Anda di halaman 1dari 4

LEMBAR JAWAB

UJIAN TENGAH SEMSEER GASAL

MATA KULIAH ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN

Nama : Ananda Surya Annisa

NIM : 1902030074

Hari/ tanggal : Kamis, 28 Oktober 2021

1. Islam sebagai way of life yaitu Islam sebagai agama yang memberikan petunjuk, arah dan
aturan-aturan (syariat) pada semua aspek kehidupan manusia guna memperoleh
kebahagian di dunia dan akhirat.
Buktinya ada di dalil QS. Al-Ahqaf, ayat ; 9-14

9 ٌ‫ي َما يُ ْف َع ُل بِ ْي َواَل بِ ُك ۗ ْم اِنْ اَتَّبِ ُع اِاَّل َما يُ ْو ٰ ٓحى اِلَ َّي َو َمٓا اَنَ ۠ا اِاَّل نَ ِذ ْي ٌر ُّمبِيْن‬
ْ ‫س ِل َو َمٓا اَ ْد ِر‬ ُّ َ‫قُ ْل َما ُك ْنتُ بِ ْدعًا ِّمن‬.
ُ ‫الر‬
Katakanlah (Muhammad), “Aku bukanlah Rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan
aku tidak tahu apa yang akan diperbuat terhadapku dan terhadapmu. Aku hanyalah
mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku hanyalah pemberi peringatan yang
menjelaskan.”

‫ ِدى‬I‫تَ ْكبَ ْرتُ ۗ ْم اِنَّ هّٰللا َ اَل يَ ْه‬I‫اس‬ َ ‫قُ ْل اَ َر َء ْيتُ ْم اِنْ َكانَ ِمنْ ِع ْن ِد هّٰللا ِ َو َكفَ ْرتُ ْم بِ ٖه َو‬
ْ ِ‫ش ِه َد شَا ِه ٌد ِّم ۢنْ بَنِ ْٓي ا‬
ْ ‫ا َمنَ َو‬Iٰ َ‫ه ف‬Iٖ ِ‫س َر ۤا ِء ْي َل ع َٰلى ِم ْثل‬
10 ࣖ َ‫ا ْلقَ ْو َم ال ٰظّلِ ِميْن‬.
Katakanlah, “Terangkanlah kepadaku, bagaimana pendapatmu jika sebenarnya (Al-
Qur'an) ini datang dari Allah, dan kamu mengingkarinya, padahal ada seorang saksi dari
Bani Israil yang mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang disebut dalam) Al-
Qur'an lalu dia beriman, kamu menyombongkan diri. Sungguh, Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”

َ ‫ َوقَا َل الَّ ِذيْنَ َكفَ ُر ْوا لِلَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا لَ ْو َكانَ َخ ْي ًرا َّما‬.
َ َ‫سبَقُ ْونَٓا اِلَ ْي ۗ ِه َواِ ْذ لَ ْم َي ْهتَد ُْوا بِ ٖه ف‬
11 ‫سيَقُ ْولُ ْونَ ٰه َذٓا اِ ْف ٌك قَ ِد ْي ٌم‬
Dan orang-orang yang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman, “Sekiranya Al-
Qur'an itu sesuatu yang baik, tentu mereka tidak pantas mendahului kami (beriman)
kepadanya.” Tetapi karena mereka tidak mendapat petunjuk dengannya maka mereka
akan berkata, “Ini adalah dusta yang lama.”

ِ ‫سانًا َع َربِيًّا لِّيُ ْن ِذ َر الَّ ِذيْنَ ظَلَ ُم ْوا ۖ َوبُش ْٰرى لِ ْل ُم ْح‬
12 َ‫سنِيْن‬ َ ِّ‫ق ل‬
ٌ ‫ص ِّد‬ ٌ ‫سى اِ َما ًما َّو َر ْح َمةً ۗ َو ٰه َذا ِك ٰت‬
َ ‫ب ُّم‬ ٓ ٰ ‫ب ُم ْو‬
ُ ‫ َو ِمنْ قَ ْبلِ ٖه ِك ٰت‬.
Dan sebelum (Al-Qur'an) itu telah ada Kitab Musa sebagai petunjuk dan rahmat. Dan
(Al-Qur'an) ini adalah Kitab yang membenarkannya dalam bahasa Arab untuk memberi
peringatan kepada orang-orang yang zalim dan memberi kabar gembira kepada orang-
orang yang berbuat baik.

