12 (2013)
Agung Roscahyo
agungroscahyo@yahoo.co.id
Prijati
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out the influence of the leadership style which are autocratic,
democratic, and independent control both simultaneously and partially to the employee performance at
Siti Khodijah Hospital Sidoarjo. The Population in this research is the employees of the inpatient
department at Siti Khodijah Hospital Sepanjang Sidoarjo with the sample of 63 people. Meanwhile, the
analysis technique is using multiple regression analysis. The research result shows that the leadership
style which are consist of autocratic, democratic, and independent control have simultaneously
significant influence to the employees performance who are serving at the inpatient department of Siti
Khodijah Hospital Sepanjang Sidoarjo. This result is supported by the simultaneous corelation
coefficient of 75.8 % shows that either correlation or relations between those variables to the
employees’ performance have strong relation. The research result shows that the leadership style which
are autocratic, democratic, and independent control each variables have partially significant influence
to the employees’ performance at inpatient department of Siti Khodijah Hospital Sepanjang Sidoarjo.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan yang terdiri atas
otokratik, demokratis dan kendali bebas baik secara bersama-sama maupun parsial terhadap
kinerja karyawan pada Rumah Sakit Siti Khodijah Sidoarjo. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah karyawan bagian rawat inap pada Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang
Sidoarjo dengan sampel yang diperoleh berjumlah 63 orang. Sedangkan Teknik analisa yang
digunakan adalah analisa regresi berganda. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan
pengaruh gaya kepemimpinan yang terdiri dari otokratik, demokratik dan kendali bebas
secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan yang bertugas pada bagian rawat inap
pada Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang Sidoarjo adalah signifikan. Hasil ini didukung
dengan koefiesien korelasi secara simultan sebesar 75,8 % menunjukkan korelasi atau
hubungan antara variabel tersebut terhadap kinerja karyawan memiliki hubungan yang
erat. Hasil pengujian secara partial menunjukkan gaya kepemimpinan yang terdiri dari
otokratik, demokratik dan kendali bebas masing-masing berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan yang bertugas pada bagian rawat inap pada Rumah Sakit Siti Khodijah
Sepanjang Sidoarjo.
PENDAHULUAN
Saat ini pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di Indonesia semakin pesat
sehingga persaingan diantara para pengusaha juga semakin ketat. Sehingga setiap
perusahaan dituntut untuk dapat beroperasi seefektif dan seefisien mungkin, serta
meningkatkan produktivitas sumber daya yang dimiliki agar dapat bertahan menghadapi
pesaingnya.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 12 (2013)
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang
keberhasilan setiap perusahaan, karena hampir seluruh kegiatan operational perusahaan
dijalankan oleh manusia. Oleh karena itu perusahaan harus mampu membentuk sumber
daya manusianya untuk dapat terampil dan ahli dibidangnya sehingga tujuan perusahaan
dapat tercapai sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Suatu organisasi juga harus
mampu menyusun kebijakan yang tepat untuk mengatasi setiap perubahan yang akan
terjadi. Penyusunan kebijakan yang menjadi perhatian manajemen salah satunya
menyangkut pemberdayaan sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang pontensial
apabila didayagunakan secara efektif dan efisien akan bermanfaat untuk menunjang gerak
lajunya perusahaan (Koesmono, 2006).
Dalam upaya dapat menunjang keberhasilan tujuan perusahaan tersebut perusahaan
harus mampu memberikan rangsangan yang tinggi kepada sumber daya manusia yang
dimiliki agar dapat terciptanya keselarasan dalam suatu organisasi, sehingga perusahaan
memperhatikan faktor tenaga kerja.
Pengelolaan sumber daya manusia perlu adanya pola gaya kepemimpinan yang tepat
sehingga dapat membentuk kesinergian antara atasan dan bawahan. Tuntutan terhadap
kebutuhan yang semakin tinggi sebagai dampak krisis ekonomi global sehingga beban
kebutuhan hidup pegawai semakin tinggi. Perusahaan harus mampu memperhatikan
kebutuhan dan keinginan karyawannya serta memperhatikan tingkat kompensasi yang
sesuai bagi karyawan tentunya agar karyawan memiliki loyalitas yang tinggi untuk
perusahaan, disamping itu perusahaan harus mendorong karyawan agar dapat bekerja
sebaik-baiknya agar tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan harapan. Dengan
adanya gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan diharapkan adanya suatu
hubungan komunikasi yang harmonis antara pimpinan dan karyawan atau antara karyawan
yang satu dengan yang lainnya untuk meningkatkan kinerjanya.
