Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

NILAI PERSATUAN

Oleh Kelompok 3:

1. Nini Asmara Puji (C1B022043)


2. Bulan Suci Trilestari H. (C1B022023)
3. Kamila Tohironi (C1B022012)
4. Andi Irawan (C1B022021)
5. M Idris Alfarizi (C1B022038)
6. Dodi Alfayet (C1B022026)

UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI ILMU TANAH
2022

1
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat
nikmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pancasila dengan judul “Nilai Persatuan Dalam Pancasila”.
Makalah ini kami susun dan diskusikan secara berkelompok tentu dengan pengolahan materi
dari berbagai referensi yang kami dapatkan dari berbagai sumber.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan keterbatasan pengalaman dan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu
kami berharap mendapatkan segala bentuk saran serta bentuk masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak.
Harapan kami makalah ini dapat menambah ilmu dan wawasan kami serta untuk
para pembaca lainnya sebagaimana tujuan kami membuat makalah itu sendiri, supaya
digunakan untuk mempermudah dalam kegiatan pembelajaran.

Mataram, 1 September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………….….2

DAFTAR ISI ………………………………………………………..….3

BAB I: PENDAHULUAN …………………………………………….…4

1.1 Latar Belakang …………………………………………………….4

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………4

1.3 Tujuan ……………………………………………………………...4


BAB II: PEMBAHASAN …………………………………………..….…5

2.1 Hakikat dan Makna Nilai Persatuan Indonesia …………………….5


2.2 Persatuan dalam Konteks Bhineka Tunggal Ika …………………...5
2.3 Persatuan dalam Konteks Kerukunan Umat Beragama ……………6
2.4 Butir-butir Sila Ketiga Pancasila …………………………………...7
2.5 Penerapan Persatuan dalam Kehidupan Sehari-hari ………………..8
BAB III: PENUTUP ………………………………………………….….10

3.1 Simpulan………………………………………………………….…10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….…..11

BAB 1

3
Pendahuluan

1.1 LATAR BELAKANG


Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau
yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Serta memiliki keberagaman suku
bangsa, ras, agama, dan adat istiadat. Walaupun demikian Indonesia tetaplah Satu
Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa, Bahasa Indonesia. Dengan keberagaman itulah tidak
menjadikan Indonesia terpecah belah, melainkan menjadi kekuatan Indonesia untuk
tetap bersatu. Indonesiapun melukis indah keberagaman itu dalam bingkai
BHINNEKA TUNGGAL IKA yang artinya “Berbeda-beda Tapi Tetap Satu Jua”.
Sebagaimana juga sila Pancasila yang ke-3 berbunyi “Persatuan Indonesia”.
Keberagaman indonesia sudah banyak diapresiasi oleh dunia dikarenakan mampu
menjadi keunggulan dan keistimewaan tersendiri bagi indonesia. Tapi tak jarang
sebagian oknum sering menjadikan perbedaan sebagai alasan untuk berpecah-belah,
sehingga timbullah konflik antar suku, agama, ras, dan antar golongan.
Untuk itu marilah kita sama-sama bersatu dan bergandengan tangan dalam
keberagaman agar mampu menjadi kekuatan indonesia dalam berbangsa dan
bernegara. Karena sejatinya pelangi tidaklah dikatakan indah karena mempunyai satu
warna, melainkan pelangi dikatakan indah karena mempunyai beragam macam warna.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa hakikat dan makna persatuan?
2. Apa konteks persatuan dalam Bhineka Tunggal Ika?
3. Bagaimana konteks kerukunan umat beragama di Indonesia?
4. Apa saja butir-butir sila ketiga Pancasila tentang persatuan?
5. Bagaimana penerapan persatuan dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 TUJUAN
1. Memahami hakikat dan makna persatuan
2. Memahami konteks persatuan dalam Bhineka Tunggal Ika
3. Mengetahui konteks kerukunan umat beragama di Indonesia
4. Mengetahui butir-butir sila ketiga Pancasila tentang persatuan
5. Mempelajari penerapan persatuan dalam kehidupan sehari-hari

