauh dari dua orang, maka barang siapa menghendaki
tempat lapang di surga, hendaklah bergabung dengan al-
jama’ah” (HR. at-Tirmidzi dan lainnya)
Dalam riwayat lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
ِ‫ن ِﻓﻲ اﻟَّﻨﺎر‬ َ ‫ﺳْﺒُﻌْﻮ‬
َ ‫ن َو‬ِ ‫ ِﺛْﻨَﺘﺎ‬،‫ﻦ ِﻓْﺮَﻗًﺔ‬
َ ‫ﺳْﺒِﻌْﻴ‬َ ‫ث َو‬
ٍ ‫ﻋَﻠﻰ َﺛَﻠﺎ‬
َ ‫ق‬
ُ ‫ﺳَﺘْﻔَﺘِﺮ‬
َ ‫ﻫِﺬِه اْﻟِﻤَّﻠَﺔ‬
ٰ ‫ن‬
َّ ‫َوِإ‬
)‫ﻋُﺔ( َرَواُه َأُﺑْﻮ َداٗوَد‬َ ‫ﺠَﻤﺎ‬
َ ‫ﻲ اْﻟ‬َ ‫ﻫ‬ ِ ‫ﺠَّﻨِﺔ َو‬
َ ‫ﺣَﺪٌة ِﻓﻲ اْﻟ‬
ِ ‫َوَوا‬
Maknanya: “Dan ummat ini akan terpecah belah menjadi
tujuh puluh tiga golongan, tujuh puluh dua golongan akan
masuk neraka dan satu golongan akan berada di surga yaitu
al-jama’ah (mayoritas umat).” (HR. Abu Dawud)
Al-Jama’ah yang dimaksud adalah as-Sawad al-A’zham,
yakni mayoritas ummat Muhammad sebagaimana
disebutkan dalam salah satu riwayat hadits ini:
)‫ﻏْﻴُﺮُه‬
َ ‫ﻲ َو‬
ُّ ‫ﻢ( َرَواُه اْﻟَﺒْﻴَﻬِﻘ‬
َ ‫ﻈ‬
َ ‫ﺴَﻮاَد اﻷﻋ‬
َّ ‫ﻢ ﻓﻲ اﻟَّﻨﺎِر إَّﻟﺎ اﻟ‬
ْ ‫ُﻛُّﻠُﻬ‬
Maknanya: “… semua golongan akan berada di neraka
kecuali jumlah terbanyak di tengah-tengah ummat
Muhammad.” (HR. al Baihaqi dan lainnya)
Hadirin sidang jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah,
Dalam hadits tersebut, Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam menjelaskan bahwa akan muncul perbedaan di
tengah-tengah umat Muhammad. Umat Muhammad akan
terpecah belah menjadi beberapa golongan. Seluruhnya akan
berada di neraka kecuali satu golongan. Nabi juga telah
menjelaskan kepada kita bagaimana cara mengenali satu
golongan yang selamat ini. Ciri khasnya adalah selalu
menjadi kelompok mayoritas di kalangan umat Nabi
Muhammad.
Mayoritas umat Muhammad dari zaman Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam hingga masa kita sekarang ini berada dalam
petunjuk dan kebenaran dalam prinsip-prinsip keyakinan,
meskipun terjadi perbedaan pendapat dalam berbagai
masalah furu’ (fiqh).
Mayoritas umat Muhammad seluruhnya bersatu dan sama
dalam hal menauhidkan Allah, menyucikan Allah dari segala
keserupaan dengan makhluk dan menyucikan Allah dari
benda, arah, ukuran dan tempat. Mayoritas umat
Muhammad meyakini bahwa Allah adalah pencipta segala
sesuatu, meyakini bahwa perbuatan-perbuatan hamba
terjadi dengan penciptaan Allah, bukan dengan penciptaan
para hamba. Mayoritas umat Muhammad meyakini bahwa
tidak ada sesuatu pun yang ada setelah tiada kecuali dengan
kehendak Allah, ilmu dan qudrah-Nya, dan bahwa tidak
mungkin terjadi sesuatu yang tidak Allah kehendaki terjadi.
