Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PPKN

“Ancaman Terhadap Integrasi Nasional”

Oleh :

Nama : 1. Aifi Baruta


2. Devi Haso
3. Dewi Anjarwati Supratman
4. Fika Manilet
5. Julfian Manusiwa
6. Anas Mustofa Wabula
7. Lisa Safitra Bugis
8. Lulu Atum Faisal Parda

Kelas : X Mia

SMA NEGERI 62 MALUKU TENGAH


TAHUN PELAJARAN 2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah membimbing kami menyelesaikan makalah
ini dengan penuh kemudahan.

Makalah ini kami susun agar pembaca dapat memahami tentang Ancaman Terhadap
Integrasi Nasional. Kita juga mengucapkan terima kasih kepada guru yang telah memberikan
tugas ini dan teman-teman banyak membantu menyusun makalah ini agar dapat
menyelesaikannya. Semoga makalah yang sederhana ini dapat memberi wawasan dan
pemahaman yang luas kepada pembaca.

Kita pun menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan kesalahan,
sehingga kami masih mengharap kritik dan saran dari para pembaca. Terima kasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... …


DAFTAR ISI ................................................................................................................... ….
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
A. Latar Belakang ..........................................................................................................
B. B.Rumusan Masalah..................................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................................
D. Manfaat......................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................
A. Pengertian Integrasi Nasional ....................................................................................
B. Mewaspadai Ancaman Terhadap Integrasi Nasional..................................................
C. Faktor Pendorong Integrasi Nasional ………………………………………………
D. Faktor Penghambat Integrasi Nasional …………………………………………….
E. Strategi Dalam Mengatasi Berbagai Ancaman Dalam Membangun Integrasi
Nasional…………………………………………………………………………….
F. Upaya Membangun Integrasi......................................................................................

BAB III PENUTUPAN..........................................................................................................


A. Kesimpulan ................................................................................................................
B. Saran............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini, pengetahuan kita mengenai kebudayaan Indonesia sangatlah kurang, anak
muda zaman sekarang lebih megetahui tentang moderanisasi ketimbang tradisional. Pengaruh
kebudayaan luar menyebabkan kurangnya pengetahuan kita mengenai proses kebudayaan
tentang ada di Indonesia. Kurangnya pengetahuan akan hak dan kewajiban kita sebagai warga
Negara menimbulkan hilangnya rasa persatuan kita baik terhadap sesama maupun Negara.
Masing-masing Individu lebih mementingkan kepentingannya sendiri, tanpa ada rasa peduli
terhadap sesamanya. Sebagai warga Negara Indonesia yang baik, haruslah memiliki rasa
Integrasi nasional. Yaitu suatu sikaf kepedulian terhadap sesama serta memiliki rasa
persatuan yang tinggi, baik terhadap Bangsa Negara, Agama serta Keluarga.
Dalam makalah ini, kami ingin menjelaskan tantang makna Integrasi Nasional, serta
penyebab terjadinya integrasi nasional dan upaya yang harus dilakukan dalam integrasi
nasional.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah ada, maka rumusan permasalahatan yang terkait dengan
Integrasi Nasional diantaranya :
1. Definisi Integrasi Nasional ?
2. Mewaspadai Ancaman Terhadap Integrasi Nasional ?
3. Faktor apa saja yang mendorong Integrasi?
4. Faktor apa saja yang dapat menghambat integrasi?
5. Strategi dalam Mengatasi Berbagai Ancaman Dalam Membangun Integrasi Nasional
6. Upaya apa yang harus dilakukan dalam membangun integrasi?

C. Tujuan
Adapun tujuan yang sesuai dari rumusan masalah diatas,yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian integrasi.
2. Untuk mengetahui ancaman terhadap integrasi nasional.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor pendorong integrasi.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang bisa menghambat integrasi
5. Untuk mengetahui strategi dalam mengatasi berbagai ancaman dalam membangun
integrasi nasional.
6. Untuk mengetahui upaya yang harus dilakukan dalam membangun integrasi.

