Anda di halaman 1dari 4

Nama : Zaki Sesariando

NPM : 1911010237
Matkul : Materi Pembelajaran Al-quran hadist
Dosen : Drs. Sa’idy, M. Ag
A. kewajiban berdakwah dan Amar Ma’ruf nahyi munkar
1. Ali Imran, ayat 104
ِ ‫َو ْلتَ ُك ْن ِم ْن ُك ْم ُأ َّمةٌ يَ ْد ُعونَ ِإلَى ْالخَ ي ِْر َويَْأ ُمرُونَ بِ ْال َم ْعر‬
َ‫ُوف َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َوُأولِئك‬
َ‫هُ ُم ْال ُم ْفلِحُون‬
Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar;
merekalah orang-orang yang beruntung.”
2. Mufrodat/Kosa kata
Arti Mufradat Arti Mufradat
dengan/ ِ ‫بِ ۡٱل َم ۡعر‬
‫ُوف‬ dan jadilah/ ‫َو ۡلتَ ُكن‬
kepada hendaklah
kebaikan ada
dan (mereka) َ‫َويَ ۡنهَ ۡون‬ diantara ۡ‫ِّمن ُكم‬
mencegah kamu
dari ‫َع ِن‬ ummat ‫ة‬ٞ ‫ُأ َّم‬
mungkar ‫ۡٱل ُمن َك ۚ ِر‬ (mereka) َ‫يَ ۡد ُعون‬
menyeru
ٓ
dan mereka َ‫َوُأوْ ٰلَِئك‬ kepada ‫ِإلَى‬
itulah
mereka ‫هُ ُم‬ kebajikan ‫ۡٱلخ َۡي ِر‬
orang- orang َ‫ۡٱل ُم ۡفلِحُون‬ dan (mereka) َ‫َويَ ۡأ ُمرُون‬
yang menyuruh
beruntung

3. Tafsir dan hadis


Allah Swt. berfirman bahwasanya hendaklah ada dari kalian sejumlah orang yang
bertugas untuk menegakkan perintah Allah, yaitu dengan menyeru orang-orang untuk
berbuat kebajikan dan melarang perbuatan yang mungkar; mereka adalah golongan
orang-orang yang beruntung.
Ad-Dahhak mengatakan, mereka adalah para sahabat yang terpilih, para mujahidin
yang terpilih, dan para ulama.

‫ َو ْلتَ ُك ْن ِم ْن ُك ْم ُأ َّمةٌ يَ ْد ُعونَ ِإلَى ْالخَ ي ِْر‬:‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ِ ‫ قَ َرَأ َرسُو ُل هَّللا‬:ُ‫قَا َل َأبُو َج ْعفَ ٍر ْالبَاقِر‬
ِ ُ‫اع الق‬
‫رآن َو ُسنَّتِي‬ ْ :‫"ثُ َّم قَا َل‬
ِ َ‫"ال َخ ْي ُر اتِّب‬
Abu Ja'far Al-Baqir meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. membacakan firman-Nya:
Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan.
(Ali Imran: 104) Kemudian beliau bersabda: Yang dimaksud dengan kebajikan ini
ialah mengikuti Al-Qur'an dan sunnahku.
Hadis diriwayatkan oleh Ibnu Murdawaih.
Makna yang dimaksud dari ayat ini ialah hendaklah ada segolongan orang dari
kalangan umat ini yang bertugas untuk mengemban urusan tersebut, sekalipun urusan
tersebut memang diwajibkan pula atas setiap individu dari umat ini. Sebagaimana
yang disebutkan di dalam kitab Sahih Muslim dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah.
Disebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

َ ِ‫َو َذل‬
"‫ك‬ ‫إن لَ ْم يَ ْستَ ِط ْع فَبِقَ ْلبِ ِه‬ ْ َ‫َم ْن َرَأى ِم ْن ُك ْم ُم ْن َكرًا فَ ْليُ َغيِّرْ هُ بِيَده ف‬
ْ َ‫إن لَ ْم يَ ْست َِط ْع فَبِلِ َسانِ ِه ف‬
‫ْس َو َرا َء َذلِكَ ِمنَ اإلي َما ِن َحبَّةُ خَرْ َد ٍل‬ َ ‫"ولَي‬
َ :‫ َوفِي ِر َوايَ ٍة‬."‫ان‬ ِ ‫ف اإلي َم‬ ُ ‫"أضْ َع‬
Barang siapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran, hendaklah ia mencegahnya
dengan tangannya; dan jika ia tidak mampu, maka dengan lisannya; dan jika masih
tidak mampu juga, maka dengan hatinya, yang demikian iiu adalah selemah-lemahnya
iman. Di dalam riwayat lain disebutkan: Dan tiadalah di belakang itu iman barang
seberat biji sawi pun.

‫ان ْالهَا ِش ِم ُّي َأ ْخبَ َرنَا ِإ ْس َما ِعي ُل ب ُْن َج ْعفَ ٍر َأ ْخبَ َرنِي َع ْمرو ب ُْن‬ ُ ‫ َح َّدثَنَا ُسلَ ْي َم‬:‫قَا َل اِإْل َما ُم َأحْ َم ُد‬
‫صلَّى‬ َ ‫ي‬ َّ ِ‫َأبِي َع ْم ٍرو ع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ ب ِْن َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن اَأْل ْشهَلِ ِّي ع َْن ُح َذ ْيفَةَ ْب ِن ْاليَ َما ِن َأ َّن النَّب‬
ْ‫ُوف ولَتَ ْنهَ ُو َّن َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َأو‬ِ ‫ " َوالَّ ِذي نَ ْف ِسي بِيَ ِده لَتَْأ ُمر َُّن بِ ْال َم ْعر‬:‫هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل‬
‫ث َعلَ ْي ُك ْم ِعقَابًا ِم ْن ِع ْن ِد ِه ثُ َّم لَتَ ْد ُعنَّهُ فَال يَ ْستَ ِجيبُ لَ ُك ْم‬
َ ‫أن يَ ْب َع‬
ْ ُ‫ُوش َك َّن هللا‬ ِ ‫"لَي‬.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sulaiman Al-Hasyimi,


telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Ja'far, telah menceritakan kepadaku Amr
ibnu Abu Amr, dari Abdullah ibnu Abdur Rahman Al-Asyhal, dari Huzaifah ibnul
Yaman, bahwa Nabi Saw. pernah bersabda: Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam
genggaman kekuasaan-Nya, kalian benar-benar harus memerintahkan kepada
kebajikan dan melarang perbuatan mungkar, atau hampir-hampir Allah akan
mengirimkan kepada kalian siksa dari sisi-Nya, kemudian kalian benar-benar berdoa
(meminta pertolongan kepada-Nya), tetapi doa kalian tidak diperkenankan.
Imam Turmuzi dan Imam Ibnu Majah meriwayatkannya melalui hadis Amr ibnu Abu
Amr dengan lafaz yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan.
Hadis-hadis mengenai masalah ini cukup banyak, demikian pula ayat-ayat yang
membahas mengenainya, seperti yang akan disebut nanti dalam tafsirnya masing-
masing.
Tafsir Jalalayn :
(Hendaklah ada di antara kamu satu golongan yang menyeru kepada kebaikan) ajaran
Islam (dan menyuruh kepada yang makruf dan melarang dari yang mungkar.
Merekalah) yakni orang-orang yang menyeru, yang menyuruh dan yang melarang tadi
(orang-orang yang beruntung) atau berbahagia. 'Min' di sini untuk menunjukkan
'sebagian' karena apa yang diperintahkan itu merupakan fardu kifayah yang tidak
mesti bagi seluruh umat dan tidak pula layak bagi setiap orang, misalnya orang yang
bodoh.
Tafsir Al Muyassar :
Hendaknya di antara kalian wahai orang-orang mukmin ada sekelompok orang yang
selalu menyeru kepada kebaikan dan memerintahkan kepada yang ma ruf, yaitu apa
yang kebaikannya diketahui dari sisi syar i dan akal, serta selalu mencegah yang
mungkar yaitu apa yang keburukannya diketahui dari sisi syar i dan akal. Mereka itu
adalah orang-orang yang beruntung meraih surga kenikmatan.

4. Tahapan-tahapan amar ma’ruf nahi munkar


Imam Ghazali dalam kitab “Ihya Ulumuddin” menjelaskan lima tahap amar ma’ruf
nahi munkar, yaitu:
1) Memperkenalkan dan memberikan nasihat sederhana. 
2) Memberi pengajaran atau nasihat dengan kata-kata lemah lembut,
3) Memberikan nasihat dengan perkataan keras dan tegas. Misalnya, “Hai bodoh!
Tidaklah engkau takut kepada Allah? 
4) Dengan perbuatan langsung menggunakan kekuatan dan mencegah seseorang dari
melakukan perbuatan maksiat dan dosa. Misalnya, menghancurkan alat-alat
perjudian, memecahkan botol minuman keras, merampas kain sutera dari
pemiliknya, menyita barang-barang curian lalu mengembalikan kepada
pemilknya.
5) Memarahi, memukulnya dan memberikan ancaman kepada seseorang yang
berbuat zalim agar dia berhenti. Kecuali untuk tahap kelima, seseorang tidak
dihasruskan meminta izin dari penguasa untuk melakukan amar ma’ruf dan nahi
munkar.

5. Cara supaya dakwah diterima baik oleh masyarakat


Abu al-Lais as-Samarkandi dalam kitab Tanbih al-Ghafilin menjelaskan bahwa untuk
menegakkan amar ma’ruf nahi munkar dibutuhkan 5 hal, yaitu;
1) Harus didasari dengan ilmu, ini sebagai bekal penting sehingga tujuannya
membuahkan hasil yang maksimal.
2) Niatnya harus benar, tak lain hanya untuk mencari rida Allah, dan untuk
menjunjung tinggi kalimatNya.
3) Mempunyai jiwa kasih sayang yang tinggi, serta santun, tak arogan dalam
menyikapi berbagai persoalan.
4) Harus sabar dalam menuntun serta menyampaikan kebenaran, karena bila tak
didasari sifat sabar, maka usahanya akan bubar.
5) Harus mampu memberi contoh atau teladan yang baik, tak hanya sekadar retorika
belaka, karena masyarakat butuh panutan bukan sekedar komentator bualan.
Banyak orang yang mampu menasihati, namun tak mampu menjalankan ajaran
sepenuh hati. Kelima hal itu sangat penting, karena tanpa ilmu, strateginya tak
akan jitu, serta masyarakat akan lari darinya disebabkan tak sabar menghadapinya.

Anda mungkin juga menyukai