Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BHINNEKA TUNGGAL IKA

GURU PENGAMPU:

Mahsum S.Pd

DISUSUN OLEH:

1. Denasya Nadia Metha


2. Marsyandia Aulia
3. Rainah
4. Ro’yal A’in
5. Yopi Elisa Yani
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang
berjudul “Bhineka Tunggal Ika” sebagai hasil pemahaman materi mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan.

Terima kasih kami ucapkan kepada Guru Pengampu mata pelajaran Kewarganegaraan
yang telah memberikan tugas ini sebagai bentuk uji wawasan dan pengetahuan tentang materi
ini. Kami akui makalah ini memang masih memiliki kekurangan karena pengetahuan dan
pengalaman yang kami miliki masih sangatlah kurang. Oleh karena itu, kami berharap kepada
para pembaca untuk memberikan masing-masing masukan dan saran yang sifatnya membangun
agar kesempurnaan makalah ini dapat terwujud.

Kami juga berharap semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman dan
referensi sehingga berguna untuk menambahkan pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.
Dan juga semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Sekian dan terima kasih!

Janapria, 17 Januari 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 4

A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Masalah 5

BAB II PEMBAHASAN 6

A. Arti dan Makna Bhinneka Tunggal Ika 6


B. Sejarah singkat Bhinneka Tunggal Ika 8
C. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika 11
D. Bhinneka Tunggal Ika dan Nasionalisma 13
E. Penerapan Bhinneka Tunggal Ika dalam Kehidupan Sehari-hari......................................15

BAB III PENUTUP 16

A. Kesimpulan 16
B. Saran 16

DAFTAR PUSTAKA 17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan berbahasa Jawa kuno, terdiri dari dua kata

majemuk tunggal, yait Bhineka dan Ika serta tunggal dan ika. Secara harfiah mempunyai arti

Beda Itu Tunggal kemudian dimaknaidengan berbeda-beda tapi tetap satu jua. Semboyan ini

pernah di pakai oleh pujangan kenamaan Nusantara Mpu Tantular dalam bukunya Sutasoma.

Buku ini di tulis pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, Raja Majapahit pada pertengahan abad

ke 14 dalam buku itu istilah ini di pakai oleh Mpu Tantular untuk menyebutkan betapa rukunnya

umat beragama pada waktu itu.

Setelah menjadi semboyan pada lambang negara Indonesia, maka kalimat itu bukan saja

menggambarkan kenyataan objektif pada lapangan agama saja, tetapi Bhineka Tunggal Ika

menggambarkan berbagai kenyataan dan keberadaan bangsa indonesia yang pluralitas ini. Baik

dari segi agama, suku bangsa, bahasa, adat istiadat, tempat tinggal, dan sebagainya.

Indonesia merupakan negara kesatuan yang penuh dengan keberagaman, yang terdiri atas

beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan, dan lain-lain.

Namun indonesia mampu mempersatukan berbagai keberagaman ituesuai dengan semboyan

bangsa Indonesia “Bhineka Tunggal Ika”, yang berarti berbeda-beda tapi tetap satu jua.

4
B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, maka dapat ditentukan rumusan masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:

1. Apa Arti dan Makna Bhinneka Tunggal Ika?


2. Bagaimana Sejarah Bhinneka Tunggal Ika?
3. Apa Prinsip Bhinneka Tunggal Ika?
4. Apa hubungan Bhinneka Tunggal Ika dengan Nasionalisme?
5. Apa Contoh Penerapan Bhinneka Tunggal Ika dalam Kehidupan Sehari-hari?

C. Tujuan Masalah

Dari rumusan masalah tersebut, maka dapat ditemukan tujuan dari permasalahan ini
adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Arti dan Makna Bhinneka Tunggal Ika.


