PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DISUSUN OLEH
FAKULTAS TEKNIK
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur tim penulis sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
atas berkat dan rahmat–Nya sehingga tim penulis bisa menyelesaikan penulisan
tugas makalah ini tepat pada waktu untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan.
Penulis sadar bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna dan
masih perlu bimbingan agar penulisan lebih baik kedepannya, untuk itu tim
penulis bersedia menerima kritik dan saran.
Akhir kata tim penulis berharap agar makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada semua pembaca. Terima Kasih
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
itu akan menghasilkan karakter atau manusia manusia yang berbeda pula
sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia.Agar penulis tidak
menyimpang jauh dari materi yang dibahas, maka penulis ingin menyusun
makalah ini secara sistematis. Dalam hal ini penulis ingin membahas
mengenai integrasi nasional.
B. Rumusan Masalah
Apa definisi dari integritas nasional ?
Apa pentingnya integritas nasional ?
Bagaimana perkembangan sejarah integritas di Indonesia ?
Bagaimana proses Integrasi Nasional di Indonesia ?
Bagaimana strategi integritas ?
Apa integritas nasional Indonesia ?
Apa sajakah faktor-faktor yang memengaruhi integrasi nasional ?
Apa sajakah ancaman terhadap Integrasi Nasional ?
Bagaimana cara mengatasi ancaman Integrasi Nasional ?
Bagaimana contoh integrasi nasional dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara ?
C. Tujuan
Mengetahui definisi dari integritas nasional
Mengetahui pentingnya integritas nasional
Mengetahui dan memahami bagaimana perkembangan sejarah integritas di
Indonesia
Mengetahui bagaimana proses Integrasi Nasional di Indonesia ?
Mengetahui bagaimana strategi integritas
Mengetahui integritas nasional Indonesia
Mengetahui Apa sajakah faktor-faktor yang memengaruhi integrasi
nasional ?
Mengetahui Apa sajakah ancaman terhadap Integrasi Nasional ?
Mengetahui Bagaimana cara mengatasi ancaman Integrasi Nasional ?
Mengetahui Bagaimana contoh integrasi nasional dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara ?
2
D. Manfaat
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
4. Integrasi menunjuk pada adanya konsensus terhadap nilai yang minimum
at yang diperlukan dalam memelihara tertib sosial.
5. Integrasi menunjuk pada penciptaan tingkah laku yang terintegrasi dan
yang diterima demi mencapai tujuan bersama.
Sejalan dengan definisi tersebut, Myron Weiner dalam Ramlan Surbakti (2010)
membedakan 5 (lima) tipe integrasi yaitu:
1. Integrasi bangsa
Integrasi bangsa menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan
sosial dalam satu kesatuan wilayah dan dalam suatu pembentukan identitas
nasional.
2. Integrasi wilayah
3. Integrasi nilai
Integrasi nilai menunjuk pada adanya konsensus atau kesepakatan terhadap nilai
yang minimun yang diperlukan dalam memelihara tertib sosial.
4. Integrasi elit-massa
Integrasi tingkah laku (perilaku integratif), menunjuk pada penciptan tingkah laku
yang terintegrasi dan yang diterima demi mencapai tujuan bersama.
5
nilai-nilai fundamental yang dapat dijadikan rujukan bersama, 2) masyarakat
terhimpun dalam unit sosial sekaligus memiliki “croos cutting affiliation"
(anggota dari berbagai kesatuan sosial), sehingga menghasilkan "croos cutting
loyality" (loyalitas ganda) dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan
sosial dan 3) masyarakat berada di atas saling ketergantungan di antara unit- unit
sosial yang terhimpun di dalamnya dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi.
1. Integrasi Politik
Dalam tataran integrasi politik terdapat dimensi vertikal dan horisontal. Dimensi
yang bersifat vertikal menyangkut hubungan elit dan massa, baik antara elit
politik dengan massa pengikut, atau antara penguasa dan rakyat guna
menjembatani celah perbedaan dalam rangka pengembangan proses politik yang
partisipatif. Dimensi horisontal menyangkut hubungan yang berkaitan dengan
masalah teritorial, antar daerah, antar suku, umat beragama dan golongan
masyarakat Indonesia.
