Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Al-Qur’an memperkenalkan ajaran Islam kepada manusia dan mengajak manusia kepada
nilai-nilai Al-Qur’an. Pesan yang dibawa Al-Qur’an tidak saja ditujukan pada suatu komunitas
tertentu, tetapi ditujukan kepada semua manusia sejak zaman nabi Muhammad hingga akhir
zaman. Oleh karena itu, manusia yang menjadi sasaran Al-Qur’an adalah manusia dengan segala
keberagamanya, baik tingkat kecerdasanya atau suasana psikologinya.

Al-Qur’an memandang kesiapan mental manusia dalam menerima pesan kebenaran yang
dibawanya berbeda-beda. Jika jiwa seseorang itu jernih dan tidak ternoda kejahatan, dia akan
mudah menerima kebenaran yang dibawa Al-Qur’an. Sebaliknya, jika jiwa seseorang tertutup
awan kejahilan dan diliputi gelapnya kebatilan, mereka memiliki kecenderungan untuk
meragukan atau bahkan mengingkari kebenaran kandungan Al-Qur’an. Oleh karena itu, untuk
menghadapi manusia yang memiliki keraguan atau bahkan keingkaran terhadapa apa yang
disampaikan Al-Qur’an, Allah memberi pesan dengan menggunakan uslub atau gaya bahasa
yang bukan saja menggunakan ta’kid (penguat) tetapi juga Qasam atau sumpah unutuk
mematahkan keraguan atau keingkaran mereka terhadap Al- Qur'an.

2. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah yang terlampir dalam makalah berikut adalah :

1. Apa pengertian Aqsam Al-Qur'an ?

2. Sebutkan unsur - unsur dan contoh Aqsam Al-Qur'an !

3. Sebutkan macam-macam Qasam ?

4. Apa faedah Qasam dalam Al-Qur'an ?

1
3. Tujuan

Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah :

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Qur'an

2. Untuk mengetahui pengertian Aqsam

3. Untuk mengetahui unsur-unsur dan contoh Aqsam Al-Qur'an

4. Untuk mengetahui macam-macam Qasam

5. Untuk mengetahui faedah Qasam dalam Al-Qur'an

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Aqsam Al-Qur'an

Menurut bahasa Aqsam adalah bentuk jamak dari Qasam yang artinya sumpah. Adapun kata
yang memiliki arti sama dengan kata aqsam adalah yamin dan al-half . tentang yamin, Ibrahim
mengatakan bahwa qasam sama dengan yamin bermakna sumpah. Qasam didefinisikan sebagai
“mengikat hati jiwa (hati) agar tidak melakukan atau melakukan sesuatu, dengan suatu makna
yang dipandang besar, agung, baik secara hakiki maupun secara i’tiqadi, oleh orang yang
bersumpah itu. Bersumpah juga dinamakan yamin (tangan kanan) karena orang arab ketika
bersumpah memegang tangan kanan sahabatnya. Selain qasam sama dengan yamin, qasam sama
dengan half. Didalam al-qur’an ungkapan untuk memaparkan sumpah ada kalanya menggunakan
aqsama yang disebutkan sebanyak 22 kali, adakalanya juga menggunakan halafa sebanyak 13
kali.Adapun menurut terminologi yang dimaksud dengan aqsamul qur’an ialah yang
membicarakan tentang sumpah-sumpah yang terdapat dalam ayat-ayat al-qur’an.

Aqsam ialah mengucapkan kalimat sumpah. Bersumpah merupakan salah satu upaya yang
dilakukan oleh manusia dalam rangka meyakinkan orang lain bahwa dia berada diatas
kebenaran. Artinya dia bersungguh-sungguh sedang serius, tidak berbohong atau bergurau atau
sebagainya. Dengan ucapan kalimat oleh seseorang maka orang lain yang awalnya ragu atau
tidak percaya tentang informasi yang disampaikannya, menjadi percaya dan meyakini berita
yang dibawanya. Jika demikian halnya, maka sumpah boleh disebut suatu mekanisme yang
teramat penting dalam berkomunikasi antar sesama manusia sebab kepercayaan orang lain
sangat diperlukan. Manusia dengan segala kekurangan keterbatasannya sulit sekali
membebaskan dirinya secara penuh dari kesalahan. Inilah cikal bakal lahirnya perbuatan dosa
darinya. Dalam upaya membela dirinya dari kesalahan dan kealpaan itu, maka salah satu
mekanisme yang harus ditempuhnya ialah bersumpah atas nama Allah.

