KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teologis
individu yang baik, menuju kelompok yang baik hingga membentuk adanya umat
yang baik (generasi muda) yang berkarakter dan moderat. Pembahasan terkait
pendidikan akhlak (karakter) ini dibahas dalam beberapa ayat Al-Qur’an antara
lain:
menjadikan setiap peserta didik untuk menjadi manusia yang bertaqwa sehingga
memiliki karakter (berakhlakul karimah) sesuai dengan fitrah yang ia miliki sejak
lahir. Bahkan dalam hal sekecil apapun peserta didik dalam kesehariannya
memasuki masjid dan adab makan dan minum. Sebagaimana Allah SWT
21
22
ُُّوا َواَل تُ ۡس)) ِرفُ ٓو ۚ ْا ِإنَّ ۥهُ اَل ي ُِحب ۡ وا َو
ْ ٱش َرب ْ ُوا ِزينَتَ ُكمۡ ِعن َد ُكلِّ َم ۡس ِج ٖد َو ُكل
ْ ۞ ٰيَبَنِ ٓي َءا َد َم ُخ ُذ
َۡٱل ُم ۡس ِرفِين
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)
mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
Oleh karena itu dengan adanya pendidikan agama Islam di madrasah, peran
dan tugas guru sebagai orang berilmu (al ulama warosatul anbiya) yang
Dijelaskan pula dalam ayat lain tentang pendidikan agama Islam yang
juga dapat terlihat dalam hal contoh kecil misalnya ketika peserta didik akan
وا َعلَ ٰ ٓى َأ ۡهلِهَ) ۚ)ا ْ )وا بُيُوتًا غ َۡي َر بُيُوتِ ُكمۡ َحتَّ ٰى ت َۡست َۡأنِ ُس
ْ وا َوتُ َس)لِّ ُم ْ ُٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن
ْ ُوا اَل ت َۡد ُخل
ۡ ٰۡ َذلِ ُكم
َر لَّ ُكمۡ لَ َعلَّ ُكمۡ تَ َذ َّكرُونٞ خَي
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang
bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada
penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu)
ingat.”
Terkait perihal di atas dijelaskan pula di dalam hadits dari Abu Hurairah
moderasi dalam beragama yang penuh dengan kasih sayang dan toleransi.
memberikan “warna” kehidupan yang baik bagi peserta didik agar kembali
Mengenai hal tersebut dijelaskan dalam hadist yang diriwayatkan oleh al-
a. Al-Qur‟an
ك َش) ِهيدًا َعلَ ٰى ٰهَ) ُؤاَل ۚ ِء َ )ِث فِي ُك))لِّ ُأ َّم ٍة َش) ِهيدًا َعلَ ْي ِهم ِّم ْن َأنفُ ِس) ِه ۖ ْم َو ِجْئنَ))ا بُ َويَ))وْ َم نَ ْب َع
ََاب تِ ْبيَانًا لِّ ُكلِّ َش ْي ٍء َوهُدًى َو َرحْ َمةً َوبُ ْش َر ٰى لِ ْل ُم ْسلِ ِمين َ َونَ َّز ْلنَا َعلَ ْيكَ ْال ِكت
“(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat
seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu
(Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan
kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan
petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah
diri.”
b. As-Sunnah
Oleh karena itu, pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar untuk
ajarannya dengan suka hati, melalui pembinaan dan pengajaran dengan tetap
negara ada di tangan para siswa atau peserta didik sebagai generasi muda
ُِإ َّن هَّللا َ اَل يُ َغيِّ ُر َما بِقَوْ ٍم َحتَّ ٰى يُ َغيِّرُوا َما بَِأنفُ ِس ِه ۗ ْم َوِإ َذا َأ َرا َد هَّللا ُ بِقَوْ ٍم سُو ًءا فَاَل َم َر َّد لَ ۚه
َو َما لَهُم ِّمن ُدونِ ِه ِمن َوا ٍل
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.
ayat 21:
َ )ر هَّللا َ )لَّقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي َرسُو ِل هَّللا ِ ُأس َْوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َمن َكانَ يَرْ جُو هَّللا َ َو ْاليَوْ َم اآْل ِخ
َ ))ر َو َذ َك
َكثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.
dalam pendidikan Islam dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Islam itu
di madrasah.
