Djamaludin dan Fuat dalam bukunya (2001, hal. 77) menjelaskan bahwa pembinaan keagamaan
yaitu membimbing, mengarahkan, atau membangun nlai-nilai yang sangat penting dan berguna
bagi manusia yaitu nilai-nilai keagamaan berupa ajaran-ajaran agama kepada orang lain,
sehingga menjadi pedoman bagi tingkah laku kegamaan bagi orang tersebut. Pembinaan agama
merupakan proses masukan seperangkat keyakinan atau keimanan yang dipercayai kebenarannya
menegenai segala sesuatu yang berakaitan dengan ajaran atau paham agama terhadap orang lain.
Adapun tujuan dai pembinaan kegamaan ini tidak dapat terlepas dari tujuan hidup manusia,
yakni untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan diakhirat sebagaimana firman Allah srat al-
Qashash ayat 77 :
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat,
dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan.
Dasar utama pembinaan tauhid ini adalah adalah al-quran dan Sunnah Rasul, sebab
keduanaya merupakan sumber dari segala sumber pedoman kehidupan umat Islam. Al-Qur’an
dan Sunnah Rasul dapat diistilahkan sebagai landasana ideal dan konseptual pembinaan agama
Islam. Dari al-Qur’an dan sunnah rasul itulah gagasan, tujuan dan konsep-konsep pembinaan
berupa bimbingan dan penyuluhan agama Islam bersumber dan mejadikannya sebagai pedoman
hidup umat Islam (Rahmawati, 2008, hal. 14)
Banyak sekali ayat dalam al-Qur’an yang menunjukan perintah tersebut diantaranya: Q.S
Al-Nahl: 125
َّلَض نَع ۦِهِليِبَس َّنِإ َك َّبَر َو ُه ُمَل ْع َأ نَمِب ۚۖ ُع ْد ٱ ٰىَلِإ ِليِبَس َك ِّبَر ِةَم ْك ِحْلٱِب ِةَظ ِعْو َمْلٱَو ِةَن َسَحْلٱۖ مُهْل ِد َٰج َو ىِتَّلٱِب َى ِه ُنَس ْح َأ
َو ُهَو ُم َل ْع َأ ِد َت ْه ُمْلٱِب َني
“Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk”.