Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BHINNEKA TUNGGAL IKA

Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pancasila

Disusun Oleh:

1. Dewi Mariatul Munawaroh

Dosen Pengampu:

Siti Zuliani S. Pd. I.,M. Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 1-A

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL URWATUL WUTSQO JOMBANG

TAHUN AKADEMIK 2021/ 2022

KATA PENGANTAR
‫بِـس ِْم هللاِ الّ َرحْ َم ِن الَّ َر ِحي ِْم‬

Segala puji dan rasa syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,yang telah
memberikan rahma,taufik, dan hidayah-Nya. Sholawat dan Salam mudah-mudahan

1
tetap terus teralirkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW, semua
keluarga, para sahabat, serta orang-orang yang mengikuti jejak mereka dengan
kebaikan hingga hari kiamat menjelang.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
studi Prodi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al Urwatul
Wutsqo-Jombang (STIT UW). Penulisan makalah ini berjudul " BHINNEKA
TUNGGAL IKA ".

Dengan selesainya penulisan makalah ini, penulisnya dapat menyampaikan


terimakasih kepada Siti Zuliani S. Pd. I.,M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Pancasila.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penulis dan
umum nya bagi para mahasiswa dan generasi muda yang peduli dengan pendidikan
bagi generasi penerus bangsa. Aamiin

Jombang, 08 Oktober 2021

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................................

2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ .
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................
C. Tujuan Masalah...............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................
A. Arti dan makna Bhinneka Tunggal Ika......................................................................................
B. Sejarah singkat Bhinneka Tunggal Ika............................................................................
C.Prinsip-prinsip Bhinneka Tunggal Ika...........................................................
D. Penerapan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................
A.Kesimpulan...........................................................................................................................
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

3
A. Latar Belakang Masalah
Bangsa Indonesia dan Keragamannya baik dari segi agama, warna kulit, suku bangsa,
bahasa, yang kemudian menjadikannya sebagai bangsa majemuk dan berdaulat. Hal ini
dapat dilihat dari menuju detik-detik kemerdekaan hampir seluruh anak bangsa yang
tergabung dari berbagai suku turut memperjuangkan kemerdekaan.Para tokoh bangsa
sendiri kemudian menyadari tantangan yang harus mereka hadapi karena kemajemukan
tersebut. Keberagaman ini kemudian menjadi realitas yang tak dapat dihindari adanya.
Ke Bhinnekaan sebagai sebuah hakikat realitas yang sudah ada dalam bangsa, sedangkan
ke-Tunggal-Ika-an merupakan cita-cita kebangsaan.Semboyan inilah yang kemudian
menjadi jembatan penghubung menuju terbentuknya Negara berdaulat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di
dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah arti dan makna Bhinneka Tunggal Ika?

2.Bagaimanakah sejarah singkat Bhinneka Tunggal Ika?

3.Bagaimanakah Prinsip-prinsip dari Bhinneka Tunggal Ika?

4. Bagaimanakah cara menerapkan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-


hari?

