Anda di halaman 1dari 4

Umur Untuk Amal Shaleh

admin
December 23, 2015
Nasehat

Khotbah Jumat:

‫ض َّل لَهُ َو َم ْن‬ ِ ‫ َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَاَل ُم‬،‫ت َأ ْع َمالِنَا‬


ِ ‫ َونَعُوْ ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشرُوْ ِر َأ ْنفُ ِسنَا َو َسيَِّئا‬،‫ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَتُوْ بُ ِإلَ ْي ِه‬Cُ‫ِإ َّن ْال َح ْم َد هَّلِل ِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُه‬
َّ
‫صلى هللاُ َو َسل َم َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه‬ َّ َ ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُمح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لهُ؛‬،ُ‫ك لَه‬
ُ َ ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬،ُ‫ي لَه‬ َ ‫يُضْ لِلْ فَلضا هَا ِد‬
َْ‫صحْ بِ ِه َأجْ َم ِع ن‬
‫ي‬ ‫و‬.
َ َ

ِ‫َأ َّما بَ ْع ُد ِعبَا َد هللا‬:

‫اِتَّقُوْ ا هللاَ تَ َعالَى‬

Ibadallah,

Manusia memiliki fithrah mencintai harta dan menyukai umur yang panjang, bahkan semakin
usia bertambah kedua hal tersebut semakin bertambah besar, sebagaimana sabda Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam:

‫يَ ْكبَ ُر ابْنُ آ َد َم َويَ ْكبَ ُر َم َعهُ ْاثنَا ِن حُبُّ ْال َما ِل َوطُو ُل ْال ُع ُم ِر‬

“Anak Adam semakin tua, dan dua perkara semakin besar juga bersamanya: cinta harta dan
panjang umur.” (HR. Bukhari, dari Anas bin Malik).

Ibadallah,

Sesungguhnya panjang umur merupakan modal untuk meraih kedudukan yang tinggi di sisi
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun jika umur yang panjang dipenuhi dengan keburukan, maka
pemiliknya menjadi orang yang paling buruk.

ُّ‫ال فََأى‬
َ َ‫ ق‬.» ُ‫طا َل ُع ُم ُرهُ َو َحسُنَ َع َملُه‬ َ ‫ال « َم ْن‬ ِ َّ‫ع َْن َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ْب ِن َأبِى بَ ْك َرةَ ع َْن َأبِي ِه َأ َّن َر ُجالً قَا َل يَا َرسُو َل هَّللا ِ َأىُّ الن‬
َ َ‫اس خَ ْي ٌر ق‬
ُُ‫اس َش ٌّر قَا َل « َم ْن طَا َل ُع ُم ُرهُ َو َسا َء َع َمله‬ َّ
ِ ‫» الن‬

Dari Abdurrahman bin Abu Bakrah, dari bapaknya, bahwa seorang laki-laki berkata, “Wahai
Rasulullah, siapakah manusia yang terbaik?” Beliau menjawab, “Orang yang panjang umurnya
dan baik amalnya”. Dia bertanya lagi, “Lalu siapakah orang yang terburuk?” Beliau menjawab,
“Orang yang berumur panjang dan buruk amalnya”. (HR. Ahmad; Tirmidzi; dan al-Hakim).

Kenapa orang yang panjang umurnya dan baik amalnya merupakan orang terbaik? Karena orang
yang banyak kebaikannya, setiap kali umurnya bertambah maka pahalanya juga bertambah dan
derajatnya semakin tinggi. Kesempatan hidupnya merupakan tambahan pahala dengan sebab
nilai amalannya yang terus tambah, walaupun hanya sekedar istiqamah di atas iman. Karena
apakah yang lebih besar dari iman di dalam kehidupan ini?

Sebaliknya, seburuk-buruk orang adalah orang yang panjang umurnya dan buruk amalnya,
karena waktu dan jam seperti modal bagi pedagang. Seyogyanya, dia menggunakan modalnya
dalam perdagangan yang menjanjikan keuntungan. Semakin banyak modal yang diinvestasikan,
maka keuntungan yang akan diraihnya juga semakin banyak. Barangsiapa melewatkan hidup
untuk kebaikannya maka dia telah beruntung dan sukses. Namun barangsiapa menyia-nyiakan
modalnya, dia tidak akan beruntung dan bahkan merugi dengan kerugian yang nyata”.

Di dalam hadits yang lain disebutkan:

ْ ‫ ِخيَا ُر ُك ْم َأ‬: ‫ال‬


‫ط َولُ ُك ْم‬ َ ‫ قَالُوا نَ َع ْم يَا َرس‬.» ‫« َأالَ ُأنَبُِّئ ُك ْم بِ َخي ِْر ُك ْم‬: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ َ‫ ق‬.ِ ‫ُول هَّللا‬ َ ِ ‫وع َِن َأبِى هُ َري َْرةَ قَا َل قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬
ً‫َأ ْع َماراً َوَأحْ َسنُ ُك ْم َأ ْع َماال‬

Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidakkah
aku beritahukan kepada kamu tentang orang yang paling baik di antara kamu?” Mereka (para
sahabat) menjawab, “Ya wahai Rasulullah”. Beliau bersabda, “Orang yang terbaik di antara
kamu adalah orang yang paling panjang umurnya di antara kamu dan paling baik amalnya”. (HR.
Ahmad; Ibnu Hibban; dan al-Baihaqi).

Hadits-hadits ini menjelaskan keutamaan panjang umur yang disertai dengan amal yang baik.
Syaikh Abdurrauf al-Munawi menjelaskan perkara tersebut dengan berkata, “Karena termasuk
keadaan seseorang adalah bertambah dan meningkat dari satu kedudukan menuju kedudukan (di
atasnya) sehingga mencapai kedudukan kedekatan (kepada Allah), maka seorang Mukmin yang
berusaha mencari bekal untuk akhirat dan berusaha menambah amal shalih tidak layak
menginginkan berhentinya dari apa yang dia inginkan itu dengan mengharapkan kematian.”

Oleh karena itu seorang Mukmin jangan sampai menyia-nyiakan umur dan waktunya. Hendaklah
dia selalu waspada terhadap kehidupannya, umur yang masih ada hendaklah diisi dengan amal
sholih. Jika tidak, maka kerugian yang akan didapatkan.

Ibadallah,

Sebuah kejadian penuh hikmah dan pelajaran di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
menjelaskan bahwa amal seseorang akan meningkatkan derajatnya dan juga menjelaskan bahwa
hari-hari dalam kehidupan adalah kesempatan untuk manambah amalan. Marilah kita perhatikan
hadits di bawah ini:

‫ال النَّبِ ُّى‬ َ َ‫ال – فَق‬ َ َ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فََأ ْسلَ ُموا – ق‬ َ ‫ى‬ َّ ِ‫ وع َِن َع ْب ِد هَّللا ِ ب ِْن َش َّدا ٍد َأ َّن نَفَراً ِم ْن بَنِى ع ُْذ َرةَ ثَالَثَةً َأتَ ُوا النَّب‬n : .‫َم ْن يَ ْكفِنِي ِه ْم‬
ً
‫ث بَعْثا فَخَ َر َج‬ ْ ‫َأ‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم بَعْثا ً فَ َخ َر َج فِي ِه َح ُدهُ ْم فَا ْستُش ِه َد – قَا َل – ث َّم بَ َع‬
ُ َ ‫ث النَّبِ ُّى‬ َ ‫ط ْل َحةَ فَبَ َع‬
َ ‫ قَا َل فَ َكانُوا ِع ْن َد‬.‫ط ْل َحةُ َأنَا‬ َ ‫قَا َل‬
َ‫ْت ْال َميِّت‬ ُ ‫ْت هَُؤ الَ ِء الثَّالَثَةَ الَّ ِذينَ َكانُوا ِع ْن ِدى فِى ْال َجنَّ ِة فَ َرَأي‬ ُ ‫ث َعلَى فِ َرا ِش ِه قَا َل طَ ْل َحةُ فَ َرَأي‬ ُ ِ‫فِي ِه آخَ ُر فَا ْستُ ْش ِه َد – قَا َل – ثُ َّم َماتَ الثَّال‬
‫ْت‬ُ ‫ال – فََأتَي‬ َ َ‫ْت الَّ ِذى ا ْستُ ْش ِه َد َأ َّولَهُ ْم آ ِخ َرهُ ْم – قَا َل – فَ َد َخلَنِى ِم ْن َذلِكَ – ق‬ ُ ‫ْت الَّ ِذى ا ْستُ ْش ِه َد َأ ِخيراً يَلِي ِه َو َرَأي‬ ُ ‫َعلَى فِ َرا ِش ِه َأ َما َمهُ ْم َو َرَأي‬
‫ض َل‬ َ ‫ْس َأ َح ٌد َأ ْف‬ َ ‫ك لَي‬ َ ِ‫ َو َما َأ ْنكَرْ تَ ِم ْن َذل‬: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ِ ‫ال – فَقَا َل َرسُو ُل هَّللا‬ َ َ‫ك لَهُ – ق‬ َ ِ‫ت َذل‬ ُ ْ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَ َذكَر‬ َ ‫ى‬ َّ ِ‫النَّب‬
‫ير ِه َوتَ ْهلِيلِ ِه‬ ْ
ِ ِ‫» ِعن َد ِ ِم ْن ُمْؤ ِم ٍن يُ َع ِّم ُر فِى اِإل ْسالَ ِم لِتَ ْسبِي ِح ِه َوتَكب‬‫هَّللا‬ ْ

Dari Abdullah bin Syaddad bahwa ada tiga orang dari suku Bani ‘Udzrah mendatangi Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu mereka masuk Islam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Siapakah yang mau membantuku untuk mencukupi kebutuhan mereka?” Thalhah
berkata, “Aku”. Maka mereka bersama Thalhah.

Suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirim pasukan, salah seorang dari mereka
(tiga orang tersebut) keluar dalam pasukan itu, lalu dia mati syahid.

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirim pasukan lagi, salah seorang yang lain
(dari tiga orang tersebut) ikut keluar dalam pasukan itu, lalu dia mati syahid.

Kemudian orang yang ketiga mati di atas tempat tidurnya. Thalhah berkata, “Aku bermimpi, tiga
orang yang dahulu bersamaku itu berada dalam surga. Aku melihat orang yang mati di atas
tempat tidurnya itu berada di depan mereka. Dan aku lihat orang yang mati syahid terakhir
mengiringinya. Aku juga melihat orang yang mati syahid pertama kali berada paling belakang.
Maka hatiku mengingkari hal itu. Lalu saya mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
kemudian aku ceritakan hal itu kepada beliau, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Apa yang engkau ingkari dari hal itu? Tidak ada seorangpun yang lebih utama di sisi
Allah daripada seorang Mukmin yang diberi umur panjang dalam agama Islam untuk bertasbih,
bertakbir, dan bertahlil untukNya”. (HR. Ahmad dan Abu Ya’ala).

Lihatlah bagaimana seorang Muslim yang mati di atas kasurnya lebih tinggi derajatnya di surga
dibandingkan orang-orang yang mati syahid sebelumnya? Ini semua dengan sebab iman dan
amal shalihnya dalam kehidupannya yang lebih panjang dari kedua saudaranya itu, walaupun
hanya beberapa waktu! Allah Maha Besar dengan karunia-Nya.

Ibadallah,

Ada kisah lain lagi. Kisah dua bersaudara yang masuk Islam bersama-sama, lalu keduanya
meraih khusnul khatimah di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, namun berbeda derajatnya dengan
sebab umur yang berbeda!
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َو َكانَ ِإ ْسالَ ُمهُ َما َج ِميعًا فَ َكانَ َأ َح ُدهُ َما َأ َش َّد‬ َ ِ ‫ع َْن طَ ْل َحةَ ب ِْن ُعبَ ْي ِد هَّللا ِ َأ َّن َر ُجلَ ْي ِن ِم ْن بَلِ ٍّى قَ ِد َما َعلَى َرسُو ِل هَّللا‬
‫ب‬ ْ ‫َأ‬ ْ ُ ‫َأ‬ ُ ْ َ
ِ ‫ قَا َل طل َحة فَ َر يْت فِى ال َمن َِام بَ ْينَا نَا ِعن َد بَا‬.‫ث اآل َخ ُر بَ ْع َدهُ َسنَة ث َّم ت ُوف َى‬ ِّ ُ ُ ً َ ‫اجْ تِهَادًا ِمنَ اآل َخ ِر فَ َغ َزا ْال ُمجْ تَ ِه ُد ِم ْنهُ َما فَا ْستُ ْش ِه َد ثُ َّم َم َك‬
َ‫ى فَقَا َل ارْ ِج ْع فَِإنَّك‬ َّ َ‫َار ٌج ِمنَ ْال َجنَّ ِة فََأ ِذنَ لِلَّ ِذى تُ ُوفِّ َى اآل ِخ َر ِم ْنهُ َما ثُ َّم خَ َر َج فََأ ِذنَ لِلَّ ِذى ا ْستُ ْش ِه َد ثُ َّم َر َج َع ِإل‬ ِ ‫ْال َجنَّ ِة ِإ َذا َأنَا بِ ِه َما فَخ ََر َج خ‬
ْ‫ال « ِمن‬ َ َ َ ْ
َ ‫و َح َّدثوهُ ال َح ِديث فق‬. ُ َّ
َ ‫صلى هللاُ َعل ْي ِه َو َسل َم‬ َ َّ َ ِ ‫ُول‬ ‫هَّللا‬ َ ‫ك َرس‬ َ
َ ِ‫ك فبَل َغ ذل‬ َ َ َ
َ ِ‫اس ف َع ِجبُوا لِذل‬ َ َ ‫ فََأصْ بَ َح طَ ْل َحةُ ي َُحدِّث بِ ِه الن‬.ُ‫ك بَ ْعد‬
َّ ُ َ َ‫لَ ْم يَْأ ِن ل‬
ِ ‫ال َرسُو ُل هَّللا‬ ْ
َ َ‫ فَق‬.ُ‫اآلخ ُر ال َجنَّةَ قَ ْبلَه‬ ‫َأ‬
ِ ‫ى َذلِكَ تَ ْع َجبُونَ » فَقَالُوا يَا َرسُو َل هَّللا ِ هَ َذا َكانَ َش َّد ال َّر ُجلَي ِْن اجْ تِهَادًا ثُ َّم ا ْستُ ْش ِه َد َو َدخَ َل هَ َذا‬ ِّ ‫َأ‬
‫صلَّى َك َذا َو َك َذا ِم ْن َسجْ َد ٍة فِى‬ َ ‫صا َمهُ َو‬ َ َ‫ضانَ ف‬ َ ‫ك َر َم‬ َ ‫ قَا َل « َوَأ ْد َر‬.‫ قَالُوا بَلَى‬.» ً‫ث هَ َذا بَ ْع َدهُ َسنَة‬ َ ‫ْس قَ ْد َم َك‬َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم « َألَي‬ َ
‫ض‬
ِ ْ‫ر‬ ‫َأل‬ ‫ا‬ ‫و‬
َ ‫ء‬
ِ ‫ا‬ ‫م‬َ َّ
‫س‬ ‫ال‬ َ‫ن‬ ْ
‫ي‬ َ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫م‬
َّ ‫م‬
ِ ُ
‫د‬ ‫ع‬َ ْ
‫ب‬ ‫َأ‬ ‫ا‬ ‫م‬
َ ُ ‫ه‬َ ‫ن‬ ْ
‫ي‬ َ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫م‬َ
َ َ‫ف‬ : ‫م‬َّ ‫ل‬ ‫س‬
َ ‫و‬
َ ‫ه‬
ِ ‫ي‬ْ َ ‫ل‬ ‫ع‬َ ُ ‫هللا‬ ‫ى‬ َّ ‫ل‬ ‫ص‬
َ ِ ‫هَّللا‬ ‫ل‬
ُ ‫ُو‬‫س‬ ‫ر‬َ ‫ل‬َ ‫ا‬ َ ‫ق‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬َ ‫ب‬ ‫وا‬ُ ‫ل‬‫ا‬َ ‫ق‬ .» ‫ة‬
ِ َ ‫ن‬‫س‬ َّ ‫ال‬

Dari Thalhah bin Ubaidillah bahwa dua laki-laki dari Baliy (cabang suku Qudha’ah-pen) datang
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan keduanya masuk Islam bersama-sama.
Salah seorang dari keduanya lebih giat daripada yang lain. Orang yang sangat giat dari keduanya
itu ikut berperang lalu mati syahid. Sedangkan yang lainnya hidup setahun setelahnya, lalu
meninggal dunia. Thalhah berkata, “Aku bermimpi, ketika aku sedang berada di pintu surga, aku
melihat keduanya. Tiba-tiba ada seseorang keluar dari dalam surga, lalu mengidzinkan orang
yang mati terakhir dari keduanya (untuk masuk surga lebih dahulu, lalu orang itu masuk lagi ke
dalam surga-pen). Lalu dia keluar lagi dari surga, lalu mengidzinkan orang yang mati syahid
(untuk masuk surga -pen). Lalu dia menemuiku kemudian berkata, “Kembalilah, karena
sesungguhnya belum datang waktu untukmu (boleh masuk surga)”. Besoknya Thalhah
menceritakan kepada orang-orang dan mereka keheranan terhadapnya. Hal itu sampai kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam , mereka menyampaikan cerita itu kepada beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam . Maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dari sisi
mana kamu heran?” Mereka menjawab, “Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam , orang
yang satu ini lebih giat dari yang lain, lalu dia juga mati syahid, tetapi orang yang terakhir (mati)
itu masuk surga lebih dahulu”. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Bukankah dia (orang yang terakhir mati itu) masih hidup setahun setelahnya?” Mereka
menjawab, “Ya”. Beliau bersabda lagi, “Dan (bukankah) dia telah menemui bulan Ramadhan
lalu berpuasa Ramadhan, dan dia telah melakukan shalat sekian banyak sujud di dalam setahun?”
Mereka menjawab, “Ya”. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jarak antara
keduanya lebih jauh dari jarak antara langit dan bumi”. (HR. Ibnu Majah).

Lihatlah bagaimana amalan setahun manjadikan jarak keduanya melebihi jarak antara langit dan
bumi!

ٍ ‫ َأقُوْ ُل هَ َذا القَوْ َل َوَأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ِل ْي َولَ ُك ْم َولِ َساِئ ِر ال ُم ْسلِ ِم ْينَ ِم ْن ُك ِّل َذ ْن‬.
َ ‫ب فَا ْستَ ْغفِرُوْ هُ يَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ِإنَّهُ هُ َو ال َغفُوْ ُر‬
‫الر ِح ْي ُم‬

Khutbah Kedua:

ُ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمداً َع ْب ُده‬،ُ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْيكَ لَه‬،‫ َوا ِس ِع الفَضْ ِل َو ْالجُوْ ِد َوااْل ِ ْمتِنَا ِن‬،‫َظي ِْم اِإل حْ َسا ِن‬
ِ ‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ ع‬
‫َأ‬
َ‫صحْ بِ ِه جْ َم ِع ْين‬ َ َ
َ ‫صلى هللاُ َعل ْي ِه َو َعلى آلِ ِه َو‬ َّ ُ
َ ُ‫و َرسُوْ له‬. َ

ِ‫َأ َّما بَ ْع ُد ِعبَا َد هللا‬:

‫ َو ُك َّل‬،ٌ‫ َو ُك َّل ُمحْ َدثَ ٍة بِ ْد َعة‬،‫ َو َش َّر اُأل ُموْ ِر ُمحْ َدثَاتِهَا‬،‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ ‫ق ْال َح ِد ْي‬
َ ‫ َو َخ ْي َر الهُدَى هُدَى ُم َح َّم ٍد‬،ِ‫ث كَاَل ُم هللا‬ َ ‫فَِإ َّن َأصْ َد‬
‫الج َما َع ِة‬ ْ
َ ‫ َو َعلَ ْي ُك ْم بِال َج َما َع ِة فَِإ َّن يَ َد هللاِ َعلَى‬،‫ار‬ ِ َّ‫ضاَل لَ ٍة فِي الن‬ َ ‫ َو ُك َّل‬،ٌ‫ضاَل لَة‬
َ ‫بِ ْد َع ٍة‬.

Ibadallah,

Ada juga kisah dua bersaudara yang lain, hanya beda 40 hari jarak kematiannya, namun
mengubah persepsi para Sahabat tentang siapa yang lebih utama dari keduanya.

ُ‫ضيلَة‬ ِ َ‫ت ف‬ْ ‫احبِ ِه بَِأرْ بَ ِعينَ لَ ْيلَةً فَ ُذ ِك َر‬ِ ‫ص‬ َ ‫ك َأ َح ُدهُ َما قَ ْب َل‬ َ َ‫ال َكانَ َر ُجاَل ِن َأ َخ َوا ِن فَهَل‬ َ َ‫ص ع َْن َأبِي ِه َأنَّهُ ق‬
ٍ ‫ع َْن عَا ِم ِر ْب ِن َس ْع ِد ْب ِن َأبِي َوقَّا‬
‫هَّللا‬ ْ ‫َأْل‬ َّ
ِ ‫ ا و َِّل ِعن َد َرسُو ِل‬n ‫صلى هللاُ َعل ْي ِه َو َسل َم‬ َ َّ ‫هَّللا‬
َ ِ ‫ال َرسُو ُل‬ َ َ‫س بِ ِه فَق‬ ‫ْأ‬
َ َ‫فَقَا َل َألَ ْم يَ ُك ْن اآْل َخ ُر ُم ْسلِ ًما قَالُوا بَلَى يَا َرسُو َل ِ َو َكانَ اَل ب‬
‫هَّللا‬
َ‫ت فَ َما تَ َروْ نَ َذلِك‬
ٍ ‫س َمرَّا‬ َ ‫ب َأ َح ِد ُك ْم يَ ْقت َِح ُم فِي ِه ُك َّل يَوْ ٍم خَ ْم‬ ِ ‫ب بِبَا‬ ٍ ‫صاَل ِة َك َمثَ ِل نَه ٍْر َغ ْم ٍر ع َْذ‬َّ ‫صاَل تُهُ ِإنَّ َما َمثَ ُل ال‬ ْ ‫َو َما يُ ْد ِري ُك ْم َما بَلَغ‬
َ ‫َت بِ ِه‬
ُُ‫صاَل ته‬ ْ َ ْ ‫اَل‬ ُ َّ َ
َ ‫يُ ْبقِي ِمن َد َرنِ ِه فِإنك ْم تَدرُونَ َما بَلغَت بِ ِه‬ ْ

Dari Amir bin Sa’ad bin Abi Waqqash, dari bapaknya, dia berkata, “Dahulu ada dua laki-laki
bersaudara, salah satu dari kedunya meninggal dunia 40 hari sebelum lainnya. Lalu keutamaan
orang yang meninggal pertama itu disebut di dekat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Bukankah yang lain juga seorang
Muslim?” Mereka menjawab, “Ya, wahai Rasulullah, dia juga lumayan.” Maka Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tahukah kamu, derajat yang dia raih dengan sebab
shalatnya ? Sesungguhnya perumpamaan shalat adalah seperti sungai yang melimpah airnya lagi
‫‪segar yang mengalir di depan pintu seseorang dari kamu, dia menceburkan diri (mandi) di‬‬
‫?‪dalamnya sehari lima kali. Apakah kamu mengira hal itu masih menyisakan dakinya‬‬
‫‪Sesungguhnya kamu tidak tahu derajat yang dia raih dengan sebab shalatnya. (HR. Malik dan ini‬‬
‫‪lafazhnya; Ahmad; Nasai; dan Ibnu Khuzaimah).‬‬

‫‪Marilah kita perhatikan, bagaimana 40 hari yang dilalui oleh orang tersebut bisa membalikkan‬‬
‫‪anggapan para sahabat Nabi yang menyangka bahwa saudaranya yang meninggal lebih dahulu‬‬
‫‪lebih baik baginya! Ini adalah dengan sebab umur dan amal dengan karunia dari Allah‬‬
‫‪Subhanahu wa Ta’ala. Semoga Allah k menganugerahkan umur panjang dan selalu memberikan‬‬
‫‪taufiq kepada kita untuk mengisi umur kita dengan ketaatan dan keberkahan. Hanya Allah Yang‬‬
‫‪Memberi petunjuk.‬‬

‫صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ‬ ‫ك فَقَا َل‪ِ ﴿ :‬إ َّن هَّللا َ َو َماَل ِئ َكتَهُ يُ َ‬ ‫صلُّوْ ا َو َسلِّ ُموْ ا َرعَا ُك ُم هللاُ َعلَى ُم َح َّم ِد ب ِْن َع ْب ِد هللاِ َك َما َأ َم َر ُك ُم هللاُ بِ َذلِ َ‬ ‫َو َ‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه بِهَا‬ ‫َ‬ ‫ً‬ ‫ة‬ ‫ال‬ ‫ص‬ ‫ي‬
‫َّ َ‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ى‬ ‫َّ‬ ‫ل‬‫ص‬‫َ‬ ‫ن‬‫ْ‬ ‫م‬
‫َ‬ ‫((‬ ‫‪:‬‬ ‫م‬ ‫َّ‬ ‫ل‬
‫ِ َ َ َ‬‫س‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ْ‬
‫ي‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫هللا‬ ‫ى‬ ‫َّ‬ ‫ل‬‫ص‬ ‫ل‬
‫َ َ َ‬ ‫ا‬ ‫َ‬ ‫ق‬‫و‬ ‫]‪،‬‬ ‫‪٥٦‬‬ ‫[األحزاب‪:‬‬ ‫﴾‬ ‫ً‬ ‫ا‬ ‫يم‬‫ِ‬ ‫ل‬ ‫ْ‬
‫س‬ ‫َ‬ ‫ت‬ ‫وا‬ ‫م‬ ‫ِّ‬ ‫ل‬
‫ِ َ َ ُ‬‫س‬‫و‬ ‫ه‬ ‫ْ‬
‫ي‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫وا‬ ‫ُّ‬ ‫ل‬ ‫ص‬
‫َ‬ ‫وا‬‫ُ‬ ‫ن‬‫م‬‫آَ‬
‫‪َ .‬عشرًا))‬‫ْ‬

‫آل‬‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫صلَّيْتَ َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل ِإ ْب َرا ِه ْي َم ِإنَّ َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪َ ،‬وبَ ِ‬ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫اَللَّهُ َّم َ‬
‫َأ‬ ‫َأْل‬
‫ض اللَّهُ َّم ع َِن ال ُخلَفَا ِء الرَّا ِش ِد ْينَ اَ ِئ َّم ِة ال َم ْه ِديِ ْينَ بِي بَ ْك ٍر‬ ‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪َ .‬وارْ َ‬ ‫ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْكتَ َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل ِإ ْب َرا ِه ْي َم ِإنَّ َ‬
‫ص َحابَ ِة َأجْ َم ِع ْينَ َو َع ِن التَّابِ ِع ْينَ َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َسا ٍن ِإلَى يَوْ ِم ال ِّد ْينَ َو َعنَّا َم َعهُ ْم بِ َمنكََّ‬ ‫ض اللَّهُ َّم َع ِن ال َّ‬ ‫َو ُع َم َر َوع ُْث َمانَ َو َعلِ ٍّي‪َ ،‬وارْ َ‬
‫َأل‬ ‫َأ‬
‫ك َوِإحْ َسانِكَ يَا ْك َر َم ا ْك َر ِم ْينَ‬ ‫‪َ .‬و َك َر ِم َ‬

‫اَللَّهُ َّم َأ ِع َّز اِإل ْساَل َم َوال ُم ْسلِ ِم ْينَ ‪َ ،‬وَأ ِذ َّل ال ِّشرْ كَ َوال ُم ْش ِر ِك ْينَ ‪َ ،‬و َد ِّمرْ َأ ْعدَا َء ال ِّد ْينَ ‪ .‬اَللَّهُ َّم آ ِمنَّا فِي َأوْ طَانِنَا َوَأصْ لِحْ َأِئ َّمتَنَا َو ُواَل ةَ ُأ ُموْ ِرنَا‪،‬‬
‫ت نُفُوْ َسنَا تَ ْق َواهَا‪ ،‬زَ ِّكهَا َأ ْنتَ خَ ْي َر َم ْن َز َّكاهَا‪ ،‬اَللَّهُ َّم َأصْ لِحْ َذاتَ بَ ْينِنَا‬ ‫ك‪ ،‬اَللَّهُ َّم آ ِ‬ ‫ضا َ‬ ‫ك َواجْ َعلْ َع َملَهُ فِي ِر َ‬ ‫اَللَّهُ َّم َوفِّ ْق َولِ َي َأ ْم ِرنَا لِهُدَا َ‬
‫ار ْك لَنَا فِي َأ ْز َوا ِجنَا َو ُذرِّ يَّاتِنَا َوَأ ْم َوالِنَا َوَأوْ قَاتِنَا َواجْ َعلنَاْ‬
‫ت ِإلَى النُّوْ ِر‪َ ،‬وبَ ِ‬ ‫ُّ‬ ‫َأ‬
‫ف بَ ْينَ قُلُوْ بِنَا َوا ْه ِدنَا ُسب َُل ال َّساَل ِم َو خ ِرجْ نَا ِمنَ الظل َما ِ‬
‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َوَألِّ ْ‬
‫‪ُ .‬مبَاَر ِك ْينَ َأ ْينَ َما ُكنَّا‬

‫ت‪ .‬اَللَّهُ َّم ارْ َح ْم َموْ تَانَا َو َموْ تَى ال ُم ْسلِ ِم ْينَ‬‫ت اََأْلحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواَأْل ْم َوا ِ‬
‫ت َوال ُمْؤ ِمنِ ْينَ َوال ُمْؤ ِمنَا ِ‬ ‫اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لَنَا َولِ َوالِ َد ْينَا َولِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َوال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫ضى ال ُم ْسلِ ِم ْينَ ‪ ،‬اَللَّهُ َّم ارْ فَ ْع َعنَّا الغَاَل َو ْال َوبَا َو ْالزَاَل ِز َل َوالِم َحنَ َو ْالفِتَنَ َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ ع َْن بَلَ ِدنَا هَذاَ‬ ‫ضانَا َو َمرْ َ‬ ‫ف َمرْ َ‬ ‫َوا ْش ِ‬
‫َاس ِر ْينَ ‪.‬‬‫ظلَ ْمنَا َأ ْنفُ َسنا َ َوِإ ْن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكوْ ن ََّن ِمنَ الخ ِ‬
‫صةً َوع َْن َساِئ ِر بَلَ ِد ال ُم ْسلِ ِم ْينَ عَا َمةً يَا َذا ْال َجاَل ِل َواِإْل ْك َر ِام‪َ .‬ربَّنَا ِإنَّا َ‬ ‫خَا َ‬
‫ار‬ ‫َّ‬
‫اب الن ِ‬ ‫َ‬ ‫ً‬
‫اآلخ َر ِة َح َسنَة َوقِنَا َعذ َ‬ ‫ً‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬
‫‪.‬ربَّنَا آتِنَا فِي الدنيَا َح َسنَة َوفِي ِ‬ ‫َ‬

‫َما تَصْ نَعُونَ ‪، .‬نِ َع َمهُ يَ ِز ْد ُك ْم‪ِ ‬عبَا َد هللاِ‪ :‬اُ ْذ ُكرُوْ ا هللاَ يَ ْذ ُكرْ ُك ْم‪َ ،‬وا ْش ُكرُوْ هُ َعلَى َولَ ِذ ْك ُر هَّللا ِ َأ ْكبَ ُر َوهَّللا ُ يَ ْعلَ ُم‬

Anda mungkin juga menyukai