Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
INTEGRASI NASIONAL
Dosen :
Slamet Purwanto, M.Pd

Disusun Oleh:
KELOMPOK 7
Destiana Amalia Putri
Eka Delianita
Eka Wulan Yuliana Emri
Erika Sahrianti
Shafira Yuliastika
Wulandari

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEMESTER II
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH
TAHUN AJARAN 2018/2019
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas anugerah-Nya penulisan
paper ini dapat terlaksanakan dengan baik. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada pihak
yang telah membantu dalam proses pembuatan paper ini sebagaimana yang telah tersusun
dengan sebaik mungkin.

Paper ini kami susun berdasarkan pengetahuan yang kami peroleh dari beberapa sumber pada
buku dan media elektronik sebagai bahan pembelajaran dengan harapan dapat di pahami dengan
benar tentag “Integrasi Nasional” .

Kami menyadari bahwa penulisan paper ini masih jauh dari sempurna. Dari itu, kami
mengharapkan kritik dan saran agar dapat membangun dalam perbaikan penulisan dan
penyusunan paper ini di masa yang akan datang.

Bekasi , 15 Maret 2019

Penyusun
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ……………………………………..…………………….. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………….…… ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………. 1

1.1 LATAR BELAKANG ……………….……………………………………… 1


1.2 RUMUSAN MASALAH ……………………………………………………. 1
1.3 TUUAN PENULISAN ……………………….……………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN ……………….……………………………………….. 2

2.1 Menelusuri Konsep Dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan


Dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa …………….…………………… 2
2.2 Menggali Sumber Historis,Sisiologi,Dan Politis Pendidikan Kewarganegaraan
Di Indonesia ………………………………………………………………… 2
2.3 Membangun Argumen Tentang Dinamika Dan Tantangan
Pendidikan Kewarganegaraan ………………..…………….……………….. 3

BAB III PENUTUP …………………………………………………………….. 4

3.1 KESIMPULAN ………………………………………………………....…… 4

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..….. 5


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan negara kesatuan yang penuh dengan kenekaragaman, yang terdiri
atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan, dan
lain-lain. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri
keberadaannya. Sejarah membuktikan bahwa kebudayaan di Indonesia mampu hidup secara
berdampingan, saling mengisi. Hubungan-hubungan antar kebudayaan tersebut dapat
berjalan terjalin dalam bingkai ”Bhinneka Tunggal Ika” .
Namun seiring berjalannya waktu, kemajemukan masyarakat cenderung menjadi beban
bangsa Indonesia. Hal ini terlihat dari munculnya berbagai masalah yang sumbernya berbau
kemajemukan, saat ini makna bhineka Tunggal Ika semakin luntur. Sudah tampak
kecondongan terpecah belah. Semangat “Bhinneka Tunggal Ika” perlu untuk
disosialisasikan lagi.
Saat ini pula bangsa Indonesia, masih mengalami krisis multidimensi yang
menggoncang kehidupan kita. Sebagai salah satu masalah utama dari krisis besar itu adalah
ancaman disintegrasi bangsa yang hingga saat ini masih belum mereda. Kesadaran akan
pentingnya kerukunan antar agama, suku, ras, dan budaya harus selalu di wujudkan melalui
pemahaman integrasi nasional.
Dewasa ini masih banyak masyarakat yang belum mempunyai toleransi yang baik
dengan banyaknya perbedaaan yang ada. Mereka masih belum menerima perbedaan
tersebut. Padahal untuk menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa, masyarakat harus
menempatkan dan menerapkan sistem integrasi nasional tersebut.
Semoga dengan makalah ini, kita lebih bisa memahami tentang pentingnya integrasi
nasional dan toleransi dalam mengatasi masalah yang memicu perpecahan. kita bisa
bersikap lebih apresiatif terhadap integrasi dan mempertahankan ciri khas kebudayaan
masing-masing daerah/suku, serta berusaha untuk dapat bereksplorasi akan keilmuwan yang
menunjang dalam segala aspek pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah ada, maka rumusan permasalahan yang terkait dengan
Integrasi Nasional diantaranya :
1. Apakah definisi dari Integrasi Nasional ?
2. Pentingnya integrasi dalam masyarakat indonesia yang plural ?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi integrasi nasional?
4. Strategi integrasi yang tepat bagi bangsa indonesia ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui Pengertian Integrasi Nasional.
2. Untuk mengetahui Pentingnya Integrasi Nasional.
3. Untuk mengetahui Proses dalam Integrasi Nasional.
4. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor penghambat dan pendorong Integrasi
Nasional.
5. Untuk mengetahui upaya yang harus dilakukan dalam membangun integrasi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Integrasi Nasional