Gaya kepemimpinan dapat diartikan sebagai pelaksanaan otoritas dan pembuatan
keputusan. Sedangkan kepemimpinan menurut Manulang (2001:141) sebagai suatu proses
mempengaruhi orang lain untuk berbuat guna mewujudkan tujuan-tujuan yang sudah
ditentukan. Gaya kepemimpinan mengambarkan kombinasi yang konsisten dari
ketrampilan, sifat dan sikap yang mendasari perilaku seseorang. Menurut Viethzal (64:2004)
Gaya kepemimpinan juga menunjukkan secara langsung maupun tidak langsung, tentang
kemampuan bawahannya. Artinya, gaya kemimpinan adalah perilaku dan strategis, sikap
yang sering diterapkan seorang pemimpian ketika ia mempengaruhi kinerja bawahannya.
Gaya kepemimpinan ini sering kali menjadi hambatan bagi karyawannya dalam menjalnkan
tugas dan kegiatan sehari-hari. Pemimpin disini harus dituntut mampu memahami motif
dari karyawannya, sebab motif didsari oleh keinginan untuk memuaskan berbagai jenis
kebuuthan yang pada gilirannya akan mempengaruhi perilaku dan kinerja karyawan.
Seorang pemimpin merupakan contoh, panutan, idola dan Pembina bagi seluruh anggota
organisasi yang dipimpinnya dalam peningkatan hasil kerja. Wujud dari kepemimpinan
antar alain perilaku, sikap, watak sertakebijakan yang dimiliki oleh pimpinan tersebut.
Kepemimpinan dibutuhkan manusia, karena adanya suatu keterbatasan dan
kelebihan-kelebihan tertentu pada manusia. Kepemimpinan ini akan timbul apabila ada
orang yang dipengaruhi, orang yang mengakhiri, dan pengarahan akan tercapainya suatu
tujuan. Sehingga dapat dikatakan seorang disebut pemimpin apabila orang tersebut dapat
mengakhiri orang lain untuk mencapai tujuan meskipun tidak ada ikatan yang formal
dengan suatu organisasi.
Peranan pemimpin dalam kehidupan berorganisasi sangat dibutuhkan karena tiada
organisasi tanpa pimpinan, jika boleh diibaratkan organisasi itu tubuh tanpa kepala. Dalam
kenyataannya seorang pemimpin harus dapat memberikan semangat dan motivasi kepada
karyawannya dalam menyelesaikan pekerjaannya. Agar para karyawan termotivasi untuk
meningkatkan kualitas kehidupan kerja mereka. Dengan demikian para karyawannya akan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 12 (2013)
berusaha secara terus menerus untuk meningkatkan kinerjanya, sehingga dapat memberikan
keuntungan perusahaan.
Demikian halnya dengan Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang Sidoarjo. Organisasi ini
bergerak dibidang jasa pelayanan, yaitu pelayanan dalam penyembuhan penyakit, rawat
inap, dan bersalin. Dengan adanya gaya kepemimpinan ini diharapkan dengan penerapan
berupa adanya hubungan komunikasi yang harmonis antara pemimpin dan bawahan.
Penerapan ini terlihat dari proses pengambilan keputusan yang dilakukan dengan
mendengarkan suara karyawan yang efektif dan efisien. Pemimpin harus mampu
memberikan contoh kepada bawahan, memastikan bahwa para bawahannya termotivasi dan
menciptakan kondisi yang menguntungkan untuk melakukan pekerjaan yang lebih giat lagi.
Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan yang
terdiri atas otokratik, demokratis dan kendali bebas secara bersama-sama terhadap kinerja
karyawan pada Rumah Sakit Siti Khodijah Sidoarjo. 2) Untuk mengetahui pengaruh gaya
kepemimpinan yang terdiri atas otokratik, demokratis dan kendali bebas secara parsial
terhadap kinerja karyawan pada Rumah Sakit Siti Khodijah Sidoarjo.
Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi keberhasilan
organisasi dalam mencapai tujuannya. Perilaku seorang pemimpin memiliki dampak yang
besar, terkait dengan sikap bawahan, perilaku bawahan yang akhirnya pada kinerja.
Menurut Heidjrachman,et.al. (2002:219) dalam hubungannya dengan kinerja dijelaskan
bahwa corak atau gaya kepemimpinan seorang manajer berpengaruh dalam pencapaian
tujuan suatu organisasi.
Dalam praktiknya, dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut berkembang beberapa tipe
kepemimpinan; di antaranya adalah sebagai berikut Siagian (2001:57); Pertama, tipe otokratis,
seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki beberapa kriteria atau ciri
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 12 (2013)
Kinerja Karyawan
Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance). Sebagaimana
dikemukakan oleh Mangkunegara (2005:67) bahwa istilah kinerja berasal dari kata job
performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai
seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Lebih lanjut Mangkunegara (2005:75) menyatakan bahwa pada umumnya kinerja dibedakan
menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu adalah hasil
kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang
telah ditentukan, sedangkan kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu
dengan kinerja kelompok.
Menurut Mangkunegara (2005: 67), kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sedangkan menurut Gibson et.al.
(2006:95) kinerja karyawan merupakan suatu ukuran yang dapat digunakan untuk
menetapkan perbandingan hasil pelaksanaan tugas, tanggung jawab yang diberikan oleh
organisasi pada periode tertentu dan relatif dapat digunakan untuk mengukur prestasi kerja
atau kinerja organisasi.
Menurut Veithzal (2004:14), kata kinerja merupakan terjemahan dari kata performance
yang berasal dari kata to perform dengan beberapa entries; 1) melakukan, menjalankan,
melaksanakan (to do or carry out, execute), 2) memenuhi atau melaksanakan kewajiban suatu
niat atau nazar (to discharge of fulfil; as vow), 3) melaksanakan atau menyempurnakan
tanggung jawab (to execute or complete dan 4) melakukan sesuatu yang diharapkan oleh orang
atau mesin (to do what is expected of a person machine).
Kinerja seorang karyawan merupakan hal yang bersifat individual, karena setiap
karyawan mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda - beda dalam mengerjakan
tugasnya. Kinerja menurut Veithzal (2004:309) menjelaskan pengertian kinerja merupakan
suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaaan
seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu, juga
merupakan prilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang
dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Kinerja karyawan
merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai
tujuannya. Lebih lanjut Simamora (2006:327) mengemukakan bahwa Kinerja karyawan
adalah tingkat terhadap mana para karyawan kencapai persyaratan-persyaratan
pekerjaannya. Kinerja menurut Mangkunegara (2005:67) kinerja adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Simamora (2006: 327)
penilaiaan kinerja (performance assessment) adalah proses yang mengukur kinerja karyawan.
Gibson (2006:70) menyatakan kinerja adalah hasil yang diinginkan dari perilaku.
Kinerja individu merupakan dasar dari kinerja organisasi. Penilaian kinerja mempunyai
peranan penting dalam peningkatan motivasi ditempat kerja. Penilaian kinerja ini
(performance appraisal) pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembang- kan suatu
organisasi secara efektif dan efisien. Pegawai menginginkan dan memerlukan balikan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 12 (2013)
Gaya
Kepemimpinan
Kepemimpinan
Demokratik
(X1)
Partial
Kinerja
Otokratik Karyawan
(X2) (Y)
Kendali Bebas
(X3)
Simultan
Gambar 1
Rerangka Konseptual
Perumusan Hipotesis
H1 : Pengaruh gaya kepemimpinan yang terdiri atas otokratik, demokratis dan kendali
bebas secara bersama-sama signifikan terhadap kinerja karyawan pada Rumah Sakit
Siti Khodijah Sidoarjo.
H2 : Pengaruh gaya kepemimpinan yang terdiri atas otokratik, demokratis dan kendali
bebas secara parsial signifikan terhadap kinerja karyawan pada Rumah Sakit Siti
Khodijah Sidoarjo.
H3 : Gaya kepemimpinan yang bersifat demokratis memiliki pengaruh dominan terhadap
kinerja karyawan pada Rumah Sakit Siti Khodijah Sidoarjo.
METODE PENELITIAN
Variabel
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 12 (2013)
10
Tabel 1
Karakteristik Responden
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 12 (2013)
11
Dari tabel diatas terlihat bahwa dari 63 karyawan yang bertugas pada bagian rawat inap
pada Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang Sidoarjo, terbanyak adalah mereka yang memiliki
jenis kelamin wanita dengan prosentase sebesar 73,0%. Gambaran karyawan berkaitan
dengan usia, terbanyak adalah mereka yang berumur antara 26-30 tahun dengan prosentase
sebesar 50,8%. Gambaran responden berkaitan dengan pendidikan terbanyak adalah mereka
yang berpendidikan Sarjana dengan prosentase sebesar 84,1%. Sedangkan gambaran
karyawan berkaitan dengan masa kerja, terbanyak adalah mereka yang telah bekerja antara 3-
10 tahun dengan prosentase sebesar 38,1%.
Tanggapan Responden
Tanggapan responden berkaitan dengan gaya kepemimpinan serta kinerja mereka,
berdasarkan dari jawaban kuisioner dari masing – masing variabel yang dijadikan model
penelitian.
Tabel 2
Tanggapan Responden
Dari tebel diatas terlihat sebagian besar karyawan karyawan yang bertugas pada bagian
rawat inap pada Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang Sidoarjo menyatakan setuju dalam
memberikan tanggapan atas semua aspek gaya kepemimpinan otokratik, demokratik dan
kendali bebas. Tanggapan tentang kinerja responden rata-rata juga menunjukkan kinerja yang
baik.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 12 (2013)
12
13
Siti Khodijah Sepanjang Sidoarjo. Hasil ini menunjukkan semakin baik pemahaman
karyawan tentang gaya kepemimpinan pada Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang Sidoarjo
akan diikuti semakin tinggi tingkat kinerja karyawan perusahaan tersebut.
Pembahasan
Kepemimpinan merupakan suatu kepribadian seseorang yang memancarkan
keinginan pada sekelompok orang-orang tertentu dan sanggup mengajak serta mendorong
mereka sehingga mau bekerja sama dalam rangka pencapaian tujuan. Kepemimpinan dapat
pula dipandang sebagai suatu bentuk persuasi suatu seni pembinaan sekelompok orang
tertentu, biasanya melalui pendekatan dan motivasi yang tepat sehingga mereka tanpa ada
rasa takut untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan organisasi.
Dari hasil analisis statistik yang telah dilakukan diatas menunjukkan pengaruh
variabel gaya kepemimpinan yang terdiri dari otokratik, demokratik dan kendali bebas
secara bersama-sama terhadap terhadap kinerja karyawan yang bertugas pada bagian rawat
inap pada Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang Sidoarjo adalah signifikan. Hasil ini
mengindikasikan bahwa naik turunnya terhadap kinerja karyawan yang bertugas pada
bagian rawat inap pada Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang Sidoarjo ditentukan oleh
seberapa baik model gaya kepemimpinan yang diterapkan pada rumah sakit tersebut.
Kondisi ini diperkuat dengan perolehan koefisien korelasi berganda sebesar 75,8 %
menunjukkan korelasi atau hubungan antara variabel tersebut secara simultan terhadap
kinerja karyawan yang bertugas pada bagian rawat inap pada Rumah Sakit Siti Khodijah
Sepanjang Sidoarjo memiliki hubungan yang erat.
Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan model
otokratik berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan yang bertugas pada
bagian rawat inap pada Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang Sidoarjo. Kondisi ini
mengindikasikan bahwa semakin baik pemahaman karyawan akan gaya kepemimpinan
yang bersifat otokratik pada Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang Sidoarjo seperti
komunikasi yang dilakukan di RS Siti Khodijah Sidoarjo berlangsung satu arah dari
pimpinan kepada bawahan, rumah Sakit Siti Khodijah Sidoarjo dalam melakukan
pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan, atau kegiatan para bawahannya
dilakukan secara ketat serta permberian tugas-tugas bagi bawahan di Rumah Sakit Siti
Khodijah Sidoarjo dilakukan secara instruktif akan semakin meningkatkan kinerja mereka
Hasil ini sejalan dengan pendapat Robert N. Mc Murray, sebagaiman dikutip oleh
Dharma (2001), mengatakan seseorang akan dapat menemukan kemanfaatan dari seorang
otokrat. Biasanya ia mempunyai status yang tinggi, seorang yang berkuasa dan mampu
membuat keputusan. Salah satu ciri yang menonjol adalah mereka biasanya memperhatikan
kesejahteraan bawahannya selain juga memperhatikan pelaksanaan tugas.
Gaya kepemimpinan yang otokratis pada dasarnya adalah gaya kepemimpinan di mana
pemimpin banyak mempengaruhi atau menentukan perilaku pengikutnya. Dalam gaya ini
pemimpin lebih banyak memperhatikan pencapaian dan tercapainya tujuan. Untuk itu ia
lebih banyak menentukan apa yang harus dicapai dan dilaksanakan serta bagaimana
mencapainya. Namun demikian, tidaklah berarti ia kurang memperhatikan anggotanya.
