KELAS : Akuntansi A
NIM : G72218031
Maka berpeganglah (wahai rasul) dengan apa yang Allah perintahkan dalam
Al-Quran yang telah Dia wahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di
atas jalan yang lurus. itulah agama Allah yang Dia perintahkan, yaitu islam.
Disini terkandung peneguhan bagi rasulullah dan sanjungan kepadanya.
ِ
َ يل الْ ُم ْج ِرم
ني ِ َ ِات ولِتَستَب
ِ ِ
َ َو َك َٰذل
ُ ني َسب ْ َ َص ُل اآْل ي
ِّ ك نُ َف
ِ ِ
َ ِني إِذَا ُدعُوا إِىَل اللَّ ِه َو َر ُسول ِه ليَ ْح ُك َم َبْيَن ُه ْم أَ ْن َي ُقولُوا مَسِ ْعنَا َوأَطَ ْعنَا ۚ َوأُوٰلَئ
ك ِِ
َ إِمَّنَا َكا َن َق ْو َل الْ ُم ْؤمن
ُه ُم الْ ُم ْفلِ ُحو َن
Rasulullah sangat menyukai orang yang suka menolong dan suka memberi
untuk kesejahteraan orang lain. Hanya saja, Nabi menyarankan agar seseorang
menjaga diri, merasa cukup dengan apa adanya, dan sabar sehingga tidak banyak
membutuhkan pertolongan dari orang lain. Ia bersabda:
ُٰ
ؾإِ َذا َنفِدَ َما َ يه َو َسلَّم َفأَعْ َطاه ُْم ُث َّم َسأَلُو ُه َفأَعْ َطاه
َّ ُمْح َ رسُواُلل ٰلّ ِه
َ صلَّىاللّ ُه
ِ َعل َ سأَلُوا
َ ار
ِ صَ ال ُخ ْد ِر ِّىأ ََّن َناسً ا ِم َناألَ ْن َ َعنأ َ ِبى
ْ سعِي ٍد
َ ع ْن ُكم َْو َمْن َيسْ َتعْ فِ ْف ُي ِع َّف ُهال ٰلّ ُه َو َمْن َيسْ َت ْغ ِني ُْغن ِِهاللَّ ُه َو َمْن َيصْ ِبرْي
ُُصبِّرْ ُهاهَّلل َ خي ٍْر َفلَ ْنأ َ َّدخ َِر ُه
َ عِ ْن َد ُه َقا َل׃ َما َي ُكْن ِع ْن ِدى ِم ْن
Hadis di atas menjelaskan tentang motivasi ekonomi yang berupa upaya untuk
menolong sesama. Motivasi Nabi tersebut berdimensi sosial. Nabi memberikan harta
kepada orang-orang Anshar hingga abis dan ia menyarankan agar mereka menjaga
diri dari meminta-minta, merasa cukup dengan apa yang mereka miliki, serta bersabar
dalam mengkonsumsi harta itu.
1) Pertahankan diri.
2) Pengakuan, ingin agar dirinya mempunyai arti dan tidak kehilangan identitas serta
kebanggaan diri.
3) Cinta kasih, dengan cinta kasih kehidupan seseorang menjadi dinamis dan
kegembiraan.
4) Uang, mendapatkan uang yang banyak. Tujuan ini yang paling rendah
tingkatannya.
Motivasi mempunyai manfaat yang begitu banyak, diantaranya:
1) Untuk meningkatan semangat, gairah dan kedisiplinan kerja.
2) Memupuk rasa memiliki loyalitas dan partisipasi.
3) Meningkatkan kreatifitas dan kemampuan untuk berkembang.
4) Meingkatkan produktivitas dan prestasi.
5) Meningkatkan kesejahteraan.
6) Mempertinggi rasa tanggung jawab terhadap tugas.
5. KESIMPULAN
Motivasi adalah suatu keinginan yang mengagumkan yang berupa impian
untuk mewujudkan apa yang diinginkan serta mengembangkan keyakinan dan
rencana untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan motivasi adalah untuk
menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya
untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil tertentu. Niat dan
motivasi mendorong seseorang melakukan sesuatu menjadi faktor pertimbangan
karena dari maksud dan motivasi itulah biasanya suatu akibat ditimbulkan. Jika
seseorang melakukan aktivitas ekonomi dengan maksud dan motivasi yang baik,
maka hasilnya juga akan baik. Berbicara tentang hukum Islam yaitu Al-Qur'an. Al
Quran itu sendiri adalah wahyu Allah yang merupakan mu'jizat yang diturunkan
kepada nabi Muhammad sebagai Sumber hukum dan pedoman hidup bagi
pemeluk islam, dan jika dibaca menjadi ibadah kepada Allah SWT. Menurut
Uiner Chapra, motivasi ekonomi dalam islam mencakup hal-hal berikut: Pertama,
memperoleh keberuntungan umat manusia (fala), kedua mendapatkan kehidupan
yang baik (hayah tayyibah). Ketiga, memberikan nilai sangat penting bagi
persaudaraan dan keadilan sosial ekonomi.
“Dari ‘Urwah ibn Zubayr dan Sa’id ibn al-Musayyibbahwa Hakim ibn Hizam
berkata : Aku meminta (sesuatu) kepada Nabi SAW lalu ia memberikannya kepadaku
kemudian aku memintanya lagi dan memberikan kepadaku, lalu aku minta lagi dan ia
memberiku lagi. Kemudian Nabi bersabda, “Wahai Hakim, sesungguhnya harta ini
hijau (indah) lagi manis. Barang siapa yang mengambilnya dengan jiwa yang baik,
maka akan diberkahi dan barang siapa yang mengambilnya dengan jiwa yang boros,
maka tidak akan diberkahi seperti orang yang makan tapi tidak kenyang-kenyang.
Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah” (HR. Al-Bukhari)
Artinya:
Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Musa] telah mengabarkan
kepada kami [Al Awza'iy] dari ['Atha'] dari [Jabir radliallahu 'anhu] berkata: "Dahulu
orang-orang mempraktekkan pemanfaatan tanah ladang dengan upah sepertiga,
seperempat atau setengah maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa
yang memiliki tanah ladang hendaklah dia garap untuk bercocok tanam atau dia
hibahkan. Jika dia tidak lakukan maka hendaklah dia biarkan tanahnya". Dan berkata,
[Ar-Rabi' bin Nafi' Abu Taubah] telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah] dari
[Yahya] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang memiliki tanah ladang hendaklah
dia garap untuk bercocok tanam atau dia berikan kepada saudaranya (untuk digarap).
Jika dia tidak lakukan maka hendaklah dia biarkan tanahnya.”(HR. Bukhari).
b) Sumber Daya Manusia (Tenaga Kerja)
ِ أِل ِ ِ ِ ِ
ب َعلَي َ َ ْن َي ْغ ُد َو أ: صلَّي اهلل َعلَْيه َو َسلَّ ْم َي ُق ْو ُل
َ َح ُد ُك ْم َفيَ ْحط َ َع ْن أَيِب ْ ُهَر ْيَرةَ قَ َال مَس ْع
َ ت َر ُس ْو َل اهلل
ك فَِأ َّن الْيَ َد ِ
َ َّاس َخْيًر لَهُ ِم َن اَ ْن يَ ْسأ ََل َر ُجأًل أ َْعطَاهُ أ َْو َمَن َعهُ ذَل
ِ َّق بِِه َويَ ْسَت ْغيِن بِِه ِم َن الن
َ َ صدَ َظَ ْه ِر ِه َفيَت
)(ر َواهُ ُم ْسلِ ٌم مِب ُّ ض ُل ِم َن الْيَ ِد
َ الس ْفلَي َوابْ َدأْ َ ْن َتعُ ْو ُل َ ْاْلعُ ْليَا أَف
“Dari Abu Hurairah r.a., katanya, aku mendengar Rasulullah bersabda, “Hendaklah
seseoramg diantara kalian berangkat pagi-pagi sekali mencari kayu bakar, lalu
bersedekah dengannya dan menjaga diri (tidak minta-minta) dari manusia lebih baik
daripada meminta kepada seseorang baik diberi ataupun tidak. Tangan di atas lebih
baik daripada tangan di bawah. Mulailah (memberi) kepada orang yang menjadi
tanggung jawabmu.”(HR.Muslim).