Integrasi nasional berasal dari dua kata, yaitu “Integrasi” dan “Nasional”. Integrasi
berasal dari bahasa inggris, Integrate artinya menyatupadukan, menggabungkan,
mempersatukan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Integrasi artinya pembauran hingga
menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Sedangkan kata Nasional berasal dari bahasa
Inggris, nation  yang artinya bangsa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi
nasional mempunyai arti politis dan antropologis.
a) Secara Politis
Integrasi nasional secara politis berarti penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial
dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.
b) Secara Antropologis
Integrasi nasional secara antropologis berarti proses penyesuaian di antara unsur-unsur
kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan
masyarakat
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari
kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa
karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola
budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan
sebuah keuntungan,hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru.Kita ketahui
dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan karakter atau manusia
manusia yang berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia.
Intergasi nasional dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling
berbeda dalam kehidupan masyarakat yang memiliki keserasian fungsi. Integrasi sosial akan
terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas
teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial.
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan berbagai aspek perbedaan sosial
budaya yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara
nasional dalam mencapai tujuan bersama sebagai suatu bangsa.. Dengan demikian Integrasi
nasional dapat diartikan penyatuan  bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat
menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh, atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil
yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa.
Tentang integrasi, Myron Weiner (1971) memberikan lima definisi mengenai integrasi
yaitu:
a. Integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok budayadan sosial
dalam satu wilayah dan proses pembentukan identitas nasional,membangun rasa
kebangsaan dengan cara menghapus kesetiaan padaikatan-ikatan yang lebih sempit.
b. Integrasi menunjuk pada masalah pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat
di atas unit-unit sosial yang lebih kecil yang beranggotakankelompok-kelompok
sosial budaya masyarakat tertentu.
c. Integrasi menunjuk pada masalah menghubungkan antara pemerintahdengan yang
diperintah. Mendekatkan perbedaan perbedaan mengenai aspirasi dan nilai pada
kelompok elit dan massa.
d. Integrasi menunjuk pada adanya konsensus terhadap nilai yang minimum
yangdiperlukan dalam memelihara tertib sosial.
e. Integrasi menunjuk pada penciptaan tingkah laku yang terintegrasi dan yangditerima
demi mencapai tujuan bersama.
Sejalan dengan definisi tersebut, Myron  Weiner  membedakan  5 (lima) tipe integrasi :
1. Integrasi nasional
2. Integrasi wilayah
3. Integrasi nilai
4. Integrasi elit-elit massa
5. Integrasi tingkah laku(tindakan integratif)
Kelima pendekatan yang selanjutnya kami sebut sebagai faktor yang menentukan tingkat
integrasi suatu negara adalah:
1. Adanya ancaman dari luar
2. Gaya politik kepemimpinan
3. Kekuatan lembaga-lembaga politik,ideologi nasional, dan
4. Kesempatan pembangunan ekonomi
Hampir senada dengan pendapat di atas, Sunyoto Usman (1998) menyatakan bahwa suatu
kelompok masyarakat dapat terintegrasi apabila:
1) Masyarakat dapat menemukan dan menyepakati nilai-nilai fundamental yang dapat
dijadikan rujukan bersama
2) Masyarakat terhimpun dalam unit sosial sekaligus memiliki “croos cuttingaffiliation”
sehingga menghasilkan “croos cutting loyality”
3) Masyarakat berada di atas saling ketergantungan di antara unit-unit sosial yang terhimpun
di dalamnya dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi.

