Anda di halaman 1dari 9

Intergrasi Nasional

Guru : Moh.Miptahudin,s.pd
nama Kelompok :
1.Andi
2.Elya Sarasya Mulyaputra
3.Indra Ardiansyah
4.Merin
5.Pangeran Pratama Putra
6.Muhammad Ivan

Pendidikan Pancasila dan Kewarnegaraan


(X MIPA 1)

SMA PGRI 4 Jakarta


KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Integrasi Nasional dalam Bingkai
Bhinneka Tunggal Ika” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam
semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan
kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas kelompok mata pelajaran PKn. Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang
telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.
Jakarta, 10 januari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR
ISI........................................................................................................ ii
BAB I PEMBAHASAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................ .... 1 
B. Rumusan Masalah........................................................................... .... 1
C. Tujuan............................................................................................. .... 2 
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... .... 3 
A. Pengertian Integrasi Nasional........................................................ .... 3 
B. Faktor Pendorong Dan Penghambat Integrasi Nasional................ .... 5
C. Cara Mempertahankan Integrasi Nasional...................................... ...5
D. peran dalam masyarakat dalam mengatasi ancaman....................... .... 6 
BAB III PENUTUP....................................................................................... .... 9 
3.1 Kesimpulan..................................................................................... .... 9 
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. .... 10     
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Indonesia sebagai sebuah negara dalam realitasnya terpisah pada beberapa bagian dan
tingkatan, dari segi geografis dipisahkan oleh lautan dengan beratus-ratus pulau besar dan
beribu-ribu pulau kecil. Kadangkalanya banyak pulau yang belum diberi nama, bahkan
belakangan ini dua pulau yang berada di kawasan Kalimantan telah menjadi milik Negara
Malaysia. Dari perspektif kewilayahan tampak pembagian Indonesia Bagian Timur dan
Indonesia Bagian Barat, atau kawasan perkotaan dan perdesaan.
Realitas itu menyebabkan pula kewargaan penduduk Indonesia berbeda-beda dari segi
kebudayaan. Pengelompokkan kewargaan serupa itu diwujudkan dalam satuan-satuan etnik.
Menurut kajian Hildred Geetz (1963), terdapat 300 kelompok etnik dan 250 jenis bahasa
yang setiap kelompok etnik itu memiliki identitas kebudayaan sendiri, termasuk di dalamnya
bahasa-bahasa yang digunakannya.
Di era reformasi ini, kemajemukan masyarakat cenderung menjadi beban daripada
modal bangsa Indonesia. Hal ini terlihat dari munculnya berbagai masalah yang sumbernya
berbau kemajemukan,
Saat ini pula bangsa Indonesia, masih mengalami krisis multidimensi yang
menggoncang kehidupan kita. Sebagai salah satu masalah utama dari krisis besar itu adalah
ancaman disintegrasi bangsa yang hingga saat ini masih belum mereda. Kesadarakan akan
pentingnya kerukunan antar agama, suku, ras, dan budaya harus selalu di wujudkan melalui
pemahaman integrasi nasional.

A.Rumusan Masalah
Untuk lebih memudahkan pembahasan maka perlu kiranya kami
merumuskan beberapa hal berikut :
1. Apa Pengertian Integrasi Nasional ?
2. Faktor-faktor apa sajakah yang mejadi tantangan dan pendorong dalam
mewujudkan Integrasi Nasional ?
3. Apa Problematika dan solusi dalam integrasi nasional ?

2. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian Integrasi Nasional.
2. Untuk mengetahui Proses dalam Integrasi Nasional.
3. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor penghambat dan pendorong Integrasi
Nasional.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian integrasi nasional