2. Integrasi Ekonomi
6
3. Integrasi sosial budaya
7
Pertama, pemerintah kolonial Belanda tidak pernah memikirkan tentang perlunya
membangun kesetiaan nasional dan sema kebangsaan pada rakyat Indonesia.
Penjajah lebih mengutamakan membangun kesetiaan kepada penjajah itu sendiri
dan guna kepentingan integrasi pribadi kolonial. Jadi, setelah merdeka, kita perlu
menumbuhkan kesetiaan nasional melalui pembangunan integrasi bangsa. Kedua,
bagi negara-negara baru, tuntutan integrasi ini juga menjadi masalah pelik bukan
saja karena perilaku pemerintah kolonial sebelumnya, tetapi juga latar belakang
bangsa yang bersangkutan. Negara bangsa (nation state) merupakan negara yang
di dalamnya terdiri dari banyak bangsa (suku) yang selanjutnya bersepakat bersatu
dalam sebuah bangsa yang besar. Suku- suku itu memiliki pertalian primordial
yang merupakan unsur negara dan telah menjelma menjadi kesatuan etnik yang
selanjutnya menuntut pengakuan dan perhatian pada tingkat kenegaraan. Ikatan
dan kesetiaan etnik adalah sesuatu yang alami, bersifat primer. Adapun kesetiaan
nasional bersifat sekunder. Bila ikatan etnik ini tidak diperhatikan atau terganggu,
mereka akan mudah dan akan segera kembali kepada kesatuan asalnya. Sebagai
akibatnya mereka akan melepaskan ikatan komitmennya sebagai satu bangsa
(Nurwardani et.al, 2016:63).
8
memerintah negara, Hal ini menunjukkan bahwa setelah lepas dari kolonial,
mereka berlomba saling mendapatkan dominasinya dalam pemerintahan negara.
Mereka berebut agar identitasnya diangkat dan disepakati sebagai identitas
nasional.
kedua atau lebih tepat disebut dengan integrasi atas wilavak Hindia Belanda baru
sepenuhnya dicapai pada awal abad XX dengen wilayah yang terentang dari
Sabang sampai Merauke. Pemerintalh kolonial mampu membangun integrasi
wilayah juga dengan menguasai maritim sedang integrasi vertikal antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerab dibina melalui jaringan birckrasi kolonial
yang terdiri dari ambtengar ambtenaar (pegawai) Belanda dan pribumi yang tidak
9
memiliki jaringan dengan massa rakyat. Dengan kata lain pemerintah tidak
memiliki đukumoan massa yang berarti. Integrasi model kolonial ini tidak mampu
menyatukan segenap keragaman bangsa Indonesia tetapi hanya untuk maksud
menciptakan kesetiaan tunggal pada penguasa kolonial.
1. Masa Perintis
Masa perintis adalah masa mulai dirintisnya semangat kebangsaan melalui
pembentukan organisasi-organisasi pergerakan. Masa ini ditandai dengan
munculnya pergerakan Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908.
Kelahiran Boedi Oetomo diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
10
2. Masa Penegas
Masa penegas adalah masa mulai ditegaskannya semangat kebangsaan
pada diri bangsa Indonesia yang ditandai dengan peristiwa Sumpah
Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Dengan Sumpah Pemuda, masyarakat
Indonesia yang beraneka ragam tersebut menyatakan diri sebagai satu
bangsa yang memiliki satu tanah air, satu bangsa, dan bahasa persatuan
yaitu bahasa Indonesia.
3. Masa Percobaan
Bangsa Indonesia melalui organisasi pergerakan mencoba meminta
kemerdekaan dari Belanda. Organisasi-organisasi pergerakan yang
tergabung dalam GAPI (Gabungan Politik Indonesia) tahun 1938
mengusulkan Indonesia Berparlemen. Namun, perjuangan menuntut
Indonesia merdeka tersebut tidak berhasil.
4. Masa Pendobrak
Pada masa tersebut semangat dan gerakan kebangsaan Indonesia telal
berhasil mendobrak belenggu penjajahan dan menghasilkan kemerdekaan
Keinerdekaan bangsa Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus
1945. Sejak saat itu bangsa Indonesia menjadi bangsa merdeka, bebas, dan
sederajat dengan bangsa lain. Nasionalisme telah mendasari bagi
pembentukan negara kebangsaan Indonesia modern. Dari sisi politik,
proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan pernyatan bangsa
Indonesia baik ke dalam maupun ke luar bahwa bangsa ini telah merdeka,
bebas dari belenggu penjajahan, dan sederajat dengan bangsa lain di dunia.