Hasil pengujian menunjukkan gaya kepemimpinan demokratik berpengaruh signifikan
dan positif terhadap kinerja karyawan yang bertugas pada bagian rawat inap pada Rumah
Sakit Siti Khodijah Sepanjang Sidoarjo. Kondisi ini menunjukkan bahwa semakin demokratis
seorang pimpinan dalam menjalankan tugasnya akan semakin disukai oleh karyawannya.
Hal ini akan mendorong meningkatkan motivasi mereka bekerja sehingga kinerja mereka
akan meningkat Gaya kepemimpinan yang demokratis merupakan gaya yang banyak
menekankan pada partisipasi pengikut dari kecenderungan pemimpin untuk menentukan
sendiri. Para anggota atau pengikut selalu diberi kesempatan menentukan apa yang akan
dicapai dan bagaimana cara mencapainya. Gaya kepemimpinan ini pada umunya berasumsi
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 12 (2013)
14
bahwa pendapat orang banyak lebih baik dari pendapat sendiri dan adanya partisipasi akan
menimbulkan tanggung jawab bagi pelaksanaannya. Asumsi lainnya ialah bahwa partisipasi
memberikan kesempatan pada para anggota untuk mengembangkan diri mereka sendiri.
Hasil pengujian secalanjutnya juga menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang
bersifat kendali bebas (Laissez Faire) berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja
karyawan yang bertugas pada bagian rawat inap pada Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang
Sidoarjo. Gaya kepemimpinan yang bebas (laissez faire) merupakan gaya kepemimpinan
yang lebih banyak menekankan kepada keputusan kelompok. Dalam gaya ini, seorang
pemimpin akan menyerahkan keputusan kepada keinginan kelompok. Apa yang baik
menurut kelompok, itulah yang menjadi keputusan. Bagaimana pelaksanaanya pun
tergantung kepada kemauan kelompok. Pemimpin hanya berpartisipasi minimum, para
bawahannya menentukan sendiri tujuan yang akan dicapai dan menyelesaikan sendiri
masalahnya.
Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa variabel gaya kepemimpinan demokratik
mempunyai pengaruh paling dominan terhadap kinerja karyawan. Hal ini diindikasikan
dengan perolehan tingkat koefisien korelasi parsial (r) untuk kompensasi sebesar 12,27 %
lebih besar daripada tingkat koefisien korelasi parsial untuk variabel –varaibel lainnya.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa karyawan umumnya menginginkan pimpinan yang
memberikan kepercayaan penuh kepada mereka, bersedia melimpahkan sebagian
wewenang kepada bawahan sehingga karyawan merasa kemampuan, idea atau gagasan
mereka dihargai. Disamping itu komunikasi yang ada berlangsung timbal balik, baik yang
terjadi antara sesama bawahan maupun antara bawahan dengan atasan berjalan dengan
baik, pimpinan selalu memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak. Kondisi ini
tentunya akan membuat suasana atau lingkungan kerja terlihat harmonis.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa, yang telah penulis lakukan dan setelah diambil
simpulan, maka saran-saran yang dapat penulis berikan; 1) Hendaknya Rumah Sakit Siti
Khodijah Sepanjang Sidoarjo, perlu dipertimbangkan lebih mengembangkan gaya
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 12 (2013)
15
kepemimpinan yang demokratik. Hal ini dilakukan untuk memotivasi karyawan perusahaan
lebih berkreasi tanpa melanggar aturan yang telah ada pada perusahaan dengan begitu akan
semakin meningkatkan kinerja mereka, 2) Hendaknya manajemen Rumah Sakit Siti Khodijah
Sepanjang Sidoarjo, selalu menjaga lingkungan kerja yang baik yaitu lingkungan kerja yang
nyaman, tenang serta memberikan rasa aman sehingga akan menimbulkan rasa senang
terhadap pekerjaannya, 3) Hendaknya sistem pengawasan yang dilakukan oleh perusahaan
lebih ditingkatkan dan diperbaiki misal sistem pengawasan lebih fleksibel, yang dapat
mereflektir sifat-sifat dan kebutuhan-kebutuhan dari kegiatan-kegiatan yang diawasi. Hal ini
dilakukan agar kinerja karyawan selalu terjaga dan dapat dipelihara ketika kegitan operasional
berlangsung dan bilamana terjadi penyimpangan dapat dengan segera meluruskan kembali
penyimpangan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
16
Sutrisno. E. 2010. Manajemen Sumber daya Manusia. Edisi Pertama. Cetakan Kedua.
Jakarta: kencana Prenada Group.
Veithzal. R. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan dari Teori Ke
Praktik. Edisi pertama. Cetakan Pertama. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Widayat. 2000. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti. Bandung.