Anda di halaman 1dari 36

PEMBINAAN

CALON
PENGANTIN

OLEH:
AL MUKHRIJAL, S.H.
Penyuluh Agama Islam
KUA Kec. Labuhanhaji Timur
KETAUHIDAN
Rukun Iman
 Percaya kepada Allah
 Percaya kepada malaikat
 Percaya kepada kitab
 Percaya kepada Rasul
 Percaya kepada hari kiamat
 Percaya kepada untung baik dan untung
jahat datangnya dari Allah Ta’ala
Mengucap 2 Kalimah Syahadat

ُ‫ش َه ُداَ ْن َاَلاِلَهَ ا اَِلللا‬


ْ َ‫ا‬
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain
Allah
‫للا‬ ٌ ‫ش َه ُداَ ان ُم َح امدًا َر‬
ِ ‫سؤ ُل‬ ْ َ‫َوا‬
Aku bersaksi bahwa Muhammad itu
utusan Allah
Sifat Wajib Bagi Allah
1. Wujud (ada)
2. Qidam (sedia)
3. Baqa (kekal)
4. Mukhalafatuhu lilhawadits (bersalahan
dengan yang bahru)
5. Qiyamuhu Binafsihi (berdiri dengan
sendirinya)
6. Wahdaniyah (esa)
7. Qudrat (kuasa)
8. Iradat (berkehendak)
9. Ilmu (mengetahui)
10. Hayat (hidup)
11. Sama' (mendengar)
12. Bashar (melihat)
13. Kalam (berkata-kata)
14. Qadiron (yang kuasa)
15. Muridon (yang berkehendak)
16. 'Alimon (yang mengetahui)
17. Hayyon (yang hidup)
18. Sami'on (yang mendengar)
19. Bashiron (yang melihat)
20. Muttakallimon (yang berkata-kata)
Sifat Wajib Bagi Rasul
1. Sidiq (benar)
2. Amanah (dipercaya)
3. Tablig (menyampaikan)
4. Fatanah (cerdik)
Sifat Mustahil Bagi Allah
1. Adam (tiada)
2. Hudus (bahru)
3. Fana (binasa)
4. Mumasyalatuhu lilhawadits (bersamaan
Allah bagi segala yang bahru)
5. Ihtijad (berhajat kepada makhluk)
6. Ta'addut (berbilang)
7. ‘Ajzon (lemah)
8. Kirahon (terpaksa)
9. Jahlon (bodoh)
10. Mauton (mati)
11. Ashamon (tuli)
12. 'Umyon (buta)
13. Bukmon (bisu)
14. 'Ajzan (yang lemah)
15. Kirahan (yang terpaksa)
16. Jahlan (yang bodoh)
17. Mayitan (yang mati)
18. Ash-shama (yang tuli)
19. 'Akma (yang buta)
20. Abkamu (yang bisu).

Sifat Mustahil Bagi Rasul


1. Kizib (dusta)
2. Qianat (curang)
3. Kisman (menyembunyikan)
4. Baladah (bodoh)
POKOK-POKOK IBADAH
Rukun Islam
1. Mengucap 2 kalimah syahadat
2. Mendirikan shalat 5 waktu sehari
semalam
3. Menunaikan zakat
4. Berpuasa dibulan ramadhan
5. Naik kebaitullah bagi orang yang mampu
KewajibanBerpuasa

َ ُ‫ِين ِم ْن ََ ْْ ِل ُك ْم لَََلا ُك ْم تَت اق‬


‫ون‬ َ ‫علَ الاذ‬ ِ ‫علَ ْي ُك ُم‬
َ ِ‫الصيَا ُم َك َما ُكت‬
َ ‫ب‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الاذ‬
َ ِ‫ِين آ َمنُوا ُكت‬
َ ‫ب‬
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-
Baqarah 183)

Kewajiban Membayar Zakat

‫وف َويَ ْن َه ْو َن ع َِن ا ْل ُم ْنك َِر‬ َ ‫ض ۚ يَأ ْ ُم ُر‬


ِ ‫ون ِْا ْل َم َْ ُر‬ ٍ َْ َْ ‫ض ُه ْم أ َ ْو ِليَا ُء‬
ُ َْ َْ ُ‫ون َوا ْل ُم ْؤ ِمنَات‬
َ ُ‫َوا ْل ُم ْؤ ِمن‬
ٌ ‫َّللا ع َِز‬
‫يز َح ِكي ٌم‬ َ ‫َّللاُ ۗ إِ ان ا‬ َ َ‫سولَهُ ۚ أُو َٰلَئِك‬
‫سيَ ْر َح ُم ُه ُم ا‬ ُ ‫َّللا َو َر‬
َ ‫ون ا‬َ َُ‫الزكَاةَ َويُ ِطي‬
‫ون ا‬َ ُ ‫ص ََلةَ َويُ ْؤت‬ َ ‫َويُ ِقي ُم‬
‫ون ال ا‬

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka


(adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh
(mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan
diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana”. (Q.S. Al-Taubah:71)
Kewajiban Haji
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah,
yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke
Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka
Sesungguhnya Allah Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu)
dari semesta alam”. (Q.S. Ali-Imran:97)

Kewajiban Bersedekah
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata, “Rasulullah
Saw bersabda, “Setiap persendian manusia wajib bersedekah
pada setiap hari di mana matahari terbit di dalamnya: engkau
berlaku adil kepada dua orang (yang bertikai/berselisih)
adalah sedekah, engkau membantu seseorang menaikannya ke
atasnya hewan tunggangannya atau engkau menaikkan barang
bawaannya ke atas hewan tunggangannya adalah sedekah,
ucapan yang baik adalah sedekah, setiap langkah yang engkau
jalankan menuju (ke masjid) untuk shalat adalah sedekah, dan
engkau menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah.”
(HR. al-Bukhâri dan Muslim).
THAHARAH
Bersuci
Bersuci adalah menghilangkan perkara yang
dapat menghalangi seseorang untuk
melaksanakan shalat, thawaf, atau menyentuh
Al Qur’an. Perkara tersebut dapat berupa
hadats ataupun najis.
Hadats terbagi dua:
Hadats kecil adalah kondisi badan seseorang
yang apabila ia ingin melaksanakan shalat,
thawaf, atau menyentuh Al Qur’an, maka ia
harus berwudhu terlebih dahulu.
Hadats besar adalah kondisi badan seseorang yang apabila ia ingin
melaksanakan shalat, thawaf, atau menyentuh Al Qur’an, maka ia harus
mandi terlebih dahulu.
Najis terbagi 3:
 Najis mughalladhah (najis berat): pada hewan anjing dan babi,
liurnya,ingusnya, keringatnya, dan apa-apa yang dijadikan/dilahirkan dari
anjing dan babi atau dari salah satu dari keduanya.
Cara menghilangkan najis mughalladhah yaitu dengan cara membasuh pada
bagian yang terkena najis tujuh kali dengan air yang suci salah satu dari
tujuh air bercampur tanah.
 Najis mukhaffafah adalah najis karena kencingnya anak-anak yang masih
minum air susu ibunya, dan belum berumur 2 tahun.
Cara menghilangkan najis mukhaffafah yaitu dengan menyiramnya dengan
air pada tempat yang terkena najis.
 Najis mutawasitah yaitu najis yang tidak ada bendanya/wujudnya, rasanya,
warnanya, dan baunya seperti kencingnya selain anak-anak yang sudah
kering, kotoran orang, kotoran hewan, darah, nanah, sesuatu yang
dikeluarkan pada saat muntah, barang yang memabukkan, madhi, wadhi.
Cara menghilangkan najis mukhaffafah yaitu dibasuh dengan air meskipun
hanya satu kali.
Rukun Berwudhu’
 Niat
 Membasuh Muka
 Membasuh Kedua tangan
 Membasuh sebagian kepala
 Membasuh kedua kaki
 Tertib
Rukun Mandi Wajib
 Niat
 Menghilangkan najis di badan sama ada yang
jelas atau tidak jelas
 Menyampaikan air ke seluruh anggota badan
dari ujung rambut sampai ke ujung kaki.
Larangan-Larangan Dikala Berjunub
 Shalat
 Membaca al-Quran
 Menyentuh dan menanggung al-Quran
 Khutbah jumat
 Thawaf
 Menetap dalam mesjidat Para ulama telah ijmak (konsesusion
Mandi Yang Disunatkan
 Mandi Jum’at
 Mandi dua hari raya 2
 Mandi istisqa’
 Mandi karena adanya gerhana bulan/matahari
 Mandi setelah memandikan mayat
 Mandinya orang kafir ketika masuk Islam
 Mandinya orang gila
 Mandi orang pingsan ketika sadar/siuman
 Mandi ketika ihram
 Mandi untuk memasuki Mekah
 Mandi wukuf di Arafah
 Mandi untuk bermalam di Muzdalifah
 Mandi untuk melempar tiga jamrah,
 Mandi untuk thawaf
 Mandi untuk sai’
 Mandi untuk memasuki kota Madinah.
SHALAT
Kewajiban Shalat
ِ ‫ص ََلةَ ت َ ْن َه َٰ ع َِن ا ْل َفحْ ش‬
ۗ ‫َاء َوا ْل ُم ْنك َِر‬ ‫َوأََِ ِم ال ا‬
‫ص ََلةَ ۖ إِ ان ال ا‬
“Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan
mungkar”. (Q.S. Al-Ankabut: 45)

Rukun Shalat
1. Niat
2. Berdiri bagi yang mampu
3. Takbiratul Ihram
4. Membaca Al-Fatihah pada setiap rakaatnya
5. Ruku’
6. I’tidal
7. Sujud
8. Duduk di antara dua sujud
9. Tasyahhud Akhir
10. Duduk untuk Tahiyyat Akhir
11. Shalawat untuk Nabi
12. Salam
13. Tertib
Sunat Shalat

Sunah Ab’adh adalah amalan-amalan dalam shalat yang sangat dituntut, jika ditinggalkan
dengan sengaja atau tidak, disunatkan sujud sahwi:
 Membaca tasyahud awal
 Duduk di saat tasyahud awal
 Membaca shalawat atas Nabi saw pada tasyahud awal
 Membaca shalawat atas keluarganya pada tasyahud awal
 Membaca do’a qunut

Sunah Haiat adalah amalan-amalan sunat dalam shalat, jika ditinggalkan dengan sengaja atau
tidak, tidak disunatkan sujud sahwi.
 Mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu ketika bertakbiratul ihram, ketika akan
ruku’, ketika bangkit dari ruku’, ketika berdiri setelah tasyahud awal.
 Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di bawah dada dan di atas pusar.
 Membaca do’a iftitah
 Membaca ta’awwudh (A’udzubillaahi minasy syaithanirrajim) sebelum membaca surat al-
Fatihah dengan perlahan-lahan.
 Membaca Aamin setelah membaca surat al-Fatihah.
 Membaca sesuatu dari ayat al-Qur’an setelah membaca surat al-Fatihah
 Memperpanjang raka’at pertama dari raka’at yang kedua.
 Mengeraskan bacaan Al-Fatihah dan surat pada waktu shalat yang dikeraskan bacaannya
 Merendahkan suara pada shalat yang dipelankan bacaannya
 Merenggangkan kedua tangan dari lambung saat sujud dan ruku.
 Bertasbih pada waktu ruku dan sujud. Yaitu membaca “Subhana Rabbiyal
‘adzimi wabihamdihi”
 Membaca “sami’allahu liman hamidah”
 Mendahulukan kedua lutut kemudian kedua tangan, hidung, dan kening jika
hendak sujud.
 Iftirasy yaitu duduk diatas tumit kaki pada setiap duduk setelah sujud dan
pada tasyahud awal kecuali pada tasyahud akhir maka disunahkan duduk
tawarruk yaitu memasukan kaki kiri ke kaki kanan dengan posisi di atas
paha.
 Do’a ketika duduk antara dua sujud.
 Duduk istirahat yaitu duduk sebentar setelah bangun dari sujud yang kedua
dalam raka’at pertama dan raka’at ketiga.
 Membaca do’a setelah tasyahud akhir sebelum salam
 Memberi salam dengan memalingkan kepalanya ke kiri dan kanan
 Melakukan setiap shalat dengan semangat dan mengosongkan hati dari
segala kesibukan, begitu pula melakukannya dengan punuh khusyu’
 Mengarahkan pandangan ke tempat sujud sepanjang shalat karena hal itu
dapat mendekatkan diri kepada kekhusyuan dalam shalat
Praktek Shalat Jenazah
 Bacakan Niat
 Takbir pertama membaca Al-Fatihah
 Takbir kedua membaca shalawat
 Takbir ketiga membaca doa: Allahummaghfir lahu
warhamhu..
 Takbir keempat membaca doa: Allahumma laa
tahrimna...
 Kemudian salam
Shalat-Shalat Sunat
 Sunnat rawatib
 Shalat dhuha
 Shalat tahajud
 Shalat tarawih dan witir
MUNAKAHAT
Tujuan Perkawinan
 Tujuan Pernikahan Sakinah (tenang)
 Tujuan Pernikahan Mawadah dan Rahmah
Hukum Perlaksanaan Perkawinan
 wajib
 Jaiz (kebolehan)
 Makruh
 Haram
Syarat Nikah
Syarat Nikah Untuk Mempelai Pria
 Memeluk agama islam
 Laki-laki yang tertentu
 Bukan Lelaki mahram dengan calon Istri ( masih
saudara kandung )
 Calon mempelai Pria mengatahui Wali Nikah asli
yang akan menjadi Wali di pernikahan
 Tidak dalam Ihram umrah atau haji
 Menikah dengan kerelaan/kemauan sendiri bukan
dengan paksaan
 Tidak memiliki 4 (empat) orang Istri pada waktu
menikah
 Mengetahui perempuan yang akan dijadikan Istri
Syarat Untuk Mempelai Wanita
 Memeluk agama islam
 Wanita yang tertentu
 Bukan Wanita mahram dengan calon Suami
(saudara kandung calon Suami)
 Wanita bukan seorang konsa ( menyukai
sesama jenis )
 Tidak dalam Ihram umrah atau haji
 Calon mempelai Wanita tidak boleh didalam
Iddah
 Tidak berposisi sebagai Istri orang
Syarat Wali Nikah
 Beragama islam (bukanlah seorang yang
kafir)
 Wali Nikah Laki-laki bukan Wanita
 Sudah Baligh
 Menjadi Wali dengan kerelaan sendiri bukan
dengan paksaan
 Tidak dalam ihram, umrah atau haji
 Tidak gila atau cacat fikiran, sudah terlalu tua
sehingga sulit berfikir
 Sudah Merdeka
Syarat Saksi Nikah
 Saksi harus berjumlah sekurang-kurangnya 2 (dua)
orang
 Memeluk ajaran Agama Islam
 Memiliki akal Yang Sehat
 Sudah Baligh
 Berjenis kelamin Laki-laki
 Sudah memahami sepenuhnya kandungan yang ada
dalam Ijab dan juga Qobul
 Saksi Harus bisa melihat, berbicara, dan juga
mendengar
 Adil (bukanlah orang yang melakukan dosa besar
dan juga melakukan berbagai macam dosa kecil)
 Sudah Merdeka
Syarat Ijab Nikah
 Pernikahan yang akan dilakukan ini harus
pernikahan yang tepat
 Tidak boleh merubah atau menggunakan
perkataan yang dikarang sendiri
 Ijab harus diucapkan oleh Wali atau Wakil
yang ada dalam pernikahan
 Ijab tidak boleh diikatkan dalam jangka waktu
tertentu atau nikah kontrak (contoh
pernikahan ini sah dalam jangka waktu sekian
sekian)
 Ijab Tidak boleh memiliki persyaratan ketika
ijab ini di lafazkan
Syarat Qabul
 Perkataan Qabul haruslah sesuai dengan
ucapan Ijab
 Tidak mengandung kata-kata sindiran
 Diucapkan oleh calon Suami atau Wakilnya
(jika benar-benar calon Suami tidak bisa
berbicara atau yang lain)
 Tidak dikaitkan dalam waktu tertentu atau
nikah kontrak
 Tidak memiliki persyaratan pada saat Qabul
diucapkan
 Harus menyebutkan nama calon Istrinya
Rukun Nikah
 Pengantin Laki-Laki (sebagai Suami)
 Pengantin Wanita (sebagai Istri)
 Wali (adanya Wali Nikah
 Dua orang saksi Laki-Laki (sebagai saksi
nikah )
 Ijab dan Qabul (akad nikah)

Wali Nikah Dalam Perkawinan


 Laki-laki
 Dewasa
 Mempunyai hak perwalian
 Tidak terdapat halangan perwalian
Wali Nikah dalam hukum perkawinan terbagi atas 2 (dua) macam, yaitu:
Wali Nikah Nasab
 Ayah kandung
 Kakek
 Saudara Laki-laki sekandung
 Saudara Laki-laki Seayah
 Anak Laki-laki dari saudara Laki-laki Seayah
 Anak Laki-laki saudara Laki-laki Seayah
 Anak Laki-laki dari anak Laki-laki saudara Laki-laki sekandung
 Anak Laki-laki dari anak Laki-laki saudara Laki-laki Seayah
 Saudara Laki-laki Ayah sekandung
 Saudara Laki-laki Seayah (paman Seayah)
 Anak Laki-laki dari paman sekandung
 Anak Laki-laki dari paman Seayah
 Saudara Laki-laki Kakek Seayah
 Anak Laki-laki dari saudara Laki-laki Kakek sekandung
 Anak Laki-laki dari saudara Laki-laki Kakek Seayah
Wali Nikah Hakim adalah wali nikah yang hak
perwaliannya timbul karena orang tua
Perempuan menolak atau tidak ada, atau
karena sebab lainnya.
Larangan-Larangan Dalam Perkawinan
 Karena Wanita yang bersangkutan masih
terkait satu perkawinan dengan Pria lain.
 Seorang wanita yang masih berada dalam
masa iddah dengan Pria lain.
 Seorang Wanita yang tidak beragama Islam.
Beberapa Istilah Dalam Perkawinan
 Talak adalah melepaskan ikatan perkawinan atau
putusnya hubungan perkawinan antara Suami dan Istri
dalam waktu tertentu atau selamanya.
 Khuluk adalah talak tebus, yaitu talak yang dijatuhkan
oleh Suami dengan tebusan oleh Istri kepada Suami.
 Ila’ adalah sumpah Suami bahwa dia tidak akan
mencampuri Istrinya dalam masa lebih cepat bulan
atau dengan tidak menyebut masanya.
 Zihar adalah ucapan Suami kepada Istrinya bahwa
Istrinya menyerupai Ibunya. Contohya: “Engkau
tampak olehku seperti punggung Ibuku.”
 Li’an adalah Sumpah suami sebanyak empat kali yang
menuduh Istrinya telah berbuat zina pada sumpah
yang kelima ia mengucapkan, “Laknat Allah atasku
sekiranya aku berdusta dalam tuduhanku”.
 Fasakh adalah rusaknya ikatan pernikahan
antara Suami dan Istri karena sebab-sebab
tertentu. Sebab yang merusak pernikahan,
yaitu :
 Setelah menikah, ternyata diketahui bahwa Istrinya
itu adalah mahramnya.
 Salah seorang di antara Suami Istri keluar Islam.
 Pada mulanya Suami Istri sama-sama musrik,
kemudian Istri masuk Islam, sementara Suaminya
tetap musyrik atau sebaliknya.
 Iddah adalah menghitung, menduga, mengira.
Menurut istilah Iddah adalah masa menunggu
bagi seorang perempuan untuk mengetahui
kekosongan rahimnya atau karena sedih atas
meninggal Suaminya.
Iddah Wanita yang masih haid = 3 kali suci dari
haid.
Iddah Wanita yang telah lewat masa iddahnya
(menopause) = 3 bulan.
Iddah Wanita yang kematian suami = 4 bulan 10
hari.
Iddah Wanita hamil = sampai melahirkan
 Rujuk artinya kembali, sedangkan menurut
istilah adalah kembalinya seorang Suami
kepada mantan Istrinya dengan perkawinan
dalam masa Iddah sesudah ditalak raj’i.
 Nusyuz adalah tindakan Istri menentang
kehendak Suami yang tidak bertentangan
dengan hukum agama. Apabila kehendak
Suami bertentangan atau tidak dapat
dibenarkan oleh agama, maka Istri berhak
menolaknya. Dan penolakan tersebut tidak
dapat digolongkan sebagai nusyuz (durhaka).
DO’A SEHARI-HARI
Doa Jimak
‫طانَ ََا ََََ ََْْـنَا‬
َ ‫شيْــ‬
َّ ‫ِ ال‬
ِ ‫طانَ َو َجا ِن‬ َّ ‫هللا اَللّ ُهـــ َّم َجا ِنبْـنَا ال‬
َ ‫شيْــ‬ ِ ‫ــــم‬
ِ ‫ِب ْس‬
“ Dengan nama Allah, ya Allah ya Tuhan kami,
jauhkanlah kami dan syaithan dan jauhkan syaithan
dari (anak) yang engkau berikan kepada kami”.

Niat Mandi Junub


‫نويت الغسل لَفع الحدث األكبَ فَضا هلل َعالى‬
“Saya niat mandi wajib untuk menghilangkan hadats
besar daripada sekalian tubuhku fardhu atasku
karna Allah Taa’la”.
Do’a Keluar Rumah
َّ ‫ َو ال َح ْو َل َو ال ُْ َّوَ َ ِِ الَّ ِب‬، ‫َّللا‬
‫اَل‬ ِ َّ ‫علَى‬ ُ ‫ َ َ َو َّك ْل‬، ‫َّللا‬
َ ‫ت‬ ِ َّ ‫ِب ْس ِم‬
“Denganmenyebut nama Allah, aku
menyerahkan diriku pada Allah dan tidak
ada daya dan upaya selain dengan Allah”.

Do’a Makan
َ ‫ع َذ‬
ِ َّ‫اِ الن‬
َ‫ا‬ ِ َ‫الَّل ُه َّم ب‬
َ ‫ َوِْنَا‬،‫اَ ْك لَنَا فِي ََا ََََ ََْْنَا‬
”Ya Allah, berkatilah rezeki yang engkau
berikan kepada kami, dan peliharalah kami
dari siksa api neraka”.
Sekian Terima Kasih !

Anda mungkin juga menyukai