Anda di halaman 1dari 19

Di susun Oleh:

ERISKA PRAMITHA SETIOWATI

HENIASI

FARHAD ANNAS

JORDI FEBRIADI

XI MIPA 1

SMAS MUJAHIDIN PONTIANAK

TAHUN PELAJARAN

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat-Nya.
Akhirnya makalah yang kami buat dapat terselesaikan dengan waktu yang tepat yang
berjudul: “ STRATEGI MENGATASI ANCAMAN TERHADAP
IPOLEKSOSBUDHANKAM DALAM MEMBANGUN INTEGRASI NASIONAL”
sesuai dengan tugas yang diberikan kepada guru kami. Kami mengakui bahwa kami adalah
manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena ini tidak ada hal
yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Penulis menyadari bahwa karya tulis
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan perlu pendalaman lebih lanjut, tidak semua
hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis makalah ini. Kami
melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif demi
kesempurnaan karya tulis makalah ini. Penulis berharap semoga gagasan pada karya tulis
makalah ini dapat bermanfaatan bagi masyarakat dan pembaca pada umumnya, kami
mengucapkan banyak terimakasih.

Penulis, Januari 2019

ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 2

1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Integrasi Nasional .................................................................................................... 3

2.2 Klasifikasi Perbedaan Ancaman militer dan Ancaman Non-militer ..................................... 5

2.4 Strategi dalam Mengatasi Berbagai Ancaman Dalam Membangun Integrasi Nasional .... 12

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 15

3.1 KESIMPULAN ................................................................................................................... 15

3.2 SARAN ............................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Strategi pertahanan dalam menghadapi ancaman militer disesuaikan


dengan jenis ancaman dan besarnya risiko yang dihadapi. Strategi Pertahanan
untuk menghadapi ancaman militer berupa agresi militer berbeda dengan strategi
pertahanan dalam menghadapi ancaman yang jenisnya bukan agresi militer. Agresi
militer mengancam totalitas eksistensi bangsa dan negara sehingga harus dihadapi
dengan strategi pertahanan dalam kerangka operasi militer perang dengan
pengerahan segenap kekuatan nasional. Sebaliknya, ancaman militer yang lain
tidak selalu harus dihadapi dengan OMP.
Keanekaragaman yang terjadi di Indonesia merupakan sebuah potensi
sekaligus tantangan. Dikatakan sebagai sebuah potensi, karena keanekaragaman
yang dimiliki tersebut akan membuat bangsa kita menjadi bangsa yang besar dan
memiliki kekayaan yang melimpah baik kekayaan alam maupun kekayaan budaya
yang dapat menarik minat wisatawan asing untuk mengunjungi Indonesia.
Keanekaragaman bangsa Indonesia juga merupakan sebuah tantangan bahkan
ancaman.
Walaupun keanekaragaman bangsa Indonesia selalu diarahkan pada
persatuan dan kesatuan bangsa dan negara, tetap saja bangsa Indonesia selalu
menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari
dalam maupun dari luar Indonesia. Salah satunya adalah ancaman terhadap aspek
ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya bangsa Indonesia yang merupakan
ancaman non-militer.
Ancaman non-militer merupakan golongan ancaman pertahanan yang
sifatnya tidak secara langsung mengancam kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan
bangsa. Namun, resiko yang ditimbulkan dari ancaman non-militer dapat
berimplikasi mengganggu stabilitas nasional. Terganggunya stabilitas nasional
tidak saja menghambat pembangunan nasional, tetapi lambat-laun dapat
berkembang menjadi permasalahan yang mengancam persatuan dan kesatuan
bangsa. Oleh karena itu, untuk menghadapi ancaman tersebut diperlukan strategi
yang tepat.

1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, dapat disusun pertanyaan yang akan menjadi pokok
pembahasan dalam makalah ini, yaitu bagaimana penjelasan tentang strategi mengatasi
berbagai ancaman terhadap ipoleksosbudhankam dalam membangun integrasi nasional:
1. Bagaimana pengertian tentang integrasi nasional ?
2.Bagaimana klasifikasi perbedaan ancaman militer dan ancaman non-militer?
3.Bagaimana strategi mengatasi ancaman terhadap ipoleksosbudhankam?
4.Bagaimana faktor pendorong dan penghambat integrasi
5.Bagaimana strategi dalam mengatasi berbagai ancaman dalam membangun integrasi
nasional?

