CALON
PENGANTIN
OLEH:
AL MUKHRIJAL, S.H.
Penyuluh Agama Islam
KUA Kec. Labuhanhaji Timur
KETAUHIDAN
Rukun Iman
Percaya kepada Allah
Percaya kepada malaikat
Percaya kepada kitab
Percaya kepada Rasul
Percaya kepada hari kiamat
Percaya kepada untung baik dan untung
jahat datangnya dari Allah Ta’ala
Mengucap 2 Kalimah Syahadat
Kewajiban Bersedekah
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata, “Rasulullah
Saw bersabda, “Setiap persendian manusia wajib bersedekah
pada setiap hari di mana matahari terbit di dalamnya: engkau
berlaku adil kepada dua orang (yang bertikai/berselisih)
adalah sedekah, engkau membantu seseorang menaikannya ke
atasnya hewan tunggangannya atau engkau menaikkan barang
bawaannya ke atas hewan tunggangannya adalah sedekah,
ucapan yang baik adalah sedekah, setiap langkah yang engkau
jalankan menuju (ke masjid) untuk shalat adalah sedekah, dan
engkau menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah.”
(HR. al-Bukhâri dan Muslim).
THAHARAH
Bersuci
Bersuci adalah menghilangkan perkara yang
dapat menghalangi seseorang untuk
melaksanakan shalat, thawaf, atau menyentuh
Al Qur’an. Perkara tersebut dapat berupa
hadats ataupun najis.
Hadats terbagi dua:
Hadats kecil adalah kondisi badan seseorang
yang apabila ia ingin melaksanakan shalat,
thawaf, atau menyentuh Al Qur’an, maka ia
harus berwudhu terlebih dahulu.
Hadats besar adalah kondisi badan seseorang yang apabila ia ingin
melaksanakan shalat, thawaf, atau menyentuh Al Qur’an, maka ia harus
mandi terlebih dahulu.
Najis terbagi 3:
Najis mughalladhah (najis berat): pada hewan anjing dan babi,
liurnya,ingusnya, keringatnya, dan apa-apa yang dijadikan/dilahirkan dari
anjing dan babi atau dari salah satu dari keduanya.
Cara menghilangkan najis mughalladhah yaitu dengan cara membasuh pada
bagian yang terkena najis tujuh kali dengan air yang suci salah satu dari
tujuh air bercampur tanah.
Najis mukhaffafah adalah najis karena kencingnya anak-anak yang masih
minum air susu ibunya, dan belum berumur 2 tahun.
Cara menghilangkan najis mukhaffafah yaitu dengan menyiramnya dengan
air pada tempat yang terkena najis.
Najis mutawasitah yaitu najis yang tidak ada bendanya/wujudnya, rasanya,
warnanya, dan baunya seperti kencingnya selain anak-anak yang sudah
kering, kotoran orang, kotoran hewan, darah, nanah, sesuatu yang
dikeluarkan pada saat muntah, barang yang memabukkan, madhi, wadhi.
Cara menghilangkan najis mukhaffafah yaitu dibasuh dengan air meskipun
hanya satu kali.
Rukun Berwudhu’
Niat
Membasuh Muka
Membasuh Kedua tangan
Membasuh sebagian kepala
Membasuh kedua kaki
Tertib
Rukun Mandi Wajib
Niat
Menghilangkan najis di badan sama ada yang
jelas atau tidak jelas
Menyampaikan air ke seluruh anggota badan
dari ujung rambut sampai ke ujung kaki.
Larangan-Larangan Dikala Berjunub
Shalat
Membaca al-Quran
Menyentuh dan menanggung al-Quran
Khutbah jumat
Thawaf
Menetap dalam mesjidat Para ulama telah ijmak (konsesusion
Mandi Yang Disunatkan
Mandi Jum’at
Mandi dua hari raya 2
Mandi istisqa’
Mandi karena adanya gerhana bulan/matahari
Mandi setelah memandikan mayat
Mandinya orang kafir ketika masuk Islam
Mandinya orang gila
Mandi orang pingsan ketika sadar/siuman
Mandi ketika ihram
Mandi untuk memasuki Mekah
Mandi wukuf di Arafah
Mandi untuk bermalam di Muzdalifah
Mandi untuk melempar tiga jamrah,
Mandi untuk thawaf
Mandi untuk sai’
Mandi untuk memasuki kota Madinah.
SHALAT
Kewajiban Shalat
ِ ص ََلةَ ت َ ْن َه َٰ ع َِن ا ْل َفحْ ش
ۗ َاء َوا ْل ُم ْنك َِر َوأََِ ِم ال ا
ص ََلةَ ۖ إِ ان ال ا
“Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan
mungkar”. (Q.S. Al-Ankabut: 45)
Rukun Shalat
1. Niat
2. Berdiri bagi yang mampu
3. Takbiratul Ihram
4. Membaca Al-Fatihah pada setiap rakaatnya
5. Ruku’
6. I’tidal
7. Sujud
8. Duduk di antara dua sujud
9. Tasyahhud Akhir
10. Duduk untuk Tahiyyat Akhir
11. Shalawat untuk Nabi
12. Salam
13. Tertib
Sunat Shalat
Sunah Ab’adh adalah amalan-amalan dalam shalat yang sangat dituntut, jika ditinggalkan
dengan sengaja atau tidak, disunatkan sujud sahwi:
Membaca tasyahud awal
Duduk di saat tasyahud awal
Membaca shalawat atas Nabi saw pada tasyahud awal
Membaca shalawat atas keluarganya pada tasyahud awal
Membaca do’a qunut
Sunah Haiat adalah amalan-amalan sunat dalam shalat, jika ditinggalkan dengan sengaja atau
tidak, tidak disunatkan sujud sahwi.
Mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu ketika bertakbiratul ihram, ketika akan
ruku’, ketika bangkit dari ruku’, ketika berdiri setelah tasyahud awal.
Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di bawah dada dan di atas pusar.
Membaca do’a iftitah
Membaca ta’awwudh (A’udzubillaahi minasy syaithanirrajim) sebelum membaca surat al-
Fatihah dengan perlahan-lahan.
Membaca Aamin setelah membaca surat al-Fatihah.
Membaca sesuatu dari ayat al-Qur’an setelah membaca surat al-Fatihah
Memperpanjang raka’at pertama dari raka’at yang kedua.
Mengeraskan bacaan Al-Fatihah dan surat pada waktu shalat yang dikeraskan bacaannya
Merendahkan suara pada shalat yang dipelankan bacaannya
Merenggangkan kedua tangan dari lambung saat sujud dan ruku.
Bertasbih pada waktu ruku dan sujud. Yaitu membaca “Subhana Rabbiyal
‘adzimi wabihamdihi”
Membaca “sami’allahu liman hamidah”
Mendahulukan kedua lutut kemudian kedua tangan, hidung, dan kening jika
hendak sujud.
Iftirasy yaitu duduk diatas tumit kaki pada setiap duduk setelah sujud dan
pada tasyahud awal kecuali pada tasyahud akhir maka disunahkan duduk
tawarruk yaitu memasukan kaki kiri ke kaki kanan dengan posisi di atas
paha.
Do’a ketika duduk antara dua sujud.
Duduk istirahat yaitu duduk sebentar setelah bangun dari sujud yang kedua
dalam raka’at pertama dan raka’at ketiga.
Membaca do’a setelah tasyahud akhir sebelum salam
Memberi salam dengan memalingkan kepalanya ke kiri dan kanan
Melakukan setiap shalat dengan semangat dan mengosongkan hati dari
segala kesibukan, begitu pula melakukannya dengan punuh khusyu’
Mengarahkan pandangan ke tempat sujud sepanjang shalat karena hal itu
dapat mendekatkan diri kepada kekhusyuan dalam shalat
Praktek Shalat Jenazah
Bacakan Niat
Takbir pertama membaca Al-Fatihah
Takbir kedua membaca shalawat
Takbir ketiga membaca doa: Allahummaghfir lahu
warhamhu..
Takbir keempat membaca doa: Allahumma laa
tahrimna...