2.1 Pentingnya Integrasi


Masyarakat yang terintegrasi dengan baik merupakan harapan bagi setiap negara, salah
satunya Indonesia. Sebab masyarakat yang terintegrasi diperlukan bagi negara untuk
membangun kejayaan nasional demi mencapai tujuan yang diharapkan. Hal tersebut dapat
terjadi dikarenakan belum terupaya dengan baik untuk mengintegrasikan masyarakat. Seperti
halnya pada era reformasi tahun 1998, berbagai macam perbedaan suku,budaya dan agama
bahkan kepentingan pribadi membuat Indonesia tidak dapat mencapai tujuannya sehingga
dengan adanya integrasi usaha untuk menyatukan berbagai macam perbedaan dapat
dilakukan.
Integrasi masyarakat yang sepenuhnya memang sesuatu yang tidak mungkin diwujudkan,
karena setiap masyarakat disamping membawakan potensi integrasi juga menyimpan potensi
konflik atau pertentangan. Persamaan kepentingan, kebutuhan untuk bekerja sama, serta
konsensus tentang nilai-nilai tertentu dalam masyarakat, merupakan potensi yang
mengintegrasikan. Sebaliknya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat seperti
perbedaan suku, perbedaan agama, perbedaan budaya, dan perbedaan kepentingan adalah
menyimpan potensi konflik, terlebih apabila perbedaan-pebedaan itu tidak dikelola dan
disikapi dengan cara dan sikap yang tepat.
Indonesia sangat dikenal dengan keanekaraganm suku,budaya dan agama. Oleh sebab itu,
adanya pengaruh globalisasi yang masuk ke Indonesia membuat masyarakat Indonesia lebih
memilih untuk suatu yang trend walaupun hal tersebut membuat upaya integrasi tidak
terwujud. Masyarakat Indonesia belum sadar akan pengaruh globalilasi yang ternyata tidak
baik bagi masyarakat Indonesia. Selain pengaruh globalisasi, masyarakat Indonesia bertindak
atas wewenang sendiri maupun kelompok sehingga konflik terjadi dimana-mana seperti
pertengkaran antar suku, pembakaran tempat-tempat ibadah dan lain sebagainya. Konflik
tersebutlah yang membuat integrasi nasional susah diwujudkan. Upaya integrasi terus
dilakukan agar Indonesia menjadi satu kesatuan yang mana disebutkan dalam semboya
bhinneka tunggal ika.
Integrasi nasional penting untuk diwujudkan dalam kehidupan masyrakat Indonesia
dikarenakan Indonesia merupakan negara yang masih berkembang atau dapat dikatakan
negara yang masih mencari jati diri. Selain itu, integrasi nasional sangat penting untuk
diwujudkan karena integrasi nasional merupakan suatu cara yang dapat menyatukan berbagai
macam perbedaan yang ada di Indonesia.

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Integrasi Nasional


Di dalam Integrasi Nasional memiliki berbagai faktor yang dapat mempengaruhi Integrasi
Nasional itu sendiri, berikut faktor-faktor integrasi nasional :
1. Faktor Pendorong Integrasi
Ada beberapa faktor pendorong integrasi nasional yaitu sebagai berikut:
a) Adanya rasa senasib seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor-faktor
sejarah
b) Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana
dinyatakan dalam Sumpah Pemuda Tanggal 28 Oktober 1928
c) Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan
perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.
d) Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana
dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan
perjuangan.
e) Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi
Kemerdekaan,Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan
Indonesia Raya, bahasa kesatuan bahasa Indonesia.
f) Adanya simbol kenegaraan dalam bentuk Garuda Pancasila, dengan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika
g) Pengembangan budaya gotong royong yang merupakan ciri khas kepribadian
bangsa Indonesia secara turun temurun.
h) Adanya ideologi nasional yang tercermin di dalam simbol negara yakni Garuda
Pancasila dan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
i) Adanya sikap tekad dan keinginan untuk kembali bersatu di dalam kalangan Bangsa

Indonesia seperti yang telah dinyatakan di dalam Sumpah Pemuda.


j) Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan adanyadan munculnya semangat
nasionalisme dalam kalangan Bangsa Indonesia