Dari sisi sosial budaya, Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
merupakan "revolusi integratifnya" bangsa Indonesia, dari bangsa yang
terpisah dengan beragam identitas menuju bangsa yang satu yaknı bangsa
Indonesia.
D. Proses Integrasi Nasional Di Indonesia
11
berasal dari dalam ataupun luar negeri. Lalu bagaimanakah proses integrasi
tersebut
b. Memasuki pada abad 20, gejala semangat kebangsaan semakin membara dan
terlihat, dengan munculnya berbagai organisasi atau pergerakan yang menjadi
salah satu titik awal kebangkitan nasional. Perjuangan melalui berbagai organisasi
seperti contohnya Budi Utomo, Serikat Dagang Islam yang kemudian akhirnya
menjadi Serikat Islam. Perhimpunan Indonesia dan lain sebagainya mencitrakan
bahwa adanya Integrasi Sosial dan Kultural.
c. Pada dekade 1920an, para pemuda tampil di dalam panggung sejarah Indonesia
dengan menyongsong tema persatuan dan kesatuan untuk menuju Indonesia yang
merdeka. Melalui peristiwa Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, para pemuda
menunjukkan segala peran serta dalam pembentukan integrasi nasional.
E. Strategi Integritas
12
asimilasi, akulturasi, dan pluralis masing-masing menunjukkan penghargaan yang
secara gradual berbeda dari yang paling kurang, yang lebih, dan yang paling besar
penghargaannya terhadap unsur-unsur perbedaan dalam masyarakat, di dalam
upaya mewujudkan integrasi nasional tersebut.
1) Strategi Asimilasi
2) Strategi Akulturasi
13
budaya lokal, walaupun penghargaan tersebut dalam kadar yang tidak terlalu
besar. Sebagaimana asimilasi, proses akulturasi atau budaya lokal. Dengan
strategi yang demikian tampak bahwa upava juga bisa terjadi dengan sendirinya
tanpa sengaja dikendalikan oleh negara Namun bisa juga akulturasi menjadi
bagian dari strategi pemerintah negara dalam mengintegrasikan masyarakatnya.
Dihat dari perspektif demokrasi. strategi integrasi nasional melalui upaya
akulturasi dapat dikatakan sebagai cara yang cukup demokratis dalam
mewujudkan integrasi nasional, karena masih menunjukkan penghargaan terhadap
unsur-unsur budaya kelompok atau budaya lokal.
Integrasi nasional dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi vertikal dan
dimensi horisontal. Dimensi vertikal dari integrasi adalah dimensi yang berkenaan
dengan upaya menyatukan persepsi, keinginan, dan harapan yang ada antara elite
dan massa atau antara pemerintah dengan rakyat. Jadi integrasi vertikal
merupakan upaya mewujudkan integrasi dengan menjebatani
14
mewujudkan persatuan di antara perbedaan-perbedaan yang ada dalam
masyarakat itu sendiri, baik perbedaan wilayah tempat tinggal, perbedaan suku,
perbedaan agama, perbedaan budaya, dan perbedaan-perbedaan lainnya. Jadi
integrasi horisontal merupakan upaya mewujudkan integrasi dengan
menjembatani perbedaan antar kelompok dalam masyarakat. Integrasi nasional
dalam dimensi ini biasa disebut dengan integrasi teritorial (Ditjendikti, 2012:192-
193).
Di era globalisasi, tantangan itu bertambah oleh adanya tarikan global di mana
keberadaan negara-bangsa sering dirasa terlalu sempit untuk mewadahi tuntutan
dan kecenderungan global. Dengan demikian keberadaan negara berada dalam
15
dua tarikan sekaligus, yaitu tarikan dari luar berupa globalisasi yang cenderung
mangabaikan batas-batas negara-bangsa, dan tarikan dari dalam berupa
kecenderungan menguatnya ikatan-ikatan yang sempit seperti ikatan etnis,
kesukuan, atau kedaerahan. Di situlah nasionalisme dan keberadaan negara
nasional mengalami tantangan yang semakin berat (Ditjendikti, 2012:195).
a. Adanya rasa yang senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor-
faktor sejarah Indonesia telah mengalami sejarah yang kelam di masa lalu,
terutama zaman dimana Indonesia dijajah oleh bangsa lain selama
bertahun-tahun. Dalam sejarah kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945,
perjuangan yang dilakukan oleh setiap elemen masyarakat untuk
memperoleh kemerdekaan bukanlah sesuatu yang sifatnya main-main.
16
Rasa senasib seperjuangan di masa lalu yang terbawa sampai dengan masa
sekarang menjadi salah satu faktor pendorong untuk mewujudkan integrasi
nasional. Jika di masa lalu rasa senasib seperjuangan digunakan untuk
memujudkan kemerdekaan Indonesia, di era sekarang ini rasa senasib
seperjuangan digunakan untuk memperkuat stabilitas nasional demi
terwujudnya persatuan Indonesia dalam integrasi nasional.
b. Adanya ideologi nasional deologi nasional negara kita Indonesia adalah
Pancasila. Sebagai ideologi nasional, Pancasila tidak dapat digantikan oleh
ideologi manapun. Walalupun Indonesia terdiri dari banyak kepercayaan,
arti penting dan fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia tidak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari masyarakat.
Pemaknaan ideologi nasional yaitu Pancasila dilakukan melalui
implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari untuk
mewujudkan integrasi nasional di Indonesia. Melalui pemaknaan ideologi
nasional yaitu Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, integrasi nasional
akan lebih mudah untuk diwujudkan.
c. Adanya sikap tekad dan keinginan untuk kembali bersatu Perbedaan dan
kemajemukan di Indonesia bukanlah salah satu alasan untuk dijadikan
faktor penyebab konflik sosial yang terjadi di kalangan masyarakat. Justru
perbedaan inilah yang membuat masyarakat Indonesia mempunyai
keinginan untuk mempersatukan perbedaan di dalam satu kesatuan bangsa
yang utuh. Baik di dalam masyarakat tradisonal dan modern, keinginan
untuk mempersatukan perbedaan di dalam kehidupan sehari-hari tentunya
ada. Dalam kehidupan berbangsa negara dan berbangsa Indonesia,
keinginan untuk mempersatukan bangsa merupakan salah satu perwujudan
nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar negara.
d. Adanya ancaman dari luar Walupun Indonesia sudah merdeka selama 71
tahun, bukan tidak mungkin ancaman dari luar itu masuk ke Indonesia.
Ancaman-ancaman dari luar di era globalisasi sekarang ini tidak dapat
diartikan sebagai ancaman yang menjajah seperti pada masa kemerdekaan
Indonesia. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi ancaman dari luar dalam
kaitannya dengan bahaya globalisasi dan modernisasi, integrasi nasional
17
perlu diwujudkan di setiap lapisan masyarakat yang ada tinggal di wilayah
Indonesia.
2. Faktor Pendukung Integrasi Nasional
a. Penggunaan bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu bangsa. Jika melihat sejarah, hal ini
telah dikumandangkan sejak di gelorakan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928
yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa
persatuaan Bahasa Indonesia”. Dengan semangat para pemuda tersebut maka,
disepakati Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu tanpa memandang
perbedaan di dalamnya.
Gotong royong berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang
didambakan. Sikap gotong royong adalah bekerja bersama-sama dalam
menyelesaikan pekerjaan dan secara bersama-sama menikmati hasil pekerjaan
tersebut secara adil. Serta suatu usaha atau pekerjaan yang dilakukan tanpa pamrih
dan secara sukarela oleh semua komponen masyarakat menurut batas
kemampuannya masing-masing.
18
3. Faktor Penghambat Integrasi Nasional
Indonesia adalah negara yang memiliki jumlah suku dan kebudayaan terbanyak di
dunia. Namun sayangnya, ada beberapa pandangan masyarakat terhadap
pemerintah tentang keberagaman ini. Ada beberapa kemajemukan yang terdapat
di dalam masyarakat yang kurang diperhatikan oleh pemerintah terutama yang
berkaitan dengan kebudayaan setempat. Kurangnya penghargaan terhadap
kemajemukan yang dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat Indonesia
sendiri membuat kemajemukan itu terkikis secara perlahan-lahan.
Kurangnya kesadaran diri dalam diri masyarakat untuk menjaga persatuan dan
kesatuan juga menjadi salah satu faktor yang mengambat terwujudnya integrasi
nasional. Di era globalisasi, masyarakat menjadi lebih individualistis dan
cenderung tidak memperdulikan kondisi dan situasi yang ada di sekitarnya. Jika
tidak dicegah, rasa kesadaran diri yang berkurang sebagai dampak globalisasi
akan makin mempersulit terwujudnya integrasi nasional. Oleh karena itu,
diperlukan kiat-kiat untuk membangunkarakter bangsa di era globalisasi untuk
19
meningkatkan kesadaran diri masyarakat untuk mewujudkan rasa persatuan dan
kesatuan demi terwujudnya integrasi nasional bangsa.
Perlu diketahui, bahwa posisi silang negara Indonesia tidak hanya meliputi
aspek kewilayahan saja, melainkan meliputi pula aspek-apek kehidupan sosial,
antara lain:
20
f. Kebudayaan Indonesia dinatara kebuadayaan timur di utara dan
kebudayaan barat di selatan.
a. Ancaman Militer
21
• Pelanggaram batas negara yang dilakukan oleh negara lain.
• pemberontakan senjata yang dilakukan oleh negara lain.
• Aksi teror yang dilakukan oleh terorisme internasional.
5. Spionase adalah ancaman militer yang dilakukan terhadap suatu negara yang
kegiatannya berupa mata-mata dan dilakukan oleh negara lain yang bertujuan
untuk mencari dan mendapatkan dokumen rahasia militer suatu negara.
6. Sabotase, adalah ancaman militer yang dilakukan oleh suatu negara yang
kegiatannya mempunyai tujuan untuk merusak instalasi militer dan obyek vital
nasional. Tentunya sabotase ini dapat membahayakan keselamatan suatu bangsa.
7. Ancaman militer yang berupa aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh suatu
jaringan terorisme yang luas (internasional) atau ancaman yang dilakukan oleh
teroris internasional yang bekerjasama dengan terorisme lokal (dalam negeri).
22
8. Ancaman militer terhadap suatu negara dapat juga berbentuk suatu
pemberontakan yang mana pemberontakan tersebut juga menggunakan
senjata.Selain pemberontakan, terjadinya perang saudara yang menggunakan
senjata juga termasuk ancaman militer.
Ancaman non militer atau nin-niliter memiliki karakteristik yang berbeda dengan
ancaman militer, yaitu tidak bersifat fisik serta bentuknya tidak terlihat sepeni
ancaman militer. Ancaman nonmiliter berbentuk ancaman terhadap ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya, penahanan dan keamanan. Berikut ini adalah
beberapa contoh ancaman yang berbentuk non militer :
23
3. Ancaman Berdimensi Ekonomi
Ekonomi merupakan salah satu penentu posisi tawar dari setiap negara dalam
pergaulan internasional. Kondisi ekonomi tentu sangat menentukan dalam
pertahanan negara. Ancaman berdimensi ekonomi ini terbagi menjadi 2, yakni
internal serta eksternal.
b. Ancaman yang berasal dari eksternal bisa berbentuk kinerja ekonomi yang
buruk, daya saing yang rendah, tidak siapnya dalam menghadapi era globalisasi
serta tingkat ketergantungan terhadap pihak asing.
Kemajuan akan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan sangat
pesat serta memberikan manfaat yang sangat besar bagi seluruh masyarakat,
namun, kejahatan juga terus mengikuti perkembangan tersebut, seperti contohnya
kejahatan cyber dan kejahatan perbankan.
24
Ancaman untuk keselamatan umum bisa terjadi karena bencana alam, misal
gempa bumi, gunung meletus, dan tsunami. Ancaman yang disebabkan oleh
manusia, misal penggunaan obat-obatan dan penggunaan bahan kimia,
pembuangan limbah industri, kebakaran, hingga kecelakaan alat-alat transportasi.
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara.
(3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan
Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan
memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
(4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga
kemanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani
masyarakat, serta menegakkan hukum.
25
Ketentuan di atas menegaskan bahwa usaha pertahanan dan keamanan negara
Indonesia merupakan tanggungjawab seluruh Warga Negara Indonesia. Dengan
kata lain, pertahanan dan keamanan negara tidak hanya menjadi tanggung jawab
TNI dan POLRI saja; tetapi masyarakat sipil juga sangat bertanggung jawab
terhadap pertahanan dan kemanan negara; sehingga TNI dan POLRI manunggal
bersama masyarakat sipil dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Biasanya ini terjadi ketika adanya per tandingan bola antar sekolah. Dimana
tim sekolah yang satu kalah dengan sekolah yang lain. Hal ini menyebabkan
adanya r asa kecewa dan celakanya mereka ini biasanya melampiaskan rasa
kekecewaan nya dengan mengajak berkelahi tim sekolah lain tersebut. Hal ini
tentunya merupakan bentuk ketidak spor tifan pelajar dalam mengalami
kekalahan. Apabila seorang siswa dari suatu sekolah menengah atas dipalak atau
dirampas uang dan hartanya, dia akan melapor kepada pentolan di sekolahnya.
Kemudian pentolan itu akan mengumpulkan siswa untuk menghampiri siswa dari
26
sekolah musuh ditempat dimana biasanya mer eka menunggu bis atau kendar aan
pulang. Apabila jumlah siswa dari sekolah musuh hanya sedikit, mereka akan
balik memalak atau merampas siswa sekolah musuh tersebut. Tetapi jika jumlah
siswa sekolah musuh tersebut seimbang atau lebih banyak, mereka akan
melakukan kontak fisik.
Aksi protes disebut juga unjuk rasa yang selalu terjadi dalam kehidupan
manusia. Hal itu terjadi karena setiap orang memiliki pendapat dan pandangan
yang mungkin berbeda. Protes dapat terjadi apabila suatu hal menimpa
kepentingan individu atau kelompok secara langsung sebagai akibat dari rasa
ketidakadilan akan hak yang harus diterima. Akibatnya, individu atau kelompok
27
tersebut tidak puas dan melakukan tindakan penyelesaian. Protes merupakan aksi
tanpa kekerasan yang dilakukan oleh individu atau masyarakat terhadap suatu
kekuasaan. Protes dapat pula terjadi secara tidak langsung sebagai rasa solidaritas
antarsesama karena kesewenang-wenangan pihak tertentu yang mengakibatkan
kesengsaraan bagi orang lain.
5. Meningkatnya Kriminalitas
Perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan memberi peluang bagi setiap
orang untuk berubah, tetapi perubahan tersebut tidak membawa setiap orang ke
arah yang dicita-citakan. Hal ini berakibat terjadinya perbedaan sosial berdasarkan
kekayaan, pengetahuan, perilaku, ataupun pergaulan. Perubahan sosial tersebut
dapat membawa seseorang atau kelompok ke arah tindakan yang menyimpang
karena dipengaruhi keinginan-keinginan yang tidak terpenuhi atau terpuaskan
dalam kehidupannya.
6. Kenakalan Remaja
28
Remaja yang bersangkutan cenderung melakukan tindakan-tindakan yang
mengarah ke kejahatan seperti mengambil barang atau hak milik orang lain tanpa
izin. Ketiga, ada yang namanya kenakalan khusus (istimewa), dalam bentuk ini
kenakalan remaja yang dimaksud sudah tingkat tinggi karena telah menyentuh
pada tindak kriminalitas.Contohnya, melakukan pemerkosaan pada anak dibawah
umur; seperti kasus Yuyun yang pernah marak menjadi perbincangan;
penyalahgunaan narkotika bahkan sampai berujung pembunuhan atau
penghilangan nyawa manusia.
Dampak korupsi tidak hanya dirasakan satu sisi saja, namun saling berkaitan
satu sama lain, seperti urutan domino yang berjatuhan. Bukan hanya
pembangunan saja yang bermasalah, namun seluruh faktor pembangun bangsa
juga bermasalah. Pada tahun 2015 sejumlah 31,077 triliun merupakan jumlah
kerugian negara akibat tindak pidana korupsi, data ini diperoleh dari survei
Indonesia Corruption Watch (ICW) (Dwi, 2016). Untuk memenuhi defisit
maupun melaksanakan pembangunan, suatu negara harus berhutang.
29
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
30
DAFTAR PUSTAKA
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/
6bfed1ab6721a7e36e217799d6017460.pdf
31