1.3 Tujuan Penulisan


Dari hasil pemaparan pada latar belakang serta rumusan masalah dapat memperoleh
tujuan penulisan.
1. Menjelaskan tentang pengertian integrasi nasional
2. Menjelaskan tentang klasifikasi perbedaan ancaman militer dan ancaman non-militer
3. Menjelaskan tentang strategi mengatasi ancaman terhadap ipoleksosbudhankam
4. Menjelaskan tentang faktor pendorong dan penghambat integrasi
5. Strategi dalam mengatasi berbagai ancaman dalam membangun integrasi nasional

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Integrasi Nasional


Istilah Integrasi Nasional berasal dari dua kata yakni Integrasi dan Nasional.
Menurut istilah Integrasi mempunyai arti sebagai pembaruan atau penyatuan, sehingga
menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Menurut istilah Nasional mempunyai arti sebagai
kebangsaan. Yang meliputi suatu bangsa seperti ciri-ciri nasional, tarian tradisional,
perusahaan nasional. Sehubungan dengan penjelasan kedua istilah diatas, maka integrasi
nasional identik dengan integrasi bangsa yang mempunyai pengertian suatu proses
penyatuan atau pembaruan berbagai aspek sosial budaya ke dalam suatu wilayah dan
pembentukan identitas nasional atau bangsa. Yang harus dapat menjamin terwujudnya
keselarasan dan keseimbangan dalam menapai tujuan bersama sebagai suatu bangsa.
Integrasi nasional sebagai suatu konsep dalam ikatan dengan wawasan kebangsaan
dalam Negara Kesatuan Indonesia yang berlandaskan pada aliran pemikiran atau paham
integralistik yang berhubungan dengan paham idealisme untuk mengenal dan memahami
sesuatu yang harus dicari kaitannya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi nasional mempunyai arti dua
macam, yaitu:
1. Secara politis, integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai kelompok budaya
dan sosial ke dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.
2. Secara antropologis, integrasi nasional adalah proses penyesuaian di antara unsur-
unsur kebudayaan yang berbeda,
sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan bermasyarakat dan
berbangsa.
Perwujudan integrasi nasional masyarakat dan budaya bangsa Indonesia yang
heterogen ( beraneka macam ) itu diungkapkan dalam semboyan “Bhinneka Tunggal
Ika” yang artinya berbeda-beda suku bangsa, agama, budaya daerah, tetapi tetap satu
bangsa.
Istilah Bhinneka Tunggal Ika pertama kali diungkapkan oleh seorang Empu terkenal di
Kerajaan Majapahit, yaitu Empu Tantular, dalam kitab Sutasoma.
Di Indonesia istilah integrasi masih sering disamakan dengan istilah pembauran
atau asimilasi, padahal kedua istilah tersebut memiliki perbedaan. Integrasi diartikan
dengan integrasi kebudayaan, integrasi social, dan pluralisme social. Sementara
pembauran dapat berarti penyesuaian antar dua atau lebih kebudayaan mengenai
beberapa unsur kebudayaan (culutural traits) mereka yang berbeda atau bertentangan,
agar dapat dibentuk menjadi suatu sistem kebudayaan yang selaras (harmonis).
Dengan demikian Integrasi nasional dapat diartikan penyatuan bagian-bagian
yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh, atau
3
memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa
(ICCE,2007). Masalah integrasi nasional di Indonesia sangat kompleks dan
multidimensional. Untuk mewujudkan deperlukan keadilan kebijakan yang diterapkan
oleh pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa, gender, dan
sebagainya. Sebenarnya upaya membangun keadilan, kesatuan, dan persatuan bangsa
merupakan bagian dari upaya membangun dan membina stabilitas politik disamping
upaya lain seperti banyaknya keterlibatan pemerintah dalam menentukan komposisi dan
mekanisme parlemen. Dengan demikian upaya integrasi nasional dengan strategi yang
mantap perlu dilakukan terus agar terwujud integrasi bangsa Indonesia yang diinginkan.
Upaya pembangunan dan pembinaan integrasi nasional ini perlu, karena pada hakikatnya
integrasi nasional tidak lain menunjukkan tingkat kuatnya kesatuan dan persatuan bangsa
yang diinginkan (Mahfud, 1993).

Pada akhirnya persatuan dan kesatuan bangsa inilah yang dapat lebih menjamin
terwujudnya negara yang makmur aman dan tenteram. Jika melihat konflik yang terjadi
di Aceh, Ambon, Kalimantan Barat, dan Papua merupakan cermin dari belum
terwujudnya integrasi nasional yang diharapkan selama ini. Jika pada masa Orde Baru,
ancaman terbesar bagi integrasi nasional cenderung datang dari akumulasi kekecewaan
daerah terhadap pusat, atau konflik yang bersifat vertical, maka dewasa ini, kekerasan
dan konflik horizontal menjelma menjadi ancaman serius bagi integrasi nasiona. Kuatnya
tradisi dominasi kekuatan politik otoriter selama 32 tahun sebagai pemaksa utama
integrasi nasional menimbulkan kekhawatiran besar atas kemampuan bangsa ini untuk
secara demokratis mengelola perbedaan dan mengatasi konflik internal.

