Anda di halaman 1dari 36

KUMPULAN DALIL-DALIL TENTANG DAKWAH

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang
beruntung. (Q.S. Ali Imran [3]: 104)





Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf,
dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman,
tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka
adalah orang-orang yang fasik. (Q.S. Ali Imran [3]: 110)








Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk. (Q.S. An-Nahl [16]:125)





Dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari (menyampaikan) ayat-ayat Allah,
sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah mereka kepada (jalan) Tuhanmu, dan
janganlah sekali-sekali kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (Q.S. Al-
Qashash [28]: 87)



Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi
Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui
orang-orang yang mau menerima petunjuk. (Q.S. Al-Qashash [28]: 56)




Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu)
kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang
yang musyrik". (Q.S. Yusuf [12]: 108)



Tidak sepatutnya bagi mu'minin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi
dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan
mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (Q.S. At-Taubah [9]: 122)



Dan sesungguhnya kamu benar-benar menyeru mereka kepada jalan yang lurus. (Q.S. Al-
Mu'minun [23]: 73)










Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi
penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah
dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta'at pada Allah dan Rasul-
Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. (Q.S. At-Taubah [9]: 71)




Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gemgira dan
pemberi peringatan. (Q.S. Al-Ahzab [33]: 45)



dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang
menerangi. (Q.S. Al-Ahzab [33]: 46)
Firman Allah swt:

Dan siapakah yang lebih baik perkataanya daripada orang yang menyeru(manusia)
kepada Allah dan mengerjakan amal shaleh dan berkata, sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang berserah diri (muslim). (Fishilat: 33).

Dan berilah peringatan, sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang


beriman.

Dan suruhlah keluargamu (umatmu) dengan sholat dan bersabarlah atasnya. Kami tidak
meminta rezeki kepadamu, kamilah yang memberimu rezeki. Dan akibatnya (yang baik)
itu bagi orang yang bertakwa. (Thaha: 132)

Hai anakku dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah atas apa-apa yang
menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu adalah urusan yang di utamakan.
(Luqman: 17)

Dan hendakklah ada di antaramu segolongan umat yang mengajak (manusia) kepada
kebaikan), menyeru kepada yang maruf dan mencegah yang mungkar, dan mereka itulah
orang-orang yang beruntung. (Ali Imran: 104)

Kalian adalah sebaik-baik umat yang di lahirkan bagi manusia, kalian menyuruh (berbuat)
kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran dan kalian beriman kepada Allah. (ali
imran: 110)

Tiada kebaikan pada kebanyakan bisikan mereka, kecuali orang yang menyuruh
(manusia) memberi sedekah atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian antara
manisia. Dan barang siapa berbuat demikian karena mengharap ridho Allah, maka Kami
akan memberinya pahala yang besar. (an-Nisa: 114)

Hadist Rasulullah saw:

Dari abu said Al-khudri ra. Berkata, aku mendengar Rasululla saw. Bersabd, Barang
siapa melihat kemungkaran di lakukan di hadapannya, maka cegahlah dengan tangannya.
Jika tidak mampu, maka dengan lidahnya. Jika tidak mampu maka bencilah dengan
hatinya. Dan itu adalah selemah-lamahnya iman. (Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah,
Nasai-At-targhib)

Dari numan bin Basyir ra., Nabi bersabda perumpamaan seseorang yang berada dalam
batasan Allah dan orang yang melanggar batasan-Nya, adalah seperti dua kelompok
manusia yang naik sebuah perahu. Sebagian mereka duduk di bagian atas dan yang
lainnya di bagian bawahnya. Orang-orang yang di bawah itu, jika memerlukan air maka
yang di bagian bawah itu berkata, seandainya kita lubangi saja bagian bawah perahu ini,
tentu kita tidak menyusahkan orang-orang di atas!! Apabila orang yang di bagian atas
membiarkan mereka, maka semuanya akan celaka. Dan jika yang di atas mencegah
mereka, maka semuanya akan selamat. (Bukhari, Tirmidzi)

Dari ibnu masud ra. Berkata, Rasulullah saw. Bersabda, penyebab utama kehancuran
Bani Israil adalah, jika orang(sholeh) di antaranya mereka bertemu dengan pelaku
maksiat, ia berkata, Takutlah kamu kepada Allah, jangan berbuat begitu, karena hal itu
tidak halal bagimu! kemudian esoknya orang sholeh itu bertemu kembali dengan orang
orang itu dalam keadaan yang sama, tetapi ia tidak melarangnya, bahkan orang sholeh itu
makan, minum, dan duduk bersamanya. Ketika mereka berbuat demikian, Allah swt.
menyatukan hati mereka (hatinya di samakan dengan hati pelaku maksiat tersebut).
Kemudian Rasullulah saw. Membaca ayat, Luinal ladzina kafaruu min banii
Israaiilasamapi humul fasiqun. Yang artinya, Telah di laknat orang-orang kafir dari
Bani Israil melalui lisan Dawud dan Isa putra maryam. Hal itu di sebabkan mereka
durhaka dan melampaui batas. Mereka tidak saling melarang kemungkaran yang mereka
lakukan. Sungguh amat buruk apa yang mereka lakukan itu. Engkau lihat kebanyakan dari
mereka mengangkat orang-orang kafir menjadi pemimpin. Sungguh amat buruk apa yang
mereka sediakan bagi diri mereka, yaitu kemurkaan Allah ke atas mereka dan mereka
kekal dalam Adzab. Dan jika mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi dan apa-apa
yang di turunkan kepadanya, tentulah mereka tidak akan mengambil orang-orang kafir
menjadi pemimpin, tetapi kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. Kemudian Nabi
saw. Bersabda, Ingatlah! Demi Allah, kalian harus mengajak kepada kebaikan dan
mencegah keburukan,cegahlah mereka yang berbuat zhalim dan serulah mereka kepada
kebenaran yang hakiki. (Abu Dawud, Tirmidzi-At targhib)

Dari Jarir bin Abdullah ra. Berkata, saya mendengar rasulullah saw. Bersabda, Tidaklah
seseorang berada di suatu kaum, dan ia berbuat maksiat, tetapi mereka tidak mencegahnya
padahal mereka mampu mencegahnya, melainkan allah akan menimpakan kepada mereka
bencana sebelum mereka mati. (Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibnu hibban, Al-ashbahani
AtThargib)

Dahsyatnya Tujuh Tingkatan Neraka


Menurut Al Quran dan Hadits

Yazid Ar-Raqqsyi meriwayatkan dari Anas bin Malik Malaikat Jibril datang kepada
Rasulullah pada waktu yang tidak biasa dengan raut muka yang berbeda dari biasanya.
Rasulullah bertanya: Wahai Jibril, kenapa Aku melihat raut mukamu berbeda?

Jibril menjawab, "Wahai Muhammad, aku datang kepadamu pada saat Allah
memerintahkan supaya api neraka dinyalakan. Tidak pantas jika orang yang
mengetahui bahwa -- neraka, siksa kubur dan siksa Allah itu sangat dasyat-- untuk
bersenang sebelum dirinya merasa aman dari ancaman itu."

Rasulullah menjawab: "Wahai Jibril, lukiskanlah keadaan neraka itu kepadaku."

Jibril berkata: "Baik, ...Ketika Allah swt menciptakan neraka, apinya dinyalakan seribu
tahun hingga berwarna hitam pekat, nyala dan baranya tidak pernah padam."

"Demi Dzat yang mengutus engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya neraka itu
berlubang sebesar lubang jarum, niscaya segenap penghuni dunia akan terbakar
karena panasnya."

"Demi Dzat yg mengutus Engkau dengan kebenaran sebagai Nabi, seandainya ada
baju penghuni neraka itu digantung diantara langit dan bumi, niscaya semua penghuni
dunia akan mati karena bau busuk dan panasnya."

"Demi Dzat yg mengutus Engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya sehasta dari
mata rantai sebagaimana yang disebutkan didalam al quran diletakkan di puncak
gunung, niscaya bumi sampai kedalamnya akan meleleh."

"Demi Dzat yang mengutus Engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya ada seorang
berada di ujung barat dunia ini disiksa, niscaya orang yang berada di ujung timur akan
terbakar karena panasnya."

Neraka itu mempunyai 7 pintu dan masing-masing pintu dibagi-bagi untuk laki-laki dan
perempuan.

Rasulullah bertanya; Apakah pintu-pintu itu seperti pintu kami?


Jibril menjawab; Tidak.Pintu itu selalu terbuka dan pintu yang satu berada dibawah
pintu yang lain. Jarak pintu yang satu dengan pintu yang lain sejauh perjalan 70 tahun.
Pintu yang dibawahnya lebih panas 70 x lipat dari pintu yang diatasnya."

"Musuh-musuh Allah diseret kesana dan jika mereka sampai di pintu itu, malaikat
Zabaniyah menyambut mereka dengan membawa rantai dan belenggu. Rantai itu
dimasukkan ke dalam mulutnya dan keluar dari duburnya, sedangkan tangan kirinya
dibelenggu dengan lehernya, dan tangan kanannya dimasukkan ke dalam dada hingga
tembus ke bahu.

Setiap orang yang durhaka itu dirantai bersama setan dalam belenggu yang sama,
lantas diseret wajahnya tersungkur dan dipukul oleh malaikat dengan palu. Setiap kali
mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka
dikembalikan ke dalam neraka."

Rasulullah bertanya, "Siapakah penghuni masing-masing pintu itu?"

Jibril menjawab, "Pintu yang paling bawah namanya Hawiyah. Pintu neraka Hawiyyah
ini adalah pintu neraka yang paling bawah (dasar), yang merupakan neraka yang paling
mengerikan. Pintu neraka ini ditempati oleh orang-orang munafik, orang kafir termasuk
juga keluarga Fir'aun, dalam neraka Hawiyyah.

Hal ini sebagaimana arti dari firman Allah ;"Maka tempat kembalinya adalah neraka
Hawiyyah" (QS.Al-Qari'ah :9).

Pintu kedua namanya Jahim. Yakni pintu neraka tingkatan ke 6. Tingkatan neraka ini di
atasnya neraka Hawiyyah. Di dalamnya ditempati oleh orang-orang musyrik yang
menyekutukan Allah. Hal ini sebagaimana arti firman Allah ini :"Dan diperlihatkan
dengan jelas neraka Jahim kepada orang-orang yang sesat" (QS.Asy-Syu'araa :91).

Pintu ketiga namanya Saqar, tempat arang-orang shabi'in. Merupakan pintu neraka
pada tingkatan ke 5. Di dalam pintu itu ditempati oleh orang-orang yang menyembah
berhala atau menyembah patung-patung yang dibuat bangsanya sendiri.

Tingkatan pintu neraka ini, terletak di atasnya pintu neraka Jahim. Tentang neraka ini,
Allah telah berfirman yang artinya :"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar
(neraka)" (QS. Al-Mudatstsir : 42)

Pintu keempat namanya Ladza, berisi iblis dan orang-orang yang mengikutinya, serta
orang Majusi. Ladza merupakan pintu neraka pada tingkatan nomor 4. Di dalamnya
ditempati Iblis laknatullah beserta orang-orang yang mengikutinya dan orang-orang
yang terbujuk rayuannya. Kemudian orang-orang Majusi pun ikut serta menempati
neraka Ladza ini. Mereka kekal bersama Iblis di dalamnya. Tingkatan pintu neraka
Ladza ini diatasnya pintu neraka Saqar.

Dalam hal ini Allah telah berfirman : Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya neraka itu
adalah api yang bergejolak". (QS. Al-Ma'arij : 15). Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa Iblis dan para pengikutnya akan dimasukkan ke dalam neraka Ladza. Seperti
apa yang dikatakan oleh Malaikat Maut (malaikat Izrail) ketika Iblis hendak dicabut
nyawanya, maka malaikat maut itu berkata, bahwa Iblis akan diberi minum dari neraka
Ladza.

Pintu kelima namanya Huthamah, tempat orang-orang Yahudi. Merupakan pintu neraka
pada neraka tingkatan ke 3. Di dalamnya ditempati oleh orang-orang Yahudi dan para
pengikutnya. Pintu neraka Huthamah ini, tingkatannya di atas pintu neraka Ladza yang
dihuni para Iblis. Tentang neraka Huthamah ini, Allah telah berfirman dalam Al-Qur'an :
"Dan tahukah kamu, apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang
dinyalakan". (QS. Al-Humazah : 5-6).

Pintu keenam namanya Sa'ir, merupakan pintu neraka pada neraka tingkatan ke 2. Di
dalamnya ditempati oleh orang-orang Nashrani dan para pengikutnya. Pintu neraka ini
berada di atas tingkatan pintu neraka Huthamah. Mengenai neraka ini, Allah Ta'ala
telah berfirman :"Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)".(QS.
Al-Insyigaq : 12).

