Anda di halaman 1dari 7

Dalil tentang MENJAGA LISAN

Dalil tentang MENJAGA LISAN

Allah berfirman:

‫اس‬
ِ ‫ن ال َّن‬ ْ ِ‫ف أَ ْو إ‬
َ ‫صاَل حٍ بَ ْي‬ ٍ ‫ة أَ ْو َم ْع ُرو‬ َ ِ‫ن أَ َم َر ب‬
ٍ ‫ص َد َق‬ ْ ‫م إِاَّل َم‬
ْ ‫ه‬
ُ ‫ج َوا‬
ْ َ‫ن ن‬ ٍ ِ‫خ ْي َر فِي َكث‬
ْ ‫ير ِم‬ َ ‫اَل‬
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan
dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau
mengadakan perdamaian di antara manusia.”
(an-Nisaa’: 114)

‫ت‬
ْ ‫م‬ ْ َ‫خ ْي ًرا أَ ْو لِي‬
ُ ‫ص‬ ْ ‫خ ِر َف ْليَ ُق‬
َ ‫ل‬ ُ ‫ن َكانَ ُي ْؤ ِم‬
ِ ‫ن بِاهللِ َواليَ ْو ِم اآل‬ ْ ‫َم‬
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia berkata yang
baik atau diam.”
[HR. Al-Bukhari dalam al-Adab hadits (6018) dan Muslim hadits (47).]

‫م‬ ِ ‫صائِ ُد أَ ْل‬


ْ ‫س َنتِ ِه‬ َ َّ ‫ار إِال‬
َ ‫ح‬ ِ ‫م فِي ال َّن‬
ْ ‫ه ِه‬ ُ ‫اس َعلَى ُو‬
ِ ‫ج ْو‬ َ ‫ل ُيكِبُّ ال َّن‬
ْ ‫ه‬ َ ‫ك ُأ ُّم‬
َ ‫ َو‬,‫ك يَا ُم َعا ُذ‬ َ ‫ثَكِلَ ْت‬
“Celakalah engkau wahai Mu’adz! Tidak ada yang melemparkan manusai ke neraka
kecuali hasil yang dipetik dari lidah mereka.”
[HR. Ibnu Majah dalam al-Fitan hadits (3973) dengan lafazzh beliau, dan diriwayatkan
oleh at-Tirmidzi dalam al-Iman hadits (2616)

‫طعِ اللَّ َه‬ِ ‫ُم ۗ َو َمن ُي‬ ْ ‫ُم ُذ ُنوبَك‬ْ ‫ُم َويَ ْغ ِف ْر لَك‬ َ ‫ُم أَ ْع‬
ْ ‫مالَك‬ ْ ‫ح لَك‬
ْ ِ‫صل‬
ْ ‫س ِدي ًدا ُي‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذ‬
َ ‫ين آ َم ُنوا اتَّ ُقوا اللَّ َه َوقُولُوا َق ْواًل‬
‫ما‬ ً ‫ظي‬ ِ ‫سولَ ُه َفق َْد َفا َز َف ْو ًزا َع‬ُ ‫ َو َر‬ 

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan
katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan
mengampuni dosa-dosamu. Barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka
sesungguhnya ia telah mendapat kemenengan yang besar” [Al-Ahzab : 70-71]
ً ‫ضكُم بَ ْع‬
ۚ ‫ضا‬ ُ ‫سوا َواَل يَ ْغ َتب بَّ ْع‬ ُ ‫س‬ َّ ‫ج‬ َ َ‫م ۖ َواَل ت‬ QRِّ َّ‫ض الظ‬
ٌ ‫ِن إِ ْث‬ َ ‫ِن إِنَّ َب ْع‬ َ ‫ِم‬QRِّ ‫اج َتنِ ُبوا َكثِي ًرا‬
QRِّ َّ‫ن الظ‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذ‬
ْ ‫ين آ َم ُنوا‬
‫م‬
ٌ ‫حي‬ ٌ ‫مو ُه ۚ َواتَّ ُقوا اللَّ َه ۚ إِنَّ اللَّ َه تَ َّو‬
ِ ‫اب َّر‬ ُ ‫ه ُت‬ َ ‫ه َم ْي ًتا َف‬
ْ ‫ك ِر‬ ِ ‫خي‬ِ َ‫م أ‬ ْ َ‫ل ل‬
َ ‫ح‬ َ ‫ُم أَن يَ ْأ ُك‬ ْ ‫ح ُدك‬َ َ‫أَ ُيحِبُّ أ‬