D. Manfaat
Manfaat diantaranya :
1. Memperluas cakrawala berfikir kita mengenai masalah-masalah yang ada di
Indonesia.
2. Sebagai media informasi dalam dunia pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Integrasi Nasional


Istilah Integrasi Nasional berasal dari dua kata yakni Integrasi dan Nasional. Menurut
istilah Integrasi mempunyai arti sebagai pembaruan atau penyatuan, sehingga menjadi
kesatuan yang utuh dan bulat. Menurut istilah Nasional mempunyai arti sebagai kebangsaan.
Yang meliputi suatu bangsa seperti ciri-ciri nasional, tarian tradisional, perusahaan nasional.
Sehubungan dengan penjelasan kedua istilah diatas, maka integrasi nasional identik dengan
integrasi bangsa yang mempunyai pengertian suatu proses penyatuan atau pembaruan
berbagai aspek sosial budaya ke dalam suatu wilayah dan pembentukan identitas nasional
atau bangsa. Yang harus dapat menjamin terwujudnya keselarasan dan keseimbangan dalam
menapai tujuan bersama sebagai suatu bangsa. Integrasi nasional sebagai suatu konsep dalam
ikatan dengan wawasan kebangsaan dalam Negara Kesatuan Indonesia yang berlandaskan
pada aliran pemikiran atau paham integralistik yang berhubungan dengan paham idealisme
untuk mengenal dan memahami sesuatu yang harus dicari kaitannya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi nasional mempunyai arti dua macam,
yaitu:
1. Secara politis, integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai kelompok budaya
dan sosial ke dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas
nasional.
2. Secara antropologis, integrasi nasional adalah proses penyesuaian di antara unsur-
unsur kebudayaan yang berbeda,sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Perwujudan integrasi nasional masyarakat dan budaya bangsa Indonesia yang heterogen
( beraneka macam ) itu diungkapkan dalam semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya
berbeda-beda suku bangsa, agama, budaya daerah, tetapi tetap satu bangsa. Istilah Bhinneka
Tunggal Ika pertama kali diungkapkan oleh seorang Empu terkenal di Kerajaan Majapahit,
yaitu Empu Tantular, dalam kitab Sutasoma. Di Indonesia istilah integrasi masih sering
disamakan dengan istilah pembauran atau asimilasi, padahal kedua istilah tersebut memiliki
perbedaan. Integrasi diartikan dengan integrasi kebudayaan, integrasi social, dan pluralisme
social. Sementara pembauran dapat berarti penyesuaian antar dua atau lebih kebudayaan
mengenai beberapa unsur kebudayaan (culutural traits) mereka yang berbeda atau
bertentangan, agar dapat dibentuk menjadi suatu sistem kebudayaan yang selaras (harmonis).
Dengan demikian Integrasi nasional dapat diartikan penyatuan bagian-bagian yang
berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh, atau memadukan
masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa (ICCE,2007).
Masalah integrasi nasional di Indonesia sangat kompleks dan multidimensional. Untuk
mewujudkan deperlukan keadilan kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah dengan tidak
membedakan ras, suku, agama, bahasa, gender, dan sebagainya. Sebenarnya upaya
membangun keadilan, kesatuan, dan persatuan bangsa merupakan bagian dari upaya
membangun dan membina stabilitas politik disamping upaya lain seperti banyaknya
keterlibatan pemerintah dalam menentukan komposisi dan mekanisme parlemen.
Dengan demikian upaya integrasi nasional dengan strategi yang mantap perlu dilakukan
terus agar terwujud integrasi bangsa Indonesia yang diinginkan. Upaya pembangunan dan
pembinaan integrasi nasional ini perlu, karena pada hakikatnya integrasi nasional tidak lain
menunjukkan tingkat kuatnya kesatuan dan persatuan bangsa yang diinginkan (Mahfud,
1993).
Pada akhirnya persatuan dan kesatuan bangsa inilah yang dapat lebih menjamin
terwujudnya negara yang makmur aman dan tenteram. Jika melihat konflik yang terjadi di
Aceh, Ambon, Kalimantan Barat, dan Papua merupakan cermin dari belum terwujudnya
integrasi nasional yang diharapkan selama ini. Jika pada masa Orde Baru, ancaman terbesar
bagi integrasi nasional cenderung datang dari akumulasi kekecewaan daerah terhadap pusat,
atau konflik yang bersifat vertical, maka dewasa ini, kekerasan dan konflik horizontal
menjelma menjadi ancaman serius bagi integrasi nasiona. Kuatnya tradisi dominasi kekuatan
politik otoriter selama 32 tahun sebagai pemaksa utama integrasi nasional menimbulkan
kekhawatiran besar atas kemampuan bangsa ini untuk secara demokratis mengelola
perbedaan dan mengatasi konflik internal.
Untuk keluar dari berbagai komplikasi permasalahan mengenai konflik dan integrasi
nasional, perlu deteliti sisi lain dari konflik menurut Dahrendorf, yaitu bahwa konflik juga
dilihat sebagai mekanisme alamiah dalam konteks rekonstruksi social untuk mencari
keseimbangan baru dalam masyarakat. Karenanya, jika mengacu kepada sisi tersebut, analisis
terhadap, konflik kekerasaan yang kini terjadi dapat diarahkan untuk mengidentifikasi unsur-
unsur disintegrasi, serta kemudian menghilangkan unsure-unsur tersebut guna mencapai
keseimbangan baru baru. Unsur-unsur disintegratif yang paling menonjol dewasa ini seperti
yang telah diurai diatas adalah menonjolnya sifat ekstrimitas, deficit kepercayaan social dan
ambruknya nilai-nilai kemanusiaan.
Unsur-unsur disintegratif tersebut hanaya dapat dihilangkan dengan cara melakukan
proses transformasi konflik, yaitu menyalurkan energy negatif kepada saluran-saluran
alternatif yang akan mengelola konflik tersebut. Karenanya, untuk mengatasi komplikasi
antara konflik kekerasan, politik identitas dan konsolidasi demokrasi, diperlukan komitmen
politik dari para elit politik untuk memulai suatu projek jangka panjang, merumuskan suatu
cetak biru mengenai strategi dan taktik proses nation building untuk membangun kultur baru
bangsa yang mengapresiasi perbedaan sebagai modal social dan mencetak generasi yang
terinspirasi oleh kata-kata bijak dai Voltaire (1694-1778): I datest what you say but will
defend to the death your right to say it.

