Anda di halaman 1dari 27

Halaqah 116 | Beriman Kepada Hari Akhir dengan Pembahasan tentang menghisab mereka, ini adalah kesepakatan kaum

menghisab mereka, ini adalah kesepakatan kaum muslimin bahwasanya


Manusia Dikumpulkan dalam Keadaan Telanjang, Tanpa Alas Kaki, dan kiamat ini adalah sesuatu yang pasti terjadi, dan orang yang mengingkari
Tanpa Berkhitan Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A ‫ حفظه هلل تعالى‬Kitāb Al-‘Aqīdah Al-Wāsithiyyah kebangkitan maka mereka kuffar
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh.
ْ ۚ ُ‫[ زَ َع َم ٱلَّ ِذينَ َكفَر ُٓو ْا َأن لَّن ي ُۡب َعث‬At-Taghabun:7]
‫وا‬
Beliau mengatakan ‫َوتَقُو ُم ْالقِيَا َمةُ الَّتِي َأ ْخبَ َر هللاُ بِهَا فِي ِكتَابِ ِه‬
Orang-orang yang kafir mereka menyangka bahwa mereka tidak akan
Dan akan datang kiamat (kebangkitan atau berdiri) yang dikabarkan oleh dibangkitkan, ini keyakinan orang kafir.
Allāh ‫ ﷻ‬di dalam Al-Qur’an, didalam banyak ayat, dengan nama Al-Qiyamah
atau dinamakan Al-Ghasyiyah atau dinamakan Al Qāri’ah maka itu adalah َ‫ُور ِه ْم لِ َربِّ ْال َعالَ ِمين‬
ِ ‫ فَيَقُو ُم النَّاسُ ِم ْن قُب‬Maka manusia akan berdiri dari kuburan mereka
nama-nama hari kiamat yang kabar-kabarnya banyak sekali di dalam Al- untuk Robbul ‘ālamīn
Qur’an, itu akan terjadi.

٦ َ‫[ يَ ۡو َم يَقُو ُم ٱلنَّاسُ لِ َربِّ ۡٱل ٰ َعلَ ِمين‬Al-Muthaffifin]


ِ ‫ َو َعلَى لِ َس‬Dan dengan lisan Rasul-Nya, artinya ada kabar-kabar yang bisa
‫ان َرسُولِه‬
kita lihat di dalam Al-Qur’an dan di sana ada kabar-kabar tentang hari kiamat
yang sampai kepada kita melalui lisan Rasulullāh ‫ﷺ‬ Ketika manusia akan berdiri untuk Robbil ‘ālamīn, sehingga dinamakan
dengan al-qiyamah karena mereka berdiri dari kuburan mereka dan
bangkit dari kuburan mereka untuk Robbil ‘ālamīn.
َ‫ َوَأجْ َم َع َعلَ ْيهَا ْال ُم ْسلِ ُمون‬Dan disepakati oleh kaum muslimin semuanya, tidak ada
orang Islam yang tidak percaya tentang hari kiamat kalau sampai dia tidak
percaya bukan orang Islam, semua orang islam sepakat bahwasanya yaumul ً‫ُحفَاةً ع َُراةً ُغرْ ال‬
qiamah itu ada dan akan terjadi dan mereka tidak ragu meskipun hanya setitik
atau lebih kecil dari satu titik, semuanya mereka yakin dengan seyakin- ً‫اة‬77َ‫( ُحف‬mufradnya ‫اف‬
ٍ ‫)ح‬
َ artinya adalah mereka ini yaitu manusia semuanya
yakinnya bahwasanya hari kiamat itu akan ada, dan ini adalah bentuk keadilan tidak memakai alas kaki, ً‫راة‬7 َ 7‫( ُع‬mufradnya ‫ار‬O
ٍ O‫ ) َع‬dalam keadaan mereka
Allāh ‫ﷻ‬, Allāh ‫ ﷻ‬tidak membiarkan orang yang beramal sholeh di dunia ini telanjang yaitu tidak memakai sehelai kain pun, jadi alas kaki mereka tidak
sama dengan orang yang tidak beramal sholeh pakai dan pakaian pun mereka tidak memakai meskipun satu benang, ً‫ُغ ْرال‬
(mufradnya ‫ )أغ َرل‬dalam keadaan mereka tidak berkhitan, yang di dunia
Oۚۡ‫اتُهُم‬O‫اهُمۡ َو َم َم‬Oَ‫ َوٓاءٗ َّم ۡحي‬O‫ت َس‬ َّ ٰ ‫وا‬O
ِ ‫لِ ٰ َح‬O‫ٱلص‬ ْ Oُ‫وا َو َع ِمل‬O
ْ ُ‫ت َأن نَّ ۡج َعلَهُمۡ كَٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
ِ ‫‍َٔيِّا‬O‫ٱلس‬ ْ ‫ٱجتَ َرح‬
َّ ‫وا‬Oُ َ O‫َأمۡ َح ِس‬
ۡ َ‫ب ٱلَّ ِذين‬ mereka punya pakaian mereka punya sandal mereka berkhitan maka nanti
[Al-Jatsiyah:21] ketika dikumpulkan oleh Allāh ‫ ﷻ‬di hadapan Allāh ‫ ﷻ‬mereka dalam
keadaan seperti ini, tidak memakai pakaian tidak memakai alas kaki dan juga
tidak dalam keadaan berkhitan.Ini berdasarkan sebuah hadits dari Nabi ‫ﷺ‬,
٣٥ َ‫[ َأفَن َۡج َع ُل ۡٱل ُم ۡسلِ ِمينَ ك َۡٱل ُم ۡج ِر ِمين‬Al-Qalam] Beliau ‫ ﷺ‬mengatakan

Apakah kami akan menjadikan orang-orang yang menyerahkan diri seperti


ٍ O‫ َدْأنا أ َّو َل َخ ْل‬Oَ‫ا ب‬OO‫ {كم‬:‫رَأ‬O
ِ O‫ا إنَّا ُكنَّا ف‬OO‫ دًا عليْن‬O‫ ُدهُ و ْع‬O‫ق نُ ِعي‬
} َ‫اعلِين‬O َ Oَ‫ ثُ َّم ق‬، ‫رْ اًل‬OO‫راةً ُغ‬OO‫اةً ُع‬OO‫ورُونَ حُف‬O‫إنَّ ُك ْم َمحْ ُش‬
orang-orang yang mujrimīn, orang Islam sama dengan orang kafir sama ]104 :‫[األنبياء‬
kehidupan dan kematiannya tidak akan ada hisab, tidak, Allāh ‫ ﷻ‬akan
Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan oleh Allāh ‫ ﷻ‬dalam keadaan tidak Dan Nabi ‫ ﷺ‬menyebutkan ‫وَأ َّو ُل َمن يُ ْك َسى يَو َم القِيا َم ِة إبْرا ِهي ُم‬
memakai alas kaki tidak memakai pakaian dan tidak berkhitan, kemudian
Beliau ‫ ﷺ‬membaca Firman Allāh ‫‘ ﷻ‬Sebagaimana Kami telah memulai
Dan yang pertama kali akan diberikan pakaian oleh Allāh ‫ ﷻ‬adalah
penciptaan tersebut Kami akan mengembalikan seperti itu (maksudnya adalah
Nabi Ibrahīm, berarti sampai Nabi pun mereka juga dalam keadaan ً‫ُحفَاةً ع َُراة‬
ketika kita diciptakan oleh Allāh ‫ﷻ‬, dahulu kita dilahirkan oleh ibu kita ً‫رْ ال‬OO‫ ُغ‬dan yang pertama kali diberikan pakaian oleh Allāh ‫ ﷻ‬adalah Nabi
dalam keadaan kita tidak memakai alas kaki dalam keadaan kita tidak
Ibrahīm ‘Alaihissalām.
memakai pakaian dalam keadaan kita tidak berkhitan) ini adalah janji dari
Kami sesungguhnya Kami akan melakukan yang demikian.
Kemudian beliau mengatakan ُ‫َوتَ ْدنُو ِم ْنهُ ُم ال َّش ْمس‬
Sebagian sahabat yaitu ‘Āisyah radliyallahu ta’ala ‘anha ketika beliau
mendengar hadits ini beliau sebagai seorang wanita yang menjaga Dan akan mendekat matahari kepada mereka, di padang mahsyar dalam
kesuciannya menjaga auratnya tidak terbiasa dengan yang demikian, keadaan mereka tidak memakai pakaian tadi Allāh ‫ ﷻ‬akan mendekatkan
jangankan yang demikian dia membuka auratnya bukan aurat yang besar itu matahari dan dekatnya disini bukan 100 kilo atau 50 kilo, disebutkan didalam
saja sesuatu yang besar bagi mereka apalagi sampai terbuka auratnya hadits bahwasanya akan didekatkan matahari sehingga jarak antara mereka
semuanya dalam keadaan tidak memakai pakaian sedikitpun, maka ‘Āisyah dengan matahari adalah satu mil, akan didekatkan matahari di hari
Radiallahu ta’ala ‘anha bertanya kepada Nabi ‫ﷺ‬ kiamat kepada makhluk yaitu kepada manusia dan jin dan ashabul
mauqif yang mereka berada di padang mahsyar sehingga jarak antara
matahari dengan mereka hanya satu mil saja.
‫يا رسول هللا النساء والرجال جميعا ينظر بعضهم إلى بعض‬

Berkata Sulaim Ibn Amir salah seorang perawi hadits dia mengatakan saya
Ya Rasulullāh ‫ ﷺ‬laki-laki dan wanita di hari tersebut mereka melihat satu
tidak tahu apa yang dimaksud dengan satu mil disini, apakah maksudnya
dengan yang lain? karena semuanya di tempat yang sama, tidak ada di sana
adalah jarak bumi yaitu satu mil yang kita tahu (1,6 km), atau yang dimaksud
hijab tidak ada di sana bangunan tidak ada disana gunung semuanya di tempat
adalah mil yang digunakan untuk mencelak mata (alat celak mata) karena ini
yang sama, maka Rasulullāh ‫ ﷺ‬mengatakan kejadian di hari tersebut itu lebih
juga dinamakan dengan mil. Kalau yang dimaksud adalah 1,6 km itu saja
dahsyat daripada yang demikian. Orang sudah tidak memikirkan meskipun dia
sudah luar biasa panasnya, kita yang sekarang jaraknya dari kita ratusan ribu
telanjang dan orang yang ada disekitarnya telanjang dia sudah tidak
bahkan lebih km (149,6 juta km), jarak yang sangat jauh sebagian kita
memikirkan kecuali keselamatan dia sendiri, dia sudah dalam keadaan takut
merasakan panas yang luar biasa khususnya ketika musim panas, bagaimana
kepada Allāh ‫ ﷻ‬perkaranya saat itu lebih dahsyat daripada itu semuanya.
seandainya dia didekatkan sedikit, bagaimana seandainya jarak dia dengan
matahari hanyalah satu mil saja.
Jangankan di waktu itu kita di dunia saja ada satu waktu dimana seseorang
mungkin dia dalam keadaan tidak memakai pakaian karena ada kejadian
Itu kalau satu mil dengan ukuran 1,6 km, lalu bagaimana kalau yang dimaksud
karena ada musibah gempa misalnya atau rumahnya akan runtuh misalnya dan
satu mil adalah alat yang digunakan untuk mencelak mata tentunya ini adalah
dia berada dikamarnya atau di kamar mandi dia keluar dalam keadaan tidak
perkara yang sangat mengerikan, didekatkan matahari kepada manusia dalam
sadar bahwasanya tidak memakai pakaian, itu baru runtuhnya rumah lalu
keadaan dia tidak memakai pakaian dan itu bukan dalam waktu yang singkat
bagaimana dengan keadaan yang sangat agung yang sangat besar dihari
satu jam atau dua jam, mereka berada di padang mahsyar dalam waktu yang
kiamat.
sangat-sangat panjang bisa sampai ribuan tahun, dan lebih mengerikan lagi maka hendaklah dia segera mengikutkan kemaksiatan tadi dengan kebaikan
Beliau ‫ ﷺ‬disini mengatakan ‫َوي ُْل ِج ُمهُم اَألرْ ض‬ artinya segera dia bertaubat beristighfar memperbanyak amal shaleh supaya
dia keluar dari dunia ini dalam keadaan ringan tidak memiliki dosa yang
banyak sehingga di padang mahsyar dia akan selamat bersama orang-orang
dan manusia akan dibanjiri oleh keringat mereka sendiri. Ketika didekatkan
yang selamat
matahari maka mereka berkeringat dan keringat yang keluar dari mereka
bukan berdasarkan air yang ada pada tubuh mereka tapi berdasarkan amalan
mereka, Nabi ‫ ﷺ‬mengatakan ‫فيكون الناس على قد أعمالهم في العرق‬ Halaqah 117 | Beriman Kepada Hari Akhir dengan Pembahasan tentang
Mizan  Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A ‫الى‬7‫ه هلل تع‬7‫ حفظ‬Kitāb Al-‘Aqīdah Al-
Wāsithiyyah
Sehingga manusia sesuai dengan kadar amalannya (dosanya) di dalam
keringatnya, yaitu kalau dosanya banyak maka keringatnya akan keluar Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh.
banyak sehingga akan menggenangi tubuhnya saking banyaknya bisa
sampai menutupi hidung dan juga mulutnya, maka Nabi ‫ ﷺ‬setelahnya Setelah beliau menyebutkan tentang bahwa diantara beriman dengan hari
mengatakan ‫ ومنهم من يكون إلى حقويه‬،‫ ومنهم من يكون إلى ركبتيه‬،‫فمنهم من يكون إلى كعبيه‬ akhir adalah beriman bahwa manusia akan dikumpulkan oleh Allāh ‫ ﷻ‬setelah
dibangkitkan dari kuburnya dikumpulkan di sebuah tempat dalam keadaan
Ada diantara mereka yang keringatnya sampai dua mata kaki dan ada tidak memakai alas kaki dalam keadaan tidak memakai pakaian dalam
diantara mereka yang sampai kepada dua lututnya dan ada diantara keadaan tidak berkhitan dan akan didekatkan matahari kepada manusia
mereka yang sampai bagian pinggang (‫ حقويه‬adalah tempat untuk mengikat kemudian manusia mereka berkeringat dan keringat mereka sesuai dengan
sarung) dosa yang mereka lakukan di dunia, maka diantara hal yang termasuk harus
kita imani dan ini berkaitan dengan iman dengan hari akhir adalah beriman
dengan mizan yaitu beriman dengan adanya timbangan amal di hari kiamat.
ُ ‫ومنهم من يلجُمه العر‬
‫ق إلجا ًما‬
Disebutkan oleh muallif disini karena di sana ada kelompok yang mereka
ada diantara mereka yang sampai tertutupi mulut dan juga hidungnya, dan tidak percaya dengan adanya timbangan amal di hari kiamat sebabnya sama
ini menunjukkan tentang banyaknya dosanya karena mereka mendahulukan akal di atas dalil, bagaimana amalan bisa
ditimbang? buah-buahan beras besi ini bisa ditimbang adapun amalan
‫ بيده إلى فيه‬،‫ صلى هللا عليه وسلم‬،‫وأشار رسول هللا‬ bagaimana dia bisa ditimbang, sehingga akalnya yang kurang ini kemudian
menghukumi dalil dan lebih mendahulukan akalnya kemudian tidak percaya
dengan apa yang telah tetap di dalam dalil. Kemudian mereka mengatakan
Maka Rasulullāh ‫ ﷺ‬mengisyaratkan dengan tangannya kepada mulutnya, penyebutan mizan di dalam Al-Qur’an maupun hadits maka yang dimaksud
sampai tertutupi mulutnya menunjukkan banyaknya dosa yang dia miliki. adalah keadilan, jadi mentakwil disini bahwasanya Allāh ‫ ﷻ‬di hari kiamat
akan menegakkan keadilan.
Sehingga seseorang di sini takut kepada Allāh ‫ ﷻ‬dan takut di hari kiamat
takut dari perbuatan dosa dan juga maksiat, sesuai dengan kadar dosa Adapun Ahlus Sunnah Wal Jama’ah maka mereka beriman dengan adanya
kita maka disitulah akan keluar keringat, sehingga seseorang bertakwa mizan sesuai dengan yang dikabarkan oleh Allāh ‫ ﷻ‬dan dikabarkan oleh
kepada Allāh ‫ ﷻ‬dimanapun dia berada, dan kalau dia melakukan kemaksiatan Rasulullāh ‫ ﷺ‬di dalam hadits-hadits yang shahih. Di antara yang dikabarkan
oleh Beliau ‫ ﷺ‬dan juga yang dikabarkan oleh Allāh ‫ ﷻ‬sebagaimana yang Dan barangsiapa yang ringan amalan kebaikannya, dia malas di dunia untuk
disebutkan disini beramal saleh banyak dosanya bahkan dosa-dosa yang besar bahkan dosa-
dosa yang mengeluarkan dia dari agama Islam (kekufuran), kita tahu
bahwasanya kesyirikan kekufuran ini membatalkan amalan
ِ ‫صبُ ْال َم َو‬
ُ‫ازين‬ َ ‫فَتُ ْن‬
ٓ
َ ‫فَُأوْ ٰلَِئ‬
‫ك ٱلَّ ِذينَ َخ ِسر ُٓو ْا َأنفُ َسهُم‬
Akan di tegakkan (dipasang) timbangan-timbangan, ada yang mengatakan
(dan ini khilaf diantara para ulama) proses timbangan di akhirat itu satu dan
ada yang mengatakan bahwasanya timbangan di akhirat ini adalah banyak, maka merekalah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri, yang rugi
karena terkadang disebutkan dengan jamak yaitu mawāzīnu sehingga ada kalau sampai timbangan kejelekannya lebih berat daripada timbangan
sebagian yang mengatakan bahwa timbangan di akhirat ini banyak bukan kebaikannya kita sendiri, Allāh ‫ ﷻ‬tidak rugi sedikitpun maka seandainya
hanya satu, dan ada yang menjama’ bahwasanya timbangan di akhirat adalah manusia semuanya kufur kepada Allāh ‫ ﷻ‬dengan kekufuran yang paling atas
satu dan dia adalah timbangan yang besar tidak mengetahui tentang besarnya yang paling berat maka itu tidak merugikan kecuali diri mereka sendiri Allāh
kecuali Allāh ‫ ﷻ‬dan penyebutan al-mawāzīn maka ini karena banyaknya ‫ ﷻ‬tidak termudharati sedikitpun.
amalan yang ditimbang sehingga dijamak menjadi al-mawāzīn.
َ‫فِي َجهَنَّ َم خَالِ ُدون‬
‫فَتُو َزنُ بِهَا َأ ْع َما ُل ْال ِعبَاد‬
Mereka kekal didalamnya, dan mereka adalah orang-orang yang kafir yang
maka akan ditimbang di dalam timbangan-timbangan tadi amalan-amalan para dengan kekafiran mereka mereka tidak memiliki kebaikan sedikitpun karena
hamba, ditimbang amalan yang baik juga amalan yang buruk, orang yang Allāh ‫ ﷻ‬membatalkan dan menggugurkan seluruh amalan yang dilakukan
lebih berat amalan kebaikannya dibandingkan amalan kejelekannya makan sementara orangnya berada di atas kekufuran, Allāh ‫ ﷻ‬mengatakan
merekalah orang-orang yang beruntung dan barangsiapa yang amalan
kejelekannya lebih banyak daripada amalan kebaikannya maka merekalah
٢٣ ‫وا ِم ۡن َع َم ٖل فَ َج َع ۡل ٰنَهُ هَبَٓاءٗ َّمنثُورًا‬
ْ ُ‫[ َوقَ ِدمۡ نَٓا ِإلَ ٰى َما َع ِمل‬Al-Furqan]
orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri

ٓ maka Kami akan datangi apa yang mereka amalkan berupa amalan kemudian
٨ َ‫[ فَ َمن ثَقُلَ ۡت َم ٰ َو ِزينُهۥُ فَُأوْ ٰلَِئكَ هُ ُم ۡٱل ُم ۡفلِحُون‬Al-A’raf]
Kami akan jadikan amalan tersebut debu yang berterbangan, tidak akan
dianggap oleh Allāh ‫ ﷻ‬kalau sebuah amalan dilakukan oleh seseorang
Maka barangsiapa yang berat timbangan-timbangannya (yaitu timbangan- sementara dia berada di atas kekufuran.
timbangan kebaikannya, dia memiliki kebaikan dan dia memiliki kejelekan
tapi amalan kebaikannya lebih banyak) maka merekalah orang-orang yang
Oleh karena itu disini para ikhwah sekalian perkaranya ini adalah
beruntung, berarti depannya adalah keberuntungan depannya adalah
kesungguhan, ini sesuatu yang akan terjadi akan ditimbang amal shaleh dan
kesuksesan (surga), ini adalah orang yang timbangan amalnya lebih banyak
juga amal kejelekan kita maka hendaklah kita memiliki ham senantiasa kita
daripada timbangan kejelekannya (dosa), sebaliknya
memikirkan bagaimana supaya kelak kita di hari kiamat memiliki timbangan
yang berat di sisi Allāh ‫ﷻ‬, dan amalan yang paling berat di hari kiamat
ُ‫َو َم ۡن خَ فَّ ۡت َم ٰ َو ِزينُه‬ adalah tauhid sebagaimana disebutkan dalam haditsul bithaqah dimana
Allāh ‫ ﷻ‬mendatangkan seorang laki-laki yang dia memiliki dosa yang ُ‫َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هَّللا ُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه‬
banyak dan di depannya dinampakkan kepadanya 99 sijjil (kitab yang
besar) dan masing-masing dari kitab tadi sampai disebutkan dalam
kartu yang bertuliskan dua kalimat syahadat, kita tahu makna kartu dan apa
hadits besarnya sejauh mata memandang dan isinya adalah dosa
beda antara kartu dengan sebuah kitab kartu tipis kitab tebal.
semuanya, jumlahnya bukan hanya satu tapi 99 sijjil, kemudian dikatakan
kepadanya
َ َ‫فَيَقُو ُل احْ ضُرْ َو ْزن‬
‫ك‬
‫ َأتُ ْن ِك ُر ِم ْن هَ َذا َش ْيًئا؟‬Apakah engkau mengingkari dari ini / adakah sesuatu yang
engkau ingkari, artinya dosa yang mungkin dia tidak lakukan di dunia tapi Kemudian dikatakan kepadanya datangkan timbangannya
tertulis di kitab ini
ِ َّ‫فَيَقُو ُل يَا َربِّ َما هَ ِذ ِه ْالبِطَاقَةُ َم َع هَ ِذ ِه الس ِِّجال‬
O‫ت‬
‫افِظُونَ ؟‬O‫ظلَ َم ْتكَ َكتَبَتِي ْال َح‬
َ ‫ َأ‬Apakah malaikat-malaikat yang menjaga yang menulis
mereka mendzalimi dirimu?
ketika disuruh untuk mendatangkan timbangannya maka dia mengatakan
Wahai Rabb ku apa perbandingan antara kartu ini dengan buku-buku yang
ِّ‫ َيا َرب‬، ‫ اَل‬:‫ قَا َل‬Dia mengatakan tidak Wahai Rabb ku jumlahnya 99 yang isinya dosa ini, kalau disana ada 99 buku besar yang isinya
adalah kebaikan-kebaikan mungkin bisa mengimbangi tapi ini satu kartu, mau
dibandingkan berat mana antara satu kartu ini dengan 99 kitab yang besar
‫ك ع ُْذ ٌر‬
َ َ‫ َأل‬:ُ‫ فَيَقُول‬Apakah engkau memiliki udzur
yang luasnya atau lebarnya sejauh mata memandang.

ِّ‫ َيا َرب‬، ‫ اَل‬:‫ قَا َل‬Dia mengatakan tidak Wahai Rabb ku ْ ُ‫ فَقَا َل ِإنَّكَ الَ ت‬Maka Allāh ‫ ﷻ‬mengatakan engkau tidak akan didzhalimi
‫ظلَ ُم‬

‫ك ْاليَوْ َم‬
َ ‫ك ِع ْن َدنَا َح َسنَةً فَِإنَّهُ الَ ظُ ْل َم َعلَ ْي‬
َ َ‫فَيَقُو ُل َبلَى ِإ َّن ل‬
ْ ‫ َع‬O‫ ُل َم‬Oُ‫ةُ فَالَ يَ ْثق‬Oَ‫ت ْالبِطَاق‬
ِ ‫ ِم هَّللا‬O‫اس‬ ِ َ‫ت َوثَقُل‬
Oُ َّ‫ ِجال‬O‫الس‬
ِّ ‫ت‬ َ َ‫ت فِى ِكفَّ ٍة َو ْالبِطَاقَةُ فِى ِكفَّ ٍة فَط‬
Oِ O‫اش‬ Oُ َّ‫وض ُع الس ِِّجال‬
َ ُ‫ال فَت‬
َ َ‫ق‬
‫َى ٌء‬
ْ ‫ش‬
Kemudian Allāh ‫ ﷻ‬mengatakan bahkan engkau di sisi Kami memiliki
kebaikan, hamba tadi karena dia melihat dosa yang begitu banyak dan dia
Kemudian akhirnya ditaruhlah 99 sijillat tadi dalam satu daun timbangan
menyadari bahwasanya dia tidak memiliki kebaikan yang banyak tapi ternyata
kemudian kartu tadi pada daun timbangan yang lain maka 99 buku tadi yang
telah disimpan untuknya sebuah kebaikan yang besar dan tidak akan
isinya adalah dosa terbang ke atas melesat dan ternyata yang lebih berat
didzholimi seseorang di hari tersebut
adalah bithāqah, karena kalau dua timbangan yang satunya berat maka dia ke
bawah dan yang ringan akan ke atas karena sangat beratnya bithāqah tadi
٧ ُ‫فَ َمن يَ ْع َملْ ِم ْثقَا َل َذ َّر ٍة َخ ْيرًا يَ َرهۥ‬ sehingga dia melesat menunjukkan tentang beratnya kartu yang bertuliskan
َ َ‫َو َمن يَ ۡع َم ۡل ِم ۡثق‬
٨ ُ‫ال َذر َّٖة َش ٗ ّرا يَ َرهۥ‬ dua kalimat syahadat.

hasanah sekecil apapun akan didatangkan oleh Allāh ‫ ﷻ‬apalagi yang besar, Kemudian Nabi ‫ ﷺ‬mengatakan maka tidak akan berat bersama nama Allāh
maka dikeluarkan sebuah kartu yang tertulis ‫ ﷻ‬sesuatu apapun, tidak ada sesuatu yang mengalahkan beratnya nama Allāh
‫ﷻ‬, ini menunjukkan kepada kita tentang pentingnya kita memahami dua beratnya tidak lebih dari satu sayap nyamuk, dan ini menunjukkan tentang
kalimat syahadat, dia hanya dua kalimat tapi ternyata dia bisa melemparkan bahwasanya ditimbang orangnya dan tidak ada di sini pertentangan antara
dan bisa melesatkan dosa-dosa yang banyak, maka perhatian kita terhadap dua dalil ini dengan dalil sebelumnya, semuanya akan ditimbang baik kitabnya
kalimat syahadah mulai dari mengilmui maknanya memahami isinya maupun amalannya demikian pula orangnya, namun kembalinya semuanya ke
melaksanakan konsekuensi-konsekuensi dari dua kalimah syahadah ini adalah amal.
perkara yang sangat penting.
Kitab menjadi berat kalau memang amalannya baik, seseorang juga akan
Akan ditimbang amalan hamba, hadits yang baru saja kita sebutkan tadi menjadi berat kalau memang dia beramal sholeh adapun hanya sekedar gemuk
menunjukkan bahwasanya yang ditimbang adalah bukunya dan disana ada hanya sekedar besar badannya tapi dia tidak beramal shaleh maka
yang menunjukkan bahwasanya yang ditimbang adalah amalannya seperti sebagaimana dalam hadits tadi, sehingga Syaikhul Islam mengatakan ‫فَتُوزَ نُ بِهَا‬
misalnya ucapan Nabi ‫ﷺ‬ ‫َأ ْع َما ُل ْال ِعبَاد‬

ِ ‫ ثَقِيلَتَا ِن فِى ْال ِمي َز‬، ‫ان‬


ِ ‫ ُس ْبحَانَ هَّللا‬، ‫ َحبِيبَتَا ِن ِإلَى الرَّحْ َم ِن ُس ْبحَانَ هَّللا ِ َوبِ َح ْم ِد ِه‬، ‫ان‬ ِ ‫َان َعلَى اللِّ َس‬
ِ ‫َكلِ َمتَا ِن خَ فِيفَت‬ Dan akan di timbang di dalamnya amalan-amalan para hamba, dan al-‘ibād
ْ
‫ال َع ِظ ِيم‬ disini wallāhua’lam mencakup semuanya baik orang yang kafir maupun orang
yang muslim, dan seorang yang kafir maka akan ditimbang untuk
menunjukkan keadilan Allāh ‫ﷻ‬, tidak diragukan bahwasanya amal mereka
Ada dua kalimat yang ringan diucapkan oleh lisan tapi berat ditimbangan di
batal tapi mereka akan tetap ditimbang oleh Allāh ‫ ﷻ‬untuk menunjukkan
akhirat dan sangat dicintai oleh Allāh ‫ﷻ‬
keadilan Allāh ‫ﷻ‬.

‫ ُس ْبحَانَ هَّللا ِ ْال َع ِظ ِيم‬، ‫ُس ْبحَانَ هَّللا ِ َوبِ َح ْم ِد ِه‬


Dan timbangan ini disebutkan dalam dalil yang shahih bahwasanya dia
memiliki dua piring timbangan dua kiffah sebagaimana dalam hadis
yang ditimbang disini amalan kalau tadi yang ditimbang kitab, dan disana ada bithaqah dan dalam ayat tadi disebutkan bahwasanya dia memiliki sifat berat
dalil yang menunjukkan bahwasanya yang ditimbang adalah orangnya dan juga ringan, bahkan disebutkan dalam hadits bithaqah bahwasanya dia
sebagaimana disebutkan oleh Nabi ‫ ﷺ‬bahwa kelak akan didatangkan seorang bisa miring karena amalan, maka ini semua menunjukkan bahwa hisab atau
laki-laki yang besar mizan di hari kiamat ini benar adanya, ini bukan hanya sekedar simbol dari
keadilan Allāh ‫ ﷻ‬tapi benar-benar disana ada timbangan yang akan
didatangkan oleh Allāh ‫ﷻ‬.
‫إنه لَيَأتي الرَّج ُل السَّمين العظيم يوم القيامة‬

Dan disebutkan dalam hadits bahwasanya mizan saat itu yaitu yang digunakan
akan datang seorang laki-laki yang besar dan gemuk di hari kiamat
untuk menimbang amalan para hamba ini adalah sangat besar, disebutkan
dalam sebuah hadits
‫ال يَ ِزنُ عند هللا َجناح بَعُوضة‬
ْ ‫ات َواَألرْ ضُ لَ َو ِس َع‬
‫ت‬ ُ ‫ فَلَوْ ُو ِزنَ فِ ْي ِه ال َّس َم َو‬،‫ض ُع ْال ِميْزَ انُ يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة‬
َ ْ‫يُو‬
Ternyata di hari tersebut beratnya tidak lebih dari satu sayap nyamuk, padahal
dia adalah laki-laki yang besar dan gemuk tapi disisi Allāh ‫ ﷻ‬saat itu
akan diletakkan mizan (disebutkan mufrad disini) di hari kiamat, seandainya Kemudian ‫آخ ٌذ ِكتَابَهُ بِيَ ِمينِ ِه‬
ِ َ‫ف‬
langit dan bumi ini ditimbang dengan timbangan tadi nisacaya akan cukup, ini
bisa kita mengerti disini bagaimana besarnya timbangan ini.
ini terjadi setelah hisab (setelah Allāh ‫ ﷻ‬menghisab), ada mengatakan
demikian dan ada yang mengatakan sebelum hisab, Allāh ‫ ﷻ‬menghisab para
Hadīts ini shahīh diriwayatkan oleh al-Hakim di dalam Al-Mustadrak, para hambanya kemudian setelah itu diberikan kepada mereka kitab yang berisi
ulama berselisih pendapat tentang apakah mizan itu satu atau banyak dan amalan mereka
menurut pendapat yang lebih kuat wallāhu a’lam jumlahnya adalah satu
kemudian jamak di dalam dalil-dalil yang lain ini menunjukkan tentang
Ada diantara mereka yang mengambil kitabnya dari kanannya (dengan tangan
banyaknya yang ditimbang. Wallāhu a’lam.
kanannya), dan tentunya ini adalah orang-orang yang beriman orang-orang
yang bertakwa mereka akan mengambil kitab tersebut dengan tangan
Halaqah 118 | Beriman Kepada Hari Akhir dengan Pembahasan tentang kanannya
Kitab Amalan Manusia Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A ‫الى‬7‫ه هلل تع‬7‫ حفظ‬Kitāb
Al-‘Aqīdah Al-Wāsithiyyah ٌ O‫ وآ ِخ‬dan ada diantara mereka yang mengambil kitabnya dengan
‫ َمالِ ِه‬O‫هُ بِ ِش‬Oَ‫ذ ِكتَاب‬O
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh. tangan kirinya

Masuk pada masalah beriman dengan hari akhir, di sini beliau tidak ‫ َأوْ ِم ْن وَّرا ِء ظَه ِْر ِه‬atau dari arah belakangnya, ini berdasarkan Firman Allāh ‫ﷻ‬
menyebutkan tsumma tapi mengatakan ُ‫اوين‬ ِ ‫ َّد َو‬O‫ ُر ال‬O‫ َوتُ ْن َش‬، ُ‫ازين‬ َ O‫بُ ْال َم‬O‫ص‬
ِ ‫و‬O َ ‫فَتُ ْن‬، karena dalam dua ayat Al-Qur’an
memang di sana ada khilaf diantara para ulama tentang urutannya.

