Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas anugrah Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya saya dapat membuat
makalah mengenai materi pelajaran kelas XI Kurikulum 2013(Revisi) yaitu Bab 5: Mewaspadai
Ancaman Terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia pada KD: Menelaah Ancaman
terhadap Integrasi Nasional. Makalah yang saya buat ini sebagai tugas akhir di kelas XII. Saya
menyusun makalah ini berdasarkan materi kurikulum yang berlaku.
Saya sangat berterima kasih kepada Ibu Fatimah selaku guru bidang studi Pendidikan
Kewarganegaraan karena telah berjasa mendidik kami sampai sekarang ini. Saya pun menyadari
bahwa kemampuan saya belum seberapa dibandingkan dengan bapak/ibu guru pengajar, saya
berharap bahwa Makalah yang kami buat dapat diterima dan mendapatkan nilai yang
memuaskan .
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi kita semua dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua .
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ............................................................................. 1

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................... 4

A. Pengertian Integrasi Nasional........................................................ 4

B. Mewaspadai Ancaman Terhadap Integrasi Nasional ................. 5

1. Ancaman Militer ............................................................................ 5

2. Ancaman Non-Militer .................................................................... 6

C. Contoh Kasus Integrasi Nasional .................................................. 7

D. Solusi Kasus Integrasi Nasional..................................................... 8

BAB III PENUTUP ................................................................................. 9

A. Kesimpulan ...................................................................................... 9

B. Saran ................................................................................................. 9
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Pada masa ini, pengetahuan kita mengenai kebudayaan Indonesia sangatlah kurang,
anak muda zaman sekarang lebih megetahui tentang moderanisasi dibanding budaya lokal.

Pengaruh kebudayaan luar menyebabkan kurangnya pengetahuan kita mengenai proses


kebudayaan tentang ada di Indonesia. Kurangnya pengetahuan akan hak dan kewajiban
kita sebagai warga Negara menimbulkan hilangnya rasa persatuan kita baik terhadap
sesama maupun Negara. Masing-masing Individu lebih mementingkan kepentingannya
sendiri, tanpa ada rasa peduli terhadap sesamanya. Sebagai warga Negara Indonesia yang
baik, haruslah memiliki rasa Integrasi nasional. Yaitu suatu sikaf kepedulian terhadap
sesama serta memiliki rasa persatuan yang tinggi, baik terhadap Bangsa Negara, Agama
serta Keluarga.
Dalam makalah ini, kami ingin menjelaskan tantang makna Integrasi Nasional,
serta penyebab terjadinya integrasi nasional dan upaya yang harus dilakukan dalam
integrasi nasional.

B. Rumusan masalah
Dari latar belakang yang telah ada, maka rumusan permasalahatan yang terkait dengan
Integrasi Nasional diantaranya :

1.)Definisi Integrasi Nasional ?


2.)Mewaspadai Ancaman Terhadap Integrasi Nasional ?
3.)Apa contoh kasus dari Integraasi Nasional?
4.)Bagaimana solusi dari kasus Integrasi Nasional?

C. Tujuan
Adapun tujuan yang sesuai dari rumusan masalah diatas,yaitu:
1.Untuk mengetahui pengertian Integrasi Nasional
2.Untuk mengetahui ancaman terhadap Integrasi Nasional.
3.Untuk mengetahui contoh kasus dari Integrasi Nasional
4.Untuk mengetahui solusi dari kasus Integrasi Nasional
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Integrasi Nasional

Istilah Integrasi Nasional berasal dari dua kata yakni Integrasi dan Nasional.
Menurut istilah Integrasi mempunyai arti sebagai pembaruan atau penyatuan, sehingga
menjadi kesatuan yang utuh dan bulat.
Menurut istilah Nasional mempunyai arti sebagai kebangsaan. Yang meliputi suatu
bangsa seperti ciri-ciri nasional, tarian tradisional, perusahaan nasional. Sehubungan
dengan penjelasan kedua istilah diatas, maka integrasi nasional identik dengan integrasi
bangsa yang mempunyai pengertian suatu proses penyatuan atau pembaruan berbagai
aspek sosial budaya ke dalam suatu wilayah dan pembentukan identitas nasional atau
bangsa. Yang harus dapat menjamin terwujudnya keselarasan dan keseimbangan dalam
menapai tujuan bersama sebagai suatu bangsa.
Integrasi nasional sebagai suatu konsep dalam ikatan dengan wawasan kebangsaan
dalam Negara Kesatuan Indonesia yang berlandaskan pada aliran pemikiran atau paham
integralistik yang berhubungan dengan paham idealisme untuk mengenal dan memahami
sesuatu yang harus dicari kaitannya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi nasional mempunyai arti dua macam,
yaitu:

1. Secara politis, integrasi nasional adalah proses penyatuan


berbagai kelompok budaya dan sosial ke dalam
kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu
identitas nasional.
2. Secara antropologis, integrasi nasional adalah proses
penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang
berbeda,sehingga mencapai suatu keserasian fungsi
dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

Perwujudan integrasi nasional masyarakat dan budaya bangsa Indonesia yang


heterogen ( beraneka macam ) itu diungkapkan dalam semboyan “Bhinneka Tunggal Ika―
yang artinya berbeda-beda suku bangsa, agama, budaya daerah, tetapi tetap satu bangsa.
Istilah Bhinneka Tunggal Ika pertama kali diungkapkan oleh seorang Empu terkenal di
Kerajaan Majapahit, yaitu Empu Tantular, dalam kitab Sutasoma.
Di Indonesia istilah integrasi masih sering disamakan dengan istilah pembauran atau
asimilasi, padahal kedua istilah tersebut memiliki perbedaan. Integrasi diartikan dengan
integrasi kebudayaan, integrasi social, dan pluralisme social. Sementara pembauran dapat
berarti penyesuaian antar dua atau lebih kebudayaan mengenai beberapa unsur
kebudayaan (culutural traits) mereka yang berbeda atau bertentangan, agar dapat
dibentuk menjadi suatu sistem kebudayaan yang selaras (harmonis).
Dengan demikian Integrasi nasional dapat diartikan penyatuan bagian-bagian yang
berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh, atau
memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa
(ICCE,2007). Masalah integrasi nasional di Indonesia sangat kompleks dan
multidimensional. Untuk mewujudkan deperlukan keadilan kebijakan yang diterapkan
oleh pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa, gender, dan
sebagainya. Sebenarnya upaya membangun keadilan, kesatuan, dan persatuan bangsa
merupakan bagian dari upaya membangun dan membina stabilitas politik disamping
upaya lain seperti banyaknya keterlibatan pemerintah dalam menentukan komposisi dan
mekanisme parlemen.

B. Mewaspadai Ancaman Terhadap Integrasi Nasional

Posisi negara Indonesia berada di tengah-tengah dunia dilewati garis


khatulistiwa, diapit oleh dua benua yaitu Asia dan Australia, serta berada diantara dua
samudera yaitu Samudera Hindia dan Pasifik. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
wilayah Indonesia berada pada posisi silang sangat sangat strategis.
Posisi silang Indonesia sebagaimana diuraikan di atas merupakan sebuah potensi
sekaligus ancaman bagi integrasi nasional bangsa Indonesia. Dikatakan sebuah potensi
karena akan memberikan dampak positif bagi kemajuan bangsa Indonesia serta akan
memperkokoh keberadaan Indonesia sebagai negara yang tidak dapat disepelekan
perannya dalam menunjang kemajuan serta terciptanya perdamaian dunia. Akan tetapi,
posisi silang ini juga mejadikan Indonesia sebagai negara yang tidak terbebas dari
ancaman yang dapat memecah belah bangsa.
Apa sebenarnya yang menjadi ancaman bagi integrasi nasional negara Indonesia?
Ancaman bagi integrasi nasional tersebut datang dari luar maupun dari dalam negeri
Indonesia sendiri dalam berbagai dimensi kehidupan. Ancaman tersebut biasanya berupa
ancaman militer dan non-militer. Nah, untuk menjawab rasa penasaran kalian, berikut ini
diuaraikan secara singkat ancaman yang dihadapi Bangsa Indonesia baik yang berupa
ancaman militer maupun non-milter.

1. Ancaman Militer
Ancaman militer berkaitan ancaman di bidang pertahanan dan keamanan.
Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata dan
terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan membahayakan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer dapat
berupa agresi/invasi, pelanggaran wilayah, pemberontakan bersenjata, sabotase,
spionase, aksi teror bersenjata, dan ancaman keamanan laut dan udara.
Agresi suatu negara yang dikategorikan mengancam kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa Indonesia mempunyai bentuk-
bentuk mulai dari yang berskala paling besar sampai dengan yang terendah.
Invasi merupakan bentuk agresi yang berskala paling besar dengan
menggunakan kekuatan militer bersenjata yang dikerahkan untuk menyerang dan
menduduki wilayah Indonesia. Bangsa Indonesia pernah merasakan pahitnya
diinvasi atau diserang oleh Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia
sebanyak dua kali, yaitu 21 Juli 1947 dan 19 Desember 1948. Invasi merupakan
bentuk agresi yang berskala paling besar dengan menggunakan kekuatan militer
bersenjata yang dikerahkan untuk menyerang dan menduduki wilayah Indonesia.
Bangsa Indonesia pernah merasakan pahitnya diinvasi atau diserang oleh Belanda
yang ingin kembali menjajah Indonesia sebanyak dua kali, yaitu 21 Juli 1947 dan
19 Desember 1948. Bentuk lain dari ancaman militer yang peluang terjadinya cukup
tinggi adalah tindakan pelanggaran wilayah (wilayah laut, ruang udara dan daratan)
Indonesia oleh negara lain. Konsekuensi Indonesia yang memiliki wilayah yang
sangat luas dan terbuka berpotensi terjadinya pelanggaran wilayah. Ancaman militer
dapat pula terjadi dalam bentuk pemberontakan bersenjata. Pemberontakan tersebut
pada dasarnya merupakan ancaman yang timbul dan dilakukan oleh pihak-pihak
tertentu di dalam negeri, tetapi pemberontakan bersenjata tidak jarang disokong oleh
kekuatan asing, baik secara terbuka maupun secara tertutup.

Salah satu pesawat tempur yang digunakan Belanda ketika melakukan Agresi Militer
kepada Indonesia.
2. Ancaman Non-Militer
Ancaman non-militer pada hakikatnya ancaman yang menggunakan faktor-
faktor non-militer dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan
negara, kepribadian bangsa, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap
bangsa. Ancaman ini salah satunya disebabkan oleh pengaruh negatif dari
globalisasi. Globalisasi yang menghilangkan sekat atau batas pergaulan antar bangsa
secara disadari ataupun tidak telah memberikan dampak negatif yang kemudian
menjadi ancaman bagi keutuhan sebuah negara, termasuk Indonesia. Ancaman non-
militer diantaranya dapat berdimensi ideologi, politik, ekonomi dan sosial budaya.

a) Ancaman di Bidang Ideologi


Secara umum Indonesia menolak dengan tegas paham komunis dan zionis.
Akibat dari penolakan tersebut, tentu saja pengaruh dari negara-negara komunis
dapat dikatakan tidak dirasakan oleh bangsa Indonesia, kalaupun ada pengaruh
tersebut sangat kecil ukurannya. Akan tetapi, meskipun demikian bukan berarti
bangsa Indonesia terbebas dari pengaruh paham lainnya, misalnya pengaruh
liberalisme.

Saat ini kehidupan masyarakat Indonesia cenderung mengarah pada kehidupan


liberal yang menekankan pada aspek kebebasan individual.

b.) Ancaman di Bidang Politik

Ancaman di bidang politik dapat bersumber dari luar negeri maupun dalam negeri.
Dari luar negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu negara
dengan melakukan tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi, provokasi, atau
blokade politik merupakan bentuk ancaman non-militer berdimensi politik yang
sering kali digunakan oleh pihak-pihak lain untuk menekan negara lain. Kedepan,
bentuk ancaman yang berasal dari luar negeri diperkirakan masih berpotensi
terhadap Indonesia, yang memerlukan peran dari fungsi pertahanan non-militer
untuk menghadapinya.
Tindakan anarkis menjadi ancaman bagi Bangsa Indonesia dalam bidang politik.
c.) Ancaman di Bidang Ekonomi

Pada saat ini ekonomi suatu negara tidak bisa berdiri sendiri. Hal tersebut
merupakan bukti nyata dari pengaruh globalisasi. Dapat dikatakan, saat ini tidak ada
lagi negara yang mempunyai kebijakan ekonomi yang tertutup dari pengaruh negara
lainnya.
Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan
perdagangan dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar
yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi
perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap
arus modal, barang dan jasa.

d.) Ancaman di Bidang Sosial Budaya

Ancaman yang berdimensi sosial budaya dapat dibedakan atas ancaman dari
dalam, dan ancaman dari luar. Ancaman dari dalam didorong oleh isu-isu
kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan. Isu tersebut menjadi
titik pangkal timbulnya permasalahan, seperti separatisme, terorisme, kekerasan, dan
bencana akibat perbuatan manusia. Isu tersebut akan mengancam persatuan dan
kesatuan bangsa, nasionalisme, dan patriotisme.
Ancaman dari luar timbul sebagai akibat dari pengaruh negatif globalisasi,

C. Contoh Kasus Integrasi Nasional

1. Yang pertama adalah kasus yang terjadi di daerah Sambas, Kalimantan Barat pada tahun
1999, yaitu konflik antara suku Melayu (Sambas) dengan suku Madura. Konflik ini
menyebabkan sekitar 1800 tempat tinggal hancur, banyak nyawa melayang dan kerugian
materi atau infrastruktur yang tidak terhitung, bahkan konflik ini menyebabkan suku
Madura terusir dari wilayah tersebut.
2. Kedua adalah kasus konflik antar etnis yang sering terjadi di Provinsi Lampung. Karena
pada dasarnya, Provinsi Lampung merupakan daerah tujuan transmigrasi sehingga tidak
mengherankan bahwa di wilayah ini sering terjadi konflik antar etnis. Koflik antar suku
yang paling tertanam dan masih teringat hingga sekarang adalah konflik yang terjadi
antara suku Bali Nuraga dengan etnis Lampung asli di daerah Kalianda Kabupaten
Lampung Selatan pada 27 Oktober 2012 sampai dengan 29 Oktober 2012. Dari pemetaan
Kepolisian Daerah (Polda) Lampung, ada 112 titik potensi konflik di Lampung sejak
2012 hingga sekarang, 68 di antaranya terdapat dalam bidang politik, ekonomi, sosial,
dan budaya. Dijabarkan bahwa terdapat 18 potensi konflik suku, agama, ras, dan
antargolongan (SARA), 22 potensi konflik sumber daya alam (SDA), dan 4 potensi
konflik terkait batas wilayah
D. Solusi Kasus Integrasi Nasional

Dalam mengatasi kasus integrasi sosial yang kuat di tengah masyarakat maka paling tidak harus
didekati dua pendekatan yang mendasar, yakni: faktor struktural dan kultural (Utami, 2000).
Faktor struktural mencakup peran pemerintah dalam membangun kondisi kehidupan masyarakat
yang lebih baik, lebih harmonis dan lebih memberikan keadilan kepada semua pihak. Tidak lupa
memberikan akses ekonomi, politik dan sosial budaya tanpa kecuali kepada seluruh masyarakat.
Sedangkan faktor kultural mencakup kesadaran masyarakat untuk saling menghormati dan
menghargai satu sama lainnya. Membangun sikap adaptasi masyarakat pada kultur yang berbeda,
agar bisa mengurangi ketegangan-ketagangan yang timbul dalam kehidupan bersama.
Negara Indonesia adalah Negara yang menganut paham demokrasi, demokrasi di artikan dalam
kehidupan berkelompok atau bermasyarakat adalah bermusyawarah. Musyawarah bertujuan
untuk memecahkan suatu masalah yang dirundingkan guna mencari jalan keluar dan tetap
mengedepankan kedamaian serta keharmonisan dalam bermasyarakat
Negara Indonesia adalah Negara yang menganut paham demokrasi, demokrasi di artikan dalam
kehidupan berkelompok atau bermasyarakat adalah bermusyawarah. Musyawarah bertujuan
untuk memecahkan suatu masalah yang dirundingkan guna mencari jalan keluar dan tetap
mengedepankan kedamaian serta keharmonisan dalam bermasyarakat
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Indonesia adalah negara yang penuh dengan keragaman, baik itu dari segi etnis, budaya, adat
istiadat, dengan segala pola kehidupan masyarakat yang ada di dalamnya. Masyarakat adat di
Indonesia juga memiliki berbagai kearifan lokal yang sangat khas dan menunjukkan
eksistensinya dalam lingkup suku bangsa di Indonesia. Beriringan dengan hal itu, Indonesia juga
memiliki berbagai masalah terkait dengan isu etnis tersebut, contoh nyatanya adalah konflik
antar etnis yang sering terjadi di berbagai daerah dan berdampak bagi stabilitas nasional
Indonesia. Hal ini pula yang menjadikan Integrasi Nasional begitu sulit diwujudkan di negara ini,
ditandai dengan belum terciptanya rasa kebersamaan dalam suatu wilayah, dengan melepaskan
simbol-simbol primordial dari komunitas adat.
Dibutuhkan langkah nyata dari berbagai pihak untuk mengatasi hal ini, diantaranya dengan
berupaya dengan serius untuk mengatasi konflik antar etnis yang terjadi di daerah, membendung
segala hal yang dapat menjadi pemicu konflik, mengedepankan toleransi dan penanaman nilai-
nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dan pemerintah juga harus mampu menciptakan
kebijakan yang adil dari segi politik, ekonomi, sosial dan budaya, karena pada dasarnya isu etnis
ini merupakan hal yang sangat sensitif terutama di negara multikultural seperti Indonesia ini.
Selain itu, kearifan lokal yang dimiliki oleh setiap etnis juga harus mampu berkembang dan di
transformasikan menjadi nilai-nilai yang bermanfaat bagi pembangunan karakter bangsa. Karena
dengan karakter bangsa yang kuat, akan membentuk suatu negara yang dapat menciptakan
kesejahteraan bagi rakyatnya, sesuai dengan tujuan negara Indonesia yang tertuang dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

B. Saran

1) Diharapkan bagi masyarakat khususnya para siswa dapat memahami pentingnya Integrasi
Nasional.
2) Perlu diadakannya pembahasan yang lebih lanjut agar informasi yang diperoleh
lebih lengkap dan komprehensif bagi pengembangan ilmu

Anda mungkin juga menyukai