Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PKN

KEBERSAMAAN DALAM KEBERAGAMAN


(BHINNEKA TUNGGAL IKA)
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah PKn
Dosen Pengampu : Bpk. Muhammad Fauzan Muttaqin, M.Pd

Disusun oleh kelompok : 4


1. Ibu Kokom Komariah 20210004
2. Anggara Putra 20210087

PROGRAM STUDI PGMI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT DAARUL QUR’AN
TANGERANG
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur atas kehadirat Allah yang Maha Esa,
yang telah memberikan Rahmat serta Hidayah-Nya kepada kami berupa iman,
ihsan maupun kesehatan dan Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat dan semua umat
yang mengikuti pentujuknya.
Atas Rahmat dan Hidayah yang diberikan oleh Allah SWT kepada kami
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Kehadiran makalah ini diharapkan
dapat melengkapi tugas  “PKn”. Materi-materi yang disajikan dalam makalah ini,
disaring dari berbagai referensi yang memuat informasi mengenai “Kebersamaan
Dalam Keberagaman (Bhinneka Tunggal Ika”. Diharapkan pembaca
dapat memahami dengan baik dan benar.
Kami mengucapkan terima kasih atas kerjasama kelompok yang akhirnya
dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa makalah ini kurang
sempurna, masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Untuk itu, kami
mengaharapkan kritik dan saran yang membangun demi kebaikan makalah ini.

Tangerang, 11 November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................2

C. Tujuan Penulisan..............................................................................................2

D. Manfaat Penulisan............................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................3

PEMBAHASAN.....................................................................................................3

A. Pengertian Kebersamaan Dalam Keberagaman...............................................3

B. Sejarah Bhinneka Tunggal Ika.........................................................................5

C. Nilai- nilai Kebersamaan Dalam Kerberagaman (Bhinneka Tunggal Ika)......6

BAB III....................................................................................................................9

PENUTUP...............................................................................................................9

A. KESIMPULAN................................................................................................9

B. DAFTAR PUSTAKA....................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk (plural


societies). “Masyarakat ini terdiri atas dua atau lebih elemen yang hidup
sendiri sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam suatu kesatuan
politik” (Nasikun, 2012:35). Kemajemukan masyarakat Indonesia tersebut
memiliki ciri_ ciri. Lebih lanjut Nasikun (2012:34) menjelaskan, bahwa:
Kemajemukan masyarakat Indonesia dapat dilihat dari dua cirinya yang unik,
pertama secara horizontal, ia ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-
kesatuan sosial berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama, adat, serta
perbedaan kedaerahan, dan kedua secara vertikal ditandai oleh adanya
perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang
cukup tajam. Dalam mengelola masyarakat yang majemuk diperlukan sebuah
upaya. “Upaya mengelola masyarakat Indonesia yang majemuk tidak bisa
diterima begitu saja (taken for granted) atau hanya coba-coba (trial and
error)” (Azra, 2006:153). Tetapi sebaliknya harus diupayakan secara
sistematis, programatis, terintegrasi dan berkesinambungan. Hal itu perlu
dilakukan karena kemajemukan yang ada di Indonesia sebenarnya sudah ada
dengan sendirinya, bukan karena hadirnya para pendatang baru yang
berlainan etnik, ras atau agama, melainkan karena sejak dulu masyarakat
Indonesia memang plural sekaligus heterogen. Itulah sebanya, para pendiri
bangsa (The Founding Fathers) menjadikan sasanti Bhinneka Tunggal Ika
sebagai semboyan Negara Indonesia.
Maka dari itu untuk mengetahui lebih jauh lagi pengertian dari
kebersamaan dalam keberagaman atau bhinneka tunggal ika maka penulis
memaparkan rumusan masalah dibawah ini sebagai berikut:

1
B. Rumusan Masalah

1 Apa yang dimaksud kebersamaan dalam keberagaman?


2 Bagaimana Sejarah Bhinneka Tunggal Ika?
3 Apa saja nilai- nilai kebersamaan dalam keberagaman?

C. Tujuan Penulisan

1 Untuk mengetahui pengertian dari kebersamaan dalam keberagaman


2 Untuk mengetahui sejarah bhinneka tunggal ika
3 Untuk mengetahui nilai kebersamaan dalam keberagaman

D. Manfaat Penulisan

1 Untuk dijadikan materi dan bahan diskusi


2 Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penulis dan pembaca.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebersamaan Dalam Keberagaman