B. Landasan Filosofis
Islam. Penambahan kata Islam diakhir itu untuk membedakan filsafat pendidikan
Islam dari pengertian filsafat pendidikan secara umum. Dengan demikian filsafat
berdasar pada wahyu, yang juga menjadi dasar dari pemikiran filsafat pendidikan
Islam. Hal ini menunjukkan falsafah pendidikan Islam yang berisi teori umum
mengenai pendidikan Islam, dibina atas dasar konsep ajaran Islam yang termuat
dalam al-Qur’an dan hadis. Hal ini sejalan dengan berfikir falsafi, yakni
27
yang mutlak.
Islam tidak lain ialah pelaksanaan pandangan filsafat dan kaidah filsafat dalam
bidang pendidikan yang didasarkan pada ajaran Islam. Beliau juga menyebutkan
2003: 47):
Abudin Nata (1997: 64) berpendapat bahwa filsafat pendidikan Islam itu
yang dilandaskan pada al-Qur’an dan Al-hadis sebagai sumber kehidupan, dan
didukung pendapat para ahli, khususnya para filosof muslim sebagai sumber
sekunder. Selain itu filsafat pendidikan Islam dapat dikatakan suatu upaya
pendidikan Islam secara singkat dapat dikatakan adalah filsafat pendidikan yang
28
berdasarkan ajaran Islam atau filsafat pendidikan yang dijiwai oleh ajaran Islam,
jadi ia bukan filsafat yang bercorak liberal, bebas tanpa batas etika sebagaimana
merupakan hasil pemikiran para filosof berdasarkan sumber yang berasal dari
wahyu Ilahi, sedangkan falsafah pendidikan lainnya berasal dari hasil renungan
tergantung pada kondisi ruang dan waktu. Sebaliknya hasil pemikiran berdasarkan
yang termuat dalam al-Qur’an dan hadis yang telah diterapkan oleh Nabi
Muhammad Saw, baik selama periode Makkah maupun selama periode Madinah.
Filsafat Pendidikan Islam yang lahir bersamaan dengan turunnya wahyu pertama
itu telah meletakkan dasar kajian kokoh, mendasar, menyeluruh serta terarah ke
suatu tujuan yang jelas, yaitu sesuai dengan tujuan ajaran Islam itu sendiri.
Salah satu persoalan yang melatar belakangi tentang adanya konsep dan
teori pendidikan Islam ialah karena belum ditemukannya konsep dan teori baru
yang memadai, selama ini konsep dan teori yang berkembang lebih banyak
pendidikan Islam dan akan lebih menuju ke arah yang lebih unggul dengan
pendidikan Islam adalah filsafat dan teori pendidikan yang sesuai dengan ajaran
Islam, artinya pendidikan Islam tidak terlepas dari filsafat ketuhanan (ilahiyah)
pernyataan dari Azyumardi Azra (2002: 60) dalam “Islam dan budaya lokal”
bahwa Islam Indonesia adalah flowery Islam atau Islam yang berbunga-bunga.
Hal senada juga diutarakan oleh Tafsir (2014: 60) bahwa secara filosofis
pendidikan Islam itu pada hasilnya adalah berbuah “manis” dengan menjadikan
baik di lingkungan madrasah, tempat tinggalnya dan masyarakat. Dan hal itu
sesuai dengan tujuan nasional pendidikan yang terdapat dalam undang undang
sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 yaitu salah satunya menjadikan
peserta didik yang berakhlakul karimah. Sehingga pendidikan agama Islam yang
perintah Allah SWT yang terkandung dalam Al Quran dan Al-hadis tujuannya
agar peserta didik yang telah mengikuti proses pendidikan agama islam di
madrasah menjadi manusia paripurna yakni insan kamil yang memiliki karakter
Pendidikan merupakan kata yang sangat banyak di gunakan, karena itu dapat
agama yang merupakan salah satu subyek pelajaran yang wajibdi masukan
beberapa istilah antara lain: at-ta’lim, at-tarbiyah, dan at-ta’dib. At-ta’lim berarti
pada proses mendidik yang beroriantasi pada akhlak atau moral peserta didik.
Akan tetapi kata Pendidikan ini lebih sering di artikan dengan “tarbiyah” yang
KMA No. 184 tahun 2019 pendidikan agama Islam di madrasah, di jelaskan
bahwa Pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar dan terencana dalam
agama lain agar terjalin hubungan kerukunan antar kerukunan umat beragama
Menurut Zakiyah Drajat (2010: 87) Pendidikan Agama Islam adalah suatu
usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat
lingkup Al-Qur’an dan Hadits, Aqidah Akhlaq, Fiqih dan sejarah Kebudayaan
hubungan manusia dengan Allah SWT diri sendiri sesama manusia, makhluk
Menurut Armai Arief (2002: 20) Pendidikan Islam merupakan sebuah proses
dan bertakwa kepada Allah SWT serta mampu mewujudkan eksistensinya sebagai
khalifah Allah di bumi ini yang bersumber kepada ajaran Al-Qur’an dan As-
Sunnah, maka tujuan dalam konteks ini berarti terciptanya insan-insal yang
sangat luas termasuk semua pengalaman yang di peroleh anak dalam pembentukan
dan pematangan pribadinya, baik dari orang lain maupun oleh dirinya sendiri.