2. Untuk mengetahui bagaimana Sejarah Bhinneka Tunggal Ika.
3. Untuk mengetahui Prinsip Bhinneka Tunggal Ika.
4. Untuk mengetahui Hubungan Bhinneka Tunggal Ika dengan Nasionalisme.
5. Untuk mengetahui contoh Penerapan Bhinneka Tunggal Ika.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Arti dan Makna Bhineka Tunggal Ika

Secara harfiah kata Bhineka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa kuno. Bhineka
Tunggal Ika memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Bhineka tunggal ika menjadi
semboyan bangsa indonesia dan tertulis pada lambang Garuda Pancasila.Konsep Bhineka
Tunggal Ika sendiri diambil dari kitab sutasoma karangan Mpu Tantular, yang hidup pada masa
Kerajaan majapahit di sekitar abad ke-14 M.

Secara etimologi kata Bhineka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa kuno yang jika di
pisah menjadi Bhineka memiliki makna ragam atau beraneka, Tunggal adalah satu, dan ika
adalah itu. Sehingga arti Bhineka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetap satu jua. Maknanya,
dengan jiwa dan semangat bangsa indonesia mengakui realitas bangsa yang majemuk (suku,
bahasa, agama, ras, glongan, dll) namun tetap menjunjung tinggi persatuan.

I Nyoman Pursika (2009) dalam jurnal kajian Analitik terhadap semboyan Bhineka
Tunggal Ika menyatakan bahwa Bhineka Tunggal Ika merupakan cerminan keseimbangan antara
unsur perbedaan yang menjadi ciri keanekaan dengan unsur dengan unsur kesamaan yang
menjadi ciri kesatuan. Bhineka Tunggal Ika merumuskan dengan tegasnya adanya harmoni
antara kebhinekaan dan ketunggalikaan, antara keanekaan dan keekaan, antara keberbagaian dan
kesatuan, antara hal banyak dan hal satu, atau antara pluralisme dan monisme.

Pada mulanya Bhineka Tunggal Ika dipakai untuk menyatakan semangat toleransi
keagamaan antara agama Hindu dan Budha. Setelah dijadikan semboyan bangsa indonesia,
konteks “Bhineka” atau perbedaannya menjadi lebih luas, tidak hanya berbeda agama saja tapi
juga suku, bahasa, ras, golongan, budaya, adat istiadat bahkan bisa ditarik kedalam perbedaan
dalam lingkup yang lebih kecil seperti perbedaan pendapat, pikiran/ide, kesukaan, dan hobi.

6
B. Sejarah singkat Bhineka Tunggal Ika

Pada awalnya, Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan yang menunjukkan semangat
toleransi keagamaan, khususnya antara agama Hindu dan Budha. Istilah “Bhineka Tunggal Ika”
dipetik dari kitab sutasoma karya Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke 14.
Menurut jurnal dari Letkol Czi Dr. Syafril Hidayat, psc, M.sc tentang Bhineka Tunggal Ika,
dalam buku Bung Hatta menjawab (1979), Moehammad Hatta menuliskan bahwa usai merdeka,
semboyan ini dicantumkan dengan lambang yang dibuat oleh Sultan Abu Hamid (di pontianak)
dan diresmikan pemakaiannya oleh kabinet RIS pada tanggal 11 Februari 1950 sebagai
semboyan lambang negara.

Melalui semboyan ini, Indonesia kemudian menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Bhineka Tunggal Ika sendiri di teliti pertama kali oleh Prof. H. Kern (1888). Semboyan
ini sendiri pada mulanya tertera dalam lontar yang tersimpan di perpustakaan Kota Leiden
(Purusadasanta atau Sutasoma). Semboyan ini kemudian di teliti kembali oleh Moehmmad
Yamin di tahun-tahun berikutnya dan kemudian ia tuliskan di dalam bukunya 6000 tahum Sang
Merah Putih pada tahun 1945.