BAB II

4
Pembahasan

2.1 Hakikat dan Makna Persatuan Indonesia

Indonesia adalah satu, tidak bisa dipecah-pecahkan. Persatuan Indonesia ini diperkuat
oleh lambang negara kita, Bhinneka Tunggal Ika, bersatu dalam berbagai keberagaman
adat istiadat. Sila ketiga Pancasila yaitu “Persatuan Indonesia, dimana persatuannya
berarti hasil dari suatu proses yang dinamis berdirinya bangsa dan negara Indonesia, yaitu
persatuan untuk wilayah, bangsa dan negara Indonesia.
Istilah persatuan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti
gabungan (ikatan, kumpulan, dan sebagainya) beberapa bagian yang sudah bersatu.
Dalam pembukaan UUD 1945 Alinea kedua disebutkan bahwa “Perjuangan Pergerakan
Kemerdekaan Indonesia telah sampailah pada saat yang berbahagia dengan selamat
sentausa menghantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang Kemerdekaan Negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur. Berdasarkan UUD 1945
tersebut, maka pengertian “Persatuan Indonesia” dalam perjuangan kemerdekaan
Indonesia merupakan faktor yang penting dan sangat menentukan keberhasilan
perjuangan rakyat Indonesia. Persatuan merupakan syarat yang mutlak untuk terwujudnya
suatu Negara dan Bangsa dalam mencapai tujuan bersama.
Jadi makna “Persatuan Indonesia” adalah sifat dan keadaan negara Indonesia harus
sejalan dengan hakikat satu, dimana hakikat satu tidak dapat dibagi sehingga Indonesia
merupakan suatu diri pribadi yang memiliki ciri khas, sifat dan karakter sendiri yang
memiliki satu kesatuan yang tidak terbagi-bagi.

2.2 Persatuan Dalam Konteks Bhinneka Tunggal Ika


Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan bangsa indonesia yang tertulis
pada lambang negara Indonesia, garuda Pancasila. Istilah itu berasal dari Bahasa jawa
kuno yang artinya “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Semboyan itu digunakan untuk
menggambarkan persatuan dan kesatuan Indonesia yang terdiri dari beraneka ragam
budaya, Bahasa daerah, ras, suku, agama dll.
Kalimat Bhinneka Tunggal Ika merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuno
yaitu kakawin Sutasoma, Karangan, Empu Tantular semasa kerajaan Majapahit pada abad
ke 14. Kakawin ini istimewa karena mengajarkan toleransi antar umat Hindu siwa dengan
umat Budha.
Makna Bhinneka Tunggal Ika yaitu walaupun bangsa Indonesia terdiri atas beraneka
ragam suku, bangsa, dan adat istiadat keseluruhannya itu adalah suatu bentuk persatuan
bangsa Indonesia.
_______________________
Prof. Dr. H. Kaelan, M.S., Negara Kebangsaan Pancasila, Yogyakarta, Mei 2013

Praseya Adhi Nugroho, Panduan Resmi Lolos SPCP IPDN, Yogyakarta 2019

5
Keanekaragaman itu bukanlah perbedaan yang bertentangan namun justru
keanekaragaman itu bersatu dalam satu sintesa yang sebenarnya justru memperkaya si
makna persatuan bangsa Indonesia.
Kebhinnekaan bangsa Indonesia meliputi:
1. Kebhinnekaan mata pencaharian: kondisi alam Indonesia mengakibatkan perbedaan
mata penccaharian seperti petani, nelaya, pedagang, pegawai, dll. Sehingga
kebhinnekaan mata pencaharian tersebut bias menjalin persatuan karena saling
membutuhkan satu sama lain.
2. Kebhinnekaan Ras: Banyaknya kaum pendatang ke Indonesia mengakibatkan
terjadinya akulturasi. Ada yang berambut lurus dan keriting, kulit hitam, dan sawo
matang. Tapi itu tidak mengurangi persatuan dan kesatuan karena tiap ras saling
menghormati.
3. Kebhinnekaan suku Bangsa: Dikarenakan Indonesia adalah negara kepulauan yang
tidak saling berhubungan, mengakibatkan setiap pulau atau wilayah memiliki
keunikan tersendiri dari segi budaya, adat istiadat, kesenian maupun Bahasa sehingga
menjadikan Indonesia kaya akan suku bangsa dan adat istiadat.
4. Kebhinnekaan Agama: Akibatnya kaum pendatang untuk berdagang maupun
menjajah mengakibatkan penyebaran agama di Indonesia seperti agama Islam,
Kristen Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu.
5. Kebhinnekaan Budaya: Budaya adalah tindakan dan hasil karya manusia dikehidupan
masyarakat seperti budaya sopan santun, kekeluargaan dan gotong royong.
6. Gender/Jenis kelamin: perbedaan jenis kelamin adalah sesuatu yang sangat alami,
dan anggapan kuat bagi laki-laki dan lemah bagi perempuan, adalah tidak benar.
Masing-masing mempunyai peran dan tanggung jawab untuk saling membutuhkan
dan melengkapi satu sama lain.
7. Kebhinekaan Bahasa: Bahasa indonesia sudah jelas kedudukannya sejak pernyataan
sumpah pemuda tanggal 28 oktober 1928 berbunyi “Kami putra dan putri indonesia,
menjunjung Bahasa persatuan, Bahasa indonesia”. Tanpa Bahasa indonesia mungkin
kita tidak akan bisa memahami satu sama lain. Sebab banyak berbagai negara merasa
kekurangan didalam penghayatan diri sebagai suatu bangsa karena tidak adanya
Bahasa nasional.

2.3 Persatuan dalam Konteks Kerukunan Umat Beragama


Di Indonesia sendiri, terdapat enam agama yang diakui oleh pemerintah. Dimana
islam 87,01%, Kristen protestan 6,96%, Khatolik 2.91%, Hindu 1,69%, Budha 0,72%,
Konghuchu 0,05%, aliran lainnya 0,13%, serta tidak terdeteksi 0,4%.

Islam Kristen Protestan


Khatolik Hindu
Budha Konghucu
Aliran lainnya tidak terdeteksi

_____________________
Drs. Nazmudin, M.Si, Memahami Pancasila dan Kewarganegaraan di Era Reformasi, Jakarta 2017

6
Keberagaman kepercayaan itulah mengakibatkan rasa toleransi, saling pengertian,
serta saling menghormati. Kerukunan yg dimaksud bukan sekedar terciptanya keadaan
tanpa pertentangan antar umat, tapi dengan menjalin korelasi yg serasi serta kerjasama yg
konkret, dengan tetap menghargai adanya perbedaan antar umat beragama pula sebagai
hal yg penting buat diterapkan pada kehidupan sehari-hari agar tercipta kerukunan antar
umat beragama.
terkadang hubungan antar umat beragama banyak merujuk kepada permasalahan dan
permusuhan yang ditimbulkan oleh gosip terkait dengan hubungan antar umat beragama
(unsur lainnya seperti SARA, suku, kepercayaan , ras, serta antar golongan). seperti pada
Indonesia, banyak terjadi konflik antar umat beragama seperti:
1. Konflik poso (Islam Vs Nasrani): Salah satu penyebabnya adalah kurangnya peran
pemerintah dalam mengembalikan situasi menjadi kondusif, mulai tahun 1998
sampai tahun 2000 konflik semakin berkembang kea rah kekerasan.
2. Konflik Ambon (Islam Vs Nasrani): konflik ini dipicu karena insiden pemalakan
yang dilakukan oleh 2 orang muslim terhadap warga Nasrani dan semakin
berkembang saat isu-isu menyebar sehingga membakar amarah kedua belah pihak.
3. Konflik tolikara (islam Vs Nasrani): Dipicu oleh pembakaran masjid oleh para jemaat
geraja injil indonesia. Konflik ini bertepatan saat dilaksanakannya sholat idul fitri
sehingga 2 orang tewas dan 96 rumah warga muslim dibakar.
4. Konflik aceh (Islam Vs Kristen): konflik diawali dengan demonstrasi umat muslim
dimana menuntut pemerintah untuk membongkar sejumlah gereja Kristen.
5. Konflik dilampung selatan (Budha Vs Islam): awal mula konflik ini adanya gadis
dari desa Agom (islam) yang digoda oleh pemuda dari desa Balinuraga (hindu)
sehingga menimbulkan amarah warga agom sehingga menyerang dengan cara
kekerasan dan desa balinuraga membalas menyerang.
6. Konflik situbondono (Islam Vs Kristen): konflik ini diawali karena ketidakpuasan
atas hukuman yang diterima oleh seorang penghina agam islam.
7. Konflik sampan (pengikut ahlussunnah wal jamaah Vs penganut islam syiah): konflik
ini sudah berlangsung lama sejak tahun 2004, puncaknya adalah aksi pembakaran
rumah ketua ikatan jmaah Ahl Al-Bait dan 2 rumah jmaah syiah serta musolla yang
digunakan sebagai sarana ibadah.
Demikian pentingnya kerukunan hidup antar umat beragama dalam proses
Pembangunan bangsa, hal ini disebabkan karena kitalah yang merencanakan,
melaksanakan dan merasakan hasil pembangunan tersebut, karena seluruh umat
beragama di indonesia adalah subjek dari pembangunan indonesia.

2.4 Butir-butir Sila Ketiga Pancasila


Dalam Pancasila alinea ke-3 berbunyi “Persatuan Indonesia” merupakan perwujudan
nyata dari persaudaraan. Karena satu, maka kesamaan dalam kedudukan, hak, dan
tanggung jawab menjadi sangat nyata.
__________________________
Dr.P. Hardono Hadi, Hakikat dan Muatan Filsafat Pancasila, Yogyakarta 1994

7
Selain sebagai dasar negara RI, Pancasila merupakan rumusan atau pedoman dalam
menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat indonesia. Ir. Soekarno
memperkenalkan 5 sila pada akhir terakhir siding badan penyelidik usaha-usaha persiapan
kemerdekaan indonesia (BPUPKI) tanggal 1 juni 1945. Dalam pidato yang dilontarkan
bung karno secara spontan itulah tercetus nama Pancasila.
Berdasarkan TAP MPR Nomor I/MPR/2003, berikut adalah butir-butir sila ketiga
Pancasila:
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi serta
golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara serta bangsa apabila
diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan pada kemerdekaan, perdamaian abadi
serta keadilan sosial.
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

