Anda di halaman 1dari 16

Ancaman

Ancaman merupakan salah satu bentuk usaha yang bersifat untuk mengubah atau merombak kebijaksanaan
yang dilakukan secara konsepsional melalui segala tindak kriminal dan politis. Ancaman Militer ini sendiri
merupakan ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata terorganisasi dan dinilai memiliki kemampuan
yang berbahaya terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamtan segenap bangsa.
Ancaman militer dapat berasal dari dalam maupun luar negeri. Beberapa macam ancaman dan gangguan
pertahanan dan keamanan negara :

Dari Luar Negeri


o Agresi
o Pelanggaran Wilayah oleh Negara Lain
o Spionase/Mata-mata
o Sabotase
o Aksi teror dari Jaringan Internasional

Dari Dalam Negeri


o Pemberontakan bersenjata
o Konflik horizontal
o Aksi teror
o Sabotase
o Aksi kekerasan berbau SARA
o Gerakan separatis
o Perusakan lingkungan

Ancaman Nonmiliter merupakan ancaman yang tidak bersenjata akan tetapi apabila tetap dibiarkan, akan
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara dan keselamatan segenap bangsa.
Tantangan
Tantangan adalah suatu hal atau bentuk usaha yang memiliki tujuan untuk menggugah kemampuan.
Hambatan
Hambatan adalah usaha yang ada dan berasal dari dalam diri sendiri yang memiliki sifat atau memiliki
tujuan untuk melemahkan dan menghalangi secara tidak konsepsional.
Gangguan
Gangguan merupakan hal atau usaha yang muncul dari luar yang memiliki sifat atau bertujuan untuk
melemahkan atau menghalangi secara tidak terarah.
BAB 7
ANCAMAN TERHADAP NEGARA

DALAM MEMBANGUN
INTEGRASI NASIONAL DENGAN BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA
A. Pengertian Integrasi Nasional
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang beragam. Keberagaman masyarakat Indonesia ditandai
oleh adanya keberagaman budaya. Misalnya perbedaan suku bangsa menyebabkan adat-istiadat, bentuk
rumah, pakaian serta kesenian yang memiliki ciri khas yang berbeda.
Bangsa Indonesia menyadari dan menghormati adanya perbedaan budaya tersebut. Bangsa Indonesia
sejak dahulu telah dipersatukan dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda, tetapi
tetap satu.
Integrasi nasional berasal dari dua kata, yaitu Integrasi dan Nasional. Integrasi berasal dari bahas
inggris, Integrate artinya menyatupadukan, menggabungkan, mempersatukan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Integrasi artinya pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Kata Nasional
berasal dari bahasa Inggris, nation yang artinya bangsa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi
nasional mempunyai arti politis dan antropologis.
1. Secara Politis
Integrasi secara politis berarti penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam kesatuan wilayah
nasional yang membentuk suatu identitas nasional.
2. Secara Antropologis
Integrasi secara antropologis berarti proses penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda
sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan masyarakat.
Pendapat para ahli tentang integrasi. Yaitu sbb:
1. Howard Wriggins
Menurutnya, integritas bangsa berarti penyatuan bagian yang berbeda-beda dari suatu masyarakat menjadi
suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang jumlahnya banyak
menjadi satu kesatuan bangsa.
2. Myron Weiner
Menurutnya, integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok budaya san sosial ke dalam satu
kesatuan wilayah, dalam rangka pembentukan suatu identitas nasional. Integrasi biasanya mengandalkan
adanya satu masyarakat yang secara etnis majemuk dan setiap kelompok masyarakat memiliki bahasa dan
sifat-sifat kebudayaan yang berbeda.
3. Dr. Nazaruddin Sjamsuddin
Menurutnya, integrasi nasional ini sebagai proses penyatuan suatu bangsa yang mencakup semua aspek
kehidupannya, yaitu aspek sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Integrasi juga meliputi aspek vertikal dan
horizonntal.
4. J. Soedjati Djiwandono
Menurutnya, integrasi nasional sebagai cara bagaimana kelestarian persatuan nasional dalam arti luas dapat
didamaikan dengan hak menentukan nasib sendiri. Hak tersebut perlu dibatasi pada suatu taraf tertentu. Bila
tidak, persatuan nasional akan dibahayakan. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa integrasi
nasional bangsa indonesia berarti hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai suatu bangsa, menjadi satu
kesatuan bangsa secara resmi, dan direalisasikan dalam satu kesepakatan atau konsensus nasional melalui
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Konsep-konsep Integrasi Nasional diantaranya :
1. Jones J. Clemens dan Carl G. Roberg
Teorinya banyak dipakai oleh para peminat teori modernisasi yang digunakan untuk memahami
permasalahan integrasi nasional di negaranegara berkambang pada masa itu.
Menurut Clemens & Roberg proses pemerintahan bagian suatu negara tak ada 2 dimensi :
a. Intgarasi vertical (elite-massa )
Integrasi ini mencakup masalahmasalah yang ada pada bidang vertikal. menjembatani celah perbedaan
yang menyakini ada antara kaum elite dan massa dalam rangka pengembangan suatu proses politik terpadu
dan masyarakat politik yang berpartisipasi, mereka menamakan dengan dimensi vertikal ini sebagai integrasi
politik.
b. Integrasi horizontal ( teritorial )

2.
3.

4.

5.

1.
2.
3.

Integrasi ini mencakup masalahmasalah yang ada pada bidang horizontal. bertujuan untuk mengurangi
diskonitalitas dan ketegangan kultur kedaerahan dalam rangka proses penciptaan suatu masyarakat politik
yang homogen.
Rupert Emerson dan Kh. Silvert
Para sarjanasarjana ini memahami integrasi nasional dalam arti yang sama dengan integrasi teritorial dari
Cleman dan Rosberg.
Myron Weiner
Weiner merupakan seorang ilmuan politik amerika serikat. Dia telah mengumpulkan sejumlah pengertian
integrasi yang sering dipergunakan oleh para ilmuan uraiannya itu, ia mengidentifikasi dengan jelas
masalah-masalah yang tercakup dalam setiap pengertian yang pernah dipergunakan oleh para sarjana sampai
pertengahan 1960-an. Dari studi ini, Weiner menampilkan beberapa pengertian integrasi lain yang lebih
bermanfaat umum, seperti integrasi nilai, integrasi tingkah laku dan integrasi budaya.
Claude Alce
Dia dengan tegas menolak terminologi integrasi nasional dan lebih menyukai istilah integrasi politik.
Menurut sarjana kelahiran Nigeria ini, istilah bangsa (nation) yang menjadi akar kata nasional itu, secara
normatik sudah mengandung makna kelompok manusia yang sudah sangat terpadu. Dengan demikian,
istilah bangsa sudah dengan sendirinya merujuk pada integrasi karena komponen-komponennya memang
sudah terintegrasi.
Konsep integrasi politik (elite-massa) dan integrasi territorial seperti yang dikemukakan Rosberg, Clemens,
dan pakar-pakar yang lain terlalu memuratkan diri pada arah dan tujuan integrasi. Kajiannya lebih terfokus
pada faktor apa yang diintegrasikan dalam proses perpaduan itu.
Mahfud MD
Menurut Mahfud MD integrasi nasional adalah pernyataan bagian-bagian yang berbeda dari suatu
masayarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih untuh, secara sederhana memadukan masyarakatmasyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa. Untuk mewujudkan integrasi nasional
diperlukan keadilan, kebijaksanaan yang diterapkan oleh pemerintah dengan tidak membersakan SAR. Ini
perlu dikembangkan karena pada hakekatnya integrasi nasional menunjukkan tingkat kuatnya kesatuan dan
persatuan bangsa.KesimpulanIdentitas Nasional Indonesia adalah sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang
membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa,
agama dan pulau-pulau yang dipisahkan oleh lautan. Oleh karena itu, nilai-nilai yang dianut masyarakatnya
pun berbeda-beda. Nilai-nilai tersebut kemudian disatupadukan dan diselaraskan dalam Pancasila. Nilai-nilai
ini penting karena merekalah yang mempengaruhi identitas bangsa. Oleh sebab itu, nasionalisme dan
integrasi nasional sangat penting untuk ditekankan pada diri setiap warga Indonesia agar bangsa Indonesia
tidak kehilangan identitas.
Integrasi masyarakat dalam negara dapat tercapai apabila :
Terciptanya kesepakatan dari sebagian besar anggotanya terhadap nilai-nilai social tertentu yang bersifat
fundamental dan krusial.
Sebagian besar anggotanya terhimpun dalam berbagai unit social yang saling mengawasi dalam aspek-aspek
sosia yang potensial.
Terjadinya saling ketergantungan diantara kelompok-kelompok social yang terhimpun didalam pemenuhan
kebutuhan ekonomi secara menyeluruh.

