Anda di halaman 1dari 13

BHINEKA TUNGGAL IKA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah PPKN SD 1

Dosen Pengampu :

Selly Rahmawati S.Pd, M.Pd

Disusun oleh Kelompok 3 A2-18 :

1. Eti Yuniarti (18144600050)


2. Vina Anggelia (18144600054)
3. Ihrishea Fisabillah (18144600055)
4. Herdian Bunga Febriani (18144600066)
5. Panji Arya Kusuma (18144600067)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi


Maha Penyayang, kami panjatkan puja puji syukur atas kehadirat-
Nya,yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya. Sehingga
makalah tentang Bhineka Tunggal Ika ini dapat diselesaikan
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga bdapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari segi
penyususnan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu penulis
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar makalah ini dapat
diperbaiki.
Akhir kata penulis berharap makalah tentang Bhineka Tunggal Ika
ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Yogyakarta, 15 Oktober 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bhineka Tunggal Ika merupakan semboyan negara Indonesia sebagai
dasar untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia, dimana kita
harus dapat menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari yaitu hidup saling
menghargai dan menghormati antara masyarakat yang satu dengan yang
lainya tanpa memandang suku, budaya, agama, adat istiadat, wana kulit
dan lain-lain.
Oleh karena itu, sebagai warga negara yang baik seharusnya kita
menjaga Bhineka Tunggal Ika dengan sebaik-baiknya agar persatuan dan
kesatuan bangsa dan negara Indonesia tetap terjaga dan kita pun harus
sadar bahwa menyatukan bangsa ini memerlukan perjuangan yang panjang
dalam menyatukan wilayah Republik Indonesia menjadi Negara Kesatuan
Dalam hidup berbagsa dan bernegara dewasa ini terutama dalam masa
reformasi, bangsa Indoenesia sebagai bangsa harus memiliki visi serta
pandangan hidup yang kuat agar tidak terombang-ambing di tengah
masyarakat Internasional. Dengan kata lain, bangsa Indonesia harus
memiliki rasa nasionalisme kebagsaan yang kokoh, demi tercapainya
ketahanan negara dari pihak luar.
Bhineka Tunggal Ika ini terbentuk untuk mempersatukan bangsa
Indonesia dengan keanekaragaman perbedaan, namun akhir-akhir ini
bangsa Indonesia mulai kehilangan makna dari ‘’Bhineka Tunggal Ika’’.
Banyak kekerasan terjadi yang didasarkan karena suatu perbedaan,
sehingga semangat ‘’Bhineka Tunggal Ika’’ perlu untuk disosialisasikan
lagi.
Maka dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca mampu
mengetahui, mengerti, memahami serta mengaplikasikan nilai-nilai dari
“Bhineka Tunggal Ika”. Sehingga bangsa Indonesia ini kembali menjadi
bangsa Indonesia yang multikultural . sehingga mampu meningkatkan rasa
solidaritas dan rasa seperjuangan untuk mencapai cita-cita Indonesia dan
mampu mengurangi kekersan-kekerasan yang didasarkan oleh budaya
seperti tawuran dan lain-lain.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah terbentuknya semboyan Bhineka Tunggal Ika ?
2. Apa pengertian Bhineka Tunggal Ika ?
3. Apa fungsi Bhineka Tunggal Ika ?
4. Apa makna Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara Indonesia ?
5. Apa prinsip yang terkandung dalam Bhineka Tunggal Ika ?
C. Tujuan
1. Untuk dapat mengatahui sejarah terbentuknya semboyan Bhineka
Tunggal Ika
2. Untuk mengetahui pengertian Bhineka Tunggal Ika
3. Untuk mengathui fungsi dari Bhineka Tunggal Ika
4. Untuk mengetahui makna Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan
negara Indonesia
5. Untuk mengetahui prinsip yang terkandung dalam Bhineka Tunggal Ika
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah terbentuknya semboyan Bhineka Tunggal Ika