3
2. Unsur-unsur dan contoh Aqsam Al-Qur'an

A. Unsur-unsur Aqsam Al-Qur'an

1.Fi’il yang muta’addi dengan ba’: Fi’il (kata kerja) transitif dengan diawali huruf Ba’ sighat
qasam baik bentuk “‫ ”اقسم‬atau ” ‫ ”حلف‬tidak berfungsi tanpa dita’diahkan dengan huruf ba.

2. Muqsam bih adalah lafazh yang terletak sesudah qasam yang dijadikan sebagai sandaran
sumpah yang disebut juga sebagai syarat. Tampak ada dua hal yang dijadikan Allah untuk
bersumpah, yaitu diri-Nya sendiri dan makhluk-Nya. Apabila Allah bersumpah dengan diri-Nya,
maka itu adalah untuk menunjukkan keagungan dan kekuasaan-Nya sementara jika Allah
bersumpah dengan sebagian makhluk-Nya, menurut Ibnu Qayyim, itu menunjukan bahwa
makhluk tersebut merupakan salah satu diantara ayat-ayat kebesaran-Nya.

3. Muqsam ‘alaih (Jawab qasam)

Adapun menjadi muqsam alaih biasanya dipakai hal-hal yang patut untuk itu seperti masalah
yang gaib atau hal-hal yang abstrak. Adapun benda-benda seperti matahari, langit, masa dan
sebagainya digunakan muqsam bih tidak muqsam alaih sesuatu yang dilakukan sumpah atau kata
lain terhadapnya, sesuatu yang diperkuat dengan sumpah. Untuk itu, tidak tepat difungsikan.

 Sumpah didalam al-qur’an maka dijumpai muqsam alaih (jawab qasam) terdiri atas
beberapa macam, yaitu:

a. Ketauhidan (ash-Shaffat 1-4)

b.Kebenaran al-qur’an (al-Waqi’ah 75-77)

c.Kebenaran Rasulullah (Yasin 1-3)

d.Kebenaran adanya pembalasan, janji, ancaman (al-Mursalat 1-7)

e. Keadaan manusia (at-Tin 1-4)

4. Alat aqsam (alat untuk bersumpah), yaitu ba, ta,dan wa yaitu sighat yang digunakan untuk
menunjukkan qasam, baik dalam bentuk huruf maupun kata, seperti aqsama dan halafa dengan
idhom ba.

4
B. Contoh-contoh Aqsam Al-Qur'an

 Didalam al-qur’an, Allah bersumpah dengan diri-Nya sendiri pada tujuh tempat,
yaitu:

a. Surat As-sabba :3

‫ َغ ُر ِم ْن‬O‫ص‬ْ َ‫ض َوٓاَل ا‬ ِ ْ‫ت َواَل فِى ااْل َر‬


ِ ‫مٰ ٰو‬O‫الس‬ ِ ۙ ‫ال الَّ ِذ ْينَ َكفَرُوْ ا اَل تَأْتِ ْينَا السَّا َعةُ ۗقُلْ بَ ٰلى َو َرب ِّْي لَتَأْتِيَنَّ ُك ۙ ْم ٰعلِ ِم ْال َغ ْي‬
َّ ‫ا ُل َذ َّر ٍة فِى‬OOَ‫هُ ِم ْثق‬O‫ ُزبُ َع ْن‬O‫ب اَل يَ ْع‬ َ َ‫َوق‬
‫ب ُّمبِ ْي ۙ ٍن‬ ٰ ‫اَّل‬
ٍ ‫ك َوٓاَل اَ ْكبَ ُر اِ فِ ْي ِكت‬ ٰ
َ ِ ‫ذل‬

“Dan orang-orang yang kafir berkata, hari berbangkit (kiamat) itu tidak akan datang kepada
kami. Katakanlah, pasti datang, demi Tuhanku yang mengetahui yang ghaib, sesungguhnya
kiamat itu pasti datang kepadamu. Tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya sekalipun seberat
zarrah baik yang dilangit maupun yang dibumi, yang lebih kecil dari itu atau yang lebih besar
semuanya (tertulis) dalam kitab yang jelas (lauh mahfudz)”. (QS As-Sabba: 3)

b. Surah Yunus: 53

َ‫ق َو َما أَنتُ ْم بِ ُم ْع ِج ِزين‬ ٌّ ‫ك أَ َح‬


ٌّ ‫ق هُ َو قُلْ إِي َو َربِّي إِنَّهُ لَ َح‬ َ َ‫َويَ ْستَنبِئُون‬

“Dan mereka menanyakan padamu (Muhammad), “benarkah (azab yang dijanjikan) itu?
“katakanlah, “iya, demi Tuhanku, sesungguhnya (azab) itu pasti benar dan kamu sekali-kali tidak
dapat menghindar.”

c. Surah Ath- Taghabun: 7

‫ك َعلَى هّٰللا ِ يَ ِس ْي ٌر‬


َ ِ‫َز َع َم الَّ ِذ ْينَ َكفَر ُْٓوا اَ ْن لَّ ْن يُّ ْب َعثُوْ ۗا قُلْ بَ ٰلى َو َرب ِّْي لَتُ ْب َعثُ َّن ثُ َّم لَتُنَبَّؤ َُّن ِب َما َع ِم ْلتُ ۗ ْم َو ٰذل‬

“Orang-orang yang kafir mengira, bahwa mereka tidak akan dibangkitkan. Katakanlah
(Muhammad), “Tidak demikian, demi Tuhanku, kamu pasti dibangkitkan, kemudian diberitakan
semua yang telah kamu kerjakan.” Dan yang demukian itu mudah bagi Allah.

(Q.S At-Taghabun:7)

d. Surah Maryam: 68

ِ ْ‫اطينَ ثُ َّم لَنُح‬


‫ض َرنَّهُ ْم َحوْ َل َجهَنَّ َم ِجثِيّا‬ ِ َ‫ك لَنَحْ ُش َرنَّهُ ْم َوال َّشي‬
َ ِّ‫فَ َو َرب‬

5
“Maka demi Tuhanmu, sungguh, pasti akan kami kumpulkan mereka bersama syetan, kemudian
pasti akan kami datangkan mereka ke sekeliling jahannam dengan bertekuk lutut.” (Q.S
Maryam:8)

e. Surah Al-Hijr:92

َ‫لَنَّهُ ْم اَجْ َم ِع ْين‬Oََٔ‫ك لَنَسْٔـ‬


َ ِّ‫فَ َو َرب‬

“ Maka demi Tuhanmu, kami pasti akan menanyai mereka semua.” ( Q.S Al-Hijr:92).

f. Surah an-Nisa: 65

َ ْ‫فَاَل َو َربِّكَ اَل ي ُْؤ ِمنُوْ نَ َح ٰتّى يُ َح ِّك ُمو‬


َ َ‫ك فِ ْي َما َش َج َر َب ْينَهُ ْم ثُ َّم اَل يَ ِج ُدوْ ا فِ ْٓي اَ ْنفُ ِس ِه ْم َح َرجًا ِّم َّما ق‬
‫ضيْتَ َويُ َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًما‬

“Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau
(Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian
tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka
menerima dengan sepenuhnya. (Q.S An-Nisa: 65).

g. Surah al-Ma’arij 40

َ‫ب اِنَّا لَ ٰق ِدرُوْ ن‬


ِ ‫ق َو ْال َم ٰغ ِر‬
ِ ‫فَٓاَل اُ ْق ِس ُم ِب َربِّ ْال َم ٰش ِر‬

“ Maka aku bersumpah demi Tuhan yang mengatur tempat-tempat terbit dan terbenamnya
(matahari, bulan, dan bintang) sungguh, kami pasti mampu.” (QS: al-Ma’arij: 40).

