Oleh Kelompok 3 :
1.Wandra Apiryoza
2.Muhammad Diski Ari
3.Syafiq Ayadi
Dosen pembimbing :
Rahmuliani Fithriah, S.Pd, M.Pd
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAULUAN
1.1 Latar
Belakang..............................................................................................................................3
1.2 Rumusan
Masalah...............................................................................................................................5
1.3Tujuan................................................................................................................. ..........5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 konsep dan urgensi integrasi nasional.......................................................................6
2.2 Alasan perlunya Integrasi nasional.............................................................................7
2.3 sumber history,politis, dan sosiologis tentang Integrasi nasional...........................8
2.4 Argumen tentang dinamika dan tantangan integrasi nasional...............................11
2.5 Essensi dan urgensi integrasi nasionall...................................................................12
2.6 Simpulan integrasi nasional......................................................................................13
2.7 Contoh Integrasi Nasional praktik kewarganegaraan integrasi nasional .............14
BAB III
Kesimpulan dan Saran
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................15
3.2
Saran..................................................................................................................................15
DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................................................................16
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan mengenai mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan, dengan judu “ INTEGRASI NASIONA L”
Dengan tulisan ini kami diharapkan Teman teman mahasiswa mampu untuk memahami makna dari
Integrasi Nasional di Indonesia, kami sadar materi kuliah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak, agar
bisa menjadi lebih baik lagi.
Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi pembacanya, terutama
mahasiswa, supaya kelak menjadi pribadi yang berintegrasai nasional, karena kita adalah penerus
Bangsa Indonesia.
i
BAB I
PENDAHULUAN
Sifat masyarakat Indonesia yang indiviualisme menjadi salah satu faktor penyebab runtuhnya jiwa
persatuan dan kesatuan bangsa. Maka dari itu diperlukan pendidikan kewarganegaraan sejak dini
untuk menumbuhkan semangat jiwa berbangsa dan patriotisme. Semangat jiwa berbangsa dan
patriotisme diperlukan untuk tetap menjaga kebhinekaan bangsa, sebab dengan menjaga
kebhinekaan akan tercipta kehidupan yang aman dan tentram di setiap lapisan masyarakat.
Sebagai generasi penerus bangsa, marilah kita memiliki rasa tanggung jawab terhadap keutuhan dan
kesatuan bangsa. Tidak hanya sebagai generasi penerus bangsa, tetapi kita adalah generasi pelurus
bangsa dimana menjunjung tinggi sikap keadilan adalah suatu keharusan demi terciptanya
kesejahteraan dan kemakmuran bangsa. Sebagai warga Negara Indonesia yang baik, marilah kita
memiliki rasa Integrasi Nasional. Yaitu suatu sikap kepedulian terhadap sesame, serta memiliki rasa
persatuan yang tinggi, baik terhadap bangsa, negara, agama, social, budaya, maupun keluarga. Tidak
ada kata terlambat untuk memulai terciptanya kehidupan yang berlandaskan Pancasia, berpegang
teguh pada semboyan bangsa “Bhinneka Tunggal Ika” dan bersandar hukum pada UUD.
i
Integrasi suatu bangsa terjadi karena adanya perpaduan dari berbagai unsur, seperti suku bangsa,
tradisi, kepercayaan atau agama, sosial budaya, dan budaya ekonomi sehingga terwujud satu kesatuan
wilayah, politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang membentuk jati diri suatu bangsa.
Menurut Liddle, suatu integrasi nasional yang tangguh hanya bisa berkembang apabila : [3]
1. Sebagian besar anggota suatu masyarakat bersepakat tentang batas-batas teritorial dari negara
sebagai suatu kehidupan politik di mana mereka menjadi warganya.
2.Apabila sebagian besar anggota masyarakat tersebut bersepakat mengenai struktur pemerintahan
dan aturan-aturan daripada proses-proses politik yang berlaku bagi seluruh masyarakat diatas wilayah
negara tersebut
Suatu konsensus nasional mengenai bagaimana suatu kehidupan bersama sebagai bangsa harus
diwujudkan atau diselenggarakan, melalui suatu konsensus nasional mengenai “sistem nilai” yang akan
mendasari hubungan-hubungan sosial di antara anggota suatu masyarakat negara.
Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah:[4]
1. Melakukan pengorbanan sebagai langkah penyesuaian antara banyak perbedaan, perasaan,
keinginan dan ukuran penilaian.
2. Mengembangkan sikap toleransi di dalam kelompok sosial.
3. Terciptanya kesadaran dan kesediaan untuk mencapai suatu konsensus.
4. Mengidentifikasi akar persamaan di antara kultur-kultur etnis yang ada.
5. Kemampuan segenap kelompok yang ada untuk berperan secara bersama-sama dalam kehidupan
budaya dan ekonomi.
6. Mengakomodasi timbulnya etnis.
7.Upaya yang kuat dalam melawan prasangka dan diskriminasi.
8. Menghilangkan pengkotak-pengkotakan kebudayaan.
Dalam konteks Indonesia, maka proses integrasi nasional haruslah berjalan alamiah, sesuai
dengan keanekaragaman budayanya dan harus lepas dari hegemoni dan dominasi peran politik etnik
tertentu. Suatu integrasi nasional yang tangguh hanya akan berkembang di konsensus nasional
mengenai batas-batas suatu masyarakat politik dan sistem politik yang berlaku bagi seluruh
masyarakat tersebut.
Rumusan masalah :
1.konsep dan urgensi Integrasi Nasional
2. Alasan perlunya Integrasi Nasional
3. Sumber historis, sosiologis, dan politis tentang Integrasi Nasional
4. Argument tentang dinamika, dan tantangan integrasi nasional
5.Essensi dan urgensi Integrasi Nasional
6. Simpulan Integrasi Nasional Indonesia
i
Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
INTEGRASI NASIONAL
Integrasi nasional adalah penyatuan semua perbedaan dalam suatu masyarakat menjadi
satu kesatuan yang tidak terpisahkan (menyatukan berbagai kelompok kecil dan
menyatukan mereka menjadi satu bangsa) yamg dapat menjamin terwujudnya keselarasan,
keserasian, dan keseimbangan dalam mencapai tujuan bersama sebagai suatu
bangsa.Kebalikan dari integrasi adalah disintegrasi.
Jika integrasi berarti penyatuan, keterpaduan antar elemen atau unsur yang ada di
dalamnya, disintegrasi dapat diartikan ketidak paduan,keterpecahan diantara unsur unsur
yang ada.
i
Konsep integrasi nasional adalah koalisi atau persatuan wilayah atau daerah
yang menjadi bagian dari negara berdaulat.
Urgensi integrasi nasional yakni untuk membangkitkan kesadaran akan
identitas bersama, membangun persatuan dan kesatuan bangsa, serta
menguatkan identitas nasional. Dengan adanya integrasi nasional maka
sebuah bangsa akan berdiri dengan kokoh
Indonesia sangat dikenal dengan keanekaraganm suku, budaya, dan agama. Oleh sebab
itu, adanya pengaruh globalisasi yang masuk ke Indonesia membuat masyarakat Indonesia
lebih memilih untuk suatu yang trend walaupun hal tersebut membuat upaya integrasi tidak
terwujud. Masyarakat Indonesia belum sadar akan pengaruh globalilasi yang ternyata tidak
baik bagi masyarakat Indonesia. Selain pengaruh globalisasi, masyarakat Indonesia
bertindak atas wewenang sendiri maupun kelompok sehingga konflik terjadi dimana-mana
seperti pertengkaran antar suku, pembakaran tempat-tempat ibadah dan lain sebagainya.
Konflik tersebutlah yang membuat integrasi nasional susah diwujudkan. Upaya integrasi
terus dilakukan agar Indonesia menjadi satu kesatuan yang mana disebutkan dalam
semboya bhinneka tunggal ika.