Selanjutnya Jibril terdiam karena merasa segan kepada Rasulullah Saw. kemudian
Rasulullah bertanya, "Kenapa engkau tidak memberitahukan penghuni pintu yang
ketujuh?"

Jibril menjawab : "Pintu ke tujuh namanya pintu neraka Jahanam. Merupakan pintu
neraka yang paling atas (pertama). Di dalamnya berisi umatmu yang melakukan dosa-
dosa besar dan tidak tobat sampai mereka meninggal dunia."

Rasulullah pingsan mendengar penjelasan Jibril tersebut. Jibril meletakan kepala


Rasulullah di pangkuannya sampai Beliau sadar kembali.

Salman Al-Farisi datang dan berdiri di depan pintu seraya berkata, Assalaamu'alaikum,
yaa ahla baitir rahmah, apakah saya bisa bertemu dengan junjunganku Rasulullah
Saw.?" Namun tidak ada yang menjawab, sehingga meraka pun menangis dan terjatuh.

Rasulullah bersabda: "Betapa besar cobaan yang menimpaku dan aku merasa sangat
sedih. Jadi, ada di antara umatku yang akan masuk neraka?"

Jibril menjawab, "benar, yaitu umatmu yang mengerjakan dosa-dosa besar.

Kemudian Rasulullah saw. menangis, dan Jibril pun juga ikut menangis. Rasulullah
Saw. lantas masuk ke rumahnya dan menyendiri. Beliau hanya keluar rumah jika
hendak mengerjakan shalat dan tidak berbicara dengan siapa pun. Dalam shalat beliau
menangis dan sangat merendahkan diri kepada Allah Taala.

Pada hari yang ketiga, Abu Bakar r.a. datang ke rumah beliau dan mengucapkan,
Assalaamualaikum, yaa ahla baitir rahmah, apakah saya bisa bertemu dengan
Rasulullah SAW. ? Namun tidak ada seorang pun yang menjawabnya, sehingga Abu
Bakar menangis tersedu-sedu.

Umar r.a. datang dan berdiri di depan pintu seraya berkata, Assalaamu' alaikum, yaa
ahlal baitir rahmah, apakah saya bisa bertemu dengan Rasulullah Saw.?" Namun tidak
ada seorang pun yang menjawabnya, sehingga Umar lantas menangis tersedu-sedu.

Kemudian Salman bangkit dan mendatangi rumah Fathimah. Sambil berdiri di depan
pintu ia berkata, " Assalaamu' alaikum, wahai putri Rasulullah Saw sementara Ali r .a.
sedang tidak ada di rumah.

Salman lantas berkata, "Wahai putri Rasulullah Saw ., dalam beberapa hari ini
Rasulullah Saw. suka menyendiri. Beliau tidak keluar rumah kecuali untuk shalat dan
tidak pemah berkata-kata serta tidak mengizinkan seseorang untuk masuk ke rumah
beliau."

Fathimah lantas pergi ke rumah beliau (Rasulullah). Di depan pintu rumah Rasulullah
Saw. Fathimah mengucapkan salam dan berkata, "Wahai Rasulullah, saya adalah
Fathimah."

Waktu itu Rasulullah Saw. sedang sujud sambil menangis, lantas mengangkat kepala
dan bertanya, Ada apa wahai Fathimah, Aku sedang menyendiri. Bukakan pintu
untuknya." Maka dibukakanlah pintu untuk Fathimah.

Fathimah menangis sejadi-jadinya, karena melihat keadaan Rasulullah yang pucat pasi,
tubuhnya tampak sangat lemah, mukanya sembab karena banyak menangis.

Fathimah bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah yang sedang menimpa dirimu wahai
ayahku?" Beliau bersabda, "Wahai Fathimah, Jibril datang kepadaku dan melukiskan
keadaan neraka. Dia memberitahu kepadaku bahwa pada pintu yang teratas
diperuntukkan bagi umatku yang mengerjakan dosa besar. Itulah yang menyebabkan
aku menangis dan sangat sedih."

Fatimah bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana mereka masuk ke neraka itu?" Beliau
bersabda, "Mereka digiring ke neraka oleh malaikat. Wajah mereka tidak hitam, mata
mereka tidak biru, mulut mereka tidak disumbat, dan mereka tidak dibelenggu ataupun
dirantai."

Fatimah bertanya," Wahai Rasulullah, bagaimana sewaktu mereka digiring ke eraka


oleh malaikat?" Beliau bersabda, "Laki-laki ditarik jenggotnya, sedangkan perempuan
dengan ditarik rambut ubun-ubunnya. Banyak di antara umatku yang masih muda,
ketika ditarik jenggotnya untuk digiring ke neraka berkata, Betapa sayang kemudaan
dan ketampananku.

Banyak di antara umatku yang perempuan ketika ditarik ke neraka berkata, Sungguh
aku sangat malu. Ketika malaikat yang menarik umatku itu sampai ke neraka dan
bertemu dengan Malik, Malik bertanya kepada malaikat yang menarik umatku itu,
Siapakah mereka itu? Aku tidak pernah melihat orang-orang yang tersiksa seperti
mereka. Wajah mereka tidak hitam, mata mereka tidak biru, mulut mereka tidak
disumbat, mereka tidak dibarengkan dengan golongan setan, dan mereka tidak
dibelenggu atau diikat lehernya?

Malaikat itu menjawab, "Kami diperintahkan untuk membawa mereka kepadamu dalam
keadaan seperti itu. Malik berkata kepada mereka, Wahai orang-orang yang celaka,
siapakah sebenarnya kalian ini? (Dalam hadis yang lain disebutkan, bahwa ketika
mereka ditarik oleh malaikat, mereka selalu menyebut-nyebut nama Muhammad. Ketika
mereka melihat Malik, mereka lupa untuk menyebut nama Muhammad Saw. karena
seramnya Malaikat Malik).

Mereka menjawab, Kami adalah umat yang diturunkan Al-Quran kepada kami dan
termasuk orang yang mengerjakan puasa pada bulan Ramadhan. Malik berkata, "Al-
Quran hanya diturunkan untuk umat Muhammad Saw .

Ketika mendengar nama Muhammad, mereka berteriak seraya berkata, 'Kami termasuk
umat Muhammad Saw . Malik berkata kepada mereka, Bukankah di dalam Al-Quran
ada larangan untuk mengerjakan maksiat-maksiat kepada Allah Ta'ala?

Ketika mereka berada di tepi neraka dan diserahkan kepada Malaikat Zabaniyah,
mereka berkata Wahal Malik, izinkanlah kami untuk menangisi nasib kami.
Malik mengizinkannya, dan mereka lantas menangis dengan mengeluarkan darah.

Malik lantas berkata, Alangkah baiknya, seandainya tangis ini kamu lakukan sewaktu
berada di dunia. Seandainya sewaktu di dunia kamu menangis seperti ini karena takut
kepada siksaan Allah, niscaya sekarang ini kamu tidak akan masuk neraka.

Malik lalu berkata kepada Zabaniyah, Lemparkan, lemparkan mereka ke dalam


neraka. Ketika mereka dilempar ke dalam neraka, mereka berseru secara serempak
mengucapkan kalimat: Laa ilaaha illallah...., sehingga api neraka langsung menjadi
padam.

Kemudian Malik berkata, Wahai api, sambarlah mereka! Api itu menjawab,
Bagaimana aku menyambar mereka sementara mereka mengucapkan kalimat: Laa
ilaaha illallaah. Malik berkata lagi kepada api neraka, Sambarlah mereka.
Api itu menjawab, Bagaimana aku menyambar mereka, sementara mereka
mengucapkan kalimat: Laa ilaaha illallah. Malik berkata, Benar, namun begitulah
perintah Allah Arasy. Kemudian api itu pun menyambar mereka. Di antara mereka ada
yang disambar sampai dua telapak kakinya, ada yang disambar sampai dua lututnya,
dan ada yang disambar sampai lehemya.

Ketika api itu akan menyambar muka, Malik berkata, Jangan membakar muka
mereka, karena dalam waktu yang cukup lama mereka bersujud Kepada Dzat Yang
Maha Kuasa.

Dalam Al-Qur'an, Allah telah mensifati neraka Jahannam sebagai berikut


:"Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi gunung".(QS.
Al-Mursilat : 32) "Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah
diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut setan) semuanya.
(QS. Al-Hijr : 43)

Dari Hadits Qudsi: Bagaimana kamu masih bisa melakukan maksiat sedangkan kamu
tak dapat bertahan dengan panasnya terik matahari-Ku. Tahukah kamu bahwa neraka
jahanam-Ku itu mempunyai 7 tingkat. Setiap tingkat mempunyai 70,000 daerah. Setiap
daerah mempunyai 70,000 kampung Setiap kampung mempunyai 70,000 rumah
Setiap rumah mempunyai 70,000 bilik. Setiap bilik mempunyai 70,000 kotak Setiap
kotak mempunyai 70,000 batang pokok zarqum Di bawah setiap pokok zarqum
mempunyai 70,000 ekor ular. Di dalam mulut setiap ular yang panjang 70 hasta
mengandung lautan racun yang hitam pekat. Juga di bawah setiap pokok zarqum
mempunyai 70,000 rantai Setiap rantai diseret oleh 70,000 malaikat.

Perhatikan Waktu Malammu

Diriwayatkan dari Abi Barzah, beliau berkata :

- -

"Rasulullah shallallahu alaihi wasallam membenci tidur sebelum isya dan berbincang-bincang (yang
tidak bermanfaat) setelahnya." (HR. Bukhari 568)

Allah Azza wa Jalla, berfirman:



"Dan bersabarlah (Muhammad) menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya engkau
berada dalam pengawasan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika engkau
bangun," (QS. At-Tur 52: Ayat 48)

"dan pada sebagian malam bertasbihlah kepada-Nya dan (juga) pada waktu terbenamnya bintang-
bintang (pada waktu fajar)." (QS. At-Tur 52: Ayat 49)

Dari Ubadah bin Shamit radhiyallahu anhu, dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliau
bersabda,

:









:

Barangsiapa yang terjaga di malam hari, kemudian dia membaca (zikir tersebut di atas):

[Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ala kulli syain
qodiir. Alhamdulillah wa subhanallah, wa laa ilaha illallah, wallahu akbar, wa laa hawla wa laa
quwwata illa billah]

Segala puji bagi Allah Tiada sembahan yang benar kecuali Allah semata dan tiada sekutu bagi-Nya,
milik-Nyalah segala kerajaan/kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian, dan Dia maha mampu atas
segala sesuatu, segala puji bagi Allah, maha suci Allah, tiada sembahan yang benar kecuali Allah,
Allah maha besar, serta tiada daya dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah, kemudian dia
mengucapkan:

Ya Allah, ampunilah (dosa-dosa)ku, atau dia berdoa (dengan doa yang lain), maka akan
dikabulkan doanya, jika dia berwudhu dan melaksanakan shalat maka akan diterima
shalatnya (HR.Bukhari (no. 1103), Abu Dawud (no. 5060), at-Tirmidzi (no. 3414) & Ibnu Majah
(no. 3878).

Allah Subhanahu wa Taala pun memuji para hamba-Nya yang shalih yang senantiasa melakukan
shalat malam dan bertahajjud, Allah Subhanahu wa Taala berfirman:



Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun
(kepada Allah). [Adz-Dzaariyaat/51: 17-18]

Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma mengatakan, Tak ada satu pun malam yang terlewatkan oleh
mereka melainkan mereka melakukan shalat walaupun hanya beberapa rakaat saja. (Tafsiir ath-
Thabari, (XIII/197)

Al-Hasan al-Bashri berkata, Setiap malam mereka tidak tidur kecuali sangat sedikit sekali. Mereka
melakukan shalat malam dengan lamanya dan penuh semangat hingga tiba waktu memohon
ampunan pada waktu sahur.

Wallahu a'lam

Abu Miqdam
Komunitas Akhlaq Mulia

9 nama surga

Surga adalah sebuah nama yang telah dikenal oleh setiap manusia, baik muslim maupun kafir
sebagai tempat yang penuh dengan kenikmatan. Namun hanya muslim lah yang berhak untuk
tinggal di surga, adapun orang kafir, tempat kembalinya adalah neraka.