2. Faktor Penghambat Integrasi


Ada beberapa faktor penghambat integrasi nasional yaitu sebagai berikut:
a) Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor
kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah,
agama yang dianut, ras dan sebagainya
b) Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh
lautan luas.
c) Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang
merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam
maupun luar negeri.
d) Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil
pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah
SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan) gerakan separatisme dan
kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.
e) Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan
kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
f) Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang
tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, baik melewati kontak langsung maupun
kontak tidak langsung.
g) Kurangnya toleransi antargolongan

3. Faktor Pendukung Integrasi


Ada beberapa faktor pendukung integrasi nasional yaitu sebagai berikut:
a) Penggunaan bahasa Indonesia.
b) Semangat persatuan serta kesatuan di dalam Bangsa, Bahasa dan Tanah Air
Indonesia.
c) Adanya Kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama yakni Pancasila.
d) Adanya jiwa dan rasa semangat dalam bergotong royong, solidaritas serta toleransi
keagamaan yang sangat kuat.

Adapun kebijakan yang diperlukan guna memperkukuh upaya integrasi nasional adalah
sebagai berikut :
a) Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa
persaudaraan, agar tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan rakyat Indonesia.
b) Menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya tindakan KKN.
c) Meningkatkan ketahanan rakyat dalam menghadapi usaha-usaha pemecahbelahan
dari ancaman luar.
d) Penyebaran dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan implementasi butir-butir
Pancasila, dalam rangka mele starikan dan menanamkan kesetiaan kepada ideologi
bangsa.
e) Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak kenal kompromi.
f) Membentuk satuan sukarela yang terdiri dari unsur masyarakat, TNI dan Polri dalam
memerangi separatis

