Anda di halaman 1dari 7

Sirath, Jembatan di Atas Neraka keluarbiasaan dan kedahsyatan.

Di antara peristiwa yang


akan menakjubkan sekaligus menakutkan di alam akhirat
Khutbah Pertama: kelak, peristiwa melewati shirath (jembatan) yang
ْ ‫ق لِي‬
ُ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأاَّل ِإلَهَ ِإاَّل هللا‬،ً‫ُظ ِه َرهُ َعلَى ال ِّد ْي ِن ُكلِّ ِه َو َكفَى بِاهللِ َش ِهيْدا‬ ِّ ‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذيْ َأرْ َس َل َرسُوْ لَهُ بِ ْالهُدَى َو ِد ْي ِن ال َح‬ terbentang di atas neraka menuju ke surga. Semoga
‫َأ‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه َو صْ َحابِ ِه َو َسلَّ َم‬ َ ُ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬،ً‫ك لَهُ ِإ ْق َراراً بِ ِه َوتَوْ ِحيْدا‬
َ ‫َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬
ً‫تَ ْسلِيْما ً َم ِزيْدا‬
Allah ‘Azza wa Jalla memberikan kemudahan kepada
kita untuk melewatinya kelak di akhirat.
‫َأ َّما بَ ْع ُد‬:
Ibadallah,
‫َأيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوْ ا هللاَ تَ َعالَى‬
Landasan keyakinan tentang adanya shirath pada hari
Kaum muslimin rahimakumullah, Kiamat berdasarkan kepada ijma’ para ulama Ahlus
Di akhirat kelak, akan banyak sekali peristiwa yang Sunnah yang bersumberkan kepada dalil-dalil yang
sangat menakjubkan sekaligus menakutkan. Kita, akurat dari Alquran dan Sunnah. Berikut ini kita
sebagai seorang Mukmin, wajib mempercayai segala hal sebutkan beberapa dalil yang menerangkan tentang
yang akan terjadi pada hari Kiamat, baik yang adanya shirath.
disebutkan dalam Alquran maupun yang terdapat dalam Di antara ulama berhujjah dengan firman Allah ‘Azza wa
Hadits yang shahih. Kita tidak boleh membeda-bedakan Jalla berikut :
dalam urusan beriman dengan segala peristiwa tersebut,
baik itu sesuai dengan logika ataupun tidak. Segala hal ِ ‫ار ُدهَا َكانَ َعلَى َربِّكَ َح ْت ًما َم ْق‬
‫ضيًّا‬ ِ ‫َوِإ ْن ِم ْن ُك ْم ِإاَّل َو‬
yang akan terjadi di akhirat tidak bisa kita qiyaskan “Dan tidak ada seorang pun dari kalian, melainkan akan
dengan peristiwa di dunia ini. Karena semua peristiwa di mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Rabbmu adalah suatu
akhirat adalah peristiwa yang penuh dengan kemestian yang sudah ditetapkan.” (Maryam/19:71).
Diriwayatkan dari kalangan para Sahabat, di antaranya; ujungnya bengkok, ia bagaikan pohon berduri di Nejd,
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu, Ibnu Mas’ud dikenal dengan pohon Sa’dan …”.
radhiyallahu ‘anhu dan Ka’ab bin Ahbar bahwa yang
dimaksud dengan mendatangi neraka dalam ayat tersebut Dan disebutkan lagi dalam hadits bahwa shirath tersebut
adalah melewati shirath. memiliki cangkok-cangkok besar, yang mencankok siapa
yang melewatinya, sebagaimana disebutkan dalam hadits
Sementara itu, banyak sekali riwayat dari Rasulullah berikut ini:
shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang ini, di antaranya: ‫ذ اللَّهُ َّم َسلِّ ْم َسلِّ ْم‬Šٍ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فََأ ُكونُ َأو ََّل َم ْن يُ ِجي ُز َو ُدعَا ُء الرُّ س ُِل يَوْ َمِئ‬
َ ِ ‫ال َرسُو ُل هَّللا‬ َ َ‫َويُضْ َربُ ِج ْس ُر َجهَنَّ َم ق‬
‫َان َغي َْر‬ ِ ‫ك ال َّس ْعد‬ ْ َّ
ِ ْ‫ُول ِ قَا َل فَِإنهَا ِمث ُل َشو‬ ‫هَّللا‬ َ ُ ُ
َ ‫َان َما َر ْيت ْم َشوْ كَ ال َّس ْعدَا ِن قَالوا بَلى يَا َرس‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ِ ْ‫َوبِ ِه كَاَل لِيبُ ِم ْث ُل َشو‬
ِ ‫ك ال َّس ْعد‬
ُ‫اطيفُ َوكَاَل لِيب‬ ِ َ‫ضةٌ َم ِزلَّةٌ َعلَ ْي ِه خَ ط‬ َ ‫ظه َْريْ َجهَنَّ َم قُ ْلنَا يَا َرسُو َل هَّللا ِ َو َما ْال َج ْس ُر قَا َل َم ْد َح‬ ِ ‫ثُ َّم يُْؤ تَى بِ ْال َجس‬
َ َ‫ْر فَيُجْ َع ُل بَ ْين‬
‫اس بَِأ ْع َمالِ ِه ْم رواه البخاري‬
ٌ ٌ ْ ٌ
ُ‫َو َح َس َكة ُمفَلطَ َحة لَهَا َشوْ َكة ُعقَ ْيفَا ُء تَ ُكونُ بِنَجْ ٍد يُقَا ُل لَهَا ال َّس ْع َدان‬ َ َّ‫َأنَّهَا اَل يَ ْعلَ ُم قَ ْد َر ِعظَ ِمهَا ِإاَّل هَّللا ُ فَت َْخطَفُ الن‬

Kemudian didatangkan jembatan lalu dibentangkan di Dan dibentangkanlah jembatan Jahannam. Akulah orang
atas permukaan neraka Jahannam. Kami (para Sahabat) pertama yang melewatinya. Doa para rasul pada saat itu:
bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana (bentuk) “Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah”. Pada shirath
jembatan itu?”. Jawab beliau, “Licin (lagi) itu, terdapat pencangkok-pencangkok seperti duri pohon
mengelincirkan. Di atasnya terdapat besi-besi pengait Sa’dan. Pernahkah kalian melihatnya?” Para Sahabat
dan kawat berduri yang ujungnya bengkok, ia bagaikan menjawab, “Pernah, wahai Rasulullah. Maka ia seperti
pohon berduri di Najd, dikenal dengan pohon Sa’dan …” duri pohon Sa’dan, tiada yang mengetahui ukuran
(Muttafaqun ‘alaih) besarnya kecuali Allah. Maka ia mencangkok manusia
sesuai dengan amalan mereka”. (HR. al-Bukhari)
Dalam hadits ini terdapat beberapa ciri atau sifat dan
bentuk shirath, yaitu: “licin (lagi) mengelincirkan, di Di samping itu, para Ulama menyebutkan pula bahwa
atasnya ada besi-besi pengait dan kawat berduri yang shirath tersebut lebih halus daripada rambut, lebih tajam
dari pada pedang, dan lebih panas daripada bara api, licin Kedua: Shirath tersebut menggelincirkan. Para Ulama
dan mengelincirkan. Hal ini berdasarkan pada beberapa telah menerangkan maksud dari ‘menggelincirkan’ yaitu
riwayat, baik yang disandarkan langsung kepada Nabi ia bergerak ke kanan dan ke kiri, sehingga membuat
shallallahu ‘alaihi wa sallam ataupun kepada para orang yang melewatinya takut akan tergelincir dan
Sahabat tetapi dihukumi marfu’. Sebab, para Sahabat tersungkur jatuh.
tidak mungkin mengatakannya dengan dasar ijtihad
pribadi mereka tentang suatu perkara yang ghaib, Ketiga: Shirath tersebut memiliki besi pengait yang
melainkan hal tersebut telah mereka dengar dari Nabi besar, penuh dengan duri, ujungnya bengkok. Ini
shallallahu ‘alaihi wa sallam. menunjukkan siapa yang terkena besi pengait ini tidak
akan lepas dari cengkeramannya.
Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu berkata: “Sampai
kepadaku kabar bahwa shirath itu lebih halus dari rambut Keempat: Terpeleset atau tidak, tergelincir atau tidak,
dan lebih tajam dari pedang” (Shahih Muslim 1/117) . dan tersambar oleh pengait besi atau tidak, semua itu
ditentukan oleh amal ibadah dan keimanan masing-
Setelah kita amati dalil-dalil tersebut di atas dapat kita masing orang.
ikhtisarkan di sini sifat dan bentuk shirath tersebut
sebagaimana berikut: Kelima: Shirath tersebut terbentang membujur di atas
neraka Jahannam. Barangsiapa terpeleset dan tergelincir
Pertama: Shirath tersebut amat licin, sehingga sangat atau terkena sambaran besi pengait, maka ia akan
mengkhawatirkan siapa saja yang lewat dimana ia terjatuh ke dalam neraka Jahannam.
mungkin saja terpeleset dan terperosok jatuh.
Keenam: Shirath tersebut sangat halus, sehingga sulit
untuk meletakkan kaki di atasnya.
Ketujuh: Shirath tersebut juga tajam yang dapat ‫ان‬ِ ‫ (( َوتُرْ َس ُل اَأْل َمانَةُ َوال َّر ِح ُم فَتَقُو َم‬: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ‫ال َرسُوْ ل هللا‬ َ َ‫ ق‬:‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ قَا َل‬ ِ ‫ع َْن َأبِ ْي هُ َري َْرةَ َر‬
َ‫ ((َأل ْم‬:‫ال‬ ْ ‫َأ‬ ‫ُأ‬ ْ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ُ ْ ُ ْ ُ ُ ‫َأ‬ ‫اًل‬
َ َ‫ق ؟ ق‬ ِ ْ‫ قلت بِ بِي نتَ َو ِّمي يُّ َش ْي ٍء َك َمرِّ البَر‬: ‫ال‬ َ َ‫ ق‬،))‫ق‬ ِ ْ‫اط يَ ِمينًا َو ِش َما فَيَ ُمرُّ َّولك ْم َكالبَر‬ ِ ‫َجنَبَت َْي الص َِّر‬
membelah telapak kaki orang yang melewatinya. Karena ‫ال تَجْ ِري بِ ِه ْم َأ ْع َمالُهُ ْم‬ ِ ‫ِّج‬
َ ‫ر‬ ‫ال‬ ‫د‬ِّ َ
‫ش‬ ‫و‬
َ ِ ‫ْر‬
‫ي‬ َّ ‫الط‬ ِّ‫ر‬ ‫م‬
َ ‫ك‬ َ ‫م‬
َّ ُ ‫ث‬ ‫الرِّيح‬
ِ ‫ر‬
ِّ ‫م‬
َ َ
‫ك‬ ‫م‬
َّ ُ ‫ث‬ ‫؟‬ ‫ْن‬
ٍ ‫ي‬‫ع‬َ ‫ة‬
ِ َ ‫ف‬ ْ‫ر‬ َ ‫ط‬ ‫ي‬ ِ ‫ف‬ ‫ع‬
ُ ‫ج‬ ْ‫ر‬
ِ َ َُ ‫ي‬‫و‬ ُّ‫ر‬ ‫م‬َ ‫ي‬ َ‫ف‬ ْ
‫ي‬ َ
‫ك‬ ‫ق‬ِ ْ‫ت ََروْ ا ِإلَى ْالبَر‬
‫ْج َز َأ ْع َما ُل ْال ِعبَا ِد َحتَّى يَ ِجي َء ال َّر ُج ُل فَاَل يَ ْست َِطي ُع ال َّسي َْر ِإاَّل‬ َّ ِّ