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena


sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka itu adalah dosa. Janganlah kamu
mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu sebahagian kamu menggunjing
sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging
saudaranya yang sudah mati ? Tentu kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” [Al-
Hujurat : 12]

‫ن‬ِ ‫ِقيَا‬QRِّ َ‫م َتل‬


ُ ‫ل ا ْل َو ِري ِد إِ ْذ يَ َتلَقَّى ا ْل‬
ِ ‫ح ْب‬
َ ‫ن‬ ْ ‫ه ِم‬ ُ ‫ن أَ ْق َر‬
ِ ‫ب إِلَ ْي‬ ُ ‫ح‬
ْ َ‫س ُه ۖ َون‬ ُ ‫ه نَ ْف‬
ِ ِ‫س ب‬ ُ ‫س ِو‬ ُ َ‫نسانَ َونَ ْعل‬
ْ ‫م َما ُت َو‬ َ ِ ‫خلَ ْق َنا اإْل‬
َ ‫َولَق َْد‬
‫يب َع ِتي ٌد‬ ٌ ِ‫ه َرق‬ ِ ‫ل إِاَّل لَ َد ْي‬
ٍ ‫ ِمن َق ْو‬Q‫ظ‬ ُ ‫ل َق ِعي ٌد َّما َي ْل ِف‬ ِ ‫ما‬ َ ‫الِش‬
ِّ QR ‫ن‬ ِ ‫ين َو َع‬
ِ ‫م‬ ِ َ‫ن ا ْلي‬ِ ‫َع‬

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya,
(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk
disebelah kanan dan yang lain duduk disebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang
diucapkannya melainkan di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadirs” [Qaf : 16-
18]

‫س ُئواًل‬ َ ِ‫ل ُأو ٰلَئ‬


ْ ‫ك َكانَ َع ْن ُه َم‬ ُّ ‫ص َر َوا ْل ُفؤَا َد ُك‬
َ َ‫ع َوا ْلب‬
َ ‫م‬
ْ ‫الس‬
َّ ٌ ‫ع ْل‬
َّ‫م ۚ إِن‬ ِ ‫ه‬ َ َ‫س ل‬
ِ ِ‫ك ب‬ َ ‫ْف َما لَ ْي‬
ُ ‫َواَل تَق‬

“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawaban”
[Al-Israa : 36]
l-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dalam kitab Shahihnya no. 6477 dan Muslim
dalam kitab Shahihnya no. 2988 [3] dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda.

َ ‫س ِرقِ َوا ْل‬


ِ‫مغ ِْرب‬ ْ ‫م‬ َ ‫ارأَ ْب َع َد َما بَ ْي‬
َ ‫ن ا ْل‬ ِ ‫ن َما فِ ْي َها يَ ْه ِوى بِ َها فِي ال َّن‬
ُ َّ‫ة َما يَ َتبَي‬
ِ ‫م‬ َ ‫م بِا ْل‬
َ ِ‫كل‬ َ ‫إِنَّ ا ْل َع ْب َد لَيَ َت‬
ُ َّ‫كل‬

“Sesungguhnya seorang hamba yang mengucapkan suatu perkataan yang tidak


dipikirkan apa dampak-dampaknya akan membuatnya terjerumus ke dalam neraka
yang dalamnya lebih jauh dari jarak timur dengan barat”