Pendapat lain menurut Ahmad Tafsir (2014: 24), Pendidikan Agama Islam
adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar memahami ajaran Islam untuk
32
terampil yang dapat mempraktekan ajaran Islam untuk diri sendiri dan
kebenaran dan kekuatan yang dapat menghantarkan peserta didik agar dapat
kepribadian yang utuh serta sempurna atau dibtuhkan landasan yang kokoh agar
Pendidikan Islam tidak terlepas dari landasan yang terkait dari sumber landasan
Nabi mencontohkan kepada kita mana amalan baik yang baik kepada
istrinya, sahabatnya dan kepada kita semua agar mereka dapat mempraktekkan
sebagaimana yang di contohkan Nabi untuk kita amalkan dan ajarkan kepada
orang lain. Baik dari perkataan, perbuatan atau persetujuan nabi yang telah di
Islam perlu di wujudkan dalam pondasi bangunan yang kokoh dan berakar kuat.
Sehingga akan mewarnai corak ke-Islaman dalam berbagai aspek kehidupan yang
diperuntukan agar tidak jarang nilai-nilai yang bersifat abstrak itu di pahami,
bahkan tidak terlihat keindahan dan manfaatnya oleh orang lain. Hal serupa dapat
keteladanan, adapula dalam hal ini melebihi dalam perumpamaan yang berfungsi
sebagai perananya akan keteladanan yang di perlukan dan memiliki peranan yang
Tujuan Pendidikan menjadi faktor yang utama, oleh karenanya suatu arah
yang hendak di capai dan di tuju perlu di peroleh melalui Pendidikan itu sendiri.
Demikian pula hal ini dengan Pendidikan Agama Islam, yang tercakup mata
menusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT Tuhan yang maha Esa
serta berakhlak mulia Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral
sebagai wujud dari Pendidikan agama (UU Sisdiknas No.20 tahun 2003).
pengetahuan, kemampuan dan sikap yang harus dimiliki oleh anak didik setelah
mengontrol dan memudahkan evaluasi suatu aktivitas sebab tujuan pendidikan itu
1) Tujuan Umum
34
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
untuk membimbing dan mengarahkan anak didik supaya menjadi muslim yang
beriman teguh sebagai refleksi dari keimanan yang telah dibina oleh penanaman
pengetahuan agama yang harus dicerminkan dengan akhlak yang mulia sebagai
menghambakan diri kepada Allah atau dengan kata lain beribadah kepada Allah.
tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup
manusia itu menurut Allah adalah beribadah kepada Allah, ini diketahui dari
2) Tujuan Khusus
kehidupan sehari-hari. Jadi, secara ringkas dapat dikatakan bahwa tujuan utama
definisi pendidikan di atas tidaklah terwujud secara tiba-tiba. Upaya itu harus
salah satu kendala yang paling menonjol dalam pelaksanaan Pendidikan Agama
ialah masalah metodologi. Metode merupakan bagian yang sangat penting dan
materi, evaluasi, situasi dan lain-lain. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan
Agama, dengan tujuan agar setiap pendidik agama dapat memperoleh pengertian
cukup mengenai berbagai metode yang dapat digunakan dalam situasi tertentu
secara tepat. Guru harus mampu menciptakan suatu situasi yang dapat
Agama yang disampaikan oleh guru. Karena yang harus mencapai tujuan itu
siswa, maka ia harus berminat untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk menarik
itu diperlukan pengetahuan tentang tujuan itu sendiri. Tujuan harus dirumuskan
yang tepat.
bahan atau materi pelajaran, baik sifat maupun tujuan, sehingga metode yang
digunakan pun berlainan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran
lainnya.
beriman kepada Allah dan tunduk serta patuh secara total kepadanya
insan purna yang pada akhirnya dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT
akhirat.
persoalan, untuk apa kita hidup yakni semata-mata hanya untuk menyembah
Menurut Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 184 Tahun 2019 Ruang
agama Islam.
pengenalan itu akan tumuh rasa cinta akan alam yang melahirkan
Dari dua macam hubungan tersebut terwujud dalam ruang lingkup bahan
pelajaran Pendidikan Agama Islam meliputi lima unsur pokok, yaitu: Al-Qur’an,
Aqidah, Syari’ah, Akhlak, dan Tarikh. Adapun pada tingkat Madrasah Ibtidaiyah
penekanan diberikan kepada empat unsur pokok yaitu: Keimanan, Ibadah, Al-
Kurikulum yang baik dan relevan dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan
Agama Islam adalah yang bersifat integrated dan komprehensif serta menjadikan
Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai pedoman utama dalam hidup (Lihat KMA
No.184 Tahun 2019). Sebagaimana ketahui ajaran pokok Islam adalah meliputi:
dan tercela yang harus dijauhi. Serta mengajarkan pada peserta didik untuk
dengan alam.
40
hukum, nilai-nilai dan sikap yang menjadi dasar dan pandangan hidup
dalamnya.
Islam, meliputi masa sebelum kelahiran Islam, masa Nabi dan sesudahnya
merupakan satuan pendidikan formal di bawah binaan Kernen terian Agama yang
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan mampu menjaga
kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antar umat beragama, dan ditujukan
dinyatakan bahwa visi madrasah adalah mewujudkan madrasah yang unggul dan
aspek sikap spiritual dan sosial aspek pengetahuan dan aspek keterampilan.
otonomi yang luas kepada madrasah dalam mengelola pendidikan. Salah satunya
zaman. Khususnya dalam menghadapi revolusi industri 4.0, madrasah harus dapat
agama Islam yang terdiri dari 6 (enam) tingkat pada jenjang pendidikan dasar.
Tabel 2.1
Alokasi Waktu Mata Pelajaran PAI
Keterangan:
3. Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan local yang
berdiri sendiri.
4. Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 35 (tiga puluh lima)
menit.
konten lokal.
7. Muatan lokal dapat diisi dengan kearifan lokal atau mata pelajaran lain yang
dua cara:
lain dengan:
waktu.
keseluruhan relokasi.
45
pendekatan kolaboratif.
Kota.
Muatan lokal merupakan bahan kajian atau mata pelajaran pada satuan
pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan
b. Kebutuhan kompetensi
a. Tahfidz
b. Tilawah
c. Seni Islam
f. Teknologi
g. Pendalaman Sains
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan (UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen).
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan bagi
didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/ wali peserta didik,
di Indonesia. Guru yang terampil mengajar harus memiliki kompetensi baik dalam
Adapun kompetensi guru mata pelajaran dalam hal ini guru pendidikan
agama Islam di madrasah sebagaimana yang tertuang dalam KMA Nomor 184
didik.
kehidupan sehari-hari.
karakter dan pendidikan anti korupsi kepada peserta didik di atas tidak harus
D. Pendidikan Karakter
Kata Baedhowi (2011: 3-4), pada hakekatnya karakter sama dengan akhlak.
Karakter merupakan suatu moral excellence atau akhlak yang dibangun di atas
kebajikan (virtues), yang hanya akan memiliki makna apabila dilandasi dengan
nilai-nilai yang berlaku dalam suatu bangsa. Adapun karakter bangsa yang perlu
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Artinya, pendidikan nilai dan karakter atau pendidikan akhlak bangsa yang
keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, atau harus
yang religius).
dan telah melekat pada diri seseorang dan memunculkan sikap atau perilaku
dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bersikap maupun dalam bertindak yang
2019:1-108).
50
Karakter adalah akar dari semua tindakan, baik itu tindakan baik maupun
tindakan yang buruk. Karakter yang kuat adalah sebuah pondasi bagi umat
manusia untuk hidup bersama dalam kedamaian serta keamanan yang terbebas
dari tindakan-tindakan tak bermoral (Abdul Majid, 2010: 11). Karakter religus ini
degradasi moral, dalam hal ini diharapkan mampu memiliki dan berprilaku dengan
ukuran baik dan buruk yang didasarkan pada ketentuan dan ketetapan agama.