C. Prinsip Bhineka Tunggal Ika

Pada dasarnya semboyan Bhineka Tunggal Ika sangat penting sebab melambangkan
toleransi dan kesatuan. Mengapa toleransi? Karena toleransi dapat mencairkan perbedaan
sehingga tidak ada lagi perpecahan atau konflik. Karenanya kebhinekaan harus dimaknai
masyarakat melalui pemahaman multikulturalisme yang berlandaskan kepada kekuatan
spiritualitas, perbedaan etnis, dan religi maupun ideologi.

Berikut ini prinsip-prinsip Bhineka Tunggal Ika yang perlu kita ketahui :

1. Common Denominator
Terdapat 5 agama di Indonesia, namun sesuai dengan prinsip pertama Bhineka
Tunggal Ika yakni perbedaan dalam hal keagamaan haruslah dicari common
denominatornya, atau dengan kata lain menemukan persamaan dalam perbedaan sehingga
semua rakyat Indonesia dapat hidup berdampingan

7
2. Tidak Sektarian dan Enklusif
Tidak Sektarian dan Enklusif maksudnya dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara setiap rakyat Indonesia tidak dibenarkan untuk menganggap bahwa diri atau
kelompoknya sebagai yang paling benar dibanding orang atau kelompok lain.
Pandangan-pandangan sektarian dan enklusif harus dihilangkan, karena ktika sifat
sektarian dan enklusif sudah terbentuk, maka akan ada banyak konflikyang terjadi
dikarenakan kecemburuan, kecurigaan, sikap yang berlebih-lebihan serta kurang
memperhitungkan keberadan kelompok atau pribadi lain.
3. Tidak Formalistis
Bhineka Tunggal Ika bersifat universal dan menyeluruh. Hal ini dilandasi oleh
adanya rasa cinta mencintai, rasa hormat menghormati, saling percaya mempercayai, dan
rukun antar sesama. Dengan cara tersebutlah keanekaragaman kemudian dapt disatukan
dalam bingkai ke-indonesiaan.
4. Bersifat Konvergen
Bersifat Konvergen maksudnya segala keanekaragaman bukan untuk dibesar-
besarkan, tetapi harus dicari titik temu yang dapat membuat segala kepentingan bertemu
di tengah. Hal ini dapat dicapai jika terdapat sikap toleransi, saling percaya, rukun, non-
sektarian, dan enklusif di antara masyarakat.
5. Prinsip Pluralistik dan Multikultural

Saling menghormati anatar agama, suku bangsa, menghargai hasil karya orang
lain, bergotong royong membangun bangsa tanpa memandang perbedaan suku, budaya
dan agama, tidak saling membedakan bahkan mencaci karena hal ini dapat menimbulkan
konflik serta menjadi sumber awal pemecah persatuan dan kesatuan bangsa.

6. Semangat Gotong Royong


Semangat gotong royong tidak selalu tentang bahu membahu membersihkan
lingkungan, atau menjaga keamanan sekitar rumah kita. Tapi juga pada semangat gotong
royong dalam melawan hoax atau berita bohongyang kini tersebar dimana-mana atas
nama clickbait.

8
D. Bhineka Tunggal Ika dan Nasionalisme

Teknologi komunikasi kinitelah mengubah perang konvensional menjadi perang perang


modern yang menggunakan media massa, internet ataupun teknologi sebagai media peperangan
tersebut. Sasarannya tentu saja ada pada ketahanan ekonomi, pertahanan dan keamanan, budaya,
ideologi, lingkungan dan politik. Dalam rangka membentengi diri dari kehancuran akibat
pesatnya perkembangan teknologi serta beragam upaya yang di lakukan untuk memecah bangsa,
maka masyarakat Indonesiaa harus kembali pada nilai-nilai Pancasila.

Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia, telah berkembang secara alamiah dari
perjalanan panjang sejarah, berisi pandangan hidup, karakter, dan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila adalah semangat bersatu, menghormati perbedaan, rela berkorban, pantang
menyerah, gotong royong, patriotisme, nasionalisme, optipisme, harga diri, kebersamaan dan
percaya pada diri sendiri. Bhineka Tunggal Ika secara tidak langsung merupakan gambaran
nasionalisme bangsa Indonesia. Makna Bhineka Tunggal Ika menjadi prinsip warga negara
indonesia untuk membangun nasionalisme. Berikut ini beberapa unsur-unsur yang membentuk
nasionalisme antara lain :

1. Kesatuan Sejarah

Bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dari suatu proses sejarah, yaitu sejak
zaman prasejarah, zaman Sriwijaya, Majapahit kemudian datang penjajah, tercetus
Sumpah Pemuda 1928dan akhirnya memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17
agustus 1945.

2. Kesatuan Nasib

Bangsa indonesia terbentuk karena kesamaan nasib yaitu merasakan penderitaan


penjajahan selama tiga setengah abad lamanya hingga kemudian memperjuangkan
kemerdekaan secara bersama dan akhirnya mendapatkan kegembiraan dalam bentuk
kemerdekaan.

9
3. Kesatuan Wilayah

Bangsa Indonesia hidup di wilayah Indonesia, tersebar masyarakatnya dari sabang


sampai merauke. Kesatuan asas kerohanian bangsa sendiri sebagai salah satu cita-cita,
filsafat dan pandangan hidup yang berakar pada pandangan hidup Pancasila.

4. Kesatuan Kebudayaan

Walau bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman kebudayaan mulai dari rumah


adat, pakaian adat, acara adat, bahasa dan keanekaragaman lainnya. Namun
keseluruhannya merupakan satu kebudayaan yaitu kebudayaan nasional Republik
Indonesia.

E. Penerapan Bhinneka Tunggal Ika dalam Kehidupan Sehari-hari

Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam peraturan Pemerintah Nomor 66/1951, ditetapkan
di Jakarta pada tanggal 17 Oktobr 1951 oleh Presiden Soekarno dan Perdana Menteri Sukiman
Wirjosandjojo bahwa Bhinneka Tunggal Ika tertuang dalam Pasal 5 yang berbunyi, “Di bawah
lambang tertulis dengan huruf latin sebuah semboyan dalam bahasa Jawa-Kuno berbunyi
Bhinneka Tunggal Ika”. Penjelasan dari pasal 5 tersebut adalah perkataan Bhinneka sebagai
gabungan dua kata ; bhinna dan ika, kemudian seluruh kalimat tersebut dapat disalin menjadi
“berbeda-beda tapi tetap satu jua”.

Berikut penerapan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
antara lain sebagai berikut :

1. Perilaku Inklusif

Implementasi pertama adalah bahwa seseorang diharuskan tidak melihat dirinya


lebih utama dari kepentingan yang lain. Sama halnya dengan kelompok, dimana
kepentingan bersama lebih diutamakan dari kepentingan pribadi atau golongan

10
2. Mengakomodasi Sifat Pluralistik

Di tinjau dari pada keanekaragamannya, maka sudah sepatutnya jika Indonesia


menjadi bangsa dengan tingkat pluralistik terbesar didunia. Hal ini pulalah yang
menjadikan bangsa Indonesia di segani oleh bangsa lain. Namun jika tidak di pergunakan
secara bijak besar kemungkinan terjadinya disintegrasi dalam bangsa.