Kemudian salam
Shalat-Shalat Sunat
Sunnat rawatib
Shalat dhuha
Shalat tahajud
Shalat tarawih dan witir
MUNAKAHAT
Tujuan Perkawinan
Tujuan Pernikahan Sakinah (tenang)
Tujuan Pernikahan Mawadah dan Rahmah
Hukum Perlaksanaan Perkawinan
wajib
Jaiz (kebolehan)
Makruh
Haram
Syarat Nikah
Syarat Nikah Untuk Mempelai Pria
Memeluk agama islam
Laki-laki yang tertentu
Bukan Lelaki mahram dengan calon Istri ( masih
saudara kandung )
Calon mempelai Pria mengatahui Wali Nikah asli
yang akan menjadi Wali di pernikahan
Tidak dalam Ihram umrah atau haji
Menikah dengan kerelaan/kemauan sendiri bukan
dengan paksaan
Tidak memiliki 4 (empat) orang Istri pada waktu
menikah
Mengetahui perempuan yang akan dijadikan Istri
Syarat Untuk Mempelai Wanita
Memeluk agama islam
Wanita yang tertentu
Bukan Wanita mahram dengan calon Suami
(saudara kandung calon Suami)
Wanita bukan seorang konsa ( menyukai
sesama jenis )
Tidak dalam Ihram umrah atau haji
Calon mempelai Wanita tidak boleh didalam
Iddah
Tidak berposisi sebagai Istri orang
Syarat Wali Nikah
Beragama islam (bukanlah seorang yang
kafir)
Wali Nikah Laki-laki bukan Wanita
Sudah Baligh
Menjadi Wali dengan kerelaan sendiri bukan
dengan paksaan
Tidak dalam ihram, umrah atau haji
Tidak gila atau cacat fikiran, sudah terlalu tua
sehingga sulit berfikir
Sudah Merdeka
Syarat Saksi Nikah
Saksi harus berjumlah sekurang-kurangnya 2 (dua)
orang
Memeluk ajaran Agama Islam
Memiliki akal Yang Sehat
Sudah Baligh
Berjenis kelamin Laki-laki
Sudah memahami sepenuhnya kandungan yang ada
dalam Ijab dan juga Qobul
Saksi Harus bisa melihat, berbicara, dan juga
mendengar
Adil (bukanlah orang yang melakukan dosa besar
dan juga melakukan berbagai macam dosa kecil)
Sudah Merdeka
Syarat Ijab Nikah
Pernikahan yang akan dilakukan ini harus
pernikahan yang tepat
Tidak boleh merubah atau menggunakan
perkataan yang dikarang sendiri
Ijab harus diucapkan oleh Wali atau Wakil
yang ada dalam pernikahan
Ijab tidak boleh diikatkan dalam jangka waktu
tertentu atau nikah kontrak (contoh
pernikahan ini sah dalam jangka waktu sekian
sekian)
Ijab Tidak boleh memiliki persyaratan ketika
ijab ini di lafazkan
Syarat Qabul
Perkataan Qabul haruslah sesuai dengan
ucapan Ijab
Tidak mengandung kata-kata sindiran
Diucapkan oleh calon Suami atau Wakilnya
(jika benar-benar calon Suami tidak bisa
berbicara atau yang lain)
Tidak dikaitkan dalam waktu tertentu atau
nikah kontrak
Tidak memiliki persyaratan pada saat Qabul
diucapkan
Harus menyebutkan nama calon Istrinya
Rukun Nikah
Pengantin Laki-Laki (sebagai Suami)
Pengantin Wanita (sebagai Istri)
Wali (adanya Wali Nikah
Dua orang saksi Laki-Laki (sebagai saksi
nikah )
Ijab dan Qabul (akad nikah)
Do’a Makan
َ ع َذ
ِ َّاِ الن
َا ِ َالَّل ُه َّم ب
َ َوِْنَا،اَ ْك لَنَا فِي ََا ََََ ََْْنَا
”Ya Allah, berkatilah rezeki yang engkau
berikan kepada kami, dan peliharalah kami
dari siksa api neraka”.
Sekian Terima Kasih !