Anda di halaman 1dari 3

1

KEUTAMAAN MENYAMBUNG DAN MEMPERERAT TALI SILATURAHMI


Jama'ah Jumat rahimakumuliah,
Sebagai awal pembuka khotbah, marilah kita senantiasa bersyukur kehadirat Allah S.W.T.,
dengan mengucap Alkhmadulilla-hirobbil ‘alamin yang telah memberikan begitu banyak nikmat
yang tak terhitung, termasuk tiga nikmat yang besar: Nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat
sehat wal afiat, sehingga kita bisa berkumpul di tempat yang mulai ini untuk menunaikan ibadah
sholat Jumat yang insyaAllah diberkahi Allah 'Azza wa Jalla. Tidak lupa shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi akhirul zaman, ”Muhammad S.A.W, beserta keluarga,
sahabat dan ummatnya yang selalu menatikan syafaatnya di hari akhir kelak.
Selanjutnya pada kesempatan Ini saya sebagai khatib juga mengajak kepada diri saya pribadi dan
Jama'ah sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah
Azza wa Jalla. Takwa dengan sebenar-benarnya; yakni dengan mengerjakan seluruh perintah-Nya
dan menjauhi seluruh larangan-Nya.

Jama'ah Jumat rahimakumullah,


Tema yang akan khatib sampaikan pada hari ini adalah: "Keutamaan Menyambung dan
Mempererat Tali Silaturrahmi". Tentu kita sudah mengenal akrab dengan kata silaturrahim atau
silaturrahmi. Kata yang diadopsi dari bahasa Arab ini sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari
budaya bangsa ini. Bahkan kita (ummat Islam) punya budaya "halal bihalal" yang spesifik berisi
tradisi silaturrahmi yang dilakukan setelah hari Raya Idul Fitri. Kegiatan ini tentu saja menjadi
tradisi tahunan yang unik dan seharusnya dipertahankan. Sebenarnya kalau dalam pandangan
lslam bersilaturrahmi itu jangan dilakukan sekali dalam setahun, tetapi dalam setiap kesempatan
dan kemampuan. Namun tentu kita juga meyakini ummat Islam di zaman sekarang sudah
memahami bagaimana mereka bersilaturrahmi. Hanya saja sebagai masyarakat yang berbudaya,
tentu tidak mengapa membuat semacam Moment untuk selalu mengingatkan kita betapa
pentingnya silaturrahmi sehingga perlu melanggengkan tradis halalbihalal. Adapun dasar yang
dapat kita yakini adalah perintah Allah S.W.T. dalam beberapa ayat Al Quran sbb:

1. Dalam penggalan ayat pertama QS. An Nisa ayat 1:


َ ‫ون بِ ِهۦ َوٱَأۡل ۡر َحا ۚ َم ِإ َّن ٱهَّلل َ َك‬
١ ‫ان َعلَ ۡي ُكمۡ َرقِيبٗ ا‬ ْ ُ‫َوٱتَّق‬
َ ُ‫وا ٱهَّلل َ ٱلَّ ِذي تَ َسٓا َءل‬
Dan bertakwalah kepada Allah SWT yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling
meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah SWT
selalu menjaga dan mengawasi kamu.

2. QS. Muhammad ayat 22-23:


ٓ
َ ‫ ُأ ْو ٰلَِئ‬٢٢ ۡ‫ا َم ُكم‬e‫و ْا َأ ۡر َح‬eُ
َ ‫ك ٱلَّ ِذ‬
‫ين لَ َعنَهُ ُم‬ ٓ ‫ض َوتُقَطِّع‬ ْ ‫فَهَ ۡل َع َس ۡيتُمۡ ِإن تَ َولَّ ۡيتُمۡ َأن تُ ۡف ِس ُد‬
ِ ‫وا فِي ٱَأۡل ۡر‬
٢٣ ۡ‫ص َرهُم‬ َ ٰ ‫ص َّمهُمۡ َوَأ ۡع َم ٰ ٓى َأ ۡب‬
َ ‫ٱهَّلل ُ فََأ‬
22. Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan
memutuskan hubungan kekeluargaan? 23. Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan
ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.
Ayat tersebut menjelaskan tentang peringatan untuk tetap menjaga silaturahmi dan tidak berbuat
sombong. Orang-orang yang bersikap sombong dengan memutuskan silaturahmi sejatinya adalah
orang yang dibenci oleh Allah SWT.

3. QS. An Nisa : 36
2

‫ ِكي ِن‬e‫ربَ ٰى َو ۡٱليَ ٰتَ َم ٰى َو ۡٱل َم ٰ َس‬eۡ eُ‫ ِذي ۡٱلق‬eِ‫ ٗنا َوب‬e‫وا بِ ِهۦ َش ٗۡ‍ٔي ۖا َوبِ ۡٱل ٰ َولِ َد ۡي ِن ِإ ۡح ٰ َس‬
ْ ‫وا ٱهَّلل َ َواَل تُ ۡش ِر ُك‬
ْ ‫ٱعبُ ُد‬
ۡ ‫۞ َو‬
‫ا َملَ َك ۡت َأ ۡي ٰ َمنُ ُكمۡۗ ِإ َّن‬ee‫يل َو َم‬
ِ ِ‫ب َو ۡٱب ِن ٱل َّسب‬ِ ‫ب بِ ۡٱل َج ۢن‬ eِ ‫َّاح‬ِ ‫ب َوٱلص‬ ِ ُ‫ار ۡٱل ُجن‬ ۡ ۡ
ِ ‫ار ِذي ٱلقُ ۡربَ ٰى َوٱل َج‬
ۡ
ِ ‫َوٱل َج‬
٣٦ ‫ان ُم ۡختَااٗل فَ ُخورًا‬ َ ‫ٱهَّلل َ اَل ي ُِحبُّ َمن َك‬
36. Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.
Surat An-Nisa ayat 36 ini menjelaskan tentang betapa pentingnya untuk silaturahmi. Pada ayat ini,
perintah silaturahmi berdampingan perintah untuk bersujud kepada Allah SWT. Hal tersebut
semakin menegaskan bahwa silaturahmi sangatlah penting untuk umat muslim.

QS. Al-Anfal ayat 1:

ْ ‫ات بَ ۡينِ ُكمۡۖ َوَأ ِطيع‬


َ ‫ُوا ٱهَّلل‬ ْ ‫صلِح‬
َ ‫ُوا َذ‬ ۡ ‫وا ٱهَّلل َ َوَأ‬
ْ ُ‫ُول فَٱتَّق‬
ِ ۖ ‫ال قُ ِل ٱَأۡلنفَا ُل هَّلِل ِ َوٱل َّرس‬
ِ ۖ َ‫ك َع ِن ٱَأۡلنف‬ َٔ‍ۡ َ‫ي‬
َ َ‫سلُون‬
١ ‫ين‬ َ ِ‫َو َرسُولَ ٓۥهُ ِإن ُكنتُم ُّم ۡؤ ِمن‬
“Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah: "Harta
rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul, oleh sebab itu bertakwalah kepada Allah dan
perbaikilah perhubungan di antara sesamamu; dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu
adalah orang-orang yang beriman".
Turunnya ayat Al Quran tsb semakin mempertegas bahwa menjaga hubungan silaturahmi jauh
lebih penting dibandingkan dengan harta rampasan dari perang. Sebelum perintah taat kepada
Allah SWT dan Rasulullah SAW, perintah silaturahmi telah disebutkan terlebih dahulu.

Jamaah Jumat Rakhimakumullah,


Perlu digarisbawahi, kiranya kita telah maklum jika ummat islam memahami bagaimana cara-
cara mereka bersilaturrahmi, menjaga dan mempererat tali silaturrahmi, tetapi tentu tidak setiap
orang memahami keutamaannya. Oleh karena itu marilah kita perhatikan poin-poin keutamaan
mempererat tali silaturrahmi berikut ini:

Keutamaan pertama, dia akan dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya.


Nabi S.A.W. bersabda,
Man akhabba aiyubsatho lahu fii rizqihi, wa aiyung-sa-a lahu fii a-tsarihi fal-yasil rokhimah

”Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka
hendaklah ia menyambung (tali) silaturrahim.” (Muttafaqun 'alaihi).

Terkait dengan dipanjangkan umurnya, seorang ulama besar lbnu Hajar rahimahullah menjelaskan
sbb:
Pertama, tambahan (umur) yang dimaksud yaitu usia yang diberi berkah, karena mendapat taufiq
(kemudahan) menjalankan ketaatan, menyibukkan waktunya dengan hal yang bermanfaat.
Sehingga namanya akan tetap dikenang. Sedah-olah seseorang itu tidak pernah mati.
Kedua, tambahan itu secara hakikat atau sesungguhnya. Hal itu berkaitan dengan ilmu malaikat
yang diberi tugas mengenai umur manusia. Adapun yang ditunjukkan oleh ayat: "Maka apabila
telah datang ajal mereka, mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat
(pula) memajukannya.”(QS. Al A'raf: 34). Maka hal itu berkaitan dengan ilmu Allah Ta'ala.
3

Umpamanya dikatakan kepada malaikat, umur si fulan 100 tahun jika ia menyambung
silaturahmi, dan 60 tahun jika ia memutuskannya.” Allahua'lamu bishawab (hanya Allah yang
mengetahui kebenarannya)

Keutamaan kedua, sebagai tanda bukti dia beriman kepada Allah Ta'ala dan Hari Akhir.

Orang beriman kepada Allah dan hari akhir sudah semestinya selalu berusaha menjaga tali
silaturrahim dan menyambungnya, sebagaimana Rasulullah S.A.W. bersabda:

Mangkaana yu’minu billaahi wal yaumil akhiri, fal yuk rim dloifahu, wa mangkaana
yu’minu billaahi wal yaumil akhiri falyashil rokhimah.

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan
tamunya, dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia
menyambung silaturrahim." (HR Bukhari).

Keutamaan ketiga, menjadi sebab dia masuk surga. Rasulullah S.A.W. bersabda:

Yaa ayyuhannass, af-syuus-salaam, wa at-ngimuut-thongaam, wa shilul-arkhaama, wa


sholluu bill-laili-wan-naasu niyaam, tad-khulul jannata bisalaam.

"Wahai manusia, tebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah tali persaudaraan, shalatlah di
malam hari ketika manusia terlelap tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat." (HR Ibnu
Majah dan Tirmidzi).

Keutamaan keempat, Allah 'Azza wa jalla akan memberikan rahmat-Nya.

Diriwayatkan dari Abdurrahman bin Auf R.A., ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah S.A.W.
bersabda,

Qoo lallah: anaar-rokh-manu wahiyar-rokhimu, syaqoq-tu lahaas-man minis-mii, man wa


sholahaa wa sholtuhu, wamang-qotho-ngahaa batat-tuhu.

”Allah berfirman, 'Aku adalah Maha Pengasih dan ia adalah Rahim, nama itu diambil dari bagian
nama-Ku, siapa yang menyambungnya, maka Aku memberikan rahmat-Ku kepadanya, dan siapa
yang memutuskannya, maka Aku memutuskan rahmat-Ku darinya'.” (HR. Abu Dawud).

Jama'ah lumat rahimakumullah,


Semoga khotbah yang singkat ini tentang keutamaan menyambung dan mempererat tali
silaturahmi bermanfaat dalam, memotivasi kita agar senantiasa menjaga keutuhan tali
persaudaraan di antara kita semua. Aamiin yaa Rabbal 'Aalamiin.
Barakallohuli walakum fil quranil ngadhim wa nafa anni wa iyyakum biha fihi minal
ayyaati wad-dik-ril hakim aqolu qouli hada wa astaghfirullohal-adzim fastaghfiruhu innahu
huwal ghofurrurokhiim.

Anda mungkin juga menyukai