Semboyan Bhineka Tunggal Ika bisa ditemukan dalam kitab
sutasoma karya Mpu Tantular yang ditulis pada abad XIV pada era
kerajaan Majapahit. Bhineka Tunggal Ika mulai menjadi bahan diskusi
terbatas anatara Muhammad Yamin, I Gusti Bagus Sugriwa, dan Bung
Karno di sela-sela sidang BPUPKI sekitar 2,5 bulan sebelum Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. Bahkan Bung Hatta sendiri mengemukakan
bahawa Bhineka Tunggal Ika merupakan ciptaan Bung Karno pasca
Indonesia merdeka. Setelah beberapa tahun kemudian ketika mendesain
lambang negara Republik Indonesia dalam bentuk burung garuda
Pancasila, semboyan Bhineka Tunggal Ika diselipkan kedalamnya.
Secara resmi lambang ini digunakan dalam Sidang Kabinet
Republik Indonesia Serikat yang dipimpin oleh Bung Hatta pada tanggal
11 Februari 1950 berdasarkan rancangan yang diciptakan oleh Sultan
Hamid ke-2 (1913-1978). Pada sidang tersebut mengemukakan banyak
ususlan rancangan lambang negara, selanjutnya yang dipilih adalah usulan
yang diciptakan Sultan Hamid ke-2 dan Muhammad Yamnin, dan
kemudian rancangan dari Sultan Hamid yang akhirnya ditetapkan, karya
Mpu Tantular tersebut ileh para founding fathersdiberikan penafsiran baru
sebab dianggap sesuai dengan kebutuhan strategis bangunan Indonesia
merdeka yang terdiri atas beragam agama, kepercayaan, etnis, ideologi
politik, budaya dan bahasa. Dasar pemikiran tersebut yang menjadikan
semboyan “keramat” ini terpajang melengkung dalam cengkeraman kedua
cakar Burung Garuda. Burung Garuda dalam mitolohi Hindu ialah
kendaraan Dewa Wisnu. Para pendiri bagsa Indonesia yang sebagian besar
beragama islam tampaknya cukup toleran untuk menerima warisan Mpu
Tantular tersebut. Sikap toleran ini merupakan watak dasar suku-suku
bangsa di Indonesia yang telah mengenal beragam agama.
B. Pengertian Bhineka Tunggal Ika
Pengertian Bhineka Tunggal Ika secara etimologi adalah berasal
dari bahasa Jawa Kuno yang bila dipishkan menjadi Bhineka artinya
beragam atau beraneka, Tunggal artinya satu dan Ika artinya itu.
Maknanya bisa dikatakan bahwa beraneka ragam tetapi masih satu jua.
Bhineka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan bangsa Indonesia yang
tertulis pada lambang negara Indonesia Garuda Pancasila. Hal ini
menunjukan persatuan dan kesatuan yang terjadi di wilayah Indonesia,
dengan keberagaman penduduk Indonesia yang terdiri dari berbagai
macam suku, budaya, bahasa, ras, agama, dan kepercayaan, lantas tidak
membuat Indonesia menjadi terpecah-belah. Melalui semboyan ini
Indonesia bisa dipersatukan dan semua kebergama tersebut menjadi satu
bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
C. Fungsi Bhineka Tunggal Ika
Semboyan Bhineka Tunggal Ika mempunyai fungsi yang snagat
penting bagi bangsa Indonesia, fungsi-fungsinya yaitu :
1. Untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri dari
bermacam-macam suku, ras, dan agama.
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan
penduduk terbanyak keempat saat ini. Dengan wilayah yang luas
dan penduduk yang banyak. Masyarakat Indonesia yang bersifat
plural, tak hanya dari segi budaya, tetapi Indonesia juga memiliki
berbagai variasi ras, suku bangsa, bahasa, dan agama yang tersebar
di seluruh pelosok bumi pertiwi.
Dari keberagaman yang dimiliki Indonesia diperlukan suatu fungsi
yang sangat penting dari Bhineka Tunggal Ika yaitu
mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri atas beragam suku,
ras, dan agama.
2. Menghambat semua konflik yang didasari atas kepentingan pribadi
atau kelompok.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa
individu atau kelompok dalam suatu interaksi. Bangsa Indonesia
merupakan suatu bangsa yang besar, yang didalamnya terdiri atas
kelompok atau golongan, yang mempunyai kepentingan dan tujuan
yang berbeda-beda. Kadang kala dalam suatu perbedaan antar
kelompok dapat menimbulakn konflik. Konfik inilah yang akan
menyebabkan pecahnya kesatuan dari bangsa Indonesia . sehingga
diperlukan peran yang sangat penting dari pancasila sebagai alat
pemersatu bangsa, apabila terjadi suatu perbedaan pendapat yang
dapat menimbulkan terpecahnya konflik antar golongan.
3. Mempertahankan kesatuan bangsa Indonesia.
Di masa sekarang yaitu masa reformasi, banyak tekanan dan
pengaruh dari pihak luar maupun dalam yang dapat mengganggu
kesatuan bangsa Indonesia. Agar kesatuanya tidak dapat terganggu,
bangsa Indonesia harus meningkatkan peran dan fungsi dari
pancasila sebagai alat pemersatu bangsa agar tidak terjadi suatu
perpecahan dalam bangsanya.
4. Membantu mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia.