Pendidikan Karakter (PPK) Pada Satuan Pendidikan Formal Pasal 2 ayat bahwa
1. Religius
2. Jujur
3. Toleran
4. Disiplin
5. Bekerja keras
6. Kreatif
7. Mandiri
8. Demokratis
9. Rasa ingin tahu
10. Semangat kebangsaan
11. Cinta tanah air
12. Menghargai prestasi
13. Komunikatif
14. Cinta damai
15. Gemar membaca
16. Peduli lingkungan
17. Peduli sosial, dan
18. Bertanggung jawab.
Pandangan hidup ialah “konsep nilai yang dimiliki seseorang atau sekelompok
orang mengenai kehidupan”. Apa yang dimaksud nilai-nilai adalah sesuatu yang
hidupnya. Pandangan hidup (way of life, worldview) merupakan hal yang penting
dan hakiki bagi manusia, karena dengan pandangan hidupnya manusia memiliki
kompas atau pedoman hidup yang jelas di dunia ini. Manusia antara satu dengan
yang lain sering memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda seperti pandangan
hidup yang berdasarkan agama misalnya, sehingga agama yang dianut satu orang
Dalam menjalin kehidupan di dunia ini agama memiliki posisi dan peranan
yang sangat penting. Agama dapat berfungsi sebagai faktor motivasi (pendoring
untuk bertindak yang benar, baik, etis dan maslahat), profetik (menjadi risalah
yang menunjukkan arah kehidupan), kritik ( menyuruh pada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang mungkar), kreatif (mengarahkan amal atau tindakan yang
52
menghasilkan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain), integratif (menyatukan
elemen-elemen yang rusak dalam diri manusia dan masyarakat untuk menjadi
yang tidak memiliki pandangan hidup, lebih-lebih yang bersumber agama, ibarat
orang buta yang berjalan ditengah kegelapan dan keramaian: tidak tahu dari mana
dia datang, mau apa didunia, dan kemana tujuan hidup yang hakiki. Karena
demikian mendasar kehidupan dan fungsi agama dalam kehidupan manusia maka
agama dapat dijadikan nilai dasar bagi pendidikan, termasuk pendidikan karakter.
nilai berdasarkan agama yang membentuk pribadi, sikap, dan tingkah laku yang
utama atau luhur dalam kehidupan. Dalam agama Islam, pendidikan karakter
memiliki kompas atau pedoman hidup yang jelas di dunia ini. Manusia antara satu
dengan yang lain sering memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda seperti
pandangan hidup yang berdasarkan agama misalnya, sehingga agama yang dianut
satu orang berbeda dengan yang dianut lain (Lihat KMA 184 Tahun 2019):
sikap hidup, keyakinan hidup dan lebih konkrit lagi perilaku dan tindakan.
dalam menjalani hidup di dunia. Bagi seorang muslim misalnya, hidup itu berasal
53
dari Allah Yang Maha Segala-galanya, hidup tidak sekedar di dunia tetapi juga di
bersumber pada al-Qur’an dan Sunnah Nabi, tugas dan fungsi hidupnya adalah
ibadah dan kekhalifahan muka bumi, karyahidupnya ialah amalan shaleh dan
tujuan hidupnya ialah meraih karunia dan ridha Allah (Tafsir, 2014 : 50).
Dalam menjalin kehidupan di dunia ini agama memiliki posisi dan peranan
yang sangat penting. Agama dapat berfungsi sebagai faktor motivasi (pendorong
untuk bertindak yang benar, baik, etis dan maslahat), profetik (menjadi risalah
yang menunjukkan arah kehidupan), kritik ( menyuruh pada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang mungkar), kreatif (mengarahkan amal atau tindakan yang
menghasilkan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain), integratif (menyatukan
elemen-elemen yang rusak dalam diri manusia dan masyarakat untuk menjadi
yang tidak memiliki pandangan hidup, lebih-lebih yang bersumber agama, ibarat
orang buta yang berjalan ditengah kegelapan dan keramian: tidak tau dari mana
dia datang, mau apa didunia, dan kemana tujuan hidup yang hakiki.
manusia maka agama dapat dijadikan nilai dasar bagi pendidikan, termasuk
dan tingkah laku yang utama atau luhur dalam kehidupan. Dalam agama Islam,
akhlak bahkan sudah masuk dalam bahasa Indonesia yaitu akhlak (Fathurrohman,
2013 : 24).
sudah baik menjadi yang lebih baik dan mengikis akhlak yang buruk agar hilang
serta diganti oleh akhlak yang mulia. Itulah kemulyaan hidup manusia sebagai
Karakter Religius pada diri seorang anak atau peserta didik tingkat
pembentukan karakter religius terdiri dari lima, yaitu metode keteladanan, metode
a. Metode Keteladanan
Keteladanan dalam pendidikan adalah cara yang paling efektif dan berhasil
dalam mempersiapkan anak dari segi akhlak, membentuk mental dan rasa
akan senantiasa tertanam dalam diri anak. Secara psikologis seorang anak itu
memang senang untuk meniru, tidak hanya hal baik saja yang ditiru oleh anak
berguna bagi anak dan nasihat apapun tidak berpengaruh untuknya. Mudah bagi
pendidik untuk memberikan satu pelajaran kepada anak, namun sangat sulit bagi
anak untuk mengikutinya ketika orang yang memberikan pelajaran tersebut tidak
b. Metode Pembiasaan
didik berfikir, bersikap, dan bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam.
perilaku yang ada tidak diikuti dan didukung dengan adanya praktik dan
anak didik pada teori-teori yang membutuhkan aplikasi langsung, sehingga teori
yang pada mulanya berat menjadi lebih ringan bagi anak didik bila seringkali
dilaksanakan.
c. Metode Nasihat
memiliki pengaruh yang besar untuk membuat anak mengerti tentang hakikat
tidak semua orang bisa menangkap nilai kebaikan dan keburukan. Metode nasihat
56
akan berjalan baik pada anak jika seseorang yang memberi nasihat juga
melaksanakan apa yang dinasihatkan yang dibarengi dengan teladan atau uswah.
Bila tersedia teladan yang baik maka nasihat akan berpengaruh terhadap jiwanya
dan akan menjadi suatu yang sangat besar manfaatnya dalam pendidikan rohani.
d. Metode Perhatian/Pengawasan
akidah, akhlak, mengawasi kesiapan mental, rasa sosialnya dan juga terus
ini merupakan salah satu asas yang kuat dalam membentuk muslim yang hakiki
e. Metode Hukuman
Metode hukuman merupakan suatu cara yang dapat digunakan oleh guru
dalam mendidik anak apabila metode-metode yang lain tidak mampu membuat
anak berubah menjadi lebih baik. Dalam menghukum anak, tidak hanya
menggunakan pukulan saja, akan tetapi bisa menggunakan sesuatu yang bersifat
mendidik.
Individu yang berkarakter baik adalah orang yang selalu berusaha dalam
melakukan berbagai hal yang terbaik pada Tuhan YME, dirinya sendiri,
Karakter yang baik berarti individu yang tahu tentang potensinya sendiri
80) :
a. Religius
Sikap serta perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran kepada pelaksanaan ibadah agama lain, dan juga mampu
hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
b. Jujur
Perilaku yang berdasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu bisa dipercaya dalam perkataan, tindakan, serta pekerjaan.
c. Toleransi
Sikap serta tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan juga tindakan orang lain yang berbeda dengan dirinya.
d. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan juga patuh terhadap berbagai
ketentuan serta peraturan.
e. Kerja Keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib serta patuh terhadap berbagai
ketentuan dan juga peraturan.
f. Kreatif
Berpikir serta melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara ataupun hasil baru
dari sesuatu yang telah dimiliki.
g. Mandiri
Sikap serta perilaku yang tidak mudah tergantung kepada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
h. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, bertindak yang menilai sama hak serta kewajiban dan
dirinya orang lain.
i. Rasa Ingin Tahu
Sikap serta tindakan yang selalu berupaya demi mengetahui lebih mendalam
dan juga meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, serta didengar.
j. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, serta berwawasan yang menempatkan kepentingan
bangsa dan juga negara di atas kepentingan diri atau kelompoknya.
k. Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bertindak, serta berwawasan yang menempatkan kepentingan
bangsa dan juga negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya.
l. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna untuk masyarakat, mengakui, serta menghormati keberhasilan orang
lain.
m. Bersahabat/Komunikatif
58
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna untuk masyarakat, mengakui, serta menghormati keberhasilan orang
lain.
n. Cinta Damai
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna untuk masyarakat, mengakui, serta menghormati keberhasilan orang
lain.
1. Pengertian Moderasi
Kata moderasi berasal dari Bahasa Latin moderâtio, yang berarti ke-sedang-
an (tidak kelebihan dan tidak kekurangan). Kata itu juga berarti penguasaan diri
(dari sikap sangat kelebihan dan kekurangan). Moderasi sama artinya dengan
dikatakan, “orang itu bersikap moderat”, kalimat itu berarti bahwa orang itu
bersikap wajar, biasa-biasa saja, dan tidak ekstrem (Tim Penyusun Balitbang
average (rata-rata), core (inti), standar (baku), atau non-aligned (tidak berpihak).