Untuk keluar dari berbagai komplikasi permasalahan mengenai konflik dan


integrasi nasional, perlu deteliti sisi lain dari konflik menurut Dahrendorf, yaitu bahwa
konflik juga dilihat sebagai mekanisme alamiah dalam konteks rekonstruksi social untuk
mencari keseimbangan baru dalam masyarakat. Karenanya, jika mengacu kepada sisi
tersebut, analisis terhadap, konflik kekerasaan yang kini terjadi dapat diarahkan untuk
mengidentifikasi unsur-unsur disintegrasi, serta kemudian menghilangkan unsure-unsur
tersebut guna mencapai keseimbangan baru baru. Unsur-unsur disintegratif yang paling
menonjol dewasa ini seperti yang telah diurai diatas adalah menonjolnya sifat
ekstrimitas, deficit kepercayaan social dan ambruknya nilai-nilai kemanusiaan.Unsur-
unsur disintegratif tersebut hanaya dapat dihilangkan dengan cara melakukan proses
transformasi konflik, yaitu menyalurkan energy negatif kepada saluran-saluran alternatif
yang akan mengelola konflik tersebut. Karenanya, untuk mengatasi komplikasi antara
konflik kekerasan, politik identitas dan konsolidasi demokrasi, diperlukan komitmen
politik dari para elit politik untuk memulai suatu projek jangka panjang, merumuskan
suatu cetak biru mengenai strategi dan taktik proses nation building untuk membangun
kultur baru bangsa yang mengapresiasi perbedaan sebagai modal social dan mencetak
generasi yang terinspirasi oleh kata-kata bijak dai Voltaire (1694-1778): I datest what
you say but will defend to the death your right to say it.

4
2.2 Klasifikasi Perbedaan Ancaman militer dan Ancaman Non-militer
Ancaman militer berkaitan ancaman di bidang pertahanan dan keamanan.
Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata dan
terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan membahayakan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer dapat
berupa agresi/invasi, pelanggaran wilayah, pemberontakan bersenjata, sabotase,
spionase, aksi teror bersenjata, dan ancaman keamanan laut dan udara.
Agresi suatu negara yang dikategorikan mengancam kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa Indonesia mempunyai bentuk-
bentuk mulai dari yang berskala paling besar sampai dengan yang terendah.
Invasi merupakan bentuk agresi yang berskala paling besar dengan
menggunakan kekuatan militer bersenjata yang dikerahkan untuk menyerang dan
menduduki wilayah Indonesia. Bangsa Indonesia pernah merasakan pahitnya
diinvasi atau diserang oleh Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia
sebanyak dua kali, yaitu 21 Juli 1947 dan 19 Desember 1948. Invasi merupakan
bentuk agresi yang berskala paling besar dengan menggunakan kekuatan militer
bersenjata yang dikerahkan untuk menyerang dan menduduki wilayah Indonesia.
Bangsa Indonesia pernah merasakan pahitnya diinvasi atau diserang oleh Belanda
yang ingin kembali menjajah Indonesia sebanyak dua kali, yaitu 21 Juli 1947 dan 19
Desember 1948. Bentuk lain dari ancaman militer yang peluang terjadinya cukup
tinggi adalah tindakan pelanggaran wilayah (wilayah laut, ruang udara dan daratan)
Indonesia oleh negara lain. Konsekuensi Indonesia yang memiliki wilayah yang
sangat luas dan terbuka berpotensi terjadinya pelanggaran wilayah. Ancaman militer
dapat pula terjadi dalam bentuk pemberontakan bersenjata. Pemberontakan tersebut
pada dasarnya merupakan ancaman yang timbul dan dilakukan oleh pihak-pihak
tertentu di dalam negeri, tetapi pemberontakan bersenjata tidak jarang disokong oleh
kekuatan asing, baik secara terbuka maupun secara tertutup.
Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata
yang terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.
Ancaman militer dapat berbentuk:
 Agresi oleh negara lain.
 Pelanggaran wilayah
 Spionase
 Sabotase
 Aksi teror bersenjata
 Pemberontakan bersenjata
 Perang saudara.
Bentuk ancaman militer
 Agresi

5
Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa atau dalam
bentuk dan cara-cara:
1) Invasi berupa serangan kekuatan bersenjata negara musuh, misalnya Invasi
Teluk Babi.
2) Bombardemen berupa penggunaan senjata/bom yang dilakukan oleh musuh
melalui angkatan udara.
3) Blokade terhadap pelabuhan, pantai, wilayah udara.
4) Serangan unsur Angkatan Bersenjata yang berada dalam wilayah negara dimana
tindakan atau keberadaannya bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
5) Tindakan yang mengizinkan penggunaan wilayahnya sebagai daerah persiapan
Agresi.
6) Pengiriman kelompok bersenjata untuk melakukan tindakan kekerasan.

