FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA 2018/2019 KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang, kami panjatkan puja puji syukur atas kehadirat- Nya,yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya. Sehingga makalah tentang Bhineka Tunggal Ika ini dapat diselesaikan Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga bdapat memperlancar pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari segi penyususnan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar makalah ini dapat diperbaiki. Akhir kata penulis berharap makalah tentang Bhineka Tunggal Ika ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Yogyakarta, 15 Oktober 2018
Penyusun DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bhineka Tunggal Ika merupakan semboyan negara Indonesia sebagai dasar untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia, dimana kita harus dapat menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari yaitu hidup saling menghargai dan menghormati antara masyarakat yang satu dengan yang lainya tanpa memandang suku, budaya, agama, adat istiadat, wana kulit dan lain-lain. Oleh karena itu, sebagai warga negara yang baik seharusnya kita menjaga Bhineka Tunggal Ika dengan sebaik-baiknya agar persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia tetap terjaga dan kita pun harus sadar bahwa menyatukan bangsa ini memerlukan perjuangan yang panjang dalam menyatukan wilayah Republik Indonesia menjadi Negara Kesatuan Dalam hidup berbagsa dan bernegara dewasa ini terutama dalam masa reformasi, bangsa Indoenesia sebagai bangsa harus memiliki visi serta pandangan hidup yang kuat agar tidak terombang-ambing di tengah masyarakat Internasional. Dengan kata lain, bangsa Indonesia harus memiliki rasa nasionalisme kebagsaan yang kokoh, demi tercapainya ketahanan negara dari pihak luar. Bhineka Tunggal Ika ini terbentuk untuk mempersatukan bangsa Indonesia dengan keanekaragaman perbedaan, namun akhir-akhir ini bangsa Indonesia mulai kehilangan makna dari ‘’Bhineka Tunggal Ika’’. Banyak kekerasan terjadi yang didasarkan karena suatu perbedaan, sehingga semangat ‘’Bhineka Tunggal Ika’’ perlu untuk disosialisasikan lagi. Maka dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca mampu mengetahui, mengerti, memahami serta mengaplikasikan nilai-nilai dari “Bhineka Tunggal Ika”. Sehingga bangsa Indonesia ini kembali menjadi bangsa Indonesia yang multikultural . sehingga mampu meningkatkan rasa solidaritas dan rasa seperjuangan untuk mencapai cita-cita Indonesia dan mampu mengurangi kekersan-kekerasan yang didasarkan oleh budaya seperti tawuran dan lain-lain. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah terbentuknya semboyan Bhineka Tunggal Ika ? 2. Apa pengertian Bhineka Tunggal Ika ? 3. Apa fungsi Bhineka Tunggal Ika ? 4. Apa makna Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara Indonesia ? 5. Apa prinsip yang terkandung dalam Bhineka Tunggal Ika ? C. Tujuan 1. Untuk dapat mengatahui sejarah terbentuknya semboyan Bhineka Tunggal Ika 2. Untuk mengetahui pengertian Bhineka Tunggal Ika 3. Untuk mengathui fungsi dari Bhineka Tunggal Ika 4. Untuk mengetahui makna Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara Indonesia 5. Untuk mengetahui prinsip yang terkandung dalam Bhineka Tunggal Ika BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah terbentuknya semboyan Bhineka Tunggal Ika
Semboyan Bhineka Tunggal Ika bisa ditemukan dalam kitab sutasoma karya Mpu Tantular yang ditulis pada abad XIV pada era kerajaan Majapahit. Bhineka Tunggal Ika mulai menjadi bahan diskusi terbatas anatara Muhammad Yamin, I Gusti Bagus Sugriwa, dan Bung Karno di sela-sela sidang BPUPKI sekitar 2,5 bulan sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Bahkan Bung Hatta sendiri mengemukakan bahawa Bhineka Tunggal Ika merupakan ciptaan Bung Karno pasca Indonesia merdeka. Setelah beberapa tahun kemudian ketika mendesain lambang negara Republik Indonesia dalam bentuk burung garuda Pancasila, semboyan Bhineka Tunggal Ika diselipkan kedalamnya. Secara resmi lambang ini digunakan dalam Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat yang dipimpin oleh Bung Hatta pada tanggal 11 Februari 1950 berdasarkan rancangan yang diciptakan oleh Sultan Hamid ke-2 (1913-1978). Pada sidang tersebut mengemukakan banyak ususlan rancangan lambang negara, selanjutnya yang dipilih adalah usulan yang diciptakan Sultan Hamid ke-2 dan Muhammad Yamnin, dan kemudian rancangan dari Sultan Hamid yang akhirnya ditetapkan, karya Mpu Tantular tersebut ileh para founding fathersdiberikan penafsiran baru sebab dianggap sesuai dengan kebutuhan strategis bangunan Indonesia merdeka yang terdiri atas beragam agama, kepercayaan, etnis, ideologi politik, budaya dan bahasa. Dasar pemikiran tersebut yang menjadikan semboyan “keramat” ini terpajang melengkung dalam cengkeraman kedua cakar Burung Garuda. Burung Garuda dalam mitolohi Hindu ialah kendaraan Dewa Wisnu. Para pendiri bagsa Indonesia yang sebagian besar beragama islam tampaknya cukup toleran untuk menerima warisan Mpu Tantular tersebut. Sikap toleran ini merupakan watak dasar suku-suku bangsa di Indonesia yang telah mengenal beragam agama. B. Pengertian Bhineka Tunggal Ika Pengertian Bhineka Tunggal Ika secara etimologi adalah berasal dari bahasa Jawa Kuno yang bila dipishkan menjadi Bhineka artinya beragam atau beraneka, Tunggal artinya satu dan Ika artinya itu. Maknanya bisa dikatakan bahwa beraneka ragam tetapi masih satu jua. Bhineka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan bangsa Indonesia yang tertulis pada lambang negara Indonesia Garuda Pancasila. Hal ini menunjukan persatuan dan kesatuan yang terjadi di wilayah Indonesia, dengan keberagaman penduduk Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, bahasa, ras, agama, dan kepercayaan, lantas tidak membuat Indonesia menjadi terpecah-belah. Melalui semboyan ini Indonesia bisa dipersatukan dan semua kebergama tersebut menjadi satu bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). C. Fungsi Bhineka Tunggal Ika Semboyan Bhineka Tunggal Ika mempunyai fungsi yang snagat penting bagi bangsa Indonesia, fungsi-fungsinya yaitu : 1. Untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku, ras, dan agama. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan penduduk terbanyak keempat saat ini. Dengan wilayah yang luas dan penduduk yang banyak. Masyarakat Indonesia yang bersifat plural, tak hanya dari segi budaya, tetapi Indonesia juga memiliki berbagai variasi ras, suku bangsa, bahasa, dan agama yang tersebar di seluruh pelosok bumi pertiwi. Dari keberagaman yang dimiliki Indonesia diperlukan suatu fungsi yang sangat penting dari Bhineka Tunggal Ika yaitu mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri atas beragam suku, ras, dan agama. 2. Menghambat semua konflik yang didasari atas kepentingan pribadi atau kelompok. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu atau kelompok dalam suatu interaksi. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang besar, yang didalamnya terdiri atas kelompok atau golongan, yang mempunyai kepentingan dan tujuan yang berbeda-beda. Kadang kala dalam suatu perbedaan antar kelompok dapat menimbulakn konflik. Konfik inilah yang akan menyebabkan pecahnya kesatuan dari bangsa Indonesia . sehingga diperlukan peran yang sangat penting dari pancasila sebagai alat pemersatu bangsa, apabila terjadi suatu perbedaan pendapat yang dapat menimbulkan terpecahnya konflik antar golongan. 3. Mempertahankan kesatuan bangsa Indonesia. Di masa sekarang yaitu masa reformasi, banyak tekanan dan pengaruh dari pihak luar maupun dalam yang dapat mengganggu kesatuan bangsa Indonesia. Agar kesatuanya tidak dapat terganggu, bangsa Indonesia harus meningkatkan peran dan fungsi dari pancasila sebagai alat pemersatu bangsa agar tidak terjadi suatu perpecahan dalam bangsanya. 4. Membantu mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia. Dalam pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa cita-cita luhur dibentuknya Negara Republik Indonesia yang berdaulat. Cita-cita luhur yang diamanatkan oleh UUD 1945 ada empat poin, diantaranya, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. 5. Mewujudkan masyarakat madani Bhineka Tunggal Ika membantu mewujudkan bangsa Indonesia menuju terciptanya masyarakat madani. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah masyarakat yang menjunjung tinggi norma, nilai-nilai, dan hukum yang ditopang oleh penguasa teknologi yang beradab, iman dan ilmu 6. Mewujudkan Perdamaian Indonesia Bhineka Tunggal Ika mempunyai fungsi sebagai frasa pemersatu bangsa Indonesia yang terdiri dari keberagaman penduduk, sehingga apabila peran itu berfungsi secara baik, maka akan tercipta suatu kedamaian hidup berbangsa dan bernegara oleh penduduk Indonesia. D. Makna Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan Bangsa Indonesia Kata-kata Bhineka Tunggal Ika juga terdapat pada lambang Negara Republik Indonesia yaitu Burung Garuda Pancasila. Di kaki Burung Garuda Pancasila mencekram sebuah pita yang bertuliskan Bhineka Tunggal Ika yang artinya berbeda beda tetapi tetap satu. Dalam Persatuan Indonesia Bhineka Tunggal Ika mengandung makna bahwa walupun bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku yang memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang berankea ragam namun keseluruhanya merupakan suatu kesatuan. Makna Bhineka Tunggal Ika yaitu meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku bangsa yang memiliki kbudayaan dan adat istiadat yang bermacam-macam serta beraneka ragam kepulauannya , namun keseluruhanya itu merupakan suatu persatuan yaitu bangsa dan negara Indonesia. E. Prinsip yang terkandung dalam Bhineka Tunggal Ika Untuk dapat mengimplementasikan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dipandang perlu untuk memahami secara mendalam prinsip-prinsip yang terkandung dalam Bhinneka Tunggal Ika. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut : Dalam rangka membentuk kesatuan dari keaneka ragaman tidak terjadi pembentukan konsep baru dari keanekaragaman konsep-konsep yang terdapat pada unsur-unsur atau komponen bangsa. Suatu contoh di negara tercinta ini terdapat begitu aneka ragam agama dan kepercayaan. Dengan ke-tunggalan Bhinneka Tunggal Ika tidak dimaksudkan untuk membentuk agama baru. Setiap agama diakui seperti apa adanya, namun dalam kehidupan beragama di Indonesia dicari common denominator, yakni prinsip-prinsip yang ditemui dari setiap agama yag memiliki kesamaan, dan common denominator ini yang kita pegang sebagai ke-tunggalan, untuk kemudian dipergunakan sebagai acuan dalam hidup berbangsa dan bernegara. Demikian pula halnya dengan adat budaya daerah, tetap diakui eksistensinya dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berwawasan kebangsaan. Faham Bhinneka Tunggal Ika, yang oleh Ir Sujamto disebut sebagai faham Tantularisme, bukan faham sinkretisme, yang mencoba untuk mengembangkan konsep baru dari unsur asli dengan unsur yang datang dari luar. Bhinneka Tunggal Ika tidak bersifat sektarian dan eksklusif, hal ini bermakna bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak dibenarkan merasa dirinya yang paling benar, paling hebat, dan tidak mengakui harkat dan martabat pihak lain. Pandangan sektarian dan eksklusif ini akan memicu terbentuknya keakuan yang berlebihan dengan tidak atau kurang memperhitungkan pihak lain, memupuk kecurigaan, kecemburuan, dan persaingan yang tidak sehat. Bhinneka Tunggal Ika bersifat inklusif. Golongan mayoritas dalam hidup berbangsa dan bernegara tidak memaksakan kehendaknya pada golongan minoritas. Bhinneka Tunggal Ika tidak bersifat formalistis yang hanya menunjukkan perilaku semu. Bhinneka Tunggal Ika dilandasi oleh sikap saling percaya mempercayai, saling hormat menghormati, saling cinta mencintai dan rukun. Hanya dengan cara demikian maka keanekaragaman ini dapat dipersatukan. Bhinneka Tunggal Ika bersifat konvergen tidak divergen, yang bermakna perbedaan yang terjadi dalam keanekaragaman tidak untuk dibesar-besarkan, tetapi dicari titik temu, dalam bentuk kesepakatan bersama. Hal ini akan terwujud apabila dilandasi oleh sikap toleran, non sektarian, inklusif, akomodatif, dan rukun. Prinsip atau asas pluralistik dan multikultural Bhinneka Tunggal Ika mendukung nilai: 1. inklusif, tidak bersifat eksklusif, 2. terbuka, 3. ko-eksistensi damai dan kebersamaan, 4. kesetaraan, 5. tidak merasa yang paling benar, 6. tolerans, musyawarah disertai dengan penghargaan terhadap pihak lain yang berbeda.
Suatu masyarakat yang tertutup atau eksklusif sehingga tidak
memungkinkan terjadinya perkembangan tidak mungkin menghadapi arus globalisasi yang demikian deras dan kuatnya, serta dalam menghadapi keanekaragaman budaya bangsa. Sifat terbuka yang terarah merupakan syarat bagi berkembangnya masyarakat modern. Sehingga keterbukaan dan berdiri sama tinggi serta duduk sama rendah, memungkinkan terbentuknya masyarakat yang pluralistik secara ko-eksistensi, saling hormat menghormati, tidak merasa dirinya yang paling benar dan tidak memaksakan kehendak yang menjadi keyakinannya kepada pihak lain. Segala peraturan perundang-undangan khususnya peraturan daerah harus mampu mengakomodasi masyarakat yang pluralistik dan multikutural, dengan tetap berpegang teguh pada dasar negara Pancasila dan UUD 1945. Suatu peraturan perundang-undangan, utamanya peraturan daerah yang memberi peluang terjadinya perpecahan bangsa, atau yang semata-mata untuk mengakomodasi kepentingan unsur bangsa harus dihindari. Suatu contoh persyaratan untuk jabatan daerah harus dari putra daerah , menggambarkan sempitnya kesadaran nasional yang semata-mata untuk memenuhi aspirasi kedaerahan, yang akan mengundang terjadinya perpecahan. Hal ini tidak mencerminkan penerapan prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Dengan menerapkan nilai-nilai tersebut secara konsisten sehingga kesejahteraan dan keadilan akan terwujud. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Bhineka Tunggal Ika adalah motto atau semboyan negara Indonesia, yang mengandung makna walupun bangsa Indonsia terdiri dari berbagai macaam suku yang memiliki kebudayaan ada adat istiadat yang beraneka ragam namun keseluruhanya merupakan suatu kesatuan. B. Saran Sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita harus menerapkan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan cara saling menghomati masyarakat yang satu dengan yang lainya tanpa memandang suku bangsa, agama, adat istiadat, wrna kulit, aturan, keyakinan dan lain sebagainya, karena Bhineka Tunggal Ika sebagai dasar persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. DAFTAR PUSTAKA