HENIASI
FARHAD ANNAS
JORDI FEBRIADI
XI MIPA 1
TAHUN PELAJARAN
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat-Nya.
Akhirnya makalah yang kami buat dapat terselesaikan dengan waktu yang tepat yang
berjudul: “ STRATEGI MENGATASI ANCAMAN TERHADAP
IPOLEKSOSBUDHANKAM DALAM MEMBANGUN INTEGRASI NASIONAL”
sesuai dengan tugas yang diberikan kepada guru kami. Kami mengakui bahwa kami adalah
manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena ini tidak ada hal
yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Penulis menyadari bahwa karya tulis
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan perlu pendalaman lebih lanjut, tidak semua
hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis makalah ini. Kami
melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif demi
kesempurnaan karya tulis makalah ini. Penulis berharap semoga gagasan pada karya tulis
makalah ini dapat bermanfaatan bagi masyarakat dan pembaca pada umumnya, kami
mengucapkan banyak terimakasih.
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
2.4 Strategi dalam Mengatasi Berbagai Ancaman Dalam Membangun Integrasi Nasional .... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, dapat disusun pertanyaan yang akan menjadi pokok
pembahasan dalam makalah ini, yaitu bagaimana penjelasan tentang strategi mengatasi
berbagai ancaman terhadap ipoleksosbudhankam dalam membangun integrasi nasional:
1. Bagaimana pengertian tentang integrasi nasional ?
2.Bagaimana klasifikasi perbedaan ancaman militer dan ancaman non-militer?
3.Bagaimana strategi mengatasi ancaman terhadap ipoleksosbudhankam?
4.Bagaimana faktor pendorong dan penghambat integrasi
5.Bagaimana strategi dalam mengatasi berbagai ancaman dalam membangun integrasi
nasional?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada akhirnya persatuan dan kesatuan bangsa inilah yang dapat lebih menjamin
terwujudnya negara yang makmur aman dan tenteram. Jika melihat konflik yang terjadi
di Aceh, Ambon, Kalimantan Barat, dan Papua merupakan cermin dari belum
terwujudnya integrasi nasional yang diharapkan selama ini. Jika pada masa Orde Baru,
ancaman terbesar bagi integrasi nasional cenderung datang dari akumulasi kekecewaan
daerah terhadap pusat, atau konflik yang bersifat vertical, maka dewasa ini, kekerasan
dan konflik horizontal menjelma menjadi ancaman serius bagi integrasi nasiona. Kuatnya
tradisi dominasi kekuatan politik otoriter selama 32 tahun sebagai pemaksa utama
integrasi nasional menimbulkan kekhawatiran besar atas kemampuan bangsa ini untuk
secara demokratis mengelola perbedaan dan mengatasi konflik internal.
4
2.2 Klasifikasi Perbedaan Ancaman militer dan Ancaman Non-militer
Ancaman militer berkaitan ancaman di bidang pertahanan dan keamanan.
Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata dan
terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan membahayakan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer dapat
berupa agresi/invasi, pelanggaran wilayah, pemberontakan bersenjata, sabotase,
spionase, aksi teror bersenjata, dan ancaman keamanan laut dan udara.
Agresi suatu negara yang dikategorikan mengancam kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa Indonesia mempunyai bentuk-
bentuk mulai dari yang berskala paling besar sampai dengan yang terendah.
Invasi merupakan bentuk agresi yang berskala paling besar dengan
menggunakan kekuatan militer bersenjata yang dikerahkan untuk menyerang dan
menduduki wilayah Indonesia. Bangsa Indonesia pernah merasakan pahitnya
diinvasi atau diserang oleh Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia
sebanyak dua kali, yaitu 21 Juli 1947 dan 19 Desember 1948. Invasi merupakan
bentuk agresi yang berskala paling besar dengan menggunakan kekuatan militer
bersenjata yang dikerahkan untuk menyerang dan menduduki wilayah Indonesia.