 Pelanggaran wilayah
Pelanggaran wilayah merupakan suatu tindakan memasuki wilayah tanpa izin,
baik oleh pesawat terbang tempur maupun kapal-kapal perang. contoh : Nelayan dari
Malaysia yang mencari ikan di wilayah perairan Indonesia.
 Spionase
Spionase merupakan kegiatan dari intelijen yang dilakukan untuk
mendapatkan informasi atau rahasia militer atau negara. contoh : Pihak intelijen
Australia yang memata-matai menteri, Presiden dan bahkan meretas pembicaraan
orang penting di indonesia.
 Sabotase
Sabotase dilakukan untuk merusak instansi penting militer atau objek vital
nasional dan dapat membahayakan keselamatan bangsa. contoh : Genjatan
bersenjata antara Korut dan Korsel.
 Aksi teror bersenjata
Aksi teror bersenjata dilakukan oleh jaringan terorisme internasional atau yang
bekerjasama dengan terorisme dalam negeri atau luar negeri yang bereskalasi tinggi
sehingga membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan
segenap bangsa. Aksi terorisme pada prinsipnya adalah suatu tindak pidana kriminal
tetapi memiliki sifat yang khusus, yaitu memiliki ciri-ciri, bergerak dalam
kelompok, anggotanya memiliki militansi tinggi, beroperasi di bawah tanah
(rahasia), menggunakan perangkat/senjata yang canggih dan mematikan serta
umumnya terkait dalam jaringan internasional
 Pemberontakan bersenjata
Pemberontakan merupakan proses, cara, perbuatan memberontak atau
penentangan terhadap kekuasaan yang sah. Vladimir Lenin mengatakan bahwa
kaum Marxist dituduh sebagai Blanquisme karena memperlakukan pemberontakan
sebagai suatu seni.
 Perang Saudara

6
Perang Saudara terjadi antar kelompok masyarakat bersenjata dalam satu
wilayah yang sama. contoh : Perang saudara di ambon.

Ancaman non-militer pada hakikatnya ancaman yang menggunakan faktor-


faktor non-militer dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan
negara, kepribadian bangsa, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap
bangsa. Ancaman ini salah satunya disebabkan oleh pengaruh negatif dari
globalisasi. Globalisasi yang menghilangkan sekat atau batas pergaulan antar bangsa
secara disadari ataupun tidak telah memberikan dampak negatif yang kemudian
menjadi ancaman bagi keutuhan sebuah negara, termasuk Indonesia. Ancaman non-
militer diantaranya dapat berdimensi ideologi, politik, ekonomi dan sosial budaya.
Ancaman nonmiliter atau nirmiliter memiliki karakteristik yang berbeda
dengan ancaman militer, yaitu tidak bersifat fisik serta bentuknya tidak terlihat
seperti ancaman militer yaitu berhubungan dengan Ipoleksosbudhankam. Bentuk
ancaman nonmiliter yaitu:
 Ancaman berdimensi ideology
 Ancaman berdimensi politik
 Ancaman berdimensi ekonomi
 Ancaman berdimensi social budaya
 Ancaman berdimensi teknologi da informasi
 Ancaman berdimensi keselamatan umum
Bentuk ancaman nonmiliter
 Ancaman berdimensi ideologi
Sistem politik internasional mengalami perubahan sejak Uni Soviet runtuh
sehingga paham komunis tidak populer lagi, namun potensi ancaman berbasis
ideologi masih tetap diperhitungkan. Ancaman berbasis ideologi dapat pula dalam
bentuk penetrasi nilai-nilai kebebasan (liberalisme) sehingga dapat memicu
proses disintegrasi bangsa.
 Ancaman berdimensi politik
Politik merupakan instrumen utama untuk menggerakkan perang. Ini
membuktikan bahwa ancaman politik dapat menumbangkan
suatu rezim pemerintahan bahkan dapat menghancurkan suatu negara. Masyarakat
Internasional mengintervensi suatu negara melalui politik seperti Hak Asasi
Manusia (HAM), demokratisasi, penanganan lingkungan hidup, dan
penyeleggaraan pemerintahan yang bersih dan akuntabel.
 Ancaman berdimensi ekonomi
Ekonomi merupakan salah satu penentu posis tawar setiap negara dalam
pergaulan internasional. Kondisi Ekonomi sangat menentukan dalam pertahanan
negara. Ancaman berdimensi ekonomi terbagi menjadi internal dan eksternal.
Ancaman dari internal dapat berupa inflasi, pengangguran, infrastruktur
yang tidak memadai, dan sistem ekonomi yang tidak jelas.
Ancaman dari eksternal dapat berbentuk kinerja ekonomi yang buruk, daya
saing rendah, ketidaksiapan mengahadapi globalisasi dan tingkat ketergantungan
terhadap pihak asing. contoh : Korupsi
7
 Ancaman berdimensi sosial budaya
Ancaman sosial budaya berupa isu-isu kemiskinan, kebodohan,
keterbelakangan, dan ketidakadilan yang menjadi dasar timbulnya konflik vertikal
antara pemerintah pusat dan daerah, dan konflik horizontal yaitu suku, agama, ras,
dan antar golongan (SARA).
Pada tahun 1994 saja, misalnya, 18 peperangan dari 23 peperangan yang
terjadi di dunia diakibatkan oleh sentimen-sentimen budaya, agama dan etnis.
Sementara itu, 75 persen dari pengungsi dunia yang mengalir ke berbagai negara
lainnya didorong oleh alasan yang sama pula. Sementara itu, 8 dari 13 operasi
pasukan perdamaian yang dijalankan PBB ditujukan untuk mengupayakan
terciptanya perdamaian di berbagai konflik antar etnis di dunia.
 Ancaman berdimensi teknologi dan informasi
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat dan membawa
manfaat yang besar bagi masyarakat tapi kejahatan mengikuti perkembangan
tersebut seperti kejahatan cyber dan kejahatan perbankan serta penipuan.
 Ancaman berdimensi keselamatan umum
Ancaman bagi keselamatan umum dapat terjadi karena bencana alam,
misalnya gempa bumi, meletusnya gunung, dan tsunami. Ancaman karena manusia,
misalnya penggunaan obat-obatan atau Narkoba dan bahan kimia,
pembuangan limbah industri, kebakaran, kecelakaan transportasi.

8
Ipoleksosbudhankam disebut juga sebagai social resource bagian tidak terpisahkan
dari Asta Gatra Nasional yakni artinya memiliki 8 aspek yang merupakan unsur
pendukung ketahanan nasional dari Indonesia. 8 aspek tersebut dibedakan menjadi dua
yakni:
1. Aspek alamiah yang disebut natural resources. Aspek alamiah terdiri yang
disebut dengan TRIGATRA yang mencakup Gatra letak serta kedudukan geografis,
keadaan serta kekayaan alam, keadaan serta kemampuan dari penduduk.
2. Aspek sosial yang disebut dengan social resources. Aspek sosial ini disebut
dengan PANCAGATRA yang terdiri dari 5 aspek yakni
(IPOLEKSOSBUDHANKAMNAS) mencakup Gatra ideologi, sosial-budaya, ekonomi,
politik, pertahanan dan keamanan.

2.3 Strategi Mengatasi Ancaman Terhadap Ipoleksosbudhankam

Ipoleksosbudhankam merupakan ketahanan nasional yang kondisi dinamika,


yaitu suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan
ketahanan, kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan,
hambatan dan ancaman baik yang datang dari dalam maupun dari luar, juga secara
langsung maupun tidak langsung yang dapat membahayakan integritas, identitas secara
kelangsungan hidup bangsa dan bernegara. Berikut ini ancaman terhadap
Ipoleksosbudhankam:

 Ancaman di Bidang Ideologi


Secara umum Indonesia menolak dengan tegas paham komunis dan zionis. Akibat
dari penolakan tersebut, tentu saja pengaruh dari negara-negara komunis dapat dikatakan
tidak dirasakan oleh bangsa Indonesia, kalaupun ada pengaruh tersebut sangat kecil
ukurannya. Akan tetapi, meskipun demikian bukan berarti bangsa Indonesia terbebas dari
pengaruh paham lainnya, misalnya pengaruh liberalisme.
Saat ini kehidupan masyarakat Indonesia cenderung mengarah pada kehidupan
liberal yang menekankan pada aspek kebebasan individual.
 Ancaman di Bidang Politik
Ancaman di bidang politik dapat bersumber dari luar negeri maupun dalam negeri.
Dari luar negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu negara dengan
melakukan tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi, provokasi, atau blokade
politik merupakan bentuk ancaman non-militer berdimensi politik yang sering kali
digunakan oleh pihak-pihak lain untuk menekan negara lain. Kedepan, bentuk ancaman
yang berasal dari luar negeri diperkirakan masih berpotensi terhadap Indonesia, yang
memerlukan peran dari fungsi pertahanan non-militer untuk menghadapinya.