3. Tidak Menang Sendiri


Perbedaan pendapat sesungguhnya merupakan hal yang lumrah, apalagi pada
sistem demokrasi. Sistem tersebut kemudian menuntut rakyat bebas mengungkapkan
pendapat masing-masing. Dengan begitu implementasi dari prinsip Bhinneka Tunggal
Ika maka seseorang diharuskan untuk saling menghormati satu pendapat dan pendapat
lainnya.
4. Musyawarah untuk Mufakat
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dengan adanya semboyan Bhinneka
Tunggal Ika, maka jika terdapat perbedaan yang ada pada antar kelompok maupun
pribadi wajib dicari solusinya secara bersama-sama dengan musyawarah. Masyarakat
Indonesia pada dasarnya adalah masyarakat adat yang secara sosiologis memiliki ikatan
dalam kelompok (suku atau etnik) yang sangat kuat. Meski demikian dalam konteks ke-
Indonesiaan, ikatan yang berupa sentimen-sentimen suku (daerah asal) atau agama
ternyata dapat direduksi demi terbangunnya rasa kebangsaan.
Arus globalisasi yang kian deras telah membawa serta nilai-nilai baru yang tidak
sepenuhnya dapat diakomodasi atau dipahami oleh sebagain besar masyarakat Indonesia.
Nilai-nilai baru cenderung melonggarkan ikatan kebangsaan, dan mengkhawatirkan bagi
masa depan persatuan dan kesatuan bangsa serta keutuhan wilayah nasional Indonesia.
Karenanya sangat dibutuhkan upaya menyegarkan kembali pemahaman akan nilai-nilai
kebangsaan yang merupakan ciri kepribadian masyarakat Indonesia. Pemantapan nilai-
nilai kebangsaan yang terkandung dalam sesanti Bhinneka Tunggal Ika, sebagai ajaran
moral tentang sikap toleran, adil dan bergotong royong merupakan strategi yang tepat
untuk mengatasi nilai-nilai baru yang cenderung bergesekan.

11
Contoh perilaku yang mencerminkan Bhinneka Tunggal Ika

 Tidak diskriminasi terhadap siapapun


 Berlaku adil terhadap siapapun (di sekolah, rumah, maupun masyarakat)
 Menghindari perkelahian atau pertikaian yang dapat merugikan diri sendiri dan
orang lain
 Saling menghormati walaupun berbeda agama, suku, ras, dan budaya
 Tidak menghina atau merendahkan orang lain
 Hidup rukun di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat
 Dll.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bhinneka Tungga Ika adalah moto atau semboyan bangsa Indonesia yang tertulis pada
lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila. Frasa ini berasal dari bahsa Jawa-Kuno yang
artinya adalah “ berbeda-beda tapi tetap satu”. Kata bhinneka berasal dari dua kata yang
mengalami sandi,yaitu bhinna ‘terpisah, berbeda’ dan ika ‘itu’. Kata tunggal berarti ‘satu’.
Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika dapat diartikan ‘itu berbeda’ itu satu’, yang bermakna
meskipun beranekaragaman, pada hakikatnya bangsa indonesia tetap merupakan satu kesatuan.

Dengan kesimpulan di atas, tujuan dari Bhinneka Tunggal Ika adalah menciptakan
keinginan untuk menerima dan menghargai keragaman. Tanpa keinginan tersebut, akan sulit
untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Keinginan ini menjadi awal
terbentuknya nasionalisme pada bangsa indonesia. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika
mempersatukan bangsa indonesia, mempertahankan kesatuan bangsa, meminimalisir konflik tas
kepentingan pribadi atau kelompok serta mencapai cita-cita negara Indonesia.

Oleh karena itu, Bhinneka Tunggal Ika menjadi inspirasi untuk bangsa Indonesia. Sesuai
dengan artinya makna Bhinneka Tunggal Ika mampu menjadi inspirasi bagi negara-negara lain
di dunia dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang terdiri dari beraneka
ragam suku, budaya, ras, agama, dan bahasa.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini, diharapkan para pembaca untuk selalu mengamalkan
beberapa contoh perilaku yang mencerminkan Bhinneka Tunggal Ika dengan memberikan
perhatian terhadap perilaku kita sehari-hari. Hendaknya kita dapat mencegah dan mengendalikan
perilaku yang tidak patut dan cocok dengan Binneka Tunggal Ika sehingga tidak menimbulkan
masalah sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

13
DAFTAR PUSTAKA

Tolib. (2013). Pendidikan Panacasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Adventure Works Press.

14

Anda mungkin juga menyukai