Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya,
dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga)
mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah
kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan)
agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku.
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka
barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
ک ہُ ُم ۡال ُم ۡفلِح ُۡو َن ٓ ٰ ُو ۡلتَ ُک ۡن م ۡن ُکمۡ اُمۃٌ ی َّۡد ُع ۡو َن الَی ۡال َخ ۡیر و ی ۡامر ُۡو َن ب ۡالم ۡعر ُۡوف و ی ۡنہ ۡو َن َعن ۡالم ۡن َکر ؕ و ا
َ ولِئ َ ِ ُ ِ َ َ َ ِ َ ِ ُ َ َ ِ ِ َّ ِّ َ
ٰ ۡ ََربَّنَ ۤا اِنَّنَا َس ِم ۡعنَا ُمنَا ِدیًا یُّنَا ِد ۡی لِاۡل ِ ۡی َما ِن اَ ۡن ٰا ِمنُ ۡوا ِب َربِّ ُکمۡ فَ ٰا َمنَّا ٭ۖ َربَّنَا ف
ِ اغفِ ۡر لَنَا ُذنُ ۡوبَنَا َو َکفِّ ۡر َعنَّا َسیِّاتِنَا َو تَ َوفَّنَا َم َع ااۡل َ ۡب َر
ار
Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar orang yang menyeru kepada iman,
(yaitu), “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu,” maka kami pun beriman.
Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan
kami, dan matikanlah kami beserta orang-orang yang berbakti.
―QS. Ali Imran [3]: 193
Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ta’ala ‘anhu, bahwa Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ًبَلِّ ُغوا َعنِّى َولَ ْو آيَة
“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari)
ُ ن َأتُ ِحبُّوْ َنَأ ْن ُي َك ِّذ َب هللاَ َو َرسُوْ لَه َ ََّح ِّدثُوْ ا ا لن
, َ ْاسبِ َما َي ْع ِرفُو
"Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan kadar pengetahuan mereka. Apakah
kalian ingin Allah dan rasul-Nya didustakan?"
Ali bin Abi Tholib memperingatkan para dai agar menyeru manusia sesuai dengan
kadar pengetahuan mereka. Sebab apabila akal mereka tidak dapat memahami apa
yang disampaikan, maka akan menjadi bumerang bagi dai tersebut. Yakni mereka
akan menolak dakwah tersebut. Bukan karena ingin mendustakan Allah dan rasul-
Nya, namun karena akal mereka tidak dapat mencernanya.
Pada kesempatan yang lain Abdullah bin Mas'ud juga menasehatkan hal yang
senada. Dia berkata:
ِ ال تَ ْبلُ ُغهُ ُعقُ ْولهًَُ ُم ِْإ َّال َك َانلِ بَ ْع
ض ِه ْم فِ ْتنَ ٌة َ َما َأ ْن َتبِ ُم َح ِّد ٍثقَ ْو ًما َح ِد ْيثًا
"Tidaklah kalian berbicara kepada suatu kaum yang mana akal mereka tidak dapat
mencernanya kecuali pasti terjadi fitnah di antara mereka."
Seperti apa akhlak Rasulullah sehingga patut, layak diteladani. Aisyah ra,
pernah ditanya tentang akhlak Rasulullah saw, beliau berkata:
“Akhlaknya adalah Al-Qur’an”.
cara ini dilakukan Rasul dengan memberi keteladanan kepada objek dakwah,
dengan keindahan akhlaknya, tentang bagaimana beribadah, menjaga diri dan
bagimana cara bermu’amalah dengan sesama muslim atau dengan yang bukan
muslim. Rasulullah Memberi teladan bagaimana menjadi anak yang baik, ayah
yang baik, suami yang baik, saudara yang baik, pemimpin yang baik, saudara
yang baik.
KETELADANAN RASULLULLAH
Hasan al-Bashri menjelaskan.
TETAP SEMANGAAAAT