Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 2

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


1. Hukum Islam bersumber dari Allah SWT untuk mengatur kehidupan manusia.
A. Allah memerintahkan hamba-Nya untuk membaca Alquran dan mendirikan shalat.
Disebutkan dalam buku Risalah Khotbah: Wasiat Taqwa Sepanjang Masa karya Amin Farih,
shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar.
Shalat juga merupakan tiang agama. Umat Muslim yang mendirikan shalat akan diberikan
ganjaran pahala dan derajat mulia di sisi Allah Swt. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW
bersabda:
“Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat.
B. -Wajib, yaitu petintah melakukan sesuatu secara pasti yang bila dilakukan mendapatkan
pahala dan bila ditinggalkan mendapatkan sanksi.
-Sunah, yakni anjuran untuk dilakukan. Bila dilakukan mendapatkan pahala, tetapi bila
ditinggalkan tidak mendapatkan sanksi.
-Makruh, yakni anjuran untuk meninggalkan. Namun, bila dilakukan tidak mendapatkan
sanksi.
-Mubah, yakni pilihan yang boleh dilakukan dan ditinggalkan.
-Haram, yakni perintah untuk meninggalkan. Bila tidak meninggalkan (melakukan yang
dilarang) maka akan mendapatkan sanksi.
C.- Prinsip Tauhid
Prinsip ini menegaskan bahwa seluruh bangunan hukum Islam adalah bermuara pada
mengesakan Tuhan, yaitu Allah SWT. Dengan prinsip tauhid, pelaksanaan suatu hukum akan
bermakana sebagai ibadah.
Allah SWT berfirman,
‫وذ َ َِ َ وَ ِه َإو َنمَ مَو َ َِِ ْب ْ َإو َكَ َبرِ و ْأ َخ ْأ ِذ َإو‬
َ ‫دْ ْه َإوو ِ ْْ َهت َ ِ َإ‬ ِ ‫ول َعو‬
ْ ِ‫م‬ ْ َٰ َ‫ول َعو َأ ُْْوَأ‬ َ َ‫وذ ْموَو َ َرب‬
ْ َ‫وْأَل‬ َ َٰ ‫ِ ْ وَ َنودو َ َشو َىِدكِداو َه َد‬ َ
َ ‫واك ْى َإن َل ْمو ْم َنووومَنكِداو َأمَ مَودو‬
‫ََُِنو َن َعو م َهبَاو َنَْ ْمإعَو‬
Artinya,‫“و‬Dan‫(و‬ingatlah),‫و‬ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari
sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami
menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini
(keesaan‫و‬Tuhan)",”‫(و‬QS.‫و‬Al-A’raf:‫و‬172)
-Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan memiliki makna bahwa hukum Islam yang mengatur persoalan manusia dari
berbagai aspek harus dilandaskan pada keadilan yang meliputi hubungan antara dirinya
sendiri, masyarakat, maupun dengan Allah SWT.
Allah SWT bersabda,
‫وذو‬ ْ ‫ِ َ وَا ََوأْ َنك ْىب‬
َ ‫َُّو‬ َ ْ َ‫داوَّلوهَبَ ْخ َلَُ ِذ َإو ََُِِشِ ومَ َد وٰو َنمَ مَو َ ََّلو َ َى ْوكِداوووا َن ْوكِداوه َِدو َ َم َخجِ و ْكمهَنو َهَ َ نواكَبْهعَ وَ َلُِداو َِد ِداومَ َد ْالإع‬
ِ ‫ووْو‬ َ ‫ت َ َى َد متو‬
َ ِ‫وذا َى‬
‫إخو ْأ َِنو َ َى َِمِدشَو‬ َ ‫تَووو ْم َش‬
‫وتَو َر ْب ي‬ َ
Artinya,‫“و‬Hai‫و‬orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku
adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya‫و‬Allah‫و‬Maha‫و‬Mengetahui‫و‬apa‫و‬yang‫و‬kamu‫و‬kerjakan.”‫(و‬QS.‫و‬Al-Maidah: 8)
-Prinsip Amar Makruf Nahi Munkar
Amar makruf nahi munkar memiliki arti hukum Islam yang ditegakkan untuk menjadikan
manusia dapat melaksanakan hal-hal secara baik dan benar sesuai yang dikehendaki Allah
SWT sehingga tidak terjadi keburukan dalam kehidupan bermasyarakat.
Seperti dalam firman Allah SWT,
ُ‫وذ ََو‬ ْ ‫نلو َتَ ِل ِخذشَ و ْأ َنك َِ َى ِخ‬
َ ‫ذخ‬ َ ‫جوكَ َذنشَ و َرَوإ َِ َُت ِ َإو َرإ ََخو ِ َلموو ِ َر ْخ َم‬
ْ َُ‫رو ْكم‬ َ ‫ۗوذكَ َدوَ َلعَ و َ َهت‬
ْ ‫ِواك ْذتَن‬ َ ‫وذ ِهَ ْلُِدشَ و ْأ‬
َ ‫نوْو‬ َ ‫خاوكَ ِ َإووو َ َدشَ و َن ْع‬
َ ‫واك ِِ َُذ َْخ‬
َ ‫وذ َ ََََ ِخ ِه ِإ‬
‫واكَِن ُْىِدشَو‬ َ ‫ْل َُ ِ ِإ‬
َ َ‫واك ِِهَ ْلُِدش‬
Artinya,‫“و‬Kamu‫و‬adalah‫و‬umat‫و‬yang‫و‬terbaik‫و‬yang‫و‬dilahirkan‫و‬untuk‫و‬manusia,‫و‬menyuruh‫و‬kepada‫و‬
yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli
Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang‫و‬yang‫و‬fasik.”
-Prinsip al-Hurriyah (Kemerdekaan dan Kebebasan)
Prinsip ini mengandung makna bahwa hukum Islam tidak ada paksaan. Artinya, manusia
dapat menolak dan menerima hukum Islam namun tetap harus bertanggung jawab akan
keputusannya.
Allah SWT bersabda,
َ َ‫ْهعوومَوَو َبَإَع‬
‫واكخو‬ َ ْ‫بلَ وأْ َنكىِ َخ َذا‬
ْ ‫واك ِددَ َوَّلومْ ََ َخاََوَْْواكو‬ َ َِ َ‫نوْوََىَوْوا َُت‬
َ ْ‫ْوذهِهَ ْل َعوأ‬ َ َ‫نٰو َك َ نوۗو َِو ِْولع‬
َ ‫واكَْْْوووََ َِ َعوهَ َذِِ َخوأْنك َ ن ِدب‬ َ ََ ِْ َ ‫ىَ مَ َوَّلوا‬
‫ُ ِْإ ييو َن ْمإ يوإ‬ َ ‫َذ‬
َ ‫تِو‬
Artinya,‫“و‬Tidak‫و‬ada‫و‬paksaan‫و‬untuk‫(و‬memasuki)‫و‬agama‫(و‬Islam);‫و‬sesungguhnya‫و‬telah‫و‬jelas‫و‬
jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali
yang‫و‬amat‫و‬kuat‫و‬yang‫و‬tidak‫و‬akan‫و‬putus.‫و‬Dan‫و‬Allah‫و‬Maha‫و‬Mendengar‫و‬lagi‫و‬Maha‫و‬Mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah: 256)
-Prinsip Musawah (Persamaan)
Hukum dalam agama Islam tidak membedakan derajat, suku, ataupun fisik dengan manusia
lainnya. Semua manusia di hadapan Allah SWT adalah sama. Adapun yang membedakannya
adalah ketakwaan.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah ayat,
‫نَِْداووو ْم َشو‬
َ ‫نوذمَبَن ْتَو ْكت َ َى‬
َ ‫ِىِدأ‬ َ َ‫وذ ِ ََ َ م‬
ِ ‫وذ َم َى َمَُن َِ َإو‬ ِ َُ‫وتَهَنو َهَ َ نواك‬
ْ ‫نلو ْم َنو َرمَ َىَُن َِ َإ‬
َ ‫ول َعووََ وَخ‬ ‫وتْو َ َىَن َِ َإووو ْم َش َو‬
َ َ‫إخ َ ََ َخ َل ِذ َإو ْن َُو‬
‫و َن ْمإ يإو َر ْب يو‬
Artinya,‫“و‬Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha‫و‬Mengenal.”‫(و‬QS.‫و‬Al-Hujurat: 13)
- Prinsip Al-Ta’awun (Tolong Menolong) dan Al-Shura (Musyawarah)
Prisip ini menjelaskan dalam menjalani hidup ini, sesama manusia hendaknya saling tolong-
menolong, saling bahu-membahu baik dalam ranah sosial, hukum, dan lainnya. Dalam
melakukan ijtihad (penggalian hukum Islam), sebaiknya dilakukan secara jama'i (kolektif)
dengan melibatkan setiap pihak yang kompeten dalam bidangnya, serta bidang-bidang yang
ada keterkaitan dengan permasalhan yang akan dikaji status hukumnya.
Allah SWT bersabda,
َ ِ‫ووذا َى‬
‫داوتَوو ْم َش َو‬
َ‫وت‬ ْ ‫وذ َاكىِو ََذ‬
َ ‫اشو‬ َ ‫َواتدَ ْإ‬
ْ َ َ‫وذ ََّلو َ َى َنذ ِداو َنم‬
َ ‫وذاكت َ َى َد متو‬ َ َ‫وذ َ َى َنذ ِداو َنم‬
َ ‫َواك ْب ْخ‬ َ ‫ِوْهو‬
ْ ‫ِواك ْىىَن‬
َ‫ج‬ َ ‫و‬
Artinya,‫“و‬Dan‫و‬tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada
Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”‫(و‬QS.‫و‬Al-Maidah: 2)
-Prinsip Al-Tasamuh (Toleransi)
Prinsip toleransi menegaskan bahwa pebedaan pandangan dalam melihat sebuah hukum,
karena perbedaan teori, metode dan pendekatan yang dipakai dalam penggalian hukum Islam
hendaknya masing-masing berlapang dada menerimanya sebagai keniscayaan dalam realitas
kehidupan yang plural.
Allah SWT berfirman,
‫ووذ ِذ مكَيْلَ وكَ ِ َإو َنبَاجي و َو‬
‫ن‬ َ ‫داول َعوأَ َىوْو َلنو َمن ََ ِه ِإ‬
َ ‫واكبَ ْإَُنبِ و‬ ْ َِِ‫ارتَم‬ َ ِ‫وذ ََّلو َ ِذد ِداوََنكَبْهعَ و ََِ َخم‬
َ ‫داوذ‬ َ ‫ْ إ يإ‬
Artinya,‫“و‬Dan‫و‬janganlah‫و‬kamu‫و‬menyerupai‫و‬orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih
sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang
mendapat‫و‬siksa‫و‬yang‫و‬berat.”‫(و‬QS.‫و‬Ali‫و‬Imran:‫و‬105)
D. Dalam surah An-Nisa ayat 59 menjelaskan Pengertian Taat adalah mempercayai dan
mentaati aturan Allah, Rasul dan Kaum Ulama dengan menjadikan Al-Qur'an dan Hadits
sebagai pedoman hidup
Pembahasan
Taat adalah contoh sifat baik seseorang yang bisa juga dikatakan patuh terhadap hukum atau
aturan yang diberikan Allah. Dalam bersifat taat, Seseorang harus mampu mengerjakan dan
selalu berpegang teguh terhadap perintah Allah. Taat juga bisa artikan bentuk perilaku,
perkataan dan pikiran. Dari ketiga bentuk tersebut saling memiliki hubungan atau keterkaitan
untuk melakukan bersifat taat.
Contoh-contoh seseorang yang bersikap taat
- Saya selalu melaksanakan sholat 5 waktu secara tepat pada waktunya
- Ketika Mendengar adzan, Saya langsung berusaha bersiap-siap untuk bergegas pergi ke
masjid
- Saya senang menolong orang yang kesusahan ketika mendapat musibah
- Saat bulan ramadhan, Saya selalu berpuasa penuh dari waktunya sahur sampai terdengar
adzan maghrib pada waktunya berbuka
2. Al-Quran dan Sunnah menjadi sumber moral dan akhlak bagi manusia. Suri tauladan
pelaksanaannya ada pada diri Rasulullah SAW. Dalam kerangka pendidikan dan pembinaan
akhlak manusia.
A. moral dan akhlak menurut isi kandungan Surah An-Nahl ayat 125 adalah berdasarkan Al-
Quran dan Al-Hadits. Jadi perilaku, akhlak, dan moral yang kita tunjukkan harus sesuai
dengan apa yang diajarkan dalam kitab Al-Quran dan apa yang diajarkan oleh Rasulullah
dalam Al-Hadits. Contohnya dalam Surah An-Nahl ayat 125 kita diperintahkan untuk
bersikap, berperilaku, dan berbicara kepada orang lain dengan cara yang baik, santun, lemah
lembut. Kita harus mengetahui cara berkomunikasi sesuai dengan karakteristik orang yang
kita ajak bicara namun tetap dengan cara santun dan baik. Apabila kita tidak setuju dengan
pendapat orang tersebut, kita tetap diperintahkan untuk menyampaikan ketidaksetujuan kita
dengan cara yang baik. Termasuk ketika kita ingin memberikan nasihat, maka sampaikan
juga nasihat-nasihat yang baik, positif, memotivasi, serta dengan penyampaian dan perkataan
yang baik.
Pembahasan:
Al-Quran Surah An-Nahl (16) ayat 125 berbunyi:
َ ‫بعِ ووومْ َش‬
‫وْأَلَو‬ َ ‫وذ م َمو َْك ِ إوأْحكَتَْوه‬
َ َ َ ‫َْو‬ َ ‫بَُ ْمو‬ َ ‫وذ ََك َِ َد ْن َ ْم‬
َ ‫وَك َل‬ َ ‫وْأْلَ وأْ َحك ْل َذ َِ ْم‬ َ ‫ُبْإ ْمْوووَأََِّومْكَ مَو‬
َ ‫ُبْإ ْت‬ َ ‫َذه َِدو َ َنمَ ِإووه َِدو َ َنمَ ِإوأْ َِعو‬
َ ‫ضتَو َنعو‬
‫أْ َحك ِِ َ تَوْهعَو‬
Latin: Ud'u ilaa sabiili rabbika bil-ḥikmati‫و‬wal-mau'iẓatil-ḥasanati‫و‬wa‫و‬jaadil-hum billatii hiya
aḥsan,‫و‬inna‫و‬rabbaka‫و‬huwa‫و‬a'lamu‫و‬biman‫و‬ḍalla‫'و‬an‫و‬sabiilihii‫و‬wa‫و‬huwa‫و‬a'lamu‫و‬bil-muhtadiin.
Artinya: "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk." (Q.S. An-Nahl: 125)
B. Agama sebagai sumber akhlak berarti ajaran agama mendorong manusia dalam bertindak
dan bertingkah laku agar sesuai dengan ajaran agama. Isi kandungan surah al ahzab ayat 21
adalah penegasan bahwa Rasulullah Muhammad adalah teladan terbaik yang harus diikuti
oleh orang-orang beriman, sebagaimana orang-orang beriman meyakini bahwa satu-satunya
jalan untuk selamat dunia dan akhirat hanya dengan mengikuti sunnah Rasulullah SAW,
tidak ada yang lain
Pembahasan
Dalam‫و‬surah‫و‬Al‫و‬ahzab‫و‬ayat‫و‬21,‫و‬ALLAH‫و‬ta’ala‫و‬berfirman‫و‬:
َ ‫وذ َاكإَ َد َٰوا َ ْر َخ‬
َ ‫وذوََ ََخ‬
‫وتَو‬ َ َ‫دوت‬ َ َ ‫وتْو ُِ ََدايو‬
َ ‫بَُميو ْك َِ َعو ََنشَ وهَ َخ ِم‬ َ ‫ُد ْل‬ َ َْ‫َََْإخاكَىَوَو ََنشَ وكَ ِذ َإو‬
ِ ْ‫ْو‬
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.
Hadist ini merupakan penerangan untuk mengikuti Rasulullah dan apa saja yang ia kerjakan.
Surah Al-Ahzab ayat 21 pada intinya membicarakan mengenai USWATUN HASANAH,
yang artinya dalah suri tauladan yang baik pada diri Nabi Muhammad SAW. Sosok nabi
Muhammad sendiri adalah maksum, artinya dijaga dan dipelihara langsung oleh Allah SWT
dari dosa dan kesalahan sehingga pada diri beliau yang tersisa adalah akhlak mulia.
Akhlak mulia pada diri rasulullah SAW ini adalah teladan yang terbaik bagi umat manusia
yang hendak meraih kebahagiaan hidup bukan hanya di dunia melainkan juga di akhirat
kelak.

3. Banyak ayat Al-quran yang berbicara tentang alam raya, materi dan fenomenanya, dan
yang memerintahkan kepada manusia untuk mengetahui dan memanfaatkannya. A.QS. Al-
Jaatsiyah 45:13 menyatakan bahwa alam raya diciptakan dan ditundukkan Allah untuk
manusia.
ٍ ‫ض َج ِم ْيعًا ِم ْنه ۗا َِّن فِ ْي ٰذلِكَ َ ْٰل ٰي‬
﴾۱۳ : ‫ت ِلقَ ْو ٍم يَّتَ َف َّكر ْونَ ﴿الجاثية‬ ِ ‫ت َو َما ِفى ْاْلَ ْر‬
ِ ‫س َّخ َر لَك ْم َّما فِى السَّمٰ ٰو‬
َ ‫َو‬
Dan Dia menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya
(sebagai rahmat) dari-Nya. Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir. (QS. Al-Jasiyah: 13)
B. potensi pengembangan teknologi adalah ilmuwan yang mengembangkannya dan itu
berasal dari apa yang ada di bumi. Semua itu diciptakan Allah untuk manfaat dan maslahat
manusia. Hal ini tentunya mengharuskan mereka banyak bersyukur kepada Allah

Anda mungkin juga menyukai