Anda di halaman 1dari 2

Nama: Mutiara Kartika Sari

Kelas: XI MIPA 5
Absen: 26
Tema: Azab

‫ص ْح ِب ِه‬ َ ‫ َو َعلَى آلِ ِه َو‬، َ‫ َعلَى َس ِّي ِد َنا ُم َح َّم ٍد َس ِّي ِد َولَ ِد َعدْ َنان‬،‫ان اَأْل ْك َماَل ِن‬ِ ‫الساَل ُم اَأْل َت َّم‬
َّ ‫صاَل ةُ َو‬
َّ ‫ َوال‬،‫ان‬ٍ ‫هلل ا ْل َم ْو ُج ْو ِد َأ َزاًل َوَأ َب ًدا ِباَل َم َك‬
ِ ‫اَ ْل َح ْم ُد‬
‫َأ‬
‫ َّما‬.ُ‫ اَل َن ِب َّي َب ْعدَ ه‬،ُ‫س ْولُه‬
ُ ‫س ِّيدَ َنا ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر‬ ‫َأ‬
َ َّ‫ش َه ُد ن‬ ‫َأ‬
ْ ‫ َو‬،ُ‫ش ِر ْي َك لَه‬ ‫َأ‬
َ ‫ش َه ُد نْ اَّل ِإل َه ِإاَّل هللاُ َو ْح َدهُ اَل‬ ‫َأ‬
ْ ،‫ان‬ ٍ ‫س‬ َ ‫َو َمنْ َت ِب َع ُه ْم بِِإ ْح‬
‫ب‬ ٍ ‫ِسا‬ َ ‫َأ‬
َ ‫اب ُرونَ ْج َر ُه ْم ِبغ ْي ِر ح‬ ِ ‫ص‬ َّ
َّ ‫ ِإ َّن َما ُي َوفى ال‬:ِ‫ابه‬ ِ ‫ َفِإ ِّني ُأ ْوصِ ْي ُك ْم َو َنفسِ ْي ِب َتق َوى هللاِ ال َعل ِِّي الق ِد ْي ِر الق‬،ُ‫َب ْعد‬
ِ ‫اِئل ف ِْي ُم ْح َك ِم ِك َت‬ َ ْ َ ْ ْ ْ ْ
)10 :‫(الزمر‬
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Mari kita tingkatkan ketakwaan terhadap Allah dengan sebenar-benarnya, yaitu dengan
berupaya secara optimal menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan-
Nya

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


َ ‫س ْخ ُط‬
‫(ر َوا ُه‬ ُّ ‫س ِخ َط َفلَ ُه ال‬
َ ْ‫ َو َمن‬،‫ضا‬ ِّ ‫ َف َمنْ َرضِ َي َفلَ ُه‬،‫هللا ِإ َذا َأ َح َّب َق ْو ًما ا ْب َتالَ ُه ْم‬
َ ‫الر‬ َ َّ‫ َوِإن‬، ِ‫ِإنَّ ِع َظ َم ا ْل َج َزاءِ َم َع ِع َظ ِم ا ْل َباَل ء‬
ّ ‫ال ِّت ْر ِمذ‬
)‫ِي‬
Maknanya: “Sesungguhnya pahala yang besar didapatkan melalui musibah yang
besar pula. Apabila Allah ta’ala mencintai suatu kaum, maka Allah akan menimpakan
musibah kepada mereka. Barangsiapa yang ridla, maka Allah meridlainya. Dan
barangsiapa yang tidak ridla, maka Allah murka kepadanya (HR at-Tirmidzi).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Sedangkan bencana dan musibah yang
merupakan azab adalah yang ditimpakan kepada para pelaku dosa dan maksiat.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