‫ َوإِ َّن ْال َع ْب َد لَيَتَ َكلَّ ُم بِ ْال َكلِ َم ِة ِم ْن َسخَ ِط هللاِ ال ي ُْلقِي لَهَا‬.‫ت‬
ٍ ‫((إِ َّن ْال َع ْب َد لَيَتَ َكلَّ ُم بِ ْال َكلِ َم ِة ِم ْن ِرضْ َوا ِن هللاِ ال ي ُْلقِي لَهَا بَاال يَرْ فَ ُع هللاُ بِهَا د ََر َجا‬
))‫بَاال يَه ِْوي بِهَا فِ ْي َجهَنَّ َم‬
"Sesungguhnya seorang hamba, benar-benar mengucapkan suatu perkataan yang
diridhai oleh Allah, yang dia tidak menganggapnya penting, (maka) Allah
mengangkatnya dengan perkataan tersebut beberapa derajat dan sesungguhnya
seorang hamba, benar-benar mengucapkan suatu perkataan yang dibenci Allah, yang
dia tidak memikirkannya terlebih dahulu, yang dengan perkataan tersebut dia
terjerumus ke dalam jahannam." (HR. Al-Bukhariy no.6478)

ُ ‫ن ٱللَّ ۡغ ِو ُم ۡع ِر‬
َ‫ضون‬ ِ ‫ه ۡم َع‬ َ ‫ َوٱلَّ ِذ‬ )٢( َ‫ش ُعون‬
ُ ‫ين‬ َ ‫صاَل تِ ِہ ۡم‬
ِ ٰ‫خـ‬ َ ‫ه ۡم فِى‬ َ ‫ٱلَّ ِذ‬
ُ ‫ين‬
[yaitu] orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya, (2) dan orang-orang yang
menjauhkan diri dari [perbuatan dan perkataan] yang tiada berguna. (QS. al-
Mu’minun [23]: 2-3)

Bahaya lisan tidak bisa dipandang sebelah mata, karena petaka dan ancamannya
sangat keras, di antaranya:

1. Menjerumuskan pelakunya ke dalam neraka


2. Kebanyakan dosa manusia berawal dari lisan 
3. Ancaman yang keras  “Wahai sekalian orang-orang yang selamat lisannya
sedangkan iman belum mengakar dalam hatinya. Janganlah kalian menyakiti
kaum muslimin, janganlah kalian mencelanya, jangan mengorek-orek aurat
mereka. Karena barangsiapa yang mengorek-orek aurat saudaranya (yang –ed)
muslim, maka Allah akan membuka auratnya, dan barangsiapa yang Allah buka
auratnya, Allah akan tampakkan aibnya walaupun di celah rumahnya.”   
4.  Orang yang paling dibenci Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
5. Tercegahnya kebaikan 
Menjaga Lisan (Berhati-hati dalam berucap)
"" Menjaga Lisan (Berhati-hati dalam berucap) ""
Allah Ta'ala berfirman: "Janganlah sebagian diantara engkau semua itu mengumpat sebagian yang
lainnya. Sukakah seorang diantara engkau semua makan daging saudaranya dalam keadaaan ia sudah
mati, maka tentu engkau semua membenci -karena jijik terhadap perbuatan tersebut-. Takutlah kepada
Allah, sesungguhnya Allah adalah Maha Menerima taubat lagi Penyayang." (al-Hujurat: 12) 

Allah Ta'ala berfirman : "Dan janganlah engkau mengikuti apa yang engkau tidak mengetahui,
sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati itu semua akan diberi pertanyaan -apa saja yang telah
dilakukan olehnya-." (al-Isra': 36) 

Allah Ta'ala berfirman : "Tidaklah seorang itu mengucapkan sesuatu ucapan, melainkan di sisinya ada
malaikat Raqib -pencatat kebaikan- dan 'Atid -pencatat keburukan-." (Qaf: 18)
Allah Ta'ala berfirman: "Jangan pula engkau mematuhi orang yang suka mencela, berjalan membuat adu
domba." (al-Qalam: 11) 
Dari Abu Said al-Khudri r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Jikalau anak Adam -yakni manusia- itu berpagi-
pagi, maka sesungguhnya semua anggota itu memberikan sikap tunduk kepada lidah -maksudnya:
menasihati agar berhati-hati dengan lisannya-. Anggota-anggota itu berkata: "Takutlah engkau kepada
Allah dalam urusan kita semua ini, sebab keselamatan kita ini tergantung daripada kelakuanmu -wahai
lidah-. Jikalau engkau lurus, maka kitapun lurus, sedang jikalau engkau bengkok, maka kitapun bengkok
pula." (Riwayat Tirmidzi)
Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau -kalau tidak dapat berkata yang baik-, hendaklah ia
diam saja." (Muttafaq 'alaih) 
Dari 'Utbah bin 'Amir r.a. katanya: "Saya berkata: "Ya Rasulullah, apakah yang menyebabkan
keselamatan itu?" Beliau s.a.w. bersabda: "Tahanlah lidahmu -yakni hati-hatilah dalam berbicara-,
hendaklah rumahmu itu dapat merasakan luas padamu -maksudnya: lakukanlah sesuatu yang dapat
menyebabkan engkau suka tetap berada di rumah seperti melakukan ketaatan kepada Allah Ta'ala dan
lain-lain- dan menangislah atas kesalahan yang engkau kerjakan." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi 
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang dijaga oleh Allah akan
keburukannya yang ada diantara kedua rahangnya -yakni mulut- dan keburukannya apa yang ada
diantara kedua kakinya -yakni kemaluan-, maka dapatlah ia masuk syurga." Diriwayatkan oleh Imam
Tirmidzi 
Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Janganlah engkau semua
memperbanyak kata, selain untuk berdzikir kepada Allah Ta'ala, sebab sesungguhnya banyaknya
pembicaraan -membuat- kerasnya hati dan sesungguhnya sejauh-jauh manusia dari Allah ialah yang
berhati keras -yakni enggan menerima petunjuk yang baik-". (Riwayat Tirmidzi) 
Dari Sufyan bin Abdullah r.a., katanya: "Saya berkata: "Ya Rasulullah, beritahukanlah kepada saya
sesuatu perkara yang saya wajib tetap berpegangan dengannya itu!" Beliau s.a.w. menjawab:
"Katakanlah: "Tuhanku adalah Allah," kemudian berbuat luruslah." Saya bertanya lagi: "Ya Rasulullah,
apakah yang paling Tuan takutkan atas diri saya?" Beliau s.a.w. lalu mengambil lisannya, kemudian
bersabda: "Ini." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi 
Dari Abu Abdur Rahman yaitu Bilal bin al-Harits al-Muzani r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya seseorang itu berkata dengan suatu perkataan dari apa-apa yang diridhai oleh Allah
Ta'ala, ia tidak mengira bahwa perkataan itu akan mencapai suatu tingkat yang dapat dicapainya, lalu
Allah mencatat untuknya bahwa ia akan memperoleh keridhaanNya sampai pada hari ia menemuiNya
-yakni hari kematiannya atau pada hari kiamat nanti-. Dan sesungguhnya seorang itu berkata dengan
suatu perkataan dari apa-apa yang menjadikan kemurkaan Allah, ia tidak mengira bahwa perkataan itu
akan mencapai suatu tingkat yang dapat dicapainya, lalu Allah mencatatkan untuknya bahwa ia akan
memperoleh kemurkaanNya sampai pada hari ia menemuiNya." Diriwayatkan oleh Malik dalam kitab Al-
Muwaththa' dan juga oleh Imam Tirmidzi 
Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Sesungguhnya seorang hamba itu mengatakan
suatu perkataan dari apa-apa yang diridhai oleh Allah Ta'ala yang ia sendiri tidak banyak mengambil