Mayoritas umat Muhammad meyakini bahwa kebaikan dan
keburukan, keduanya terjadi dengan kehendak Allah dan
takdir-Nya. Mayoritas umat Muhammad meyakini bahwa
Allah mengutus para Nabi untuk memberikan kabar gembira
kepada orang-orang yang beriman dan memberikan
peringatan kepada orang-orang yang tidak beriman, dan
bahwa nabi pertama adalah Adam dan nabi terakhir adalah
Nabi Muhammad, pemimpin para rasul dan penghulu
manusia seluruhnya. Allah memilih para nabi dan
menganugerahkan kepada mereka kemaksuman dari
kekufuran, dosa-dosa besar, dosa-dosa kecil yang
menunjukkan rendahnya jiwa pelakunya dan dari seluruh
kehinaan serta penyakit-penyakit yang menjijikkan.
Mayoritas umat Muhammad mengimani bahwa surga dan
neraka sekarang sudah ada dan akan kekal selamanya tanpa
penghabisan. Mayoritas umat Muhammad mengakui adanya
kebangkitan, dikumpulkannya para hamba di padang
mahsyar, adanya hisab (perhitungan amal), adanya siksa dan
segala hal yang tsabit dan dipastikan sebagai bagian dari
syari’at.
Tidak ada yang menyimpang dari keyakinan-keyakinan yang
benar tersebut, kecuali sekelompok orang dari golongan
yang menyempal. Mereka ini sedikit sekali jumlahnya, jika
dibandingkan dengan mayoritas umat. Di antaranya adalah
golongan Mujassimah yang menyifati Allah dengan sifat-
sifat benda dan menisbatkan kepada Allah ukuran, tempat,
anggota-anggota badan, sifat bergerak, berpindah, berubah,
infi’al (reaksi dan emosi), naik, turun dan sifat-sifat makhluk
lainnya. Dengan ini, mereka telah keluar dari lingkaran tauhid.
Di antara golongan yang menyempal juga adalah golongan
Murji’ah dan Qadariyyah yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda tentang mereka:
)‫ي‬
ُّ ‫ﺟَﺌُﺔ َواْﻟَﻘَﺪِرَّﻳُﺔ( َرَواُه اﻟِّﺘْﺮِﻣِﺬ‬
ِ ‫ﺐ اﻟُﻤْﺮ‬
ٌ ‫ﺼْﻴ‬
ِ ‫ﺳَﻠﺎِم َﻧ‬
ْ ‫ﺲ َﻟُﻬَﻤﺎ ِﻓﻲ اﻹ‬
َ ‫ﻦ ُأَّﻣِﺘﻲ َﻟْﻴ‬
ْ ‫ن ِﻣ‬
ِ ‫ﺻْﻨَﻔﺎ‬
ِ
Maknanya: “Ada dua macam umatku yang tidak memiliki
bagian dari Islam sama sekali, yaitu golongan Murji’ah dan
Qadariyyah.” (HR. at-Tirmidzi)
Murji’ah memiliki keyakinan yang bertentangan dengan
akidah Islam. Menurut mereka, sebanyak apapun seorang
mukmin melakukan perbuatan-perbuatan dosa, maka ia
tidak akan disiksa di akhirat. Sedangkan tentang golongan
Qadariyyah, Baginda Nabi bersabda:
‫ﻢ َﻓَﻠﺎ‬ْ ‫ت ِﻣْﻨُﻬ‬َ ‫ﻦ َﻣﺎ‬ ْ ‫ َﻣ‬،‫ن َﻟﺎ َﻗَﺪَر‬ َ ‫ﻦ َﻳُﻘْﻮُﻟْﻮ‬ َ ‫ﻫِﺬِه اْﻟُﺄَّﻣِﺔ اّﻟِﺬْﻳ‬ٰ ‫س‬ ُ ‫ﺠْﻮ‬ُ ‫س َوَﻣ‬ ٌ ‫ﺠْﻮ‬ ُ ‫ﻞ ُأَّﻣٍﺔ َﻣ‬
ِّ ‫ِﻟُﻜ‬
‫ﻋَﻠﻰ‬ َ ‫ﻖ‬ٌّ ‫ﺣ‬َ ‫ل َو‬ِ ‫ﺟا‬َّ ‫ﺷْﻴَﻌُﺔ اﻟَّﺪ‬ِ ‫ﻢ‬ ْ ‫ﻫ‬ُ ‫ﻢ َُو‬ ْ ‫ﻫ‬ُ ‫ﻢ َﻓَﻠﺎ َﺗُﻌْﻮُدْو‬ ْ ‫ض ِﻣْﻨُﻬ‬
َ ‫ﻦ َﻣِﺮ‬ ْ ‫ﺟَﻨﺎَزَﺗُﻪ َوَﻣ‬
َ ‫ﺸَﻬُﺪْوا‬ ْ ‫َﺗ‬
)‫ل( َرَواُه َأُﺑْﻮ َداٗوَد‬ ِ ‫ﺟا‬
َّ ‫ﻢ ِﺑاﻟَّﺪ‬
ْ ‫ﺤَﻘُﻬ‬ِ ‫ن ُﻳْﻠ‬ْ ‫ﷲ ِ َأ‬
Maknanya: “Setiap umat memiliki Majusi di tengah-tengah
mereka, dan Majusi umat ini adalah mereka yang
mengatakan tidak ada qadar. Jika salah seorang dari
mereka meninggal jangan hadiri jenazahnya, orang yang
sakit dari mereka jangan kalian jenguk, mereka adalah para
pembantu Dajjal dan benar Allah akan menggabungkan
mereka dengan Dajjal.” (HR. Abu Dawud)
Jadi, golongan Qadariyyah adalah mereka yang tidak
beriman dengan qadar, yakni mengingkari taqdir Allah
terhadap sebagian perkara. Padahal para ulama telah
menegaskan bahwa orang yang mengatakan tentang satu
perkara saja bahwa itu terjadi tanpa kehendak Allah, maka ia
telah keluar dari Islam. Di antara golongan yang menyempal
dari mayoritas kaum muslimin adalah golongan Khawarij
yang mengafirkan pelaku dosa besar. Bahkan di antara
mereka, ada yang mengafirkan seorang penguasa jika
memberlakukan hukum selain syari’at Allah meskipun ia
tidak menghalalkan hal itu, meskipun dalam satu
permasalahan. Bahkan mereka juga mengafirkan rakyatnya,
baik yang setuju dengan para penguasa atau tidak, kecuali
orang-orang yang memberontak kepada para penguasa dan
memerangi mereka. Berdasarkan pandangan ini mereka
menghalalkan darah kaum muslimin dan harta-harta mereka.
Dan dengan sebab mereka ini, muncullah berbagai macam
fitnah dan kehancuran dalam rentang sejarah umat
Muhammad.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Pada abad ketiga Hijriah, golongan-golongan yang
menyempal semakin banyak. Maka di akhir abad ketiga
tersebut, Allah ta’ala membangkitkan dua orang ulama
besar. Yaitu Imam Abul Hasan al-Asy’ari dan Imam Abu
Manshur al Maturidi. Kedua ulama besar ini dan murid-murid
keduanya kemudian membantah golongan-golongan yang
menyempal dan menjelaskan kembali akidah yang benar
dengan dalil-dalil yang kuat, sehingga aliran-aliran sempalan
itu menyusut dan terkalahkan. Karena inilah, Ahlussunnah
kemudian dinisbatkan kepada keduanya, sehingga
Ahlussunnah wal Jama’ah kemudian dikenal dengan nama
Asy’ariyyah dan Maturidiyyah. Fakta sejarah pun
membuktikan kebenaran Asy’ariyyah dan Maturidiyyah.
Karena siapapun yang jeli dalam melihat barisan para ulama
umat Muhammad di berbagai disiplin ilmu keislaman mulai
dari masa dua imam besar tersebut hingga sekarang, akan
mendapati bahwa mereka adalah para pengikut al-Asy’ari
atau al-Maturidi.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Mengenai kebenaran akidah Asy’ariyyah yang merupakan
Ahlussunnah wal Jama’ah, Allah ta’ala berfirman:
ْ‫ﺤُّﺒُﻬﻢ‬ِ ‫ف َﻳْﺄِﺗﻰ ٱﻟَّﻠُﻪ ِﺑَﻘْﻮٍۢم ُﻳ‬
َ ‫ﺴْﻮ‬ َ ‫ﻋﻦ ِدﻳِﻨِﻪۦ َﻓ‬ َ ‫ﻢ‬
ْ ‫ﻦ َءاَﻣُﻨﻮ۟ا َﻣﻦ َﻳْﺮَﺗَّﺪ ِﻣﻨُﻜ‬ َ ‫يٰٓـَأُّﻳَﻬﺎ ٱَّﻟِﺬﻳ‬
َ
‫ﻞ ٱﻟَّﻠِﻪ َوَﻟﺎ‬
ِ ‫ﺳِﺒﻴ‬ َ ‫ن ِﻓﻰ‬ َ ‫ﻫُﺪو‬ ِ ‫ﺞٰـ‬
َ ‫ﻦ ُﻳ‬َ ‫ﻚٰـِﻓِﺮﻳ‬
َ ‫ﻋَﻠﻰ ٱْﻟ‬َ ‫ﻋَّﺰٍة‬
ِ ‫ﻦ َأ‬
َ ‫ﻋَﻠﻰ ٱْﻟُﻤْﺆِﻣِﻨﻴ‬ َ ‫ﺤُّﺒﻮَﻧُﻪٓۥ َأِذَّﻟٍﺔ‬ ِ ‫َوُﻳ‬
ٌ‫ﻋِﻠﻴﻢ‬َ ‫ﺳٌﻊ‬ ِ ‫ﺸٓﺎُء ۚ َوٱﻟَّﻠُﻪ َٰو‬ َ ‫ﻞ ٱﻟَّﻠِﻪ ُﻳْﺆِﺗﻴِﻪ َﻣﻦ َﻳ‬ ُ ‫ﻀ‬
ْ ‫ﻚ َﻓ‬ َ ‫ﻢ ۚ َٰذِﻟ‬ ٍۢ ‫ن َﻟْﻮَﻣَﺔ َﻟٓﺎِﺋ‬
َ ‫ﺨﺎُﻓﻮ‬ َ ‫َﻳ‬
54):‫(اﻟﻤﺎﺋﺪة‬
Maknanya: “Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di
antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah
akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai
mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah
lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras
terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan
yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.
Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang
dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi
Maha mengetahui.” (QS. al Ma’idah: 54)
Al-Hakim dalam al-Mustadrak dan lainnya meriwayatkan
bahwa ketika turun ayat tersebut, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam menunjuk sahabat Abu Musa al-Asy’ari
sambil bersabda:
)‫ﻏْﻴُﺮُه‬
َ ‫كـُم َو‬
ِ ‫ﺤﺎ‬
َ ‫ﺳﻰ( َرَواُه اْﻟ‬
َ ‫ﻚ َﻳﺎ أَﺑﺎ ُﻣْﻮ‬
َ ‫ﻢ َﻗْﻮُﻣ‬
ْ ‫ﻫ‬
ُ
Maknanya: “Mereka adalah kaummu, wahai Abu Musa al-
Asy’ari.” (HR. al Hakim dan lainnya)
Imam al-Qusyairi berkata:
‫ﻦ َﻗْﻮِﻣِﻪ‬
ْ ‫ي ِﻣ‬
ِّ ‫ﺷَﻌِﺮ‬
ْ َ ‫ﻦ اﻷ‬
ِ ‫ﺴ‬
َ ‫ﺤ‬
َ ‫ع َأِﺑﻲ اﻟ‬
ُ ‫َأْﺗَﺒﺎ‬
“Para pengikut Abul Hasan al-Asy’ari termasuk bagian dari
kaumnya sahabat Abu Musa al Asy’ari.”
Sedangkan kabar gembira mengenai kebenaran akidah
Maturidiyyah terdapat dalam hadits yang diriwayatkan Imam
Ahmad dan al-Hakim dengan sanad yang shahih bahwa Nabi
bersabda:
‫ﺶ( رواه‬
ُ ‫ﺠْﻴ‬
َ ‫ﻚ اْﻟ‬
َ ‫ﺶ ٰذِﻟ‬
ُ ‫ﺠْﻴ‬
َ ‫ﻢ اْﻟ‬
َ ‫ﻫﺎ َوَﻟِﻨْﻌ‬
َ ‫ﻢ اْﻟﺄِﻣْﻴُﺮ َأِﻣْﻴُﺮ‬
َ ‫ﻄﻴﻨَّﻴُﺔ وَﻟِﻨْﻌ‬
ِ ‫ﻄْﻨ‬
َ ‫ﺴ‬
ْ ‫ﻦ اﻟُﻘ‬
َّ ‫ﺤ‬
َ ‫َﻟُﺘْﻔَﺘ‬
)‫أﺣﻤﺪ واﻟﺤﺎﻛﻢ‬
Maknanya: “Sungguh Konstantinopel akan ditaklukkan, maka
(di antara) sebaik-baik pemimpin adalah penakluk
Konstantinopel dan (di antara) sebaik-baik pasukan adalah
pasukannya.” (HR. Ahmad dan al Hakim)
Sejarah mencatat bahwa Konstantinopel ditaklukkan oleh
kaum muslimin delapan ratus tahun sepeninggal Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam. Kota yang saat ini bernama
Istambul yang berada di negara Turki itu ditaklukkan oleh
seorang sultan yang mujahid, yaitu Sultan Muhammad al-
Fatih yang sudah maklum bahwa beliau berakidah
Maturidiyyah. Akankah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
memuji orang yang menyalahinya dalam akidah? Akankah
Nabi memuji orang yang menyalahi jalan yang telah
digariskannya dan kebenaran yang telah dibawanya?.
Sungguh, hal ini tidak mungkin terjadi. Dalil-dalil di atas
menunjukkan bahwa Asy’ariyyah dan Maturidiyyah berada
dalam kebenaran. Menjadi bukti pula atas hal itu, bahwa
ratusan juta kaum muslimin di berbagai penjuru dunia
mengikuti akidah dua imam besar tersebut yang merupakan
akidah yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam.
Dari paparan di atas, menjadi jelas bahwa NU adalah salah
satu kelompok yang benar karena secara akidah, NU
mengikuti madzhab Asy’ari dan Maturidi sebagaimana jalan
yang ditempuh oleh mayoritas umat dari masa ke masa.
Dalam Bab II, Pasal 5 Anggaran Dasar NU ditegaskan,
Nahdlatul Ulama beraqidah Islam menurut faham Ahlus
Sunnah wal Jama’ah, dalam bidang aqidah mengikuti
madzhab Imam Abu Hasan Al-Asy’ari dan Imam Abu
Manshur Al-Maturidi, dalam bidang fiqh mengikuti salah satu
dari 4 (empat) madzhab yaitu Imam Hanafi, Imam Maliki,
Imam Syafi’i, dan Imam Hanbali, dan dalam bidang tasawuf
mengikuti madzhab Imam Al-Junaid Al-Bagdadi dan Imam
Abu Hamid Al-Ghazali.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Demikian khutbah yang singkat ini, mudah-mudahan
semakin memperkokoh keaswajaan kita dan semakin
menguatkan ke-NU-an kita. Amin.
.‫ﻢ‬
ُ ‫ﺣْﻴ‬
ِ ‫ﻫَﻮ اْﻟَﻐُﻔْﻮُر اﻟَّﺮ‬
ُ ‫ ِإَّﻧُﻪ‬،‫ﺳَﺘْﻐِﻔُﺮْوُه‬
ْ ‫ َﻓﺎ‬،‫ﻢ‬
ْ ‫ﻲ َوَﻟُﻜ‬
ْ ‫َ ِﻟ‬ ‫ﺳَﺘْﻐِﻔُﺮ ﷲ‬
ْ ‫ﻫَﺬا َوَأ‬
ٰ ‫ﻲ‬
ْ ‫ل َﻗْﻮِﻟ‬
ُ ‫َأُﻗْﻮ‬

Khutbah II
ِ‫ﻋَﻠﻰ آِﻟﻪ‬ َ ‫ َو‬،‫ﻄَﻔﻰ‬ َ ‫ﺼ‬ْ ‫ﺤَّﻤٍﺪ اْﻟُﻤ‬
َ ‫ﺳِّﻴِﺪَﻧﺎ ُﻣ‬
َ ‫ﻋَﻠﻰ‬
َ ‫ﻢ‬
ُ ‫ﺳِّﻠ‬
َ ‫ﻲ َوُأ‬ْ ‫ﺻِّﻠ‬
َ ‫ َوُأ‬،‫ﺤْﻤُﺪ ﻟﻠِﻪ َوَﻛَﻔﻰ‬ َ ‫َاْﻟ‬
َّ‫ﺷَﻬُﺪ َأن‬
ْ ‫ َوَأ‬،‫ﻚ َﻟُﻪ‬َ ‫ﺷِﺮْﻳ‬
َ ‫ﺣَﺪُه َﻟﺎ‬ ْ ‫ن َّﻟﺎ إﻟَﻪ ِإَّﻟﺎ ﷲ ُ َو‬ ْ ‫ﺷَﻬُﺪ َأ‬
ْ ‫َأ‬. ‫ﻞ اْﻟَﻮَﻓﺎ‬
ِ ‫ﻫ‬
ْ ‫ﺤﺎِﺑِﻪ َأ‬
َ ‫ﺻ‬ْ ‫َوَأ‬
.‫ﺳْﻮُﻟُﻪ‬ ُ ‫ﻋْﺒُﺪُه َوَر‬
َ ‫ﺤَّﻤًﺪا‬َ ‫ﺳِّﻴَﺪَﻧﺎ ُﻣ‬َ
ِ‫ﻈْﻴﻢ‬ ِ ‫ﻲ اْﻟَﻌ‬
ِّ ‫ﻲ ِﺑَﺘْﻘَﻮى ﷲ ِ اْﻟَﻌِﻠ‬ ْ ‫ﺴ‬
ِ ‫ﻢ َوَﻧْﻔ‬ ْ ‫ﺻْﻴُﻜ‬
ِ ‫ ُأْو‬،‫ن‬ َ ‫ﺴِﻠُﻤْﻮ‬
ْ ‫ َﻓَﻴﺎ َأُّﻳَﻬﺎ اْﻟُﻤ‬،‫َأَّﻣﺎ َﺑْﻌُﺪ‬
ِ‫ﻋَﻠﻰ َﻧِﺒِّﻴِﻪ اْﻟَﻜِﺮْﻳﻢ‬َ ‫ﺴَﻠﺎِم‬
َّ ‫ﺼَﻠﺎِة َواﻟ‬ َّ ‫ﻢ ِﺑاﻟ‬ ْ ‫ َأَﻣَﺮُﻛ‬،‫ﻢ‬ٍ ‫ﻈْﻴ‬
ِ ‫ﻋ‬ َ ‫ﻢ ِﺑَﺄْﻣٍﺮ‬ْ ‫ن ﷲ َ َأَﻣَﺮُﻛ‬ َّ ‫ﻋَﻠُﻤْﻮا َأ‬ْ ‫َوا‬
ِ‫ﻋَﻠْﻴﻪ‬
َ ‫ﺻُّﻠﻮا‬ َ ‫ﻦ آَﻣُﻨﻮا‬ َ ‫ َﻳﺎ َأُّﻳَﻬﺎ اَّﻟِﺬﻳ‬،‫ﻲ‬ِّ ‫ﻋَﻠﻰ اﻟَّﻨِﺒ‬ َ ‫ن‬ َ ‫ﺼُّﻠﻮ‬َ ‫ن ﷲ َ َوَﻣَﻠﺎِﺋَﻜَﺘُﻪ ُﻳ‬ َّ ‫ ِإ‬:‫ل‬
َ ‫َﻓَﻘا‬
‫ﺻَّﻠْﻴﺖَ‬ ‫ﺤَّﻤٍﺪ َﻛَﻤﺎ َ‬ ‫ﺳِّﻴِﺪَﻧﺎ ُﻣ َ‬ ‫ل َ‬ ‫ﻋَﻠﻰ آ ِ‬ ‫ﺤَّﻤٍﺪ َو َ‬ ‫ﺳِّﻴِﺪَﻧﺎ ُﻣ َ‬ ‫ﻋَﻠﻰ َ‬ ‫ﻞ َ‬‫ﺻ ِّ‬
‫ﻢ َ‬ ‫ﺴِﻠﻴًﻤﺎ‪َ ،‬اﻟّٰﻠُﻬ َّ‬ ‫ﺳِّﻠُﻤﻮا َﺗ ْ‬ ‫َو َ‬
‫ﻋَﻠﻰ آلِ‬ ‫ﺤَّﻤٍﺪ َو َ‬ ‫ﺳِّﻴِﺪَﻧﺎ ُﻣ َ‬ ‫ﻋَﻠﻰ َ‬ ‫ك َ‬ ‫ﻢ َوَﺑﺎِر ْ‬ ‫ﻫْﻴ َ‬ ‫ﺳِّﻴِﺪَﻧﺎ ِإْﺑَﺮا ِ‬ ‫ل َ‬ ‫ﻋَﻠﻰ آ ِ‬ ‫ﻢ َو َ‬ ‫ﻫْﻴ َ‬ ‫ﺳِّﻴِﺪَﻧﺎ ِإْﺑَﺮا ِ‬ ‫ﻋَﻠﻰ َ‬ ‫َ‬
‫ﻢ‪ِ ،‬ﻓﻲْ‬ ‫ﻫْﻴ َ‬ ‫ﺳِّﻴِﺪَﻧﺎ ِإْﺑَﺮا ِ‬‫ل َ‬ ‫ﻋَﻠﻰ آ ِ‬ ‫ﻢ َو َ‬ ‫ﻫْﻴ َ‬‫ﺳِّﻴِﺪَﻧﺎ ِإْﺑَﺮا ِ‬ ‫ﻋَﻠﻰ َ‬ ‫ﺖ َ‬ ‫ﺤَّﻤٍﺪ َﻛَﻤﺎ َﺑﺎَرْﻛ َ‬ ‫ﺳِّﻴِﺪَﻧﺎ ُﻣ َ‬ ‫َ‬
‫ت واْﻟُﻤْﺆِﻣِﻨْﻴﻦَ‬ ‫ﺴِﻠَﻤﺎ ِ‬ ‫ﻦ َواْﻟُﻤ ْ‬ ‫ﺴِﻠِﻤْﻴ َ‬ ‫ﻏِﻔْﺮ ِﻟْﻠُﻤ ْ‬‫ﻢا ْ‬ ‫ﺠْﻴٌﺪ ‪َ.‬اﻟّٰﻠُﻬ َّ‬ ‫ﺣِﻤْﻴٌﺪ َﻣ ِ‬ ‫ﻚ َ‬ ‫ﻦ ِإَّﻧ َ‬ ‫اْﻟَﻌاَﻟِﻤْﻴ َ‬
‫ﻋَّﻨﺎ اْﻟَﺒَﻠﺎَء َواْﻟَﻐَﻠﺎَء َواْﻟَﻮَﺑﺎءَ‬ ‫ت‪ ،‬ﷲم اْدَﻓْﻊ َ‬ ‫ﻢ َواْﻟَﺄْﻣَﻮا ِ‬ ‫ﺣَﻴﺎِء ِﻣْﻨُﻬ ْ‬ ‫ت اْﻟَﺄ ْ‬ ‫َواْﻟُﻤْﺆِﻣَﻨﺎ ِ‬
‫ﻇَﻬَﺮ ِﻣْﻨَﻬﺎ‬ ‫ﻦ‪َ ،‬ﻣﺎ َ‬ ‫ﺤ َ‬ ‫ﺸَﺪاِﺋَﺪ َواْﻟِﻤ َ‬ ‫ﺨَﺘِﻠَﻔَﺔ َواﻟ َّ‬ ‫ف اْﻟُﻤ ْ‬ ‫ﺴُﻴْﻮ َ‬ ‫ﻲ َواﻟ ُّ‬ ‫ﺸﺎَء َواْﻟُﻤْﻨَﻜَﺮ َواْﻟَﺒْﻐ َ‬ ‫ﺤ َ‬ ‫َواْﻟَﻔ ْ‬
‫ﻲءٍ‬
‫ﺷ ْ‬ ‫ﻞ َ‬ ‫ﻋَﻠﻰ ُﻛ ِّ‬ ‫ﻚ َ‬ ‫ﻋﺎَّﻣًﺔ‪ِ ،‬إَّﻧ َ‬‫ﻦ َ‬ ‫ﺴِﻠِﻤْﻴ َ‬ ‫ن اْﻟُﻤ ْ‬‫ﻦ ُﺑْﻠَﺪا ِ‬ ‫ﺻًﺔ َوِﻣ ْ‬ ‫ﺧﺎ َّ‬ ‫ﻫَﺬا َ‬ ‫ﻦ َﺑَﻠِﺪَﻧﺎ َ‬ ‫ﻦ‪ِ ،‬ﻣ ْ‬ ‫ﻄ َ‬ ‫َوَﻣﺎ َﺑ َ‬
‫َﻗِﺪْﻳﺮٌ‬
‫ﻋﻦِ‬ ‫ن َوِإْﻳَﺘﺎِء ِذي اْﻟُﻘْﺮَﺑﻰ وَﻳْﻨَﻬﻰ َ‬
‫ﺴﺎ ِ‬
‫ﺣ َ‬‫ل َواْﻟﺈ ْ‬ ‫ن ﷲ َ َﻳْﺄُﻣُﺮ ِﺑاْﻟَﻌْﺪ ِ‬ ‫ﻋَﺒﺎَد ﷲ ِ‪ ،‬إ َّ‬ ‫ِ‬
‫ﻢ َﻳْﺬُﻛْﺮُﻛﻢْ‬
‫ﻈْﻴ َ‬
‫ن ‪َ.‬ﻓﺎذُﻛُﺮوا ﷲ َ اْﻟَﻌ ِ‬ ‫ﻢ َﺗَﺬَّﻛُﺮْو َ‬‫ﻢ َﻟَﻌَّﻠُﻜ ْ‬
‫ﻈُﻜ ْ‬
‫ﻲ‪َ ،‬ﻳِﻌ ُ‬
‫ﺸﺎِء َواْﻟُﻤْﻨَﻜِﺮ َواﻟَﺒْﻐ ِ‬ ‫ﺤ َ‬
‫اﻟَﻔ ْ‬
‫َوَﻟِﺬْﻛُﺮ ﷲ ِ َأْﻛَﺒُﺮ‪.‬‬

‫‪Ustadz Nur Rohmad, Anggota Tim Aswaja NU Center PWNU‬‬


‫‪Jawa Timur dan Aswaja NU Center PCNU Kab. Mojokerto‬‬

‫‪Oleh: Nur Rohmad‬‬

‫‪Anggota Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur‬‬

Anda mungkin juga menyukai