A. Pendahuluan
Pada era yang sangat berkembang seperti saat ini, teknologi seperti sudah menjadi kebiasaan
sehari-hari. Kemudahan untuk mengakses informasi pun juga sangat mudah, tentu itu harus
dimanfatkan dengan baik seperti mempelajari hikmah rasulullah. Banyak kisah yang bisa kita ambil
hikmah dan pelajaran untuk kita teladani di era saat ini. Terkhusus bagaimana metode dakwah
Rasulullah yang pas untuk era digital saat ini. Utamanya era saat ini adalah berkembangnya teknologi,
era manusia harus bisa memanfaatkan teknologi bukan dimanfaatkan oleh teknologi.
Era saat ini, di mana teknologi dan ilmu pengetahuan sedang mengalami kemajuan yang pesat.
Dahulu orang-orang yang berjauhan, saat mereka ingin berkomunikasi satu dengan lainnya, semuanya
menggunakan surat. Namun, saat ini dengan sekali tekan, pesan mereka sudah sampai ke tujuan.
Meskipun yang mengirim pesan berada di Indonesia, sedangkan yang dituju ada di Makkah, dalam
beberapa detik saja pesannya sudah tersampaikan.
Di satu sisi ini adalah suatu peluang dan kesempatan yang baik, namun di sisi lain menjadi
tantangan sebuah tersendiri. Sisi baiknya adalah informasi akan sampai begitu cepat, apalagi itu
digunakan untuk berdakwah, mengajak orang kepada kebaikan, begitu baik dan bagusnya. Namun,
bagaimana jika informasi yang buruk dan jahat, niscaya juga akan menyebar dengan cepatnya. lalu
bagaimana sikap kita sebagai seorang Muslim dalam menggunakan teknologi ini, lebih-lebih untuk
dakwah? Dengan tetap mengikuti sunnah dan cara atau metode dakwah Rasulullah SAW.
B. Pembahasan
1. Meneladani Metode Dakwah Rasulullah
Pada saat ini, begitu banyak sarana-sarana untuk menyampaikan dakwah kepada orang lain.
Dimulai dari media sosial, media elektronik, media cetak, dan lain-lain. Namun, terkadang yang
menjadi permasalahan adalah bagaimana cara seseorang berdakwah lewat media sosial. Disinilah
pentingnya meneladani metode dakwah Rasulullah, bahkan Allah SWT memuji akhlaq Nabi
Muhammad SAW, sebagai bukti bahwa beliau pantas menjadi panutan kita semua. Allah berfirman:
ل ىَ َل َعل ََكَّنِاَو
ٍ َّمي ُوِظ ٍُعُ ُو
َ
“Sesungguhnyaوengkau(وhaiوMuhammad)وmemilikiوakhlakوyangوsangatوagung”.(وQS.وal-Qalam: 4)
Banyak hal yang dapat kita contoh dari Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah, sedemikian
apa pun media yang kita gunakan. Terkait judul kita pada kali ini, saya teringat dengan ayat Al-Qur’anو
yang mengkisahkan bagaimana metode atau cara Rasulullah berdakwah dalam QS. Ali Imran: 159
Allah berfirman:
َُ وح
َ ٍَّفئ َِ ََّّ ِو
َ ن َُّف كىْ ِالَو ُّ َُّبْْو ٍَاَّي َو
ِل ِو َُ َّعن َّول ك َ َِ َّوْ اَّ ِو
ي َّ ن
“Wahai وAisyah, وsesungguhnya Allah itu Maha lembut dan mencintai kelembutan di dalam semua
urusan”.(وHR.وBukhari).و
Tidakوsedikitوkitaوdapatkanوorangوyangوmengatasوnamakan“وdakwah”,وnamunوketikaوberbicaraو
kepada orang lain sangat keras. Bukan karena suaranya keras, namun pada sikap. Orang yang baru
mempelajari agama Islam, sudah disamakan keislamannya dengan orang yang sudah faqih atau ahli
fiqh. Kemudian orang tersebut dikucilkan, tidak dijawab salamnya, tidak ditegur saat bertemu, enggan
untuk bersalaman, tidak murah senyum kepada orang lain. Kita harus belajar kepada sikap Nabi
Muhammad SAW bagaimana menghadapi orang-orang yang awam. Singkatnya orang belum mengerti
tentang Islam dan melakukan kesalahan dan dosa.
Dalam berdakwah kepada orang lain, kadangkala bukanlah jawaban yang menyenangkan hati
yang didapat. Melainkan kata-kata yang dapat mengkerutkan kening, menyesakkan dada, merenyuhkan
ingatan.وTiadaوlainوobatوdariوsemuaوitu,وmelainkan“وmemaafkan”.وMaafkanlahوmeskiوberat,وmaafkanlahو
meski tidak mudah, maafkanlah meski hati tergores oleh kata-kata yang perih. Di Makkah Nabi
Muhammad SAW mendapatkan perlakuan yang kasar, kekejian yang dahsyat, perlakuan yang tak
mengenakkan hati. Namun, lihatlah apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW ketika Fathu Makkah,
Rasulullah justru memaafkan penduduk Makkah yang pernah menyakiti beliau. Sungguh mulia sikap
dan akhlaq beliau.
Begitu juga dalam berdakwah, melibatkan orang lain dalam pembicaraan atau bermusyawarah
adalah salah satu cara agar orang tersebut merasa dihargai sebagai manusia.
Al-Hasan Al-Bashri وberkata,“Jika وanda وsedang وduduk وberbicara وdengan وorang وlain, وhendaknya وandaو
bersemangat mendengar melebihi semangat anda berbicara. Belajarlah menjadi pendengar yang baik
sebagaimana anda belajar menjadi pembicara yang baik. Janganlah anda memotong pembicaraan orang
lain”.و
d. Keempat,وBerdakwahوdanوMendo’akanوOrangوyangوDiajakو
Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiallahu anhu, beliau berkata; Sesungguhnya Nabi
MuhammadوSAWوmembacaوayatوAllahوTa’alaوtentangوNabiوIbrahim:و
“Ya وTuhanku, وSesungguhnya وberhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia,
Maka Barangsiapa yang mengikutiku, Maka Sesungguhnya orang itu Termasuk golonganku”.( وQS.و
Ibrahim: 36).
Selain tawakkal, kita juga dapat melihat ayat lain sebagai tambahan cara berdakwah di era
modernوdanوteknologiوini.وAllahوSubhanahuوwaوTa’alaوberfirman:و
ُ ت ك ََّىل ك ُ ِع
دو َ م َّوح َّْ ِفى َّب ِِ َب َّوح ٍََّْناَو
َمَّ ِي َّو َ ٍَّ َتَ َّوح ََ ِكى َب ِل
َ ي ََ ََفع َِّى ُم ِوظ ِكى َب
َّي َّْفىَِّْ ِو َ ُو
ِّ ا َو ِّ ك َ ٍِعَ ُوظ ُا َول ٍَِْاَو ك ِو
َ َِّن كَة ن َّْ َب ِو ت َو ِّ ِو ٍ ِو َ
َ َّْ ِفى ُب ِمْ َ َّتَُِِّّو ك َ ٍِعَ ُوظ َل
َ وَ ُوا
َمَّ ِي َّع َول
“Serulah( وmanusia) وkepada وjalan وRabbmu وdengan وhikmah وdan وpelajaran وyang وbaik وdan وbantahlahو
mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Rabbmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orangوyangوmendapatوpetunjuk”.و
(An-Nahl: 125).
C. Penutup
Demikianlah metode dakwah Rasulullah, semoga dapat kita terapkan dalam kehidupan kita
sehari-hari. Sehingga kita bisa menjadi hamba Allah yang turut menyebarkan ajaran agama Islam, dan
kita di golongkan ke dalam hamba-Nya yang bertaqwa.وAamiinوyaaوrabbal‘وaalamin.