َ َاج ُر ْال
Nُ ْص ُدو
ق َم َع ِ أَ ْلت: صلَّي هللاِ َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ْم ِ َرNع َْن أَبِي َس ِع ْي ِد ْال ُخ ْذ ِري
َ ض َي هللاُ َع ْنهُ قَا َل َرسُوْ ُل هِللا
)الص ِّد ْيقِ ْينَ َوال ُّشهَدَا ِء (روه ألترمذي ِ الَّنبِيِّ ْينَ َو
“Pedagang yang senantiasa jujur lagi amanah akan bersama para nabi, orang-orang
yang selalu jujur dan orang-orang yang mati syahid.”
d) Organisasi (Manajemen)
Organisasi atau menejemen merupakan proses merencanakan dan
mengarahkan kegiatan usaha untuk mencapai tujuan. Produksi dan konsumsi
harus seimbang
صلَّي اهللُ َعلَْي ِه ِ َ سأَلْت رس: َن ح ِكيم بن ِحز ٍام ر ِضياهلل عْنه قَ َال ِ َّالز َبرْيِ و َسعِْي ِد بْ ِن الْمسي
َ ول اهلل َُ ُ َ ُ َ ُ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َّ ب أ َُ َ ُّ َع ْن ُعْر َو َة بْ ِن
س بُ ْو ِر َك لَهُ فِْي ِه
ٍ َخ َذهُ بِ َس َخ َاو ِة َن ْف ِ
َ َن َه َذا اْملَ َال َخضَرةٌ ُح ْل َوةٌ فَ َم ْن أ َّ يم أ ِ يِن يِن َّ
ُ َو َسل ْم فَأ َْعطَا مُثَّ َسأَلْتُهُ فَأ َْعطَا مُثَّ قَاَل يَا َحك
) (رواه البخاري/الس ْفلَى ُّ فءس مَلْ يُبِ َار ْك لَهُ فِْي ِه َكالَّ ِذي يَأْ ُك ُل َواَل يَ ْشبَ ُع الْيَ ُد الْعُْليَا َخْيٌر ِم َن اْليَ ِد ِ ِِ ومن أ
ً ََخ َذهُ بأ ْشَراف نَ ْ ََ
“Dari ‘urwah ibn Zubayr dan Sa’id ibn Al-musayyib bahwa Hakim ibn Hizzam
berkata: Aku meminta (sesuatu) kepada Nabi SAW lalu ia memberikannya kepadaku
kemudian aku memintanya lagi dan memberikan kepadaku, lalu aku meminta lagi
dan ia memberiku lagi. Kemudian Nabi bersabda, “wahai hakim, sesungguhnya
harta ini hijau (indah) lagi manis. Barangsiapa yang mengambilnya dengan jiwa
yang baik, maka akan diberkahi dan barangsiapa mengambilnya dengan jiwa yang
boros, maka tidak akan diberkahi seperti orang yang makan tapi tidak kenyang-
kenyang. Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah.”HR. al-Bukhori).
Para produsen dalam melakukan produksi ada beberapa nilai yang dapat
dijadikan sandaran sebagai motivasi dalam proses produksi, yaitu :
Artinya: “Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya
(dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah,
untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang
yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya
saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa
yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya
لَ ْن تَنَالُوا ْالبِ َّر َحتَّ ٰى تُ ْنفِقُوا ِم َّما تُ ِحبُّونَ ۚ َو َما تُ ْنفِقُوا ِم ْن َش ْي ٍء فَإِ َّن هَّللا َ بِ ِه َعلِي ٌم
Terjemah Arti: Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),
sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang
kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.
)ق َعلَ ْي ِه ِ ْ نَهَى النَّبِ ُّي ع َْن تَلَقِّي ْالبُيُو:عن ا ْب ِن َم ْسعُوْ ٍد قا َل
ٌ َ( ُمتَف.ع
ِ َفَصا ِحبُ الس ِّْل َع ِة فِ ْيهَا بِ ْال ِخي,ُق إِ ْن َسانُ فَا ْبتَا َعه
ار ِإ َذا َّ َفَإ ِ ْن تَل, ُأن يُتَلَقَّى ْال َجلَب
ْ نَهَى النَّبِ ُّي:ض َي هُّللا قال ِ عن أَبِي هُر ْي َرةَر
)ََّاري ِ (رواهُ ْال َج َما َعةُ إِالَّ ْالبُخ.ََو َر َد السُّوْ ق
2842. Dari Abu Hurairah R A,ia mengatakan,’’Nabi SAW melarang
mencegat barang(dari luar daerah sebelum sampai di pasar). Jika ada
seseorang yang mencegatnya lalu membelinya,maka pemilik barang
mempunyai hak pilih(untukmelanjutkan transaksi atau tidak)bila telah sampai
di pasar.’’(HR.Jama’ah kecuali Al bukhari)
4. TEORI
Menurut Jaribah, makna distribusi dalam ekonomi Islam tentu lebih luas lagi yaitu
mencakup pengaturan kepemilikan unsur-unsur produksi dan sumber-sumber kakayaan.