Bangsa Indonesia pernah merasakan pahitnya diinvasi atau diserang oleh Belanda
yang ingin kembali menjajah Indonesia sebanyak dua kali, yaitu 21 Juli 1947 dan 19
Desember 1948. Bentuk lain dari ancaman militer yang peluang terjadinya cukup
tinggi adalah tindakan pelanggaran wilayah (wilayah laut, ruang udara dan daratan)
Indonesia oleh negara lain. Konsekuensi Indonesia yang memiliki wilayah yang
sangat luas dan terbuka berpotensi terjadinya pelanggaran wilayah. Ancaman militer
dapat pula terjadi dalam bentuk pemberontakan bersenjata. Pemberontakan tersebut
pada dasarnya merupakan ancaman yang timbul dan dilakukan oleh pihak-pihak
tertentu di dalam negeri, tetapi pemberontakan bersenjata tidak jarang disokong oleh
kekuatan asing, baik secara terbuka maupun secara tertutup.
Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata
yang terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.
Ancaman militer dapat berbentuk:
Agresi oleh negara lain.
Pelanggaran wilayah
Spionase
Sabotase
Aksi teror bersenjata
Pemberontakan bersenjata
Perang saudara.
Bentuk ancaman militer
Agresi
5
Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa atau dalam
bentuk dan cara-cara:
1) Invasi berupa serangan kekuatan bersenjata negara musuh, misalnya Invasi
Teluk Babi.
2) Bombardemen berupa penggunaan senjata/bom yang dilakukan oleh musuh
melalui angkatan udara.
3) Blokade terhadap pelabuhan, pantai, wilayah udara.
4) Serangan unsur Angkatan Bersenjata yang berada dalam wilayah negara dimana
tindakan atau keberadaannya bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
5) Tindakan yang mengizinkan penggunaan wilayahnya sebagai daerah persiapan
Agresi.
6) Pengiriman kelompok bersenjata untuk melakukan tindakan kekerasan.
Pelanggaran wilayah
Pelanggaran wilayah merupakan suatu tindakan memasuki wilayah tanpa izin,
baik oleh pesawat terbang tempur maupun kapal-kapal perang. contoh : Nelayan dari
Malaysia yang mencari ikan di wilayah perairan Indonesia.
Spionase
Spionase merupakan kegiatan dari intelijen yang dilakukan untuk
mendapatkan informasi atau rahasia militer atau negara. contoh : Pihak intelijen
Australia yang memata-matai menteri, Presiden dan bahkan meretas pembicaraan
orang penting di indonesia.
Sabotase
Sabotase dilakukan untuk merusak instansi penting militer atau objek vital
nasional dan dapat membahayakan keselamatan bangsa. contoh : Genjatan
bersenjata antara Korut dan Korsel.
Aksi teror bersenjata
Aksi teror bersenjata dilakukan oleh jaringan terorisme internasional atau yang
bekerjasama dengan terorisme dalam negeri atau luar negeri yang bereskalasi tinggi
sehingga membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan
segenap bangsa. Aksi terorisme pada prinsipnya adalah suatu tindak pidana kriminal
tetapi memiliki sifat yang khusus, yaitu memiliki ciri-ciri, bergerak dalam
kelompok, anggotanya memiliki militansi tinggi, beroperasi di bawah tanah
(rahasia), menggunakan perangkat/senjata yang canggih dan mematikan serta
umumnya terkait dalam jaringan internasional
Pemberontakan bersenjata
Pemberontakan merupakan proses, cara, perbuatan memberontak atau
penentangan terhadap kekuasaan yang sah. Vladimir Lenin mengatakan bahwa
kaum Marxist dituduh sebagai Blanquisme karena memperlakukan pemberontakan
sebagai suatu seni.
Perang Saudara
6
Perang Saudara terjadi antar kelompok masyarakat bersenjata dalam satu
wilayah yang sama. contoh : Perang saudara di ambon.