Kebersamaan dalam keberagaman merupakan salah adat dan kebudayaan


kita bangsa Indonesia. Kebersamaan dalam keberagaman Indonesia juga didukung
oleh pemerintah sejak dulu. Moto atau semboyan Indonesia: “Bhinneka Tunggal
Ika” menjadi bukti bahwa negara kita memang menghargai perbedaan sejak dulu.
Arti dari semboyan tersebut adalah “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Terbukti,
sampai saat ini kita bisa hidup berdampingan meskipun berbeda ras, suku, budaya,
maupun agama di dalam Indonesia. Dimanapun kita tinggal, nilai adat dan budaya
dalam kebersamaan selalu ada, salah satu kegiatan dalam menjalin kebersamaan
adalah saling mengunjungi teman ataupun kerabat yang sakit.
Dengan kebersamaan menjadi kuat, rasa ikatan persaudaraan dan
persatuan akan terbina, dan dengan kebersamaan dapat saling tolong-menolong,
tentunya akan membawa interaksi-interaksi yang positif, di saat ini beberapa
tempat disudut-sudut kota sepertinya kebersamaan dalam jalalinan saling
mengunjungi kerabat ataupun tetangga di perkotaan sudah semakin memudar.
Seiring dengan hiruk-pikuk aktivitas dan padatnya jadwal masing-masing
penduduk, membawa interaksi kebersamaan antar tetangga sudah semakin
memudar, adat untuk saling asah asih asuh dalam jalinan kebersamaan dan ikatan
saling mengunjungi harus ditumbuhkan kembali, hal inilah yang harus digalakkan
agar jalinan ikatan sosial semakin kuat, sehingga dapat saling terjalin ikatan
persaudaraan.
Sebagai rakyat Indonesia, kita patut berbangga dengan keberagaman ras,
suku, dan budaya yang terdapat di negara kita. Tidak tanggung-tanggung, negara
kita memiliki beragam kelompok etnik alias suku bangsa. Sudah sepantasnya kita
selalu menjaga kebersamaan di tengah keberagaman ini.

3
Mengapa kita harus menjalin kebersamaan dalam keberagaman di dalam bangsa
Indonesia? Inilah beberapa alasan mengapa sebagai warga negara Indonesia kita
harus terus menjaga persatuan meskipun “berbeda” satu sama lain.

Bukti Sejarah
Banyaknya ras, suku, budaya, dan agama di Indonesia merupakan salah
satu bagian dari bukti sejarah terbentuknya negara kita. Jika kita pernah
mempelajari sejarah Indonesia, sejumlah kerajaan Hindu, Buddha, dan Islam
pernah berdiri di sini. Masuknya kerajaan-kerajaan tersebut turut andil dalam
menyebarkan budaya maupun agama di Indonesia.

Ciri Khas Negara Indonesia


Sudah menjadi rahasia umum jika dunia pun mengakui bahwa indahnya
keberagaman di Indonesia sangat jarang dijumpai di negara-negara lain. Oleh
karena itu, sudah sepatutnya kita turut membantu menjaga ciri khas negara
Indonesia ini, yakni meskipun masyarakatnya hidup di tengah keberagaman, tetapi
kita tetap rukun dan bersatu.

Wujud Persatuan Indonesia


Kita pasti ingat dengan sila ketiga Pancasila, bukan? “Persatuan
Indonesia”, dua kata sederhana ini mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk tetap
bersatu. Tidak dapat dipungkiri bahwa persatuan merupakan kunci kemajuan dan
kemakmuran sebuah negara.
Jadi, ketika membahas tentang seberapa perlu kita menjaga kebersamaan dalam
keberagaman Indonesia? Jawabannya adalah sangat perlu. Indahnya kebersamaan
bisa membuat setiap rakyat bisa hidup damai meskipun memiliki banyak
perbedaan, baik dalam segi ras, suku, budaya, bahasa, maupun agama.