Integrasi nasional berasal dari dua kata, yaitu “integrasi” dan “nasional”. Integrasi
berasal dari bahasa Inggris, integrate, artinya menyatupadukan, menggabungkan,
mempersatukan. Menurut Howard Wriggins, integrasi bangsa berarti penyatuan bagian
yang berbeda-beda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau
memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang jumlahnya banyak menjadi satu kesatuan
bangsa. Menurut Myron Weiner, integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai
kelompok sosial dan budaya ke dalam satu kesatuan wilayah, dalam rangka pembentukan
suatu identitas nasional. Integrasi biasanya mengandalkan adanya satu masyarakat yang
secara etnis majemuk dan setiap kelompok masyarakat memiliki bahasa dan sifat-sifat
kebudayaan yang berbeda.
Sedangkan menurut Dr. Nazaruddin Sjamsuddin, integrasi nasional ini sebagai
proses penyatuan suatu bangsa yang mencakup semua aspek kehidupannya, yaitu aspek
sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Integrasi juga meliputi aspek vertikal dan horizontal.
Dan menurut J. Soedjati Djiwandono, integrasi nasional sebagai cara bagaimana
kelestarian persatuan nasional dalam arti luas dapat didamaikan dengan hak menentukan
nasib sendiri. Hak tersebut perlu dibatasi pada suatu taraf tertentu. Bila tidak, persatuan
nasional akan dibahayakan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa integrasi
nasional bangsa Indonesia berarti hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai suatu
bangsa, menjadi satu kesatuan bangsa secara resmi, dan direalisasikan dalam satu
kesepakatan atau konsensus nasional melalui Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober
1928.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi artinya pembauran hingga
menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Kata nasional berasal dari bahasa Inggris,
nation yang artinya bangsa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi nasional
mempunyai arti politis dan antropologis.
1. Integrasi Nasional Secara Politis
Integrasi nasional secara politis berarti penyatuan berbagai kelompok budaya
dan sosial dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.
2. Integrasi Nasional Secara Antropologis
Integrasi nasional secara antropologis berarti proses penyesuaian di antara
unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi
dalam kehidupan masyarakat.
2. Faktor Faktor Pembentuk Integrasi Nasional
Manusia hidup dalam reliatas yang plural, hal yang sama juga pada masyarakat
Indonesia yang majemuk (plural society). Corak masyarakat Indonesia adalah ber-
Bhinneka Tunggal Ika, bukan lagi keanekaragaman suku bangsa dan kebudayaannya,
melainkan keanekaragaman kebudayaan yang berada dalam masyarakat Indonesia. Dalam
masyarakat majemuk, seperti Indonesia dilihat memiliki suatu kebudayaan yang berlaku
secara umum dalam masyarakat.
Masyarakat plural merupakan “belati” bermata ganda di mana pluralitas sebagai
rahmat dan sebagai ancaman. Pemahaman pluralitas sebagai rahmat adalah keberanian
untuk menerima perbedaan. Menerima perbedaan bukan hanya dengan kompetensi
keterampilan, melainkan lebih banyak terkait dengan persepsi dan sikap sesuai dengan
realitas kehidupan yang menyeluruh. Dengan demikian, kita perlu memahami dan
mengetahui faktor-faktor pembentuk integrasi nasional, baik faktor pembentuk maupun
faktor penghambat integrasi nasional. Berikut ini faktor-faktor tersebut.
1. Faktor Pendorong Tercapainya Integrasi Nasional
a. Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah.
b. Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu Garuda
Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
c. Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia seperti
yang dinyatakan dalam Sumpah Pemuda.
d. Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme
di kalangan bangsa Indonesia.
e. Penggunaan bahasa Indonesia.
f. Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa, dan tanah air
Indonesia.
g. Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yaitu Pancasila.
h. Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi keagamaan
yang kuat.
i. Adanya rasa senasib sepenanggungan akibat penderitaan penjajahan.
j. Adanya rasa cinta tanah air dan mencintai produk dalam negeri.
2. Faktor Penghambat Integrasi Nasional
a. Kurangnyapenghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen.
b. Kurangnya toleransi antargolongan.
c. Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan
dari luar.
d. Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil
pembangunan.
Upaya untuk mencapai integrasi nasional dapat dilakukan dengan cara menjaga
keselarasan antarbudaya. Hal itu dapat terwujud jika ada peran serta pemerintah dan
partisipasi masyarakat dalam proses integrasi nasional.
3. Cara Mempertahankan Integrasi Nasional
Cara Mempertahankan Integrasi Nasional Sebagai warga negara Indonesia yang
baik, kita harus memiliki rasa integrasi nasional yaitu suatu sikap kepe- dulian terhadap
sesama serta memiliki rasa persatuan yang tinggi baik terhadap bangsa negara, agama
serta keluarga. Untuk meningkatkan integritas nasional dapat dilakukan dengan cara-cara
sebagai berikut.
a. Meningkatkan integrasi bangsa, yaitu penyatuan berbagai macam
kelompok sosial budaya dalam satu kesatuan wilayah dan dalam satu
identitas nasional.
b. Membangun dan menghidupkan komitmen, kesa- daran dan kehendak
untuk bersatu.
c. Membangun kelembagaan di masyarakat yang berakarkan pada nilai dan
norma yang menyuburkan persatuan dan kesatuan bangsa serta tidak
memandang perbedaan suku, agama, ras, keturunan, etnis dan perbedaan-
perbedaan lainnya, yang sebenarnya tidak perlu diperdebatkan.
d. Mengembangkan perilaku integratif di Indonesia dengan upaya bekerja
sama dalam berorganisasi dan berperilaku sesuai dengan cara yang dapat
membantu tujuan organisasi.
e. Meningkatkan integritas nilai di antara masyarakat dan integrasi nilai
Indonesia ada dalam