9
 Ancaman di Bidang Ekonomi
Pada saat ini ekonomi suatu negara tidak bisa berdiri sendiri. Hal tersebut
merupakan bukti nyata dari pengaruh globalisasi. Dapat dikatakan, saat ini tidak ada lagi
negara yang mempunyai kebijakan ekonomi yang tertutup dari pengaruh negara lainnya.
Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan
perdagangan dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang
semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi
perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus
modal, barang dan jasa. Adapun pengaruh negatif globalisasi ekonomi yang dapat
menjadi ancaman kedaulatan Indonesia khususnya dalam bidang ekonomi diantaranya:
1. Indonesia akan dibanjiri oleh barang-barang dari luar seiring dengan adanya
perdagangan bebas yang tidak mengenal adanya bataa-batas negara.
1. Cepat atau lambat perekonomian negara kita akan dikuasai oleh pihak asing.
2. Timbulnya kesenjangan sosial yang tajam sebagai akibat dari adanya
persaingan bebas.
3. Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang,
koperasi semakin sulit berkembang dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya
semakin ditinggalkan.
4. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Apabila hal-hal
yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dalam jangka pendek
pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil.

 Ancaman di Bidang Sosial Budaya


Ancaman yang berdimensi sosial budaya dapat dibedakan atas ancaman dari dalam,
dan ancaman dari luar. Ancaman dari dalam didorong oleh isu-isu kemiskinan,
kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan. Isu tersebut menjadi titik pangkal
timbulnya permasalahan, seperti separatisme, terorisme, kekerasan, dan bencana akibat
perbuatan manusia. Isu tersebut akan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa,
nasionalisme, dan patriotisme.
Ancaman dari luar timbul sebagai akibat dari pengaruh negatif globalisasi,
diantaranya adalah:
1. Munculnya gaya hidup konsumtif dan selalu mengkonsumsi barang-barang
dari luar negeri.
1. Munculnya sifat hedonisme, yaitu kenikmatan pribadi dianggap sebagai suatu
nilai hidup tertinggi. Hal ini membuat manusia suka memaksakan diri untuk mencapai
kepuasan dan kenikmatan pribadinya tersebut, meskipun harus melanggar norma-norma
yang berlaku di masyarakat.
2. Adanya sikap individualisme, yaitu sikap selalu mementingkan diri sendiri
serta memandang orang lain itu tidak ada dan tidak bermakna.
3. Munculnya gejala westernisasi, yaitu gaya hidup yang selalu berorientasi
kepada budaya barat tanpa diseleksi terlebih dahulu, seperti meniru model pakain yang
biasa
10
 Faktor-Faktor Pendorong Integrasi
Adapun faktor-faktor pendorong integrasi nasional sebagai berikut:
1) Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.
1) Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan
dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
2) Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia,
sebagaimana dibuktikanperjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi
kemerdekaan.
3) Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan
oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
4) Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan,
Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya,
bahasa kesatuan bahasa Indonesia.
5) Adanya simbol kenegaraan dalam bentuk Garuda Pancasila, dengansemboyan
Bhinneka Tunggal Ika.
6) Pengembangan budaya gotong royong yang merupakan ciri khas kepribadian bangsa
Indonesia secara turun temurun.
 Faktor-Faktor Penghambat Integrasi
Adapun faktor-faktor penghambat integrasi,sebagai berikut:
1) Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor
kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah,
agama yang dianut, ras dan sebagainya.
1) Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh
lautan luas.
2) Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang
merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam
maupun luar negeri.
3) Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil
pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah
SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan
kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.
4) Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan
kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.

11
2.4 Strategi dalam Mengatasi Berbagai Ancaman Dalam Membangun Integrasi
Nasional
1. Strategi Dalam Mengatasi Ancaman Militer
Ancaman militer akan sangat berbahaya apabila tidak diatasi. Oleh karena itu,
harus diterapkan startegi yang tepat untuk mengatasinya. UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 telah mengatur strategi pertahanan dan keamanan bangsa
Indonesia dalam mengatasi ancaman militer tersebut. Pasal 30 ayat (1) sampai (5)
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa:
 Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara.
 Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Indonesia Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan
rakyat, sebagai kekuatan pendukung.
 Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan
Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan
memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
 Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga
kemanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani
masyarakat, serta menegakkan hukum.
 Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara
Republik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat
keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan diatur dengan
undang-undang.
2. Strategi Dalam Mengatasi Ancaman Non-Militer
Yang diungkapkan pada bagian sebelumnya, bahwa globalisasi telah berpengaruh
kepada semua bidang kehidupan, diantaranya dalam bidang politik, ekonomi, sosial
budaya serta pertahanan dan keamanan. Hal tersebut membawa dampak bahwa
ancaman yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia dalam membangun integrasi nasional
tidak hanya bersifat militer, tetapi ancaman non-militer pun tidak kalah bahanya.
Oleh karena itu diperlukan strategi pertahanan non-militer yang tidak kalah hebat
dengan strataegi untuk mengatasi ancaman militer. Strategi pertahanan non-militer
merupakan segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari
ancaman aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, keamanan, teknologi,
informasi, komunikasi, keselamatan umum, dan hukum.
Berikut ini dipaparkan strategi yang dilakukan oleh bangsa Indonesia dalam
menghadapi berbagai macam ancaman non-militer.
a. Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Ideologi dan Politik

12
Ada empat hal yang selalu dikedepankan oleh globalisasi dalam bidang ideologi
dan politik, yaitu demokratisasi, kebebasan, keterbukaan dan hak asasi manusia.
Keempat hal tersebut oleh negara-negara adidaya (Amerika Serikat dan sekutunya)
dijadikan standar atau acuan bagi negara-negara lainnya yang tergolong sebagai
negara berkembang.
Bangsa Indonesia harus mempu menunjukkan eksistensinya sebagai negara yang
kuat dan mandiri, namun tidak meninggalkan kemitraan dan kerjasama dengan
negara-negara lain dalam hubungan yang seimbang, saling menguntungkan, saling
menghormati dan menghargai hak dan kewajiban masing-masing. Untuk mencapai
hal tersebut, bangsa Indonesia harus segera mewujudkan hal-hal sebagai berikut:
1) Mengembangkan demokrasi politik.
1) Mengaktifkan masyarakat sipil dalam arena politik.
2) Mengadakan reformasi lembaga-lembaga politik agar menjalankan fungsi dan
peranannya secara baik dan benar.
3) Memperkuat kepercayaan rakyat dengan cara menegakkan pemerintahan yang
bersih dan berwibawa.
4) Menegakkan supremasi hukum.
5) Memperkuat posisi Indonesia dalam kancah politik internasional.
b. Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Ekonomi
Sebenarnya sebelum menyentuh bidang politik, globalisasi lebih dahulu terjadi
pada bidang ekonomi. Sejak digulirkannya liberalisasi ekonomi oleh Adam Smith
sekita abad ke-15 telah melahirkan perusahaan-perusahaan multinasional yang
melakukan aktivitas perdagangannya ke berbagai negara. Mulai abad 20, paham
liberal kembali banyak dianut oleh negara-negara di dunia terutama negara maju.
Hal ini membuat globalisasi ekonomi semakin mempercepat perluasan
jangkauannya ke semua tingkatan negara mulai negara maju sampai negara
berkembang seperti Indonesia. Kenyataan yang terjadi, globalisasi ekonomi lebih
dikendalikan oleh negara-negara maju. Sistem ekonomi kerakyatan merupakan
senjata ampuh untuk melumpuhkan ancaman di bidang ekonomi dan memperkuat
kemandirian bangsa kita dalam semua hal. Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu
kiranya segera diwujudkan hal-hal di bawah ini:
1) Sistem ekonomi dikembangkan untuk memperkuat produksi domestik untuk pasar
dalam negeri, sehingga memperkuat perekonomian rakyat.
2) Pertanian dijadikan prioritas utama, karena mayoritas penduduk Indonesia
bermatapencaharian sebagai petani. Industri-industri haruslah menggunakan bahan
baku dari dalam negeri, sehingga tidak tergantung impor dari luar negeri.