B. Pentingnya Membangun Integrasi Nasional


Untuk mewujudkan cita-cita, dan tujuan negara serta memelihara rasa kebersamaan. Beberapa faktor
yang perlu diperhatikan untuk membangun integrasi nasional:
1. Adanya kemampuan dan kesadaran bangsa dalam mengelola perbedaan SARA dan keanekaragaman budaya
serta adat istiadat.
2. Adanya kemampuan untuk mereaksi penyebaran ideologi asing
3. Adanya kemampuan untuk mereaksi dan mencegah dominasi ekonomi asing
4. Mampu berperan aktif dalam percaturan dunia di era globalisasi dalam berbagai aspeknya
5. Bertekad untuk membangun sistem budaya sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945
6. Menyelenggarakan berbagai kegiatan budaya dengan cara melakukan pengkajian kritis dan sosialisasi
terhadap identitas nasional.
Perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan
secara nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari

a.
b.
c.

a.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
b.
1)
2)
3)
4)
5)
c.
1)
2)
3)
4)
5)

kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa
memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya yang melimpah untuk
kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan
masalah yang baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan karakter
atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia.
Syarat Integrasi
Menurut William F. Ogburn dan Mayer Nimkoff, syarat keberhasilan suatu integrasi sbb:
Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan satu
dengan lainnya.
Terciptanya kesepakatan (konsensus) bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial yang
dilestarikan dan dijadikan pedoman
Norma-norma dan nilai-nilai sosial dijadikan aturan baku dalam melangsungkan proses integrasi sosial.
Perwujudan Integrasi Nasional
Terwujudnya integrasi nasional, antara lain dapat dilihat dari pakaian, bahasa, lambang dan identitas
kebangsaan, landasan ideologi, perilaku sosial, serta lembaga-lembaga.
Faktor-faktor Pendorong, Pendukung, dan Penghambat Integrasi Nasional
Faktor pendorong tercapainya integrasi nasional
Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah
Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu Garuda Pancasila & semboyan
Bhineka Tunggal Ika
Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu dikalangan bangsa indonesia seperti yang dinyatakan dalam
sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan muncul semangat nasionalisme dikalangan bangsa
indonesia.
Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan oleh banyak pahlawan
bangsa yang gugur di medan perjuangan.
Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila dan UUD
1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa kesatuan bahasa Indonesia.
Faktor pendukung integrasi nasional
Penggunaan bahasa indonesia
Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam suatu bangsa, bahasa, dan tanah air indonesia
Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama yaitu pancasila.
Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi keagamaan yang kuat.
Adanya rasa senasib sepenanggungan akibat penjajahan yang diderita.
Faktor penghambat integrasi nasional
Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor kesukubangsaan dengan
masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan sebagainya.
Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan luas.
Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang merongrong keutuhan, kesatuan
dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan
menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan), gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.
Adanya paham etnosentrisme di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan kelebihan-kelebihan
budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.

Fungsi Pancasila dalam Integrasi Nasional


Pancasila merupakan moral bangsa indonesia dan pelindung dari perbedaan / kemajemukan yang ada di
indonesia. Berikut makna dari pancasila :
a. Sila Pertama
Mewajibkan kita untuk mengakui dan memuliakan Tuhan sebagai pencipta baik dalam hati maupun
perbuatan.
b. Sila Kedua
Mewajibkan kita untuk mengakui dan memperlakukan setiap orang sebagai sesama manusia yang memiliki
martabat mulia dan hak serta kewajiban asasi.

c.

Sila Ketiga
Mewajibkan kita untuk mencintai tanah air bangsa, dan negara indonesia
d. Sila Keempat
Mewajibkan kita untuk turut serta dalam kehidupan politik dan pemerintahan sesuai dengan kedudukan
masing-masing
e. Sila Kelima
Mewajibkan kita memberi sumbangan sesuai dengan kemampuan demi mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Mewujudkan Integrasi Nasional
Dalam upaya untuk mencapai integrasi nasional dengan cara menjaga keselarasan antarbudaya. Hal itu dapat
terwujud jika ada peran serta pemerintah dan partisipasi masyarakat dalam proses integrasi nasional.
a. Peran Pemerintah
1)
Pemerintah harus mampu melaksanakan sebuah sistem politik nasional yang dapat mengakomodasikan
aspirasi masyarakat yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.
2) Kemampuan desentralisasi pemerintah yang diwujudkan dalam agenda otonomi daerah.
3) Keterbukaan dan demokratisasi yang bertumpu pada kesamaan hak dan kewajiban warga negara.
b. Peran Masyarakat
1) Meminimalkan perbedaan dan berpijak pada kesamaan-kesamaan yang dimiliki oleh setiap budaya daerah.
2) Meminimalkan setiap potensi konflik yang ada.
Contoh wujud Integrasi Nasional, antara lain sebagai berikut:
a. Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta oleh Pemerintah Republik Indonesia yang
diresmikan pada tahun 1976. Di kompleks Taman Mini Indonesia Indah terdapat anjungan dari semua
propinsi di Indonesia (waktu itu ada 27 provinsi). Setiap anjungan menampilkan rumah adat beserta aneka
macam hasil budaya di provinsi itu, misalnya adat, tarian daerah, alat musik khas daerah, dan sebagainya.
b. Sikap toleransi antarumat beragama, walaupun agama kita berbeda dengan teman, tetangga atau saudara,
kita harus saling menghormati.
c. Sikap menghargai dan merasa ikut memiliki kebudayan daerah lain, bahkan mau mempelajari budaya
daerah lain, misalnya masyarakat Jawa atau Sumatra, belajar menari legong yang merupakan salah satu
tarian adat Bali. Selain anjungan dari semua propinsi di Indonesia, di dalam komplek Taman Mini Indonesia
Indah juga terdapat bangunan tempat ibadah dari agama-agama yang resmi di Indonesia, yaitu masjid (untuk
agama Islam), gereja (untuk agama Kristen dan Katolik), pura (untuk agama Hindu) dan wihara (untuk
agama Buddha). Perlu diketahui, bahwa waktu itu agama resmi di Indonesia baru 5 (lima) macam.
Upaya Meningkatkan Nasionalisme dan Integrasi Nasional
Meningkatkan integrasi nasional secara vertical (pemerintah dengan masyarakat). Cara-cara yang dapat
ditempuh adalah:
1) Menerapkan rezim terbaik bagi Indonesia Ramlan Surbakti (1999: 32), yaiturezim yang sebagaiman
terdapat dalam UUD 1945 dan Pancasila. Dimana dalam UUD 1945 dinyatakan 4 tujuan negara yaitu:
melindungi seluruh golongan masyarakat dan seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan
bangsa, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan ikut serta menciptakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, keadilan dan perdamaian abadi, dan Pancasila sebagai sumber filsafat negara yaitu:
Ketuhanann Yang Mahaesa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradap, persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmah ebijaksanaan Permusyawaratan Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia. Tujuan ini dipandang maksimal jika rezim didukung secara struktural dengan bentuk dan
susunan negara (negara republic dan kesatuan), karena struktur pemerintahan cenderung bersifat pembagian
kekuasaan daripada pemisahan kekuasaan, dan jaminan atas hak-hak warga negara, seperti menyampaikan
pendapat, berasosiasi, beragama, dan kesejahteraan.
2)
Menciptakan kondisi dan membiasakan diri untuk selalu membangun konsensus. Kompromi dan
kesepakatan adalah jiwa musyawarah dan sesungguhnya juga demokrasi. Iklim dan budaya yang demikian
itu, bagi Indonesia yang amat majemuk, sangat diperlukan. Tentunya, penghormatan dan pengakuan kepada
mayoritas dibutuhkan, tetapi sebaliknya perlindungan terhadap minoritas tidak boleh diabaikan. Yang kita
tuju adalah harmoni dan hubungan simetris, dan bukan hegemoni. Karena itu, premis yang mengatakan The
minority has its say, the majority has its way harus kita pahami secara arif dan kontekstual.
a.

