Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BHINNEKA TUNGGAL IKA SEBAGAI SEMBOYAN NEGARA


DOSEN PENGAMPU:
MUHAMMAD ARIFIN SITORUS M.PD

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 8 A

YETTI PAJRIA BR SIHOMBING (123107066)


NABILAH AULAH SAFITRI (123107082)
MUTHIA ALIYA PUTRI (123107086)
NUR ADLINA FAHMA (123106009)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATERA UTARA

T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberi
Rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “BHINEKA TUNGGAL IKA SEBAGAI SEMBOYAN NEGARA”.
Adapun penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
PANCASILA.

Makalah ini telah kami susun dengan baik dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga mempermudah pembuatan makalah ini. Maka dari itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi penulisan maupun tata berbahasa. Maka dari itu,kami
menerima segala kritikan dan saran mengenai makalah yang telah kami tulis baik
Dosen maupun saudara/i sekalian agar kami dapat memperbaiki makalah ini
dengan lebih baik dan kami berharap agar makalah ini bermanfaat untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Medan,27 November 2023

Kelompok 8 A

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Masalah .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1 Sejarah Bhinneka Tunggal Ika dalam Konteks Indonesia ................................. 3
2.2 Keanekaragaman Bangsa Indonesia ................................................................... 5
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 8
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 8
3.2 Saran................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa Indonesia. Semboyan


ini tertulis di dalam lambing negara Indonesia, Burung Garuda Pancasila. Pada
kaki Burung Garuda itulah terpampang dengan jelas tulisan Bhinneka Tunggal
Ika. Secara konstitusio- nal, hal tersebut telah diatur dalam pasal 36A Undang-
Undang Dasar (UUD) 1945 yang berbunyi “Lambang Negara ialah Garuda
Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika”. Setelah diangkat menjadi
semboyan bangsa Indonesia konteks permasalahannya menjadi lebih luas yang
meliputi suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).

Bhinneka Tunggal Ika merupakan pernyataan jiwa dan semangat bangsa


Indonesia yang mengakui realitas bangsa yang majemuk, namun tetap
menjunjung tinggi kesatuan. Bhinneka Tunggal Ika adalah cerminan
keseimbangan antara unsur perbedaan yang menjadi ciri keanekaan dengan
unsur kesamaan yang menjadi ciri kesatuan. Berdasarkan uraian di atas dapat
dikatakan bahwa Bhinneka Tunggal Ika merupakan pernyataan jiwa dan
semangat bangsa Indonesia yang menga- kui realitas bangsa yang majemuk,
namun tetap menjunjung tinggi kesatuan. Bhinneka Tunggal Ika merumuskan
dengan tegas adanya harmoni antara kebhinnekaan dan ketunggalikaan, antara
keaneka- an dan keekaan, antara kepelbagaian dan kesatuan, antara hal banyak
dan hal satu, atau antara plu- ralisme dan monisme.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah ini sebagai berikut
1. bagaimana Sejarah Bhinneka Tunggal Ika dalam konteks
Indonesia
2. Apa saja Keanekaragaman Bangsa Indonesia

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui Sejarah Bhinneka Tunggal Ika dalam konteks
Indonesia
2. Untuk mengetahui Keanekaragaman Bangsa Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Bhinneka Tunggal Ika dalam Konteks Indonesia


Sejarah Bhinneka Tunggal Ika tercantum dalam Kitab Sutasoma karya
Empu Tantular yang ditulis abad ke-14 pada era Kerajaan Majapahit. Bhinneka
Tunggal Ika pada masa Kerajaan Majapahit berisi tentang ajaran toleransi antara
umat Hindu dan Buddha. Perumusan Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma
Mangrwa oleh Empu Tantular merupakan pernyataan dalam upaya mengatasi
keragaman kepercayaan dan agama pada masa itu.

Bhinneka Tunggal Ika telah memberikan inspirasi terhadap sistem


pemerintahan pada masa sebelum Indonesia merdeka. Dalam hal ini, Bhinneka
Tunggal Ika mampu menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan di antara
bangsa Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika mulai menjadi bahan diskusi antara
Muh. Yamin, 1 Gusti Bagus Sugriwa, dan Ir. Soekarno di sela-sela sidang Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Karya Empu
Tantular tersebut oleh para founding fathers diberikan penafsiran baru.

Alasannya adalah Bhinneka Tunggal Ika dianggap telah sesuai dengan


kebutuhan strategis fondasi Indonesia merdeka yang terdiri atas beragam agama,
kepercayaan, etnik, ideologi politik, budaya, dan bahasa. Dasar pemikiran itulah
yang menjadikan tulisan Bhinneka Tunggal Ika ini berada pada lambang negara
Indonesia, yakni Burung Garuda. Dalam proses perumusan konstitusi Indonesia,
Muh. Yamin merupakan orang yang pertama kali mengusulkan kepada Ir.
Soekarno agar Bhinneka Tunggal Ika menjadi semboyan negara.

3
Muh. Yamin merupakan tokoh dalam bidang kebudayaan dan bahasa yang
memahami berbagai hal yang berhubungan dengan kebesaran Majapahit.
Meksipun Kitab Sutasoma ditulis oleh seorang sastrawan Buddha, namun
pengaruhnya cukup besar di lingkungan masyarakat Hindu Bali. Para pendiri
bangsa Indonesia yang berbeda keyakinan, cukup toleran untuk menerima warisan
Empu Tantular tersebut. Sikap toleran ini merupakan karakter dasar suku-suku
bangsa di Indonesia yang telah mengenal keberagaman dalam hal agama, aliran
kepercayaan, dan tradisi. 1

Berikut Arti dan Makna Bhineka Tunggal Ika:

1. Keberagaman yang bersatu

Bhineka Tunggal Ika menggambarkan konsep bahwa meskipun Indonesia


terdiri dari beragam suku, agama, ras, dan budaya, bangsa Indonesia tetap menjadi
satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Keberagaman tersebut diakui, dihargai, dan
disatukan dalam semangat persatuan.

2. Toleransi dan saling menghormati

Semboyan Bhineka Tunggal Ika ini mengajarkan pentingnya nilai-nilai


toleransi, saling menghormati, dan hidup berdampingan dalam harmoni di tengah
perbedaan. Masyarakat Indonesia diharapkan mampu menghormati hak-hak orang
lain dalam beragama, berkeyakinan, dan berbudaya.

3. Persatuan dalam perbedaan

Bhineka Tunggal Ika mengajarkan bahwa meskipun terdapat perbedaan


dalam suku, agama, dan budaya, persatuan dan persaudaraan harus dijaga. Semua
warga negara Indonesia memiliki tanggung jawab untuk bekerja sama dalam
mencapai kemajuan bersama dan membangun bangsa yang kuat.

1
Drs. Tijan, M.Si Drs. F.A. Sugimin, M.Kom (Penerbit Duta 2019) hal 148.

4
4. Kekayaan budaya dan keunikan

Bhineka Tunggal Ika juga mencerminkan kekayaan budaya Indonesia yang


terdiri dari berbagai tradisi, bahasa, kesenian, dan adat istiadat yang berbeda.
Semua kekayaan budaya ini merupakan warisan yang harus dijaga dan
dipertahankan sebagai identitas bangsa. 2

2.2 Keanekaragaman Bangsa Indonesia


Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia
memiliki lebih kurang 13.667 pulau besar dan kecil. Pulau-pulau tersebut
memiliki beraneka ragam kekayaan alam. suku bangsa, kebudayaan, dan bahasa.
Keragaman suku bangsa, budaya, dan bahasa tersebut merupakan kekayaan
bangsa Indonesia yang tak ternilai harganya. Oleh karena itu, keragaman suku
bangsa tersebut harus dipelihara dan dijaga keberadaannya. Seni dan budaya tiap
daerah dikembangkan dalam kerangka mempererat persatuan bangsa Indonesia.
Keragaman yang ada di Indonesia adalah kekayaan dan keindahan bangsa
Indonesia. Untuk itu pemerintah akan terus mendorong keberagaman tersebut
menjadi suatu kekuatan untuk bisa mewujudkan persatuan dan kesatuan nasional
menuju indonesia yang lebih baik. 3

1. Keanekaragaman bangsa Indonesia tercermin dalam berbagai aspek, mulai


dari suku bangsa, bahasa, adat istiadat, agama, hingga keberagaman
geografis.
• Kelompok Etnis

Dengan lebih dari 300 kelompok etnis, Indonesia menampilkan mozaik budaya
yang sangat beragam. Setiap kelompok etnis memiliki bahasa dan tradisi unik,
menciptakan kekayaan budaya yang luar biasa, kelompok etnik tersebut
bermukim di berbagai lokasi/geografis dan ekosistem, seperti lingkungan pesisir

2
Maksum Rangkuti ( Fakultas Hukum Mukhtar Basri Agustus 2023) hal 108.
3
Tim Pena Cendekia Sigit Widiantoro Nila Sofianty F. Pramudita(Perpustakaan Nasional Katalog
2007) hal 76.

5
dan pedalam atau perairan daratan contohnya suku Jawa, sunda, Batak, Minang
kabau dan dll.4

• Keragaman Bahasa

Lebih dari 700 bahasa daerah digunakan di seluruh Indonesia, bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional, menjadi alat komunikasi yang menyatukan berbagai suku
dan daerah. Meskipun bahasa daerah tetap hidup dan dipertahankan, Bahasa
Indonesia memainkan peran penting dalam memfasilitasi interaksi antar-etnis di
seluruh nusantara.

• Keragaman Adat istiadat

Adat istiadat juga menunjukkan keanekaragaman, dengan setiap suku memiliki


tata cara dan norma-norma kehidupan sehari-hari yang khas. Misalnya, adat
istiadat Jawa yang memiliki ritual kekerabatan yang kuat, adat Minangkabau yang
menganut sistem matrilineal, atau tradisi suku-suku di Papua yang terkait erat
dengan kehidupan alam.

• Keragaman Agama

Terdapat 6 agama yang diakui di Indonesia, yaitu Islam, Kristen Protestan,


Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Mayoritas penduduk Indonesia
memeluk agama Islam, yaitu sekitar 86,7% populasinya atau sekitar 231 juta
penduduk. Namun agama tertua di Indonesia sebetulnya adalah Hindu yang
memiliki sejarah paling panjang. Bali adalah wilayah di Indonesia dengan
penganut agama Hindu terbesar di Indonesia. Budha menjadi agama tertua kedua
setelah Hindu yang datang pada abad ke-5 Masehi. Agama Kristen Protestan
adalah agama kedua terbesar dengan persentase 6,9% atau sekitar 16,5 juta orang.

• Budaya dan Tradisi

Tradisi adalah warisan budaya yang terdiri dari praktik-praktik,


kepercayaan, atau kebiasaan yang di wariskan dari generasi ke generasi. Setiap

4
Johan Iskandar, Etnobiologi dan Keragaman ( Universitas Padjadjaran 2017) hal 32.

6
daerah memiliki kekayaan budaya dan tradisi uniknya. Misalnya, seni wayang
kulit di Jawa, tarian Saman di Aceh, dan upacara Ngaben di Bali.

• Keragaman Geografis

Indonesia merupakan negara kepulauan yang membentang luas dari Sabang


di ujung barat hingga Merauke di ujung timur, dengan total luas wilayah sekitar
1,9 juta km². Kondisi geografis Indonesia sangat beragam, mulai dari pegunungan,
hutan tropis, laut, dan pulau-pulau kecil. Indonesia memiliki lebih dari 17.000
pulau, dengan 6 pulau terbesar yaitu Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi,
hingga Papua. Keanekaragaman kondisi geografis Indonesia memengaruhik
hayati dan kebudayaan di negara ini. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah
satu negara dengan kekayaan alam dan budaya yang sangat beragam di dunia.
Namun, kekayaan tersebut juga menimbulkan tantangan dalam hal pembangunan
dan pengembangan di setiap daerah, sehingga diperlukan upaya yang lebih besar
dan berkelanjutan untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh masing-
masing wilayah di Indonesia.

• Keragaman Ras

Ras adalah kelompok bangsa yang dibedakan berdasarkan ciri-ciri fisiknya.


Jika dilihat, ras di Indonesia juga cukup beragam. Misalnya, masyarakat Jawa
cenderung mempunyai kulit sawo matang dan masyarakat Papua cenderung
mempunyai kulit gelap dengan rambut ikal.

Dalam keseluruhan, keanekaragaman bangsa Indonesia bukan hanya


sekadar fakta demografis, tetapi juga menjadi warisan budaya yang memperkaya
dan memperkuat identitas nasional. Semangat "Bhinneka Tunggal Ika" yang
berarti "Berbeda-beda tetapi satu juga" menjadi landasan filosofis yang
mendorong persatuan dalam keberagaman ini.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 kesimpulan
Bhineka Tunggal Ika merupakan semboyan nasional Indonesia. Bhineka
Tunggal Ika memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu ( Dalam perbedaan, tetap
ada persatuan) Bhineka Tunggal Ika merupakan suatu hal yang dapat
mencerminkan Indonesia. dalam konteks Persatuan Indonesia meskipun bangsa
dan negara Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku bangsa yang memiliki
kebudayaan dan adat-istiadat yang bermacam-macam serta beraneka ragam
kepulauan wilayah negara Indonesia namun keseluruhannya itu merupakan suatu
persatuan yaitu bangsa dan negara Indonesia. Keanekaragaman tersebut bukanlah
merupakan perbedaan yang bertentangan namun justru keanekaragaman itu
bersatu dalam satu yang pada gilirannya justru memperkaya sifat dan makna
persatuan bangsa dan negara Indonesia.

3.2 Saran
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena
terbatasnya pengetahuan, kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh
Berhubungannya dengan makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para
pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi
sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
para pembaca.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://books.google.com/books/about/Explore_Pendidikan_Pancasila_dan_Kewarga.html?hl
=id&id=er1HEAAAQBAJ -
v=onepage&q=pendidikan%20pancasila%20dan%20kewarganegaraan&f=false .

Drs. Tijan, M.Si Drs. F.A. Sugimin, M.Kom (Penerbit Duta 2019).

Maksum Rangkuti ( Fakultas Hukum Mukhtar Basri Agustus 2023).

Tim Pena Cendekia Sigit Widianto Nila Sofianty F.pramudita (Perpustakaan Nasional
Katalog 2007).
ISKANDAR, Johan. Etnobiologi dan keragaman budaya di indonesia. Umbara, 2017,
1.1.

Anda mungkin juga menyukai