8
Ipoleksosbudhankam disebut juga sebagai social resource bagian tidak terpisahkan
dari Asta Gatra Nasional yakni artinya memiliki 8 aspek yang merupakan unsur
pendukung ketahanan nasional dari Indonesia. 8 aspek tersebut dibedakan menjadi dua
yakni:
1. Aspek alamiah yang disebut natural resources. Aspek alamiah terdiri yang
disebut dengan TRIGATRA yang mencakup Gatra letak serta kedudukan geografis,
keadaan serta kekayaan alam, keadaan serta kemampuan dari penduduk.
2. Aspek sosial yang disebut dengan social resources. Aspek sosial ini disebut
dengan PANCAGATRA yang terdiri dari 5 aspek yakni
(IPOLEKSOSBUDHANKAMNAS) mencakup Gatra ideologi, sosial-budaya, ekonomi,
politik, pertahanan dan keamanan.
9
Ancaman di Bidang Ekonomi
Pada saat ini ekonomi suatu negara tidak bisa berdiri sendiri. Hal tersebut
merupakan bukti nyata dari pengaruh globalisasi. Dapat dikatakan, saat ini tidak ada lagi
negara yang mempunyai kebijakan ekonomi yang tertutup dari pengaruh negara lainnya.
Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan
perdagangan dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang
semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi
perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus
modal, barang dan jasa. Adapun pengaruh negatif globalisasi ekonomi yang dapat
menjadi ancaman kedaulatan Indonesia khususnya dalam bidang ekonomi diantaranya:
1. Indonesia akan dibanjiri oleh barang-barang dari luar seiring dengan adanya
perdagangan bebas yang tidak mengenal adanya bataa-batas negara.
1. Cepat atau lambat perekonomian negara kita akan dikuasai oleh pihak asing.
2. Timbulnya kesenjangan sosial yang tajam sebagai akibat dari adanya
persaingan bebas.
3. Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang,
koperasi semakin sulit berkembang dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya
semakin ditinggalkan.
4. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Apabila hal-hal
yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dalam jangka pendek
pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil.
11
2.4 Strategi dalam Mengatasi Berbagai Ancaman Dalam Membangun Integrasi
Nasional
1. Strategi Dalam Mengatasi Ancaman Militer
Ancaman militer akan sangat berbahaya apabila tidak diatasi. Oleh karena itu,
harus diterapkan startegi yang tepat untuk mengatasinya. UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 telah mengatur strategi pertahanan dan keamanan bangsa
Indonesia dalam mengatasi ancaman militer tersebut. Pasal 30 ayat (1) sampai (5)
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa:
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara.
Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Indonesia Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan
rakyat, sebagai kekuatan pendukung.
Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan
Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan
memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga
kemanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani
masyarakat, serta menegakkan hukum.
Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara
Republik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat
keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan diatur dengan
undang-undang.
2. Strategi Dalam Mengatasi Ancaman Non-Militer
Yang diungkapkan pada bagian sebelumnya, bahwa globalisasi telah berpengaruh
kepada semua bidang kehidupan, diantaranya dalam bidang politik, ekonomi, sosial
budaya serta pertahanan dan keamanan. Hal tersebut membawa dampak bahwa
ancaman yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia dalam membangun integrasi nasional
tidak hanya bersifat militer, tetapi ancaman non-militer pun tidak kalah bahanya.
Oleh karena itu diperlukan strategi pertahanan non-militer yang tidak kalah hebat
dengan strataegi untuk mengatasi ancaman militer. Strategi pertahanan non-militer
merupakan segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari
ancaman aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, keamanan, teknologi,
informasi, komunikasi, keselamatan umum, dan hukum.
Berikut ini dipaparkan strategi yang dilakukan oleh bangsa Indonesia dalam
menghadapi berbagai macam ancaman non-militer.
a. Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Ideologi dan Politik
12
Ada empat hal yang selalu dikedepankan oleh globalisasi dalam bidang ideologi
dan politik, yaitu demokratisasi, kebebasan, keterbukaan dan hak asasi manusia.
Keempat hal tersebut oleh negara-negara adidaya (Amerika Serikat dan sekutunya)
dijadikan standar atau acuan bagi negara-negara lainnya yang tergolong sebagai
negara berkembang.