٧ ‫فََأ َّما َم ۡن ُأوتِ َي ِك ٰتَبَهۥُ بِيَ ِمينِ ِهۦ‬


ِ ‫َوتُ ْن َش ُر ال َّد َو‬
Beliau mengatakan ُ‫اوين‬ ٨ ‫يرا‬ٗ ‫ب ِح َسابٗ ا يَ ِس‬ Oُ ‫فَ َس ۡوفَ ي َُحا َس‬
ۡ ۡ ‫َأ‬ ٓ َ َ
ٗ ‫[ َويَنقلِبُ ِإل ٰى هلِ ِهۦ َمسر‬Al-Insyiqaq]
٩ ‫ُورا‬
dan akan dibuka kitab (jamak dari ‫) ِد ْي َوان‬
١٩ ‫وا ِك ٰتَبِيَ ۡه‬ ْ ‫فََأ َّما َم ۡن ُأوتِ َي ِك ٰتَبَهۥُ بِيَ ِمينِ ِهۦ فَيَقُو ُل هَٓاُؤ ُم ۡٱق َر ُء‬
ٰ
ِ ‫ص َحاِئفُ اَأل ْع َم‬
‫ال‬ َ ‫َو ِه َي‬ ٢٠ ‫ق ِح َسابِيَ ۡه‬ ٍ َ‫َنت َأنِّي ُمل‬
ُ ‫ِإنِّي ظَن‬
٢١ ‫َّاضيَ ٖة‬ِ ‫فَه َُو فِي ِعيش َٖة ر‬
٢٢ ‫فِي َجنَّ ٍة عَالِيَ ٖة‬
dan yang dimaksud adalah kitab-kitab yang isinya adalah amal, kitab yang ٢٣ ‫ة‬ٞ َ‫قُطُوفُهَا دَانِي‬
dahulu para malaikat menulis dalam kitab tersebut apa yang dilakukan oleh ٢٤ ‫ُوا هَنِ ۢٓ‍َٔيا بِ َمٓا َأ ۡسلَ ۡفتُمۡ فِي ٱَأۡلي َِّام ۡٱلخَالِيَ ِة‬ ۡ ‫وا َو‬
ْ ‫ٱش َرب‬ ْ ُ‫[ ُكل‬Al-Haqqah]
manusia

Berarti orang yang akan mengambil kitabnya dengan tangan kanannya dia
١٠ َ‫َوِإ َّن َعلَ ۡي ُكمۡ لَ ٰ َحفِ ِظين‬ akan dihisab dengan hisab yang mudah dan akan kembali kepada keluarganya
١١ َ‫ِك َر ٗاما ٰ َكتِبِين‬ dalam keadaan dia bergembira dan mengatakan ‫وا ِك ٰتَبِيَ ۡه‬
ْ ‫ۡٱق َر ُء‬
١٢ َ‫يَ ۡعلَ ُمونَ َما ت َۡف َعلُون‬
silahkan kalian baca kitabku ini, dia merasa gembira dengan apa yang dia mereka tidak bermanfaat jabatan mereka tidak bermanfaat berangan-angan
terima mengambil kitabnya dengan tangan kanannya kemudian dia seandainya mereka tidak menerima kitabnya sebagaimana Allāh ‫ ﷻ‬ceritakan
menceritakan apa yang dilakukan di dunia sehingga dia bisa mendapatkan dalam Al-Qur’an
kemuliaan dari Allāh ‫ ﷻ‬mengambil kitabnya dengan tangan kanannya
١٠ ‫َوَأ َّما َم ۡن ُأوتِ َي ِك ٰتَبَهۥُ َو َرٓا َء ظَ ۡه ِر ِهۦ‬
ٰ
ٍ َ‫َنت َأنِّي ُمل‬
‫ق ِح َسابِيَ ۡه‬ ُ ‫ِإنِّي ظَن‬ ١١ ‫ُورا‬ ٗ ‫ُوا ثُب‬ ْ ‫فَ َس ۡوفَ يَ ۡدع‬
١٢ ‫صلَ ٰى َس ِعيرًا‬ ۡ َ‫َوي‬
١٣ ‫ِإنَّهۥُ َكانَ فِ ٓي َأ ۡهلِ ِهۦ َم ۡسرُورًا‬
aku dahulu di dunia yakin bahwasanya aku akan dihisab oleh Allāh ‫ﷻ‬,
َ ‫[ ِإنَّهۥُ ظَ َّن َأن لَّن يَح‬Al-Insyiqaq]
١٤ ‫ُور‬
sehingga dia sudah menghitung hisabnya sendiri didunia, apa yang sudah saya
lakukan berupa amalan kewajiban mana yang belum aku laksanakan amalan
sunnah apa yang masih aku tinggalkan dosa apa yang sering aku lakukan, dia Adapun orang yang diberikan kitabnya dari arah belakang, dihinakan dia
menghisab dirinya sendiri karena dia tahu bahwa dia akan dihisab kelak dihari diberikan kitabnya bukan dari depan tapi dari belakang dan ini adalah
kiamat kehinaan maka dia akan berteriak ‘celaka aku’

ِ ‫ فَه َُو فِي ِعيش َٖة ر‬maka orang yang demikian dia akan berada di kehidupan
‫يَ ٖة‬O‫َّاض‬ ‫صلَ ٰى َس ِعيرًا‬
ۡ َ‫ َوي‬dan dia akan masuk ke dalam jahannam
yang menjadikan dia puas berbeda dengan kehidupan dunia
‫رُورًا‬O‫انَ فِ ٓي َأ ۡهلِ ِهۦ َم ۡس‬OO‫ ِإنَّهۥُ َك‬dulu di dunia dia dalam keadaan bersama keluarganya
‫ فِي َجنَّ ٍة عَالِيَ ٖة‬di dalam surga yang tinggi berhura-hura bermewah-mewahan tapi ‫ُور‬ َ ‫ِإنَّهۥُ ظَ َّن َأن لَّن يَح‬

‫ة‬ٞ َ‫ قُطُوفُهَا دَانِي‬yang buah-buahannya didekatkan oleh Allāh ‫ﷻ‬ dia menyangka bahwa dia tidak akan kembali kepada Allāh ‫ ﷻ‬tidak akan
dihisab, hasilnya kecelakaan baginya di akhirat, berbeda dengan orang yang
pertama tadi dia beriman dengan hisab.
‫ُوا هَنِ ۢٓ‍َٔيا بِ َمٓا َأ ۡسلَ ۡفتُمۡ فِي ٱَأۡلي َِّام ۡٱلخَالِيَ ِة‬ ۡ ‫وا َو‬
ْ ‫ٱش َرب‬ ْ ُ‫ُكل‬

٢٥ ‫َوَأ َّما َم ۡن ُأوتِ َي ِك ٰتَبَهۥُ بِ ِش َمالِ ِهۦ فَيَقُو ُل ٰيَلَ ۡيتَنِي لَمۡ ُأوتَ ِك ٰتَبِيَ ۡه‬
hendaklah kalian makan dan minum dengan nyaman dengan nikmat dengan
sebab apa yang sudah kalian lakukan pada hari-hari yang telah berlalu yaitu di
dunia, berarti orang tersebut di dunia benar-benar memanfaatkan umurnya Dan adapun orang yang diberikan kitabnya dengan tangan kirinya maka dia
usianya untuk beriman dan juga beramal sholeh, ini orang yang mereka akan mengatakan Seandainya aku tidak diberikan kitabku, seandainya disana ada
mengambil dengan tangan kanannya. pilihan dia akan memilih tidak diberikan kitabnya karena isinya kekufuran
isinya kemaksiatan dosa
Adapun orang yang kafir dan juga orang yang munafik maka Allāh ‫ ﷻ‬akan
menghinakan mereka mengambil kitab dengan tangan kiri dari arah belakang ٢٦ ‫ َولَمۡ َأ ۡد ِر َما ِح َسابِيَ ۡه‬Seandainya aku tidak dihisab
dan ini mengisyaratkan tentang musibah besar yang akan menimpa mereka,
mereka akan berteriak dan mereka akan mengatakan bahwasanya harta
ِ َ‫ت ۡٱلق‬
٢٧ َ‫اضيَة‬ ِ َ‫ ٰيَلَ ۡيتَهَا كَان‬Seandainya kematian itu menyudahi segalanya.
Seandainya aku mati saja daripada harus menghadapi adzab yang sangat besar َٓ ٰ (sesuatu yang terbang berupa
Dan setiap manusia kami akan lazimkan dia ُ‫طِئ َره‬
tapi itu hanya sekedar angan-angan bagi mereka saja mereka tidak akan mati, amalannya baik amalan yang baik maupun yang buruk) di lehernya
lā yamutu fīhā wa lā yahya mereka tidak akan mati di dalamnya dan tidak (maksudnya ini menunjukkan bahwasanya apa yang sudah ditakdirkan oleh
akan hidup, tidak akan mati tidak akan dikeluarkan nyawa dari jasad mereka Allāh ‫ ﷻ‬bagi seseorang berupa amalan itu pasti akan terjadi, itu sesuatu yang
supaya mereka terus merasakan adzab selamanya dan mereka tidak hidup lazim bagi dia sebagaimana lazimnya leher dia)
maksudnya adalah tidak hidup normal seperti yang lain tapi hidup dalam
keadaan diadzab ٓ
‫َو ُك َّل ِإن ٰ َس ٍن َأ ۡلزَمۡ ٰنَهُ ٰطَِئ َرهۥُ فِي ُعنُقِ ِهۦ‬

٢٨ ‫َمٓا َأ ۡغن َٰى َعنِّي َمالِيَ ۡۜه‬


maka setiap manusia akan kami harus kan dia (sesuatu yang lazim sesuatu
yang akan terjadi) amalan yang sudah kami takdirkan untuknya baik amal
tidak bermanfaat bagiku (yaitu saat itu) hartaku, harta yang dia miliki yang baik maupun amalan yang buruk
mungkin bermilyar-milyar bertriliun-triliun yang mungkin sebagian mereka
mendapatkan harta tadi dengan cara yang mudah sehingga menumpuk
‫َونُ ۡخ ِر ُج لَهۥُ يَ ۡو َم ۡٱلقِ ٰيَ َم ِة ِك ٰتَبٗ ا يَ ۡلقَ ٰىهُ َمن ُشورًا‬
hartanya tapi ketika di dunia dia tidak taat kepada Allāh ‫ ﷻ‬maka harta tadi
tidak akan bermanfaat disisi Allāh ‫ﷻ‬
dan dihari kiamat Kami akan mengeluarkan untuknya sebuah kitab yang akan
dia temui dalam keadaan terbuka, sehingga bisa dia baca bukan suatu yang
٢٩ ‫[ هَلَكَ َعنِّي س ُۡل ٰطَنِيَ ۡه‬Al-Haqqah]
tertutup sehingga dia tidak bisa membacanya, kemudian dikatakan kepadanya

jabatanku kekuasaanku hilang, yang dulunya di dunia mungkin dia tinggal


َ‫ك‬OOَ‫ َر ۡأ ِك ٰتَب‬OO‫ ۡٱق‬Hendaklah engkau baca kitabmu ini. Dan ketika disuruh untuk
menyuruh dia memiliki petugas keamanan yang menjaga dia maka semuanya
membacanya ini juga menunjukkan tentang kesempurnaan keadilan Allāh ‫ﷻ‬,
tidak akan bermanfaat baginya di hari kiamat kalau di dunia dia tidak beramal
Allāh ‫ ﷻ‬menyuruh malaikat untuk menulisnya dan dibukakan kepadanya dan
dan tidak bertakwa.
disuruh untuk membacanya ini semua adalah menunjukkan tentang
kesempurnaan keadilan Allāh ‫ ﷻ‬tidak ada yang didzhalimi di hari tersebut.
Berarti ada diantara mereka yang mengambil kitabnya dengan tangan kanan
dan ada diantara mereka yang mengambil kitabnya dengan tangan kiri dari
ۡ َ‫كَ ۡٱلي‬OOO‫ َكفَ ٰى بِن َۡف ِس‬maka cukuplah dirimu hari ini adalah sebagai
َ OOO‫و َم َعلَ ۡي‬OO
‫يبٗ ا‬OOO‫ك َح ِس‬
arah belakangnya ‫َك َما قَا َل ُسب َْحانَهُ َوتَ َعالَى‬
penghitung untuk dirimu sendiri, engkau baca sendiri engkau mengetahui apa
yang engkau lakukan di dunia.
Sebagaimana Firman Allāh ‫ﷻ‬
Maka tentunya para ikhwah sekalian kita ingin kelak membaca kitab kita
ٓ
١٣ ‫َو ُك َّل ِإن ٰ َس ٍن َأ ۡلزَمۡ ٰنَهُ ٰطَِئ َرهۥُ فِي ُعنُقِ ِۖۦه َونُ ۡخ ِر ُج لَهۥُ يَ ۡو َم ۡٱلقِ ٰيَ َم ِة ِك ٰتَبٗ ا يَ ۡلقَ ٰىهُ َمن ُشورًا‬ dalam keadaan gembira dalam keadaan kita bangga dan pulang kepada
١٤  ‫ك ۡٱليَ ۡو َم َعلَ ۡيكَ َح ِسيبٗ ا‬ َ ‫[ ۡٱق َر ۡأ ِك ٰتَبَكَ َكفَ ٰى بِن َۡف ِس‬Al-Isra’] keluarga kita dalam keadaan kita bergembira dan berbahagia, sekarang
kembali kepada kita masing-masing mau kita isi apa buku tadi, kalau kita
ingin kitab-kitab nanti berisi tentang amal-amal shaleh maka sekarang
waktunya kita menanam, isi waktu-waktu kita 24 jam dalam sehari ini untuk
beramal saleh, kalau memang bisa 24 jam tadi isinya adalah amal shaleh maka hadits yang berisi tentang 70.000 orang diantara umat Nabi Muhammad ‫ﷺ‬
lakukan supaya penuh kitab kita ini dengan berbagai amal shaleh dari yang mereka masuk kedalam surga tanpa hisab dan juga tanpa adzab. Dan
semenjak bangun tidur sampai tidur lagi, bahkan usahakan tidur kita juga dalil tentang masalah hisab banyak di dalam Al-Qur’an diantaranya adalah
bernilai amalan. Firman Allāh ‫ﷻ‬

