Anda di halaman 1dari 27

Dakwah adalah kata dasar

(masdar) dari kata kerja ‫ يَ ْد ُعو‬- ‫ َد َع ا‬yang


berarti “panggilan”, “seruan” atau
“ajakan”.
Setiap kegiatan yang bersifat
menyeru, mengajak dan memanggil
orang untuk beriman dan taat kepada
Allah SWT. sesuai dengan garis
akidah, syariah dan akhlak Islamiyah
disebut “dakwah”.
Kata dakwah sering dirangkai
dengan kata Islam sehingga menjadi
dakwah Islam atau ‫ا لّدعوة ا إلسالم ـيّة‬
Ulama berbeda pendapat dalam menetapkan
hukum menyampaikan dakwah Islam itu. Ada yang
menetapkannya sebagai fardu kifayah (kewajiban
kolektif) dan ada pula yang menetapkannya sebagai
fardu ain. Mereka mendasarkan pendapatnya pada
surah Ali Imran (3) : 104.
ِ ‫ولْت ُكن ِّمن ُكم َُّأمـةٌ ي ْدعو َن ِإىَل اخْل ِ ويْأمرو َن بِالْمعر‬
‫وف َويَْن َه ْو َن َع ِن‬ ُْ َ ُ ُ َ َ ‫َرْي‬ ُ َ ْ ْ ََ
‫ك ُه ُم الْ ُم ْفلِ ُحو َن‬ ‫ِئ‬‫ـ‬ ‫ل‬
‫ـ‬ ‫ُأو‬‫و‬ ‫ِ قلى‬
َ ٰۤ ْ َ ‫الْ ُمن َكر‬
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung”.
Q.S. Ali Imron (3) : 104
Di samping surah Ali Imran (3) : 104 ada banyak
ayat maupun hadits yang menganjurkan dakwah Islam
antara lain :
A. Surah An-Nahl (16) : 125

‫َأح َس ُن‬ ‫ي‬ ِ ‫ادع ِإىِل س بِ ِيل ربِّك بِاحْلِ ْكم ِة والْمو ِعظَِة احْل س ن ِة وج ِادهْل م بِالَّيِت‬
‫ه‬
ْ َ ُْ َ َ َ َ َ َْ َ َ َ َ َ ُْ
.‫ِإ َّن َربَّ َك ُه َو َْأعلَ ُم مِب َ ْن َض َّل َعن َسبِْيلِ ِه َو ُه َو َْأعلَ ُم بِالْ ُم ْهتَ ِدين‬
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan
cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk.” Q.S. An-Nahl (16) : 125
B. Surah Ali Imran (3) : 110
ِ ‫ون بِالْمعر‬
‫وف َوَتْن َه ْو َن َع ِن‬ ‫ر‬ ‫م‬ ‫ْأ‬ ‫ت‬ ِ
‫َّاس‬ ‫ن‬ ‫ل‬ِ‫ل‬ ‫ت‬ ِ ٍ
ُْ َ َ ُ ُ َ ْ َ ْ ‫ُكنتُ ْم َخْيَر َُّأم‬
‫ج‬ ‫ر‬ ‫ُأخ‬ ‫ة‬
‫ان َخرْي اً هَّلُم‬ َ ‫ك‬
َ ‫ل‬
َ ِ
‫اب‬ ‫ت‬‫ك‬ِ ‫ل‬
ْ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫َأه‬
َ ُ ْ ََ ْ َ ‫ن‬ ‫آم‬ ‫و‬ َ‫ل‬ ‫و‬ ِ
‫اهلل‬ِ‫ب‬ ‫ون‬
َ ِ ِ
ُ ‫الْ ُمن َك َ ْؤ‬
‫ن‬ ‫م‬ ‫ت‬
ُ ‫و‬ ‫ر‬
.‫اس ُقو َن‬ ِ ‫ِمْنهم الْمْؤ ِمنُو َن وَأ ْكَثرهم الْ َف‬
ُُُ َ ُ ُُ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu
lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-
orang yang fasik.” Q.S. Ali Imron (3) : 110
C. Surah Fussilat (41) : 33

‫ال ِإنَّيِن‬ ‫ق‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫حِل‬‫ا‬


َ ََ ً َ َ َ َ‫ص‬ ‫ل‬ ِ
‫م‬ ‫ع‬ ‫و‬ ِ
‫اهلل‬ ‫َأحسن َقوالً مِم َّن َد َعا ىَلِإ‬ ْ ‫ن‬ ‫م‬ ‫و‬
ْ ْ ُ َ ْ ََ
. َ ‫ِم َن الْ ُم ْسلِ ِمنْي‬
Siapakah yang lebih baik perkataannya
dari pada orang yang menyeru kepada
Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan
berkata: "Sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang menyerah diri?".
Q.S. Fussilat (41) : 33
D. Hadits Nabi SAW. riwayat Muslim dari Abi Hurairah

‫ُأج ْو ِر َم ْن تَبِ َعهُ َال‬ ‫ل‬ ِْ ‫ان لَه ِمن اَْألج ِر‬
‫ث‬ ‫م‬ ‫ك‬َ ‫ى‬ ‫د‬ ‫ِإ‬
ً ُ ‫َم ْن َد َع ا‬
‫ه‬ ‫ىَل‬
ُ ُ ْ َ ُ َ
‫ان َعلَْي ِه‬ ٍ
‫ة‬ ‫ل‬ ‫ال‬ ‫ض‬ ‫ِإ‬
َ َ ََ َ ‫ص ٰذل َ ْ ُ ُ ْ ْ َ ًْئ َ َ ْ َ َ ىَل‬
‫ك‬ ‫ا‬ ‫ع‬ ‫د‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫و‬ ،‫ا‬ ‫ي‬ ‫ش‬ ‫م‬ ِ
‫ه‬ ِ
‫ر‬ ‫و‬‫ج‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫م‬ِ ‫ك‬ ِ ‫ق‬
ُ ‫ن‬
ْ ‫ي‬
ُ َ
.‫ك ِم ْن آثَ ِام ِه ْم َشْيًئا‬ ِ‫ِمن اِْإل مْثِ ِمثْل آثَ ِام من تَبِعه الَ يْن ُقص ٰذل‬
َ ُ َ َُ ْ َ ُ َ
“Orang yang berdakwah (mengajak) kepada
petunjuk yang benar, ia akan memperoleh
pahala sepadan pahala orang-orang yang
mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka
sedikitpun, dan orang yang mengajak kepada
kesesatan, ia akan memperoleh dosa sama
dengan dosa orang yang mau mengikutinya
tanpa mengurangi dosa-dosa mereka
sedikitpun.”
E. Hadits Nabi SAW. riwayat Muslim dari Ibnu Mas’ud :

‫اعلِ ِه‬
ِ َ‫من د َّل علَى خ ٍ َفلَه ِمثْل َأج ِر ف‬
ْ ُ ُ ‫َ ْ َ َ َ رْي‬
“Orang yang menunjukkan suatu
kebaikan, ia akan memperoleh pahala
seperti pahala orang yang
mengerjakannya.”
Firman Allah SWT surah Al-Muddatstsir (74) : 1-7.