B. Mewaspadai Ancaman Terhadap Integrasi Nasional


Kalian tentunya pernah melihat peta dunia. Dalam peta tersebut, kalian dapat
menunjukkan posisi negara Indonesia yang berada di tengah-tengah dunia dilewati garis
khatulistiwa, diapit oleh dua benua yaitu Asia dan Australia, serta berada diantara dua
samudera yaitu Samudera Hindia dan Pasifik. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa wilayah
Indonesia berada pada posisi silang sangat sangat strategis.
Perlu kalian ketahui, bahwa posisi silang negara Indonesia tidak hanya meliputi aspek
kewilayahan saja, melainkan meliputi pula aspek-apek kehidupan sosial, antara lain:
1. Penduduk Indonesia berada diantara daerah berpenduduk padat di utara dan daerah
berpenduduk jarang di selatan.
2. Ideologi Indonesia terletak antara komunisme di utara dan liberalisme di selatan.
3. Demokrasi Pancasila berada diantara demokrasi rakyat di utara (Asia daratan bagian
utara) dan demokrasi liberal di selatan.
4. Ekonomi Indonesia berada diantara sistem ekonomi sosialis di utara dan sistem
ekonomi kapitalis di selatan.
5. Masyarakat Indonesia berada diantara masyarakat sosialis di utara dan masyarakat
individualis di selatan.
6. Kebudayaan Indonesia dinatara kebuadayaan timur di utara dan kebudayaan barat di
selatan.
7. Sistem pertahanan dan keamanan Indonesia berada diantara sistem pertahanan
continental di utara dan sistem pertahanan maritim di barat, selatan dan timur.

Posisi silang Indonesia sebagaimana diuraikan di atas merupakan sebuah potensi


sekaligus ancaman bagi integrasi nasional bangsa Indonesia. Dikatakan sebuah potensi
karena akan memberikan dampak positif bagi kemajuan bangsa Indonesia serta akan
memperkokoh keberadaan Indonesia sebagai negara yang tidak dapat disepelekan perannya
dalam menunjang kemajuan serta terciptanya perdamaian dunia. Akan tetapi, posisi silang ini
juga mejadikan Indonesia sebagai negara yang tidak terbebas dari ancaman yang dapat
memecah belah bangsa.
Apa sebenarnya yang menjadi ancaman bagi integrasi nasional negara Indonesia?
Ancaman bagi integrasi nasional tersebut datang dari luar maupun dari dalam negeri
Indonesia sendiri dalam berbagai dimensi kehidupan. Ancaman tersebut biasanya berupa
ancaman militer dan non-militer. Nah, untuk menjawab rasa penasaran kalian, berikut ini
diuaraikan secara singkat ancaman yang dihadapi Bangsa Indonesia baik yang berupa
ancaman militer maupun non-milter.
a. Ancaman Militer
Ancaman militer berkaitan ancaman di bidang pertahanan dan keamanan. Ancaman
militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata dan terorganisasi
yang dinilai mempunyai kemampuan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer dapa berupa
agresi/invasi, pelanggaran wilayah, pemberontakan bersenjata, sabotase, spionase,
aksi teror bersenjata, dan ancaman keamanan laut dan udara. Agresi suatu negara
yang dikategorikan mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan segenap bangsa Indonesia mempunyai bentuk- bentuk mulai dari yang
berskala paling besar sampai dengan yang terendah. Invasi merupakan bentuk agresi
yang berskala paling besar dengan menggunakan kekuatan militer bersenjata yang
dikerahkan untuk menyerang dan menduduki wilayah Indonesia. Bangsa Indonesia
pernah merasakan pahitnya diinvasi atau diserang oleh Belanda yang ingin kembali
menjajah Indonesia sebanyak dua kali, yaitu 21 Juli 1947 dan 19 Desember 1948.
Invasi merupakan bentuk agresi yang berskala paling besar dengan menggunakan
kekuatan militer bersenjata yang dikerahkan untuk menyerang dan menduduki
wilayah Indonesia.
Bangsa Indonesia pernah merasakan pahitnya diinvasi atau diserang oleh Belanda
yang ingin kembali menjajah Indonesia sebanyak dua kali, yaitu 21 Juli 1947 dan 19
Desember 1948. Bentuk lain dari ancaman militer yang peluang terjadinya cukup
tinggi adalah tindakan pelanggaran wilayah (wilayah laut, ruang udara dan daratan)
Indonesia oleh negara lain. Konsekuensi Indonesia yang memiliki wilayah yang
sangat luas dan terbuka berpotensi terjadinya pelanggaran wilayah. Ancaman militer
dapat pula terjadi dalam bentuk pemberontakan bersenjata. Pemberontakan tersebut
pada dasarnya merupakan ancaman yang timbul dan dilakukan oleh pihak-pihak
tertentu di dalam negeri, tetapi pemberontakan bersenjata tidak jarang disokong oleh
kekuatan asing, baik secara terbuka maupun secara tertutup.
Salah satu pesawat tempur yang digunakan Belanda ketika melakukan Agresi Militer
kepada Indonesia.

b. Ancaman Non-Militer
Ancaman non-militer pada hakikatnya ancaman yang menggunakan faktor-faktor
non-militer dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara,
kepribadian bangsa, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.
Ancaman ini salah satunya disebabkan oleh pengaruh negatif dari globalisasi.
Globalisasi yang menghilangkan sekat atau batas pergaulan antar bangsa secara
disadari ataupun tidak telah memberikan dampak negatif yang kemudian menjadi
ancaman bagi keutuhan sebuah negara, termasuk Indonesia. Ancaman non- militer
diantaranya dapat berdimensi ideologi, politik, ekonomi dan sosial budaya.

C. Faktor-Faktor Pendorong Integrasi


Adapun faktor-faktor pendorong integrasi nasional sebagai berikut:
1. Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.
2. Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan
dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
3. Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana
dibuktikan perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.
4. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan
oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
5. Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan,
Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya,
bahasa kesatuan bahasa Indonesia.
6. Adanya simbol kenegaraan dalam bentuk Garuda Pancasila, dengansemboyan
Bhinneka Tunggal Ika.
7. Pengembangan budaya gotong royong yang merupakan ciri khas kepribadian bangsa
Indonesia secara turun temurun.

D. Faktor-Faktor Penghambat Integrasi


Adapun faktor-faktor penghambat integrasi,sebagai berikut:
1. Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor
kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah,
agama yang dianut, ras dan sebagainya.
2. Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh
lautan luas.
3. Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang
merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam
maupun luar negeri.
4. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil
pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah
SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan
kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.
5. Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan
kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
6. Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak
sesuai dengan kepribadian bangsa, baik melewati kontak langsung maupun kontak
tidak langsung.
7. Kontak langsung, antara lain melalui unsur-unsur pariwisata, sedangkan kontak tidak
langsung, antara lain melalui media cetak (majalah, tabloid), atau media elektronik
(televisi, radio, film, internet, telepon seluler yang mempunyai fitur atau fasilitas
lengkap).

E. Strategi dalam Mengatasi Berbagai Ancaman Dalam Membangun Integrasi


Nasional
1. Strategi Dalam Mengatasi Ancaman Militer
Ancaman militer akan sangat berbahaya apabila tidak diatasi. Oleh karena itu, harus
diterapkan startegi yang tepat untuk mengatasinya. UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 telah mengatur strategi pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia
dalam mengatasi ancaman militer tersebut. Pasal 30 ayat (1) sampai (5) UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa:
o Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.
o Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan
dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Negara Indonesia Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat,
sebagai kekuatan pendukung.
o Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan
Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan
memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
o Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga kemanan
dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani
masyarakat, serta menegakkan hukum.
o Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik
Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat
keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan diatur dengan
undang-undang.

2. Strategi Dalam Mengatasi Ancaman Non-Militer


Yang diungkapkan pada bagian sebelumnya, bahwa globalisasi telah berpengaruh
kepada semua bidang kehidupan, diantaranya dalam bidang politik, ekonomi, sosial
budaya serta pertahanan dan keamanan. Hal tersebut membawa dampak bahwa
ancaman yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia dalam membangun integrasi nasional
tidak hanya bersifat militer, tetapi ancaman non-militer pun tidak kalah bahanya. Oleh
karena itu diperlukan strategi pertahanan non-militer yang tidak kalah hebat dengan
strataegi untuk mengatasi ancaman militer. Strategi pertahanan non-militer
merupakan segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman
aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, keamanan, teknologi, informasi,
komunikasi, keselamatan umum, dan hukum.

F. Upaya Membangun Integrasi


Menurut Liddle, suatu integrasi nasional yang tangguh hanya dapat berkembang apabila :
1. Sebagian besar anggota Masyarakat bangsa bersepakat tentang batas – batas territorial
dari Negara sebagai suatu kehidupan politik dimana mereka menjadi warganya.
2. Sebagian anggota masyarakat bangsa bersepakat mengenai struktur pemerintahan dan
aturan-aturan dari pada proses politik yang berlaku bagi seluruh masyarakat diatas
wilayah Negara.

Dengan perkataan lain, suatu integrasi nasional yang tangguh akan berkembang di atas
konsensus nasional mengenai batas-batas suatu masyarakat tersebut. Dan harus memiliki :
1. Kesadaran dari sejumlah orang bahwa mereka bersama-sama merupakan warga dari
suatu bangsa.
2. Konsensus nasional mengenai bagaimana suatu kehidupan bersama sebagai bangsa
harus diwujudkan atau diselenggarakan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1) Integrasi nasional adalan suatu konsep dalam ikatan dengan wawasan kebangsaan
dalam Negara Kesatuan Indonesia yang berkandaskan pada aliran pemikiran atau
paham integralistik yang berhubungan dengan paham idealism untuk mengenal dan
memahami sesuatu yang harus dicari kaitannya.
2) Masyarakat yang plural adalah “Belati” bermata ganda dimana pluralitas sebagai
rahmat dan sebagai kutukan.
3) Multikulturalisme adalah sebuah ideologiakan yang mengakui dan mengagungkan
perbedaan dalam kesedrajatan baik secara individu ataupun secara kebudayaan.
4) Faktor-faktor yang dapat mengancam integrasi Nasional adalah Keterbatasan
pengetahuan yang dimiliki tentag sejarah-sejarah Indonesia. Hilangnya rasa cinta
tanah Air. Tidak ada rasa berkorban terhadap sesama. Bahkan hilangnya rasa hormat
terhadap symbol-simbol Negara (Garuda pancasila) dengan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika.
5) Upaya membanguan integrasi adalah perlu adanya kesadaran dari setiap masyarakat
serta upaya perlunya kesadaran dari setiap masyarakat akan hak dan kewajibannya
sebagai warga.

B. Saran
1) Diharapkan bagi masyarakat khususnya mahasiswa dapat memahami Integrasi
Nasional.
2) Perlu diadakannya pembahasan yang lebih lanjut agar informasi yang diperoleh lebih
lengkap dan komprehensif bagi pengembangan ilmu
DAFTAR PUSAKA

o Mansur, Ahmad. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Erlangga : Jakarta.


o http://id.answers.yahoo.com/question/
index;_ylt=AoLbfp7kIFuKh_3Saov_rpvJRAx.;_ylv=3?
qid=20101111180256AAabvMy
o http://www.scribd.com/doc/39044693/Pengertian-Integrasi-Nasional ICCE, 2007,
Pend. Kewarganegaraan, Jakarta : ICCE.
o Sumarsono, S. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Gramedia Pustaka Utama :
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai