Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah memberikan rahmat dan karunianya serta kesehatan kepada kami, sehingga mampu
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pengantar Pendidikan Pancasila”.

Makalah ini disusun dengan harap dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kami mengucapkan terimakasih
kepada segenap pembaca.

Apabila dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, kami
mohon maaf karena sesungguhnya manusia tidak pernah luput dari kata salah. Hanya Maha
Kuasa yang paling sempurna. Karena itu kami sangat menantikan saran dan kritik yang sifatnya
membangun guna sempurnanya makalah ini.

Samarinda, 30 Agustus 2019

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................i


DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................3
 1.1.1 Latar Belakang ..................................................................................................3
 1.1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................3
 1.1.3 Tujuan ...............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................5
 2.1.1 Menelusuri Konsep dan Urgensi Pendidikan Pancasila....................................5
 2.1.2 Menanya Alasan Diperlukannya Pendidikan Pancasila ....................................6
 2.1.3 Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politik Pendidikan Pancasila ..............7
1. Sumber Historis Pendidikan Pancasila ............................................................7
2. Sumber Sosiologis Pendidikan Pancasila ........................................................7
3. Sumber Yuridis Pendidikan Pancasila ............................................................8
4. Summber Politik Pendidikan Pancasila ...........................................................8
 2.1.4 Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pendidikan Pacasila
....................................................................................................................................9
1. Dinamika Pendidikan Pancasila .....................................................................9
2. Tantangan Pendidikan Pancasila....................................................................10
 2.1.5 Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pendidikan Pancasila untuk Masa Depan
....................................................................................................................................12
 2.1.6 Rangkuman tentang Pengertian dan Pentingnya Pendidikan Pancasila ...........14
1. Pengertian Mata Kuliah Pendidikan Pancasila ..............................................14
2. Pentingnya Mata Kuliah Pendidikan Pancasila .............................................14
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................15

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.1 Latar Belakang


Pancasila adalah dasar filsafat negara Republik Indonesia yang resmi disahkan
oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945,
diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II No.7 bersama-sama dengan
batang tubuh UUD 1945.

Pancasila pada awal pertumbuhannya merupakan sebagai dasar filsafat Negara


hasil kesepakatan dan perenungan yang mendalam para tokoh-tokoh kenegaraan
Indonesia, yang kemudian dihayati sebagai filsafat hidup bangsa. Pancasila sebagai
filsafat hidup menurupakan seperangkat prinsip pengarahan yang dijadikan dasar dan
memberikan arah untuk dicapai dalam mengembangkan kehidupan nasional dari dasar
pengarahan tersebut maka filsafat hidup bangsa dapat dihayati dan berkembang
menjadi suatu ideologi.

Mengapa mahasiswa perlu memahami Pancasila secara filosofis? Alasannya


karena mata kuliah Pancasila pada tingkat perguruan tinggi menuntut mahasiswa untuk
berpikir secara terbuka, kritis, sistematis, komprehensif, dan mendasar sebagaimana
ciri-ciri pemikiran filsafat.

1.1.2 Rumusan Masalah


 Menelusuri konsep dan urgensi pendidikan pancasila
 Menanya alasan diperlakukannya pendidikan pancasila
 Menggali sumber historis, sosiologis, politik pendidikan pancasila
 Membangun argumen tentang dinamika dan tantangan pendidikan pancasila
 Mendeskripsikan esensi dan urgensi pendidikan pancasila untuk masa depan

3
1.1.3 Tujuan
 Untuk mengetahui konsep urgensi pendidikan pancasila
 Untuk menanya alasan mengapa diperlakukannya pendidikan pancasila
 Untuk menggali sumber historis, sosiologis, politik pendidikan pancasila
 Untuk membangun argumen tentang dinamika dan tantangan pendidikan
pancasila
 Untuk mendeskripsikan esensi dan urgensi pendidikan pancasila untuk masa
depan

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.1 Konsep dan Urgensi Pendidikan Pancasila

A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Pendidikan Pancasila

Dalam tinjauan pedagogik (strategi mengajar), Pendidikan Pancasila merupakan bidang


dalam kajian keilmuan, program kurikuler, dan aktivitas sosial-kultural yang berisfat
multidimensional. Sifat multimedimensinal yang dimaksud adalah suatu masalah yang dialami
oleh negara dimana banayk terjadi masalah dalam berbagai aspek kehidupan. Sifat
multidimensional ini menyebabkan Pendidikan pancasila dapat disikapi sebagai: pendidikan
nilai dan moral, pendidikan kemasyarakatan, pendidikan kebangsaan, pendidikan
kewarganegaraan, pendidikan politik, pendidikan hukum dan hak asasi manusia, serta
pendidikan demokrasi.

Di Indonesia, arah pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan dan Pancasila tidak


boleh keluar dari landasan ideology Pancasila, lansadan konsitusional UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, dan landasan operasional UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Hal ini yang menyebabkan secara istilah untuk pendidikan
kewarganegaraan di Indonesia menggunakan istilah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan.

Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan


hidup bangsa sudah lama terwujud dalam kehidupan masyarakat sekitar sebebelum Pancasila
sebagai dasar negara dirumuskan dalam satu sistem nilai. Sejak dahulu, wilah-wilayah di
nusantara ini mempunyai beberapa nilai yang dipegang teguh oleh masyarakatnya sekitarnya,
sebegai contoh:

1. Percaya kepada Tuhan dan toleran


2. Gotong royong
3. Musyawarah
4. Solidaritas atau kesetiawanan social, dan sebagainya.

Pancasila adalah jati diri bangsa Indonesia, sebagai falsafah, ideologi, dan alat
pemersatu bangsa Indonesia. Salah satu urgensi pendidikan Pancasila di perguruan tinggi, yaitu
agar mahasiswa tidak tercerabut dari akar budayanya sendiri dan agar mahasiswa memiliki
pedoman atau kaidah penuntun dalam berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari
dengan berlandaskan nilai-nilai Pancasila.

Pancasila berarti memahami makna Pancasila dan posisinya. Artinya dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara bahwa Pancasila mempunyai fungsi dan peran tersendiri. Sudah jelas
bahwa Pancasila adalah sadar negara, namum disamping itu Pancasila mempunyai fungsi
sebagai pandangan hidup bangsa. Artinya bahwa pandangan hidup sebuah bangsa lahir dari
kristalisai nilai-nilai yang dimiliki bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenaranya dan
nemimbulkan tekad untuk muwudkannya.

5
2.1.2 Menanya Alasan Diperlukannya Pendidikan Pancasila

Pasti pernah di pikiran kita terlintas, mengapa harus ada pendidikan Pancasila
diperguruan tinggi? Hal tersebut terjadi karena program studi di perguruan tinggi sangat
spesifik sehingga pihak tertentu menganggap pendidikan Pancasila dianggap kurang penting
karena tidak terkait langsung dengan program studi yang diambilnya. Padahal pendidikan
Pancasila sangat penting untuk membentuk karakter manusia yang profesional dan bermoral.

Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai


moral Pancasila kepada generasi penerus bangsa. Pendidikan Pancasila diselenggarakan agar
masyarakat tidak terlepas dari akar budaya yang menjadi identitas suatu bangsa dan sekaligus
menjadi pembeda antar satu bangsa dan bangsa lainnya.

Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang berperilaku,


(1) Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggung jawab sesuai hati
nuraninya.
(2) Memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta cara-
cara pemecahannya.
(3) Mampu mengenali perubahan-perubahan dan perkembangna ilmu pengetahuan
teknologi dan seni.
(4) Mampu memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang
persatuan bangsa.

6
2.1.3 Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politik Pendidikan Pancasila

Mata kuliah pendidikan Pancasila dapat dikembangkan melalui beberapa pendekatan,


diantaranya pendekatan historis, sosiologis, dan politik.

1. Sumber Historis Pendidikan Pancasila

Dilihat dari sisi historisnya, Pancasila tidak lahir begitu saja pada tahun 1945,
melainkan melalui proses yang panjang. Pancasila memiliki nilai-nilai essensial yaitu:
Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan. Secara objektif nilai-
nilai essensial tersebut sudah dimiliki oleh bangsa Indonesia sebelum mendirikan
negara.
Berdasarkan keterangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pancasila
memiliki landasan yang kuat, agar nilai-nilai Pancasila selalu melekat dalam kehidupan
Bangsa Indonesia maka dari itu nilai-nilai yang terkandung dalma Pancasila
dirumuskan dan disahkan menjadi dasar Negara Indonesia.