2.5 Penerapan Persatuan dalam Kehidupan Sehari-hari

Prinsip persatuan adalah semboyan bhineka tunggal ika dan contoh penerapan dari
prinsip ini adalah dengan tidak rasis, fanatisme yang berlebihan, serta berusaha untuk
selalu menghargai suku dan budaya.
Nasionalisme menjadi prinsip persatuan dan kesatuan yang kedua. Masyarakat
diharapkan dapat mendahulukan kepentingan bersama, rela berkorban untuk bangsa, dan
selalu menempatkan sikap persatuan dan kesatuan diatas kepentingan pribadi.
Ketiga adalah kebebasan bertanggung yang jawab berlandaskan dapat menghargai
dan bersikap profesional. Dalam kebebasan bertanggung jawab juga harus dilakukan
tanpa menyalahi hak asasi manusia lain.
Keempat yakni wawasan nusantara. Dalam kerangka persatuan dan kesatuan, warga
negara harus sadar bahwa Bangsa Indonesia memiliki satu nasib dan satu perjuangan
pembangunan nasional. Terlepas dari ke-4 penerapan prinsip persatuan itu, kadang ada
saja pihak tertentu yang malah menjadi pelopor terpecah belahnya bangsa sehingga
terjadi permasalah dan konflik.

____________________
Dr.P. Hardono Hadi, Hakikat dan Muatan Filsafat Pancasila, Yogyakarta 1994

8
Seperti yang baru-baru saja terjadi di indonesia yaitu konflik demonstrasi yang
dilakukan para mahasiswa di berbagai penjuru indonesia di depan Gedung DPRD akibat
kenaikan BBM yang ditetapkan oleh pemerintah. Sehingga itu bertentangan dengan
masyarakat karena merasa dipersulit oleh keputusan pemerintah tersebut, sikap itu sangat
bertentangan dengan prinsip persatuan yaitu perasaan senasib seperjuangan serta
mendahulukan kepentingan Bersama diatas kepentingan pribadi.

Gambar 1: Aksi mahasiswa NTB depan Gedung DPRD NTB karena kenaikan BBM

_______________________
https://mediaunram.com/astusegl/2022/09/WhatsApp-Image-2022-09-06-at-18.04.16-scaled.jpeg

9
BAB III
Penutup

3.1 Simpulan
Bangsa indonesia itu luas, apalagi terpisah oleh pulau-pulau yang sangat banyak,
karena itulah kita harus tetap membangun persatuan tanpa memandang status dan
golongan. Tidak hanya itu sebagai warga negara indonesia kita harus tetap menerapkan
sikap gotong royong, tolong menolong, bersifat kekeluargaan, musyawarah tanpa
berdebatan, serta kerja sama satu sama lain tanpa membedakan suku , agama, ras dan
antargolongan. Sebab kita semua kita itu satu dan tidak bisa dipecah-belahkan. Kita
merdekapun karna asas persatuan yang diterapkan oleh orang-orang terdahulu kita.
Sekarang tidak ada alasan lagi untuk bercerai berai, dalam susah maupun senang
Indonesia akan tetap bergandengan tangan. Sebagaimana peribahasa yang mengatakan
“Bersatu Kita Teguh Bercerai Kita Runtuh”, peribahasa itu mengandung arti yang sangat
mendalam untuk menggambarkan kondisi kehidupan indonesia sekarang. Dimana
indonesia dengan berbagai keberagamannya bersatu sehingga menjadi kekuatan yang
utuh, sehingga keberagaman yang menyatu itulah yang mampu membuat indonesia
dikenal oleh seluruh penjuru dunia dengan negara yang kaya akan keberagaman namun
tetap menyatu dalam perbedaan.

10
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. H. Kaelan, M.S., Negara Kebangsaan Pancasila, Yogyakarta, Mei 2013

Praseya Adhi Nugroho, Panduan Resmi Lolos SPCP IPDN, Yogyakarta 2019

Drs. Nazmudin, M.Si, Memahami Pancasila dan Kewarganegaraan di Era Reformasi, Jakarta 2017

Dr.P. Hardono Hadi, Hakikat dan Muatan Filsafat Pancasila, Yogyakarta 1994

Dr.P. Hardono Hadi, Hakikat dan Muatan Filsafat Pancasila, Yogyakarta 1994

https://mediaunram.com/astusegl/2022/09/WhatsApp-Image-2022-09-06-at-18.04.16-scaled.jpeg

11

Anda mungkin juga menyukai