Ketika seseorang niatkan didalam tidurnya supaya besok dia bisa melakukan Oِ ‫ ِإ َّن ٱهَّلل َ َس ِري ُع ۡٱل ِح َسا‬Sesungguhnya Allāh ‫ ﷻ‬Dia-lah yang Maha cepat hisab-
١٩٩ ‫ب‬
ibadah dengan baik bangun diwaktu subuh pada waktunya ingin melakukan Nya
shalat malam maka semoga tidur yang dia lakukan di malam hari itu bisa
mendapatkan pahala, jangan sampai kita sia-siakan waktu kita, jangan
٧ ‫فََأ َّما َم ۡن ُأوتِ َي ِك ٰتَبَهۥُ بِيَ ِمينِ ِهۦ‬
mengatakan inikan perkara yang boleh, perkara yang boleh yang mubah kalau
٨ ‫يرا‬ ٗ ‫ب ِح َسابٗ ا يَ ِس‬ Oُ ‫ فَ َس ۡوفَ ي َُحا َس‬maka dia akan dihisab dengan hisab yang mudah.
kita berlebihan maka ini bisa menjadikan hati kita kesat bisa menjadikan kita
tidak nyaman dalam beribadah kepada Allāh ‫ﷻ‬.
َ ‫اسبُ هللاُ الخَ الِئ‬
‫ق‬ ِ ‫ َويُ َح‬Allāh ‫ ﷻ‬akan menghitung,
Seorang muslim secara umum menjaga waktunya dan khususnya seorang
thalibul ‘ilm menjaga waktunya lebih ketat lagi dan tidak bermudah-mudahan hisab artinya adalah menghitung yaitu menghitung seluruh amalan seluruhnya
membiarkan waktunya begitu saja tanpa ada manfaat, tapi hendaklah dia ingat tidak akan ada yang ketinggalan meskipun hanya sebesar dzarrah, Allāh ‫ﷻ‬
dan kita mempelajari aqidah bukan hanya sekedar dihafal dalilnya diketahui mengatakan ‫ِإ َّن ٱهَّلل َ اَل يَ ۡظلِ ُم ِم ۡثقَا َل َذر ٖ َّۖة‬
tentang maknanya tapi kita mengamalkan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Sesungguhnya Allāh ‫ ﷻ‬tidak akan mendzhalimi meskipun hanya sebesar
Kelak di sana ada timbangan kelak di sana ada kitab yang dibuka, dan ini dzarrah (semut yang kecil), semuanya akan didatangkan oleh Allāh ‫ ﷻ‬dan
termasuk keadaan dimana seseorang tidak ingat dengan orang lain ketika dia akan dihitung apa yang kita lakukan amal sholeh yang kita lakukan dihadapan
akan mengambil kitabnya dengan tangan kanan atau dengan tangan kiri orang lain maupun yang sendiri didengar orang lain ataupun yang tidak
karena orang yang mengambil kitabnya dengan tangan kanan dia akan ‫فِي ِعيش َٖة‬ didengar orang lain maka akan didatangkan oleh Allāh ‫ﷻ‬, tidak akan
‫َّاضيَ ٖة‬
ِ ‫ ر‬sementara yang mengambil kitabnya dengan tangan kiri maka dia akan didzhalimi seseorang di hari tersebut, dan barangsiapa yang mengamalkan
masuk ke dalam jahannam. amalan yang jelek sebesar dzarrah maka dia akan melihatnya. Dan Allāh ‫ﷻ‬
menceritakan tentang Luqman yang sedang menasihati putranya
Halaqah 119 | Beriman Kepada Hari Akhir dengan Pembahasan tentang
Hisab Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A ‫الى‬77‫ه هلل تع‬77‫ حفظ‬Kitāb Al-‘Aqīdah Al-Wāsithiyyah ِ ‫ض يَ ۡأ‬
ُ ۚ ‫ت بِهَا ٱهَّلل‬ ِ ‫ص ۡخ َر ٍة َأ ۡو فِي ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬
ِ ‫ت َأ ۡو فِي ٱَأۡل ۡر‬ َ َ‫ك ِم ۡثق‬
َ ‫ال َحب َّٖة ِّم ۡن خَ ۡرد َٖل فَتَ ُكن فِي‬ ُ َ‫ِإنَّهَٓا ِإن ت‬
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh.
Masuk pada masalah beriman dengan hari akhir, beliau mengatakan ُ‫ب هللا‬
Oُ ‫اس‬
ِ ‫َويُ َح‬
Seandainya itu sebuah amalan kemudian dia berada di langit ataupun di bumi
َ ‫ال َخالِئ‬
‫ق‬
atau di gurun pasir maka Allāh ‫ ﷻ‬akan mendatangkannya, tidak akan ada
yang ketinggalan, sebagaimana amal kebaikan tidak ada yang ditinggalkan
Dan Allāh ‫ ﷻ‬akan menghisab makhluk, semuanya baik yang beriman demikian pula amal yang jelek akan didatangkan oleh Allāh ‫ﷻ‬.
maupun yang kuffar dan demikian pula orang-orang munafik semuanya akan
dihisab oleh Allāh ‫ ﷻ‬kecuali yang memang dikecualikan sebagaimana dalam
‫ ْؤ ِم ِن‬O‫ ِد ِه ْال ُم‬O‫ َويَ ْخلُو بِ َع ْب‬،َ‫ َوي َُحا ِسبُ هللاُ الخَالِئق‬maka Allāh ‫ ﷻ‬akan menghisab makhluk- Sesungguhnya Allāh ‫ ﷻ‬akan mendekatkan orang yang beriman kemudian
Nya dan Allāh ‫ ﷻ‬akan berkhalwah dengan hambanya yang beriman. Allāh ‫ ﷻ‬akan menutupi dia, karena di padang mahsyar bukan hanya hamba
yang beriman tapi disana ada manusia yang lain sehingga Allāh ‫ ﷻ‬tutupi dia
sehingga tidak dilihat oleh orang lain, kemudian dikatakan kepada hamba tadi
Di sana ada dua jenis hisab, hisab untuk orang yang beriman dan hisab untuk
dalam keadaan orang lain tidak tidak mengetahui tentang ucapan tadi, Apakah
selain mereka, hisab untuk orang yang beriman maka dinamakan dengan
engkau mengetahui dosa ini Apakah engkau mengetahui dosa ini, dan yang
al-ardhu yaitu akan dinampakkan kepada mereka dan hisabnya adalah
diluar sana tidak mengetahui apa yang terjadi
hisab yang ringan sebagaimana Firman Allāh ‫ﷻ‬

ِّ‫ نَ َع ْم أيْ َرب‬:ُ‫ فيَقول‬kemudian hamba yang beriman ini dia mengatakan iya, setiap
٧ ‫ َم ۡن ُأوتِ َي ِك ٰتَبَهۥُ بِيَ ِمينِ ِهۦ‬O‫فََأ َّما‬
kali ditanyakan apakah kau tahu dosa ini (mungkin dia pernah berzina
٨ ‫يرا‬ ٗ ‫ فَ َس ۡوفَ يُ َحا َسبُ ِح َسابٗ ا يَ ِس‬Maka barangsiapa yang diberikan kitabnya dengan
mungkin dia pernah berdusta mungkin dia pernah riba) dia menjawab iya Ya
tangan kanannya dia akan dihisab dengan hisab yang mudah, yang dimaksud
Allāh ‫ﷻ‬, ternyata banyak dosanya dan semuanya dicatat oleh Allāh ‫ﷻ‬
dengan hisab yang mudah ini disebutkan dalam hadits ُ‫ك ْال َعرْ ض‬ ِ ِ‫ِإنَّ َما َذل‬

‫ حتَّى إ َذا قَ َّر َرهُ ب ُذنُوبِ ِه‬kemudian ketika Allāh ‫ ﷻ‬sudah menjadikan dia ikrar dengan
kata Nabi ‫ﷺ‬, hadits ini shahih diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
dosa-dosanya, mengakui dosa-dosanya
Sesungguhnya hisab yang mudah tadi adalah al-ardhu yaitu
dinampakkan dosanya
َ‫و َرَأى في نَ ْف ِس ِه أنَّه هَلَك‬
‫ يوم القيامة إال عذب‬O‫وليس أحد يناقش الحساب‬
dan hamba tadi ketika dia disebutkan satu persatu dosanya dia melihat dirinya
akan binasa, dosanya kelihatan semuanya dan diketahui oleh Allāh ‫ ﷻ‬dia
dan tidak ada seorang diteliti hisabnya di hari kiamat kecuali dia akan
merasa dirinya akan binasa ketika melihat kembali dosa-dosa tadi
diadzab.

َ ‫ فيُ ْعطَى ِكت‬،‫ وَأنَا أ ْغفِ ُرهَا لكَ اليَو َم‬،‫ك في ال ُّد ْنيَا‬
‫َاب َح َسنَاتِ ِه‬ َ ‫ َستَرْ تُهَا َعلَ ْي‬:‫قال‬
َ
Jadi ada orang yang dimudahkan oleh Allāh ‫ ﷻ‬hisabnya dan ada diantara
mereka yang Allāh ‫ ﷻ‬persulit hisabnya, kalau sudah dipersulit hisabnya
berarti tanda bahwa dia akan diadzab, barangsiapa di munaqosah maka Allāh ‫ ﷻ‬mengatakan kepadanya Aku telah tutupi dosa-dosa ini di dunia
hisabnya yaitu diteliti oleh Allāh ‫ ﷻ‬ditanyakan oleh Allāh ‫ ﷻ‬dengan dan sekarang aku menutupinya aku mengampuninya, lihat bagaimana Allāh
sangat teliti maka dia akan hancur, akan mendapatkan kecelakaan. ‫ ﷻ‬menutupi aib kita, ditutup kita sehingga tidak dilihat oleh orang lain yang
Disebutkan dalam sebuah hadits bagaimana Allāh ‫ ﷻ‬menampakkan dosa- ada disekitarnya, dosa melihat sesuatu yang diharamkan dosa mendengar
dosa orang yang beriman sesuatu yang diharamkan Allāh ‫ ﷻ‬tutupi sehingga tidak dilihat oleh orang
lain saat itu, kemudian Allāh ‫ ﷻ‬mengatakan Aku telah menutupi dosa-dosa
ini di dunia.
َ ‫ْرفُ َذ ْن‬
‫ب َك َذا؟‬ َ ‫ْرفُ َذ ْن‬
ِ ‫ب َك َذا؟ أتَع‬ َ َ‫ فَي‬، َ‫إن هَّللا َ يُ ْدنِي ال ُمْؤ ِمن‬
ِ ‫ أتَع‬:ُ‫ فيَقول‬،ُ‫ض ُع عليه َكنَفَهُ ويَ ْستُ ُره‬ َّ

Banyak dosa-dosa yang kita lakukan maksiat yang kita lakukan tidak dilihat
oleh orang lain Allāh ‫ ﷻ‬yang menutupi, dengan rahmat-Nya Allāh ‫ﷻ‬
menutupi dosa tadi, seandainya teman kita mengetahui seandainya orang tua Tidaklah Allāh ‫ ﷻ‬menutupi dosa seorang hamba di dunia kecuali Allāh ‫ﷻ‬
kita mengetahui seandainya saudara kita mengetahui niscaya tidak akan akan menutupi dosanya di hari kiamat.
nyaman kehidupan kita, tapi Allāh ‫ ﷻ‬menutupinya.
ُ‫ َم ْن تُوزَ نُ َح َسنَاتُهُ َو َسيَِّئاتُه‬Oَ‫فَال ي َُحا َسبُونَ ُم َحا َسبَة‬
َ ‫وَأنَا أ ْغفِ ُرهَا ل‬
‫ك اليَو َم‬
Adapun orang-orang kafir maka mereka tidak akan dihisab seperti hisabnya
Dan aku mengampuninya untukmu di hari ini, menunjukkan kepada kita orang yang ditimbang kebaikan dan juga kejelekannya, mereka akan dihisab
tentang hendaknya seseorang menutupi dosa yang sudah Allāh ‫ ﷻ‬tutupi dan dengan hisab yang keras yang pedih yang teliti tapi bukan seperti hisabnya
tidak membongkar sendiri dosanya kepada orang lain, kita berharap dari Allāh orang-orang yang beriman yang mereka ditimbang kebaikannya dengan
‫ ﷻ‬semoga sebagaimana Allāh ‫ ﷻ‬menutupi dosa-dosa tersebut di dunia maka kejelekannya ‫فَِإنَّهُ الَ َح َسنَاتَ لَهُ ْم‬
ini menjadi harapan kita bahwasanya Allāh ‫ ﷻ‬akan mengampuni dosa-dosa
tadi di akhirat.
karena orang-orang kafir mereka tidak memiliki kebaikan, maksudnya bukan
ingin menimbang membandingkan antara kebaikan mereka dengan kejelekan
َ ‫فيُ ْعطَى ِكت‬
‫َاب َح َسنَاتِ ِه‬ mereka karena mereka tidak memiliki kebaikan, sudah dibatalkan oleh Allāh
‫ﷻ‬
Maka diapun diberi kitab kebaikannya, dan ini menjadi dalil bahwasanya
pembagian kitab ini setelah hisab karena disini disebutkan maka diberikan ٢٣ ‫وا ِم ۡن َع َم ٖل فَ َج َع ۡل ٰنَهُ هَبَٓاءٗ َّمنثُورًا‬
ْ ُ‫[ َوقَ ِدمۡ نَٓا ِإلَ ٰى َما َع ِمل‬Al-Furqan]
kitab kebaikannya, yaitu setelah dihisab diberikan kitab kebaikannya.
Kami akan mendatangi apa yang mereka kerjakan berupa amalan kemudian
ِ ‫ك فِي ْال ِكتَا‬
‫ب َوال ُّسنَّ ِة‬ ِ ‫ فَيُقَ ِّر ُرهُ بِ ُذنُوبِ ِه؛ َك َما ُو‬،‫َويَ ْخلُو بِ َع ْب ِد ِه ْال ُمْؤ ِم ِن‬
َ ِ‫صفَ َذل‬ Kami akan menjadikan itu debu yang beterbangan, tidak akan dianggap oleh
Allāh ‫ﷻ‬.
kemudian Allāh ‫ ﷻ‬menjadikan dia ikrar dan mengakui tentang dosa-dosanya
sebagaimana yang demikian disifatkan di dalam Al-Qur’an dan Sunnah, َ ْ‫ فَتُح‬،‫َولَ ِك ْن تُ َع ُّد َأ ْع َمالُهُ ْم‬
‫صى‬
haditsnya diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim adapun ayat maka wallāhu
a’lam maksudnya adalah Firman Allāh ‫ﷻ‬
tapi akan tetap dihitung amalan mereka tapi dihitungnya bukan untuk
dibandingkan dengan kejelekannya, dan akan dihitung satu persatu dan
٧ ‫ َم ۡن ُأوتِ َي ِك ٰتَبَهۥُ بِيَ ِمينِ ِهۦ‬O‫فََأ َّما‬ dikumpulkan semuanya
ٗ ‫فَ َس ۡوفَ ي َُحا َسبُ ِح َسابٗ ا يَ ِس‬
٨ ‫يرا‬
‫ فَيُوقَفُونَ َعلَ ْيهَا‬kemudian mereka di jadikan berhenti dan dihisab diatas amalan-
Didalam hadits yang lain Nabi ‫ ﷺ‬mengatakan ‫ال يَستُ ُر هللا على عبد في الدنيا إال َستَره‬ amalan tadi
‫هللا يوم القيامة‬
‫ َويُقَ َّررُونَ بِهَا‬dan dijadikan mereka mengakui dengan semuanya itu dan mereka
akan dibalas dengan sebab amalan tadi.
Kalau orang yang beriman maka memang mereka dihisab untuk ditimbang ‫ ﷺ‬adalah nabi yang terakhir dan umat Beliau ‫ ﷺ‬adalah umat yang jumlahnya
kebaikannya dan juga kejelekannya, adapun mereka yaitu orang-orang kuffar sangat banyak sehingga Beliau ‫ ﷺ‬berharap bahwasanya Beliau ‫ ﷺ‬adalah
maka mereka dihisab tapi bukan seperti orang-orang yang beriman, dihitung orang yang telaganya paling banyak dikunjungi oleh manusia.
amalan-amalan dia dan dikumpulkan semuanya dan dijadikan mereka ikrar
dengan amalan-amalan tadi dan kelak mereka akan di balas dengan sebab
amalan-amalan tadi.
Kemudian beliau mengatakan ‫ُوم‬ ِ ‫ آنِيَتُهُ َع َد ُد نُج‬،‫ َوَأحْ لَى ِمنَ ْال َع َس ِل‬،‫ماُؤه َأ َش ُّد بَيَاضًا ِمنَ اللَّبَ ِن‬
‫َأ‬ ‫ُأ‬ ْ ً ْ ْ
‫ َمن يَّش َربُ ِمنهُ شَرْ بَة؛ الَ يَظ َم بَ ْع َدهَا بَدًا‬،ٌ‫ضهُ َش ْهر‬ُ ْ‫ َو َعر‬،ٌ‫ طُولُهُ َش ْهر‬O،‫ال َّس َما ِء‬

Halaqah 120 | Beriman Kepada Hari Akhir dengan Pembahasan tentang


Ini berdasarkan hadits-hadits yang Shahih dikumpulkan oleh beliau disini
Telaga Nabi Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A ‫الى‬777‫ه هلل تع‬777‫ حفظ‬Kitāb Al-‘Aqīdah Al-
Wāsithiyyah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh. sifat-sifatnya, airnya itu lebih putih daripada susu padahal kalau kita melihat
susu bagaimana putihnya dia dan murninya keputihan dia ternyata air yang
ada di telaganya Rasulullāh ‫ ﷺ‬ini lebih putih daripada susu, sangat putih
Beliau berbicara tentang masalah haudh (telaga) Nabi ‫ﷺ‬