2. Sumber Sosiologis Pendidikan Pancasila

Sosiologis dipahami sebagai ilmu tentang kehidupan antar manusia. Di


dalamnya mempelajari tentang latar belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari
berbagai golongan dan kelompok masyarakat, dan juga mempelajari masalah-masalah
sosial, perubahan dan pembaharuan dalam masyarakat.

Bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat,


berbangsa, dan bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat pada
bangsa itu sendiri. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila bukan hanya nilai
konseptual individu, melainkan juga hasil karya besar bangsa Indonesia sendiri, dan di
angkat dari nilai-nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia melalui proses
refleksi filosofis para pendiri negara.

Kita sebagai warga negara Indonesia diharapkan dapat berpasrtisipasi dalam


meningkatkan fungsi-fungsi lembaga pengendalian sosial yang mengacu kepada nilai-
nilai pancasila.

7
3. Sumber Yuridis Pendidikan Pancasila

Pancasila sebagai dasar negara merupakan landasan dan sumber dalam


membentuk dan menyelenggarakan negara hukum. Hal tersebut berarti pendekatan
yuridis (hukum) merupakan salah satu pendekatan utama dalam pengembangan atau
pengayaan materi mata kuliah pendidikan Pancasila, sehingga mahasiswa dapat ikut
serta dalam mewujudkan negara hukum formal dan material, maka dapat diwujudkan
keteraturan sosial dan sekaligus terbangun suatu kondisi terwujudnya peningkatan
kesejahteraan rakyat sebagaimana yang di cita-citakan oleh para pendiri bangsa.

Kesadaran hukum tidak hanya mencakup hukum perdata dan pidana, melainkan
juga hukum tata negara. Ketiganya membutuhkan sosialisasi yang seimbang di seluruh
kalangan masyarakat, sehingga setiap warga negara mengetahui hak dan kewajibannya
dan terlahirlah kehidupan yang harmonis di dalam negara.

4. Sumber Politik Pendidikan Pancasila

Pancasila dalam tataran tertentu merupakan ideologi politik. Melalui


pendekatan politik, mahasiswa diharapkan mampu menafsirkan fenomena politik
dalam rangka menemukan pedoman yang bersifat moral yang sesuai dengan nilai-nilai
pancasila untuk mewujudkan kehidupan politik yang sehat.

Fokus kajian melalui pendekatan politik, yaitu menemukan nilai-nilai ideal


yang menjadi penuntun atau pedoman dalam mengkaji konsep-konsep pokok dalam
politik yang terdiri atas negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan dan
pembagian sumber daya negara, baik di pusat maupun di daerah.

8
2.1.4 Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pendidikan Pancasila

1. Dinamika Pendidikan Pancasila

Sebagaimana diketahui, pendidikan pancasila mengalami pasang surut. Upaya


pembudayaan dan pewarisan nilai-nilai Pancasila telah dilakukan sejak awal
kemerdekaan sampai sekarang. Namun bentuknya selalu berbeda dari zaman ke
zaman. Pada masa awal kemerdekaan, pembudayaan nilai-nilai pancasila dilakukan
dalam bentuk pidato-pidato para tokoh bangsa dalam rapat akbar yang disiarkan
melalui radio dan surat kabar. Kemudian, diterbitkan sebuah buku tentang Lahirnya
Pancasila yang merupakan isi dari pidato Bung Karno. Perubahan yang signifikan
dalam metode Pendidikan Pancasila adalah setelah Dekrit 5 Juli 1959.

Kemudian pada 1960, diterbitkan sebuah buku yang berjudul "Manusia dan
Masyarakat Baru Indonesia" dengan maksud untuk membentuk manusia Indonesia
baru yang patriotik melalui pendidikan. Tidak lama sejak lahurnya Ketetapan MPR RI
Nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
tersebut menjadi salah satu materi pokok Pendidikan Pancasila yang diperkuat dengan
Tap MPR RI Nomor II/MPR/1998 tentang GBHN.