Allah Taala berfirman,

) 6(


) 7(
8(

Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan
masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk
makhluk. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu
adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Rabb mereka ialah surga Adn yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha
terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi
orang yang takut kepada Rabbnya. (QS. Al-Bayyinah: 6-8)
Pengertian Surga
Surga berarti kebun yang di dalamnya terdapat banyak pohon dan kurma. Sebagian ulama bahasa
mengatakan, Tidaklah disebut jannah/surga dalam bahasa arab kecuali di dalamnya terdapat
pohon kurma dan anggur. Sebagian yang lain mengatakan, disebut surga/jannah karena lebatnya
pohon yang ada di dalamnya dan ranting / dahannya memberikan naungan bagi yang berada di
bawahnya.

Nama-Nama Surga

1. Darussalam (

)
Allah Taala berfirman,

Bagi mereka (disediakan) Darussalam (surga) pada sisi Rabbnya dan Dialah Pelindung
mereka disebabkan amal-amal shalih yang selalu mereka kerjakan. (QS. Al-Anam: 127)

Sebagian ulama mengatakan, Disebut darussalam karena surga adalah tempat yang terbebas
dari hal yang kotor, hal yang membahayakan dan hal yang tidak disukai. Pendapat yang lain
mengatakan artinya Darullah, karena As-Salam adalah salah satu nama Allah.

2. Jannatul Khuld ()

Allah Taala berfirman,

Katakanlah (Muhammad), Apakah (adzab) seperti itu yang baik, atau surga yang kekal yang
dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa sebagai balasan, dan tempat kembali bagi
mereka? (QS. Al-Furqan: 15)

Disebut dengan nama ini karena penduduk surga itu kekal berada di dalam surga, tidak
berpindah posisi ke tempat yang lain, dan tidak mencari cari tempat lain selain surga.

3. Jannatul Mawa ()

Allah Taala berfirman,
) (

(yaitu) di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal. (QS. An-Najm: 14-15)


)
4. Darul Muqamah (
Allah Taala berfirman,


) (


(

Dan mereka berkata, Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami.
Sungguh, Rabb kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. Yang dengan
karunia-Nya menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga); di dalamnya kami tidak
merasa lelah dan tidak pula merasa lesu. (QS. Fathir: 34-35)


5. Jannatu Adn ( )
Allah Taala berfirman,

Dan ke tempat-tempat tinggal yang baik di dalam surga Adn. Itulah kemenangan yang
agung. (QS. Ash-Shaff: 12)

6. Maqadu Shidq (
)

Allah Taala berfirman,


( ) (

Sungguh, orang-orang yang bertakwa berada dalam taman-taman dan sungai-sungai,


di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa. (QS. Al-Qamar: 54-55)

7. Qadama Shidq (
)

Allah Taala berfirman,

Berilah peringatan kepada manusia dan gembirakanlah orang-orang yang beriman bahwa
mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Rabb kalian. (QS. Yunus: 2)

)
8. Al-Maqamul Amin (
Allah Taala berfirman,

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam tempat yang aman. (QS. Ad-
Dukhan: 51)

9. Jannatun Naim (
)
Allah Taala berfirman,

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, mereka akan
mendapat surga-surga yang penuh kenikmatan. (QS. Luqman: 8)

Apakah Firdaus Termasuk Nama Surga?


Firdaus adalah salah satu bagian dari surga yang letaknya paling mulia dan yang paling
tinggi. Allah Taala berfirman,

Sungguh, orang yang beriman dan beramal shalih, untuk mereka disediakan surga
Firdaus sebagai tempat tinggal. (QS. Al-Kahfi: 107)

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata kepada Ummu Haritsah,


.

Wahai Ummu Haritsah, sesungguhnya di sana terdapat banyak Surga dan sungguh anakmu
telah mendapat Firdaus (Surga) yang paling tinggi. (HR. Al-Bukhari No. 3982)

Penutup
Demikianlah penjelasan singkat tentang pengertian surga dan nama-nama surga yang terdapat di
dalam Al-Quran. Semoga bermanfaat.

***

Referensi: Kitab Washful Jannah Karya Musthafa Al Adawi

BALASAN BAGI INSAN BERTAQWA


Print PDF

Balasan Bagi Insan Bertaqwa Kepada hamba-hamba Allah yang bertaqwa, Allah SWT telah menyediakan
balasan kebaikan yang berlipat ganda. Dan balasan itu akan Allah berikan kepada hambanya yang
bertaqwa di dunia dan juga di akhirat. Akan tetapi balasan yang kami sebutkan disini bukan merupakan
pembatasan, namun hanya sekedar beberapa contoh yang disebutkan dalam sebagian dalil, khususnya
dari ayat Al-Quran. Balasan-balasab tersebut antara lain sebagai berikut:
Mendapat Kemudahan Kemudahan yang Allah berikan kepada hambanya yang bertaqwa berupa
makhrajan, yakni solusi atas segala kesulitan hidup yang dihadapi dan pemberian rezeki dari jalan
yang tidak disangka-sangka. Berkenaan dengan hal ini Allah SWT berfirman dalam surat Ath-Thalaq
ayat 3 yang artinya: Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan
keluar. Dan memberi rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang
bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akn mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah
melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi
tiap-tiap sesuatu. (Ath-Thalaq [65] : 3)
Dalam ayat lain, Allah SWT juga berfirman: Dan barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah
menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. (Ath-Thalaq [65] : 4)
Mengambil pelajaran dari kedua ayat di atas, bahwa sesungguhnya kesulitan hidup yang sedang kita
hadapi sekarang, maka sebenarnya jalan keluarnya sangatlah mudah. Yakni masing-masing diri
memperkuat ketaqwaan kepada AllahSWT, maka jalan keluar dari kesulitan hidup itu insya Allah akan
segera terwujud.
Mendapat Pengampunan Dosa Kiranya tidak keberuntungan yang lebih besar melebihi keberuntungan
seorang hamba yang diampuni dosa dan diberiny pahala. Hamba yang mendapatkan pengampunan
dosa, hatinya selalu suci, jiwanya bersih, akal dan pikirannya jernih. Kesucian hati, kebersihan jiwa,
serta kejernihan akal dan pikiran dapat melahirkan cara pandang yang cemerlang dan tindakan yang
membawa kemanfaatan, baik kemanfaatan dunia maupun akhirat. Allah SWT berfirman: Itulah
perintah Allah yang diturunkan-Nya kepada kamu; dan barang siapa yang bertaqwa kepada Allah
niscaya Dia akn menutupi kesalahan-kesalahannya dan akan melipatkangandakan pahala
baginya. (Ath-Thalaq [65] : 5)
Ditutupinya kesalahan atau diampuninya dosa seseorang, menurut ayat tersebut adalah berkah dari
ketaqwaannya. Dari ayat ini pula dapat kita pahami bahwa manakala aib seseorang terbuka terbuka atau
tersebar, pada dasarnya adalah disebabkan dirinya yang tidak bertaqwa. Oleh karena itu, barang siapa
yang menginginkan aib dirinya tertutupi, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah SWT dengan
sebenar-benarnya taqwa.
Mendapat Mahabbatullah Dalam banyak ayat-Nya, Allah SWT memberi jaminan akan melimpahkan
rasa kecintaan (mahabbah) kepada hamba yang bertqwa. Dan di antara tanda ketaqwaan seorang
hamba yang sekaligus akan mendapat jaminan mahabbatullah adalah hamba yang senantiasa
menepati janji. Allah taala berfirman: (Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang
dibuat)nya dan bertaqwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertqwa. (Ali
Imran [3] : 76)
Kemudian buah dari mahabbatullah sebagaimana tersebut dalam sebuah hadits, adalah Allah akan
menyertai penglihatannya ketika ia melihat, menyertai pendengarannya ketika ia mendengar, menyertai
tangannya ketika ia memegang, dan menyertai kakinya saat ia melangkah, dan seterusnya.
Mendapat Maiyyatullah Maiyyatullah artinya kesertaan Allah SWT pada hamba. Allah akan selalu
menyertai hamba-hamba yang bertqwa. Ketika seorang hamba mendapat maiyyatullah, maka ia
menjadi hamba yang paling perkasa si sunia ini. Bagaimana tidak perkasa, sedang ia disertai Allah
Dzat Yang Maha Perkasa. Demikian pula, adanya maiyyatullah menyebabkan seorang hamba akan
dibimbing, ditolong, dilindungi dan dicukupi segala kebutuhannya. Kemudian juga hamba yang
mendapat mayyatullah, akan disegani oleh musuh-musuhnya lantaran kuatnya ketaqwaan kepada
Allah. Allah SWT berfirman: Bertaqwalah kepada Allah, dan ketauhuilah bahwa Allah beserta orang-
orang yang bertaqwa. (Al-Baqarah [2] : 194)
Mampu memahami Al-Quran Ketika seorang hamba telah memahami Al-Quran, maka penyataanya
selalu benar dan langkah-langkah yang ditempuhnya selalu tepat, karena semuanya berdasarkan
petunjuk Al-Quran. Allah SWT berfirman: Alif laam miim. Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan
padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (Al-Baqarah [2] : 2)
Menyimpulkan ayat di atas, bahwa tanda-tanda ketaqwaan seorang hamba adalah dibuktikn dengan
kepasrahan dirinya dalam menerima dan menjadikan Al-Quran sabagai pedoman hidupnya.
Memperoleh Derajat Tertinggi Di sisi Allah Taala, ketinggian derajat sesorang bukan diukur
berdasarkan prestasi duniawi. Mereka yang berharta, bertahta atau sukses dalm berbagai urusan
duniawi tidak identik dengan kepemilikan derajat yang tinggi. Di sisi Allah, semua manusia dipandang
sama, kecuali ketaqwaannya. Tinggi dan rendahnya derajat sesorang berpulang pada tinggi
rendahnya tingkat ketaqwaan. Allah SWT berfirman: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling nulia da antara
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al-Hujurat [49] : 13)
Ketika kehormatan tidak lagi diukur berdasarkan ketaqwaan, maka manusia akan mencari kehormatan
dengan menghalalkan segala cara. Ketika ketaqwaan bukan lagi sebagai standar kehormatan, maka harta
benda dan derajat pangkatlah yang menjadi tolak ukur kehormatan. Kalau sudah demikian, nilai-nilai
ketaqwaan akan semakin jauh dan terabaikan.
Mendapat Kehidupan Penuh Berkah Yang dimaksud berkah adalah kondisi kehidupan yang selalu
membuahkan kebaikan dalam skala luas. Ketika seorang hamba bertaqwa kepada Allah SWT, maka
seluruh usaha yang dikerjakannya akan mendatangkan berkah, dan seluruh kondisi yang dihadapinya
juga akan mendatangkan berkah. Maknanya, apa saja yang ada padanya akan mendatangkan
kebaikan. Kondisi kaya mendatangkan kebaikan, miskin pun mendatangkan kebaikan. Allah SWT
berfirman: Jikalau sekiranya penduduk negri-negri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat
Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Al-Araf [7] : 96)
Mendapatkan Busyra Orang-orang bertaqwa akan dijamin mendapatkan busyra, yakni kabar gembira
yang selalu menyertai setiap langkahnya. Dengan demikian, orang-orang yang betaqwa akan selalu
gembira dan penuh optimis dalam menghadapi kehidupan dunia ini, seberapa pun sulitnya dan
apapun keadaannya. Sebagaimana Allah berfirman dalam ayat-Nya: Ingatlah, sesungguhnya wali-
wali Allah itu, tidak ada kekhawtiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersidh hati. (Yaitu)
orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa. Bagi mereka berita gembira di dalam
kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perbuatan bagi kalimat-kalimat (janji-
janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar. (Yunus [10] : 64)
Terjaga dari Makar Musuh Kepada hamba-hamba yang bersabar dan bertaqwa, Allah Taala memberi
jaminan keselamatan dari makar musuh-musuhnya. Sehebat apa pun maker musuh, secangguh apa
pun konspirasi yang dilakukan, semuanya tidak akan mencelakai hamba-hamba yang bertaqwa. Inilah
firman Allah Taala: Jika kamu memperoleh kebaikan, niscya mereka bersedih hati; tetapi jika kamu
mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu
daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemadharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah
mengetahui segala apa yang mereka kerjakan. (Ali Imran [3] : 120)
Ayat di atas, selain menjelaskan adanya jaminan keselamatan dari maker musuh bagi insane bertaqwa,
jiga menjelaskan indikasi sifat munafik. Sifat munafik itu terlihat dari rasa gembira ketika insane
bertaqwa mendapat bencana, dan rasa sedih jika insane bertaqwa mendapat kebaikan.
Amalnya Diterima Tidak setiap amal hamba pasti diterima Allah SWT, ada sebagian amal yang ditolak
dan bahkan dijadikannya laksana debu yang beterbangan. Allah SWT hanya berkenan menerima amal
yang didasari atas ketaqwaan. Berdasarkan firman Allah dalam Al-Quran: Ceritakanlah kepada
mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya
mempersembahkan kurban, maka diterima salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak
diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil), Aku pasti membunuhmu! Habil berkata,
Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertaqwa. (Al-Maidah [5] :
27)
Allah Melindungi Keturunannya Orang tua yang bertaqwa menjadi sebab anaknya akan terjaga dari
musibah. Diperbaikinya kembali dinding rumah anak yatim yang disebutkan dalam kisah Khidir dalam
Al-Quran, adalah fakta akan dilindunginya anak-anak yang lahir dari orang tua yang bertaqwa atau
orang tua yang shalih. Inilah sepenggal kisah yang disebutkan dalam Al-Quran tentang terjaganya si
anak dari musibah yang merupakan berkah dari ketaqwaan orang tuanya. Allah SWT
berfirman: Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan
dibawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang
shalih, maka Rabbmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan
mengeluarkan simpanan itu, sebagi rahmat dari Rabbmu; dan bukanlah aku melakukannya itu
menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuata-perbuatan yang kamu tidak dapat
sabar terhadapnya. (Al-Kahfi [18] : 82)
Selamat dari Bencana Alam Kisah diadzabnya kaum Tsamud dengan disambar petir dan
diselamtkannya orang-orang yang bertaqwa, adalah bukti jaminan Allah untuk tidak mengadzab
hamba yang bertaqwa denga bencana alam. Oleh karena itu, yakinlah kita bahwa taqwa akan
menjadi benteng kokoh yang dapat melindungi kita dari berbagai musibah yang akan terjadi. Allah
SWT berfirman: Dan adapun kaum Tsamud, maka mereka telah Kami beri petunjuk, tetapi mereka
lebih menyukai buta (keseatan) dari petunjuk itu, maka mereka disambar petir adzab yang
menghinakan disebabkan apa yang telah mereka kerjakan. Dan Kami selamatkan orang-orang yang
beriman dan mereka adalah orang-orang yang bertaqwa. (Fushshilat [41] : 18)
Mendapat Ilmu yang Bermanfaat Kalau sekedar ilmu, selama seseorang mau belajar pasti akan
mendapatkan ilmu. Hanya saja, tidak ada jaminan bahwa ilmunya pasti bermanfaat. Akan tetapi,
khusus kepada hamba yang bertaqwa, Allah SWT telah menjaminnya akan mendapatkan ilmu yang
bermanfaat. Bukti kemanfaatan ilmu tersebut antara lain terlihat dari pengerahuan yang diperolehnya
akan mendatangkan kebaikan dunia dan akhirat. Tanpa adanya kebaikan di dunia dan di akhirat, jelas
sebua ilmu tidak bisa dikatakan bermanfaat. Inilah jaminan Allah dalam Al-Quran yang akan memberi
ilmu yang bermanfaat bagi hamba yang bertaqwa. Allah berfirman: Dan bertaqwalah kalian kepada
Allah, maka Allah akan mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al-Baqarah [2] :
282)
Mendapat Bashirah Orang yang bertaqwa dijamin akan mendapat bashirah, yakni ketajaman
pandangan sehingga mampu membedakan antara yang haq dan yang batil. Berapa banyak orang
mengenal antara yang haq dan yang batil, namun ketiadaan taqwa pada jiwanya, menyebabkan
dirinya tidak memiliki bashirah yang mampu membedakan antara haq dan batil. Allah berfirman dalam
Al-Quran: Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan
memberikan kepadamu furqaan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahan dan mengampuni
(dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Al-Anfal [8] : 29)
Mendapat Balasan Surga Termasuk balasan Allah yang terbaik bagi insan bertaqwa adalah balasan
surge. Dan surge hanya disediakan bagi hamba yang dikehendaki Allah untuk memasukinya. Allah
Taala berfirman: Itulah jannah yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu
bertaqwa. (Maryam [19] : 63) Pada beberapa ayat yang lain, Allah juga menjelaskan: Dan
bergegaslah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada jannah yang luasnya seluas langit dan
bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa. (Ali Imran [3] : 133)
Demikianlah balasan Allah kepada insane bertaqwa, khususnya berdasarkan ayat-ayat Al-Quran. Jika
dikupas lebih lanjut berdasarkan hadits-hadits Nabi, sebenarnya masih banyak lagi balasan Allah bagi
mereka. Namun, keterbatasan segalanya, kiranya ayat-ayat Al-Quran yang dikemukakan di atas untuk
sementara dapat mewakili pembahasan yang ada. Wallahu alam bish-shawab

