Anda di halaman 1dari 6

A.

Pengertian Zakat
Zakat berasal dari bahasa Arab yang artinya menyucikan. Zakat adalah bentuk sedekah kepada umat islam.
Zakat diperlakukan dalam islam sebagai kewajiban atau seperti pajak. Di dalam rukun Islam, berzakat ada
di urutan ketiga, setelah sholat. Meskipun zakat diwajibkan bagi umat islam, tidak semua orang bisa
berzakat. Ada beberapa syarat untuk berzakat, misalnya memiliki harta yang cukup atau tidak kekurangan.

Zakat adalah sebuah praktik ibadah di mana orang Islam memberikan 2,5% dari hartanya untuk
disumbangkan kepada yang membutuhkan. Saat ini, di sebagian besar negara yang bermayoritas umat
Islam, memberikan zakat bersifat sukarela, namun ada juga beberapa negara yang zakat nya diurus juga
oleh pemerintah. Di negara seperti Inggris misalnya, orang-orang Islam di sana membayarkan zakat
dengan memberikannya langsung ke badan amal.

Dalam pandangan Islam, memberikan hartanya kepada orang lain yang membutuhkan bisa mensucikan
jiwa mereka dan juga sebagai pengingat bahwa harta itu bukanlah milik mereka, namun milik Allah SWT
yang dititipkan kepada mereka. Umat Islam percaya bahwa semakin banyak memberi maka Allah SWT
akan memberikan nya berkali-kali lipat di akhirat.

Zakat diartikan sebagai suatu konsepsi ajaran Islam yang mendorong orang muslim untuk mengasihi
sesama, mewujudkan keadilan sosial serta berbagai dan mendayakan masyarakat, selanjutnya untuk
mengentaskan kemiskinan. Pelajari lebih jauh mengenai zakat dalam buku Keutamaan Zakat, Infak,
Sedekah.

B. Hukum Zakat
Di dalam Al-Quran, amalan tentang zakat disebutkan beberapa kali. Seperti dalam surat Al-Araf ayat 156,
orang-orang yang akan diberi kebahagiaan di akhirat adalah orang yang menunaikan zakat, ayat tersebut
berbunyi,

‫َي ۗ ٍء فَ َسا َ ْكتُبُهَا‬ ْ ‫صيْبُ بِ ٖه َم ْن اَش َۤا ۚ ُء َو َرحْ َمتِ ْي َو ِس َع‬


ْ ‫ت ُك َّل ش‬ َ ۗ ‫َوا ْكتُبْ لَنَا فِ ْي ٰه ِذ ِه ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َّوفِى ااْل ٰ ِخ َر ِة اِنَّا هُ ْدنَٓا اِلَ ْي‬
ِ ُ‫ك قَا َل َع َذابِ ْٓي ا‬
َ‫لِلَّ ِذ ْينَ يَتَّقُوْ نَ َويُْؤ تُوْ نَ ال َّز ٰكوةَ َوالَّ ِذ ْينَ هُ ْم بِ ٰا ٰيتِنَا يُْؤ ِمنُوْ ۚن‬

“Dan tetapkanlah untuk kami kebaikan di dunia ini dan di akhirat. Sungguh, kami kembali (bertobat)
kepada Engkau. (Allah) berfirman, “Siksa-Ku akan Aku timpa kan kepada siapa yang Aku kehendaki dan
rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku bagi orang-orang yang bertakwa,
yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami.”

Selain ayat di atas, perintah untuk mengamalkan zakat juga dicantumkan dalam Al-Quran surat Maryam
ayat 31, ayat tersebut berbunyi

ُ ‫صنِ ْي بِالص َّٰلو ِة َوال َّز ٰكو ِة َما ُد ْم‬


‫ت َحيًّا‬ ُ ۖ ‫َّو َج َعلَنِ ْي ُم ٰب َر ًكا اَ ْينَ َما ُك ْن‬
ٰ ْ‫ت َواَو‬

“Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan
kepadaku (melaksanakan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup.”

Perintah zakat juga tercantum dalam surat Al-Anbiya ayat 73 yang berbunyi

َ‫ت َواِقَا َم الص َّٰلو ِة َواِ ْيت َۤا َء ال َّز ٰكو ۚ ِة َوكَانُوْ ا لَنَا ٰعبِ ِد ْين‬
ِ ‫َو َج َع ْل ٰنهُ ْم اَ ِٕى َّمةً يَّ ْه ُدوْ نَ بِا َ ْم ِرنَا َواَوْ َح ْينَٓا اِلَ ْي ِه ْم فِ ْع َل ْال َخي ْٰر‬

“Dan Kami menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah
Kami dan Kami wahyukan kepada mereka agar berbuat kebaikan, melaksanakan salat dan menunaikan
zakat, dan hanya kepada Kami mereka menyembah.”
Di dalam Al-Quran juga dijelaskan bahwa zakat adalah hal yang wajib bagi umat muslim yang mampu
secara finansial. Menunaikan zakat dilakukan demi keselamatan dunia dan akhirat. Umat Islam
mempercayai bahwa memberi zakat dapat mendapatkan pahala sedangkan jika mengabaikan untuk
memberi zakat akan mendapat dosa.

Di dalam Surat Al-Baqarah ayat 177 juga dijelaskan orang-orang yang berhak menerima zakat.
ۤ ‫هّٰلل‬
‫ب َوالنَّبِ ٖيّنَ ۚ َو ٰاتَى ْال َما َل ع َٰلى ُحب ِّٖه َذ ِوى‬
ِ ‫ب َو ٰل ِك َّن ْالبِ َّر َم ْن ٰا َمنَ بِا ِ َو ْاليَوْ ِم ااْل ٰ ِخ ِر َو ْال َم ٰل ِٕى َك ِة َو ْال ِك ٰت‬ ِ ‫ق َو ْال َم ْغ ِر‬
ِ ‫ْس ْالبِ َّراَ ْن تُ َولُّوْ ا ُوجُوْ هَ ُك ْم قِبَ َل ْال َم ْش ِر‬َ ‫لَي‬
ٰ ْ ٰ ٰ ٰ ۤ
َ ُ َّ
ّ ‫م اِذا عَاهَ ُدوْ ا ۚ َوال‬Žْ ‫ن بِ َع ْه ِد ِه‬Žَ ْ‫ب َواقا َم الصَّلوةَ َواتَى الزكوةَ ۚ َوال ُموْ فو‬
‫صبِ ِر ْينَ فِى‬ َ َ ۚ َ ِ ‫ْالقُرْ بى َواليَتمٰ ى َوال َمس ِك ْينَ َوا ْبنَ ۤال َّسبِي ِْل َوالسَّا ِٕىلِ ْينَ َو‬
ِ ‫فى ۤالرِّ قا‬ ۙ ٰ ْ ٰ ْ ٰ
ْ ٰ ٰ ُ‫س ا‬ ‫ْأ‬ ۤ َّ ‫ْالبَْأ َس ۤا ِء َوال‬
ُ َّ
َ‫ك هُ ُم ال ُمتقوْ ن‬ َ َ‫ك الَّ ِذ ْين‬
َ ‫ص َدقُوْ ا ۗ َواُول ِٕى‬ َ ‫ول ِٕى‬ ِ ۗ َ‫ضرَّا ِء َو ِح ْينَ ْالب‬

“Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajah mu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah
(kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan
memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang
dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan
sholat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar
dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan
mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”

C. Jenis-Jenis Zakat
Bagi umat Islam, ada dua jenis zakat yang harus ditunaikan yaitu zakat fitrah dan zakat mal.

1. Zakat Fitrah
Zakat fitrah adalah zakat yang harus dibayarkan bagi seorang muslim yang sudah mampu untuk
menunaikannya dan berkecukupan. Zakat fitrah adalah zakat yang wajib ditunaikan satu kali dalam
setahun. Waktu membayar zakat fitrah umumnya dilakukan pada bulan ramadhan, biasanya menunaikan
zakat fitrah dilakukan menjelang hari raya Idul Fitri. Yang membedakan zakat fitrah dengan zakat yang
lainnya adalah, zakat fitrah diharuskan untuk ditunaikan sebelum melaksanakan sholat Idul Fitri.

Zakat fitrah memiliki arti yaitu mensucikan harta. Hal ini karena di setiap harta seseorang adalah
sebagiannya milik dari orang lain, terlebih lagi orang yang membutuhkan. Selain itu, harta yang ada pada
manusia bukanlah milik mereka semua, namun itu adalah titipan dari Allah SWT seperti yang dijelaskan
pada Buku Pintar Puasa Ramadhan, Zakat Fitrah, Idul Fitri, Idul Adha.

Besar zakat yang harus dikeluarkan untuk zakat fitrah adalah sebesar satu sha, atau 2.5 kg beras, kurma,
sagu, gandum. Besarnya zakat bisa disesuaikan dengan konsumsi per orang dalam sehari pada waktu yang
berlaku, karena hal ini bisa berubah akibat inflasi di negara tersebut. Ketentuan ini berdasarkan pada hadits
shahih di atas.

Meski umat Islam diwajibkan untuk mengeluarkan zakat, namun tidak semua umat Islam wajib dan bisa
menunaikan amalan ini. Orang yang memiliki tanggung jawab atas orang lain, harus membayarkan zakat
orang yang berada di bawah tanggung jawabnya. Misalnya, seorang ayah atau ibu yang wajib
membayarkan zakat fitrah untuk anak-anaknya.

Zakat fitrah juga bisa dibayar dengan bentuk uang yang setara dengan 1 sha’ gandum, kurma atau beras
dan bahan pokok lainnya. Nominal dari uang tersebut yang ingin dizakatkan harus disesuaikan dengan
harga bahan sembako yang berlaku di daerah tersebut. Di Indonesia sendiri, membayar zakat fitrah bisa
melalui Lembaga Amil Zakat yang terpercaya. Zakat fitrah boleh dibayar dari awal bulan ramadhan
sampai sebelum waktu sholat Idul Fitri atau di hari-hari akhir bulan suci ramadhan.
2. Zakat Mal
Zakat mal adalah zakat harta. Sesuatu dapat disebut dengan harta apabila memenuhi syarat-syarat tertentu
seperti dapat dimiliki, disimpan atau dikuasai, dapat diambil manfaatnya sesuai dengan harta tersebut.
Contoh dari harta misalnya rumah, mobil, tanah, hewan ternak, emas dan perak.

Berikut adalah syarat kekayaan yang wajib dizakatkan:

1. Harta tersebut merupakan harta yang sepenuhnya adalah miliknya. Harta milik sepenuhnya
tentunya juga harus memiliki nilai dan manfaat secara utuh. Harta yang bisa dizakatkan
haruslah didapatkan sesuai dengan syariat islam. Harta tidak bisa dizakatkan apabila didapati
dengan cara yang tidak sesuai syariat Islam seperti mencuri dan lain-lain.
2. Harta yang dimiliki bisa berkembang atau bertambah.
3. Harta yang dimiliki sudah mencapai jumlah tertentu yang sesuai dengan ketentuan zakat atau
sudah sesuai dengan nisabnya.
4. Harta tersebut merupakan kelebihan setelah memenuhi kebutuhan pokok. Seseorang
tentunya memiliki jumlah minimal dan berbeda-beda untuk memenuhi kebutuhan pokok
sehari-hari termasuk juga untuk anggota keluarganya. Apabila kebutuhan pokok orang
tersebut dan keluarganya tidak terpenuhi maka harta yang dimiliki tidak wajib untuk
dizakatkan.
5. Harta yang dimiliki oleh seseorang, jika sudah dimiliki selama satu tahun, maka wajib untuk
dizakatkan.
Menghitung zakat mal harus disesuaikan dengan harga emas yang berlaku pada sata itu, karena harga emas
selalu berubah-ubah setiap tahunnya.

D. Syarat Untuk Berzakat


Berikut adalah syarat wajib untuk menunaikan zakat:

 Islam
 Merdeka
 Mukallaf atau akil baligh atau sudah dewasa
 Tidak punya hutang
 Memiliki harta yang cukup
 Harta milik sendiri

E. Rukun-Rukun Zakat
Rukun zakat adalah hal-hal yang harus dilakukan ketika ingin berzakat. Berikut adalah rukun-rukun zakat.

1. Niat
Ketika menunaikan zakat, hendaknya membaca niat untuk berzakat. Hal ini untuk mengingatkan kita
bahwa kita berzakat semata-mata hanya untuk Allah SWT.

a. Pemberi zakat
Pemberi zakat, atau biasa disebut muzakki adalah orang yang berkewajiban untuk membayar zakat. Seperti
yang sudah disebutkan di atas, syarat-syarat untuk orang pemberi zakat adalah Islam, merdeka, dewasa,
tidak memiliki hutang dan memiliki harta yang cukup.

Zakat hadir dalam Islam bukan hanya untuk mengatur sistem ekonomi, individu, msyarakat, dan negara.
Namun juga menjadi penyambung kasih sayang antara si kaya dan si miskin seperti halnya yang dibahas
pada buku Kekuatan Zakat yang mengupas segala hal tentang zakat termasuk dalil-dalil, cara perhitungan
zakat, waktu pembayaran, dan masih banyak lagi.
b. Penerima zakat
Penerima zakat biasa disebut dengan mustahik. Mustahik ini adalah orang-orang yang berhak menerima
zakat. Di dalam Al-Quran surat At-taubah ayat 60, disebutkan delapan kategori orang-orang yang
memenuhi syarat untuk mendapatkan manfaat dari zakat.

‫ضةً ِّمنَ هّٰللا ِ ۗ َوهّٰللا ُ َعلِ ْي ٌم‬ ‫هّٰللا‬


ِ ‫ت لِ ْلفُقَ َر ۤا ِء َو ْال َم ٰس ِكي ِْن َو ْال َعا ِملِ ْينَ َعلَ ْيهَا َو ْال ُمَؤ لَّفَ ِة قُلُوْ بُهُ ْم َوفِى الرِّ قَا‬
ِ ‫ب َو ْالغ‬
َ ‫َار ِم ْينَ َوفِ ْي َسبِي ِْل ِ َواب ِْن ال َّسبِي ۗ ِْل فَ ِر ْي‬ ُ ‫صد َٰق‬
َّ ‫اِنَّ َما ال‬
‫َح ِك ْي ٌم‬

“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan
hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berhutang,
untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah
Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.”

Orang yang hidup tanpa mata pencahariaan, orang yang tidak bisa memenuhi kebutuhan pokoknya, orang
yang mengumpulkan zakat, orang yang baru saja masuk islam, orang yang bebas dari perbudakan melalui
akad, orang yang memiliki hutang yang sangat besar, orang yang berperang di jalan Allah SWT, orang
yang dalam perjalanan atau pengelana yang terlantar, adalah orang-orang yang wajib menerima zakat atau
mustahik.

2. Harta yang dizakatkan


Berikut adalah harta-harta yang  yang wajib dizakatkan dalam zakat mal:

1. Emas dan Perak adalah logam mulia. Islam menggangap logam mulia seperti emas dan perak
sebagai harta yang dapat berkembang. Cek, deposito, saham atau surat berharga lainnya
termasuk dalam kategori emas dan perak yang bisa dizakatkan. Rumah, tanah, kendaraan,
juga termasuk kategori emas dan perak yang bisa dizakatkan.
2. Binatang Ternak yang wajib untuk dizakatkan adalah hewan-hewan ternak yang besar seperti
sapi, kambing, kerbau, unta, ayam.
3. Hasil Pertanian yang wajib dizakatkan adalah hasil tumbuh-tumbuhan yang memiliki nilai
ekonomis. Hasil pertanian yang bisa dizakatkan adalah  adalah umbi-umbian, sayuran, buah-
buahan, tanaman hias dan lain-lain.
4. Harta Perniagaan adalah semua yang digunakan dalam jual-beli. Contoh dari harta
perniagaan adalah alat-alat, perhiasan, pakaian. Perniagaan atau perdagangan yang dilakukan
bisa melalui perorangan atau perusahaan besar.
5. kekayaan Laut dan hasil pertambangan adalah benda-benda yang berasal dari dalam perut
bumi dan bisa juga dizakatkan karena memiliki nilai ekonomis. Hasil-hasil dari perut bumi
itu meliputi minyak bumi, tembaga, timah, batubara. Kekayaan laut yang bisa dizakatkan
yaitu mutiara, dan ambar.
6. Rikaz adalah harta yang sudah terpendam lama sejak zaman dahulu. Salah satu contoh rikaz
atau harta terpendam adalah harta karun. Harta rikaz yang ditemukan tentunya tidak boleh
ada pemiliknya maka baru boleh dizakatkan.
Untuk zakat fitrah bisa berupa uang, beras, kurma atau gandum dengan berat 2.5 kg.

Baca juga : Zakat Fitrah dan Zakat Mal: Pengertian, Perhitungan dan Cara Membayar

F. Hikmah Dari Zakat


Berikut adalah beberapa hikmah dalam menunaikan zakat. Selain untuk menggugurkan kewajiban,
membayar zakat memberikan hikmah atau manfaat untuk di dunia dan akhirat. Untuk lebih mengenal
zakat, infaq, dan shadaqah yang kiranya perlu ditanamkan sejak dini guna menumbuhkan kesadaran
berzakat, berinfaq, dan bershadaqah, Grameds dapat membaca buku Antara Zakat Infak Dan Sedekah.
1. Dosa akan terampuni
Orang-orang yang membayarkan zakatnya tidak hanya mendapatkan pahala, namun dosa-dosanya yang
dahulu juga terampuni. Hal ini tertulis dalam hadits nabi yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, yang berbunyi,

ْ ‫َطيَئةَ َك َما ي‬
‫ُطفُِئ ْال َما ُء النَّا َر‬ ْ ُ‫ص َدقَةُ ت‬
ِ ‫طفُِئ ْالخ‬ َّ ‫َوال‬

”Sedekah itu akan memadamkan dosa sebagaimana air dapat memadamkan api.”