‫ َوَأحْ لَى ِمنَ ْال َع َس ِل‬dan dia lebih manis daripada madu, padahal kita mendapatkan
‫ت ْالقِيَا َم ِة ْال َحوضُ ْال َموْ رُو ُد لِلنَّبِ ِّي صلى هللا عليه وسلم‬
ِ ‫صا‬
َ ‫َوفِي َع َر‬ madu sangat manis tapi ternyata air yang ada di telaganya Nabi ‫ ﷺ‬itu lebih
manis lagi, itu sifat airnya
Dan di ‘arashāt (sebuah tempat yang luas yang tidak ada bangunan dan
maksudnya adalah padang mahsyar, padang dimana manusia akan
‫ ْه ٌر‬O‫هُ َش‬Oُ‫ طُول‬panjangnya sejauh perjalanan selama satu bulan, yaitu perjalanan
dikumpulkan) akan ada al- haudh (telaga) yang akan didatangi (dia bukan
seekor onta yang berjalan dalam keadaan sedang selama satu bulan, biasanya
telaga yang sepi dari pendatang tapi dia adalah yang akan didatangi) milik
kalau telaga untuk mengitari hanya butuh satu hari mungkin tapi ini
Nabi Muhammad ‫ﷺ‬.
panjangnya saja itu membutuhkan waktu perjalanan selama satu bulan berarti
telaganya sangat besar
Maka ini adalah perkara yang harus kita imani bahwasanya disana ada telaga
Nabi ‫ ﷺ‬berdasarkan hadits-hadits yang banyak bahkan hadits-hadits tentang
‫ضهُ َش ْه ٌر‬
ُ ْ‫َو َعر‬
masalah telaganya Rasulullāh ‫ ﷺ‬ini mencapai derajat yang mutawatir.
Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan ini adalah hadits
yang Shahih, Rasulullāh ‫ ﷺ‬mengatakan dan lebarnya juga satu bulan, berarti untuk mengitari telaga tadi
membutuhkan waktu selama empat bulan menunjukkan tentang bagaimana
besarnya telaga Nabi ‫ ﷺ‬karena memang yang akan mendatangi umat Beliau
ِ ‫ار َد ٍة وَِإنِّي َأرْ جُوْ هللاَ َأ ْن َأ ُكوْ نَ َأ ْكثَ َرهُ ْم َو‬
ً‫ار َدة‬ ِ ‫ِإ َّن لِ ُكلِّ نَبِ ٍّي َحوْ ضًا َوِإنَّهُ ْم يَتَبَاهَوْ نَ َأيُّهُ ْم َأ ْكثَ ُر َو‬ ‫ ﷺ‬yang jumlahnya sangat banyak, sehingga jangan khawatir tidak akan
mendapatkan tempat, telaga Beliau ‫ ﷺ‬adalah telaga yang sangat luas,
Setiap Nabi memiliki telaga di hari kiamat dan sesungguhnya mereka akan kenikmatan yang besar kenikmatannya luar biasa kemudian ditambah lagi
saling membanggakan siapa diantara mereka yang paling banyak didatangi sifatnya
oleh orang, dan yang mendatangi adalah umatnya sendiri semakin banyak
yang mendatangi telaga mereka mereka semakin bangga, dan aku berharap
akulah yang telaganya paling banyak dikunjungi oleh manusia, karena Beliau ِ ‫آنِيَتُهُ َع َد ُد نُج‬
‫ُوم ال َّس َما ِء‬
gelas yang digunakan untuk minum di sana itu adalah sejumlah bintang yang sementara di sana tapi dia tidak kehausan karena sudah meminum dari
ada di langit, jumlahnya banyak sekali, kita berada di sebuah galaksi yang telaganya Nabi ‫ﷺ‬.
didalamnya ada milyaran bintang dan sesuai dengan ilmu manusia sampai
sekarang ternyata dibawah langit yang pertama ini ada banyak galaksi-galaksi
Di sana ada sebagian orang yang dia mengaku sebagai umat Nabi ‫ ﷺ‬tapi
mungkin jutaan galaksi dan masing galaxy ada miliaran bintang, menunjukkan
ternyata dia tidak mendapatkan kesempatan untuk meminum telaganya
jumlah gelas di telaganya Nabi ‫ ﷺ‬adalah jumlah yang sangat banyak
Rasulullāh ‫ﷺ‬, disebutkan di dalam hadits Nabi ‫ﷺ‬
sehingga seseorang datang ke sana dia tidak takutn kehabisan gelas dan tidak
usah menunggu antrian
‫ أنا فرطكم على الحوض‬Aku akan mendahului kalian diatas telagaku
‫ظ َمُأ بَ ْع َدهَا َأبَدًا‬
ْ ‫ َمن يَّ ْش َربُ ِم ْنهُ شَرْ بَةً؛ الَ َي‬barangsiapa yang meminum dari telaga Nabi
‫ ﷺ‬sekali minum maka dia tidak akan haus selama-lamanya. ‫ وليرفعن رجال منكم‬maka akan diangkat sebagian kalian

Di dalam sebuah hadits Nabi ‫ ﷺ‬mengatakan ‫ ثم ليختلجن دوني‬Nabi ‫ ﷺ‬melihat mereka akan mendatangi telaga Beliau ‫ ﷺ‬tapi
tiba-tiba mereka dijauhkan
ِ ‫هُ َكنُج‬Oُ‫ و ِكيزان‬،‫ك‬
َّ ‫وم‬Oُ
‫ َمن‬O،‫ما ِء‬O‫الس‬ ْ ُ‫ ه‬Oُ‫وريح‬
ِ O‫أطيَبُ ِمنَ ال ِم ْس‬ ِ ،‫اُؤ هُ أ ْبيَضُ ِمنَ اللَّبَ ِن‬OO‫ م‬،‫ه ٍْر‬O‫يرةُ َش‬
َ O‫ضي َم ِس‬
ِ ْ‫َحو‬
‫ُأ‬ ْ ْ
‫ب ِمنها فال يَظ َم أبَدًا‬َ ‫َر‬
ِ ‫ش‬ ‫ فأقول يا رب أصحابي‬maka Nabi ‫ ﷺ‬mengatakan Wahai Rabb mereka adalah para
sahabatku
Telagaku ini sepanjang perjalanan satu bulan airnya lebih putih daripada susu
dan baunya lebih wangi daripada minyak kasturi dan kīzānnya (sejenis teko) ‫فيقال إنك ال تدري ما أحدثوا بعدك‬
seperti bintang yang ada di langit, ini dilihat dari dua sisi yaitu jumlahnya atau
keindahannya, jumlahnya banyak seperti bintang di langit dan keindahannya
Kemudian dikatakan kepada Beliau ‫ ﷺ‬engkau tidak tahu apa yang mereka
seperti bintang yang ada di langit, dan kalau tekonya saja demikian jumlahnya
lakukan setelahmu.
lalu bagaimana dengan gelasnya karena memang gelas biasanya lebih banyak
daripada tekonya, kemudian
Nabi ‫ ﷺ‬mengatakan mereka adalah sahabatku, Beliau ‫ ﷺ‬berbicara sesuai
dengan ilmu yang Beliau ‫ ﷺ‬ketahui, sebelum Beliau ‫ ﷺ‬meninggal dunia
‫ظ َمُأ أبَدًا‬
ْ َ‫ب ِم ْنها فال ي‬
َ ‫َر‬
ِ ‫َمن ش‬ melihat bahwasanya mereka shalat bersama kaum muslimin dan mereka
bertemu dengan Nabi ‫ ﷺ‬beriman dengan Nabi ‫ ﷺ‬secara dzahir makanya
Barangsiapa yang meminum darinya maka dia tidak akan haus selama- Nabi ‫ ﷺ‬mengatakan mereka adalah para sahabatku tapi Beliau ‫ ﷺ‬tidak tahu
lamanya, dan ini bukan berarti dia tidak masuk neraka, dia seorang muslim apa yang terjadi setelah itu karena setelah meninggalnya Nabi ‫ ﷺ‬ada
pengikut Nabi ‫ ﷺ‬sehingga dimuliakan untuk bisa meminum dari telaganya sebagian mereka yang murtad, orang-orang Arab badui misalnya ketika ada
Nabi ‫ﷺ‬, seandainya ternyata dia termasuk orang yang masuk kedalam neraka Nabi ‫ ﷺ‬mereka beriman tapi setelah Nabi ‫ ﷺ‬meninggal ada diantara mereka
dengan sebab dosanya maka di dalam neraka meskipun di sekitarnya panas yang murtad.
dan dia terkena adzab dari neraka tersebut tapi Allāh ‫ ﷻ‬akan menyelamatkan
dia dari kehausan, dia tidak haus karena berada di dalam neraka, diadzab
Nabi ‫ ﷺ‬berbicara sesuai dengan ilmu Beliau ‫ﷺ‬, setahu Beliau ‫ ﷺ‬mereka yaitu mengganti agama ini sepeninggal Rasulullāh ‫ﷺ‬. Maka ini peringatan
adalah para sahabat tapi ternyata yang terjadi setelah Beliau ‫ ﷺ‬meninggal yang keras kepada ahlul bida’ dikawatirkan mereka termasuk orang yang tidak
dunia dia murtad dari agama Islam dan kalau sudah murtad berarti bukan mendapatkan kehormatan meminum telaganya Rasulullāh ‫ﷺ‬.
sahabat Nabi ‫ﷺ‬, yang dimaksud dengan sahabat Nabi ‫ ﷺ‬adalah yang
bertemu dengan Nabi ‫ ﷺ‬beriman dengan Beliau ‫ ﷺ‬dan meninggal di atas
Halaqah 121 | Beriman Kepada Hari Akhir dengan Pembahasan tentang
Islam, adapun yang murtad maka ini bukan sahabat Beliau ‫ﷺ‬, Beliau ‫ﷺ‬
Shirath Bag 01 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A ‫الى‬77‫ه هلل تع‬77‫ حفظ‬Kitāb Al-‘Aqīdah Al-
mengatakan sahabatku sesuai dengan ilmu yang beliau ketahui sebelum beliau Wāsithiyyah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh.
meninggal dunia. Berarti kenifaqan ini bisa menjadi penghalang.
Beliau menyebutkan bahwasanya diantara bentuk iman kita kepada hari
Di dalam hadits yang lain dikatakan kepada Beliau ‫ﷺ‬ akhir adalah beriman dengan apa yang dinamakan dengan ash-shirāth
yang secara bahasa artinya adalah jalan yang luas, adapun secara istilah
maka ini kita kembali kepada dalil dan dalil menunjukkan bahwa yang
َ‫ك ال تَ ْد ِري ما بَ َّدلُوا بَ ْعدَك‬
َ َّ‫ إن‬:ُ‫فيُقال‬
dimaksud dengan shirāth ini adalah jembatan yang makna jembatan kita
sudah tahu menghubungkan antara satu tempat ke tempat yang lain dan posisi
Engkau tidak tahu apa yang mereka rubah setelah itu, kalimat merubah di sini jembatan ini adalah di atas neraka.
masuk didalamnya adalah merubah agama bukan hanya merubah agama dari
agama Islam ke agama selain Islam tapi juga merubah apa yang ada dalam
Beliau mengatakan ‫َوالصِّ َراطُ َم ْنصُوبٌ َعلَى َم ْت ِن َجهَنَّ َم‬
agama Islam, mungkin dia muslim tapi dia rubah ajaran Nabi ‫ﷺ‬, dirubah
sunnah Nabi ‫ ﷺ‬kemudian dia menghidupkan bid’ah di dalam agama berarti
ini sudah merubah agama, Nabi ‫ ﷺ‬meninggal dunia dan agama ini sudah yang maksud dengan ash-shirāth adalah sesuatu yang dipasang di atas
disempurnakan oleh Allāh ‫ ﷻ‬baik dari sisi Aqidah Ibadah dan juga yang lain neraka jahanam, bawahnya adalah jahannam kemudian diatasnya
kemudian datang seseorang setelahnya merubah aqidah islamiyah seperti adalah ash-shirāth
orang-orang khawarij mu’tazilah murji’ah mereka merubah sunnah Nabi ‫ﷺ‬.

ِ َّ‫ ُر الَّ ِذي بَ ْينَ ْال َجنَّ ِة َوالن‬OOO‫ َو ْال ِج ْس‬OOOُ‫ َوه‬dan dia adalah jembatan antara surga dan
‫ار‬
Sehingga orang yang demikian dikhawatirkan dia masuk dalam hadits ini neraka, orang yang bisa melewati jembatan tersebut maka dia akan masuk ke
yang mereka dijauhkan dari telaganya Rasulullāh ‫ ﷺ‬sebagaimana ini dalam surga
disebutkan oleh para syurroh para ulama yang mereka mensyarah hadits ini,
termasuk di antaranya adalah Imam Nawawi menyebutkan bahwasanya aliran-
‫الِ ِه ْم‬OO‫ ْد ِر َأ ْع َم‬Oَ‫ ِه َعلَى ق‬O‫ يَ ُمرُّ النَّاسُ َعلَ ْي‬manusia akan melewati jembatan tersebut sesuai
aliran sesat tadi mereka masuk di dalamnya karena mereka merubah agama
dengan kadar amalan mereka,
ini.

yang dimaksud dengan manusia disini adalah orang-orang yang beriman


‫ سُحْ قًا سُحْ قًا لِ َمن بَ َّد َل بَ ْع ِدي‬:ُ‫فأقُول‬
merekalah yang kelak akan melewati ash-shirāth baik orang-orang yang
beriman yang mereka adalah umatnya Rasulullāh ‫ ﷺ‬maupun orang-
Maka aku pun mengatakan jauhlah kalian jauhlah kalian bagi orang yang orang yang beriman sebelum kita umat-umat terdahulu yang mereka
mengganti setelah ku, yaitu jauhlah jauhlah orang yang mengganti setelah ku
adalah orang-orang yang beriman kepada nabi yang telah diutus pada Didatangkan jahannam dalam keadaan seperti fatamorgana yaitu menyerupai
mereka. air kemudian dikatakan kepada orang Yahudi apa yang kalian sembah
kemudian mereka mengatakan kami dahulu menyembah uzair anak Allāh ‫ﷻ‬
itu yang mereka ucapkan, kemudian dikatakan kepada mereka kalian telah
Adapun selain orang-orang yang beriman (orang-orang kafir dan orang-
berdusta Allāh ‫ ﷻ‬tidak memiliki istri dan juga tidak memiliki anak, kemudian
orang munafik) maka mereka sudah dipisahkan dari orang-orang yang
dikatakan kepada mereka lalu apa yang kalian inginkan mereka mengantarkan
beriman, yang sebelumnya mereka bersama di padang mahsyar dihisab
kami haus maka berilah kami air minum, yaitu ketika mereka melihat
oleh Allāh ‫ ﷻ‬ditempat yang sama di padang mahsyar maka setelah itu akan
jahannam yang dari jauh seperti air kemudian ditunjukkan kepada
ada pemisahan antara orang-orang yang beriman dengan selain mereka, yang
mereka jahannam yang dari jauh seperti air tadi dan dikatakan kepada
terlebih dahulu dipisahkan adalah orang-orang musyrikin para
mereka kenapa kalian tidak mendatanginya, maka merekapun menuju kesana
menyembah selain Allāh ‫ﷻ‬.
dan kumpulkan ke dalam jahannam, dari jauh mereka menyangka itu adalah
air yang yang bisa menghilangkan dahaga mereka akhirnya orang-orang
Allāh ‫ ﷻ‬akan memisahkan antara orang-orang musyrikin dengan yang lain Yahudi semuanya mereka masuk kedalam neraka.
sebagaimana disebutkan di dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari Abu
Sa’id Al-Khudri dimana akan ada yang memanggil dan memerintahkan
Giliran orang-orang Nasrani apa yang kalian sembah mereka mengatakan
setiap umat untuk mengikuti tuhan yang dia sembah di dunia, kemudian
kami dahulu menyembah ‘Isa anak Allāh ‫ ﷻ‬kemudian dikatakan kepada
disebutkan dalam hadits tidak ada manusia yang menyembah selain Allāh ‫ﷻ‬
mereka kalian telah berdusta Allāh ‫ ﷻ‬tidak memiliki istri dan anak, lalu apa
seperti patung batu dan seterusnya kecuali dia akan berjatuhan ke dalam
yang kalian inginkan mereka berkata kami haus berilah kami air minum, yaitu
neraka karena masing-masing dari mereka akan mengikuti apa yang mereka
ketika mereka melihat jahannam yang dari jauh kelihatan seperti air maka
sembah di dunia, kemudian setelah itu tersisa yang masih ada di situ adalah
ditunjukkan kepada mereka jahannam tadi kemudian dikatakan seperti apa
orang-orang ahlul kitab kemudian juga orang-orang yang beriman baik
yang dikatakan kepada orang-orang Yahudi kenapa kalian tidak
dia adalah orang yang shaleh maupun orang yang fasik bahkan orang-
mendatanginya maka mereka pun dikumpulkan di jahannam yang mereka
orang munafik pun masih ada karena mereka secara dzhohir mengaku
lihat dari jauh itu seperti air. Hadits ini Shahih diriwayatkan oleh Bukhari dan
beriman meskipun secara batinnya dia adalah termasuk orang-orang yang
juga Muslim.
kufur.

Dikatakan kepada mereka barangsiapa yang menyembah sesuatu di dunia


Kemudian disebutkan dalam hadits bahwasanya akan didatangkan jahannam
maka hendaklah dia mengikutinya, maka penyembah matahari akan mengikuti
seperti fatamorgana, jadi kalau tadi orang-orang yang mereka adalah
matahari penyembah bulan akan mengikuti bulan penyembah thaghut (segala
watsaniyyun musyrikun itu sudah berjatuhan terlebih dahulu kedalam neraka
sesuatu yang disembah selain Allāh ‫ )ﷻ‬akan mengikuti thaghut sehingga
sekarang giliran orang-orang Yahud, jadi Allāh ‫ ﷻ‬masukkan mereka ke
tidak akan tersisa kecuali orang Islam dan bersama mereka orang-orang
dalam neraka dalam keadaan berkelompok berkelompok
munafik, berarti di sini orang-orang kafir orang-orang musyrikin ahlul kitab
mereka sudah masuk terlebih dahulu ke dalam neraka.
‫ق ٱلَّ ِذينَ َكفَر ُٓو ْا ِإلَ ٰى َجهَنَّ َم ُز َمر ًۖا‬
َ ‫[ َو ِسي‬Az-Zumar:71]
Halaqah 122 | Beriman Kepada Hari Akhir dengan Pembahasan tentang
dan akan digiring orang-orang kafir ke dalam jahannam dalam keadaan Shirath Bag 02 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A ‫الى‬77‫ه هلل تع‬77‫ حفظ‬Kitāb Al-‘Aqīdah Al-
berkelompok-berkelompok Wāsithiyyah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh.
mereka membutuhkan orang kafir misalnya mereka adalah keluarga mereka
Di dalam sebuah hadits disebutkan bahwa orang yang dahulu menyembah dan seterusnya, kemudian mereka mengatakan sungguh kami telah mendengar
Nabi ‘Isa, bagaimana kalau dia menyembah orang shaleh atau menyembah penyeru yang menyuruh supaya setiap kaum mengikuti apa yang dia sembah
nabi ‘Isa apakah berarti Nabi ‘Isa akan masuk ke dalam jahannam? tentunya dan kami sekarang menunggu Rabb kami, tadi ada suara seruan yang
tidak, tapi Allāh ‫ ﷻ‬akan menjadikan di sana syaithan yang diserupakan masing-masing mengikuti yang disembah dan orang-orang yang beriman
dengan Nabi ‘Isa sehingga mereka (orang-orang yang menyembah Nabi yang mereka sembah adalah Allāh ‫ ﷻ‬maka mereka menunggu Allāh ‫ﷻ‬.
‘Isa) mengikuti syaithan yang diserupakan dengan Nabi ‘Isa, dan orang
yang menyembah uzair akan mengikuti syaithan yang diserupakan dengan
Maka datanglah Allāh ‫ ﷻ‬dengan sifat yang berbeda dengan sifat yang
uzair, sebagaimana hadits ini diriwayatkan oleh Ath-Thabrani Dalam Al-
mereka lihat pertama kali karena mereka pernah melihat Allāh ‫ ﷻ‬di
Mu’jam Al-Kabir dia adalah hadits yang shahih, Beliau ‫ ﷺ‬mengatakan
padang mahsyar, dan sudah berlalu melihatnya mereka di padang mahsyar
ini lain dengan melihatnya mereka didalam surga karena yang ada di padang
‫ويمثل لمن كان يعبد عيسى شيطان عيسى ويمثل لمن كان يعبد عزيراً شيطان عزير‬ mahsyar ini adalah imtihan adapun yang ada di dalam surga maka ini adalah
melihat Allāh ‫ ﷻ‬dalam keadaan mereka berbahagia dan merasakan lezat.
akan diserupakan bagi orang yang menyembah Nabi ‘Isa syaithannya ‘Isa dan
akan diserupakan bagi orang yang menyembah ‘uzair syaithannya ‘uzair. Kemudian Allāh ‫ ﷻ‬berkata Aku adalah Rabb kalian, Allāh ‫ ﷻ‬datang dengan
sifat yang berbeda dari apa yang mereka lihat awalnya kemudian Allāh ‫ﷻ‬
mengatakan Aku adalah Rabb kalian, kemudian mereka mengatakan kami
Berarti di sini sudah berpisah antara orang-orang musyrikin orang-orang
berlindung kepada Allāh ‫ ﷻ‬dari-Mu kami tidak menyekutukan Allāh ‫ﷻ‬
ahlul kitab dan orang-orang yang benar-benar beriman maupun orang-
sedikitpun, mereka mengucapkan ini 2 atau 3 kali karena mereka melihat
orang munafik, berarti yang tersisa sekarang adalah orang-orang yang
Allāh ‫ ﷻ‬yang berbeda dengan yang pertama sehingga mereka berlindung
dzhahirnya adalah muslim baik yang hakiki yang benar-benar Islam luar
kepada Allāh ‫ ﷻ‬aku berlindung kepada Allāh ‫ ﷻ‬dari-Mu.
maupun dalamnya ataupun mereka adalah yang palsu yaitu orang-orang
munafik yang menampakkan keislaman dan menyembunyikan kekufuran.
Disini Allāh ‫ ﷻ‬menguji mereka dengan memperlihatkan diri Allāh ‫ ﷻ‬dalam
sifat atau bentuk yang lain, akhirnya ketika mereka melihat Allāh ‫ ﷻ‬dalam
Disebutkan dalam hadits tadi (masih kelanjutan dari hadits Abu Sa’id Al-
keadaan bukan sifat yang pertama mereka pun berlindung kembali kepada
Khudri yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim) setelah orang-orang
Allāh ‫ ﷻ‬berlindung kepada Allāh ‫ ﷻ‬supaya tidak menyimpang, kemudian
kafir baik musyrikin maupun ahlul kitab digiring ke dalam neraka dan tidak
ucapan mereka bahwa kami tidak menyekutukan Allāh ‫ ﷻ‬sedikitpun, ketika
tersisa kecuali orang-orang yang menyembah Allāh ‫ ﷻ‬baik yang shaleh
dikatakan kepada mereka Aku adalah Rabb kalian kemudian mereka
maupun yang tidak shaleh kemudian dikatakan kepada mereka apa yang
mengatakan kami berlindung kepada Allāh ‫ ﷻ‬dari-Mu kemudian mereka
menghalangi kalian pergi sedangkan manusia sudah pergi, apa yang kalian
mengatakan kami tidak menyekutukan Allāh ‫ ﷻ‬sedikitpun ini menunjukkan
tunggu mereka berkata kami berbeda dengan mereka didunia padahal kami
tentang keutamaan tauhid bahwasanya dengannya Allāh ‫ ﷻ‬menguatkan hati
dahulu membutuhkan mereka.
orang-orang yang muwahhidin (orang-orang yang mengesakan Allāh ‫)ﷻ‬.

Maksudnya adalah kami berbeda dengan mereka di dunia karena kami


Kemudian dikatakan mereka apakah kalian memiliki tanda sehingga kalian
dahulu bertauhid tidak menyembah apa yang mereka sembah selain
mengetahui bahwa Dia adalah Rabb kalian, dari mana kalian tahu bahwasanya
Allāh ‫ ﷻ‬kami tidak mengikuti agama orang-orang kafir meskipun mungkin
itu adalah Rabb kalian, mereka berkata betis sehingga disingkaplah Betis
Allāh ‫ﷻ‬, sehingga ada sebagian ulama yang mengatakan bahwasanya hadits Kemudian orang-orang yang beriman disebutkan dalam hadits mereka
ini adalah berisi tentang sifat Allāh ‫ﷻ‬, kalau ini adalah sifat diantara sifat- mengangkat kepala mereka dan Allāh ‫ ﷻ‬telah kembali kepada sifat dan
sifat Allāh ‫ ﷻ‬maka kewajiban kita adalah meyakini bahwasanya Allāh ‫ﷻ‬ bentuk semula, kemudian Allāh ‫ ﷻ‬mengatakan Aku adalah Rabb kalian,
memiliki betis sesuai dengan keagungan-Nya, tidak boleh kita ingkari tidak mereka pun berkata Engkau adalah Rabb kami.
boleh kita serupakan dengan makhluk tidak boleh kita ta’wil.
Halaqah 123 | Beriman Kepada Hari Akhir dengan Pembahasan tentang
Ketika disingkap Betis Allāh ‫ ﷻ‬maka sujudlah setiap orang yang beriman, Shirath Bag 03 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A ‫الى‬77‫ه هلل تع‬77‫ حفظ‬Kitāb Al-‘Aqīdah Al-
karena mereka tadi ditanya apa tandanya betis sehingga ketika mereka melihat Wāsithiyyah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh.
Betis Allāh ‫ ﷻ‬mereka bersujud dan tidak tersisa orang yang dahulu di dunia
dia bersujud untuk Allāh ‫ ﷻ‬dan dia ikhlas dalam bersujud bukan karena Kita sekarang sedang membahas tentang ucapan Muallif
munafik kecuali Allāh ‫ ﷻ‬akan mengizinkan dia untuk bersujud saat itu, orang
yang di dunianya ikhlas sujud karena Allāh ‫ ﷻ‬maka saat itu akan diizinkan
ُ‫ يَ ُمرُّ النَّاس‬an-nās disini maksudnya adalah orang-orang yang beriman.
oleh Allāh ‫ ﷻ‬untuk bersujud.

Masih saat itu orang-orang munafik bersama orang-orang yang beriman,


Orang-orang yang munafik kita tahu mereka tidak ikhlas dalam bersujud
setelah mereka bangkit dari sujud maka dibentangkan ash-shirāth yaitu
meskipun mereka sujud didunia karena sujudnya di dunia karena riya atau
jembatan yang berada di atas jahannam, kemudian keadaan menjadi gelap
karena dunia saja atau karena ingin selamat dari orang-orang yang beriman
gulita sebagaimana disebutkan dalam hadits dan hadits ini shohih
supaya tidak dibunuh dan seterusnya. Allāh ‫ ﷻ‬tidak mengizinkan mereka saat
diriwayatkan oleh Imam Muslim, ada seorang Yahudi bertanya ‫أين يكون الناس‬
itu untuk bersujud, Allāh ‫ ﷻ‬akan jadikan punggungnya ini menjadi rata, yaitu
‫يوم تبدل األرض غير األرض والسماوات؟‬
punggung yang di dunia memiliki beberapa ruas tulang sehingga
memudahkan seseorang untuk bergerak bisa bersujud saat itu Allāh ‫ ﷻ‬jadikan
dia rata dan hanya memiliki satu ruas tulang saja tidak bisa untuk Di manakah manusia ketika diganti bumi dan juga langit, ketika diganti bumi
membungkuk tidak bisa untuk sujud. dengan bumi yang lain dan langit juga demikian, maka Rasulullāh ‫ﷺ‬
mengatakan ‫هم في الظلمة دون الجسر‬
Sehingga setiap kali dia akan bersujud dia tersungkur diatas tengkuknya tidak
bisa bersujud sebagaimana orang-orang yang beriman. Dari sini kita bisa mereka berada di tempat yang gelap sebelum jembatan, makanya
mengambil pelajaran bahwa tidak ada yang bisa menipu Allāh ‫ﷻ‬, mereka Syaikhul Islam menggunakan kalimat ‫ ُر‬OO‫( ْال ِج ْس‬jembatan) karena Nabi ‫ﷺ‬
mungkin sudah bergembira tidak masuk bersama orang-orang musyrikin tidak mengatakan demikian.
masuk bersama orang-orang Yahudi bersama orang-orang nashara tapi tidak
ada yang samar bagi Allāh ‫ ﷻ‬tidak ada yang bisa menipu Allāh ‫ﷻ‬, bahkan
mereka adalah orang-orang yang tertipu, mereka mungkin sudah senang bisa Kemudian orang-orang yang beriman diberikan cahaya sesuai dengan
amalan mereka, ketika keadaan gelap maka orang-orang yang beriman
selamat tapi ternyata ketika waktunya mereka sujud mereka tidak bisa sujud,
mereka menipu Allāh ‫ ﷻ‬dan Allāh ‫ ﷻ‬akan menipu mereka, Allāh ‫ﷻ‬ diberikan cahaya oleh Allāh ‫ ﷻ‬dengannya mereka bisa melihat. Di
sebutkan dalam hadits Abdullah bin Mas’ud Nabi ‫ ﷺ‬mengatakan maka
menghinakan mereka dengan cara ketika diperintahkan untuk bersujud mereka
tidak bisa bersujud. Allāh ‫ ﷻ‬memberikan kepada mereka cahaya sesuai dengan kadar amalan
mereka, ini menunjukkan tentang pentingnya kita musabaqah dalam beramal
shaleh dan bagaimana pengaruh dari amal yang kita lakukan di dunia dengan dan ada diantara mereka yang diberikan cahaya lebih kecil daripada itu,
cahaya yang akan kita dapatkan ketika kita berada di sebelum jembatan. mungkin sama-sama di sebelah kanan tapi dia lebih kecil daripada pohon
kurma, semuanya kembali kepada amalan kita masing-masing silahkan kita
memilih mau mendapatkan cahaya yang besar atau cahaya yang kecil
Sesuai dengan kadar amalan mereka, semuanya bersyahadat semuanya
beriman kepada Allāh ‫ ﷻ‬tapi Allāh ‫ ﷻ‬tidak akan menyamakan antara orang
yang banyak beramal dan baik dalam beramal dengan selain mereka, Allāh ‫ﷻ‬ ‫إبهام قَ َد ِمه‬
ِ َ ُ‫حتى يَكونَ آ ِخرُهم يُعطَى ن‬
‫وره على‬
Maha Adil tentunya orang yang baik amalannya akan dibedakan dari pada
orang jelek amalannya.
hingga ada diantara mereka yang diberikan cahaya oleh Allāh ‫ ﷻ‬karena
saking sedikitnya amalan yang dilakukan di dunia memiliki cahaya
‫ظيم‬ َ ‫ف ِمنهم َمن يُعطى نُو َره ِم‬
ِ ‫ثل ال َجبَ ِل ال َع‬ sebesar jempol kakinya, kecil sesuai dengan amalan dia di dunia

Ada diantara mereka yang diberikan cahaya seperti gunung yang besar, ً‫ يُضي ُء َم َّرةً ويُطفَُأ َم َّرة‬terkadang dia bercahaya dan terkadang dia padam, dia
berarti sangat terang-benderang ditempat yang gelap kemudian dia sudah kecil ternyata tidak terus-menerus dia bercahaya
memiliki cahaya sebesar gunung yang besar dengan leluasa dia akan
berjalan ini orang yang di dunianya dia beramal dengan baik dengan
‫ َّد َم‬Oَ‫ه ق‬OO‫ا َء قَ َد َم‬OO‫إذا أض‬OO‫ ف‬kalau dia terang (hidup) maka dia menggerakkan kakinya
ikhlas sesuai dengan sunnah memperbaiki amalannya
kedepan kemudian dia berjalan

‫ديهم‬OO‫عى بَينَ أي‬OO‫ يَس‬gunung tersebut berjalan di depannya, sehingga dengan


‫وإذا ُأطفَِئ قا َم‬
leluasa dia berjalan

dan apabila padam maka dia berhenti, tidak berani untuk berjalan, dia berjalan
‫غ ََر ِمن ذلك‬OO‫و َره أص‬OOُ‫ ومنهم َمن يُعطَى ن‬dan di antara mereka ada yang diberikan
ketika bercahaya meskipun hanya sedikit (kecil). Kita disini bisa
cahaya lebih kecil daripada itu, lebih kecil daripada gunung yang besar
membayangkan bagaimana berbeda-beda antara orang yang beriman dengan
yang lain, sama-sama orang yang beriman sama-sama mereka beramal shaleh
‫ومنهم َمن يُعطى ِمث َل النَّخل ِة بيَ ِده‬ tapi Allāh ‫ ﷻ‬membedakan antara satu dengan yang lain, Allāh ‫ ﷻ‬Maha Adil.

ada diantara mereka yang diberikan cahaya sebesar pohon kurma yang Orang-orang munafik juga diberi cahaya oleh Allāh ‫ ﷻ‬dan mereka
berada di tangannya, tentunya berbeda yang memiliki cahaya berada mengikuti Allāh ‫ ﷻ‬karena mereka secara dzahir dahulu menyembah
didepannya yang cahaya tersebut adalah cahaya yang besar dan ada yang Allāh ‫ ﷻ‬namun cahaya mereka padam sebelum mereka sampai ke ash-
memiliki cahaya-cahaya di sebelah kanannya dan hanya sebesar pohon shirāth, adapun orang-orang yang beriman maka terus mereka memiliki
kurma, tentunya berbeda dengan yang pertama tadi cahaya sesuai dengan kadar amalannya.

‫و ِمنهم َمن يُعطى أصغ ََر ِمن ذلك‬ Jadi orang-orang munafik dapat cahaya sebentar dan mungkin di situ mereka
bergembira ternyata mendapat cahaya seperti orang-orang yang beriman tapi
sekali lagi Allāh ‫ ﷻ‬menipu mereka pada kesempatan tersebut dan cahaya ‫ت ت َۡج ِري ِمن ت َۡحتِهَا ٱَأۡل ۡن ٰهَ ُر‬ٞ َّ‫ب ُۡش َر ٰى ُك ُم ۡٱليَ ۡو َم َج ٰن‬
tersebut padam sebelum mereka sampai kepada jembatan ash-shirāth,
disebutkan dalam hadits
kabar gembira bagi kalian di hari ini surga yang mengalir di bawahnya sungai-
sungai, kalau sudah disitu berarti akhir dari kehidupan mereka nanti adalah
ً‫ويعطى كل إنسان منهم منافقا ً أو مؤمنا ً نورا‬ surga, ini adalah kabar gembira bagi orang-orang yang beriman,
Alhamdulillāh Allāh ‫ ﷻ‬menyelamatkan mereka dari kesyirikan dari
kekufuran ahlul kitab dari kenifaqan, kabar gembira bagi mereka adalah surga
dan diberikan setiap manusia baik yang munafik maupun orang yang beriman
cahaya, demikian Nabi ‫ ﷺ‬mengabarkan. Kemudian mereka mengikuti Allāh
‫ﷻ‬ َ ِ‫ٰخَ لِ ِدينَ فِيهَ ۚا ٰ َذل‬
١٢ ‫ك ه َُو ۡٱلفَ ۡو ُز ۡٱل َع ِظي ُم‬

‫ وعلى جسر جهنم كالليب وحسك‬dan di atas jembatan jahannam ada ‫( كالليب‬besi yang mereka kekal di dalam surga dan itu adalah keberuntungan yang besar
diujungnya agak bengkok, jamak dari ‫ )كلوب‬dan juga ada duri
ُ َ‫يَ ۡو َم يَقُو ُل ۡٱل ُم ٰنَفِقُونَ َو ۡٱل ُم ٰنَفِ ٰق‬
ْ ُ‫ت لِلَّ ِذينَ َءا َمن‬
‫وا‬
‫ ثم يطفأ نور المنافقين‬،‫ تأخذ من شاء هللا‬dia akan mengambil / menyambar siapa yang
Allāh ‫ ﷻ‬kehendaki kemudian akan padam cahaya orang-orang munafiq.
Hari di mana orang-orang munafik yang laki-laki maupun wanita, jadi orang
munafik bukan hanya laki-laki saja disana ada wanita-wanita yang mereka
Di dalam Al-Qur’an Allāh ‫ ﷻ‬menyebutkan tentang kisah dan ini adalah sifatnya juga nifaq, mereka berkata kepada orang-orang yang beriman
detik-detik dimana orang-orang munafik akan berpisah dengan orang-orang
yang beriman, ini perlu kita pahami karena mungkin sebagian kita masih
ۡ‫ور ُكم‬ ۡ ِ‫ٱنظُرُونَا ن َۡقتَب‬
ِ ُّ‫س ِمن ن‬
membayangan bahwa yang akan melewati jembatan ash-shirāth ini adalah
orang munafik orang kafir orang musyrik mereka juga melewati jembatan ini,
ternyata dalil tidak mengatakan demikian, akan dipisahkan dan yang tunggu kami, karena dipadamkan cahaya mereka sehingga mereka dalam
melewati ash-shirāth hanyalah orang-orang yang beriman saja. Allāh ‫ﷻ‬ keadaan gelap, melihat orang-orang beriman mereka punya cahaya yang
mengatakan dalam Al-Qur’an (Surah Al-Hadid:12-15) punya cahaya bisa berjalan, akhirnya mereka mengatakan tunggu kami, kami
ingin mengambil manfaat dari cahaya kalian
ِ َ‫يَ ۡو َم ت ََرى ۡٱل ُم ۡؤ ِمنِينَ َو ۡٱل ُم ۡؤ ِم ٰن‬
ۖ‫ت يَ ۡس َع ٰى نُو ُرهُم بَ ۡينَ َأ ۡي ِدي ِهمۡ َوبَِأ ۡي ٰ َمنِ ِهم‬
‫ور ۖا‬ ْ ‫ُوا َو َرٓا َء ُكمۡ فَ ۡٱلتَ ِمس‬
ٗ ُ‫ُوا ن‬ ْ ‫يل ۡٱر ِجع‬
َ ِ‫ق‬
Hari dimana engkau akan melihat orang-orang yang beriman baik laki-laki
maupun wanita akan berjalan cahaya mereka dari depan mereka dan juga dikatakan kepada mereka kembalilah kalian ke belakang maka carilah cahaya
kanan mereka, tadi disebutkan dalam hadits ada diantara mereka yang sendiri, cahaya yang dimiliki oleh orang-orang beriman adalah untuk orang-
cahayanya di depan mereka dan ada yang cahayanya berada di sebelah kanan orang yang beriman luar dan dalam mereka bukan untuk orang-orang munafik
mereka seperti mereka yang menampakkan keimanan dan menyembunyikan
kekufuran
ۢ َ‫ب بَ ۡينَهُم ِبسُور لَّهۥُ ب‬
ُ‫اب‬ ٖ ِ ‫ فَض‬maka dibentangkan / dibuatkanlah di antara mereka
َ ‫ُر‬ Dan kalian tertipu dengan angan-angan kalian sendiri, mereka berangan-angan
dengan sebuah pagar / batas yang memiliki pintu bahwasanya sebentar lagi negeri Islam ini akan hancur dan kita akan kembali
menang kita akan kembali menguasai ini angan-angan kalian sehingga terus
ُ‫ بَا ِطنُهۥُ فِي ِه ٱلر َّۡح َمة‬didalamnya ada rahmah, yaitu bagian yang disitu ada orang- kalian dalam keadaan demikian sampai Allāh ‫ ﷻ‬mematikan kalian
orang yang beriman maka disitu ada rahmah
‫ َحتَّ ٰى َجٓا َء َأمۡ ُر ٱل َّل‬sampai datang urusan Allāh ‫ﷻ‬
١٣ ُ‫َو ٰظَ ِه ُرهۥُ ِمن قِبَلِ ِه ۡٱل َع َذاب‬
١٤ ‫ َو َغ َّر ُكم بِٱهَّلل ِ ۡٱل َغرُو ُر‬dan telah menipu kalian penipu
adapun sebaliknya maka di sana ada adzab, yaitu sisi yang disitu ada orang-
orang munafik, satu dinding / pembatas yang sisi orang-orang yang beriman ْ ۚ ‫ة َواَل ِمنَ ٱلَّ ِذينَ َكفَر‬ٞ َ‫فَ ۡٱليَ ۡو َم اَل ي ُۡؤخَ ُذ ِمن ُكمۡ فِ ۡدي‬
‫ُوا‬
adalah rahmah dari Allāh ‫ ﷻ‬dan sebaliknya di sana ada adzab
maka dihari ini tidak akan diambil dari kalian tebusan, kalian mungkin di
ۖۡ‫يُنَادُونَهُمۡ َألَمۡ نَ ُكن َّم َع ُكم‬ dunia punya harta dunia punya anak punya istri tidak akan diambil dari kalian
tebusan sedikitpun, itu tidak akan bermanfaat bagi kalian
mereka memanggil-manggil, memanggil-manggil orang-orang yang beriman,
dan mengatakan bukankah kami dulu bersama kalian, kami dulu shalat ْ ۚ ‫َواَل ِمنَ ٱلَّ ِذينَ َكفَر‬
‫ُوا‬
bersama kalian haji bersama kalian berjihad bersama akan tinggal di negeri
kalian
dan tidak akan diambil tebusan dari orang-orang yang kafir, yaitu orang-orang
yang memang orang-orang musyrikin orang-orang ahlul kitab, baik dari orang
ْ ُ‫ قَال‬dijawab oleh orang-orang beriman iya kalian bersama kami
‫وا بَلَ ٰى‬ munafik maupun dari mereka tidak akan diambil tebusan

ۡ‫ َو ٰلَ ِكنَّ ُكمۡ فَتَنتُمۡ َأنفُ َس ُكم‬tapi kalian dahulu telah memfitnah diri kalian sendiri, yaitu َ ‫َم ۡأ َو ٰى ُك ُم ٱلنَّا ۖ ُر ِه َي َم ۡولَ ٰى ُكمۡۖ َوبِ ۡئ‬
ِ ‫س ۡٱل َم‬
١٥ ‫صي ُر‬
dengan kenifakan kalian merusak diri kalian sendiri
tempat kembali kalian adalah neraka dan neraka itu adalah mawla kalian dan
ۡ‫تُم‬OOOO‫َّص‬
ۡ ‫ َوتَ َرب‬dan kalian dulu menunggu-nunggu, yaitu menunggu-nunggu itu adalah sejelek-jelek tempat kembali.
kehancuran orang-orang beriman, ini sifat orang munafiq yang mereka tunggu
kekalahan orang yang beriman hancurnya orang-orang yang beriman
Ini adalah waktu dimana terpisah antara orang-orang yang beriman
dengan orang-orang munafiqin, sehingga orang-orang beriman ketika
ۡ‫ َو ۡٱرت َۡبتُم‬dan kalian dalam keadaan ragu dengan kebenaran yang dibawa oleh melihat keadaan demikian mereka berdoa kepada Allāh ‫ ﷻ‬mengatakan
Nabi ‫ﷺ‬
ٞ ‫ٱغفِ ۡر لَن َۖٓا ِإنَّكَ َعلَ ٰى ُكلِّ ش َۡي ٖء قَ ِد‬
٨ ‫ير‬ ۡ ‫ورنَا َو‬
َ ُ‫[ َربَّنَٓا َأ ۡت ِممۡ لَنَا ن‬At-Tahrim]
‫َو َغر َّۡت ُك ُم ٱَأۡل َمانِ ُّي‬
Wahai Rabb kami sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah Termasuk diantaranya orang-orang yang tidak dihisab pun akan
dosa kami sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Mampu untuk melewati jembatan ini, sehingga Allāh ‫ ﷻ‬mengatakan dalam Al-Qur’an ‫َوِإن‬
melakukan segala sesuatu. ‫ار ُده َۚا‬
ِ ‫ِّمن ُكمۡ ِإاَّل َو‬

Maka ini adalah waktu dimana Allāh ‫ ﷻ‬memisahkan antara orang-orang Dan tidak ada diantara kalian kecuali dia akan melewatinya, melewati neraka
beriman dengan orang-orang munafiqin sehingga tidak tersisa kecuali orang- tidak ada kecuali berarti semuanya termasuk diantaranya adalah para nabi
orang yang beriman saja, sehingga kita katakan dengan ketinggian derajat yang mereka miliki tapi mereka akan melewati
jembatan ini mau tidak mau.
‫يَ ُمرُّ النَّاسُ َعلَ ْي ِه َعلَى قَ ْد ِر َأ ْع َمالِ ِه ْم‬
ِ ‫ك َح ۡت ٗما َّم ۡق‬
٧١  ‫ض ٗيّا‬ َ ِّ‫َكانَ َعلَ ٰى َرب‬
manusia akan melewati jembatan ash-shirāth ini sesuai dengan kadar
amalannya dan yang dimaksud dengan manusia disini adalah orang-orang yang demikian adalah sesuatu yang ketetapan / keharusan yang sudah Allāh
yang beriman. ‫ ﷻ‬putuskan, Allāh ‫ ﷻ‬sudah memutuskan bahwasanya semuanya yaitu semua
orang yang beriman akan melewati jahannam ini, kemudian Allāh ‫ﷻ‬
ْ َ‫ثُ َّم نُنَجِّ ي ٱلَّ ِذينَ ٱتَّق‬
mengatakan ‫وا‬
Halaqah 124 | Beriman Kepada Hari Akhir dengan Pembahasan tentang
Shirath Bag 04 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A ‫الى‬77‫ه هلل تع‬77‫ حفظ‬Kitāb Al-‘Aqīdah Al-
Wāsithiyyah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh. kemudian kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa, dan ini
menunjukkan tentang peran ketaqwaan termasuk diantaranya adalah ketika
Beliau mengatakan ‫َعلَى قَ ْد ِر َأ ْع َمالِ ِه ْم‬ seseorang menyeberangi jembatan ash-shirāth, bertaqwa yang dikatakan oleh
Allāh ‫ﷻ‬
sesuai dengan kadar amalan mereka, sebagaimana mereka mendapatkan
cahaya sesuai dengan kadar amalan mereka disini juga akan terlihat kembali َّ ‫وا ٱهَّلل َ َح‬
‫ق تُقَاتِ ِهۦ‬ ْ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
ْ ُ‫وا ٱتَّق‬
peran amal shaleh bahwasanya cepat dan lambatnya seseorang ketika
melewati jembatan ash-shirāth sesuai dengan amalan dia di dunia.
yang dikatakan oleh Nabi ‫ﷺ‬

Jadi orang-orang yang beriman di sini masuk didalamnya adalah para nabi
‫اتق هللا حيثما كنت‬
para shiddiqun para syuhada orang-orang yang soleh termasuk diantaranya
adalah orang-orang yang melakukan dosa baik dosa kecil maupun dosa besar
karena mereka semuanya adalah orang-orang yang beriman dengan berbagai hendaklah engkau bertakwa kepada Allāh ‫ ﷻ‬dimanapun engkau berada,
tingkatan mereka, sebagaimana kita tahu bahwasanya Islam ada tiga tingkatan menjalankan perintah Allāh ‫ ﷻ‬dengan ikhlas mengikuti sunnah Rasulullāh ‫ﷺ‬
Islam Iman dan juga Ihsan mereka ada al-muqarrabun ada ashabul yamin ada meninggalkan larangan Allāh ‫ ﷻ‬dengan ikhlas sesuai dengan sunnah Nabi
yang lain ada beberapa tingkatan, yang jelas semua orang yang beriman ‫ﷺ‬, dengannya Allāh ‫ ﷻ‬menyelamatkan seseorang dari terjatuh kedalam
mereka akan melewati jembatan ini tidak terkecuali. jahannam
ٰ
٧٢  ‫َّونَ َذ ُر ٱلظَّلِ ِمينَ فِيهَا ِجثِ ٗيّا‬ rambut kalau kita di dunia pasti kita jatuh apalagi ini adalah lebih kecil dan
lebih lembut daripada rambut manusia dan sifatnya lagi lebih tajam daripada
pedang, seandainya pedang yang kita lewati di dunia kita berjalan di atasnya
dan kami akan membiarkan orang-orang yang dzhalim masuk kedalam
dengan kaki kita maka ini sesuatu yang mengerikan berjalan ke atas pedang
neraka dalam keadaan mereka berlutut, sebagaimana ini Allāh ‫ﷻ‬
yang tajam, apalagi disini disifati jembatan tersebut lebih tajam daripada
sebutkan dalam surat Maryam ayat 71-72.
pedang.

Di dalam hadits Abu Sa’id Al-Khudri disebutkan bahwasanya jembatan


Sehingga ini termasuk detik-detik dimana manusia tidak ingat kecuali dirinya
ini adalah jembatan yang sangat menggelincirkan, ini bukan jembatan
sendiri, bagaimana dia akan berjalan sendirian di sebuah jembatan yang
yang nyaman dilewati oleh seorang ini adalah jembatan yang sangat
panjang yang dibawahnya adalah siksa dan juga neraka yang sangat dalam
menggelincirkan, bayangkan jembatan yang berada dan dipasang diatas
dan jembatan tersebut adalah jembatan yang sangat kecil lebih kecil daripada
jahannam yang sangat besar dan didalamnya atau di bawah jembatan ini siksa
rambut dan lebih tajam daripada pedang dan disekitarnya ada besi-besi
dan juga adzab, api yang menyala-nyala dan jahannam yang sangat dalam
pengait dan juga duri sa’dan, tentunya ini semua menjadikan seorang dia
ditambah lagi jembatan yang akan dilewati oleh orang-orang beriman ini
dalam keadaan takut dalam keadaan mengerikan dengan apa yang dia lihat di
adalah jembatan yang sangat menggelincirkan mudah sekali seseorang
depan.
terpeleset, hasbunallāh wani’mal wakil hanya Allāh ‫ ﷻ‬yang mencukupi kita
dan Dia lah sebaik-baik penolong.
Tentunya masing-masing dari kita saat itu ingin segera dan ingin cepat
melewati jembatan yang sangat mengerikan tadi, meskipun seseorang
Itu sudah sifat yang sangat mengerikan ditambah lagi yang semakin
mungkin dia selamat di akhir tapi dia berjalan pelan-pelan di atas jembatan
menjadikan seseorang takut di atasnya ada besi-besi pengait yang
yang demikian sifatnya ini sesuatu yang sangat mengerikan meskipun
dinamakan dengan ‫ كالليب‬dan ini adalah besi-besi yang menyambar-
mungkin dia selamat tapi tentunya keinginan seseorang dan angan-angan
nyambar sewaktu-waktu diperintahkan oleh Allāh ‫ ﷻ‬untuk menyambar
seseorang adalah bagaimana dia melewati jembatan tadi dalam keadaan yang
orang yang Allāh ‫ ﷻ‬perintahkan, dan disebutkan dalam hadits disana
secepat mungkin dia melewati jembatan, dan ternyata cepat dan lambatnya
ada duri yang keras yang bentuknya seperti duri sa’dan yang ma’ruf di
seseorang ketika melewati jembatan tadi adalah sesuai dengan cepat dan
kalangan orang-orang arab, mereka mengenal duri sa’dan bentuknya
lambatnya dia dalam mengijabahi dalam menjawab perintah-perintah
seperti itu tapi tentunya hakikatnya berbeda.
Allāh ‫ ﷻ‬di dunia.

Disebutkan dalam shahih Muslim, Abu Sa’id yang meriwayatkan hadits ini
Kalau dia di dunia termasuk orang-orang yang bersegera dalam kebaikan tidak
beliau mengatakan
menunda-nundanya maka semoga orang yang demikian di akhirat termasuk
orang yang segera dan cepat dalam melewati jembatan ash-shirāth, tapi
‫بلغني أن الجسر أدق من الشعرة وأحد من السيف‬ sebaliknya orang yang di dunia lemah malas dalam beramal shaleh hatinya
dalam keadaan sangat malas dalam beramal shaleh maka demikian keadaan
dia di akhirat sesuai dengan kadar amal seseorang dan kadar bersegeranya
Abu Sa’id seorang sahabat mengatakan telah sampai kepadaku bahwasanya
seseorang dalam menjalankan syariat Allāh ‫ ﷻ‬disitulah cepat dan lambatnya
jembatan ini lebih lembut daripada rambut, berarti dia ukurannya lebih
seseorang melewati jembatan ash-shirāth. Sehingga disebutkan didalam hadits
kecil daripada rambut, seandainya kita melewati jembatan yang terbuat dari
َ َ‫ح ْالب‬
‫ص ِر‬ ِ ‫فَ ِم ْنهُ ْم َم ْن يَ ُمرُّ َكلَ ْم‬ ‫ َو ِم ْنهُم َمن يَ ْز َحفُ زَحْ فًا‬dan ada diantara mereka yang menyeret dirinya, yaitu dia
berjalan dengan menyeret pantatnya sehingga dia berjalan diatas jembatan
ash-shirāth tadi sangat pelan sekali
ada diantara mereka yang melewati jembatan ash-shirāth ini seperti kedipan
mata, subhanallāh sangat cepat sekali mengedip matanya dia sudah
sampai ke seberang, tentunya masing-masing dari kita ingin melewati ُ‫ َو َم ْنهُم َمن ي ُْخطَف‬ada diantara mereka ini yang tersambar, yaitu tersambar dengan
jembatan yang sangat mengerikan dalam waktu yang sangat singkat sekedip besi pengait dan juga duri sa’dan, dan yang dimaksud dengan ُ‫ يُ ْخطَف‬adalah
mata disambar dengan cepat

ِ ْ‫َو ِم ْنهُم َمن يَ ُمرُّ ك َْالبَر‬


‫ق‬ ‫َوي ُْلقَى فِي َجهَنَّ َم‬

dan ada diantara mereka yang melewati seperti kilat, dia sangat cepat tapi kemudian dia terlempar ke dalam jahannam, yaitu yang awalnya berada di
dia lebih lambat tentunya daripada yang pertama, yang pertama seperti atas ash-shirāth tadi karena tersambar akhirnya dia terlempar ke dalam
kedipan mata ini semua sesuai dengan amalan seseorang tidak ada yang jahannam, mereka adalah orang-orang yang beriman yang melakukan dosa-
didzhalimi oleh Allāh ‫ﷻ‬, orang yang di dunia tingkatannya lebih tinggi maka dosa besar di dunia yang Allāh ‫ ﷻ‬kehendaki dia untuk masuk ke dalam
dia akan diberikan lebih tinggi oleh Allāh ‫ ﷻ‬dan diberikan kemudahan lebih neraka karena dosa yang berada dibawah syirik ini adalah kembali kepada
banyak daripada yang lain kehendak Allāh ‫ﷻ‬

ِ ‫ال ِّر‬OO‫رُّ َك‬OO‫ َو ِم ْنهُم َمن يَ ُم‬dan ada di antara mereka yang melewati jembatan ash-
‫يح‬ َ ِ‫[ ِإ َّن ٱهَّلل َ اَل يَ ۡغفِ ُر َأن ي ُۡشرَكَ بِ ِهۦ َويَ ۡغفِ ُر َما ُدونَ ٰ َذل‬An-Nisa’:48]
‫ك لِ َمن يَشَٓا ۚ ُء‬
shirāth seperti secepat angin, dan angin kalau sedang cepat-cepatnya dia juga
bisa berjalan dengan cepat ratusan mil/jam
Dan Allāh ‫ ﷻ‬mengampuni dosa yang dibawa syirik bagi siapa yang Allāh ‫ﷻ‬
kehendaki.
‫س ْال َج َوا ِد‬
ِ ‫ و ِم ْنهُم َمن يَ ُمرُّ ك َْالفَ َر‬dan ada diantara mereka yang melewati jembatan ash-
shirāth seperti kuda yang bagus kualitasnya
Ada diantara mereka yang Allāh ‫ ﷻ‬ampuni sehingga dia tidak tersambar besi
pengait atau duri sa’dan dengan sebab dosanya dan ada diantara mereka yang
‫ب اِإل بِ ِل‬ ِ ‫ َو ِم ْنهُم َمن يَ ُمرُّ ك‬disana ada yang berjalan melewati jembatan ash-shirāth
ِ ‫َركَا‬ tidak diampuni oleh Allāh ‫ ﷻ‬akhirnya Allāh ‫ ﷻ‬memerintahkan besi pengait
seperti unta yang larinya kencang tadi untuk menyambar orang tersebut, man syā’allāh orang yang Allāh ‫ﷻ‬
kehendaki.
‫ و ِم ْنهُم َمن يَ ْعدُو َع ْد ًوا‬dan ada diantara mereka yang berlari
Halaqah 125 | Beriman Kepada Hari Akhir dengan Pembahasan tentang
Shirath Bag 05 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A ‫الى‬77‫ه هلل تع‬77‫ حفظ‬Kitāb Al-‘Aqīdah Al-
‫ َو ِم ْنهُم َمن يَ ْم ِشي َم ْشيًا‬dan ada diantara mereka yang berjalan, ada yang berlari dan Wāsithiyyah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh.
ada yang berjalan biasa
Masih kita pada pembahasan ash-shirāth, disebutkan dalam hadits
bahwasanya manusia saat itu terbagi menjadi tiga, yang pertama adalah
orang yang melewati dan selamat sampai keseberang tanpa disambar ِ ‫ قَالُوا بَلَى يَا َرسُو َل هَّللا‬mereka mengatakan iya ya Rasulullāh ‫ﷺ‬, kemudian Beliau
duri / pengait besi, semoga Allāh ‫ ﷻ‬menjadikan kita termasuk golongan ini ‫ ﷺ‬mengatakan
dan perlu iman dan juga amal shalih kesungguhan di dalam bertaqwa kepada
Allāh ‫ﷻ‬, iman bukan hanya dengan angan-angan kalau memang kita punya
ُ ‫ك ال َّس ْعدَا ِن َغي َْر َأنَّهَا اَل َي ْعلَ ُم قَ ْد َر ِعظَ ِمهَا ِإاَّل هَّللا‬
ِ ْ‫فَِإنَّهَا ِم ْث ُل َشو‬
keinginan maka kita berusaha untuk semangat melaksanakan beramal.

ketahuilah bahwasanya itu seperti duri sa’dan tidak mengetahui besarnya


Kemudian golongan yang kedua mereka yang selamat melewati neraka
kecuali Allāh ‫ﷻ‬
akan tetapi mereka terkoyak badannya, terkoyak tapi tidak sampai jatuh
kedalam neraka dengan sambaran-sambaran besi dan juga duri tadi
terkoyak badannya, dan tentunya ini adalah perkara yang mengerikan juga ‫الِ ِه ْم‬OO‫اس بَِأ ْع َم‬ َ ‫ فَت َْخ‬maka dia menyambar manusia sesuai dengan kadar
َ َّ‫فُ الن‬OO‫ط‬
seorang berada di atas jembatan demikian tersambar meskipun tidak sampai amalan mereka
jatuh tapi perkara yang mengerikan.
‫ق بِ َع َملِ ِه َو ِم ْنهُ ْم ْال ُمخَ رْ َد ُل ثُ َّم يَ ْنجُو‬
ُ َ‫ِم ْنهُ ْم ْال ُموب‬
Dan ada diantara mereka yang tersambar dan terjatuh ke dalam
jahannam, ini tiga golongan yang disebutkan oleh Nabi ‫ ﷺ‬dalam hadits ini.
ada diantara mereka yang terjatuh binasa dengan sebab amalannya, yang
Di dalam sebuah hadits Nabi ‫ ﷺ‬menyebutkan ‫فََأ ُكونُ َأ َّو َل َم ْن ي ُِجي ُز‬
dimaksud dengan amalan disini adalah dosa, jadi terkadang sesuai dengan
amalannya maksudnya adalah amal sholeh dan terkadang maksudnya adalah
Akulah yang pertama kali melewati jembatan ash-shirāth, Allāh ‫ﷻ‬ amal yang tholeh, seperti ketika mereka di padang mahsyar keluar keringat
memberikan keutamaan kepada Rasulullāh ‫ ﷺ‬dan Beliaulah yang pertama sesuai dengan amalannya yang dimaksud amal yang jelek, disini juga
kali melewati jembatan ash-shirāth demikian menyambar sesuai dengan amalan mereka maksudnya adalah amal
jelek mereka, ada di antara mereka yang terjatuh dan ada diantara mereka
yang terkoyak kemudian dia selamat. Di dalam hadits yang lain
‫َو ُدعَا ُء الرُّ س ُِل يَوْ َمِئ ٍذ اللَّهُ َّم َسلِّ ْم َسلِّ ْم‬

‫ ي ُز‬O‫ا َوُأ َّمتِ ْي َأو ََّل َم ْن يُ ِج‬OOَ‫َأ ُكونُ أن‬Oَ‫ ف‬Jadilah aku dan umatku orang yang pertama kali
dan doa para rasul di hari tersebut mereka mengatakan Ya Allāh ‫ﷻ‬
melewatinya
selamatkan selamatkan, karena memang keadaan yang sangat menakutkan dan
sangat mengerikan, para Rasul ‘alaihimussalam sampai mereka berdoa ya
Allāh ‫ ﷻ‬selamatkan selamatkan ‫ َوالَ يَـَتكَلَّ ُم يَوْ َمِئ ٍذ ِإالَّ ال ُر ُس ُل‬tidak berbicara di hari tersebut kecuali para rasul

ِ ْ‫ َوبِ ِه كَاَل لِيبُ ِم ْث ُل َشو‬dan di dalamnya ada pengait pengait besi seperti duri
ِ ‫ك ال َّس ْعد‬
‫َان‬ ‫لِّ ْم‬O‫لِّ ْم َس‬O‫ ِل يَوْ َمِئ ٍذ اللَّهُ َّم َس‬O‫وى الرُّ ُس‬O
َ O‫ َو َد ْع‬dan doa para rasul dihari tersebut adalah Ya
sa’dan Allāh ‫ ﷻ‬selamatkan selamatkan, dan seterusnya.

ِ ‫ َأ َما َرَأ ْيتُ ْم َشوْ كَ ال َّس ْعد‬bukankah kalian melihat bagaimana duri sa’dan
‫َان‬ Kemudian di dalam hadits yang lain disebutkan bahwasanya akan selamat
orang-orang yang beriman, disebutkan rombongan pertama yang
melewati jembatan ash-shirāth mereka seperti bulan di malam bulan
purnama jumlah mereka ada 70.000 orang dan merekalah orang-orang Kadang seseorang masuk kedalam neraka dengan sebab ucapannya dan
yang tidak dihisab kemudian setelah itu datang rombongan yang wajah tentunya masih banyak di sana dosa-dosa besar yang disebut oleh Nabi ‫ ﷺ‬dan
mereka seperti bintang yang paling terang, ini menunjukkan tentang itu yang bisa menyebabkan seseorang masuk kedalam neraka, contoh
bahwasanya yang melewati jembatan ash-shirāth ini rombongan- misalnya dosa bid’ah
rombongan, rombongan yang pertama adalah orang-orang yang wajah
mereka seperti bulan purnama yang mereka berjumlah tujuh puluh ribu
‫ار‬OO‫اللة في الن‬OO‫ل ض‬OO‫اللة وك‬OO‫ة ض‬OO‫ل بدع‬OO‫ ك‬dan setiap yang sesat ini masuk ke dalam
orang dan mereka adalah orang-orang yang tidak dihisab.
neraka, orang yang melakukan bid’ah di dunia ini bisa menjadi sebab dia
masuk kedalam neraka. Kemudian juga disana ada berdusta atas nama rasul
‫اس ِبَأ ْع َمالِ ِهم‬
َ َّ‫فَِإ َّن ْال ِجس َر َعلَ ْي ِه َكالَلِيبُ ت َْخ ِطفُ الن‬
‫ْأ‬
ِ َّ‫ى فَ ْليَتَبَ َّو َم ْق َع َدهُ ِمنَ الن‬
‫ار‬ َّ َ‫ب َعل‬
َ ‫ َم ْن َك َذ‬barangsiapa yang berdusta atas nama diriku maka
Beliau mengatakan di sini bahwasanya al-jisr yaitu ash-shirāth diatasnya hendaklah dia menyiapkan tempatnya didalam neraka, juga kesombongan
ada kalālīb yang menyambar manusia sesuai dengan amalan mereka,
sebagaimana dalam hadits dengan lafadz seperti ini dan yang dimaksud adalah
‫اَل يَ ْد ُخ ُل ْال َجنَّةَ َم ْن َكانَ فِي قَ ْلبِ ِه ِم ْثقَا ُل َذ َّر ٍة ِم ْن ِكب ٍْر‬
dosa mereka.

َ‫ص َرا ِط؛ َدخَ َل ْال َجنَّة‬ tidak akan masuk ke dalam surga orang yang di dalam hatinya ada
ِّ ‫فَ َم ْن َم َّر َعلَى ال‬
kesombongan meskipun hanya sebesar dzarrah (semut kecil).

Maka barangsiapa yang melewati jembatan ash-shirāth dia akan masuk ke


Memakan makanan yang haram, seseorang tidak ikhlas dalam menuntut
dalam surga, kabar gembira bagi kalian dihari tersebut adalah masuk ke dalam
ilmu, menuntut ilmu agama tapi niatnya bukan karena Allāh ‫ﷻ‬, seorang
surganya Allāh ‫ﷻ‬, kalau sudah melewati jahannam depan kita yang ada
muslim yang bunuh diri atau seorang muslim yang membunuh tanpa haq,
adalah surga, orang yang bisa melewati jembatan ini maka dia akan masuk
memakan riba demikian pula bisa menjadi sebab seseorang masuk ke dalam
kedalam surga.
jahannam, orang yang menggambar makhluk hidup, orang yang paling
dahsyat adzabnya di hari kiamat adalah orang yang menggambar makhluk
Orang-orang yang masuk kedalam neraka saat itu adalah orang-orang hidup, wanita-wanita yang berpakaian tapi mereka telanjang, muslimah
yang beriman yang mereka dikehendaki oleh Allāh ‫ ﷻ‬untuk masuk beriman kepada Allāh ‫ ﷻ‬tapi dia tidak menjaga hijabnya membuka auratnya
kedalam neraka dengan sebab dosa mereka, sehingga disana banyak dalil- maka ini juga bisa menjadi sebab masuknya dia ke dalam neraka, wanita-
dalil dari Nabi ‫ ﷺ‬berbagai macam dosa yang bisa menggelincirkan seseorang wanita yang tidak bersyukur kepada suaminya, Nabi ‫ ﷺ‬mengatakan
masuk kedalam jahannam, terkadang dosa tersebut berupa ucapan terkadang
berupa perbuatan, di dalam sebuah hadits Nabi ‫ ﷺ‬mengatakan ‫إن ْالع ْب َد لَيَتَكلَّ ُم‬ َّ
ُ ‫ُأ ِر‬
َ‫ يَ ْكفُرْ ن‬،‫ار فَِإ َذا أ ْكثَ ُر أ ْهلِهَا النِّ َسا ُء‬
َ َّ‫يت الن‬
‫بال َكلِ َم ِة ِم ْن َس َخ ِط هَّللا ِ تَعالى ال ي ُْلقي لهَا بَااًل ي ِهوي بهَا في َجهَنَّم‬
ْ

Aku di tunjukan tentang neraka maka tiba-tiba aku melihat sebagian besar
Seorang hamba terkadang dia mengucap ucapan yang merupakan ucapan yang
penduduknya adalah dari kalangan wanita, jadi kalau dibandingkan antara
dimurkai oleh Allāh ‫ ﷻ‬dia tidak menganggap besar ucapan tadi (tidak
laki-laki dan wanita penduduk neraka yang paling banyak adalah wanita dan
memperdulikan) ternyata itu menjadi sebab dia masuk kedalam neraka.
ternyata sebabnya adalah mereka mengingkari kebaikan suaminya, perbuatan
baik yang dilakukan suaminya kepadanya

ُّ َ‫ك خَ ْيرًا ق‬
‫ط‬ ُ ‫ ما َرَأي‬:‫ت‬
َ ‫ْت ِم ْن‬ ْ ‫ ثُ َّم َرَأ‬،‫لو أحْ َس ْنتَ إلى إحْ دَاه َُّن ال َّد ْه َر‬
ْ َ‫ قال‬،‫ت ِم ْنكَ شيًئا‬

Seandainya salah seorang diantara kalian sudah berbuat baik kepada wanita
dalam waktu yang lama kemudian suatu saat dia melihat kejelekanmu dia
akan mengatakan aku tidak melihat kebaikan pada dirimu sedikitpun, ini
namanya mengingkari kebaikan ini juga ternyata menjadi sebab masuknya
seorang wanita ke dalam neraka.

Kemudian juga durhaka kepada orang tua, dayyuts, seorang yang menipu
bawahannya menipu rakyatnya, ini semua adalah menjadi sebab seseorang
masuk kedalam nerakanya Allāh ‫ﷻ‬, kita berlindung kepada Allāh ‫ ﷻ‬dari
jahannam dan seluruh amalan yang mendekatkan kepada jahannam, bertakwa
kepada Allāh ‫ ﷻ‬sesuai kemampuan kita, bertakwa kepada Allāh ‫ﷻ‬
dimanapun kita berada dan seandainya di sana ada dosa maka segera
seseorang mengikuti perbuatan dosa tadi dengan kebaikan, dengan bertobat
dengan beristighfar dengan beramal sholeh sehingga Allāh ‫ ﷻ‬hapuskan dosa
tadi dan tidak menjadi sebab masuknya seseorang ke dalam neraka jahannam.

Karena kalau kita beristighfar dan bertaubat kepada Allāh ‫ ﷻ‬dengan taubat
yang nasuha dan taubat tersebut diterima oleh Allāh ‫ ﷻ‬maka dihapuskan dosa
tadi sehingga tidak ada musibah dengan sebab dosa tadi di dunia dan juga
tidak ada adzab dengan sebab dosa tadi di akhirat

‫ التائب من الذنب كمن ال ذنب له‬Orang yang bertaubat dari sebuah dosa itu seperti
orang yang tidak memiliki dosa.

Anda mungkin juga menyukai