Adanya upaya mengintegrasikan Indonesia, perbedaan-perbedaan yang ada tetap harus
diakui dan dihargai sehingga Indonesia menjadi negara yang dapat mencapai tujuannya.
i
Model integrasi ketiga ini merupakan proses berintegrasinya bangsa Indonesia sejak
bernegara merdeka tahun 1945. Meskipun sebelumnya ada integras i kolonial, namun
integrasi model ketiga ini berbeda dengan model kedua. Integrasi model kedua lebih
dimaksudkan agar rakyat jajahan (Hindia Belanda) mendukung pemerintahan kolonial
melalui penguatan birokrasi kolonial dan penguasaan wilayah. Integrasi model ketiga
dimaksudkan untuk membentuk kesatuan yang baru yakni bangsa Indonesia yang merdeka,
memiliki semangat kebangsaan (nasionalisme) yang baru atau kesadaran kebangsaan yang
baru.
Dalam sejarahnya, penumbuhan kesadaran berbangsa tersebut dilalui dengan tahapan-
tahapan sebagai berikut:
Masa Perintis
Masa perintis adalah masa mulai dirintisnya semangat kebangsaan melalui pembentukan
organisasi-organisasi pergerakan. Masa ini ditandai dengan munculnya pergerakan Budi
Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Kelahiran Budi Utomo diperingati sebagai Hari
Kebangkitan Nasional.
Masa Penegas
Masa penegas adalah masa mulai ditegaskannya semangat kebangsaan pada diri
bangsa Indonesia yang ditandai dengan peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober
1928. Dengan Sumpah Pemuda, masyarakat Indonesia yang beraneka ragam tersebut
menyatakan diri sebagai satu bangsa yang memiliki satu Tanah Air, satu bangsa, dan bahasa
persatuan yaitu bahasa Indonesia.
Masa Percobaan
Bangsa Indonesia melalui organisasi pergerakan mencoba meminta kemerdekaan dari
Belanda. Organisasi-organisasi pergerakan yang tergabung dalam GAPI (Gabungan Politik
Indonesia) tahun 1938 mengusulkan Indonesia Berparlemen. Namun, perjuangan menuntut
Indonesia merdeka tersebut tidak berhasil.
Masa Pendobrak
Pada masa tersebut semangat dan gerakan kebangsaan Indonesia telah berhasil
mendobrak belenggu penjajahan dan menghasilkan kemerdekaan. Kemerdekaan bangsa
Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejak saat itu bangsa Indonesia
menjadi bangsa merdeka, bebas, dan sederajat dengan bangsa lain. Nasionalisme telah
mendasari bagi pembentukan negara kebangsaan Indonesia modern.Kemauan unruk
bersatu disadari oleh para perintis kemerdekaan sehingga bentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia merupakan pilihan nyata mereka sebagai satu perwujudan integrasi nasional.
Dari sisi politik, proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan pernyatan bangsa
Indonesia baik ke dalam maupun ke luar bahwa bangsa ini telah merdeka, bebas dari
belenggu penjajahan, dan sederajat dengan bangsa lain di dunia. Secara politis, hasrat untuk
bersatu sebagai satu kesatuan bangsa terealisasi melalui sumpah pemuda.
i
Secara politis, hasrat untuk bersatu sebagai satu kesatuan bangsa terealisasi melalui
konsensus nasional yaitu Sumpah Pemuda 28Oktober 1928. Kemauanuntuk bersatu
disadari benaroleh para perintiskemerdekaan sehinggabentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia merupakan pilihan nyatamereka sebagai integritas nasional
1. Dinamika dan Tantangan Integrasi Nasional Pada Masa Orde Lama Sesuai dengan tujuan
dari semangat proklamasi kemerdekaan bahwa bangsa Indonesia merdeka ingin
membentuk suatu negara yang berdiri diatas satu pondasi semangat persatuan dan
kesatuan, sehingga mampu mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang bersatu, berdaulat,
adil dan makmur bagi seluruh masyarakat Indonesia. Hal itu ditegaskan di dalam Pancasila
sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia. Artinya berangkat dari realitas sejarah bangsa
Indonesia yang sangat multikultural itulah maka bangsa Indonesia mempunyai cita-cita
bersama untuk hidup bersama didalam satu bangunan rumah yang disebut dengan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Meskipun melihat kondisi kekinian sering kita jumpai
banyak permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia terkait dengan
masalah multikulturalisme dalam bingkai kebhinekaan. Membangun kesadaran
multikulturalisme dalam sebuah negara-bangsa, seperti Indonesia bukanlah upaya yang
mudah. Bhinneka Tunggal Ika sebagai teks ideal yang diharapkan dapat menyelesaikan
persoalan multikultural di Indonesia, ternyata mengalami penafsiran yang berbeda-beda
dalam setiap orde pemerintahan pasca kemerdekaan. Keberhasilan membangun semangat
kebangsaan melalui wacana perlawanan terhadap kolonial,ternyata tidak dibarengi dengan
keberhasilan yang sama dalam konsolidasi politik nasional.
2. Dinamika dan Tantangan Integrasi Nasional Pada Masa Orde Baru Integrasi timbul melalui
proses interaksi dan komunikasi yang intensif, dalam arti kelompok-kelompok yang
terhimpun menjadi satu kesatuan yang membentuk jaringan-jaringan komunikasi dengan
cara represif karena berhubungan dengan sosialisasi dengan nilai-nilai sosial, budaya yang
menjadi konsensus bersama, pemberian prilaku sama, pemberian kesempatan yang sama
untuk berperan serta dalam pembangunan disegala bidang, serta adanya ikatan fungsional
dalam kelompok-kelompok yang terhimpun dalam satu kesatuan. Dalam upaya
mewujudkan intergrasi nasional indonesia, tantangan yang dihadapi datang dari dimensi
horizontal dan vertikal. Dalam dimensi horizontal tantangan yang ada berkenaan dengan
pembelahan horizontal yang berakar pada perbedaan suku, agama,ras, dan geografi.
Sedangkan dalam dimensi vertikal tantangannya yang ada adalah berupa celah perbedaan
antara elit dan massa dimana latar belakang pendidikan kekotan menyebabkan elit berbeda
dengan massa yang cenderung berpandangan tradisional. Masalah yang berkenaan dengan
dimensi vertikal lebih sering muncul ke permukaan setelah berbaur dengan dimensi
horizontal, sehingga ia memberikan kesan bahwa dalam kasus indonesia horizontal lebih
menonjol dibandingkan dengan vertikalnya.
3. Dinamika dan Tantangan Integrasi Nasional Pada Masa Reformasi dan Saat ini Tantangan
dari dimensi vertikal dan horisontal dalam intregasi nasional Indonesia tersebut semakin
tampak setelah memasuki erat reformasi tahun 1998. Konflik horizontal maupun vertikal
sering terjadi bersamaan
1) ketidakadilan;
2) penegakan hukum ;
3) eksploitasi;
5) kesenjangan sosial ;
7) diskriminasi;
8) kemiskinan;
9) keterasingan;
Esensi integrasi nasional adalah upaya menyatukan keragaman bangsa Indonesia dalam
sebuah kesatuan yang utuh yang menjadi perwujudan konsep Bhinneka Tunggal Ika. Urgensi
integrasi nasional adalah bentuk kesadaran bangsa Indonesia untuk bersatu secara mutlak
agar membentuk sebuah negara bersatu dan utuh.
1.Membudayakan Gotong Royong. Manusia sebagai makhluk sosial enggak bisa hidup
sendiri dan perlu bantuan orang lain. ...
7.akulturasi budaya
BAB III
i
Kesimpulan
Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan
perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan
secara nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar
baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi
bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau
mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain
menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru.
Saran
Integrasi nasional sangat diperlukan oleh negara indonesia karena dari integrasi nasional
dapat mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada di indonesia, sehingga tidak adanya
konflik perpecahan yang terjadi dikarenakan perbedaan semata. Walaupun indonesia ini
berbedabeda suku, ras, agama, dan budaya, tetapi tetap indonesia adalah negara yang satu
yang mempunyai satu tujuan untuk memakmurkan negara indonesia. Bagi pembaca
diharapkan agar mengetahui apakah Integrasi Nasional serta berbagai faktor yang
mempengaruhi dan pentingnya Integrasi Nasional Bagi Bangsa Indonesia. Dengan
mengetahui pentingnya Integrasi Nasional Bagi Bangsa Indonesia., diharapkan kita bisa
menjadi warga negara yang baik dan mampu melaksanakan proses pemersatuan perbedaan
perbedaan yang ada pada negara kita sehingga terciptanya keserasian dan tidak adanya
konflik dalam negara
Daftar pustaka