ٍ ‫س َبتْ َأ ْيدِي ُك ْم َو َي ْعفُو َعنْ َكث‬


)30 :‫ِير (الشورى‬ َ ‫َو َما َأ‬
َ ‫صا َب ُك ْم مِنْ ُمصِ ي َب ٍة َفبِ َما َك‬
Maknanya: “Dan musibah apa pun yang menimpa kalian adalah disebabkan oleh
perbuatan dosa kalian sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-
kesalahan kalian)” (QS asy-syura: 30)
Imam at-Thabari menafsirkan ayat ini dengan mengatakan:
‫ َفِإ َّن َما ُيصِ ْي ُب ُك ْم‬:ُ‫س َبتْ َأ ْيدِي ُك ْم) َيقُ ْول‬
َ ‫اس مِنْ ُمصِ ْي َب ٍة فِي ال ُّد ْن َيا فِي َأ ْنفُسِ ُك ْم َوَأهْ لِ ْي ُك ْم َوَأ ْم َوالِ ُك ْم ( َف ِب َما َك‬ ُ ‫َو َما ُيصِ ْي ُب ُك ْم َأ ُّي َها ال َّن‬
ْ ‫ذلِ ّك ُعقُ ْو َب ًة مِنَ هللاِ لَ ُك ْم ِب َما‬
‫ فَاَل ُي َعاقِ ُب ُك ْم‬،‫اج َت َر ْم ُت ْم مِنَ اآْل َث ِام فِ ْي َما َب ْي َن ُك ْم َو َب ْينَ َر ِّب ُك ْم َو َي ْعفُ ْو لَ ُك ْم َر ُّب ُك ْم َعنْ َكثِ ْي ٍر مِنْ ِإ ْج َرا ِم ُك ْم‬
‫بِ َها‬.
“Bencana dan musibah yang menimpa kalian di dunia wahai manusia, pada diri,
keluarga dan harta kalian tiada lain adalah azab dari Allah kepada kalian yang
disebabkan dosa-dosa yang kalian lakukan kepada sesama kalian dan dosa yang
kalian perbuat kepada Allah. Dan Allah mengampuni banyak dosa kalian yang lain
sehingga tidak menurunkan azab (yang lain) kepada kalian.”
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal:
Pertama, bagi seorang Mukmin, musibah yang menimpanya, baik musibah itu ujian
ataupun azab, adalah kebaikan baginya apabila dihadapi dengan sabar dan ridla.
Jika berupa ujian, maka musibah itu akan meninggikan derajatnya dan
melipatgandakan pahalanya di akhirat.
Dan jika berupa azab, maka azab di dunia itu akan menggugurkan azab baginya di
akhirat kelak. Dan hal itu lebih baik baginya. Karena azab di akhirat jauh lebih berat
dan lebih pedih dibandingkan azab dunia.
Kedua, sedangkan bagi orang kafir, bencana dan musibah apa pun yang
menimpanya di dunia tidaklah bermanfaat sama sekali baginya di akhirat.
Ketiga, jika seseorang mulai berbuat taat dan mulai meninggalkan hal-hal yang
diharamkan lalu ditimpa berbagai musibah, maka itu adalah ujian baginya. Apakah ia
akan terus melanjutkan ketaatan ataukah ia kendor semangat lalu meninggalkan
ketaatan itu.
Keempat, jika seseorang ditimpa musibah dan bencana setelah ia berbuat maksiat
dan dosa, maka yang semestinya dia lakukan adalah menyegerakan taubat dengan
sungguh-sungguh dari semua dosa yang pernah ia lakukan.
Baginda Nabi bersabda:
)‫اجه َوال َّط َب َران ُِّي َو َغ ْي ُر ُه َما‬ َ ‫ب َك َمنْ اَل َذ ْن َب لَ ُه‬
َ ‫(ر َواهُ ا ْبنُ َم‬ ِ ‫اِئب مِنَ ال َّذ ْن‬
ُ ‫ال َّت‬
Maknanya: “Seseorang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tidak punya
dosa” (HR Ibnu Majah, ath-Thabarani dan lain-lain) Kelima, kemungkaran jika sudah
merajalela dan tidak ada satu pun yang berupaya mencegahnya, maka tunggulah
saatnya Allah akan menurunkan azab kepada semuanya. Yang shalih maupun yang
fasik, semuanya terkena azab.

Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga
bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.
ِّ ‫ت َو‬
‫ ِإ َّن ُه ه َُو‬،ُ‫ َو َت َق َّب َل ِم ِّنيْ َو ِم ْن ُك ْم ِتاَل َو َته‬،‫الذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬ ِ ‫ َو َن َف َعنِي َوِإيَّا ُك ْم ِب َما فِ ْي ِه م َِن اآْل َيا‬،‫آن ْال َعظِ ي ِْم‬
ِ ْ‫ك هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي القُر‬
َ ‫ار‬
َ ‫َب‬
ْ
‫ال َّس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم‬

Anda mungkin juga menyukai