Dalam pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa cita-cita luhur
dibentuknya Negara Republik Indonesia yang berdaulat. Cita-cita
luhur yang diamanatkan oleh UUD 1945 ada empat poin,
diantaranya, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
5. Mewujudkan masyarakat madani
Bhineka Tunggal Ika membantu mewujudkan bangsa Indonesia
menuju terciptanya masyarakat madani. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah masyarakat yang menjunjung tinggi
norma, nilai-nilai, dan hukum yang ditopang oleh penguasa
teknologi yang beradab, iman dan ilmu
6. Mewujudkan Perdamaian Indonesia
Bhineka Tunggal Ika mempunyai fungsi sebagai frasa pemersatu
bangsa Indonesia yang terdiri dari keberagaman penduduk,
sehingga apabila peran itu berfungsi secara baik, maka akan
tercipta suatu kedamaian hidup berbangsa dan bernegara oleh
penduduk Indonesia.
D. Makna Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan Bangsa Indonesia
Kata-kata Bhineka Tunggal Ika juga terdapat pada lambang Negara
Republik Indonesia yaitu Burung Garuda Pancasila. Di kaki Burung
Garuda Pancasila mencekram sebuah pita yang bertuliskan Bhineka
Tunggal Ika yang artinya berbeda beda tetapi tetap satu.
Dalam Persatuan Indonesia Bhineka Tunggal Ika mengandung makna
bahwa walupun bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku yang
memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang berankea ragam namun
keseluruhanya merupakan suatu kesatuan.
Makna Bhineka Tunggal Ika yaitu meskipun bangsa dan negara
Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku bangsa yang memiliki
kbudayaan dan adat istiadat yang bermacam-macam serta beraneka ragam
kepulauannya , namun keseluruhanya itu merupakan suatu persatuan yaitu
bangsa dan negara Indonesia.
E. Prinsip yang terkandung dalam Bhineka Tunggal Ika
Untuk dapat mengimplementasikan Bhinneka Tunggal Ika dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara dipandang perlu untuk memahami
secara mendalam prinsip-prinsip yang terkandung dalam Bhinneka
Tunggal Ika. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Dalam rangka membentuk kesatuan dari keaneka ragaman tidak terjadi
pembentukan konsep baru dari keanekaragaman konsep-konsep yang
terdapat pada unsur-unsur atau komponen bangsa. Suatu contoh di negara
tercinta ini terdapat begitu aneka ragam agama dan kepercayaan. Dengan
ke-tunggalan Bhinneka Tunggal Ika tidak dimaksudkan untuk membentuk
agama baru. Setiap agama diakui seperti apa adanya, namun dalam
kehidupan beragama di Indonesia dicari common denominator, yakni
prinsip-prinsip yang ditemui dari setiap agama yag memiliki kesamaan,
dan common denominator ini yang kita pegang sebagai ke-tunggalan,
untuk kemudian dipergunakan sebagai acuan dalam hidup berbangsa dan
bernegara. Demikian pula halnya dengan adat budaya daerah, tetap diakui
eksistensinya dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berwawasan kebangsaan. Faham Bhinneka Tunggal Ika, yang oleh Ir
Sujamto disebut sebagai faham Tantularisme, bukan faham sinkretisme,
yang mencoba untuk mengembangkan konsep baru dari unsur asli dengan
unsur yang datang dari luar.
Bhinneka Tunggal Ika tidak bersifat sektarian dan eksklusif, hal ini
bermakna bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak
dibenarkan merasa dirinya yang paling benar, paling hebat, dan tidak
mengakui harkat dan martabat pihak lain. Pandangan sektarian dan
eksklusif ini akan memicu terbentuknya keakuan yang berlebihan dengan
tidak atau kurang memperhitungkan pihak lain, memupuk kecurigaan,
kecemburuan, dan persaingan yang tidak sehat. Bhinneka Tunggal Ika
bersifat inklusif. Golongan mayoritas dalam hidup berbangsa dan
bernegara tidak memaksakan kehendaknya pada golongan minoritas.
Bhinneka Tunggal Ika tidak bersifat formalistis yang hanya
menunjukkan perilaku semu. Bhinneka Tunggal Ika dilandasi oleh sikap
saling percaya mempercayai, saling hormat menghormati, saling cinta
mencintai dan rukun. Hanya dengan cara demikian maka keanekaragaman
ini dapat dipersatukan.
Bhinneka Tunggal Ika bersifat konvergen tidak divergen, yang
bermakna perbedaan yang terjadi dalam keanekaragaman tidak untuk
dibesar-besarkan, tetapi dicari titik temu, dalam bentuk kesepakatan
bersama. Hal ini akan terwujud apabila dilandasi oleh sikap toleran, non
sektarian, inklusif, akomodatif, dan rukun.
Prinsip atau asas pluralistik dan multikultural Bhinneka Tunggal Ika
mendukung nilai:
1. inklusif, tidak bersifat eksklusif,
2. terbuka,
3. ko-eksistensi damai dan kebersamaan,
4. kesetaraan,
5. tidak merasa yang paling benar,
6. tolerans, musyawarah disertai dengan penghargaan terhadap pihak
lain yang berbeda.

Suatu masyarakat yang tertutup atau eksklusif sehingga tidak


memungkinkan terjadinya perkembangan tidak mungkin menghadapi arus
globalisasi yang demikian deras dan kuatnya, serta dalam menghadapi
keanekaragaman budaya bangsa. Sifat terbuka yang terarah merupakan
syarat bagi berkembangnya masyarakat modern. Sehingga keterbukaan
dan berdiri sama tinggi serta duduk sama rendah, memungkinkan
terbentuknya masyarakat yang pluralistik secara ko-eksistensi, saling
hormat menghormati, tidak merasa dirinya yang paling benar dan tidak
memaksakan kehendak yang menjadi keyakinannya kepada pihak lain.
Segala peraturan perundang-undangan khususnya peraturan daerah harus
mampu mengakomodasi masyarakat yang pluralistik dan multikutural,
dengan tetap berpegang teguh pada dasar negara Pancasila dan UUD 1945.
Suatu peraturan perundang-undangan, utamanya peraturan daerah yang
memberi peluang terjadinya perpecahan bangsa, atau yang semata-mata
untuk mengakomodasi kepentingan unsur bangsa harus dihindari. Suatu
contoh persyaratan untuk jabatan daerah harus dari putra daerah ,
menggambarkan sempitnya kesadaran nasional yang semata-mata untuk
memenuhi aspirasi kedaerahan, yang akan mengundang terjadinya
perpecahan. Hal ini tidak mencerminkan penerapan prinsip Bhinneka
Tunggal Ika. Dengan menerapkan nilai-nilai tersebut secara konsisten
sehingga kesejahteraan dan keadilan akan terwujud.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bhineka Tunggal Ika adalah motto atau semboyan negara
Indonesia, yang mengandung makna walupun bangsa Indonsia terdiri dari
berbagai macaam suku yang memiliki kebudayaan ada adat istiadat yang
beraneka ragam namun keseluruhanya merupakan suatu kesatuan.
B. Saran
Sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita harus menerapkan
Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan cara saling
menghomati masyarakat yang satu dengan yang lainya tanpa memandang
suku bangsa, agama, adat istiadat, wrna kulit, aturan, keyakinan dan lain
sebagainya, karena Bhineka Tunggal Ika sebagai dasar persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai