Anda di halaman 1dari 3

Adapun Sidi Gazalba (1971, hal.

168) menuturkan bahwa pembinaan kegamaan ialah


mengarahkan, memberi pandangan, sikap dan tata cara hidup itu pada Islam untuk suatu ketika
nanti dalam tahap-tahap pembangunan selanjutnya sampai pada: a) Sikap dan pandangan hidup
taqwa, b) Tingkah laku dan akhlak islam, c) Laku perbuatan berasasakan amal shaleh.

Djamaludin dan Fuat dalam bukunya (2001, hal. 77) menjelaskan bahwa pembinaan keagamaan
yaitu membimbing, mengarahkan, atau membangun nlai-nilai yang sangat penting dan berguna
bagi manusia yaitu nilai-nilai keagamaan berupa ajaran-ajaran agama kepada orang lain,
sehingga menjadi pedoman bagi tingkah laku kegamaan bagi orang tersebut. Pembinaan agama
merupakan proses masukan seperangkat keyakinan atau keimanan yang dipercayai kebenarannya
menegenai segala sesuatu yang berakaitan dengan ajaran atau paham agama terhadap orang lain.

Adapun tujuan dai pembinaan kegamaan ini tidak dapat terlepas dari tujuan hidup manusia,
yakni untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan diakhirat sebagaimana firman Allah srat al-
Qashash ayat 77 :
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat,
dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan.

Tangdilintin (2008, hal.61) mengungkapkan bahwa pembinaan akan menjadi suatu


“empowerment” atau pemberdayaan dengan maksud (1) Menyadarkan dan membebaskan;
(2)Memekarkan potensi dan membangun keprcayaan diri; (3)Menumbuhkan kesadara kritis-
kontruksi dan bertanggungjawab; (4) Mendorong mereka berpran sosial aktif.

Komponen-komponen pembinaan yang dijelaskan oleh Mangkunegara (2005, hal.76) terdiri


dari: (1)Tujuan dan sasaran pegembangan harus jelas dapat diukur; (2)Para pembina yang
profesional; (3)Materi pembinaan pengembangan harus diesuaikan dengan tujuan yang hendak
dicapai; (4)Peserta pembinaan dan engembangan harus memneuhi persyaratan yang ditentukan.

Dasar utama pembinaan tauhid ini adalah adalah al-quran dan Sunnah Rasul, sebab
keduanaya merupakan sumber dari segala sumber pedoman kehidupan umat Islam. Al-Qur’an
dan Sunnah Rasul dapat diistilahkan sebagai landasana ideal dan konseptual pembinaan agama
Islam. Dari al-Qur’an dan sunnah rasul itulah gagasan, tujuan dan konsep-konsep pembinaan
berupa bimbingan dan penyuluhan agama Islam bersumber dan mejadikannya sebagai pedoman
hidup umat Islam (Rahmawati, 2008, hal. 14)
Banyak sekali ayat dalam al-Qur’an yang menunjukan perintah tersebut diantaranya: Q.S
Al-Nahl: 125

‫َّلَض نَع ۦِهِليِبَس‬ ‫َّنِإ َك َّبَر َو ُه ُمَل ْع َأ نَمِب‬ ۚ‫ۖ ُع ْد ٱ ٰىَلِإ ِليِبَس َك ِّبَر ِةَم ْك ِحْلٱِب ِةَظ ِعْو َمْلٱَو ِةَن َسَحْلٱۖ مُهْل ِد َٰج َو ىِتَّلٱِب َى ِه ُنَس ْح َأ‬
‫َو ُهَو ُم َل ْع َأ ِد َت ْه ُمْلٱِب َني‬

“Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk”.

Kemudian dalam QS Ali Imran ayat 104


ٓ
‫ُون‬ َ ‫لِئ‬jَ ٰ‫و‬j‫َن ٱ ْلمُن َك ِر ۚ َو ُ۟أ‬
َ ‫ك هُ ُم ٱ ْل ُم ْفلِح‬ ِ ‫َو َن ع‬
ْ ‫ُوف َويَ ْنه‬ َ ‫ْخ ْي ِر َويَْأ ُمر‬
ِ ‫ُون بِٱ ْل َم ْعر‬ َ ‫َو ْلتَكُن مِّن ُك ْم ُأ َّمةٌ يَ ْدع‬
َ ‫ُونِإلَى ٱل‬
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang
yang beruntung”.

Dan firman Allah surat an-Nisa ayat 36

۞ ‫شئًْـا‬ ‫ِب‬j۟ ‫تُ ْش ِرك‬


َ ‫ُوا ِهۦ‬ j۟ ‫ۖ َوٱ ْعبُد‬
‫ُوا ٱهَّلل َواَل‬
Sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukannya dengan sesuatu apapun.”

Selain itu fiman Allah dalam surat Lukman ayat 13


‫ْذ ِإَو َلاَق ُنَٰم ْقۦُلِهِنْبٱِل َو ُهَوۥُهُظِعَي َّىَنُبَٰياَل ْك ِرْشُت ِه َّللٱِبۖ َّنِإ َكْر ِّشلٱ ٌم ْلُظَل ٌم يِظ َع‬
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kedzaliman yang nyata”
Ahsin Muhammad menuturkan dalam bukunya (2004, hal. 32) bahwasannya ayat-ayat
diatas menegaskan perintah Allah kepada manusia untuk menyembah hanya kepadaNya saja
dan meninggalkan berhala dan kekafiran, karena perilaku ini merupakan akar dari semua
agenda islam. Tindakan mengikuti gagasan tauhid, menyucikan jiwa, membersihkan niat,
memperkuat kehendak dan mengeratkan keputusan untuk melaksanakan yang benar dan
berguna dijalan Allah dan menjelaskan tentang akidah yang kokoh. Hal ini menjadi dasar atau
landasan konsep pembinaan akidah atau tauhid yang ditanamkan kepada peserta SSG sebagai
upaya memperkokoh rasa keimanan.

Anda mungkin juga menyukai