Di mana Islam memperbolehkan kepemilikan umum dan kepemilikan khusus dan
meletakkan bagi masing-masing bagi keduanya kaidah-kaidah untuk mendapatkannya
dan mempergunakannya, dan kaidah-kaidah untuk warisan, hibah, dan wasiat.
Sebagaimana ekonomi Islam juga memiliki politik dalam distribusi pemasukan, baik
antara unsur-unsur produksi maupun antara individu masyarakat dan kelompok-
kelompoknya, di samping pengembalian distribusi dalam sistem jaminan sosial yang
disampaikan dalam ajaran Islam. Dalam konteks kajian Alquran, agak sulit menemukan
terminologi yang bisa digunakan untuk menunjuk konsep distribusi tersebut. Namun
setidaknya, jika distribusi dimaknai dengan transformasi harta atau asset, maka kita
menemukan banyak terma yang merujuk pada konsep dimaksud. Distribusi menurut para
ahli ekonomi adalah merupakan proses penyaluran hasil produksi berupa barang dan jasa
dari produsen ke konsumen guna memenuhi kebutuhan manusia, baik primer maupun
sekunder.
Adapun landasan-landasan dalam hal distribusi dalam islam antara lain
sebagai berikut:
a) Tauhid
Yaitu konsep ketuhanan yang maha esa, yang tidak ada yang wajib di sembah
kecuali Allah dan tidak ada pula yang menyekutukannya, konsep ini menjadi dasar
segala sesuatu karena dari konsep inilah manusia menjalankan fungsinya sebagai
hamba yang melakukan apa yang diperintahkannya dan menjauhi larangannya.
b) Adil
Menurut bahasa adalah “wadh’u syaiin ‘ala mahaliha” yaitu meletakan sesuatu
pada tempatnya, konsep keadilan haruslah diterapkan dalam mekanisme pasar untuk
menghindari kecurangan yang dapat mengakibatkan kedzaliman bagi satu pihak.
perkataan yang tepat – benar (dalam segala perkara). Supaya Ia memberi taufik
dengan menjayakan amal-amal kamu, dan mengampunkan dosa-dosa kamu"
c) Kejujuran
Dalam bertransaksi Syariat islam sangat konsen terhadap anjuran dalam
berpegang teguh terhadap nilai-nilai kejujuran dalam bertransaksi.
5. KESIMPULAN
Al-Quran telah menekankan bahwa kaum muslim tidak boleh menahan
kekayaan dan pendapatan mereka hanya untuk diri mereka sendiri. Melainkan setelah
memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka secukupnya, mereka harus melaksanakan
kewajiban-kewajiban terhadap keluarga dekat mereka, para tetangga serta orang-
orang lain di dalam komunitas tersebut. Orang-orang yang berpunya secara khusus
diperintahkan untuk memperhatikan kepentingan-kepentingan fakir miskin.
Maka Islam mengubah seluruh pandangan dan sikap masyarakat yang
berkaitan dengan uang dan pemanfaatannya. Semangat keadilan sosial meresap ke
seluruh komunitas dan mengembangkan sifat-sifat mulia dikalangan anggota-
anggotanya berupa kasih sayang, kedermawanan dan gotong royong sedemikian rupa
sehingga mereka mulai memahami serta melaksanakan kewajiban-kewajiban
moralnya secara bebas dan ikhlas, tidak dipaksa oleh suatu hukum apa pun.
Kebijakan pembagian harta/ distribusi yang salah satunya terangkum dalam
penjelasn QS. Al-Hasyr : 7 menunjukkan pentingnya distribusi kekayaan. Besarnya
alokasi pembagian yang sekarang disebut subsidi ditentukan oleh pemimpin atau
pemerintah. Sudah semestinya pemerintah mengalokasikan distribusi kekayaan dalam
bentuk subsidi itu berdasarkan mendesaknya kebutuhan penggunanya yaitu fakir
miskin dan anak yatim yang hidup dibawah garis kemiskinan. Dengan demikian,
upaya untuk menurunkan angka kemiskinan bukan sekedar impian saja.