13 َ‫ستَقَا ُم ْوا َفاَل َخ ْوفٌ َعلَ ْي ِه ْم َواَل ُه ْم يَ ْح َزنُ ْو ۚن‬ ‫هّٰللا‬


ْ ‫اِنَّ الَّ ِذيْنَ قَالُ ْوا َربُّنَا ُ ثُ َّم ا‬.
Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian mereka
tetap istiqamah tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih
hati.

ٰۤ
14 َ‫ب ا ْل َجنَّ ِة ٰخلِ ِديْنَ فِ ْي َه ۚا َج َز ۤا ًء ۢبِ َما َكانُ ْوا يَ ْع َملُ ْون‬
ُ ‫ص ٰح‬
ْ َ‫ول ِٕى َك ا‬ ُ‫ا‬.
Mereka itulah para penghuni surga, kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang
telah mereka kerjakan.

2. Kewirausaahaan sendiri merupakan salah satu ilmu perekonomian yang diterapkan serta
dipraktikan. Didalam luas nya ilmu pengetahuan, islam pun telah mengatur sedemikian
rupa tentang huku serta dalil dalam berwirausaha atau melakukan kegiatan ekonomi.
Kewirausahaan Islam merupakan aspek kehidupan yang dikelompokkan kedalam
masalah mu'amalah. Dalam Al Qur'an dan Hadits sudah tercantum cara dan prinsip
melakukan wirausaha dan bertransaki secara halal sesuai yang dilakukan Nabi
Muhammad SAW yang bisa menjadi tuntunan umat muslim.
Melakukan transaksi yang jujur dan transparan dijanjikan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam akan diberkahi hasilnya.
Dari Hakim bin Hizam radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ِ َ‫ َذبَا ُم ِحق‬I‫ا َو َك‬II‫ا َوِإنْ َكتَ َم‬II‫ا فِى بَ ْي ِع ِه َم‬II‫و ِر َك لَ ُه َم‬IIُ‫ا ب‬IIَ‫ َدقَا َوبَيَّن‬I‫ص‬
‫ ةُ ِمنْ بَ ْي ِع ِه َما‬I‫ت ا ْلبَ َر َك‬ َ ْ‫ِإن‬I َ‫ا ف‬IIَ‫ا لَ ْم يَ ْفتَ ِرق‬II‫ا ِر َم‬IIَ‫ان بِا ْل ِخي‬I
ِ I‫ا ْلبَيِّ َع‬
“Penjual dan pembeli memiliki hak khiyar selagi mereka berada di dalam satu majelis
dan belum berpisah. Jika keduanya jujur dan transparan maka transksi jual belinya akan
diberkahi. Namun jika keduanya dusta dan tidak transparan, keberkahan transaksinya
akan dicabut.” (HR. Bukhari 2079 & Muslim 3937)

3. Kewirausahaan yang saat ini sedang dijalankan yaitu Ritel. Dari prakteknya sendiri, saya
menjualkan produk yang sudah saya beli dari distributor, menggunakan strategi yang
sudah saya rancang dari awal. Jika hubungannya dengan sekularisme, sekularisme sendiri
merupakan sekularisme” adalah sebuah gerakan yang bertujuan memalingkan dari
kehidupan akhirat dengan semata-mata berorientasi kepada dunia. Maka, dari pendapat
saya kegiatan yang sedikit mengarah kepada sekularisme yaitu promosi. Karena dalam
promosi kami mempunyai konsep menarik pelanggan dengan menawarkan keunggulan
produk.
4. a. Kesatuan (Tauhid/Unity) Dalam hal ini adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan
dalam konsep tauhid yang memadukan keseluruhan aspek-aspek kehidupan muslim baik
dalam bidang ekonomi, politik, sosial menjadi keseluruhan yang homogen, serta
mementingkan konsep konsistensi dan keteraturan yang menyeluruh. Dari konsep ini
maka Islam menawarkan keterpaduan agama, ekonomi, dan sosial demi membentuk
kesatuan. Atas dasar pandangan ini pula maka etika dan bisnis menjadi terpadu, vertikal
maupun horisontal, membentuk suatu persamaan yang sangat penting dalam sistem
Islam.

b. Keseimbangan (Equilibrium/Adil) Islam sangat mengajurkan untuk berbuat adil dalam


berbisnis, dan melarang berbuat curang atau berlaku dzalim. Rasulullah diutus Allah
untuk membangun keadilan. Kecelakaan besar bagi orang yang berbuat curang, yaitu
orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain meminta untuk dipenuhi,
sementara kalau menakar atau menimbang untuk orang selalu dikurangi. Kecurangan
dalam berbisnis pertanda kehancuran bisnis tersebut, karena kunci keberhasilan bisnis
adalah kepercayaan mengukur dengan cara yang benar dan jangan sampai melakukan
kecurangan dalam bentuk pengurangan takaran dan timbangan.31 Dalam surah al Isra
ayat 35 Allah SWT berfirman yang artinya : ³Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu
menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu)
dan lebih baik akibatnya¥ Dalam beraktivitas di dunia kerja dan bisnis, Islam
mengharuskan untuk berbuat adil,tak terkecuali pada pihak yang tidak disukai. Hal ini
sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah Al-Maidah ayat 8 yang artinya : 32 ³Hai
orang-orang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah SWT, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-sekali
kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.Berlaku
adillah karena adil lebih dekat dengan takwa.

c. Kehendak Bebas (Free Will) Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika
bisnis islam, tetapi kebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan
individu dibuka lebar. Tidak adanya batasan pendapatan bagi seseorang mendorong
manusia untuk aktif berkarya dan bekerja dengan segala potensi yang dimilikinya.
Kecenderungan manusia untuk terus menerus memenuhi kebutuhan pribadinya yang tak
terbatas dikendalikan dengan adanya kewajiban setiap individu terhadap masyarakatnya
melalui zakat, infak dan sedekah.

d. Tanggungjawab (Responsibility) Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang


mustahil dilakukan oleh manusia karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban dan
akuntabilitas. untuk memenuhi tuntunan keadilan dan kesatuan, manusia perlu
mempertaggungjawabkan tindakanya secara logis prinsip ini berhubungan erat dengan
kehendak bebas. Ia menetapkan batasan mengenai apa yang bebas dilakukan oleh
manusia dengan bertanggungjawab atas semua yang dilakukannya.

ۤ
5. ‫ا‬II‫ب اَ ۡن يَّ ۡكت َُب َك َم‬ ٌ ِ‫ات‬II‫ا َب َك‬Iۡ Iَ‫د ِ‌ل ۚ َواَل ي‬Iۡ I‫ب بِ ۡال َع‬ ٌ ۢ ِ‫سمًّى فَ ۡاكتُبُ ۡوهُ ؕ َو ۡليَ ۡكتُب بَّ ۡينَ ُكمۡ َكات‬ َ ‫ٰيـاَيُّ َها الَّ ِذ ۡينَ ٰا َمنُ ۡۤوا اِ َذا تَدَايَ ۡنتُمۡ بِد َۡي ٍن اِ ٰلٓى اَ َج ٍل ُّم‬
‫فِ ۡي ًها اَ ۡو‬I‫س‬
َ ‫ق‬ ُّ ‫س ِم ۡنهُ ش َۡيـــًٔا ؕ فَا ِ ۡن َكانَ الَّ ِذ ۡى َعلَ ۡي ِه ۡال َحـ‬ ۡ ‫َّق هّٰللا َ َربَّ ٗه َواَل يَ ۡب َخ‬ ِ ‫ق َوليَت‬
ۡ ُّ ‫َعلَّ َمهُ هّٰللا ‌ُ فَ ۡليَ ۡكت ُۡب ۚ َو ۡليُمۡ لِ ِل الَّ ِذ ۡى َعلَ ۡي ِه ۡال َحـ‬
‫ ٌل‬I‫ا َر ُجلَ ۡي ِن فَ َر ُج‬IIَ‫ا ِ ۡن لَّمۡ يَ ُك ۡون‬Iَ‫ الِ ُك ۚمۡ‌ ف‬I‫ ِه ۡيد َۡي ِن ِم ۡن ِّر َج‬I‫ش‬ َ ‫ ِهد ُۡوا‬I‫است َۡش‬ ۡ ‫د ِ‌لؕ َو‬Iۡ I‫لۡ َولِيُّ ٗه بِ ۡال َع‬IIِ‫ َو فَ ۡليُمۡ ل‬I‫ض ِع ۡيفًا اَ ۡو اَل يَ ۡستَ ِط ۡي ُع اَ ۡن يُّ ِم َّل ُه‬ َ
َ
‫وا ؕ َواَل‬Iُۡ ‫ا ُدع‬I‫ َهدَآ ُء اِذا َم‬I‫الش‬ ۡ ۡ ‫اۡل‬
ُّ ‫ا َب‬Iَ‫خ ٰرى‌ؕ َو اَل ي‬I ُ ‫ح ٰدٮ ُه َما ا‬Iۡ ِ‫ َذ ِّك َر ا‬Iُ‫ض َّل اِ ۡح ٰدٮ ُه َما فَت‬ ِ َ‫ش َهدَآ ِء اَ ۡن ت‬ ُّ ‫ض ۡونَ ِمنَ ال‬ َ ‫َّوامۡ َراَ ٰت ِن ِم َّم ۡن ت َۡر‬
ۤ
ً‫ارة‬ َ ‫ش َها َد ِة َواَ ۡد ٰنى اَاَّل ت َۡرتَابُ ۡ ٓوا اِاَّل ۤ اَ ۡن تَ ُك ۡونَ ِت َج‬ َّ ‫سطُ ِع ۡن َد هّٰللا ِ َواَ ۡق َو ُم لِل‬ َ ‫ص ِغ ۡي ًرا اَ ۡو َكبِ ۡي ًرا اِ ٰلٓى اَ َجلِ ٖ ؕ‌ه ٰذ لِ ُكمۡ اَ ۡق‬
َ ُ‫ت َۡســـَٔ ُم ۡۤوا اَ ۡن ت َۡكتُبُ ۡوه‬
ۡ ۡ
‫وا‬Iۡ Iُ‫ ِه ۡي ٌد ؕ َواِن تَف َعل‬I‫ش‬ َ ‫ب َّواَل‬ ٌ ِ‫ضآ َّر َكات‬ َ ۤ ۡ
َ ُ‫اح اَاَّل تَكتُبُ ۡوهَا ؕ َواَش ِهد ُۡوا اِذا تَبَايَ ۡعتُمۡ ۖ َواَل ي‬ ۡ ٌ َ‫س َعلَ ۡي ُكمۡ ُجن‬ َ
َ ‫اض َرةً تُ ِد ۡي ُر ۡونَ َها بَ ۡينَ ُكمۡ فلَ ۡي‬
ِ ‫َح‬
‫ق ۢ ِب ُكمۡ ؕ َو اتَّقُوا هّٰللا ‌َ ؕ َويُ َعلِّ ُم ُك ُم هّٰللا ‌ُ ؕ َوهّٰللا ُ ِب ُك ِّل ش َۡى ٍء َعلِ ۡي ٌم‬ ٌ ‫س ۡو‬ ُ ٗ ُِ ‫ف‬ ‫ه‬َّ ‫ن‬ ‫ا‬َ ‫ف‬

1. Setiap transaksi yang mengandung perjanjian penangguhan seharusnya ada bukti


tertulis. Namun jika tidak memungkinkan perjanjian tertulis, hendaknya dihadirkan
saksi. Jika ternyata tidak ada saksi, tidak pula bukti tulisan, diperbolehkan adanya
jaminan.
2. Prinsip saling percaya dan menjaga kepercayaan semua pihak. Untuk menghilangkan
keraguan maka hendaklah diadakan perjanjian secara tertulis atau jaminan. Tapi jika
semua pihak saling mempercayai, atau dalam transaksi tunai yang tidak akan
menimbulkan masalah di kemudian hari, tidak mengapa tanpa tulisan atau jaminan
asalkan tetap menjaga amanah.
3. Orang yang mengetahui fakta harus bersedia menjadi saksi. Bersaksi dalam
kebenaran merupakan bentuk ibadah. Sebaliknya, yang menyembunyikan kesaksian
akan terancam siksa. Sedangkan bersaksi palsu termasuk dosa besar.
4. Taqwa mencakup segala aspek kehidupan. Oleh karena itu, dalam jual beli, utang
piutang, atau mu’amalat lainnya mesti didasari taqwa.
5. Taqwa juga harus amanah dan menjauhi hal-hal yang merugikan pihak manapun.
Allah SWT maha mengetahui segalanya, maka dari itu setiap manusia harus
menampakkan fakta sebenarnya bila diminta persaksian.

Anda mungkin juga menyukai