13
3) Diadakan perekonomian yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Artinya
segala sesuatu yang menguasai hajat hidup orang banyak, haruslah bersifat murah
dan terjangkau.
4) Tidak bergantung pada badan-badan multilateral seperti pada IMF, Bank
Dunia dan WTO.
5) Mempererat kerjasama dengan sesama negara berkembang untuk bersama-
sama mengahadapi kepentingan negara-negara maju.
c.Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Sosial Budaya
Kehidupan sosial budaya di negara-negara berkembang, perlu diperhatikan gejala
perubahan yang terjadi, terutama mengenai sebab-sebabnya. Banyak faktor yang
mungkin menimbulkan perubahan sosial, diantaranya yang memegang peranan
penting, ialah faktor teknologi dan kebudayaan. Faktor–faktor itu berasal dari dalam
maupun dari luar. Biasanya, yang berasal dari luar lebih banyak menimbulkan
perubahan. Agar dapat memahami perubahan sosial yang terjadi, perlu dipelajari
bagaimana proses perubahan itu terjadi, dan bagaimana perubahan itu diterima
masyarakat.
Pengaruh dari luar perlu diperhatikan adalah hal-hal yang tidak menguntungkan
serta dapat membahayakan kelangsungan hidup kebudayaan nasional. Bangsa
Indonesia harus selalu waspada akan kemungkinan adanya kesengajaan pihak luar
untuk memecah kesatuan bangsa dan negara Indonesia.
Dalam menghadapi pengaruh dari luar yang dapat membahayakan kelangsungan
hidup sosial budaya, bangsa Indonesia berusaha memelihara keseimbangan dan
keselarasan fundamental, yaitu keseimbangan antara manusia dengan alam semesta,
manusia dengan masyarakat, manusia dengan Tuhan, keseimbangan kemajuan lahir
dan kesejahteraan batin.
Upaya Membangun Integrasi
Menurut Liddle, suatu integrasi nasional yang tangguh hanya dapat berkembang
apabila :
1) Sebagian besar anggota Masyarakat bangsa bersepakat tentang batas – batas
territorial dari Negara sebagai suatu kehidupan politik dimana mereka menjadi
warganya.
2) Sebagian anggota masyarakat bangsa bersepakat mengenai struktur
pemerintahan dan aturan-aturan dari pada proses politik yang berlaku bagi seluruh
masyarakat diatas wilayah Negara.

14
Dengan perkataan lain, suatu integrasi nasional yang tangguh akan berkembang
di atas konsensus nasional mengenai batas-batas suatu masyarakat tersebut. Dan
harus memiliki :
a) Kesadaran dari sejumlah orang bahwa mereka bersama-sama merupakan
warga dari suatu bangsa.
a) konsensus nasional mengenai bagaimana suatu kehidupan bersama sebagai
bangsa harus diwujudkan atau diselenggar

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
1) Integrasi nasional adalan suatu konsep dalam ikatan dengan wawasan kebangsaan
dalam Negara Kesatuan Indonesia yang berkandaskan pada aliran pemikiran atau
paham integralistik yang berhubungan dengan paham idealism untuk mengenal dan
memahami sesuatu yang harus dicari kaitannya.
2) Masyarakat yang plural adalah “Belati” bermata ganda dimana pluralitas sebagai
rahmat dan sebagai kutukan.
3) Multikulturalisme adalah sebuah ideologiakan yang mengakui dan mengagungkan
perbedaan dalam kesedrajatan baik secara individu ataupun secara kebudayaan.
4) Faktor-faktor yang dapat mengancam integrasi Nasional adalah Keterbatasan
pengetahuan yang dimiliki tentag sejarah-sejarah Indonesia. Hilangnya rasa cinta tanah
Air. Tidak ada rasa berkorban terhadap sesama. Bahkan hilangnya rasa hormat terhadap
symbol-simbol Negara (Garuda pancasila) dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
5) Upaya membanguan integrasi adalah perlu adanya kesadaran dari setiap masyarakat
serta upaya perlunya kesadaran dari setiap masyarakat akan hak dan kewajibannya
sebagai warga.

3.2 SARAN
1) Diharapkan bagi masyarakat khususnya pelajar dapat memahami Integrasi Nasional.
2) Perlu diadakannya pembahasan yang lebih lanjut agar informasi yang diperoleh lebih
lengkap dan komprehensif bagi pengembangan ilmu

15
DAFTAR PUSTAKA
http://helmyhadisasono.blogspot.co.id/2012/04/hakikat-ketahanan-nasional-dan-hakikat.html
(09.40/10/09/2015)
https://ibnuhasanhasibuan.wordpress.com/ketahanan-nasional/ (14.52/01/09/2015)
https://nadillaikaputri.wordpress.com/2013/04/28/pengaruh-aspek-ketahanan-nasional-pada-
kehidupan-berbangsa-dan-bernegara/ (11.31/28/09/2015)
Muchji, Achmad, dkk.2007.Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Universitas Gunadarma
Zubaidi, H. Achmad, dkk.2002.Pendidikan Kewarganegaraan.Yogyakarta : Paradigma

http://organisasi.org/ (16.27/28/09/2015)

https://mawarmerahtakberdurii.wordpress.com/2012/12/07/makalah-ketahanan-nasional/
(10.54/10/09/2015)
http://www.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=769 (11.19/28/08/2015
)
https://naynienay.wordpress.com/2007/12/05/ketahanan-nasional-2/ (09.45/10/09/2015 )

16

Anda mungkin juga menyukai