JANJI ALLAH BAGI YANG MEMILIKI SIFAT TAQWA

Hasil mujahadah yang tinggi, serius serta istiqamah, Allah akan kurniakan kepada kita sifat
taqwa. Bermacam-macam kebaikan yang Allah janjikan dalam Al Quran kepada mereka yang
memiliki sifat taqwa ini. Ini adalah janji Allah yang pasti tepat dan pasti ditunaikan-Nya. Ia tidak
terhingga nilainya yang tidak dapat diukur dengan mana-mana mata wang di dunia ini. Di antara
janji-janji Allah kepada mereka yang memiliki sifat taqwa ini ialah: 1. Terpimpin Mereka
mendapat pimpinan daripada Allah. Ini jelas sekali melalui rman Allah: Allah menjadi
(Pemimpin) Pembela bagi orang-orang yang bertaqwa. (Al Jasiyah: 19) 2. Terlepas dari
kesusahan Mereka dapat terlepas daripada kesusahan. Bukan ertinya mereka tidak mendapat
susah atau tidak ditimpa ujian tetapi selepas kesusahan dan ujian, mereka akan terselamat.
Walaupun ada pelbagai rintangan dalam ujian itu, ia sementara waktu sahaja. Selepas itu Allah
akan lepaskan dari ujian dan rintangan itu dengan menghadiahkan pelbagai macam nikmat
pula. Ini jelas dalam rman Allah: Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, Allah akan
lepaskan dia dari masalah hidup. (At Thalaq: 2) 3. Rezeki Di dunia lagi akan diberi rezeki yang
tidak tahu dari mana sumber datangnya. Diberi rezeki yang tidak terduga dan dirancang. Ini
jelas dalam sambungan ayat tadi: Dan akan diberi rezeki sekira-kira tidak diketahui dari mana
sumbernya. (At Thalaq: 3) Inilah jaminan daripada Allah SWT bagi mereka yang bertaqwa.
Sesiapa yang bertaqwa, rezekinya ada sekadar yang perlu. Makan minumnya yang perlu tetap
ada walaupun dia tidak berusaha. Walaupun dia tidak ada kerja, tetap ada jaminan daripada
Allah. Ini diakui sendiri oleh Imam Ghazali, mungkin ianya dari pengalaman beliau sendiri. Imam
Ghazali pernah berkata: Kalau sekalipun orang bertaqwa itu tidak ada kerja, keperluan-
keperluannya tetap diperolehinya. Waktu makan akan diberi makanan. Jika patut dapat
pakaian, akan diberi pakaian. Dia sendiri tidak tahu dari mana sumbernya kerana ianya bukan
daripada usaha dan cariannya sendiri. Dia dapat rezeki bukan melalui sumber usahanya tetapi
melalui sumber usaha orang lain. Kalau taqwanya secara jemaah, maka rezeki itu diberi secara
berjemaah. Sekiranya taqwanya secara individu, maka secara individu jugalah pemberian Allah
itu. 4. Kerja dipermudahKerja-kerja orang yang bertaqwa itu dipermudahkan Allah. Ini jelas
Allah gambarkan di dalam sepotong ayat: Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah,
dipermudahkan Allah segala urusannya. (At Thalaq: 4) Allah memberi jaminan, kerja orang
yang bertaqwa itu dipermudahkan. Mungkin juga di samping mudah, hasilnya banyak. Buat
sedikit, hasilnya banyak. Jadi kalaulah kita buat kerja berhempas-pulas, di samping hempas-
pulas banyak pula rintangan, kemudian hasilnya pula sedikit atau langsung tidak ada, itu
menunjukkan kita belum mempunyai sifat taqwa hinggakan Allah tidak membantu. 5. Diberi
berkat Dia diberi berkat daripada langit dan bumi. Berkat pada hartanya, pada kesihatan
badannya, pada ilmunya, pada anak-anak dan zuriatnya, pada isterinya, pada suaminya, pada
sahabat handai dan jiran, pada gurunya, berkat dakwahnya, berkat ajarannya, berkat
pimpinannya dan sebagainya. Ini jelas sekali dalam ayat: Jikalau penduduk sebuah kampung
(atau sebuah negara) itu beriman dan bertaqwa, Tuhan akan bukakan berkat daripada langit
dan bumi. (Al Araf: 96) Berkat maknanya bertambah atau subur. Apabila dikatakan hidupnya
berkat, maknanya hidupnya penuh dengan kemuliaan, ketenangan, kebahagiaan dan penuh
dengan pahala. Hartanya berkat, harta yang tidak putus-putus dapat disalurkan kepada
kebaikan dan berpahala walaupun dia bukan orang kaya. Ilmunya berkat, maknanya ilmu yang
dimilikinya itu dapat diamalkan, bertambah dan dapat dimanfaatkan kepada kebaikan serta
menambahkan pahala. Badannya yang sihat yang dikatakan berkat itu adalah badan yang
dapat digunakan untuk kebaikan. Dengan kesihatan badannya itu, digunakannya untuk jihad
sabilillah, untuk khidmat kepada masyarakat dan dapat menambahkan pahalanya. Masanya
berkat ialah masa yang Allah untukkan padanya, dapat digunakan kepada kebaikan. Dia tidak
buang masa percuma dengan perkara yang melalaikan. Umurnya berkat, mungkin umurnya
bertambah. Kalaupun umurnya tidak bertambah, tetapi umur yang diberikan kepadanya itu akan
menambahkan pahala. Rezekinya berkat yakni rezeki yang tidak putus-putus sekalipun tidak
kaya, yang dapat digunakan untuk kebaikan dan dapat menambahkan pahala. Berkat pada
anak-anaknya atau zuriat ertinya, anak-anak dan cucu cicit berjaya menjadi anak-anak yang
soleh, yang menjadi penyejuk mata hati. Berkat pada isterinya atau suaminya, iaitu isteri
tersebut atau suami itu soleh dan solehah, yang dapat mengingat dan memimpinnya selamat di
dunia dan di Akhirat. Berkat pada sahabat handai dan jiran, ertinya mendapat sahabat yang
baik-baik dan ramai pula yang membantu perjuangannya untuk menegakkan kebenaran. Berkat
pada gurunya, iaitu dia mendapat guru yang soleh yang dapat memimpin dan memandunya
selamat di dunia dan Akhirat. 6. Amalan diterimaAmal ibadah orang yang bertaqwa diterima
oleh Allah. Kalau begitu amal ibadah orang Islam tidak diterima. Orang Islam akan masuk
Neraka dulu. Oleh yang demikian, hanya amal ibadah orang yang bertaqwa sahaja yang
diterima oleh Allah. Ini dijelaskan oleh Allah: Sesungguhnya amal ibadah yang diterima Allah
ialah dari orang yang bertaqwa. (Al Maidah: 27) Maksudnya, Allah hanya menerima
sembahyang orang yang bertaqwa. Allah tidak akan terima sembahyang orang yang sekadar
Islam. Allah akan terima puasa orang bertaqwa. Allah akan terima perjuangan orang yang
bertaqwa. Allah tidak akan terima perjuangan orang Islam. Allah akan terima haji orang yang
bertaqwa. Allah tidak akan terima haji orang Islam. Begitulah seterusnya berdasarkan ayat di
atas tadi. 7. Amalannya diperbaiki Amalan orang yang bertaqwa itu sentiasa dibaiki oleh Allah.
Sentiasa diperkemaskan oleh Allah daripada masa ke semasa. Ini jelas Allah mengingatkan
kepada kita: Wahai mereka yang beriman hendaklah kamu takut kepada Allah. Hendaklah
kamu memperkatakan kata-kata yang teguh; nescaya Allah akan membaiki amalanamalan
kamu... (Al Ahzab: 70-71) Jadi orang-orang yang bertaqwa amalannya sentiasa dibaiki oleh
Allah. Sembahyangnya sentiasa dibaiki Allah. Begitu juga puasanya, bacaan Qurannya,
wiridnya dan perjuangannya sentiasa dibaiki. Apa sahaja bentuk kebaikan yang dibuatnya
sentiasa dibaiki oleh Allah dari masa ke semasa. Itulah jaminan Allah. 8. Dosa
diampunkan Dosanya diampunkan. Dalam ayat tadi juga ada sambungannya: Wahai mereka
yang beriman, hendaklah kamu takut kepada Allah. Hendaklah kamu memperkatakan kata-kata
yang teguh; nescaya Allah akan membaiki amalan-amalan kamu dan akan mengampun bagimu
dosa-dosa kamu. (Al Ahzab: 70-71) Ertinya dosa-dosa orang-orang yang bertaqwa ini akan
diampunkan. Namun begitu orang Islam dosanya tidak diampunkan oleh Allah. Sebab itu orang
Islam akan masuk Neraka dulu. 9. Dapat ilmu tanpa belajar Diberi ilmu tanpa belajar. Yakni
diberi ilmu terus jatuh pada hati. Memanglah ilmu yang jatuh kepada hati, tidak perlu proses
belajar. Kalau ilmu yang jatuh pada akal, ia perlu melalui proses belajar yakni membaca,
mentelaah, kena berguru, kena bermuzakarah, kena berkir dan merenung. Barulah akan dapat
ilmu itu. Sedangkan ilmu yang jatuh pada hati, tidak diketahui sumbernya, tidak perlu berkir,
mentelaah dan tanpa berguru. Ia terus terjatuh sahaja ke hati. Hati itu sebagai wadahnya. Jadi
orang yang bertaqwa ini diberi ilmu tanpa belajar. Ini jelas Allah nyatakan dalam ayat Al
Quran: Bertaqwalah kepada Allah nescaya Allah akan mengajar kamu. (Al Baqarah: 282)
Dapat ilmu daripada Allah tanpa perantaraan guru, tanpa perantaraan belajar. Hal ini
diperkuatkan oleh sabda Rasulullah SAW: "...Yang dia tahu, nanti dia akan dipusakakan ilmu
yang dia tidak tahu. (Dikeluarkan oleh Abu Nuaim) Apa sahaja ilmu yang dia tahu, diamalkan.
Hasilnya nanti Allah akan beri ilmu tanpa dia belajar. Ramai orang-orang soleh dan ulama yang
soleh diberi ilmu laduni. Itulah ilmu yang jatuh kepada hati yang juga dipanggil ilham. Firman
Allah Taala: Dan Kami ajarkan dia ilmu yang datang dari dari sisi Kami. (Al Kah: 65) Ertinya
orang yang bertaqwa itu akan diberi ilmu terus dari Allah tanpa wasilah guru. Agar tidak
terkeliru, perlulah diingat bahawa orang yang hendak dapat ilmu laduni itu, dia mesti ada ilmu
asas iaitu ilmu fardhu ain terlebih dahulu. 10. Terlepas dari tipu daya syaitan Orang bertaqwa
itu akan terlepas dari tipu daya syaitan. Dalam Al Quran ada disebutkan tentang hal ini. Firman
Allah: Sesungguhnya orang yang bertaqwa apabila mereka ditimpa was-was dari syaitan,
mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahan
mereka. (Al Araf: 201) 11. Terlepas dari tipu daya musuhOrang bertaqwa juga lepas
daripada tipu daya musuh lahir sama ada orang kar mahupun orang munak. Firman
Allah: Jika kamu bersabar dan bertaqwa, nescaya tipu daya mereka sedikit pun tidak
mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang
mereka kerjakan. (Ali Imran: 120) 12. Terhindar dari Neraka Orang bertaqwa terhindar
daripada Neraka. Ertinya tentulah dia masuk Syurga sebab di Akhirat tidak ada tiga tempat.
Kalau terlepas daripada Neraka, bermakna ke Syurgalah dia. Firman Allah Taala: Akan tetapi
orang yang bertaqwa kepada Tuhannya, bagi mereka Syurga yang mengalir di dalamnya
sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya. (Ali Imran: 198) Firman Allah lagi:
Sesungguhnya orang yang bertaqwa itu berada dalam Syurga dan (di dalamnya mengalir)
mata air. (Dikatakan kepada mereka): Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman. (Al
Hijr: 45-46) dan laigi FirmanNya, Itulah Syurga yang akan Kami wariskan kepada hamba-
hamba Kami yang selalu bertaqwa. (Maryam: 63) Inilah di antara keuntungan-keuntungan atau
bonus yang diperolehi oleh orang yang bertaqwa. Kesemua itu tidak dapat dinilai dengan mata
wang dunia kerana terlalu tinggi nilainya. Ia didapatkan hasil daripada membersihkan hati,
mujahadah bersungguh-sungguh membuang sifat-sifat mazmumah dan menyuburkan sifat
mahmudah serta mengamalkan syariat yang lahir dan batin. Kalau di dunia ini kita berebut-
rebut untuk dapatkan bonus yang tidak ada nilai di sisi Allah itu, mengapa kita tidak rebut bonus
taqwa yang manfaatnya untuk dunia dan Akhirat? Kalau tidak mahu bonus itu, orang bodoh
namanya. Bodoh Akhirat!

Taqwa di dalam kamus Ilmu Alquran dapat diartikan dengan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi
larangan-Nya. Kalau ada orang yang paling mulia dialah yang paling bertaqwa kepada Allah swt , kalau
ada yang paling beruntung dialah orang yang bertakwa, kalau ada yang manusia yang paling hati-hati
menapaki jalan hidup yang dilaluinya dialah orang yang bertaqwa, kalau ada orang yang paling waspada
menjaga keluarganya agar tidak terjerumus kedalam lumpur dosa dialah orang yang bertakwa. Tingkah
laku orang yang bertaqwa selalu mencerminkan perilaku mulia dan selalu berusaha menghindari hal-hal
yang membuat Allah murka.
Allah swt berfirman, yang artinya:
"Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ketimur dan kebarat, tetapi kebajikan itu ialah
(kebajikan) orang-orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab dan nabi-
nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim , orang-orang miskin, orang-
orang yang dalam perjalnan (musafir), peminta-minta dan utuk memerdekakan hamba sahaya, yang
melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji ketika berjanji, dan orang-
orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan masa perang. Maka mereka itulah orang-orang
yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang benar-benar bertaqwa "(QS al-Baqarah [2]: 177)

Oleh karenanya orang-orang bertaqwa memiliki posisi dan prioritas tersendiri, meraih derajat yang tinggi
dihadapan Allah swt. Berikut ini beberapa prioritas dan posisi orang-orang yang bertaqwa :
1. Yang bertaqwa adalah yang termulia di sisi Allah swt
Allah swt mendudukkan pribadi-pribadi bertaqwa meraih derajat kemuliaan yang tinggi di sisi-Nya.
Seperti yang tertulis dalam firman Allah yang artinya:
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
taqwa di antara kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal ". [QS. Al-Hujurat
(49): 13]

Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad; "Wahai sekalian
manusia, sesunggunya Tuhan kalian adalah satu, ayahanda kalian adalah satu, ingatlah ..! tidak ada
prioritas lebih bagi orang arab atas selain mereka, tidak pula bagi non arab atas orang-orang arab, tidak
pula yang berkulit merah lebih utama dari yang berkulit hitam tidak pula yang berkulit hitam lebih utama
dari yang merah, tak lain yang membuat lebih utama melainkan karena taqwa ". (HR. Imam Ahmad)
Maka bagi siapapun yang ingin meraih kemuliaan tertinggi disisi-Nya, hal itu tidak akan dicapai dengan
sekedar harta, kemewahan, ataupun keturunan yang banyak, namun hanya dengan taqwa .

2. Orang-orang bertaqwa adalah para wali dan kekasih Allah swt


Orang-orang yang dalam dirinya bersemayam ketaqwaan akan menjadi wali sekaligus kekasih Allah
swt. Begitu tegas Allah menyatakan dalam firman-Nya bahwa Dia mencintai orang-orang bertaqwa;
"(Bukankah demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat) nya dan bertakwa, maka
sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa.[Qs. Ali Imran (3): 76]

3. Meraih Ma`iyyatullah
Dengan ketakwaanya, pribadi bertaqwa akan dicintai Allah swt, dengan cinta-Nya, Allah akan senantiasa
menganugerahkan mai`iyyah -Nya (kebersamaan-Nya), inilah aksesi dan kebersamaan khusus yang
Allah berikan kepada mereka orang-orang yang bertaqwa,
Seperti yang tertulis dalam surat QS. Al-Baqarah ayat 194, yang artinya:
"Dan bertaqwaah kepada Allah, dan ketahuilah sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang
bertaqwa" [QS. Al-Baqarah (2): 194]

Tentunya tidak ada kebersamaan yang lebih nikmat, tidak ada aksesi yang lebih indah, tidak ada
kedekatan yang lebih syahdu dari ketika seorang hamba sedang merasa dekat dengan Tuhannya,
merasa Allah swt sesantiasa berpartisipasi dalam setiap langkahnya dalam menapaki jalan kehidupan
ini. Maka dia akan berjalan mengarungi kehidupan ini; segala yang akan dia lalui dia lewati, semua itu
dengan ketaqwaannya akan ia tempuh dengan ma`iyyatullah.

4. Dimudahkan urusannya
Allah subhanahu wa ta`aala telah menegaskan dalam firman-Nya, yang artinya:
"Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya
pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah". [QS. Al-Lail
(92): 5-7]
Orang-orang yang bertaqwa adalah mereka yang gemar berbagi, mereka mau mencurahkan sebagian
harta yang mereka miliki untuk kepentingan fi sabilillah, sanggup memberi di saat lapang maupun sempit,
di waktu mudah maupun sulit, semua itu karena mereka benar-benar yakin akan adanya balasan surga ,
maka kelak Allah akan memberikan balasan yang baik dari apa yang telah mereka lakukan dan akan
menyediakan jalan kemudahan bagi mereka dalam melakukan berbagi kebaikan.
Jika kita melakukan perbuatan dengan didasari iman dan dibingkai dengan nilai ketaqwaan kepada Allah
swt maka ada jaminan bahwa Dia akan memudahkan segala urusan baik kita.

5. Dilapangkan rizkinya
Rizki adalah segala hal yang manfaat baiknya kembali kepada kita. Termasuk dalam kategori rizki adalah
harta, kesehatan, ilmu, kesempatan dan peluang. Jadi rizki tidak terbatas pada harta .. Allah swt
menjanjikann kepada mereka yang bertakwa untuk mendapatkan fasilitas jalan keluar termasuk di
dalamnya jalan meraih rizki.
"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan
memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya ". [QS.Ath-Thalaq (85): 2-3)

6. Tergapainya surga dan Kenikmatan Akherat


Allah swt memberikan informasi kepada kita tentang orang-orang yang sukses dengan sebenar-benarnya
sukses, mereka yang kesuksesanya terbawa sampai akherat, dan di antara mereka adalah pribadi
bertakwa, demikianlah firman Allah swt dalam Surah An-Nur ayat yang ke-52, yang artinya :
"Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-
Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan". [QS. An-Nur (24): 52]
Orang yang benar-benar mendapatkan kemenangan adalah yang menang di kehidupan akherat, dan
mereka akan diberi posisi yang tinggi dan ditempatkan di tempat yang mulia, tempat yang sudah
disediakan Allah untuk mereka, mereka yang takut kepada Allah swt karena dosa-dosa yang pernah
dikerjakannya serta memelihara diri dari segala macam dosa-dosa yang mungkin terjadi.
Dalam ayat yang lain Allah saw juga memberikan kabar gembira kepada yang bertaqwa.
"Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa". [QS. Ali
Imran (3): 133]

7. Mendapat Pengajaran dari Allah swt


Orang-orang yang bertaqwa kepada Allah swt akan senantiasa mendapatkan petunjuk dari Allah melalui
Al-qur'an, karena memang Al-Qur'an adalah indikator bagi orang-orang bertaqwa. Seperti yang tertulis
dalam surat Qs. Al-Baqarah (2): 282, yang artinya:
"Dan bertakwalah kepada Allah; Allah akan mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu
"[Qs. Al-Baqarah (2): 282

Demikian posisi dan preferensi orang yang-orang yang bertaqwa. Allah akan menjamin kesejahteraan
dalam kehidupan seorang hamba-Nya yang bertaqwa, baik di dunia dan akhirat dan Allah tidak pernah
mengingkari janji-janji-Nya.Semoga Allah melipat gandaklan kekuatan kita untuk berupaya menjadi
pribadi-pribadi bertakwa yang akan mendapat beberapa prioritas ... Amien

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit
dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa (Ali Imran: 133)
Di dalam Al-Quran, Allah selalu menggunakan bahasa yang menggugah agar manusia jangan
berlambat-lambat melainkan bersegera menuju kebaikan. Kata wa saariuu pada ayat di atas adalah
salah satu contoh. Dalam surat Al-Baqarah: 148 ada contoh yang lain lagi, Allah berfirman: fastabiqul
khairaat (maka berlombalah kalian dalam kebaikan). Antara kata wa saariuu dan fastabiquu sekalipun
intinya sama, yaitu bersegera dan bergegas menuju suatu tujuan, tetapi masing-masing mempunyai
makna khusus: Dalam kata wa saariuu yang ditekankan adalah kesegeraan bergerak, tanpa sedikit pun
ragu, dan tanpa bertele-tele memikirkan sesuatu di luar itu, sehingga membuatnya tidak maksimal. Begitu
ada panggilan shalat misalnya, ia segera bangkit meninggalkan segala pekerjaan apapun pentingnya
pekerjaan itu, karena ia tahu bahwa tidak ada pekerjaan yang lebih penting dari pada shalat. Adapun
kata fastabiquu lebih kepada perintah berlomba jangan sampai keduluan yang lain. Di sini terkesan ada
banyak orang yang masing-masing bergerak cepat dan bersegera untuk mencapai tujuan tertentu. Salah
satu contoh, ketika menggambarkan bagaimana Nabi Yusuf as. dan wanita yang menggodanya sama
berlomba menuju pintu Allah berfirman, Wastabaqaal baab (dan keduanya berlomba-lomba menuju
pintu) (Yusuf: 25). Dalam perlombaan ada tenaga ekstra yang digunakan, segala kemampuan dikerahkan
sehingga cita-cita yang diinginkan bisa diraih.
Selain istilah wa saa riuu dan fastabquu dalam surat Al-Hadid ayat 21 Allah menggunakan
istilah saabiquu, ini pengertiannya lebih dahsyat lagi. Sebab dalam kata saabiquu terkandung makna
bukan hanya bersegera atau berlomba, melainkan lebih dari itu kalahkan yang lain. Dalam hal ini seorang
hamba tidak hanya diajak untuk sekadar bekerja keras, melainkan juga berkualitas. Sebab jika hanya
bersegera dan berlomba tetapi tidak bisa mengalahkan yang lain secara kualitas, usaha tersebut bisa
dikatakan tidak efektif. Simaklah firman Allah mengenai makna saabiquu tersebut, Berlomba-lombalah
kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi,
yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah,
diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.
Penting untuk dicatat bahwa Al-Quran telah begitu dalam menggugah agar umat Islam tidak menjadi
umat yang berleha-leha. Melainkan umat pionir dalam segala kebaikan. Tidak ada rumus istirahat dalam
Al-Quran, maka begitu seseorang mengaku sebagai hamba Allah di saat yang sama segera bergerak
melakukan segala kebaikan yang tak terhingga luasnya: dari sejak bangun tidur sampai tidur kembali,
dan dari urusan masuk kamar mandi sampai urusan kenegaraan. Semua dalam Islam ada aturannya,
yang jika itu semua diikuti dengan niat ketaatan kepada Allah, akan menjadi potensi kebaikan yang luar
biasa pahalanya.
Lebih jauh, mengapa Allah menggunakan istilah yang begitu menekankan keharusan untuk bersegera
dalam kebaikan? Pertama, bahwa melakukan dan menyebarkan kebaikan (al-khairaat) adalah tugas
pokok setiap insan. Tanpa kebaikan Allah manusia di muka bumi ini bisa dipastikan telah musnah sejak
ratusan tahun yang silam. Dalam surat Abasa 80/20 Allah berfirman, Tsummas sabiila yassarah
(Kemudian Dia memudahkan jalannya). Maksudnya Allah permudah segala yang menjadi kebutuhan
manusia baik secara fisik maupun secara rohani. Dari segi kebutuhan fisik Allah turunkan hujan dari
langit dan pancarkan air dari bumi dengannya manusia, Allah tumbuhkan pohonan yang berbuah
dengannya manusia bisa makan dan lain sebagainya. Adapun dari segi kebutuhan rohani Allah utus
nabi-nabi yang mengajarkan al kitab, lalu kepada nabi terakhir Muhammad saw. Allah turunkan Al-Quran
sebagai petunjuk bagi manusia. Maka tidak ada alasan bagi manusia untuk tidak berbuat baik. Kedua,
bahwa usia manusia terbatas, dan tidak ada seorang pun tahu kapan ia akan meninggal dunia. Allah
berfirman, Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak
dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya (Al-Araaf: 34).
Karena itu seorang hamba hendaknya segera melakukan kebaikan. Jika tidak, ia akan menjadi orang
yang paling sengsara tidak hanya di dunia melainkan lebih dari itu di akhirat.
Pada ayat di atas Allah berfirman, wa saariuu ilaa maghfiratin mirrabbikum lalu dalam surat Al hadid:
saabiquu ilaa maghfiratin mirrabbikum sementara dalam surat Al-Baqarah, fastabiqul khairaat. Apa
beda antara maghfirah (ampunan) dan al khiraat (kebaikan)? Imam An-Nawawi dalam bukunya Riyadhus
Shaalihiin h.58-61 menyebutkan beberapa hadits untuk menerangkan makna bergegas meraih ampunan
dan melakukan kebaikan:
Pertama, dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, Bersegeralah kamu sekalian
untuk melakukan amal-amal yang shalih, karena akan terjadi suatu bencana yang menyerupai malam
yang gelap gulita dimana ada seseorang pada waktu pagi ia beriman tapi pada waktu sore ia kafir, pada
waktu sore ia beriman tapi pada waktu pagi ia kafir, ia rela menukar agamanya dengan sedikit
keuntungan dunia. (H.R. Muslim)
Kedua, dari Abu Sirwaah Ukbah bin Al-Harist ra. Berkata, Saya shalat Ashar di belakang Nabi saw. di
Madinah setelah salam beliau terus cepat-cepat bangkit melangkahi leher barisan para sahabat menuju
kamar salah satu istrinya. Para sahabat terkejut atas ketergesaannya itu kemudian beliau keluar dan
melihat para sahabat terkejut atas ketergesaannya itu beliau bersabda, Aku ingat sepotong emas dan
aku tidak ingin terganggu karenanya maka aku menyuruh untuk membagikannya. (H.R. Bukhari)
Ketiga, dari Jabir ra. mengatakan bahwa pada perang Uhud ada seseorang bertanya kepada Nabi saw,
Apakah tuan tahu, seandainya saya terbunuh maka di manakah tempat saya? Beliau menjawab, Si
dalam surga. Kemudian orang itu melemparkan biji-biji korma yang ada di tangannya lantas maju perang
sehingga ia mati terbunuh. (H.R. Bukhari-Muslim)
Keempat, dari Abu Hurairah ra. mengatakan bahwa ada seseorang datang kepada Nabi saw. dan
bertanya, Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling besar pahalanya? Beliau menjawab, Yaitu
kamu sedekah sedangkan kamu masih sehat, suka harta, takut miskin dan masih ingin kaya. Dan
janganlah kamu menunda-nunda sehingga bila nyawa sudah sampai di tenggorokan (sekarat) maka
kamu baru berkata: untuk fulan sekian dan untuk fulan sekian, padahal harta itu sudah menjadi hak si
fulan (ahli waris) (H.R. Bukhari dan Muslim).
Kelima, dari Anas ra. bahwasanya Rasulullah saw. pada perang Uhud mengambil pedang seraya
bersabda: siapakah yang mau menerima pedang ini? Maka setiap orang mengulurkan tangannya sambil
berkata: saya, saya. Beliau bersabda lagi, Siapa yang mau mengambilnya dengan penuh tanggung
jawab? Maka semua orang terdiam, kemudian Abu Dujanah ra. berkata: saya akan menerimanya dengan
penuh tanggung jawab. Maka pedang itu diberikan kepada Abu Dujanah kemudian ia
mempergunakannya untuk memenggal leher orang-orang musyrik. (H.R. Muslim)
Keenam, dari Zubair bin Adi berkata: kami datang kepada Anas ra. dan mengadukan masalah
penderitaan yang kami hadapi atas kekejaman Al-Hajjaj, kemudian Anas menjawab: sabarlah kamu
sekalian, sesungguhnya nanti akan datang suatu masa dimana penderitaan lebih berat lagi, sehingga
kamu sekalian bertemu dengan Tuhanmu (mati), saya mendengar itu dari Nabi saw. (H.R. Bukhari)
Ketujuh, dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, Bersegeralah kamu sekalian
untuk beramal sebelum datangnya tujuh hal: apakah yang kamu nantikan kecuali kemiskinan yang dapat
melupakan, kekayaan yang dapat menimbulkan kesombongan, sakit yang dapat mengendorkan, tua
renta yang dapat melemahkan, mati yang dapat menyudahkan segalanya atau menunggu datangnya
Dajjal padahal ia sejelek-jelek yang ditunggu, atau menunggu datangnya hari kiamat padahal kiamat
adalah suatu yang sangat berat dan menakutkan. (H.R. Tirmidzi)
Kedelapan, dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, Saya akan benar-benar
menyerahkan panji ini kepada seseorang yang mencintai Allah dan rasul-Nya, dimana Allah akan
mengaruniakan kemenangan kepadanya. Umar ra berkata, Saya tidak ingin memegang pimpinan
kecuali pada hari ini, maka saya menunjukkan diri dengan harapan dipanggil oleh Nabi saw. untuk
memimpinnya. Tetapi Rasulullah memanggil Ali bin Abu Thalib dan menyerahkan panji itu kepadanya
seraya bersabda, Majulah ke depan dan janganlah kamu menoleh ke belakang sebelum Allah memberi
kemenangan kepadamu. Kemudian Ali melangkah beberapa langkah lantas berhenti tetapi tidak menoleh
ke belakang dan berteriak: wahai Rasulullah, kepada siapakah saya harus berperang? Beliau
menjawab, Perangilah mereka sehingga mereka menyaksikan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan
bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah. apabila mereka telah menyaksikan yang demikian itu
maka kamu tidak boleh lagi memerangi mereka baik darah maupun harta bendanya kecuali dengan
haknya, adapun masalah perhitungan mereka adalah terserah Allah. (H.R. Muslim)

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2007/01/17/55/bersegera-munuju-kebaikan/#ixzz4jIZoNjsM
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Pesan Taqwa dalam Khutbatul Hajah


Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam
Barang siapa merenungkan khutbah Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya ini, maka ia
akan mendapati banyak penjelasan tentang petunjuk sunnah- dan tauhid, penyebutan sifat-sifat Rabb
yang Maha Tinggi, pokok-pokok iman seluruhnya, dakwah kepada Allah
By Ummu Sa'id August 15, 2013

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam biasa membuka khutbah ataupun nasehatnya dan
pelajarannya dengan mukadimah yang dikenal dengan istilah khutbatul hajah. Berikut ini
teksnya: [1]

Segala puji bagi Allah , kepadaNya kita memuji, mohon pertolongan, mohon ampunan, dan
mohon perlindungan dari bahaya diri kita dan buruknya amal-amal perbuatan kita. Barang
siapa yang diberi petunjuk Allah taala maka tiada yang dapat menyesatkannya, dan barang
siapa yang sesat maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk kecuali dengan izin Allah-.
Dan bahwasanya saya bersaksi tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah taala semata,
tiada sekutu bagiNya, dan saya bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusanNya.

Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya


taqwa kepadaNya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim. (QS. Ali imron:
102)

Wahai manusia! Bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang
satu (adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya
Allah memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertaqwalah kepada
Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu. (QS. An nisa: 1)

Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan
yang benar. Niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu dan
barangsiapa menaati Allah dan rasulNya maka sungguh dia menang dengan kemenangan yang
agung. (QS. Al ahzab: 70-71)

Adapun selanjutnya,

Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah kitab Allah (Al quran) dan sebaik-baik petunjuk
adalah petunjuk Muhammad shallallahualaihiwasalam, dan seburuk-buruk perkara (dalam
urusan agama) adalah yang diada-adakan, dan semua yang diada-adakan itu adalah bidah,
dan semua bidah itu sesat, dan semua kesesatan tempatnya di neraka.

Demikian kalimat pembuka yang sering disampaikan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam dalam khutbahn beliau.

Barang siapa merenungkan khutbah Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya ini,
maka ia akan mendapati banyak penjelasan tentang petunjuk sunnah- dan tauhid, penyebutan
sifat-sifat Rabb yang Maha Tinggi, pokok-pokok iman seluruhnya, dakwah kepada Allah,
penyebutan ketinggian Allah taala yang menjadikan Dia mencintai Makhluk-Nya, hari kiamat
yang menjadikan para sahabat takut keburukannya, perintah untuk mengingat-Nya bersyukur
kepada-Nya yang menjadikan para sahabat cintai kepada-Nya. Sehingga mereka para sahabat-
akan mengingat keagungan Allah dan sifat-sifat serta nama-nama-Nya yang menjadikan Dia
cinta kepada makhluk-Nya, mengamalkan perintah untuk mentaati-Nya bersyukur kepadaNya
mengingatNya yang mana menjadikan mereka para sahabat- cinta kepada Allah. Mereka
mendengarkan sampai selesai kemudian pulang dan sungguh mereka mencintai Allah dan Allah
mencintai para sahabat.

Keutamaan Taqwa dalam Ayat-ayat Al-Quran

Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan (QS. An naba: 31)


Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata
air- mata air (QS. Adz dzaariyat : 15)

katakanlah: apa (adzab) yang demikian itukah yang baik, atau surga yang kekal yang telah
dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa? Dia menjadi balasan dan tempat kembali bagi
mereka? (QS. Al furqon : 15)

Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan
sesungguhnya kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang bertaqwa. Maka tidakkah kamu
memahaminya? (QS. Al anam : 32)

bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa (QS. At taubah: 123)

Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan
kepadamu al-Furqan [2]. Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan
mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (QS. Al anfaal: 29)

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa (QS. At taubah: 4)

Ayat-ayat diatas sekaligus menunjukkan begitu pentingnya taqwa, sebagaimana pula dalam
khutbatul hajah yang Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sampaikan seperti pada
pembukaan artikel ini, beliau mengingatkan tentang taqwa dengan tiga ayat Al quran. Maka
perlu bagi kita untuk mengenal taqwa.

Taqwa itu Letaknya Didalam Hati


Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata:taqwa itu disini, seraya menunjuk ke
dadanya sebanyak tiga kali[3]

Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menunjuk


ke dadanya, maksudnya hati. Dalam hadits Arbain nawawi ke-6 Beliau menjelaskan dalam
jasad ada segumpal daging, jika baik maka baik seluruh jasad

Ibnu Daqiq Al id rahimahullah menjelaskan: makna dari hadits tersebut, dan dalam riwayat
lain: Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasad-jasad kalian dan rupa-rupa kalian, akan
tetapi Dia melihat kepada hati-hati kalian maknanya, amalan dhohir (yang tampak) belum
tentu dapat menghasilkan ketaqwaan, namun ketaqwaan itu adalah apa yang terdapat di dalam
hati dari pengagungan, khasy-yah (rasa takut yang disertai pengagungan), mendekatkan diri
kepada Allah dan hati yang merasa diawasi Allah taala yaitu dengan menyadari bahwa Allah
melihat dan meliputi segala sesuatu. Dan makna melihat hati-hati kalian wallahu alam adalah
melihat harapan dan persangkaan, dan hal itu semua dilakukan dengan hati.

Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan: Taqwa kepada Allah taala itu letaknya di hati,
jika hatinya bertaqwa maka anggota badannya juga.

Perintah Bertaqwa Hingga Maut Menjemput

Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya


taqwa kepadaNya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim. (QS. Ali imron:
102)

Syaikh As sadi rahimahullah menjelaskan: Ayat di atas merupakan perintah Allah untuk
hamba-Nya yang beriman agar bertaqwa kepada-Nya dengan sebenar-benarnya taqwa dan tetap
bertaqwa hingga akhir hayat. Barangsiapa bersungguh-sungguh terhadap sesuatu, maka ia akan
menginggal di atas sesuatu itu. Maka barang siapa yang keadaannya, hidupnya dan
keberadaannya terus menerus di atas taqwa kepada Rabbnya dan ketaatan kepada-Nya, kematian
akan menimpanya di saat seperti itu. Allah taala akan mengokohkan taqwa ketika kematiannya
dan memberinya kematian khusnul khatimah. Taqwa kepada Allah itu menurut Ibnu Masud
adalah mentaati sehingga tidak bermaksiat, mengingat sehingga tidak melupakan, dan bersyukur
sehingga tidak mengkufuri. Ayat ini menunjukkan penjelasan hak Allah taala yaitu ketaqwaan
hamba. Adapun kewajiban hamba terhadap taqwa ini, yaitu sesuai ayat: bertaqwalah kepada
Allah semampu kalian dan penjelasan tentang taqwa itu di dalam hati dan diaplikasikan anggota
badan sangat banyak. Kesemuanya menjelaskan taqwa adalah mengerjakan perintah Allah dan
menjauhi segala laranganNya.

Penutup
Derajat ketaqwaan seseorang itu bertingkat tingkat. Ada yang sudah bisa sampai menjauhi hal
hal yang mubah karena takut syubhat, ada yang baru bisa sampai menjauhi hal hal yang
makruh. Yang paling rendah, menjauhi hal hal yang haram, walaupun masih belum bisa
menjauhi hal hal yang makruh apalagi yang mubah. Maka bersyukurlah bagi yang telah
mencapai tingkatan yang lebih tinggi dari yang lain dan bersungguh-sungguhlah untuk terus
menjaga taqwa hingga ajal menjemput dengan minta pertolongan kepada Allah taala.
Wallaahu alam bissawwaab

Artikel Muslimah.Or.Id

Penulis : Ummu Shalihah

Murajaah: Ustadz Ammi Nur Baits

Maraji
1. Al wajiiz fii fiqhu as sunnah wa al kitaab al aziiz, Abdul Adziim bin Badawi, Daar Al fawaaid
2. Taisiir Al kariim Ar rahmaan fii tafsiir kalaam al mannaan, Al allaamah Asy syaikh
Abdurrahmaan bin Naashir As sadiy, Daar Ibnu Hazm
3. Syarhu Al arbaiin An nawawiyah fii Al ahaadiitsi As shahiihah An nabawiyyah, Daar Al
Mustaqbal
-

[1] Hadits shahih, lihat di kitab Al-Wajiz hal. 180, ditulis oleh Abdul Adzim bin Badawi,
penerbit Daarul Fawaaid

[2] Maksudnya, petunjuk yang dapat membedakan antara yang haq dan yang batil, dapat juga
diartikan sebagai pertolongan.

[3] Hadits Arbain nawawi ke-35, diriwayatkan oleh Muslim

Sumber: https://muslimah.or.id/4098-pesan-taqwa-dalam-khutbatul-hajah-rasulullah-shalallahu-alaihi-
wasallam.html

JIKA KAMU MENOLONG AGAMA


ALLAH , MAKA ALLAH AKAN
MENOLONG KAMU
BY FADHIL ZA JUNE 12, 2013
Oleh Fadhil ZA
7. Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia
akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.