keyakinan, moral, dan watak, baik ketika memperlakukan orang lain sebagai
bahasa arab, moderasi dikenal degan kata wasathiyah, yang memiliki padanan
(berimbang). Dalam bahasa arab pula, kata wasathiyah diartikan sebagai “pilihan
terbaik”. Jadi kalau disimpulkan kata moderasi dapat bermakna “adil” dalam arti
menjadi muatan nilai dan praktikyang paling sesuai untuk dipraktikkan agar
Madrasah sebagai sistem memiliki tiga aspek pokok yang sangat berkaitan
erat dengan mutu madrasah, yakni: proses belajar mengajar, kepemimpinan dan
hidup yang diakui bersama oleh suatu kelompok masyarakat, yang mencakup
cara berfikir, perilaku, sikap, nilai yang tercermin baik dalam wujud fisik
maupun abstrak. Budaya dapat dilihat sebagai perilaku, nilai-nilai, sikap hidup
dan cara hidup untuk melakukan penyesuaian dengan lingkungan, dan sekaligus
untuk memandang persoalan dan memecahkannya. Oleh karena itu suatu budaya
pertemuan antara nilai-nilai (values) yang dianut oleh guru-guru dan para
karyawan yang ada dalam madrasah tersebut. Nilai-nilai tersebut dibangun oleh
60
organisasi”. Dari pikiran organisasi itulah kemudian muncul dalam bentuk nilai-
nilai tersebut akan menjadi bahan utama pembentuk budaya madrasah. Dari
budaya tersebut kemudian muncul dalam berbagai simbol dan tindakan yang
kasat indra yang dapat diamati dan dirasakan dalam kehidupan madrasah sehari-
Nilai-nilai dan keyakinan tidak akan hadir dalam waktu singkat. Mengingat
madrasah. Segenap warga madrasah perlu memiliki wawasan bahwa ada unsur
kultur yang bersifat positif, negatif, netral. Dalam kaitannya dengan visi dan
aspek yang cenderung melemahkan dan merugikan, serta aspek-aspek lain yang
cenderung netral dan tak terkait dengan visi dan misi madrasah.
unsur agama Islam, tergantung kebijakan Kepala Madrasah bersama majelis guru.
di madrasah seperti: (1) Pembinaan iman dan takwa; (2) Pembinaan semangat
berbangsa dan bernegara; (3) Pembinaan kepribadian dan akhlak mulia; (4)
kewiraswastaan; (6) Pembinaan kesegaran jasmani dan daya kreasi; dan (7)
terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang dapat dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah,
antara lain:
(1) Pelaksanaan shalat wajib berjamaah dan shalat Jum‟at; (2) Pengisian kegiatan
bulan suci Ramadhan antara lain: acara berbuka puasa bersama, shalat tarawih,
ceramah dan diskusi dengan topik-topik yang relevan dan menarik; (3)
Pelaksanaan kegiatan zakat fitrah dan shalat Idul Fitri; (4) Pelaksanaan shalat Idul
Adha dan penyembelihan hewan qurban pada bulan Dzulhijjah; (5) Pementasan
fragmen dan pagelaran puisi serta musik bernafaskan Islam pada acara Peringatan
Hari Besar Islam (PHBI); (6) Pelaksanaan lomba yang bernafaskan Islam antara
lain: MTQ, Azan, kaligrafi, menciptakan lagu bernapaskan Islam, paduan suara
lagu-lagu yang bernapaskan Islam dan peragaan busana muslim/ muslimah; (7)
Pelaksanaan bazar yang menyajikan hasil kerajinan kaligrafi, aneka busana
muslim/muslimah, buku-buku; (8) kegiatan menyantuni anak yatim piatu/fakir
miskin, khitanan masal, dan kegiatan bulan dana amal; (9) Pelaksanaan kegiatan
pesantren kilat; dan (10) Pembinaan perpustakaan masjid/mushalla dengan
koleksi buku-buku, lagu-lagu yang bernafaskan Islam (Saleh, 2010:70).
a. Tadarus al-Quran
secara baik dan benar (membaca tartil dan fasih). Tadarus al-Quran
tadarus al-Quran.
c. Manasik Haji
Manasik haji dapat dilakukan dalam dua bentuk: pertama, manasik haji oleh
masing- masing. Kedua, manasik haji yang diikuti oleh semua peserta didik
dan guru, dan boleh juga diikuti oleh Madrasah Ibtidaiyah lain dan orang
tua. Pelaksanaan manasik haji ini hanya setahun sekali dipilih waktunya
d. Khatamul Quran
Kegiatan khatamul Quran ini khusus bagi peserta didik yang sudah
madrasah yang bersangkutan atau di masjid atau di tempat lain yang cukup
e. Ibadah Mahdhah
63
memakamkannya.
PHBI ini beberapa kegiatan lain seperti: halal bi halal, yaitu pertemuan yang
g. Tadabur Alam
yang dapat menanamkan nilai-nilai Ilahiyah pada setiap diri peserta didik.
h. Pesantren Kilat
64
hari. Kegiatan ini tidak saja dilaksanakan pada bulan Ramadhan, akan tetapi
acaranya antara lain adalah: (1) pendalaman materi ibadah, akhlak, dan ilmu
keislaman; (2) praktik dan bimbingan ibadah; (3) pembiasaan akhlak mulia
dapat dilakukan di madrasah secara rutin harian antara lain: (a) berdoa di awal
dan di akhir pelajaran, (b) membaca surat dan beberapa ayat al-Quran secara
berurut dibimbing guru kelas masing- masing, (c) membaca Asmaul Husna, (d)
shalat dhuha pada waktu istirahat pertama, (e) pembacaan ayat-ayat suci al-
Quran pada jam istirahat dengan kaset atau oleh siswa/qari/qari‟ah langsung, (f)
melatih Kepedulian Sosial Siswa (KSS) untuk sesama dengan menyediakan kotak
amal di kelas masing-masing, dan (g) shalat dzuhur atau shalat ashar berjamaah.
shadaqah peserta didik serta dana Kepedulian Sosial Siswa (KSS). Biaya ini dapat
juga meminta bantuan dari para alumni terutama yang sudah berhasil dalam karier
dan usaha.
65
moderat peserta didik di madrasah. Hal ini tentunya haruslah melibatkan seluruh
guru, kepala madrasah, pegawai, komite, dan orangtua harus sama- sama
bersinergi dalam membentuk suatu kultur yang baik dalam membentuk budaya
madrasah yang baik dan efektif dalam penguatan sikap moderasi peserta didik di
madrasah.
laku siswa dalam kesehariannya. Budaya madrasah merupakan salah satu faktor
budaya madrasah perlu dukungan dan keikutsertaan seluruh warga dan elemen
berbagai bentuk.
sehingga bisa dilihat oleh semua siswa. Dalam rentang waktu yang
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, 2) Keramahan dan Sopan Santun, 3) Toleransi,
67
pendek, membaca surat pendek dengan tartil sebelum shalat jamaah dhuha
dan dhuhur, kelas tahfidz, dan tradisi khotmil qur’an, serta pembiasaan tiada
hari tanpa membaca al-qur’an. 3) Pembiasaan amal ibadah sunnah (puasa sunnah
di hari senin dan kamis), sholat tahajud, berdzikir dan mendoakan orang tua.
Selain ketiga budaya relegius di atas, nilai keimanan ini juga tercermin dari
perlakuan yang sama antara hak dan kewajiban. Dengan kata lain keadilan
kegiatan ekstrakurikuler pilihan yang diberikan sama kepada peserta didik tanpa
dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran yang dibagi 1 jam untuk penyampaian
materi dan untuk 1 jamnya digunakan parktik. Kemudian yang dilakukan guru
moderasi peserta didik Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Karawang yaitu setiap kali
Hal tersebut rutin dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam setiap awal
dan membaca do’a setiap kali hendak melakukan sesuatu agar mendapatkan
dan sikap moderasi yang terkait dengan materi kemudian juga menyelipkan
menambahkan pula contoh- contoh dalam kehidupan nyata yang terkait dengan
materi. Supaya anak- anak dapat lebih mudah menangkap inti dari pembahasan
Metode ceramah itu sendiri dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
tidak bisa terlepas, karena peserta didik perlu diberikan pemahaman yang jelas
dan konkrit mengenai materi tersebut agar peserta didik tidak salah faham dan
dengan artian tidak keluar dari etika dan kedisiplinan pembelajaran, karena hal
tersebut dirasa dengan menyampaikan materi seperti itu akan menjadikan suasana
kelas yang menyenangkan dan anak-anak akan lebih fokus dalam pembelajaran
yang disampaikan.
antusias dalam mengikuti pembelajaran dan tentunya akan faham dari materi
dan utuh agar dapat mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik terkait
materi yang sudah dipelajarinya. Evaluasi yang dilakukan untuk mata pelajaran
pendidikan agama Islam itu sendiri berbeda dengan mata pelajaran lainnya,
karena pendidikan agama Islam itu penuh dengan nilai- nilai dan praktik
evaluasi yang dilakukan pun tidak hanya terkait dengan aspek kognitifnya atau
hanya melalui tes ataupun tugas tambahan lainnya tetapi juga menggunakan
evaluasi yang terkait dengan sikap dan pengamalan agama. Dan hal tersebut
didapat dari bagaimana peserta didik bersikap atau prilaku peserta didik selama
pendidikan karakter dan sikap moderasi peserta didik dalam pendidikan agama
yang sesuai dengan nilai-nilai agama Islam. Selain itu pembudayaan nilai-nilai
intrakurikuler dengan harapan dapat menjadikan peserta didik yang beriman, taat
71