3)

4)

5)

b.
1)

2)

3)

4)

5)

Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret, tegas dan tepat dalam segala aspek kehidupan dan
pembangunan bangsa, yang mencerminkan keadilan semua pihak, semua wilayah. Kebijakan otonomi
daerah, desentralisasi, keseimbangan pusat daerah, hubungan simetris mayoritas-minoritas, perlindungan
kaum minoritas, permberdayaan putra daerah, dan lain-lain pengaturan yang sejenis amat diperlukan. Disisi
lain undang-undang dan perangkat regulasi lain yang lebih tegas agar gerakan sparatisme, perlawanan
terhadap ideologi negara, dan kejahatan yang berbau SARA tidak berkembang dengan luluasa, harus dapat
kita rumuskan dengan jelas.
Upaya bersama dan pembinaan integrasi nasional memerlukan kepemimpinan yang arif dan efektif. Setiap
pemimpin di negeri ini, baik formal maupun informal, harus memilikim kepekaan dan kepedulian tinggi
serta upaya sungguh-sungguh untuk terus membina dan memantapkan integrasi nasional. Kesalahan yang
lazim terjadi, kita sering berbicara tentang kondisi objektif dari kurang kukuhnya integrasi nasional di negeri
ini, serta setelah itu bermimpi tentang kondisi yang kita tuju (end state), tetapi kita kurang tertarik untuk
membicarakan prose dan kerja keras yang harus kita lakukan. Kepemimpinan yang efektif di semua ini
akhirnya merupakan faktor penentu yang bisa menciptakan iklim dan langkah bersama untuk mengukuhkan
integrasi nasional.
Meningkatkan Intergrasi wilayah Ramlan Surbakti (1999:53), dengan membentuk kewenangan nasional
pusat terhadap wilayah atau daerah politik yang lebih kecil. Indonesia membentuk konsep wilayah yang
jelas dalam arti wilayah yang meliputi darat, laut, udara, dan isinya degan ukuran tertentu. Maupun dengan
aparat pemerintah dan sarana kekuasaan untuk menjaga danmempertahankan kedaulatan wilayah dari
penetrasi luar. Nmun, kenyataannya masih banyak wilayah Indonesia yang kurang mendapatkan perhatian
dari pemerintah, sehingga seringkali diaku oleh Negara lain.
Meningkatkan Integrasi Nasional secara horizontal antar masyarakat Indonesia yang plural. Cara-cara yang
dapat ditempuh adalah:
Membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran, dan kehendak untuk bersatu. Perjalanan
panjang bangsa Indonesia untuk menyatukan dirinya, sebutlah mulai Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah
Pemuda 1928, Proklamasi Kemerdekaan 1945, dan rangkaian upaya menumpas pemberontakan dan
saparatisme, harus terus dilahirkan dalam hati sanubari dan alam pikiran bangsa Indonesia.
Membangun kelembagaan (pranata) di masyarakat yang berakarkan pada nilai dan norma yang
menyuburkan persatuan dan kesatuan bangsa tidak memandang perbedaan suku, agama, ras, keturunan, etnis
dan perbedaan-perbedaan lainnya yang sebenarnya tidak perlu diperdebatkan. Menyuburkan integrasi
nasional tidak hanya dilakukan secara struktural tetapi juga kultural. Pranata di masyarakat kelak harus
mampu membangun mekanisme peleraian konflikk (conflict management) guna mencegah kecenderungan
langkah-langkah yang represif untuk menyelesaikan konflik.
Meningkatkan integrasi bangsa Ramlan Surbakti (1999: 52), adalah penyatuan berbagai kelompok
sosial budaya dalam satu-kesatuan wilayah dan dalam suatu identitas nasional. Diandaikan, masyarakat itu
berupa masyarakat majemuk yang meliputi berbagi suku bangsa, ras, dan agama. Di Indoonesia integrasi
bangsa diwujudkan dengan a) penghapusan sifat kultural utama dari kelompok minoritas dengan
mengembangkan semacam kebudayaan nasional biasanya kebudayaan suku bangsa yang dominan, atau b)
dengan pembentukan kesetiaan nasional tanpa menghapuskan kebudayaan kelompok kecil. Negara
Indonesia menempuh cara b ini, yakni menangani masalah integrasi bangsa dengan kebudayaan nasional
yang dilukiskan sebagai puncak-puncak (hal yang terbaik) dari kebudayaan daerah, tetapi tanpa
menghilangkan (bahkan mengembangkan) kebudayaan daerah.
Mengembangkan perilaku integratif di Indonesia Ramlan Surbakti (1999: 55), dengan upaya bekerja
sama dalam organisasi dan berperilaku sesuai dengan cara yang dapat membantu pencapaian tujuan
organisasi. Kemampuan individu, kekhasan kelompok, dan perbedaaan pendapat bahkan persaingan
sekalipun tidak perlu dipertentangkan dengan kesediaan bekerja sama yang baik. Perilaku integrative dapat
diwujudkan dengan mental menghargai akan perbedaan, saling tenggang rasa, gotong royong, kebersamaan,
dan lain-lain.
Meningkatkan integrasi nilai di antara masyarakat. Integrasi nilai Ramlan Surbakti (1999: 54),
adalah persetujuan bersama mengenai tujuan-tujuan dalam prinsip dasar politik, dan prosedur-prosedur
lainnya, dengan kata lain integrasi nilai adalah penciptaan suatu system nilai (ideology nasional) yang
dipandang ideal, baik dan adil dengan berbagi kelompk masyarakat. Integrasi nilai Indonesia ada dalam
Pancasila dan UUD 1945 sebagai system nilai bersama.

C. Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan dalam Membangun Integrasi Nasional

1.
2.
3.
4.

Dalam GBHN (1963, 1968, dan 1983) pada butir 2 huruf F Bab II, tertulis perihal Hambatanhambatan, Tantangan-tantangan, Ancaman-ancaman, dan Gangguan-gangguan yang timbul baik dari luar
maupun dari dalam perlu secara efektif dielakan untuk tetap memungkikan berjalannya pembangunan
nasional yang selalu harus menuju katujuan yang ingin dicapai terus menerusa memupuk Ketahanan
Nasional.
Sedangkan dalam UU No. 20 Tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan
Republik Indonesia Bab I Pasal 1 butir 13 tertulis : Ancaman adalah ancaman, gangguan hambatan, dan
tantangan. Dalam kedua sumber tersebut diatas tidak terdapat uraian lebih lanjut mengenai pengertian
keempat istilah itu.
Sejak lama telah dikembangkan pengertian tersebut dilingkungan Lemhanas dengan maksud untuk
lebih menjernihkan serta membedakan makna keempat istilah termasuk dalam mendalami konsepsi
Ketahanan Nasional.
Acaman merupakan hal atau usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan dan dilakukan
secara konsepsional, kriminal serta politik.
Tantangan merupakan hal atau usaha yang bertujuan atau bersifat menggugah kemampuan.
Hambatan merupakan hal atau usaha yang berasal dari diri sendiri yang bersifat atau bertujuan melemahkan
atau menghalangi secara tidak konsepsional.
Gangguan merupakan hal atau usaha yang berasal dari luar yang bersifat atau bertujuan melemahkan atau
menghalang-halangi secara tidak konsepsional.

1. Ancaman dalam Membangun Integrasi Nasional


Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, yang dinilai
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman
nonmiliter atau nirmiliter memiliki karakteristik yang berbeda dengan ancaman militer, yaitu tidak bersifat
fisik serta bentuknya tidak terlihat seperti ancaman militer, karena ancaman ini berdimensi ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, teknologi, informasi serta keselamatan umum.
a. Invasi dan infiltrasi
Invasi adalah aksi militer dimana angkatan bersenjata suatu negara memasuki daerah yang dikuasai
oleh suatu negara lain, dengan tujuan menguasai daerah tersebut atau mengubah pemerintahan yang
berkuasa. Invasi bisa menjadi penyebab perang, bisa digunakan sebagai strategi untuk menyelesaikan
perang, atau bisa menjadi inti dari perang itu sendiri.
Istilah ini biasanya dipakai untuk suatu aksi strategis militer yang besar, karena tujuan akhir invasi
biasanya pada skala yang besar dan dengan jangka panjang, suatu pasukan yang sangat besar dibutuhkan
untuk mempertahankan daerah yang diinvasi. Infiltrasi taktis kecil tidak termasuk invasi, dan lebih sering
diklasifikasikan sebagai serbuan, skirmish, atau serangan
Invasi pada dasarnya dilakukan untuk memperluas wilayah dan kepentingan politik. Namun, motifmotif lainnya juga pernah terjadi, antara lain, pengembalian wilayah yang dulu diambil; idealisme
keagamaan; politik untuk kepentingan nasional; pengejaran musuh-musuh; perlindungan terhadap negara
sekutu; mengambil alih daerah jajahan; serangan preemptif sebelum diserang; melindungi atau mengambil
rute transportasi atau sumber daya alam, seperti air dan minyak; menengahi konflik antar dua pihak lain; dan
sebagai sanksi militer.
Pada abad ke-19 juga muncul motif dimana negara-negara kuat dan adidaya mencoba untuk mengatur
politik dunia, misalnya dengan mengubah pemerintahan atau rezim suatu negara lain. Pada kasus-kasus ini
sering juga para penyerang beralasan bahwa mereka "melindungi" daerah yang diinvasi. Pada politik
modern masa kini, agar terhindar dari tuduhan imperialisme, pihak yang menyerang sering mencap suatu
invasi sebagai suatu "intervensi" untuk kepentingan bersama.
Infiltrasi merupakan kegiatan penyusupan perorangan atau kelompok melalui celah-celah atau
kelemahan-kelemahan dalam wilayah lawan untuk melemahkan atau menghancurkan kekuatan lawan
sebagai tindakan pendahuluan bagi suatu penguasaan wilayah lawan.
Bentuk infiltrasi:
1) Penyusupan dari luar wilayah hukum sebuah negara kedalam wilayah hukum negara lawan yang dilakukan
melalui darat, laut dan udara guna melaksanakan tugas tertentu untuk jangka waktu panjang maupun
terbatas.

2) Penyusupan dapat dilakukan dari dalam wilayah hukum suatu negara dengan cara memasukkan orang atau
kelompok orang terhadap organisasi politik, badan-badan pemerintah maupun swasta dengan cara
menyembunyikan identitas sebenarnya.
b. Kemajuan Teknologi Transportasi, Komunikasi Dan Informasi
Kemajuan teknologi transportasi, komunikasi dan informasi, membuat dunia yang begitu luas menjadi
terasa tidak luas lagi. Kejadian yang terjadi di belahan dunia lain dengan cepat bisa diketahui saat itu juga
melalui kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Keadaan ini membuat dunia seolah-olah hanya
seluas desa atau dusun yang ada di daerahmu. Oleh sebab itu, dengan adanya kemajuan teknologi informasi,
komunikasi, dan transportasi membuat dunia seperti dusun global (global village). Selain itu, perkembangan
teknologi informasi, komunikasi, dan transportasi membuat jarak seolah-olah terasa semakin dekat.
Perpindahan penduduk (migrasi) dari suatu negara ke negara lain menjadi mudah dan lancar.
Komunikasi lintas negara juga semakin mudah dan lancar. Berkembangnya teknologi informasi,
komunikasi, dan transportasi juga membuat perdagangan antarnegara semakin bebas. Kondisi ini membuat
persaingan semakin ketat. Barang-barang (produk) buatan luar negeri mudah memasuki negara Indonesia.
Sehingga produk buatan dalam negeri harus bersaing ketat dengan produk luar negeri. Padahal produkproduk luar negeri lebih variatif. Mulai dari produk kebutuhan pokok hingga hiburan.
Untuk lebih jelas perhatikan uraian berikut. Ketika mendengar radio atau menonton televisi, Kamu
tentu sering mendengar musik atau menonton film yang berbahasa asing (biasanya Bahasa Inggris). Hal ini
menunjukkan bahwa budaya asing (musik dan film luar negeri) telah memasuki negara Indonesia. Dengan
demikian, budaya Indonesia (musik, tari, drama tradisional) mau tidak mau harus bersaing dengan seni-seni
dari luar negeri tersebut. Keadaan seperti ini tentunya bisa menimbulkan dampak bagi keberadaan budaya
daerah (budaya nasional), walaupun dampaknya bisa positif maupun negatif.
Hal ini terjadi karena kemajuan bidang teknologi komunikasi dan transportasi. Melalui pesawat
telepon, masyarakat bisa secara mudah dan cepat berhubungan dengan masyarakat negara lain. Melalui
pesawat terbang yang cepat dan nyaman, masyarakat dapat bepergian ke luar negeri kapan saja. Melalui
internet, masyarakat dapat mengetahui berbagai informasi di dunia. Bahkan melakukan transaksi keuangan,
seperti bayar telepon, listrik, transfer uang, dan belanja. Kesimpulannya, globalisasi adalah suatu proses di
mana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan saling
memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas- negara.
c. Eksploitasi Daya Alam
Kekayaan alam suatu negara ialah segala sumber dan potensi alam dalam lingkungan ruang angkasa,
atmosfer, permukaan bumi (daratan dan lautan) dan bumi yang berada di wiayah kekuasaan/yurisdiksinya.
Menurut jenisnya, kekayaan alam dibedakan dalam delapan golongan berikut :
1) Hewani (fauna)
2) Nabati (flora)
3) Mineral (minyak bumi, uranium, biji besi, batubara, dan lain-lain)
4) Tanah (tempat tinggal, tepat berpijak, tempat bercocok tanam)
5) Udara (sinar matahari, oksigen, karbondioksida)
6) Potensi ruang angkasa.
7) Energi (gas alam, panas alam, air artetis, geotermis)
8) Air dan lautan.
Menurut sifanya kekayaan alam dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu :
1) Kekayaan yang dapat diperbaharui
2) Kekayaan yang tidak dapat diperbaharui
3) Kekayaan tetap
Dengan pemanfaatan kekayaan alam akan mewajibkan setiap bangsa untuk :
1) Menyusun kebijaksanaan dan peraturan tentang pengamanan penggunaan kekayaan alam seefisien mungkin
agar memberikan manfaat optimal dan lestari bagi nusa dan bangsa.
2) Menyusun pola pengelolaan kekayan alam dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan.
3) Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4) Membina kesadaran nasional untuk pemanfaatan kekayaan alam.
5) Mengadakan program pembangaunan serasi
6) Mengadakan pembentukan modal cukup.
7) Menciptakan daya beli, konsumsi cukup, baik di dalam maupun di luar negeri

Kekayaan Alam Indonesia yang sangat beragam dan berlimpah dan penyebarannya yang tidak merata
dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya disintegrasi bangsa, karena hal ini meliputi hal-hal seperti
pengelolaan, pembagian hasil, pembinaan apabila terjadi kerusakan akibat dari pengelolaan.
d. Penetrasi di bidang ekonomi
Ekonomi merupakan salah satu penentu posis tawar setiap negara dalam pergaulan Internasional.
Kondisi ekonomi sangat menentukan dalam pertahanan negara. Ancaman berdimensi ekonomi terbagi
menjadi internal dan eksternal.
Ancaman dari internal dapat berupa inflasi, pengangguran, infrastruktur yang tidak memadai, dan
sistem ekonomi yang tidak jelas. Sedangkan, Ancaman dari eksternal dapat berbentuk kinerja ekonomi yang
buruk, daya saing rendah, ketidaksiapan mengahadapi globalisasi dan tingkat ketergantungan terhadap pihak
asing
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan membawa kemajuan ekonomi dan peradaban
bangsa. Misalnya, dengan adanya pasar bebas, akan membuat barang-barang dari luar negeri bebas do
pasarkan di dalam negeri.kita dengan mudah dapat menikmati produk-produk tersebut, tetapi di sisi lain bila
kita kalan bersaing maka ekonomi kita akan dikuasai oleh pihak asing.
e. Penetrasi di bidang ideologi
Ancaman ini dapat berasal dari luar negeri, misalnya masuknya paham komunisme dan liberalisme.
Kedua paham ini harus diwaspadai karena dapat merusak sendi-sendi kehidupan bangsa.
Sistem politik internasional mengalami perubahan sejak Uni Soviet runtuh sehingga paham komunis
tidak populer lagi, namun potensi ancaman berbasis ideologi masih tetap diperhitungkan. Ancaman berbasis
ideologi dapat pula dalam bentuk penetrasi nilai-nilai kebebasan (liberalisme) sehingga dapat memicu proses
disintegrasi bangsa.
2. Tantangan Dalam Membangun Integrasi Nasional
Tantangan adalah suatu hal atau upaya yang bersifat atau bertujuan menggungah kemampuan. adapun
wujudnya berbentuk tindakan fisik maupun non fisik yang dilakukan baik secara manifest ataupun latent.
Berikut ini tantangan dalam membangun integrasi nasional
a. Percobaan invasi asing
Invasi adalah aksi militer dimana angkatan bersenjata suatu negara memasuki daerah yang dikuasai
oleh suatu negara lain, dengan tujuan menguasai daerah tersebut atau mengubah pemerintahan yang
berkuasa. Invasi bisa menjadi penyebab perang, bisa digunakan sebagai strategi untuk menyelesaikan
perang, atau bisa menjadi inti dari perang itu sendiri.
Istilah ini biasanya dipakai untuk suatu aksi strategis militer yang besar, karena tujuan akhir invasi
biasanya pada skala yang besar dan dengan jangka panjang, suatu pasukan yang sangat besar dibutuhkan
untuk mempertahankan daerah yang diinvasi. Infiltrasi taktis kecil tidak termasuk invasi, dan lebih sering
diklasifikasikan sebagai serbuan, skirmish, atau serangan.
b. Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN)
1) Korupsi
Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk,rusak,
menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai
negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidaklegal
menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan
sepihak
2) Kolusi
Di dalam bidang studi ekonomi, kolusi terjadi di dalam satu bidang industri di saat beberapa perusahaan
saingan bekerja sama untuk kepentingan mereka bersama. Kolusi paling sering terjadi dalam satu bentuk
pasar oligopoli, di mana keputusan beberapa perusahaan untuk bekerja sama, dapat secara signifikan
memengaruhi pasar secara keseluruhan.Kartel adalah kasus khusus dari kolusi berlebihan, yang juga dikenal
sebagai kolusi tersembunyi.
Kolusi merupakan sikap dan perbuatan tidak jujur dengan membuat kesepakatan secara tersembunyi dalam
melakukan kesepakatan perjanjian yang diwarnai dengan pemberian uang atau fasilitas tertentu sebagai
pelicin agar segala urusannya menjadi lancar. Di Indonesia, kolusi paling sering terjadi dalam proyek
pengadaan barang dan jasa tertentu (umumnya dilakukan pemerintah).

3) Nepotisme
Nepotisme berarti lebih memilih saudara atau teman akrab berdasarkan hubungannya bukan berdasarkan
kemampuannya. Kata ini biasanya digunakan dalam konteks derogatori.
Sebagai contoh, kalau seorang manajer mengangkat atau menaikan jabatan seorang saudara, bukannya
seseorang yang lebih berkualifikasi namun bukan saudara, manajer tersebut akan bersalah karena nepotisme.
Pakar-pakar biologi telah mengisyaratkan bahwa tendensi terhadap nepotisme adalah berdasarkan naluri,
sebagai salah satu bentuk dari pemilihan saudara.
Kata nepotisme berasal dari kata Latin nepos, yang berarti "keponakan" atau "cucu". Pada Abad Pertengahan
beberapa paus Katolik dan uskup- yang telah mengambil janji "chastity" , sehingga biasanya tidak
mempunyai anak kandung - memberikan kedudukan khusus kepada keponakannya seolah-olah seperti
kepada anaknya sendiri[1]. Beberapa paus diketahui mengangkat keponakan dan saudara lainnya menjadi
kardinal. Seringkali, penunjukan tersebut digunakan untuk melanjutkan "dinasti" kepausan. Contohnya, Paus
Kallistus III, dari keluarga Borja, mengangkat dua keponakannya menjadi kardinal; salah satunya, Rodrigo,
kemudian menggunakan posisinya kardinalnya sebagai batu loncatan ke posisi paus, menjadi Paus
Aleksander VI[2]. Kebetulan, Alexander mengangkat Alessandro Farnese, adik kekasih gelapnya, menjadi
kardinal; Farnese kemudian menjadi Paus Paulus III[3]. Paul juga melakukan nepotisme, dengan menunjuk
dua keponakannya (umur 14 tahun dan 16 tahun) sebagai Kardinal. Praktek seperti ini akhirnya diakhiri oleh
Paus Innosensius XII yang mengeluarkan bulla kepausan Romanum decet pontificem pada tahun 1692[1].
Bulla kepausan ini melarang semua paus di seluruh masa untuk mewariskan tanah milik, kantor, atau
pendapatan kepada saudara, dengan pengecualian bahwa seseorang saudara yang paling bermutu dapat
dijadikan seorang Kardinal.
c. Kriminalitas
Pidana atau tindak kriminal segala sesuatu yang melanggar hukum atau sebuah tindak kejahatan. Pelaku
kriminalitas disebut seorang kriminal. Biasanya yang dianggap kriminal adalah seorang pencuri, pembunuh,
perampok, atau teroris. Walaupun begitu kategori terakhir, teroris, agak berbeda dari kriminal karena
melakukan tindak kejahatannya berdasarkan motif politik atau paham.
Selama kesalahan seorang kriminal belum ditetapkan oleh seorang hakim, maka orang ini disebut seorang
terdakwa. Sebab ini merupakan asas dasar sebuah negara hukum: seseorang tetap tidak bersalah sebelum
kesalahannya terbukti. Pelaku tindak kriminal yang dinyatakan bersalah oleh pengadilan dan harus
menjalani hukuman disebut sebagaiterpidana atau narapidana.
Dalam mendefinisikan kejahatan, ada beberapa pandangan mengenai perbuatan apakah yang dapat
dikatakan sebagai kejahatan. Definisi kejahatan dalam pengertian yuridis tidak sama dengan pengertian
kejahatan dalam kriminologi yang dipandang secara sosiologis.
Secara yuridis, kejahatan dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan yang melanggar undang-undang atau
ketentuan yang berlaku dan diakui secara legal. Secara kriminologi yang berbasis sosiologis kejahatan
merupakan suatu pola tingkah laku yang merugikan masyarakat (dengan kata lain terdapat korban) dan suatu
pola tingkah laku yang mendapatkan reaksi sosial dari masyarakat. Reaksi sosial tersebut dapat berupa
reaksi formal, reaksi informal, dan reaksi non-formal.
3. Hambatan Dalam Membangun Integrasi Nasional
Hambatan merupakan usaha yang berasal dari dalam diri sendiri yang bersifat atau bertujuan untuk
melemahkan atau menghalangi secara konsepsional keinginan atau kemajuan yang ingin dicapai.
a. Konflik dan Persaingan
Secara sosiologis, masyarakat multikultural adalah masyarakat yang memiliki keanekaragaman budaya.
Menurut Naskun, adanya keanekaragaman budaya tersebut membuat masyarakat multikultural memiliki
karakteristik umum sbb :
1) Adanya sub-sub kebudayaan yang bersifat saling terpisah.
2) Kurang berkembangnya sistem nilai bersama atau konsensus.
3) Berkembangnya sistem nilai masing-masing kelompok sosial yang dianut secara relatif rigid dan murni.
4) Sering timbul konflik-konflik sosial atau kurangnya integrasi.
Menurut Pierre L. Van den Berghe, masyarakat multikultural memiliki karakteristik umum sebagai berikut:
1) Terjadinya segmentasi dalam bentuk kelompok-kelompok yang sering memiliki sub-kebudayaan yang satu
sama lain berbeda.
2) Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga yang bersifat nonkomplementer.
3) Kurang mengembangkan konsensus di antara para anggotanya terhadap nilai-nilai yang bersifat dasar.
4) Secara relatif, seringkali mengalami konflik-konflik di antara kelompok yang satu dengan yang lainnya.

5) Secara relatif, integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan ketergantungan di dalam bidang ekonomi.
6) Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok yang lain.
Keberagaman merupakan suatu keadaan yang dapat mendatangkan fenomena baru yang positif dan negatif
(tidak diinginkan). Namun jika keduanya kita telusuri dan kita kaji lebih jauh, merupakan gejala-gejala yang
wajar terjadi dalam masyarakat. Selain membawa manfaat, keberagaman budaya pun memiliki dampak
negatif dengan dasar berbeda-beda itu tidak dapat bergaul satu sama lainnya. Potensi terpendam untuk
terjadinya konflik karena ketegangan antar suku bangsa dan golongan tidak bisa diabaikan begitu saja.
Menurut J. Ranjabar, hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya konflik pada masyarakat Indonesia sbb:
1) Apabila terjadi dominasi suatu kelompok terhadap kelompok lain. Contoh: konflik Aceh dan Papua.
2) Apabila terdapat persaingan dalam mendapatkan mata pencaharian hidup antara kelompok yang berlainan
suku bangsa. Contoh: konflik yang terjadi di sambas.
3) Apabila terjadi pemaksaan unsur-unsur kebudayaan dari warga sebuah suku terhadap warga suku bangsa
lain. Contoh: konflik yang terjadi di sampit.
4) Apabila terjadi potensi konflik terpendam, yang bertikai secara adat. Contoh: konflik antar suku di papua.
Secara garis besar berbagai konflik dalam masyarakat dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa bentuk
konflik, sbb:
1) Konflik Rasial
Konflik yang diakibatkan dari perbedaan-perbedaan dalam diri mereka terhadap individu dan ras lainnya.
Pertentangan rasional bukan saja disebabkan oleh perbedaan ciri-ciri fisik saja, tetapi kadang-kadang juga
diperuncing oleh perbedaan dan benturan dalam hal sosial, ekonomi, politik, atau karena jumlah ras tertentu
lebih banyak dari ras lainnya.
2) Konflik Antar Suku Bangsa
Bahasa yang digunakan menjadi perbedaan antar suku bangsa, ada juga perbedaan adat istiadat dalam
pergaulan sehari-hari, kesenian yang dikembangkan, sistem kekerabatan yang dianut, dan penguasaan
tekhnologi.
Konflik ini terjadi terlebih jika keduanya mengalami kemunduran dalam beberapa hal, misalnya dalam hal
ekonomi yang diikuti oleh kecurigaan-kecurigaan terhadap suku tertentu atas penguasaan sumber-sumber
ekonomi politik.
3) Konflik Antar Agama
Keanekaragaman agama yang dianut seringkali mendatangkan perbedaan-perbedaan, baik dalam cara
berpakaian, bergaul, peribadatan, adat pernikahan, hukum waris, kesenian, dan atribut-atribut keagamaan
lainnya.
Jika para pemeluknya tidak menghayati secara mendalam dan benar inti dari ajaran-ajaran yang terkandung
dalam agama-agama mereka, akan sangat potensial untk terjadinya konflik, bahkan sampai pada tingkat
konflik politik. Konflik seperti ini juga sangat dipengaruhi oleh keseimbangan jumlah penganut agama
tertentu dalam suatu masyarakat.
b. Penyalahgunaan Narkoba dan Minuman Beralkohol
Minuman keras adalah semua minuman yang mengandung alkohol tetapi bukan obat. Sedangkan obatobatan terlarang terdiri dari narkotik dan psikotropika. Narkotika : zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, pembiusan, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan. Contoh : ganja. Psikotropika : zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis
bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku.
Akibat penyalahgunaan narkotik
1) Merusak susunan syaraf pusat atau merusak organ-organ tubuh lainnya, seperti hati dan ginjal,serta penyakit
dalam tubuh seperti bintik-bintik merah pada kulit seperti kudis, hal ini berakibat melemahnya fisik, daya
fikir dan merosotnya moral yang cenderung melakukan perbuatan penyimpangan social dalam masyarakat.
2) Dalam memenuhi kebutuhan penggunaan narkotik, mereka dengan menghalalkan segala cara untuk
memperoleh narkotik. Yang awalnya menjual barang-barang hingga melakukan tindakan pidana.
Akibat penyalahgunaan alkohol
1) Gangguan fisik : meminum minuman beralkohol banyak, akan menimbulkan kerusakan hati, jantung,
pangkreas dan peradangan lambung, otot syaraf, mengganggu metabolisme tubuh, membuat penis menjadi
cacat, impoten serta gangguan seks lainnya

2)
3)

1)

2)
3)
4)
c.

d.

1)
2)

3)

e.

Gangguan jiwa : dapat merusak secara permanen jaringan otak sehingga menimbulkan gangguan daya
ingatan, kemampuan penilaian, kemampuan belajar dan gangguan jiwa tertentu.
Gangguan Kamtibmas: perasaan seorang tersebut mudah tersinggung dan perhatian terhadap lingkungan
juga terganggu, menekan pusat pengendalian diri sehingga yang bersangkutan menjadi berani dan agresif
dan bila tidak terkontrol akan menimbulkan tindakan-tindakan yang melanggar norma-norma dan sikap
moral yang lebih parah lagi akan dapat menimbulkan tindakan pidana atau kriminal.
Akibat penyalahgunaan psikotropika
Efek farmakologi : meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kewaspadaan, menimbulkan rasa
nikmat, bahagia semu, menimbulkan khayalan yang menyenangkan, menurunkan emosi. Untuk pil ecstasy
reaksinya relatif cepat, yaitu 30-40 menit setelah diminum, pemakainya terasa hangat, energik, nikmat,
bahagia fisik dan mental sampai reaksi ecstasy tersebut berakhir (2-6 jam), namun buruknya setelah itu
tubuh berubah seperti keracunan, kelelahan dan mulut terasa kaku serta dapat mengakibatkan kematian
kalau terlalu over dosis.
Efek samping : muntah dan mual, gelisah, sakit kepala, nafsu makan berkurang, denyut jantung meningkat,
kejang-kejang, timbul khayalan menakutkan, jantung lemah, hipertensi, pendarahan otak.
Efek lain : tidur berlama-lama, depresi, apatis terhadap lingkungan.
Efek terhadap organ tubuh : gangguan pada otak, jantung, ginjal, hati, kulit dan kemaluan.
Kriminalitas
Pidana atau tindak kriminal segala sesuatu yang melanggar hukum atau sebuah tindak kejahatan. Pelaku
kriminalitas disebut seorang kriminal. Biasanya yang dianggap kriminal adalah seorang pencuri, pembunuh,
perampok, atau teroris. Walaupun begitu kategori terakhir, teroris, agak berbeda dari kriminal karena
melakukan tindak kejahatannya berdasarkan motif politik atau paham.
Selama kesalahan seorang kriminal belum ditetapkan oleh seorang hakim, maka orang ini disebut seorang
terdakwa. Sebab ini merupakan asas dasar sebuah negara hukum: seseorang tetap tidak bersalah sebelum
kesalahannya terbukti. Pelaku tindak kriminal yang dinyatakan bersalah oleh pengadilan dan harus
menjalani hukuman disebut sebagaiterpidana atau narapidana.
Dalam mendefinisikan kejahatan, ada beberapa pandangan mengenai perbuatan apakah yang dapat
dikatakan sebagai kejahatan. Definisi kejahatan dalam pengertian yuridis tidak sama dengan pengertian
kejahatan dalam kriminologi yang dipandang secara sosiologis.
Secara yuridis, kejahatan dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan yang melanggar undang-undang atau
ketentuan yang berlaku dan diakui secara legal. Secara kriminologi yang berbasis sosiologis kejahatan
merupakan suatu pola tingkah laku yang merugikan masyarakat (dengan kata lain terdapat korban) dan suatu
pola tingkah laku yang mendapatkan reaksi sosial dari masyarakat. Reaksi sosial tersebut dapat berupa
reaksi formal, reaksi informal, dan reaksi non-formal.
Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh
kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan
komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi
memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang,
perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan
barang-barang dan pelayanan dasar.
Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan
untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial
biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak
dibatasi pada bidang ekonomi. Gambaran kemiskinan jenis ini lebih mudah diatasi daripada dua gambaran
yang lainnya.
Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat
berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia. Gambaran tentang ini dapat
diatasi dengan mencari objek penghasilan di luar profesi secara halal. Perkecualian apabila institusi
tempatnya bekerja melarang.
Eksklusivitas Kelompok

f.

1)

a)
b)
c)
2)

g.

Hubungan antara agama di Indonesia masih sering diwarnai dengan ketegangan dan konflik. Ada banyak
faktor yang menyebabkan konflik antar agama terjadi, antara lain; masing-masing agama mengklaim bahwa
agamanya sebagai satu-satunya sumber kebenaran dibandingkan agama-agama lainnya. Klaim bahwa
agamanya paling benar berakibat setiap kelompok agama mengasingkan diri dari kepercayaan dan agama
lainnya, sehingga setiap usaha yang dilakukan untuk mewujudkan perdamaian, keharmonisan serta
keselarasan antar umat beragama semakin sulit diejawantahkan dalam kehidupan bersama.
Prilaku membangun jarak berlebihan tersebut, oleh Karl Rahner (1962), disebut sebagai sikap eksklusif
yakni satu paham yang mempunyai kecenderungan untuk memisahkan diri dari masyarakat, menjauhkan diri
dari, mengasingkan diri, mencegah masuknya yang liyan dan ujungnya mengecualikan serta menutup pintu
bagi perbedaan.
Menyadari betapa bahayanya eksklusivisme beragama, pemerintah Indonesia merumuskan fungsi
pendidikan agama sebagai Pembentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta berakhlak mulia dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan
antarumat beragama. Bahkan dalam kurikulum DIKTI 2002 telah memasukkan materi Kerukunan antar
umat beragama, Agama merupakan rahmat bagi semua, Hakekat kebersamaan dalam pluralitas beragama
dan dialog antar umat beragama.
Penetrasi Budaya dan Ideologi
Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat.
Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan
perubahan. Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat,
penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain.
Penetrasi terhadap kebudayaan juga menjadi faktor yang mempengaruhi perubahan kebudayaan. Yang
dimaksud dengan penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan
lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara,yaitu penetrasi damai dan penetrasi kekerasan.
Penetrasi damai (penetration pasifique) adalah Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai.
Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Penerimaan kedua macam
kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya masyarakat
setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya
masyarakat. Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis.
Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan
unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara
kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India.
Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru.
Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru
yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
Penetrasi kekerasan (penetration violante) adalah Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan
merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan
kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat.
Wujud budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun lamanya.
Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia antara lain pada sistem pemerintahan Indonesia dan
korupsi.
Ancaman ideologi dapat berasal dari luar negeri, misalnya masuknya paham komunisme dan liberalisme.
Kedua paham ini harus diwaspadai karena dapat merusak sendi-sendi kehidupan bangsa.
Sistem politik internasional mengalami perubahan sejak Uni Soviet runtuh sehingga paham komunis tidak
populer lagi, namun potensi ancaman berbasis ideologi masih tetap diperhitungkan. Ancaman berbasis
ideologi dapat pula dalam bentuk penetrasi nilai-nilai kebebasan (liberalisme) sehingga dapat memicu proses
disintegrasi bangsa.
Separatisme
Separatisme politis adalah suatu gerakan untuk mendapatkan kedaulatan dan memisahkan suatu wilayah
atau kelompok manusia (biasanya kelompok dengan kesadaran nasional yang tajam) dari satu sama lain
(atau suatu negara lain). Istilah ini biasanya tidak diterima para kelompok separatis sendiri karena mereka
menganggapnya kasar, dan memilih istilah yang lebih netral seperti determinasi diri.
Gerakan separatis sering merupakan gerakan yang politis dan damai. Telah ada gerakan separatis yang
damai di Quebec, Kanada selama tiga puluh tahun terakhir, dan gerakan yang damai juga terjadi semasa
perpecahan Cekoslowakia dan Uni Soviet. Singapura juga lepas dari Federasi Malaysia dengan damai.

4.
a.

b.

c.

d.

e.

f.

g.

h.

Separatisme juga sering merupakan tindak balas yang kasar dan brutal terhadap suatu pengambilalihan
militer yang terjadi dahulu. Di seluruh dunia banyak kelompok teroris menyatakan bahwa separatisme
adalah satu-satunya cara untuk meraih tujuan mereka mencapai kemerdekaan
Gangguan Dalam Membangun Integrasi Nasional
Geografi.
Letak Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan kepulauan memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Daerah yang berpotensi untuk memisahkan diri adalah daerah yang paling jauh dari ibu kota, atau daerah
yang besar pengaruhnya dari negara tetangga atau daerah perbatasan, daerah yang mempunyai pengaruh
global yang besar, seperti daerah wisata, atau daerah yang memiliki kakayaan alam yang berlimpah.
Demografi.
Pengaruh (perlakuan) pemerintah pusat dan pemerataan atau penyebaran penduduk yang tidak merata
merupakan faktor dari terjadinya disintegrasi bangsa, selain masih rendahnya tingkat pendidikan dan
kemampuan SDM.
Kekayaan Alam.
Kekayaan alam Indonesia yang sangat beragam dan berlimpah dan penyebarannya yang tidak merata dapat
menyebabkan kemungkinan terjadinya disintegrasi bangsa, karena hal ini meliputi hal-hal seperti
pengelolaan, pembagian hasil, pembinaan apabila terjadi kerusakan akibat dari pengelolaan.
Ideologi.
Akhir-akhir ini agama sering dijadikan pokok masalah didalam terjadinya konflik di negara ini, hal ini
disebabkan karena kurangnya pemahaman terhadap agama yang dianut dan agama lain. Apabila kondisi ini
tidak ditangani dengan bijaksana pada akhirnya dapat menimbulkan terjadinya kemungkinan disintegrasi
bangsa, oleh sebab itu perlu adanya penanganan khusus dari para tokoh agama mengenai pendalaman
masalah agama dan komunikasi antar pimpinan umat beragama secara berkesinambungan.
Politik.
Masalah politik merupakan aspek yang paling mudah untuk menyulut berbagai ketidak nyamanan atau
ketidak tenangan dalam bermasyarakat dan sering mengakibatkan konflik antar masyarakat yang
berbeda faham apabila tidak ditangani dengan bijaksana akan menyebabkan konflik sosial di dalam
masyarakat. Selain itu ketidak sesuaian kebijakan-kebijakan pemerintah pusat yang diberlakukan pada
pemerintah daerah juga sering menimbulkan perbedaan kepentingan yang akhirnya timbul konflik sosial
karena dirasa ada ketidak adilan didalam pengelolaan dan pembagian hasil atau hal-hal lain seperti perasaan
pemerintah daerah yang sudah mampu mandiri dan tidak lagi membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat,
konflik antar partai, kabinet koalisi yang melemahkan ketahanan nasional dan kondisi yang tidak pasti dan
tidak adil akibat ketidak pastian hukum.
Ekonomi.
Krisis ekonomi yang berkepanjangan semakin menyebabkan sebagian besar penduduk hidup dalam taraf
kemiskinan. Kesenjangan sosial masyarakat Indonesia yang semakin lebar antara masyarakat kaya dengan
masyarakat miskin dan adanya indikasi untuk mendapatkan kekayaan dengan tidak wajar yaitu melalui
KKN.
Sosial Budaya.
Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa Indonesia merupakan sumber konflik apabila tidak ditangani dengan
bijaksana. Tata nilai yang berlaku di daerah yang satu tidak selalu sama dengan daerah yang lain. Konflik
tata nilai yang sering terjadi saat ini yakni konflik antara kelompok yang keras dan lebih modern dengan
kelompok yang relatif terbelakang.
Pertahanan Keamanan.
Kemungkinan disintegrasi bangsa dilihat dari aspek pertahanan keamanan dapat terjadi dari seluruh
permasalahan aspek asta gatra itu sendiri. Dilain pihak turunnya wibawa TNI dan Polri akibat kesalahan
dimasa lalu dimana TNI dan Polri digunakan oleh penguasa sebagai alat untuk mempertahankan
kekuasaannya bukan sebagai alat pertahanan dan keamanan negara.

D. Antisipasi Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan dalam Membangun Integrasi Nasional
Sebagai antisipasi terhadap munculnya berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan dalam
membangun integrasi nasional perlu dilakukan beberapa hal berikut :
1. Pendidikan

2.

3.

4.

5.

6.
7.

Pendidikan merupakan media utama membangun peradaban dan kesejahteraan hidup manusia. pendidikan
menjadikan manusia berpengetahuan, cerdas, terampil dan berkarakter, namun tidak merugikan orabg
banyak serta yang bersangkutan tidak di perbudak oleh orang lain
Pembangunan
Pada dasarnya pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Pembangunan dapat
mengantisipasi terhadap berbagai ancaman, tantangan , hambatan dan gangguan dalam mewujudkan
integrasi nasional. Tidak mungkin pembangunan dapat dilaksanakan tanpa kondisi integrasi
Penegakan Hukum dan keadilan
Pembiaran terjadinya pelanggaran hukum dan keadilan bisa menyebabkan rasa tidak aman, tidak nyaman ,
dan semakin meningkatkan kriminalitas. Oleh kerenanya, penegakan hukum dan keadilan bisa mencegah
terjadinya berbagai macam tindakan yang dapat menjadi ancaman, tantangan, gangguan dan hambatan
dalam membangun integrasi nasional
Penghormatan HAM
Penghormatan HAM menjadikan manusia mendapatkan pelakuan dan kesempatan yang dalam kehidupan
bernegara, Penegakan HAM dapat menghindari terjadinya KKN, kriminalitas, invasi dan penetrasi asing
dalam berbagai bidang
Penguatan alutsista dan sumber daya manusia
Alutsista adalah alat utama sistem persenjataan tentara nasional Indonesia. Kebaharuan dan modernisasi
alutsista dapat digunakan untuk mengantisipasi berbagai ancaman, tantangan , gangguan dan hambatan
dalam membangun integrasi nasional , baik yang datang dari dalam negeri maupun luar negeri. Apalagi
kebaharuan tersebut didukung oleh peningkatan kemampuan dan keterampilan sumber daya manusia yang
mengoperasionalkan
Penciptaan suasana aman dan tentram
Penciptaan kondisi yang aman dan tentram pada suatu lingkungan adalah tanggung jawab semua pihak
,bukan hanya tanggung jawab semua pihak , bukan hanya tanggung jawab aparat keamanan.
Penghapusan KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme)
Praktik KKN di Indonesia bisa dikatakan sudah mendarah daging dan dilakukan dalam berbagai cara.
pe;akunya tidak hanya aparat pemerintahan saja, buruh pun bisa melakukan KKN. Dampaknya bisa
langsung dan tidak langsung terhadap ekstistensi bangsa. Oleh karenanya penghapusan KKN harus serius
dilakukan sebagai antispasi terjadinya disintegrasi bangsa

E. Pentingnya Kesadaran Bernegara Kesatuan RI


Berbagai peristiwa di tanah air yang terjadi di negeri kita, dapat kita saksikan di media massa,
bagaimana tingkah laku para wakil rakyat, pelajar, mahasiswa dan juga kelompok masyarakat yang
menunjukan tanda- tanda bahwa mereka masih kurang memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara.
Kesadaran adalah sikap yang tumbuh dari kemuan diri yang dilandasi hati ikhlas tanpa ada tekanan
dari luar. Bangsa adalah orang-orang memiliki kesamaan asal keturunan, adat, bahasa, sejarah juga
berpemerintahan sendiri. Sedangkan berbangsa adalah manusia yang memeiliki landasan etika, bermoral dan
berakhlak mulia dalam bersikap mewujudkan makna sosial dan adil. Negara adalah organisai dari kelompok
manusia yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dan mengakai adanya satu pemerintahan yang
mengurus tata tertib serta keselamatan kelompok manusia tersebut.
Berbangsa dan bernegara merupakan suatu konsep atau istilah yang menunjukkan seseorang individu
terikat dan atau menjadi bagian dari suatu bangsa dan negara tertentu.
Masa reformasi telah berakhir, namun krisis yang melanda negeri ini sangat lambat perubahannya,
sangat berbeda dengan Negara- Negara lain yang begitu cepat dapat mengatasi krisis, Hal ini yang perlu
mendapatkan perhatian bagi kita semua, bahwa kesadaran berbangsa dan bernegara sangat diperlukan.
Konsep atau makna kesadaran dapat diartikan sebagai sikap perilaku diri yang tumbuh dari kemauan
diri dengan dilandasai suasana hati yang ikhlas/rela tanpa tekanan dari luar untuk bertindak yang umumnya
dalam upaya mewujudkan kebaikan yang berguna untuk diri sendiri dan lingkungannya.
Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Indonesia mempunyai makna bahwa individu yang hidup dan
terikat dalam kaidah dan naungan di bawah Negara Kesatuan RI harus mempunyai sikap dan perilaku diri
yang tumbuh dari kemauan diri yang dilandasasi keikhlasan/kerelaan bertindak demi kebaikan Bangsa dan
Negara Indonesia.

Membangun Kesadaran Berbangsa dan Bernegara kepada pemuda merupakan hal penting yang tidak
dapat dilupakan oleh bangsa ini, karena pemuda merupakan penerus bangsa yang tidak dapat dipisahkan dari
perjalan panjang bangsa ini. Kesadaran berbangsa dan bernegara ini jangan ditafsir hanya berlaku pada
pemerintah saja, tetapi harus lebih luas memandangnya, sehingga dalam implementasinya, pemuda lebih
kreatif menerapkan arti sadar berbangsa dan bernegara ini dalam kehidupannya tanpa menghilangkan
hakekat kesadaran berbangsa dan bernegara itu sendiri.
Di era globalisasi ini banyak tantangan memang bagi negeri kita, namun kesadaran berbangsa dan
bernegara sudah selayaknya rakyat dan pemerintah untuk bersama sama memberikan pemahaman bagi
rakyatnya, khususnya kaum muda. Pemerintah ikut bertanggung jawab mengemban amanat untuk
memberikan kesadaran berbangsa dan bernegara bagi warganya, bila rakyat bangsa Indonesia sudah tidak
memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara, maka ini merupakan bahaya besar bagi kehidupan berbangsa
dan bernegara, yang mengakibatkan bangsa ini akan jatuh ke dalam kondisi yang sangat parah bahkan jauh
terpuruk dari bangsa-bangsa yang lain yang telah mempersiapkan diri dari gangguan bangsa lain.
Mengingat kondisi bangsa kita sekarang, merupakan salah satu indikator bahwa warga bangsa
Indonesia di negeri ini telah mengalami penurunan kesadaran berbangsa dan bernegara. Hal ini bisa kita
lihat dari berbagai daerah sering bergejolak diantaranya tawuran antar warga, perkelaian pelajar,
ketidakpuasan terhadap hasil pilkada, perebutan lahan pertanian maupun tambang, dan lain-lain. Kesadaran
Berbangsa dan Bernegara mempunyai makna bahwa individu yang hidup dan terikat dalam kaidah dan
naungan di bawah Negara Kesatuan RI harus mempunyai sikap dan perilaku diri yang tumbuh dari kemauan
diri yang dilandasasi keikhlasan/kerelaan bertindak demi kebaikan Bangsa dan Negara Indonesia. Berbagai
masalah yang berkaitan dengan kesadaran berbangsa dan bernegara sebaiknya mendapat perhatian dan
tanggung jawab kita semua. Sehingga amanat pada UUD 1945 untuk menjaga dan memelihara Negara
Kesatuan wilayah Republik Indonesia serta kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan.
F.
1.
2.
3.
4.

Perilaku Komitmen Terhadap NKRI


Menjaga keamanan wilayah negaranya dari ancaman yang datang dari luar maupun dari dalam negeri.
Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.
Mengolah kekayaan alam dengan menjaga ekosistem guna meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin untuk diabdikan kepada negara.

G.
1.
a.
b.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
4.
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Perilaku Toleran dan Harmoni Keberagaman dan Kehidupan


Penerapan dalam Lingkungan Keluarga
Penggunaan kamar mandi tidak seenaknya
Ketika makan ingat anggota keluarga yang lain dan sebagainya.
Penerapan dalam Lingkungan Sekolah
Penggunaan segala fasilitas sekolah tidak seenaknya sendiri
Pada waktu belajar tidak gaduh ketika jam kosong
Belajar berkelompok tanpa memilih-milih teman dalam anggota kelompok
Merawat dan membersihkan ruang kelas
Tidak pilih-pilih dalam berteman.
Penerapan dalam Lingkungan Masyarakat
Penggunaan segala fasilitas umum tidak seenaknya sendiri
Menjalankan ibadah sewajarnya
Mau dan bersedia untu berkelompok
Merawat dan membersihkan lingkungan bersama-sama
Bersedia untuk memperoleh berbagai macam pelayanan umum secara antri.
Penerapan dalam Lingkungan Negara
Penghargaan dan penghormatan serta perlakuan yang sama terhadap keberagaman dalam masyarakat
Pemberian kesempatan dan perlakuan yang sama untuk menggunakan segala fasilitas umum
Memberi kesempatan yang sama untuk beribadah dan merayakan secara wajar
Berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan kelompok masyarakat
Merawat, mejaga,dan membersihkan lingkungan
Bersedia untuk menjaga lingkungan negara.

Anda mungkin juga menyukai