Itulah ungkapan yang disebutkan Allah dalam surat Muhammad ayat 7, Allah
pasti akan memberi pertolongan pada orang yang menolong agama Allah
dengan tulus dan ikhlas dan meneguhkan kedudukannya dibumi ini. Allah
telah membuktikan kebenaran firmanNya ini pada sahabat saya Nurudin Al
Indunissy yang saat ini berjuang menegakkan kalimat Tauhid diseluruh
Nusantara dengan yayasan Rehab Hati Foundation yang ingin didiriikannya.
Allah juga telah membuktikan kebenaran firmanNya ini pada sahabat saya
pengusaha muda bapak Suryanto beserta istrinya ibu Reca yang sukses
mengadakan pelatihan Rukyah, shalat klhusuk dan tadabbur Quran di
Batam. Saya amat terharu membaca coretan saudaraku Nurudin Al
Indunissy di facebook yang menceritakan betapa dahsyatnya pertolongan
Allah itu.
Ikhlas Itu Menggerakkan
Sahabat Rehab Semuanya, Assalamualaikum warohmatullah. Semoga kebahagiaan
menyelimuti hati teman-teman di forum mulia ini. Perkenankan saudaramu yg lemah
ini mengangkat pena lagi.
Ini adalah tentang kisah, bagaimana meledakan properties dunia dengan matematika
Allah. Lebih mirip kepada kepiawaian Ipho Santosa dalam mengolah kata atau Yusuf
Mansur yg sering berkisah tentang sedekah. Namun, ini samasekali tidak ada
hubungannya.
Batam 1 Juni 2013, siang itu saya mendarat kembali di pulau Batam untuk ke dua
kalinya. Alhamdulillah, sebenarnya 6 tahun lalu saya hidup disana (jika dulu datang
sebagai mahasiswa pariwisata, menyelesaikan tugas JobTraining di Holiday Inn
Batam kalau sekarang jadi salah satu pemateri dalam sebuah event besar: Sinergitas
Pelatihan Shalat Khusyuk, Rehab Hati dan Quranic Healing) itu saja bedanya.
Acara yg berfasilitas gratis itu berlangsung dengan megah, selama 2 hari hati peserta
di aduk-aduk dengan sesuatu yg baru dijiwa mereka. Tercatat banyak peserta yg
menangis meresapkan kata-demi-kata yg meresap kejiwa mereka. Sayang sekali,
ditengah-tengah peserta ada 4Sahabat Rehab Hati dari singapura yg tdk bisa
mengikuti acara ini sepenuhnya. Semata karena bahasa yg sedikit berbeda, selebihnya
mereka bisa mengikuti event memukau RHQH.
Catatan lain yg istimewa adalah hadirnya Kang Abik Alfarisi yg baru muncul dan
menjabat tangan saya di hari ke dua. Sayang sekali beliau tdk mengikuti acara inti
RHQHnya.
Selepas acara, kami sempat diajak jalan ke Jembatan Barelang yg terkenal di batam.
Juga mengunjungi kampung Vietnam dan pusat-pusat perbelanjaan dan wisata lain di
batam. Termasuk wisata kuliner, terlihat ust Perdana dan Keluarga, ust Fadhil ZA dan
istri sangat menikmatinya.
Disela-sela obrolan ringan melepas lelah di mobil menuju hotel tempat para pemateri
singgah, pak Yanto (seorang kontraktor muslim Batam, yg menjadi Event Organizer
RHQH Batam) mulai membuka pembicaraan.
Allah itu dahsyat ya. Katanya sambil nyetir di jok depan, ibu Reca, istri tercinta
beliau melirik mata suaminya yg lurus nanar ke depan. Luarbiasa katanya lagi,
membuat saya dan ust Perdana tertarik. Ust Fadil tersenyum mulai menangkap arah
pembicaraan pak Suryanto.
Saya baru buka email, dan mendapatkan tender cukup besar. Lapangan futsal,
kisaran 6Milyard. Hati saya bertakbir, entah saya yg awam dengan jumlah uang
demikian atau memang ini nyata?
Kapan email itu dikirim pa? Tanya saya seperti anak kecil yang penasaran kenapa
ayahnya melarangnya minum ice cream di pagi hari. Atau seperti jaksa penyidik dalm
sebuah kasus besar.
Hari jumat pagi waktu jemput antum di bandara. Jawabnya sambil melirik,
menganagguk kebelakang.
Allahuakbar! Jawab saya membuat seisi mobil Honda CRV yg baru diambil dari
dealer ini keheranan. Saya membenarkan posisi duduk dan menarik nafas, jelas ada
sesuatu yang harus saya jelaskan agar semua penumpang mobil itu ikut bertakbir.
Pa yanto masih ingat, di pagi hari selepas RehabHati dan lalu ust Perdana berdiri
memulai pelatihan QuranicHealing? Tanya saya.
Saat itu saya lupa memulai acara dengan doa untuk EO yg menyelenggarakan Event
ini dgn Gratis dan Ekclusive. Beruntung ust Perdana yg sehati dg saya itu mengajak
peserta mengamini doanya agar rezeki pa Yanto diberkahi dan ditambah sesuai janji-
Nya. Saya melanjutkan, tidak membiarkan seorang pun memutus pembicaraan.
Ust Perdana mendoakan (dan lalu diamini seluruh hati dan bibir peserta) hari sabtu
pagi dan Allah mengabulkan doa itu sehari sebelum doa itu di ucapkan!
Pa yanto tersenyum, begitupun ust Perdana dan ust Fadhil. Menunggu saya
melanjutkan!
Sebenarnya ada yg lebih unik dari itu, tadi malam, Demi Allah saya merasa sedikit
berdosa telah memesan menu Sop Buntut yang mahal dari Room Service karena
badan saya lemas setelah meruqyah dan tdk sempat makan malam barng ust Fadil di
restoran bawah. Sebenarnya saya bisa pesan nasi goreng yg harganya hanya 38ribu di
hotel itu, tapi saya pesan soup kesukaan saya yg harganya 70rbu including service
charges. Saya hidup 5tahun di dunia perhotelan, dan sangat tahu harga makanan di
hotel yg mahal. Harga itu sebenarnya tidak seberapa jika dibanding Lobster di kota
Riyadh yang mencapai 800ribuan per/portion. Ini hanya 100ribu, semoga Allah
mengganti uang yg akan dibayar pa Yanto ini. Saya menelpon bu Reca minta izin
untuk memesan makan malam dari Room Service yg jelas lebih mahal dari Restoran
dibawah. Dan ibu reca berkata Sangat boleh ustad, silahkan. Akhirnya saya pesan,
dan saya sangat menikmatinya. Malam itu ust Syafii, MC yg juga exclusive di
undang langsung dari batam untuk memandu acara RHQH batam sudah pulang. Jadi
saya makan sendirian ditemani udara batam yang hangat dari lantai 4 hotel PIH
menghadap langsung ke singapura dihadapan.
Seisi mobil, masih mendengarkan dan saya melanjutkan.
Subhanallah! Saya berfikir tentang uang 100ribu ternyata Allah merencanakan
6milyard!. Lanjut saya.
Sebenarnya ada peristiwa memukau lain kata pa yanto, memotong. Mobil ini
harusnya turun dari dealer 2bulan kedepan, tapi entahlah dealer mengantar untuk kami
lebih awal katanya lagi.
Allah tau, pemateri yg bapa undang adalah 3 orang beserta keluarganya. Jadi, mobil
honda jazz putih bapa tidak cukup, makanya Allah menganugerahkan satu mobil
lagi. Lanjut saya sok tahu, sebenarnya ketika saya bicara pemateri dan keluarganya
tdai hati saya berbisik; Kecuali saya! Kecuali saya!.
Ust Perdana sepertinya udah tertidur pulas. Dan ust Fadil ZA mulai mengeluarkan
taringnya mengisahlan kisah spektakulernya tentang the miracle of shalat khusyuk,
namun kisah itu tdk saya tulis disini karena terlalu panjang.
Namun keajaiban Allah yg turun tidak berhenti disini, besok malam terakhirnya
sebelum saya terbang ke Medan untuk mengisi materi RHQH Tebing Tinggi 6&9 juni
nya, pak Yanto lagi-lagi mencetuskan harapannya yg terpendam selama berbulan-
bulan.
Beliau bertanya tentang masa depan RehabHati yg disinggung Abu Azhar Asykari di
RHQH Jakarta beberapa bulan lalu saat beliau menjadi pesertanya. Dan saya
menjelaskan ulang; Memang pendirian RehabHati Foundation atau Yayasan
RehabHati itu sudah dekat, namun saya terhalang kendala dana karena baru ada satu
donatur yg menitifkan hartanya berupa Cek senilai 5Juta dari Palembang, sementara
butuh sekitar 15juta untuk mendirikan sebuah Yayasan lengkap dengan Copyright
RehabHati. Pa yanto menyimak sambil menyantap makan malamnya. Makan malm
itu sebenarnya agak telat, karena saat itu sudah hampir jam 1 malam selepas agenda
khusus RehabHati for Family untuk keluarga besar beliau.
Bagaimana kalau saya ingin ikut serta menanamkan harta say untuk investasi jangka
panjang (akhirat)?. Untuk tahap awal saya transfer 25juta. Jika kurang insyaAllah
menyusul. Katanya mengejutkan saya. Saya hanya bertakbir.
Dan berbisik ke wajah pa yanto, seoalah-olah uang 25 juta itu sudah direkening saya;
Pa yanto tau gak, ketika RHQ di kediri kemarin saya dapat amplop cukup
mengejutkan. Bahkan tercatat amplop paling besar meskipun saya segan untuk
menyebutkannya disini. Yang jelas, 50% dari keseluruhan amplop yg saya terima dari
kediri dan malang itu saya bagikan untuk keluarga di sukabumi. Dan subhanallah,
Allah melipatgandakannya malam ini. Pa yanto tersenyum.
Saya sangat percaya itu. Katanya membuat saya kagum menatap wajah jutawan
dermawan ini, beliau adalah satu dari 3 muslim sukses berusia 30an yg pernah saya
temui. Dan saya belajar darinya.
Besok sorenya, diperjalanan ke bandara HangNadim Batam saya menerima berita
mengejutkan lagi. Pa yanto menerima PO sebesar 800jutaan, padahal uang 25juta yg
ia niatkan untuk membantu pendirian RehabHati Foundation itu belum d transfer.
Namun Rahmat Allah telah turun.
Dan tadi Malam, di Kota Bogor saya menerima Sms dari Batam bahwa uang sudah
ditransfer dari 3nomor rekening karena batas maksimal transfer adalah 10juta.
Allahuakbar! Sebenarnya banyak kisah lain yg sedang dan saya yakin akan terus
terjadi mengiring visi besar Satu Hati Satu Visi Menuju Generasi Muda Indonesia
2020 ini. Termasuk, udangan di Merauke 23 Agustus nanti dan undangan untuk
mengisi RehabHati Qurani dan shalat khusyuk untuk 2000peserta yg akan dilakukan
bertahap di september nanti. Undangan-undangan itu begitu saja datang selepas saya
merencanakan RHQ Gratis dan Excusive 7 july mendatang di Jakarta.
Sahabatku di Group Syajarotu Tuba yg Allah muliakan, tahukah antum dari mana
kisah ini bermula? Darimana kisah pelatihan RehabHati Quranic Healing ini bermula
hingga gratis ini?
Salah satunya adalah 1pelatihan gratis RHQH pertama di kantor RH Bandung yg
nenggerakan kang Ami Rzal dulu untuk mengumpulkan teman-teman yg terkesan dan
merasakan manfaat RehabHati di group Syajarotu Tuba ini selain sahabat-sahabat
Rehab di kampung nai atau di group Fb keluarga besar RHQH.
Sahabat Rehab tentu ingat tentang rupiah-rupiah yg terkumpul beberapa bulan lalu yg
kemudian dibelikan InFocus yg saat ini ikut keliling nusantara menjadi saksi setiap
pelatihan.
Semog setiap rupiah yg sahabat kumpulkan terus bersayap dan hinggap di Arsy dan
menggetarkannya, hingga rahmat Allah terus bertaburan memenuhi dada sahabat
semua.
Oh iya, saya sedih saat sahabat Rehab menuduh saya berubah dan memutuskan
silaturahim. Padahal keikhlasan itu penuh kejujuran, ia menggerakkan dan tidak diam.
Jika inbox fb dari teman-teman tidak dibalasi, tolong pahami kesibukan saya yang
memang telah merubah semuanya. Saat ini fb adalah tempat saya beristirahat dari
lelah, hanya sesekali saja saya buka. Jadi, jika sangat urgent jangan segan untuk SMS
atau temui saya di pelatihan saya.
Salam Bahagia, Salam Tauhid
Nuruddin Al Indunissy
Ayat-ayat Dalam Al Quran Serta Hadits-hadits Dakwah
Posted on Desember 19, 2012by maulana7urnalistik

Hadits-hadits Dakwah

KEWAJIBAN DAKWAH

1) ) (

Barang siapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka baginya pahala seperti
orang yang melaksanakannya

2)

)
.(
Rasulullah pernah bersabda: Barangsiapa yang melihat kemungkaran, maka cegahlah
dengan tanganmu, apabila belum bisa, maka cegahlah dengan mulutmu, apabila belum
bisa, cegahlah dengan hatimu, dan mencegah kemungkaran dengan hati adalah
pertanda selemah-lemah iman

HUKUM BERDAKWAH

1)




) ( )

Ajaklah mereka memeluk Islam dan beritahu mereka apa-apa yang diwajibkan atas
mereka yang berupa hak Allah di dalamnya. Demi Allah, Allah memberi petunjuk
kepada seseorang lantaran engkau, adalah lebih baik bagimu daripada engkau memiliki
unta merah

METODE DAKWAH RASULULLAH

1) :



. ()
Sesungguhnya Allah Maha lembut, mencintai kelembutan, dia memberikan kepada
yang lembut apa yang tidak diberikan kepada yang kasar

2)
) (
Sesungguhnya, tidaklah kelembutan itu ada pada sesuatu kecuali ia akan
membaguskannya, dan tidaklah (kelembutan) itu tercabut dari sesuatu, kecuali akan
memburukkannya
3) ) (
Barang siapa yang tidak terdapat kelembutan padanya, maka tidak ada kebaikan
padanya
4) : (
) ( )

Hendaklah kalian bersikap memudahkan dan jangan menyulitkan. Hendaklah kalian


menyampaikan kabar gembira dan jangan membuat mereka lari, karena sesungguhnya
kalian diutus untuk memudahkan dan bukan untuk menyulitkan.

MEDIA DAKWAH RASULULLAH


1) ( ((
) ( (
Aisyah berkata bahwa Akhlak Rasulullah adalah al-Quran, (dan sesungguhnya engkau
memiliki akhlak yang mulia), (Rasulullah telah menjadi contoh terbaik bagi kelian)
2)
()

Allah mengelokkan wajah seseorang yang mendengar sesuatu dari kami lalau
disampaikannya sebagaimana yang ia dengar. Sebab, banyak yang menyampaikan lebih
menjadi lebih sadar daripada yang hanya mendengarkan

RASULULLAH DAN KESABARAN DALAM BERDAKWAH

1. : ) (

Dan kami merasakan bahwa sebaik-baiknya hidup ini dilalaui dengan kesabara
2. : ()
Sabar adalah cahaya
3. :






( )
Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin, semua urusannya itu baik bainya,
dan itu tidak lain hanya bagi seorang mukmin. Apabila mendapat kesenangan dia
bersyukur, dan itu baik baginya, dan apabila mendapat kesulitan dia bersabar dan itu
baik baginya
4.


) (

Sesungguhnya besarnya pahala itu sesuai dengan besarnya ujian, dan sesungguhnya
apabila Allah SWT mencintai suatu kaum, Allah akan mengujinya.

DAKWAH BI AL-LISAN DAN BI AL-HAL

1.




() .

Tidaklah seorang nabi yang diutus Allah dari umat sebelumku, kecuali dari umatnya
terdapat orang-orang hawariyun (para pembela dan pengikut) yang melaksanakan
sunnahnya serta melaksanakan perintah-perintahnya. Kemudian, datang generasi
setelah mereka; mereka mengatakan sesuatu yang tidak mereka kerjakan dan mereka
mengerjakan sesuatu yang tidak diperintahkan. Oleh karena itu, siapa yang berjihad
terhadap mereka dengan tangannya, maka ia adalah orang mukmin, siapa yang berjihad
melawan mereka dengan lisannya, maka ia adalah orang mukmin. Dan siapa yang
berjihad melawan mereka dengan hatinya, maka ia adalah orang mukmin. sedangkan di
bawah itu semua tidak ada keimanan meskipun hanya sebesar biji sawi (H. R. Muslim)

LUBBU DAKWAH RASULULLAH

1)






















) (

Ajaklah mereka untuk bersaksi bahwa tiada tuhan (yang berhak disembah) selain Allah
dan bahwa sesungguhnya aku adalah utusan Allah. Setelah mereka mematuhi itu,
beritahulah mereka bahwa sesungguhnya Allah telah mewajibkan atas mereka
pelaksanaan lima kali shalat dalam sehari semala. Setelah mereka mematuhi itu,
beritahulah mereka bahwa sesungguhnya Allah telah mewajibkan zakat atas mereka
yang diambil dari yang kaya untuk disalurkan kepada yang miskin di antara mereka

DAKWAH PARA SAHABAT NABI


1)

. ()

Rasulullah saw sholat dengan duduk dan Abu Bakar berdiri mengikuti gerakan
Rasulullah dan seganap kaum muslimin mengikuti gerakan Abu Bakar

AYAT AYAT
Kumpulan Ayat-Ayat Dakwah oleh ZA-EdotCOM ;

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-
orang yang beruntung. (Q.S. Ali Imran [3]: 104)




Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang maruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya
Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Q.S. Ali Imran [3]:
110)



Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S. An-Nahl [16]:125)


Dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari (menyampaikan) ayat-
ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah mereka kepada
(jalan) Tuhanmu, dan janganlah sekali-sekali kamu termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Tuhan. (Q.S. Al-Qashash [28]: 87)

Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu
kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah
lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (Q.S. Al-Qashash [28]:
56)


Katakanlah: Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku
mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku
tiada termasuk orang-orang yang musyrik. (Q.S. Yusuf [12]: 108)

Tidak sepatutnya bagi muminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa
tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya. (Q.S. At-Taubah [9]: 122)

Dan sesungguhnya kamu benar-benar menyeru mereka kepada jalan yang lurus. (Q.S.
Al-Muminun [23]: 73)







Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang
maruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka
taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;
sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S. At-Taubah [9]: 71)

Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar
gemgira dan pemberi peringatan. (Q.S. Al-Ahzab [33]: 45)

dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya
yang menerangi. (Q.S. Al-Ahzab [33]: 46)

Anda mungkin juga menyukai