Dalam rangka menyempurnakan mata kuliah Pendidikan Pancasila, Dirjen


Dikti mengeluarkan SK Nomor 25/DIKTI/KEP/1985, tentang Penyempurnaan
Kurikulum Inti Mata Kukiah Dasar Umum (MKDU). Kemudian dikeluarkan SK
tentang Pelaksanaan Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-
4) pola 100 jam di Perguruan Tinggi. Dampak dari kebijakan tersebut adalah terdapat
beberapa perguruan tinggi terutama swasta yang tidak mampu menyelenggarakan
penataran P-4 pola 100 jam, sehingga tetap menerapkan mata kuliah Pendidikan
Pancasila dengan P-4 pola 45 jam. Tetapi, ada juga perguruan tinggi negeri ataupun
swasta yang menerapakan penataran P-4 pola 100 jam.

Dalam era kepemimpinan Presiden Soeharto, terbit Instruksi Direktur Jenderal


Perguruan Tinggi nomor 1 tahun 1967,tentang Pedoman Penyusunan Daftar
Perkuliahan yang menjadi landasan keberadaan mata kukiah Pancasila di perguruan
tinggi. Pada tahun 2002, Dirjen Dikti mengeluarkan kebijakan yang memperkokoh dan
menyempurnakan penyelenggaraan mata kuliah Pendidikan Pancasila, yaitu :

1) SK Dirjen Dikti, Nomor 232/U/2000, tentang Pedoman Penyusunan


Kurikulum Pendidikan Tinggi,
2) SK Dirjen Dikti, Nomor 265/Dikti/2000, tentang Penyempurnaan Kurikulum

9
Inti Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MKPK), dan
3) SK Dirjen Dikti, Nomor 38/Dikti/Kep/2002, tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi.

Seiring dengan terjadinya peristiwa reformasi pada 1998, lahirlah Ketetapan


MPR, Nomor XVIII/ MPR/1998, tentang Pencabutan Ketetapan MPR Nomor
II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, sejak itu
Penataran P-4 tidak lagi dilaksanakan. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 23 tahun 2003, Pendidikan Pancasila tidak disebut sebagai mata kuliah wajib
di perguruan tinggi. Namun masih ada beberapa perguruan tinggi negeri yang
mempertahankan mata kuliah Pendidikan Pancasila, salah satunya UGM.

Dalam rangka memulihkan kembali pembudayaan Nilai-Nilai Pancasila kepada


generasi penerus bangsa melalui perguruan tinggi, dilakukan beberapa langkah antara
lain, melakukan seminar-seminar yang membahas tentang pentingnya membudayakan
Pancasila melalui pendidikan khususnya di perguruan tinggi. Dalam pasal 2 UU RI
Nomor 12 Tahun 2002, tentang Pendidikan Tinggi, menyebutkan bahwa pendidikan
tinggi berdasarkan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal
Ika. Sedangkan dalam pasal 35 Ayat 3 menyebutkan bahwa Pendidikan Tinggi wajib
memuat mata kuliah : Agama, Pancasila, Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia.
Oleh karena itu, Pendidikan Pancasila hatus berdiri sendiri sebagai mata kuliah wajib
di perguruan tinggi.

2. Tantangan Pendidikan Pancasila

Salah satu tokoh bangsa yang bernama Abdul Gani mengatakan


bahwa Pancasila adalah leit motive dan leit star yaitu Pancasila sebagai dorongan
pokok dan penunjuk jalan bagi pemerintahan untuk tidak terjebak kedalam tindakan
penyelewengan, dan bagi mahasiswa sebagai generasi penerus kepemimpinan
nasional.
Adapun tantangan Pendidikan Pancasila ada 2 jenis, yaitu:
1.Tantangan pendidikan pancasila yang berasal dari Internal perguruan tinggi, yaitu
kurangnya SDM dalam mata kuliah Pendidikan Pancasila
2.Tantangan pendidikan pancasil yang bersifat eksternal, antara lain adalah adanya
krisis keteladanan dari para elit politik dan maraknya gaya hidup berlebihan didalam
masyarakat.

10
Tantangan-tantangan pendidikan pancasila menurut beberapa mantan presiden RI:

1. BJ. Habibie:
Pancasila lenyap hilang dari kolektif bangsa dikarenakan:
 Terjadinya proses globalisasi dalam segala aspek
 Hak asasi manusia (HAM) tidak diimbangi dengan Kewajiban Asasi
Manusia (KAM)
 Meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi (IPTEK) ditengah
masyarakat dengan pesat

2.Megawati Soekarno Putri:


Dalam kurun waktu 13 tahun reformasi, adanya kealpaan kita terhadap nilai-
nilai pancasila yang perlu dilaksanakan sebagaimana melaksanakan referensi
pancasila yang sudah ditetapkan.

3.Susilo Bambang Yudhoyono:


Dalam era reformasi, demokrasi dan globalisas, sebagian kalangan lebih
tertarik untuk menganut ideologi lain selain pancasila yaitu adanya dugaan
menghidupkan ideologi berdasarkan agama.

11
2.1.5 Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pendidikan Pancasila

Pengertian Urgensi dan Esensi;


1. Urgensi jika dilihat dari bahasa latin bernama ‘urgere” yaitu (kata kerja) berarti
mendorong, dan jika dilihat dari bahsa inggris bernama ”urgentyang memiliki
arti (kata sifat) dan dalam bahasa indonesia “urgensi” (kata benda).
Kesimpulannya urgensi menunjuk pada suatu yang mendorong kita, yang memaksa
kita untuk diselesaikan.
2. Esensi adalah inti/hakiikat (hal yang pokok)

Deskripsi ensensi dan urgensi pendidikan pancasila untuk masa depan:

a) Esensi pendidikan pancasila


Pembentukan karakter merupakan esensi penddidikan warganegara, fenomena dan
fakta empiris yang diberitakan media massa akhir-akhir ini merupakan gambaran realita
kehidupanbangsa indonesia yang sampai saat ini masih mengalami krisis multidimensi.
Jika dibiarkan negara kita akan sulit mengejar ketertinggalan dalam upaya mencapai
Millenium Developments Goals (MDG’s), yaitu: menghapus tingkat kemiskinan dan
kelaparan; mencapai Pendidikan Dasar secara Universal; mendorong kesetaraan gender
dan memberdayakan perempuan; mengurngi tingkat kematian anak; memerangi
HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya; dan mengembangkan kemitraan global untuk
pembangunan (United Nations Development Group, 2003).

Tujuan ini dapat tercapai jika didukung oleh masyarakat (SDM) yg berkualitas. Untuk
itulah peran pendidikan sangat penting. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, dalam pasal 3 dikatakan bahwa pendidikan
nasionla berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi masnusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
serta menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

12
b. Urgensi pendidikan pancasila

13
2.1.6 Rangkuman tentang Pengertian dan Pentingnya Pendidikan Pancasila

1. Pengertian Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Pendidikan adalah proses pengembangan potensi, kemampuan, dan kepribadian peserta


didik yang dilakukan dengan tujuan agar dapat bermanfaat bagi dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.

Pengertian pendidikan pancasila adalah “Pendidikan tentang Pancasila”. Maman


Rachman (1999: 324) menyatakan bahwa : Pendidikan tentang pancasila memegang
peranan penting dalam membentuk kepribadian mahasiswa di perguruan tinggi. Setelah
lulus dari perguruan tinggi, diharapkan mereka tidak sekedar berkembang daya
intelektualnya saja namun juga sikap dan perilakunya. Sikap dan perilakunya itu
diharapkan menjadi dasar keilmuan yang dimilikinya agar bermanfaat pada diri, keluarga,
dan masyarakat.

2. Tujuan Pendidikan Pancasila

Dalam UU no. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan juga termuat
dalam SK dirjen Dikti. No.43/DIKTI/KEP/2006, dijelaskan bahwa tujuan pendidikan
pancasila yang di harapkan mahasiswa dapat memiliki kepribadian yang bermoral dan
mewujudkannya dalam kehidupan sehari hari, yaitu perilaku yang mencerminkan iman
dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memantapkan kepribadian mahasiswa agar
secara konsisten mampu mewujudkan nilai nilai dasar pancasila, rasa kebangsaan dan
cinta tanah air, menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
dengan penuh rasa tanggung jawab dan bermoral.

Melalui pendidikan pancasila, warga negara Republik Indonesia dan khususnya


mahasiswa diharapkan mampu memahami, menganalisis dan menjawab masalah masalah
yang dihadapi oleh masyarakat bangsanya secara konsisten berdasarkan cita cita dan
tujuan bangsa Indonesa

14
15

Anda mungkin juga menyukai