C. Tujuan Masalah

1.Supaya kita dapat mengetahui apakah makna dari Bhinneka Tunggal Ika

2.Supaya kita dapat mengetahui tentang sejarah nya Bhinneka Tunggal Ika

3.Supaya kita dapat memahami prinsip-prinsip dari Bhinneka Tunggal Ika

4.Supaya kita bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari

BAB II

PEMBAHASAN

A. Arti dan Makna Bhinneka Tunggal Ika

4
Secara harfiah Kata Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno.
Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti berbeda-beda tetap satu jua. Bhinneka Tunggal
Ika menjadi semboyan bangsa Indonesia dan tertulis di dalam lambang Garuda
Pancasila.Konsep Bhinneka Tunggal Ika sendiri diambil dari kitab Sutasoma karangan
Mpu Tantular, yang hidup pada masa Kerajaan majapahit di sekitar abad ke-14
M.Secara etimologi kata-kata Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno
yang jika dipisah menjadi Bhinneka memiliki makna ragam atau beraneka, Tunggal
adalah satu, dan Ika adalah itu.Sehingga arti Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-
beda tetap satu jua. Maknanya, dengan jiwa dan semangat bangsa Indonesia
mengakui realitas bangsa yang majemuk (suku, bahasa, agama, ras, golongan dll)
namun tetap menjunjung tinggi persatuan.Dalam jurnal Kajian Analitik Terhadap
Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” menyatakan bahwa Bhinneka Tunggal Ika
merupakan cerminan keseimbangan antara cerminan keseimbangan antara unsur
perbedaan yang menjadi ciri keanekaan dengan unsur kesamaan yang menjadi ciri
kesatuan. Bhinneka Tunggal Ika merumuskan dengan tegas adanya harmoni antara
kebhinnekaan dan ketunggalikaan, antara keanekaan dan keekaan, antara
kepelbagaian dan kesatuan, antara hal banyak dan hal satu, atau antara pluralisme
dan monisme.Jika pada mulanya Bhinneka Tunggal Ika dipakai untuk menyatakan
semangat toleransi keagaaman antara agama Hindu dan Budha. Setelah dijadikan
semboyan bangsa Indonesia, konteks “Bhinneka” atau perbedaannya menjadi lebih
luas, tidak hanya berbeda agama saja tapi juga suku, bahasa, ras, golongan, budaya,
adat istiadat bahkan bisa ditarik kedalam perbedaan dalam lingkup yang lebih kecil
seperti perbedaan pendapat, pikiran/ide, kesukaan, atau hobi.

B. Sejarah Singkat Bhinneka Tunggal Ika

Pada awalnya, Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan yang menunjukan


semangat toleransi keagamaan, khususnya antara agama Hindu dan Buddha.Istilah
“Bhinneka Tunggal Ika” dipetik dari Kitab Sutasoma karya Mpu Tantular semasa
kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14.Menurut jurnal dari Letkol Czi Dr. Syafril
Hidayat, psc, M.Sc tentang Bhinneka Tunggal Ika, dalam buku Bung Hatta Menjawab

5
(1979), Mohammad Hatta menuliskan bahwa usai merdeka, semboyan ini
dicantumkan dengan lambang yang dibuat oleh Sultan Abdul Hamid (di Pontianak)
dan diresmikan pemakaiannya oleh Kabinet RIS pada tanggal 11 Februari 1950
sebagai semboyan lambang negara.Melalui semboyan ini, Indonesia kemudian
menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bhinneka Tunggal Ika sendiri
diteliti pertama kali oleh Prof. H. Kern (1888). Semboyan ini sendiri pada mulanya
tertera dalam lontar yang tersimpan di Perpustakaan Kota Leiden (Purusadasanta
atau Sutasoma).Semboyan ini kemudian diteliti kembali oleh Muhammad Yamin di
tahun-tahun berikutnya dan kemudian ia tuliskan di dalam bukunya 6000 tahun Sang
Merah Putih pada tahun 1954. Sejarah semboyan Bhinneka Tunggal Ika menempuh
proses evolusi dan kristalisasi mulai sebelum kemerdekaan, pergerakan nasional
1928 sampai berdirinya negara Republik Indonesia pada tahun 1945.Setelah
dijadikan sebagai semboyan Bangsa Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika menjadi
pernyataan bangsa Indonesia yang mengakui realitas bangsa yang majemuk namun
tetap menjunjung tinggi persatuan.

C. Prinsip-prinsip Bhinneka Tunggal Ika

Berikut ini prinsip-prinsip Bhinneka Tunggal Ika yang perlu kamu ketahui:

1. Common Denominator

Terdapat 5 agama di Indonesia, namun sesuai dengan prinsip pertama Bhinneka


Tunggal Ika perbedaan dalam hal keagamaan haruslah dicari common
denominatornya, atau dengan kata lain menemukan persamaan dalam perbedaan
sehingga semua rakyat Indonesia dapat hidup rukun berdampingan.Demikian juga
dengan berbagai aspek lain dengan segala perbedaannya di Indonesia, seperti adat
dan kebudayaan di setiap daerah. Semua keberagaman adat dan budaya tersebut
tetap diakui keabsahannya dengan segala perbedaan yang ada tetap Bersatu dalam
Negara kesatuan republik Indonesia.

2. Tidak Sektarian dan Enklusif

Tidak Sektarian dan Eksklusif maksudnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
setiap rakyat Indonesia tidak dibenarkan untuk menganggap bahwa diri atau

6
kelompoknya sebagai yang paling benar dibanding orang atau kelompok
lain.Pandangan-pandangan sektarian dan eksklusif harus dihilangkan, karena ketika
sifat sektarian dan eksklusif sudah terbentuk, maka akan ada banyak konflik yang
terjadi dikarenakan kecemburuan, kecurigaan, sikap yang berlebih-lebihan serta
kurang memperhitungkan keberadaan kelompok atau pribadi lain.

3. Tidak Formalistis

Bhinneka Tunggal Ika sifatnya universal dan menyeluruh. Hal ini dilandasi oleh
adanya rasa cinta mencintai, rasa hormat menghormati, saling percaya
mempercayai, dan saling rukun antar sesama. Dengan cara tersebutlah
keanekaragaman kemudian dapat disatukan dalam bingkai ke-Indonesiaan.

4. Bersifat Konvergen

Bersifat Konvergen maksudnya segala keanekaragaman bukan untuk dibesar-


besarkan, tetapi harus dicari titik temu yang dapat membuat segala kepentingan
bertemu di tengah. Hal ini dapat dicapai jika terdapat sikap toleran, saling percaya,
rukun, non sektarian, dan inklusif di antara masyarakat.

5. Prinsip Pluralistik dan Multikultural

Bhinneka Tunggal Ika mengandung nilai antara lain: toleransi, inklusif, damai dan
kebersamaan, serta setara. Nilai-nilai tersebut tidak menghendaki sifat yang tertutup
atau eksklusif sehingga memungkinkan untuk mengakomodasi keanekaragaman
budaya bangsa dan menghadapi arus globalisasi.Saling menghormati antar agama,
suku bangsa, menghargai hasil karya orang lain, bergotong royong membangun
bangsa tanpa memandang perbedaan suku, budaya dan agama, tidak saling
membedakan bahkan mencaci karena hal ini dapat menimbulkan konflik serta
menjadi sumber awal pemecah persatuan dan kesatuan bangsa.

6. Semangat Gotong-Royong

Semangat gotong-royong tidak melulu tentang bahu-membahu membersihkan


lingkungan, atau menjaga keamanan lingkungan sekitar rumahmu. Tetapi juga pada
semangat gotong-royong dalam melawan berita bohong. Biasakan untuk

7
memverifikasi data atau berita yang diterima dan ingin disebarkan. Karena jejak
digital sangat sulit untuk dihilangkan, setiap harinya ada ribuan berita bohong yang
menyebar dan siap merusak generasi dan keBhinnekaan negara ini.

D.Penerapan Bhinneka Tunggal Ika dalam Kehidupan Sehari-hari

Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66/1951.


Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 1951 oleh Presiden Soekarno dan
Perdana Menteri, Sukiman Wirjosandjojo. Bhinneka Tunggal Ika Tertuang dalam
Pasal 5 yang berbunyi,“Di bawah lambang tertulis dengan huruf latin sebuah
semboyan dalam bahasa Jawa-Kuno berbunyi: Bhinneka Tunggal Ika.Penjelasan dari
Pasal 5 tersebut adalah perkataan Bhinneka sebagai gabungan dua perkataan:
bhinna dan ika. Kalimat seluruhnya tersebut kemudian dapat disalin menjadi
‘berbeda-beda tetapi tetap satu jua’.

Berikut ini penerapan Bhinneka Tungga Ika dalam Kehidupan berbangsa dan
bernegara kita:

1. Perilaku Inklusif

Implementasi pertama adalah bahwa seseorang diharuskan tidak melihat dirinya


lebih diutamakan dari kepentingan yang lain. Sama halnya dengan kelompok,
dimana kepentingan bersama lebih diutamakan dari kepentingan pribadi atau
golongan.

2. Mengakomodasi Sifat Pluralistik

Ditinjau dari pada keanekaragamannya, maka sudah sepatutnya jika Indonesia


menjadi bangsa dengan tingkat pluralistik terbesar di dunia. Hal ini pulalah yang
menjadikan bangsa Indonesia disegani oleh bangsa lain. Namun jika tidak
dipergunakan secara bijak besar kemungkinan terjadinya disintegrasi dalam bangsa.
Ras, Budaya, Suku Bahasa, Agama, dan adat, bangsa Indonesia.

3. Tidak Menang Sendiri

8
Perbedaan pendapat sesungguhnya merupakan hal yang lumrah, apalagi pada sistem
demokrasi. Sistem tersebut kemudian menuntut rakyat bebas mengungkapkan
pendapat masing-masing.

Dengan begitu implementasi dari prinsip Bhinneka Tunggal Ika maka seseorang
diharuskan untuk saling menghormati satu pendapat dan pendapat lainnya.
Perbedaan pendapat tidak perlu dibesar-besarkan, namun harus dicari titik temu
yang mengedepankan kepentingan bersama. Jauhkan sifat divergen dan terapkan
sifat yang konvergen ke dalam hidup berbangsa dan bernegara.

4. Musyawarah untuk Mufakat

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dengan adanya semboyan Bhinneka


Tunggal Ika, maka jika terdapat perbedaan yang ada pada antar kelompok maupun
pribadi wajib dicari solusinya secara bersama-sama dengan musyawarah.

Seperti halnya dengan prinsip common denominator atau yang dikenal dengan
mencari inti kesamaan. Hal ini kemudian juga sebaiknya diterapkan dalam
melakukan musyawarah untuk mufakat. Dengan adanya beragam gagasan yang
semuanya kemudian dirangkum menjadi satu kesepakatan. Dengan begitu
kesepakatan disini bertujuan untuk mencapai mufakat pada pribadi maupun
kelompok.Masyarakat Indonesia pada dasarnya adalah masyarakat adat yang secara
sosiologis memiliki ikatan dalam kelompok (suku atau etnik) yang sangat kuat.
Pemantapan nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam sesanti Bhinneka Tunggal
Ika, sebagai ajaran moral tentang sikap toleran, adil dan bergotong royong
merupakan strategi yang tepat untuk mengatasi nilai-nilai baru yang cenderung
bergesekan.

Contoh perilaku yang mencerminkan Bhinneka Tunggal Ika adalah:

1.Tidak diskriminasi terhadap siapapun

2.Berlaku adil terhadap terhadap siapapun (di sekolah, rumah, masyarakat)

9
3.Menghindari perkelahian/pertikaian yang dapat merugikan diri sendiri dan orang
lain

4.Saling menghormati meskipun berbeda agama, suku, ras dan budaya

5.Tidak menghina atau merendahkan orang lain

6.Hidup rukun di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara harfiah Kata Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno. Bhinneka
Tunggal Ika memiliki arti berbeda-beda tetap satu jua. Bhinneka Tunggal Ika menjadi
semboyan bangsa Indonesia dan tertulis di dalam lambang Garuda Pancasila. Setelah
dijadikan sebagai semboyan Bangsa Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika menjadi
pernyataan bangsa Indonesia yang mengakui realitas bangsa yang majemuk namun
tetap menjunjung tinggi persatuan. prinsip-prinsip Bhinneka Tunggal Ika adalah

Perilaku Inklusif, Mengakomodasi Sifat Pluralistik, Tidak Menang Sendiri,


Musyawarah untuk Mufakat. Dengan adanya beragam gagasan yang semuanya
kemudian dirangkum menjadi satu kesepakatan. Dengan begitu kesepakatan disini
bertujuan untuk mencapai mufakat pada pribadi maupun kelompok.Masyarakat
Indonesia pada dasarnya adalah masyarakat adat yang secara sosiologis memiliki

10
ikatan dalam kelompok (suku atau etnik) yang sangat kuat. Arus globalisasi yang kian
deras telah membawa serta nilai-nilai baru yang tidak sepenuhnya dapat
diakomodasi atau dipahami oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.

B. Saran

Dalam menulis makalah ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
belum sempurna meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu
penulis perbaiki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pada
pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Arif, D.B., & Zuliyah, S. (2013). Nilai-nilai Ke-Bhinneka Tunggal Ika dalam Mata
Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Yogyakarta

Azra, A. (2002). Konflik Baru Antar Peradaban: Globalisasi, Radikalisme dan


Pluralitas. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.

Azra, A. (2006). “Pancasila dan Identitas Nasional Indonesia: Perspektif


Multikulturalisme”. Dalam Restorasi Pancasila: Mendamaikan Politik Identitas dan
Modernitas. Bogor

11
12

Anda mungkin juga menyukai