4
B. Sejarah Bhinneka Tunggal Ika

Awalnya, semboyan yang dijadikan semboyan resmi Negara Indonesia


sangat panjang, yaitu Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharmma Mangrwa.
Semboyan BhinekaTunggal Ika dikenal untuk pertama kalinya pada masa
Majapahit era kepemimpinan Wisnuwardhana. Perumusan semboyan Bhineka
Tunggal Ika ini dilakukan oleh Mpu Tantular dalam kitab Sutasoma.
Perumusan semboyan ini pada dasarnya merupakan pernyataan kreatif dalam
usaha mengatasi keanekaragaman kepercayaan dan keagamaan. Hal itu dilakukan
sehubungan usaha bina Negara kerajaan Majapahit saat itu.
Semboyan Negara Indonesia ini telah memberikan nilai-nilai inspiratif terhadap
sistem pemerintahan pada masa kemerdekaan. Bhineka Tunggal Ika pun telah
menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Dalam kitab Sutasoma, definisi Bhineka Tunggal Ika lebih ditekankan
pada perbedaan dalam hal kepercayaan dan keanekaragaman agama yang ada di
kalangan masyarakat Majapahit. Namun, sebagai semboyan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, konsep Bhineka Tungggal Ika bukan hanya perbedaan agama
dan kepercayaan menjadi fokus, tapi pengertiannya lebih luas.
Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan Negaramemiliki cakupan lebih
luas, seperti perbedaan suku, bangsa, budaya (adat istiadat), beda pulau, dan
tentunya agama dan kepercayaan yang menuju persatuan dan kesatuan Nusantara.
Jika diuraikan kata per kata, Bhineka berarti Berbeda, Tunggal berarti Satu, dan
Ika berarti Itu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa walaupun berbeda-beda, tapi
padahal hakekatnya satu. Dengan kata lain, seluruh perbedaan yang ada di
Indonesia menuju tujuan yang satu atau sama, yaitu bangsa dan Negara Indonesia.
Berbicara mengenai lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia, lambing
Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika ditetapkan secara resmi
menjadi bagian dari Negara Indonesia melalui Peraturan Pemerintah Nomor 66
Tahun1951 pada 17 Oktober 1951 dan di-Undang-kan pada 28 Oktober 1951
sebagai Lambang Negara.

5
C. Nilai- nilai Kebersamaan Dalam Kerberagaman (Bhinneka Tunggal Ika)
Penelahan mendalam atas makna, hakikatnya serta peran yang diharapkan
dapat ditemukenali nilai yang terkandung di dalam sesanti Bhineka Tunggal Ika,
yaitu:

Nilai Toleransi
Diartikan sebagai sikap mau memahami orang lain demi berlangssungnya
komunikasi secara baik. Penjelasan lebih jauh pada nilai ini adalah sikap mau
menerima dan sekaligus mengargai pendapat, atau posisi orang lain di sekitar kita.
Toleransi mengajarkan untuk bersikap tidak mudah merendahkan atau
menyepelekan keberadaan orang lain oleh karena kondisinya. Sikap toleransi
mengajak kita untuk berpikir secara utuh dan rendah hati, yakni menyadari bahwa
kita (setiap pribadi) hanyalah bagian kecil dari kesemestaan alam/kosmos. Atau,
dalam konteks kehidupan bermasyarakat, kita hanyalah satu titik/bagian dari
keutuhan. Namun kita dituntut untuk menjadi pelengkap dari kekurangan yang
ada.

Nilai Keadilan.
Keadilan senantiasa berkaitan dengan hak hidup, atau hak mem- peroleh
sesuatu yang bertalian dengan kepentingan pribadi. Dalam kehidupan bersama, di
mana berbagai kepentingan akan bertemu, dan tidak semua kepentingan itu
sejalan, tentu akan mengakibatkan terjadinya gesekan bahkan konflik-konflik
sosial. Dalam situasi semacam ini, batas-batas antara hak dan wewenang setiap
pihak harus ditetapkan secara jelas, tegas dan proporsional. Bahwa setiap warga
Negara bebas menuntut haknya, namun pada saat yang sama iapun wajib
menghormati hak orang lain.
Adil/keadilan memiliki makna tidak memihak, tidak bersikap hidupmengelompok
dan tertutup (eksklusif). Sebaliknya berlaku adil menghendaki sikap terbuka yang
senantiasa mau menyediakan “ruang” bagi kehadiran orang lain. Kebiasaan
menyapa orang lain adalah bentuk nyata dari mewujudkan sikap adil. Menyapa

6
orang lain (siapa pun) pada hakikatnya adalah tindakan awal membangun jaringan
sosial yang akan menjadi kekuatan agar tidak mudah dipecah belah dan diadu
domba.
Nilai Gotong Royong
Gotong-royong,memiliki arti memikul beban bersama. Suatu kebiasaan
adat masyarakat yang dapat ditemui dalam kehidupan masyarakat disegenap
wilayah tanah air ini. Gotong-royong bertujuan meringankan beban sesamanya,
atau guna mewujudkan kepentingan bersama. Karena itu, bergotong royong
menunjukkan sikap peduli akan keprihatinan atau kekurangan orang lain, dan
dengansukarela membantu. Dalam bergotong royong perlu berbagi tugas sesui
kemampuan masing-masing, karena itu diperlukan sikap saling percaya. Dewasa
ini, kebiasaan bergotong royong semakin dikalahkan oleh kepentingan
kepentingan yang lebih bersifat individualis dan materialis. Hal ini
menggambarkan semakin renggangnya hubungan social oleh karena sikap peduli
sesama yang makin menipis. Karena itu membiasakan berdialog dalam forum-
forum lintas etnik/agama adalah hal yang sangat bermanfaat.