Bangsa Indonesia harus mempu menunjukkan eksistensinya sebagai negara yang
kuat dan mandiri, namun tidak meninggalkan kemitraan dan kerjasama dengan
negara-negara lain dalam hubungan yang seimbang, saling menguntungkan, saling
menghormati dan menghargai hak dan kewajiban masing-masing. Untuk mencapai
hal tersebut, bangsa Indonesia harus segera mewujudkan hal-hal sebagai berikut:
1) Mengembangkan demokrasi politik.
1) Mengaktifkan masyarakat sipil dalam arena politik.
2) Mengadakan reformasi lembaga-lembaga politik agar menjalankan fungsi dan
peranannya secara baik dan benar.
3) Memperkuat kepercayaan rakyat dengan cara menegakkan pemerintahan yang
bersih dan berwibawa.
4) Menegakkan supremasi hukum.
5) Memperkuat posisi Indonesia dalam kancah politik internasional.
b. Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Ekonomi
Sebenarnya sebelum menyentuh bidang politik, globalisasi lebih dahulu terjadi
pada bidang ekonomi. Sejak digulirkannya liberalisasi ekonomi oleh Adam Smith
sekita abad ke-15 telah melahirkan perusahaan-perusahaan multinasional yang
melakukan aktivitas perdagangannya ke berbagai negara. Mulai abad 20, paham
liberal kembali banyak dianut oleh negara-negara di dunia terutama negara maju.
Hal ini membuat globalisasi ekonomi semakin mempercepat perluasan
jangkauannya ke semua tingkatan negara mulai negara maju sampai negara
berkembang seperti Indonesia. Kenyataan yang terjadi, globalisasi ekonomi lebih
dikendalikan oleh negara-negara maju. Sistem ekonomi kerakyatan merupakan
senjata ampuh untuk melumpuhkan ancaman di bidang ekonomi dan memperkuat
kemandirian bangsa kita dalam semua hal. Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu
kiranya segera diwujudkan hal-hal di bawah ini:
1) Sistem ekonomi dikembangkan untuk memperkuat produksi domestik untuk pasar
dalam negeri, sehingga memperkuat perekonomian rakyat.
2) Pertanian dijadikan prioritas utama, karena mayoritas penduduk Indonesia
bermatapencaharian sebagai petani. Industri-industri haruslah menggunakan bahan
baku dari dalam negeri, sehingga tidak tergantung impor dari luar negeri.
13
3) Diadakan perekonomian yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Artinya
segala sesuatu yang menguasai hajat hidup orang banyak, haruslah bersifat murah
dan terjangkau.
4) Tidak bergantung pada badan-badan multilateral seperti pada IMF, Bank
Dunia dan WTO.
5) Mempererat kerjasama dengan sesama negara berkembang untuk bersama-
sama mengahadapi kepentingan negara-negara maju.
c.Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Sosial Budaya
Kehidupan sosial budaya di negara-negara berkembang, perlu diperhatikan gejala
perubahan yang terjadi, terutama mengenai sebab-sebabnya. Banyak faktor yang
mungkin menimbulkan perubahan sosial, diantaranya yang memegang peranan
penting, ialah faktor teknologi dan kebudayaan. Faktor–faktor itu berasal dari dalam
maupun dari luar. Biasanya, yang berasal dari luar lebih banyak menimbulkan
perubahan. Agar dapat memahami perubahan sosial yang terjadi, perlu dipelajari
bagaimana proses perubahan itu terjadi, dan bagaimana perubahan itu diterima
masyarakat.
Pengaruh dari luar perlu diperhatikan adalah hal-hal yang tidak menguntungkan
serta dapat membahayakan kelangsungan hidup kebudayaan nasional. Bangsa
Indonesia harus selalu waspada akan kemungkinan adanya kesengajaan pihak luar
untuk memecah kesatuan bangsa dan negara Indonesia.