2. Mendapatkan Ridha Allah


Orang yang menunaikan zakat akan mendapat pahala dan juga ridha Allah SWT. Hal ini dijelaskan dalam
Al-Quran surat Ar-Rum yang 39, yang berbunyi,
ٰۤ ُ ‫هّٰللا‬
َ‫ك هُ ُم ْال ُمضْ ِعفُوْ ن‬
َ ‫ول ِٕى‬ ‫اس فَاَل يَرْ بُوْ ا ِع ْن َد هّٰللا ِ ۚ َو َمٓا ٰاتَ ْيتُ ْم ِّم ْن ز َٰكو ٍة تُ ِر ْي ُدوْ نَ َوجْ هَ ِ فَا‬ ِ ‫َو َمٓا ٰاتَ ْيتُ ْم ِّم ْن رِّ بًا لِّيَرْ بُ َو ۠ا فِ ْٓي اَ ْم َو‬
ِ َّ‫ال الن‬

“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar harta manusia bertambah, maka tidak bertambah
dalam pandangan Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
memperoleh keridaan Allah, maka itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).”

3. Akan mendapat petunjuk dari Allah SWT


Sebagai umat yang selalu membutuhkan Tuhannya, tentunya kita membutuhkan petunjuk dan
pertolongannya. Bagi orang-orang yang menunaikan zakat Allah SWT akan memberikan petunjuk dan
rahmat Nya. Hal ini tertera dalam Al-Quran surat Lukman ayat 4-5, yang berbunyi,

َ‫الَّ ِذ ْينَ يُقِ ْي ُموْ نَ الص َّٰلوةَ َويُْؤ تُوْ نَ ال َّز ٰكوةَ َوهُ ْم بِااْل ٰ ِخ َر ِة هُ ْم يُوْ قِنُوْ ۗن‬
ٰۤ ُ ٰۤ ُ
َ‫ك هُ ُم ْال ُم ْفلِحُوْ ن‬
َ ‫ول ِٕى‬ ‫ك ع َٰلى هُدًى ِّم ْن َّربِّ ِه ْم َوا‬
َ ‫ول ِٕى‬ ‫ا‬

“(yaitu) orang-orang yang melaksanakan salat, menunaikan zakat dan mereka meyakini adanya akhirat.”

“Merekalah orang-orang yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang
beruntung.”

4. Bukan orang yang celaka di dunia dan akhirat


Di dalam Al-Quran surat Al-Fusilat ayat 6-7 dijelaskan bahwa orang-orang yang tidak menunaikan zakat
dan ingkar kepada Allah akan celaka hidupnya. Ayat tersebut berbunyi,

َّ َ‫قُلْ اِنَّ َمٓا اَن َ۟ا بَ َش ٌر ِّم ْثلُ ُك ْم يُوْ ٰح ٓى اِل‬


ِ ‫ي اَنَّ َمٓا اِ ٰلهُ ُك ْم اِ ٰلهٌ و‬
َ‫َّاح ٌد فَا ْستَقِ ْي ُم ْٓوا اِلَ ْي ِه َوا ْستَ ْغفِرُوْ هُ ۗ َو َو ْي ٌل لِّ ْل ُم ْش ِر ِك ْي ۙن‬
َ‫الَّ ِذ ْينَ اَل يُْؤ تُوْ نَ ال َّز ٰكوةَ َوهُ ْم بِااْل ٰ ِخ َر ِة هُ ْم كفِرُوْ ن‬
ٰ

“Katakanlah (Muhammad), “Aku ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku
bahwa Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu tetaplah kamu (beribadah) kepada-Nya dan
mohonlah ampunan kepada-Nya. Dan celakalah bagi orang-orang yang mempersekutukan-(Nya).”

“(yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka ingkar terhadap kehidupan akhirat.”

Jika umat yang taat kepada Allah, dan menunaikan zakat tentunya bukan termasuk orang yang celaka
seperti yang disebutkan di dalam ayat Al-Quran di atas.
5. Menyempurnakan iman seseorang
Bagi umat islam yang menunaikan zakat, keimanannya akan sempurna. Hal ini disebutkan dalam hadits
nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, yang berbunyi,
‫م َحتَّى ي ُِحبَّ َأل ِخي ِه َما ي ُِحبُّ لِنَ ْف ِس ِه‬Žْ ‫ال يُْؤ ِمنُ َأ َح ُد ُك‬

“Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia
mencintai dirinya sendiri.”

Orang yang berzakat tentunya tidak hanya mencintai dirinya sendiri, namun dia juga peduli dengan
saudaranya atau orang lain. Dengan mencintai orang lain seperti mencintai dirinya sendiri, keimanannya
akan sempurna.

Anda mungkin juga menyukai