ِ ‫اط يَقو ُل َربِّ َسل ْم َسل ْم َحتى تَع‬ ِّ ُ ِ ‫َونَبِيُّ ُك ْم قَاِئ ٌم َعلى الصِّ َر‬
َ
sesuatu yang begitu halus, namun tidak bisa putus, maka ‫ُأ‬ ‫َأ‬ ‫ْأ‬
‫ار )) رواه‬ ِ َّ‫َاج َو َم ْكدُوسٌ فِي الن‬ ٍ ‫ت بِ ِه فَ َم ْخدُوشٌ ن‬ ْ ‫ورةٌ بِ ْخ ِذ َم ْن ِم َر‬ َ ‫ال َوفِي َحافَت َْي الصِّ َرا ِط كَاَل لِيبُ ُم َعلَّقَةٌ َم ُم‬ َ َ‫زَ حْ فًا ق‬
akan menjadi tajam. ‫مسلم‬.

Kedelapan: Sekalipun shirath tersebut halus dan tajam, Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
manusia tetap dapat melewatinya. Karena Allah ‘Azza Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
wa Jalla Maha Kuasa untuk menjadikan manusia mampu “Lalu diutuslah amanah dan rohim (tali persaudaraan)
berjalan di atas apapun. keduanya berdiri di samping kair-kanan shirath tersebut.
Kesembilan: Kesulitan untuk melihat shirath karena Orang yang pertama lewat seperti kilat”. Aku bertanya:
kehalusannya, atau terluka karena ketajamannya, semua “Dengan bapak dan ibuku (aku korbankan) demi engkau.
itu bergantung kepada kualitas keimanan setiap orang Adakah sesuatu seperti kilat?” Rasul shallallahu ‘alaihi
yang melewatinya. wa sallam menjawab : “Tidakkah kalian pernah melihat
kilat bagaimana ia lewat dalam sekejap mata? Kemudian
Saudaraku, kaum muslimin yang semoga dirahmati ada yang melewatinya seperti angin, kemudian seperti
Allah. burung dan seperti kuda yang berlari kencang. Mereka
berjalan sesuai dengan amalan mereka. Nabi kalian
Bagaimana keadaan manusia setelah melintasi sirath? waktu itu berdiri di atas shirath sambil berkata: “Ya
Setelah kita melihat sikilas tentang sifat-sifat shirath Allah selamatkanlah! selamatkanlah! Sampai para hamba
yang tedapat dalam hadits-hadits shahih. Berikutnya kita yang lemah amalannya, sehingga datang seseorang lalu
lihat pula bagaimana keadaan manusia ketika melewati ia tidak bisa melewati kecuali dengan merangkak”.
shirath tersebut. Beliau menuturkan (lagi): “Di kedua belah pinggir
shirath terdapat besi pengait yang bergatungan untuk ‫ظه َْري َجهَنَّ َم فََأ ُكونُ أنَا َوُأ َّمتِ ْي َأ َّو َل َم ْن ي ُِجي ُز َوالَ يَـَت َكلََّ ُم يَوْ َمِئ ٍذ ِإالَّ ال ُر ُس ُل َو َد ْع َوى الرُّ س ُِل‬ َ َ‫الصِّرأطُ بَ ْين‬
َ ُ‫َويُضْ َرب‬

menyambar siapa saja yang diperintahkan untuk )‫ى يُنَجَّى (رواه مسلم‬ َّ ‫ذ اللَّهُ َّم َسلِّ ْم َسلِّ ْم فَ ِم ْنهُ ْم ْال ُمُؤ ِمنُ بَقِ َي بِ َع َملِ ِه َو ِم ْنهُ ْم ْال ُم َجازَى َحت‬Šٍ ‫يَوْ َمِئ‬

disambar. Maka ada yang terpeleset namun selamat dan “Dan dibentangkanlah shirath di atas permukaan neraka
ada pula yang terjungkir ke dalam neraka”. (HR. Jahannam. Maka aku dan umatku menjadi orang yang
Muslim) pertama kali melewatinya. Dan tiada yang berbicara pada
‫َار‬ ٍ ‫َاج ُم َسلَّ ٌم َون‬
ِ ‫َاج َم ْخدُوشٌ َو َم ْكدُوسٌ فِي ن‬ ٍ ‫ب فَن‬ِ ‫اوي ِد ْالخَ ي ِْل َوال ِّر َكا‬
ِ ‫الرِّيح َو َكَأ َج‬
ِ ِ ْ‫ف َو َك ْالبَر‬
‫ق َو َك‬ ِ ْ‫ْال ُمْؤ ِمنُ َعلَ ْيهَا َكالطَّر‬ saat itu kecuali para rasul. Dan doa para rasul pada saat
)‫ْحبُ َسحْ بًا ( متفق عليه‬ ِ ‫َجهَنَّ َم َحتَّى يَ ُم َّر‬
َ ‫آخ ُرهُ ْم يُس‬ itu: “Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah……di
antara mereka ada yang tertinggal dengan sebab
“Orang Mukmin (berada) di atasnya (shirath), ada yang amalannya dan di antara mereka ada yang dibalasi
secepat kedipan mata, ada yang secepat kilat, ada yang sampai ia selamat”. (HR. Muslim).
secepat angin, ada yang secepat kuda yang amat kencang
berlari, dan ada yang secepat pengendara. Maka ada Melalui riwayat-riwayat yang khotib sebutkan di atas
yang selamat setelah tertatih-tatih dan ada pula yang dapat kita simpulkan di sini bagaimana kondisi manusia
dilemparkan ke dalam neraka. Mereka yang paling saat menlintasi shirath :
terakhir merangkak secara pelan-pelan”. (Muttafaqun
‘alaih) Pertama: Ketika manusia melewati shirath, amanah dan
ar-rahm (hubungan silaturrahim) menyaksikan mereka.
)‫ق بِ َع َملِ ِه َو ِم ْنهُ ْم يُُخَ رْ َد ُل ثُ َّم يَ ْنجُو( متفق عليه‬
ُ َ‫فَ ِم ْنهُ ْم َم ْن يُُوْ ب‬
Ini menunjukkan betapa pentingnya menunaikan amanah
“Di antara mereka ada yang binasa disebabkan dan menjalin hubungan silaturrahim. Barangsiapa
amalannya, dan di antara mereka ada yang tergelincir melalaikan keduanya, maka ia akan merasa gemetar
namun kemudian ia selamat.” (Muttafaqun ‘alaih) ketika disaksikan oleh amanah dan ar-rahm saat
melewati shirath.
Kedua: Kecepatan manusia saat melewati shirath yang Keenam: Yang pertama sekali melewati shirath adalah
begitu halus dan tajam tersebut sesuai dengan tingkat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
kecepatan mereka dalam menyambut dan melaksanakan umatnya.
perintah-perintah Allah ‘Azza wa Jalla di dunia ini.
Ketujuh: Setiap rasul menyasikkan umatnya ketika
Ketiga: Di antara manusia ada yang melewati shirath melewati shirath dan mendoakan umat mereka masing-
secepat kedipan mata, ada yang secepat kilat, ada yang masing agar selamat dari api neraka.
secepat angin, ada yang secepat burung terbang, dan ada
pula yang secepat kuda yang berlari kencang. Kedelapan: Ketika melewati shirat setiap mukmin agar
diberi cahaya sesuai dengan amalnya masing-masing.