perhatian dengan kata-katanya, lalu Allah mengangkatnya dengan beberapa derajat. Dan sesungguhnya
seorang hamba itu mengatakan suatu perkataan dari apa-apa yang menyebabkan kemurkaan Allah
Ta'ala yang ia sendiri tidak banyak mengambil perhatian dengan kata-katanya, lalu orang itu terjatuh
dalam neraka Jahanam sebab kata-katanya tadi." (Riwayat Bukhari)
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya ia mendengar Nabi s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya seorang hamba
itu berbicara dengan suatu perkataan yang tidak ia fikirkan -baik atau buruknya-, maka dengan sebab
perkataannya itu ia dapat tergelincir ke neraka yang jaraknya lebih jauh daripada jarak antara sudut timur
dan sudut barat." (Muttafaq 'alaih)
Dari Abu Musa r.a., katanya: "Saya berkata: "Ya Rasulullah, manakah kaum Muslimin itu yang lebih
utama?" Beliau s.a.w. menjawab: "Yaitu yang orang-orang Islam lainnya merasa selamat daripada
gangguan lisannya -yakni pembicaraannya- serta dari tangannya." (Muttafaq 'alaih) 
Dari Mu'az r.a., katanya: "Saya berkata: "Ya Rasulullah, beritahukanlah kepada saya dengan sesuatu
amalan yang dapat menyebabkan saya masuk syurga dan menjauhkan saya dari neraka." Beliau s.a.w.
bersabda: "Sesungguhnya engkau itu menanyakan sesuatu persoalan yang agung -yakni penting-, tetapi
sesungguhnya hal itu adalah mudah bagi orang yang dipermudahkan oleh Allah. Yaitu supaya engkau
menyembah kepada Allah, tidak menyekutukan sesuatu denganNya, mendirikan shalat, menunaikan
zakat, berpuasa dalam bulan Ramadhan dan mengerjakan ibadah haji di Baitullah." Selanjutnya beliau
s.a.w. bersabda: "Sukakah engkau saya tunjukkan pada pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai -dari
berbuat kemaksiatan-, sedekah itu dapat melenyapkan kesalahan -yakni dosa- sebagaimana air
memadamkan api dan pula shalat seorang di tengah malam." Seterusnya Rasulullah s.a.w. membaca
ayat yang artinya: "Lambung-lambung mereka meninggalkan tempat-tempat tidur -yakni mereka tidak
tidur-" sehingga sampai pada firmanNya yang artinya: "Apa yang mereka kerjakan." Selanjutnya beliau
s.a.w. bersabda lagi: "Sukakah engkau saya beritahu tentang pokok perkara -yakni Agama Islam ini-,
tiangnya dan pula puncak punggungnya?" Saya menjawab: "Baiklah, ya Rasulullah." Beliau s.a.w. lalu
bersabda: "Pokoknya ialah Islam, tiangnya ialah shalat, sedang puncak punggungnya ialah jihad."
Seterusnya beliau s.a.w. bersabda pula: "Sukakah engkau saya beritahu tentang pangkal yang
mengemudikan semua itu?" Saya menjawab: "Baiklah, ya Rasulullah." Beliau s.a.w. kemudian
mengambil lisannya lalu bersabda: "Tahanlah ini atas dirimu -yakni berhati-hatilah mengemudikan lidah
itu-." Saya berkata: "Ya Rasulullah, apakah kita ini pasti akan dituntut -yakni diterapi hukuman- dengan
apa yang kita bicarakan itu?" Beliau s.a.w. menjawab: "Kehilangan engkau ibumu -Ini merupakan kata
kebiasaan bagi bangsa Arab, semacam kita mengatakan: Celaka engkau ini-, tidakkah para manusia itu
dimasukkan dalam neraka dengan tersungkur di atas muka-mukanya itu, melainkan hanya karena hasil
perkataannya?" Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi 
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Adakah engkau semua mengetahui,
apakah mengumpat itu?" Para sahabat menjawab: "Allah dan RasulNya adalah lebih mengetahui." Beliau
s.a.w. bersabda: "Yaitu engkau menyebutkan sesuatu yang ada dalam diri saudaramu dengan apa-apa
yang tidak disukai olehnya." Beliau s.a.w. ditanya: "Bagaimanakah pendapat Tuan, jikalau dalam diri
saudara saya itu memang benar-benar ada apa yang dikatakan itu?" Beliau s.a.w. menjawab: "Jikalau
benar-benar ada dalam dirinya apa yang engkau ucapkan itu, maka sungguh-sungguh engkau telah
mengumpatnya dan jikalau tidak ada dalam dirinya apa yang engkau ucapkan itu, maka sungguh-
sungguh engkau telah membuat-buat kedustaan pada dirinya -memfitnahnya-." (Riwayat Muslim) 
Dari Abu Bakrah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda dalam khutbahnya pada hari Nahar -yakni
hari raya Kurban-, di Mina dalam melakukan haji wada' -ibadah haji terakhir bagi beliau s.a.w. sebagai
mohon diri-: "Sesungguhnya darah-darahmu, harta-hartamu dan kehormatan-kehormatanmu semua itu
adalah haram dilanggar sebagaimana kesucian harimu itu -'Idul Adha- dalam bulanmu ini dan dalam
negerimu ini. Ingatlah, tidakkah saya telah menyampaikan?" (Muttafaq 'alaih) 
Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Saya berkata kepada Nabi s.a.w.: "Cukuplah bagi Tuan Shafiyah
itu demikian demikian" -Shafiyah adalah istrinya Rasulullah s.a.w. pula, sebagaimana halnya Aisyah.
Sebagian para perawi hadits ini mengatakan: Yang dimaksudkan Aisyah itu ialah bahwa Shafiyah itu
pendek-. Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Benar-benar engkau telah mengucapkan sesuatu perkataan yang
apabila perkataan tadi itu dicampur dengan air laut, tentu dapat mencampurinya" -yakni mengubah air
laut itu menjadi berubah rasa dan baunya-. Aisyah berkata: "Saya pernah pula menceritakan perihal
seorang kepada beliau s.a.w., lalu beliau berkata: "Saya tidak suka menceritakan hal ihwal seseorang
-yang buruk- sebab sesungguhnya sayapun mempunyai demikian, demikian" -yakni setiap orang tentu
ada celanya sendiri-. Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi 
--Hadis ini termasuk salah satu ancaman yang terkeras untuk melarang mengumpat atau ghibah. Allah
Ta'ala berfirman -yang artinya-: "Muhammad itu tidaklah mengatakan menurut hawa nafsu -kemauannya-
sendiri. Itu hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya." (an-Najm: 3-4)--
Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Ketika saya dimi'rajkan, saya berjalan melalui
suatu kaum yang mempunyai kuku-kuku dari tembaga yang dengan kuku-kuku tadi mereka menggaruk-
garukkan muka serta dada-dada mereka sendiri. Saya bertanya: "Siapakah mereka itu, hai Jibril?" Jibril
menjawab: "Itulah orang-orang yang makan daging sesama manusia -yakni mengumpat- dan
menjatuhkan kehormatan mereka." (Riwayat Abu Dawud) 

Dari Abu Hurairah r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Setiap Muslim atas sesama Muslim
itu haramlah darahnya, kehormatannya serta hartanya -yakni haram dilanggar-." (Riwayat Muslim)
Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. berjalan melalui dua buah kubur, lalu
bersabda: "Sesungguhnya kedua orang yang mati ini disiksa, tetapi tidaklah mereka disiksa karena
kesalahan besar. Ya, tetapi sebenarnya besar juga -bila dilakukan secara terus menerus-. Adapun yang
seorang diantara keduanya itu dahulunya -ketika di dunia- suka berjalan dengan melakukan adu domba,
sedang yang lainnya, maka ia tidak suka menghabiskan sama sekali dari kencingnya -yakni di waktu
kencing kurang memperdulikan kebersihan serta kesucian dari najis-." Muttafaq 'alaih.
Dari Ibnu Mas'ud r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Tahukah engkau semua, apakah kedustaan
besar itu? Yaitu Namimah atau banyak bicara adu domba antara para manusia." (Riwayat Muslim) 
Dari Hudzaifah r.a. katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidak dapat masuk syurga seorang yang
gemar mengadu domba." (Muttafaq 'alaih)

Anda mungkin juga menyukai