Dalam menghadapi pengaruh dari luar yang dapat membahayakan kelangsungan
hidup sosial budaya, bangsa Indonesia berusaha memelihara keseimbangan dan
keselarasan fundamental, yaitu keseimbangan antara manusia dengan alam semesta,
manusia dengan masyarakat, manusia dengan Tuhan, keseimbangan kemajuan lahir
dan kesejahteraan batin.
Upaya Membangun Integrasi
Menurut Liddle, suatu integrasi nasional yang tangguh hanya dapat berkembang
apabila :
1) Sebagian besar anggota Masyarakat bangsa bersepakat tentang batas – batas
territorial dari Negara sebagai suatu kehidupan politik dimana mereka menjadi
warganya.
2) Sebagian anggota masyarakat bangsa bersepakat mengenai struktur
pemerintahan dan aturan-aturan dari pada proses politik yang berlaku bagi seluruh
masyarakat diatas wilayah Negara.
14
Dengan perkataan lain, suatu integrasi nasional yang tangguh akan berkembang
di atas konsensus nasional mengenai batas-batas suatu masyarakat tersebut. Dan
harus memiliki :
a) Kesadaran dari sejumlah orang bahwa mereka bersama-sama merupakan
warga dari suatu bangsa.
a) konsensus nasional mengenai bagaimana suatu kehidupan bersama sebagai
bangsa harus diwujudkan atau diselenggar
3.1 KESIMPULAN
1) Integrasi nasional adalan suatu konsep dalam ikatan dengan wawasan kebangsaan
dalam Negara Kesatuan Indonesia yang berkandaskan pada aliran pemikiran atau
paham integralistik yang berhubungan dengan paham idealism untuk mengenal dan
memahami sesuatu yang harus dicari kaitannya.
2) Masyarakat yang plural adalah “Belati” bermata ganda dimana pluralitas sebagai
rahmat dan sebagai kutukan.
3) Multikulturalisme adalah sebuah ideologiakan yang mengakui dan mengagungkan
perbedaan dalam kesedrajatan baik secara individu ataupun secara kebudayaan.
4) Faktor-faktor yang dapat mengancam integrasi Nasional adalah Keterbatasan
pengetahuan yang dimiliki tentag sejarah-sejarah Indonesia. Hilangnya rasa cinta tanah
Air. Tidak ada rasa berkorban terhadap sesama. Bahkan hilangnya rasa hormat terhadap
symbol-simbol Negara (Garuda pancasila) dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
5) Upaya membanguan integrasi adalah perlu adanya kesadaran dari setiap masyarakat
serta upaya perlunya kesadaran dari setiap masyarakat akan hak dan kewajibannya
sebagai warga.
3.2 SARAN
1) Diharapkan bagi masyarakat khususnya pelajar dapat memahami Integrasi Nasional.
2) Perlu diadakannya pembahasan yang lebih lanjut agar informasi yang diperoleh lebih
lengkap dan komprehensif bagi pengembangan ilmu
15
DAFTAR PUSTAKA
http://helmyhadisasono.blogspot.co.id/2012/04/hakikat-ketahanan-nasional-dan-hakikat.html
(09.40/10/09/2015)
https://ibnuhasanhasibuan.wordpress.com/ketahanan-nasional/ (14.52/01/09/2015)
https://nadillaikaputri.wordpress.com/2013/04/28/pengaruh-aspek-ketahanan-nasional-pada-
kehidupan-berbangsa-dan-bernegara/ (11.31/28/09/2015)
Muchji, Achmad, dkk.2007.Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Universitas Gunadarma
Zubaidi, H. Achmad, dkk.2002.Pendidikan Kewarganegaraan.Yogyakarta : Paradigma
http://organisasi.org/ (16.27/28/09/2015)
https://mawarmerahtakberdurii.wordpress.com/2012/12/07/makalah-ketahanan-nasional/
(10.54/10/09/2015)
http://www.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=769 (11.19/28/08/2015
)
https://naynienay.wordpress.com/2007/12/05/ketahanan-nasional-2/ (09.45/10/09/2015 )
16