Nilai Kerukunan
Salah satu nilai yang menciptakan kerukunan adalah kepercayaan.
Kepercayaan kepada diri dan orang lain akan member keyakinan bahwa dunia
akan menjadi lebih aman, damai, dan sentosa. Milikilah kepercayaan terhadap diri
sendiri dan orang lain tersebut. Apapun yang dikerjakan, di manapun
ditempatkan, percayalah bahwa Tuhan telah menempatkan di sana untuk
pekerjaan itu, atau agama itu, atau suku itu, dan lain sebagainya. Kesemua itu
merupakan pendidikan. Setiap hari dalam setiap kegiatan, pikiran, dan ucapan
harus mendekati nilai-nilai kerukunan itu sendiri. Kerukunan harus dilihat dengan
cara disiplin rohani yang teratur.
Janganlah melibatkan diri dalam kebimbangan dan keraguan. Jalani disiplin itu
dan bersihkan kesadaran bahwa eksistensi orang, suku, dan agama lain adalah
utama. Apabila nilai kerukunan bersemayam di hati sanubari manusia, maka
ketentraman, kerukunan, dan kebahagian akan tercipta dengan sendirinya.

7
Nilai kerukunan lain adalah apresiasi terhadap orang, agama, atau suku
lain. Sikap mengecam adalah tidak baik, karena kecaman adalah cermin dari
kegelapan. Untuk mempraktekkan nilai kerukunan secara konkret,seseorang harus
mengikuti prosedur tertentu secara sungguh- sungguh, teliti dan suci. Untuk
mewujudkan kerukunan, seseorang atau sekelompok orang harus menerima susah
payahnya usaha, derita, dan cobaan. Kalau idilakukan secara sungguh-sungguh,
kerukunan pasti akan dengan mudah diciptakan.Kerukunan adalah perjuangan,
perlombaan, dan pencapaian. Tak seorangpun dapat memperoleh buahnya tanpa
kesiagaan, ketekunan, dan keteguhan. Tidak ada jalan pintas untuk keberhasilan
yang terpuji, dan hanya perjuangan yang kukuh yang menjamin kerukunan itu.
Berbeda-beda yang didapat tanpa perjuangan tidak berharga untuk disukuri.
Di mana pengejaran kepuasan materi akan menjadi seperti madu pada permulaan,
tetapi akan menjadi racun pada akhirnya.

Nilai kerukunan yang lain lagi adalah kesempatan untuk menolong,


menghibur, dan menumbuhkan keberanian orang lain di sepamjamg jalan
spiritual. Jadilah orang yang rendah hati, jangan sombong akan kemakmuran,
kedudukan, kekuasaan, keterpelajaran dan lainsebagainya. Bertindaklah dengan
seluruh kemampuan, keterampilan, kemampuan, keberanian, dan kepercayaan
diri, maka kerukunan itu akan dengan mudah diciptakan. Dengan semuanya ini,
secara pelan kelepasan dari keterikatan yang menyesatkan akan dihindarkan.
Hanya dengan demikian, kerukunan akan dapat berdiri tegak tanpa membungkuk
di bawah beban yang berat.

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kebersamaan adalah saling membantu, memahami dan


mengerjakan sesuatu yang di lakukan bersama sama baik hal kecil maupun
hal hal lainnya . Berbeda beda namun tetap satu (Bhinneka Tunggal Ika).
Sedangkan kebergamaan adalah suatu kondisi dalam masyarakat dimana
terdapat perbedaaan2 dalam berbagai bidang terutama suku bangsa, ras,
agama, ideologi, budaya (masyarakat yang majemuk). Jadi kebersamaan
dalam kebergamaan adalah saling membantu, memahami,dan mengerjakan
sesuatu dengan cara bersama baik dengan suku bangsa, ras, agama,
ideologi, dan budaya yang lain tanpa memandang perbadaan antara
masing-masing.

9
B. DAFTAR PUSTAKA
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPP/article/viewFile/1726/1512
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/
2252ff899a6ef8809e9244650a77f853.pdf
PUSPITA, Rianny; ARIF, Dikdik Baehaqi. Implementasi Nilai-Nilai Bhinneka Tunggal Ika di
SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Jurnal Citizenship, 2014, 4.1: 69.
AMIN, Muhammad. PERAN MATA KULIAH PPKn DALAM MENUMBUHKAN SEMANGAT
BHINNEKA TUNGGAL IKA PADA MAHASISWA JURUSAN CIVIC HUKUM ANGKATAN 2013.
2014. PhD Thesis. University of Muhammadiyah Malang.
PURSIKA, I. Nyoman. Kajian Analitik Terhadap Semboyan” Bhinneka Tunggal Ika”. Jurnal
Pendidikan dan Pengajaran, 2009, 42.1 Apr.

10

Anda mungkin juga menyukai