 Allah bersumpah dengan makhluk-makhluk-Nya yang terdapat dalam Al-Qur’an:

a.Surah Asy-syams :1-2

ِ ‫) َوال َّش ْم‬۱( ‫َو ْالقَ َم ِر اِ َذا ت َٰلىه‬


‫س َوض ُٰحىهَا‬

1. Demi langit yang mempunyai gugusan bintang

2. Dan demi hari yang dijanjikan.

b. Surah al-Lail: 1-3

٣) ‫الذ َك َر َواأْل ُنثَى‬


َّ ‫ق‬َ َ‫( َو َما خَ ل‬٢) ‫ار إِ َذا تَ َجلَّى‬
ِ َ‫( َوالنَّه‬١) ‫) َواللَّ ْي ِل إِ َذا يَ ْغ َشى‬

1. Demi malam apabila menutupi (cahaya siang)

6
2. Demi siang apabila terang benderang

3. Demi penciptaan laki-laki dan perempuan.

c. Surah al-Fajr 1-2

ٍ َ‫( َولَي‬١) ‫) َو ْالفَجْ ِر‬


٢) ‫ال َع ْش ٍر‬

1. Demi fajar.

2. Demi malam yang sepuluh.

d. Surah at-Takwir 15

ِ َّ‫)فَاَل أُ ْق ِس ُم بِ ْال ُخن‬


١٥) ‫س‬

15. Aku bersumpah demi bintang-bintang.

e. Surah at-Tiin 1-2

ِ ُ‫( َوط‬١) ‫) َوالتِّي ِن َوال َّز ْيتُو ِن‬


٢) َ‫ور ِسينِين‬

1. Demi (buah) Tin (buah) Zaitun.

2. Demi gunung Sinai..

3.Macam-macam qasam

Pembagian qasam dalam Al-Quran didasarkan pada jenisnya yang terkadang jelas menyertakan
kalimat qasam, dan adakalanya hanya menggunakan huruf tertentu sebagai simbolik qasam. Hal
ini senada dengan pendapat Manna’ Al-Qattan dalam Mabahits fi Ulum Al-Quran yang
menyatakan bahwa macam-macam qasam dalam Al-Quran dibagi dua, yaitu; zhahir dan
mudhmar.

 Qasam Zhahir

Adalah sumpah yang di dalamnya disebutkan fi῾il qasam dan muqsam bih. Dan di antaranya ada
yang dihilangkan fi῾il qasamnya, sebagaimana pada umumnya, karena dicukupkan dengan huruf
berupa waw, ta dan ba. Dalam beberapa tempat, terdapat fi’il qasam yang didahului la nafiyah (
‫)ال‬. Sebagaimana firman Allah swt dalam Q.S al-Qiyamah [75]: 1-2,

ِ ‫ٓاَل اُ ْق ِس ُم بِيَوْ ِم ْالقِ ٰي َم ۙ ِة َوٓاَل اُ ْق ِس ُم بِالنَّ ْف‬


‫س اللَّوَّا َم ِة‬

7
Aku bersumpah dengan hari Kiamat, dan aku bersumpah demi jiwa yang selalu menyesali
(dirinya sendiri). (Q.S. Al-Qiyamah [75]: 1-2)

Sebagian mengatakan, bahwa la pada dua ayat tersebut, yang menafikan sesuatu, bukan la untuk
qasam, tetapi la nafiah yang menafikan sesuatu yang mahzhuf yang takdirnya sesuai dengan
maqam nya. Ada yang menyatakan bahwa la disini adalah la zaidah (tambahan).

Sedangkan dalam pendapat yang lain berkata bahwa la tersebut untuk menafikan qasam, seakan-
akan ia mengatakan, “Aku tidak bersumpah kepadamu dengan hari itu dan nafsu itu”. Tetapi aku
bertanya kepadamu tanpa sumpah, apakah kamu mengira bahwa kami tidak akan mengumpulkan
tulang belulang setelah hancur berantakan setelah kematian? Masalah sudah amat jelas, sehingga
tidak lagi memerlukan sumpah.

Tidak puas dengan pendapat di atas, sebagian ulama berpendapat bahwa la sebagai la nafiah ia
menganggap ada kalimat yang dihilangkan setelah huruf la sesuai dengan maqam yang ada,
sehingga jika ditampakkan maka akan berbunyi, “la sihhah lima taz’umun annahu la hisab wala
’iqab”. Jadi, la nafiyah tersebut menafikan kalimat yang dihilangkan sesudahnya, yang artinya;
“tidak benar dugaan kalian bahwa tidak ada balasan dan siksa”.

Pendapat Manna’ al-Qattan di atas ditandaskan oleh Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah,
Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, bahkan ia menganggap di samping menafikan sesuatu
yang datang sesudahnya, kata la juga dapat menafikan sesuatu sebelumnya, atau yang tersirat
dalam benak pengucapnya, yaitu tidak seperti yang orang-orang kafir Quraisy yang menganggap
bahwa kebangkitan tidak akan terjadi.

Bisa juga kata la dipahami sebagai fungsi menguatkan sumpah dan dengan demikian ayat-ayat
seperti ini diterjemahkan dengan “Aku benar-benar bersumpah”. Adapun jawab qasam dalam
ayat tersebut mahzhuf, yang ditunjukan oleh ayat berikutnya, yaitu pada Q.S al-Qiyamah [75]: 3,

ٗ‫ۗ اَيَحْ َسبُ ااْل ِ ْن َسانُ اَلَّ ْن نَّجْ َم َع ِعظَا َمه‬

Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang-belulangnya?
(Q.S. Al-Qiyamah [75]: 3)

Dengan demikian, pada dasarnya jawab qasam yang terkandung adalah ‫سبن‬ ّ ّ
‫لتبعثن وال تحا‬ (pasti
kamu akan dibangkitkan, dan pasti kamu akan dihisab). Ungkapan pertanyaan dalam ayat ketiga
tersebut mengindikasikan dan menguatkan kepastian adanya hari kembangkitan dan pembalasan
atau hisab, yang mereka (kafir Quraisy) anggap bahwa semua itu tidak akan pernah terjadi
setelah adanya kematian.

8
 Qasam Mudhmar

Mudhmar merupakan bentuk qasam yang di dalamnya tidak dijelaskan fi῾il qasam dan tidak pula
muqsam bih, tetapi ia ditunjukkan oleh lam taukid (lam yang berfungsi untuk menguatkan isi
pembicaraan) yang masuk dalam jawab qasam, seperti firman Allah berikut:

َ ‫لَتُ ْبلَ ُو َّن فِ ْٓي اَ ْم َوالِ ُك ْم َواَ ْنفُ ِس ُك ۗ ْم َولَتَ ْس َمع َُّن ِمنَ الَّ ِذ ْينَ اُوْ تُوا ْال ِك ٰت‬
۞ ‫ب ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم َو ِمنَ الَّ ِذ ْينَ اَ ْش َر ُك ْٓوا اَ ًذى َكثِ ْيرًا ۗ َواِ ْن تَصْ بِرُوْ ا َوتَتَّقُوْ ا فَا ِ َّن‬
‫ك ِم ْن ع َْز ِم ااْل ُ ُموْ ِر‬ ٰ
َ ِ ‫ذل‬

Kamu pasti akan diuji dengan hartamu dan dirimu. Dan pasti kamu akan mendengar banyak hal
yang sangat menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-
orang musyrik. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu
termasuk urusan yang (patut) diutamakan. (Q.S. Ali Imran [3]: 186)

Selanjutnya, apabila qasam berfungsi untuk memperkuat muqsam ‘alaih, maka beberapa fi῾il
dapat difungsikan sebagai qasam jika konteks kalimatnya menunjukkan makna qasam. Misalnya
dalam Q.S. Ali Imran [3]: 187,

َ ‫اس َواَل تَ ْكتُ ُموْ نَهٗۖ فَنَبَ ُذوْ هُ َو َر ۤا َء ظُهُوْ ِر ِه ْم َوا ْشت ََروْ ا بِ ٖه ثَ َمنًا قَلِ ْياًل ۗ فَبِ ْئ‬
َ‫س َما يَ ْشتَرُوْ ن‬ َ ‫َواِ ْذ اَ َخ َذ هّٰللا ُ ِم ْيثَا‬
َ ‫ق الَّ ِذ ْينَ اُوْ تُوا ْال ِك ٰت‬
ِ َّ‫ه لِلن‬Oٗ َّ‫ب لَتُبَيِّنُن‬
Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi Kitab (yaitu),
“Hendaklah kamu benar-benar menerangkannya (isi Kitab itu) kepada manusia, dan janganlah
kamu menyembunyikannya,” lalu mereka melemparkan (janji itu) ke belakang punggung mereka
dan menjualnya dengan harga murah. Maka itu seburuk-buruk jual-beli yang mereka lakukan.
(Q.S. Ali Imran [3]: 75)

ِ َّ‫ه لِلن‬Oٗ َّ‫ لَتُبَيِّنُن‬adalah “lam qasam”, dan kalimat sesudahnya adalah jawab
Huruf lam pada ayat: ‫اس‬
qasam, sebab “akhadzallahu mitsaaq” bermakna “istihlaf” (mengambil sumpah).

4.Faedah asam dalam Al-Qur’an.

Bahasa arab mempunyai keistimewaan tersendiri berupa kelembutan ungkapan dan beraneka
ragam ushlubnya sesuai dengan berbagai tujuannya. Lawan bicara (mukhatab) mempunyai
beberapa keadaan yang dalam ilmu ma’ani disebut adrubul khabar as-salasah atau tiga macam
pola penggunaan kalimat berita ibtida’i, talabi, dan inkari.

Mukhatab terkadang seorang berhati kosong ( khaliyuz zihni), sama sekali tidak mempunyai
persepsi akan pernyataan (hukum) yang diterangkan kepadanya, maka perkataan yang
disampaikan kepadanya tidak perlu memakai penguat(ta’kid). Penggunaan perkataan demikian
dinamakan ibtida’i.

9
Terkadang ia pula ragu-ragu terhadap kebenaran pernyataan yang disampaikan kepadanya. Maka
perkataan untuk orang semacam ini sebaiknya diperkuat dengan suatu penguat guna
menghilangkan keraguannya. Perkataan demikian dinamakan Talabi.

Dan terkadang ia ingkar atau menolak isi pernyataan. Maka pembicaraan untuknya harus di
sertai penguat sesuai kadar keingkarannya, kuat atau lemah. Pembicaraan demikia dinamakan
Inkari.

Qasam merupakan salah satu penguat perkataan yang masyhur untuk memantapkan dan
memperkuat kebenaran sesuatu di dalam jiwa. Qur’an al karim di turunkan untuk seluruh
manusia dan manusia mempunyai sikap yang bermacam-macam terhadapnya. Diantaranya ada
yang meragukan, ada yang mengingkari dan ada yang pula yang amat memusuhi. Karena itu
dipakailah asam dalam kalamullah guna menghilangkan keraguan, melenyapkan
kesalahpahaman, menegakkan hujjah, menguatkan khabar, dan menetapkan hukum dengan cara
paling sempurna.

10
BAB III

PENUTUP

1.Kesimpulan.

a. Pengertian Aqsam.

Aqsam ialah mengucapkan kalimat sumpah. Bersumpah merupakan salah satu upaya yang
dilakukan oleh manusia dalam rangka meyakinkan orang lain bahwa dia berada diatas
kebenaran. Artinya dia bersungguh-sungguh sedang serius, tidak berbohong atau bergurau atau
sebagainya. tian Aqsam.

b. Unsur-unsur Aqsam Al-Qur'an.

1.Fi’il yang muta’addi dengan ba’

2. Muqsam bih

3. Muqsam ‘alaih (Jawab qasam)

4. Alat aqsam (alat untuk bersumpah),

c.Macam-macam qasam

Pembagian qasam dalam Al-Quran didasarkan pada jenisnya yang terkadang jelas menyertakan
kalimat qasam, dan adakalanya hanya menggunakan huruf tertentu sebagai simbolik qasam. Hal
ini senada dengan pendapat Manna’ Al-Qattan dalam Mabahits fi Ulum Al-Quran yang
menyatakan bahwa macam-macam qasam dalam Al-Quran dibagi dua, yaitu; zhahir dan
mudhmar.

d. Faedah asam dalam Al-Qur’an

Qasam merupakan salah satu penguat perkataan yang masyhur untuk memantapkan dan
memperkuat kebenaran sesuatu di dalam jiwa. Qur’an al karim di turunkan untuk seluruh
manusia dan manusia mempunyai sikap yang bermacam-macam terhadapnya. Diantaranya ada
yang meragukan, ada yang mengingkari dan ada yang pula yang amat memusuhi. Karena itu
dipakailah asam dalam kalamullah guna menghilangkan keraguan, melenyapkan

11
kesalahpahaman, menegakkan hujjah, menguatkan khabar, dan menetapkan hukum dengan cara
paling sempurna.

2.Saran.

Semoga dengan mempelajari qasam Al-Qur’an, penulis dan pembaca dapat menambah hasanah
keilmuan tentang Al-Qur’an sehingga dapat menambah keimanan kepada Allah atas kebenaran
yang dibawa oleh Al-Qur’an sebagai mukjizat untuk nabi Muhammad S.A.W.

12

Anda mungkin juga menyukai