Keempat: Di antara manusia ada yang melewatinya Hal ini diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu
dengan merangkak secara pelan-pelan, ada yang berjalan ‘anhu dalam menafsirkan firman Allah ‘Azza wa Jalla :
dengan menggeser pantatnya sedikit demi sedikit, ada
pula yang bergelantungan hampir-hampir jatuh ke dalam Kesembilan:
neraka dan ada pula yang dilemparkan ke dalamnya. ‫ت يَ ْس َعى نُو ُرهُ ْم بَ ْينَ َأ ْي ِدي ِه ْم َوبَِأ ْي َمانِ ِه ْم‬
ِ ‫يَوْ َم تَ َرى ْال ُمْؤ ِمنِينَ َو ْال ُمْؤ ِمنَا‬

Kelima: Besi-besi pengait baik yang bergantungan Pada hari itu, engkau melihat orang-orang mukmin
dengan shirath maupun yang berasal dari dalam neraka cahaya mereka menerangi dari hadapan da kanan mereka
akan menyambar sesuai dengan keimanan dan ibadah (al-Hadid/57:12)
masing-masing manusia.
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Mereka
melewati shirath sesuai dengan tingkat amalan mereka.
Di antara mereka ada cahayanya sepert gunung, ada
cahayanya yang seperti pohon, ada cahayanya setinggi beriman dengan hal itu adalah wajib. Sesungguhnya
orang berdiri, yang paling sedikit cahayanya sebatas (Allah) Dzat yang mampu menahan burung di udara,
menerangi ampu kakinya, sesekali nyala sesekali tentu sanggup menahan orang Mukmin di atas shirath
padam”. tersebut. Baik, dengan berlari maupun berjalan. Tidak
boleh dialihkan dari makna hakiki kepada makna majazi
Meski banyak sekali dalil yang mengharuskan umat kecuali bila mustahil. Dan tidak ada kemustahilan dalam
mengimani adanya shirath, namun ada saja kelompok hal itu, berdasarkan hadits-hadits dan penjelasan para
yang menyimpang dalam masalah ini, yaitu kaum ulama yang terkemuka tentang hal itu. Barangsiapa tidak
Mu’tazilah. Mereka tidak mengimani adanya shirath diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah ‘Azza wa Jalla ,
yang hakiki pada hari Kiamat, karena –menurut mereka- maka ia tidak akan memiliki cahaya (petunjuk)”.
hal itu tidak masuk akal dan tidak logis (?!).
‫ َأقُوْ ُل قَوْ لِي هَ َذا َوَأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ لِ ْي َولَ ُك ْم‬،‫ َونَفَ ْعنَا بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ البَيَا ِن َوال ِّذ ْك ِر ال َح ِكي ِْم‬،‫آن ال َع ِظي ِْم‬
ِ ْ‫بَا َركَ هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِي القُر‬
Syubhat yang merasuki hati mereka dalam pengingkaran ٍ ‫ َولِ َج ِمي ِْع ال ُم ْسلِ ِم ْينَ ِم ْن ُكلِّ َذ ْن‬.
‫ب فَا ْستَ ْغفِرُوْ هُ ِإنَّهُ ه َُو ال َغفُوْ ُر ال َر ِح ْي ُم‬
ini, bagaimana mungkin manusia bisa melewati di atas
benda yang lebih halus dari rambut, lebih tajam dari Khutbah Kedua:
pedang, amat licin dan selalu bergerak-gerak?
Para Ulama telah membantah dan menjawab pernyataan
aneh mereka ini dan orang-orang yang meragukan wujud
shirath, seperti Imam al-Qurthubi rahimahullah. Setelah
menyebutkan perkataan mereka, beliau berkata, “Apa
yang disebutkan oleh orang ini adalah tertolak
berdasarkan hadits-hadits yang kita sebutkan, bahwa

Anda mungkin juga menyukai