E. Peran Masyarakat Dalam Mengatasi Ancaman Integrasi Nasional


1.      Problematika
Masalah integrasi nasional di Indonesia  sangat kompleks  dan
multidimensional. Disintegrasi bangsa dapat terjadi karena adanya konflik vertikal
dan horizontal sebagai akibat tuntutan demokrasi yang melampaui batas, konflik antara elite
politik, lambatnya pemulihan ekonomi, lemahnya penegakan hukum dan HAM serta kesiapan
pelaksanaan Otonomi Daerah.
Problematika dalam integrasi nasional dapat dilihat dari berbagai aspek sebagai berikut :
a)      Geografi. Letak Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan kepulauan memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Daerah yang berpotensi untuk memisahkan diri adalah
daerah yang paling jauh dari ibu kota, atau daerah yang besar pengaruhnya dari negara
tetangga atau daerah perbatasan, daerah yang mempunyai pengaruh global yang besar, seperti
daerah wisata, atau daerah yang memiliki kakayaan alam yang berlimpah.
b)     Demografi. Pengaruh (perlakuan) pemerintah pusat dan pemerataan atau penyebaran
penduduk yang tidak merata merupakan faktor dari terjadinya disintegrasi bangsa, selain
masih rendahnya tingkat pendidikan dan kemampuan SDM.
c)      Kekayaan Alam. Kekayaan alam Indonesia yang sangat beragam dan berlimpah dan
penyebarannya yang tidak merata dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya disintegrasi
bangsa, karena hal ini meliputi hal-hal seperti pengelolaan, pembagian hasil, pembinaan
apabila terjadi kerusakan  akibat dari pengelolaan.
d)     Ideologi. Akhir-akhir ini agama sering dijadikan pokok masalah didalam terjadinya konflik
di negara ini, hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman terhadap agama yang dianut
dan agama lain. Apabila kondisi ini tidak ditangani dengan bijaksana pada akhirnya dapat
menimbulkan terjadinya kemungkinan disintegrasi bangsa, oleh sebab itu perlu adanya
penanganan khusus dari para tokoh agama mengenai pendalaman masalah agama dan
komunikasi antar pimpinan umat beragama secara berkesinambungan.
a)      Politik. Masalah politik merupakan aspek yang paling mudah untuk menyulut berbagai
ketidak nyamanan atau ketidak tenangan dalam bermasyarakat  dan  sering   mengakibatkan 
konflik   antar  masyarakat  yang berbeda faham apabila tidak ditangani dengan bijaksana
akan menyebabkan konflik sosial di dalam masyarakat. Selain itu ketidak sesuaian kebijakan-
kebijakan pemerintah pusat yang diberlakukan pada pemerintah daerah juga sering
menimbulkan perbedaan kepentingan yang akhirnya timbul konflik sosial karena dirasa ada
ketidak adilan didalam pengelolaan dan pembagian hasil atau hal-hal lain seperti perasaan
pemerintah daerah yang sudah mampu mandiri dan tidak lagi membutuhkan bantuan dari
pemerintah pusat, konflik antar partai, kabinet koalisi yang melemahkan ketahanan nasional
dan kondisi yang tidak pasti dan tidak adil akibat ketidak pastian hukum.
e)      Ekonomi. Krisis ekonomi yang berkepanjangan semakin menyebabkan sebagian besar
penduduk hidup dalam taraf kemiskinan. Kesenjangan sosial masyarakat Indonesia yang
semakin lebar antara masyarakat kaya dengan masyarakat miskin dan adanya indikasi untuk
mendapatkan kekayaan dengan tidak wajar yaitu melalui KKN.
f)      Sosial Budaya. Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa Indonesia merupakan sumber konflik
apabila tidak ditangani dengan bijaksana.  Tata nilai yang berlaku di daerah yang satu tidak
selalu sama dengan daerah yang lain. Konflik tata nilai yang sering terjadi saat ini yakni
konflik antara kelompok yang keras dan lebih modern dengan kelompok yang relatif
terbelakang.
b)     Pertahanan Keamanan. Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi saat ini
menjadi bersifat multi dimensional yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri,
hal ini seiring dengan perkembangan  kemajuan  ilmu  pengetahuan   dan  
teknologi,   informasi dan komunikasi. Serta sarana dan prasarana pendukung didalam
pengamanan   bentuk ancaman yang bersifat multi dimensional yang bersumber dari
permasalahan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya.
2.      Solusi
Untuk mewujudkan integrasi nasional diperlukan keadilan kebijakan yang diterapkan
oleh pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa, gender, dan
sebagainya. Sebenarnya upaya membangun keadilan, kesatuan, dan persatuan bangsa
merupakan bagian dari upaya membangun dan membina stabilitas politik disamping upaya
lain seperti banyaknya keterlibatan pemerintah dalam menentukan komposisi dan mekanisme
parlemen.
Adapun kebijakan yang diperlukan guna memperkukuh upaya integrasi nasional adalah
sebagai berikut :
a)      Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa persaudaraan, agar
tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan rakyat Indonesia.
b)     Menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya tindakan KKN.
c)      Meningkatkan ketahanan rakyat dalam menghadapi usaha-usaha pemecahbelahan dari
ancaman luar.
d)     Penyebaran dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan implementasi butir-butir
Pancasila, dalam rangka melestarikan dan menanamkan kesetiaan kepada ideologi bangsa.
e)      Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak kenal kompromi.
f)      Membentuk satuan sukarela yang terdiri dari unsur masyarakat, TNI dan Polri dalam
memerangi separatis.

Anda mungkin juga menyukai