َ‫﴾ وَثِيَابَك‬٣﴿ ‫ك فَ َك ِّـب ْر‬ ِ ِّ


‫ب‬‫ر‬ ‫و‬
َ َّ َ َ ﴾ ٢ ﴿ ‫ر‬‫َأنذ‬
ْ ْ َ‫ف‬ ‫م‬ُ‫ق‬ ﴾ ١ ﴿ ‫ر‬ُ ‫يَا َأ يُّ َه ا الْ ُم َّد ث‬
‫ك‬ ‫ب‬‫ر‬ ِ‫ل‬‫و‬ ﴾ ٦ ﴿  ‫ر‬ ِ
‫﴾ َوالَ مَتْنُ ْن تَ ْس تَ ْك ُث‬٥﴿ ‫الر ْجَز فَ ْاه ُج ْر‬
ُّ ‫﴾ َو‬٤﴿ ‫فَطَ ِّه ْر‬
َ ِّ َ َ
﴾٧﴿ ْ ‫اصرِب‬ ْ َ‫ف‬
“Hai orang yang berselimut. Bangunlah, lalu
berilah peringatan!. Dan Tuhanmu
agungkanlah!. Dan pakaianmu bersihkanlah.
Dan perbuatan dosa tinggalkanlah. Dan
janganlah kamu memberi (dengan maksud)
memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan
untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu,
bersabarlah.” QS. Al-Muddatstsir (74) : 1-7
Dari ayat-ayat tersebut dapat diambil
pelajaran bahwa modal dakwah ada 5 (lima) :
1. Meng-Agungkan Allah ‫ ت كبير ا هلل‬atau
‫وربّكف كبّر‬
Dengan memaha-Agungkan Allah maka selain
Allah maha kecil. seorang dai harus mempunyai
pendirian yang kokoh, tidak mundur lantaran
gangguan, cobaan, ancaman maupun rayuan.
Ketika Nabi SAW. dirayu oleh orang-orang
Kafir Quraisy melalui pamannya Abi Tholib
dengan harta, tahta dan wanita beliau dengan
tegas menjawab:
‫س ىِف مَيِْييِن ْ َوالْ َق َمَر ىِف يَ َس ِارى َعلَ ى‬َ ‫َّم‬
ْ ‫الش‬ ‫ا‬ ‫و‬ُ‫ع‬‫ض‬َ ‫و‬
َ ‫و‬ْ ‫ل‬
َ ‫اه‬‫م‬َّ ‫ع‬َ ‫ا‬ َ‫ي‬
ِ
َ ‫َألمَر َما َتَر ْكتُهُ َحىَّت يُظْ ِهَرهُ اهللُ اَْو َْأهل‬
.ُ‫ك ُد ْونَه‬ ْ ْ‫اَ ْن اَْت ُر َك ٰه َذا ا‬
“Wahai pamanku, seandainya mereka
meletakkan matahari di tangan kananku dan
rembulan di tangan kiriku dengan maksud agar
aku berhenti dari dakwah ini, maka aku tidak
akan menghentikan dakwahku sampai Allah
akan memberi kemenangan atau aku mati
karenanya.”
2. Suci Dari Noda-noda Lahiriyah Maupun Bathiniyah
‫طهر‬
ّ ‫وثيابكف‬
Sebelum melakukan dakwah, seorang dai harus
bercermin dahulu, sudah pantas apa belum. Apakah ada
noda-noda yang harus dibersihkan dahulu, baik yang ada
pada badan, pakaian bahkan hati.
3. Menjauhi Diri Dari Maksiyat ‫وا ّلرجز ف اهجر‬
Allah SWT. mengingatkan kepada kita dalam
surah Al-Baqarah (2) : 44
َِ ْ‫وَأنتُم َتْتلُو َن ال‬ ِّ ‫َّاس بِالْرِب‬ ‫ْأ‬
‫اب‬
َ ‫ت‬ ‫ك‬ ْ َ ‫َأن ُف َس ُك ْم‬ ‫َوَتْن َس ْو َن‬ َ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ن‬َ ‫و‬‫ر‬ُ ُ َ‫َأت‬
‫م‬
‫َأفَالَ َت ْع ِقلُو َن‬
“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan)
kebaktian, sedang kamu melupakan diri
(kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca
Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?”.
QS. Al-Baqarah (2) : 44
Demikian pula pada surah Ash-Shaff (61) : 2-3

﴾٢﴿ ‫ين َآم ُـن ْوا مِلَ تَـ ُقولُو َن َما الَ تَـ ْف َعلُو َن‬
َ
ِ َّ‫يا َأ يُّها ال‬
‫ذ‬ َ َ
﴾٣﴿ ‫ند اللَّ ِه َأ ْن تَـ ُقولُوا َما الَ تَـ ْف َعلُو َن‬ ِ
َ ً‫َكُبَر َم ْقـتا‬
‫ع‬
“Wahai orang-orang yang beriman,
kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang
tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian
di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-
apa yang tidak kamu kerjakan.”
QS. Ash-Shaff (61) : 2-3
4. Ikhlas karena Allah semata ‫منن‬ َ‫وال ت‬
‫ت ستكثر‬
Seorang dai dalam berdakwah betul-betul harus
ikhlas, tidak pamrih, bukan ingin mendapatkan
pengaruh, mencari fasilitas maupun
memperoleh keuntungan.
Memang ada pepatah santri :

‫وس‬ ‫ل‬ ‫و‬‫ل‬ ‫ٍئ‬ ‫ي‬‫ش‬ ‫ل‬ ‫ك‬ ‫س‬‫و‬ ‫ل‬ ‫ف‬ ‫ل‬ ‫ا‬ِ‫ب‬‫و‬ ‫ال‬ ‫ك‬ ‫ا‬ ‫ك‬ ‫ٍئ‬ ‫ي‬‫ش‬ ‫ل‬ ‫ك‬ ‫ال‬‫م‬ ِ
ْ ُ ُ ُ ُ
ْ َ ُّ ْ ْ َ ُ ْ ْ َ َ ْ َ ُّ ُ ْ َ ‫سب‬
‫ل‬
ْ ‫ا‬ َ ‫ي‬
َْ‫ل‬
Akan tetapi hal ini tidak berlaku bagi para juru
dakwah.
5. Sabar dan tahan uji ‫ولربّكف اصبر‬
Kita ingat bagaimana Nabi SAW ketika hijrah ke
Thaif, dengan harapan akan mendapat
sambutan dalam dakwahnya, akan tetapi justru
beliau di lempari batu oleh penduduk setempat,
namun beliau membalas dengan doa :
‫اَللّ ُه َّم ْاه ِد َق ْو ِمي فَِإنَّ ُه ْم الَ يَ ْعلَ ُم ْو َن‬
“Ya Allah, berilah hidayah masyarakatku ini, karena
mereka belum mengetahui”
Sebagaimana kata pepatah :

.‫َّج ِر يُْر ٰمى بِاحْلَ َج ِر َو َيعُ ْو ُد بِالث ََّم ِر‬


َ ‫ُك ْن َكالش‬
“Jadilah engkau seperti pohon, dilempar
dengan batu, tapi mengembalikan/
menjatuhkan buah yang manis.”
Pencegahan Paham
RADIKALISME

Disarikan oleh:
Dr. H. Mohamad Roqib, M.Ag.
Dosen Pascasarjana IAIN Purwokerto, Ketua FKUB Kabupaten Banyumas, serta
Pengasuh Pesantren Mahasiswa An Najah Purwokerto
 Paham yang dibuat oleh sekelompok orang
yang menginginkan perubahan atau
pembaharuan sosial dan politik secara drastis
dengan cara kekerasan.
 Paham keagamaan yang mengacu pada
fondasi agama yang sangat mendasar dengan
fanatisme keagamaan yang sangat tinggi,
sehingga tidak jarang penganut dari paham
tersebut menggunakan kekerasan kepada
orang yang berbeda paham untuk
mengaktualisasikan paham keagamaan yang
dianut dan dipercayainya untuk diterima
secara paksa.
 Truth Claim [bahwa diri dan kelompoknya
yang paling benar]
 Menggunakan legitimasi teologis yang

ekstrim
 Keinginan merubah dengan drastis
 Menggunakan paksaan dan kekerasan
 Biasanya berkolaborasi dengan kekuasaan

[politik].
 Aliran yang bertentangan dengan ajaran
agama yang diakui di Indonesia.
 Majelis Ulama Indonesia (MUI) mencatat ada

300 lebih aliran kepercayaan yang tergolong


sesat di Indonesia sampai saat ini. Namun
(sjk 1995), ratusan aliran sesat tersebut biasa
muncul dan menghilang sewaktu-waktu
dengan menggunakan nama-nama organisasi
yang berbeda-beda.
http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160121180616-12-
105893/
 Mengingkari salah satu rukun dari rukun
iman yang 6 (enam), dan rukun Islam yang 5
(lima).
 Meyakini atau mengikuti aqidah yang tidak

sesuai dengan dalil syar’i (Al Quran dan


Assunnah).
 Meyakini turunnya wahyu setelah Al Quran.
 Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran

isi Al Quran.
 Melakukan penafsiran Al Quran yang tidak

berdasarkan kaedah-kaedah tafsir.


 Mengingkari kedudukan hadits Nabi sebagai sumber
ajaran Islam.
 Menghina, melecehkan atau merendahkan para Nabi

atau Rasul.
 Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan

Rasul terakhir.
 Merubah, menambah dan atau mengurangi pokok-

pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syariah,


seperti haji tidak harus ke Baitullah, shalat fardhu tidak
5 waktu, dan sebagainya.
 Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar’i, seperti

mengkafirkan muslim hanya karena bukan


kelompoknya
Mereka meyakini mengemban amanat suci,
agung, dan rahasia untuk itu:
Harus dijaga kerahasiaannya (tertutup),
Eksklusif, dengan indoktrinasi yang kuat,
Diawali dengan Face to face [individual],
Dianjutkan dengan penggalangan dana dan

anggota,
Melakukan intimidasi, teror, janji imajinatif,
Berusaha mempengaruhi pemerintahan.
Pemerintah dan lembaga terkait :
1.Menyebarkan ajaran agama yang benar dan sehat
(berdasar sumber ajaran yang valid/mu’tabar, melalui
tokoh agama yang dapat dirunut sanadnya,
transparan, dan inklusif).
2.Melakukan pendataan, pemetaan, dan sosislaisasi
tentang keber-agama-an masyarakat baik yang benar
maupun menyimpang.
3.Memberikan “peringatan dini” pada kelompok radikal
dan sesat yang menyimpang dari ajaran agama.
4.Memberikan pembinaan, agar yang menyimpang
kembali ke “jalan yang lurus”.
Meski sulit, usaha menjaga daerah agar terbebas dari
paham radikal dan aliran sesat diperlukan:
Kekompakan ulama dan umaro’ dalam

menanggulanginya.
Memerankan organisasi yang jelas-jelas berpaham

pluralis, toleran, terbuka, dan mendukung NKRI.


Meningkatkan keadilan, kesejahteraan rakyat, dan

pemerataannya.
Memberikan dukungan anggaran dan kebijakan

[regulasi] yang menguatkan ketiga hal di atas.


Melakukan pembinaan secara kontinyu untuk

memahami agama yang benar dan sehat.

Anda mungkin juga menyukai