2.3 Strategi Integrasi


Masalah integrasi nasional merupakan persoalan yang dialami oleh semuanegara,
terutama adalah negara-negara berkembang. Dalam usianya yang masih relatif muda dalam
membangun negara bangsa (nation state), ikatan antara kelompok-kelompok yang berbeda
dalam negara masih rentan dan mudah tersulut untuk terjadinya pertentangan antar kelompok.
Di samping itu masyarakat di negara berkembang umumnya memiliki ikatan primordial yang
masih kuat. Kuatnya ikatan primordial menjadikan masyarakat lebih terpancang pada ikatan-
ikatan primer yang lebih sempit seperti ikatan keluarga, ikatan kesukuan, ikatan sesama
pemeluk agama, dan sebagainya. Dengan demikian upaya mewujudkan integrasi nasional
yang notabene mendasarkan pada ikatan yang lebih luas dan melawati batas-batas kekelua
rgaan, kesukuan, dan keagamaan menjadi sulit untuk diwujudkan.
Dalam rangka mengupayakan terwujudnya integrasi nasional yang mantap ada beberapa
strategi yang mungkin ditempuh,yaitu:
1.  Stategi  Asilmilasi
2.  Strategi Akulturasi
3.  Strategi Pluralis
Ketiga strategi tersebut terkait dengan seberapa jauh penghargaan yang diberikan atas unsur-
unsur perbedaan yang ada dalam masyarakat.Strategi asimilasi, akulturasi, dan pluralisme
masing-masing menunjukkan penghargaan yang secara gradual berbeda dari yang paling
kurang, yang lebih, dan yang paling besar penghargaannya terhadap unsur-unsur perbedaan
dalam masyarakat, di dalam upaya mewujudkan integrasi nasional tersebut.
1. Strategi Asimilasi
Asimilasi adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih menjadi satu
kebudayaan yang baru, di mana dengan percampuran tersebut maka masing-masing unsur
budaya melebur menjadi satu sehingga dalam kebudayaan yang baru itu tidak tampak lagi
identitas masing-masing budaya pembentuknya. Ketika asimilasi ini menjadi sebuah strategi
integrasi nasional, berarti bahwa negara mengintegrasikan masyarakatnya dengan
mengupayakan agar unsur-unsur budaya yang ada dalam negara itu benar-benar melebur
menjadi satu dan tidak lagi menampakkan identitas budaya kelompok atau budaya lokal.
Dengan strategi yang demikian tampak bahwa upaya mewujudkan integrasinasional
dilakukan tanpa menghargai unsur-unsur budaya kelompok atau budaya lokal dalam
masyarakat negara yang bersangkutan. Dalam konteks perubahan budaya, asimilasi memang
bisa saja terjadi dengan sendirinya oleh adanya kondisi tertentu dalam masyarakat. Namun
bisa juga hal itu merupakan bagian dari strategi pemerintah negara dalam mengintegrasikan
masyarakatnya, yaitu dengan cara melakukan rekayasa budaya agar integrasi nasional dapat
diwujudkan. Dilihat dari perspektif demokrasi, apabila upaya yang demikian itu dilakukan
dapat dikatakan sebagai cara yang kurang demokratis dalam mewujudkan integrasi nasional.
2. Strategi Akulturasi
Akulturasi adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih sehingga
memunculkan kebudayaan yang baru, di mana ciri-ciri budaya asli pembentuknya masih
tampak dalam kebudayaan baru tersebut. Dengan demikian berarti bahwa kebudayaan baru
yang terbentuk tidak “melumat” semua unsur budaya pembentuknya. Apabila akulturasi ini
menjadi strategi integrasi yang diterapkan oleh pemerintah suatu negara, berarti bahwa negara
mengintegrasikan masyarakatnya dengan mengupayakan adanya identitas budaya bersama
namun tidak menghilangkan seluruh unsur budaya kelompok atau budaya lokal. Dengan
strategi yang demikian tampak bahwa upaya mewujudkan integrasi nasional dilakukan
dengan tetap menghargai unsur-unsur budaya kelompok atau budaya lokal, walaupun
penghargaan tersebut dalam kadaryang tidak terlalu besar. Sebagaimana asimilasi, proses
akulturasi juga bisa terjadi dengan sendirinya tanpa sengaja dikendalikan oleh negara. Namun
bisa juga akulturasi menjadi    bagian dari strategi pemerintah negara dalam    
mengintegrasikan masyarakatnya. Dihat dari   perspektif demokrasi,  strategi integrasi
nasional melalui upaya akulturasi dapat dikatakan sebagai cara yang demokratis dalam
mewujudkan integrasi nasional karena masih menunjukan pengharhaan terhadap unsur
kelompok budaya lokal
3. Strategi Pluralis
Paham Pluralis merupakan paham yang menghargai terdapatnya perbedaan dalam
masyarakat. Paham Pluralis pada prinsipnya mewujudkan integrasi nasional dengan memberi
kesempatran pada segala unsur perbedaan yang ada dalam masyarakat untuk hidup dan
berkembang. Ini berarti bahwa dnegan strategi pluralis dalam mewujudkan integrasi nasional
negara memberi kesempatan kepada semua unsur keragaman dalam negara. Baik suku,
agama, buaya daerah, dan perbedaan-perbedaan lainnya untuk tumbuh dan berkembang serta
hidup berdampingan secara damai. Jadi Integrasi nasional diwujudkan dengan tetap
,menghargai terdapatnya perbvedaan-perbedaan dalam msyarakat. Hal ini sejalan dengan
pandangan multikulturalisme bahwa setiap unsur perbedaan memiliki nilai dan kedudukan
yang sama, sehingga masing-masing berhak mendapatkan kesempatan untuk berkembang.
Adapun cara untuk menerima dan menghargai orang lain atau suku bangsa lain yang
berbeda latar belakang budaya dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Kita perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai dari bangsa
Indonesia
2. Kita perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai makhluk
pribadi dan makhluk sosial c iptaan Tuhan Yang Maha Esa
3. Kita perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai manusia
yang memiliki kelebihan dan keterbatasan dalam hal-hal tertentu.
4. Kita perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai manusia
yang memiliki persamaan kedudukan, harkat, martabat, dan derajat, serta hak dan
kewajiban asasi.
5. Kita perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai pemilihan
dan penghuni tanah air Indonesia ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
6. Kita perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai manusia
yang memiliki latar belakang sosial budaya yang berbeda-beda dalam ras, suku
bangsa, bahasa, adat istiadat, profesi, golongan politik dan sebagainya

2.4 Ancaman, Tantangan, dan Gangguan


1. Ancaman
Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam maupun luar negeri yang dinilai
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap
bangsa.
 Ancaman dibedakan menjadi ancaman militer dan ancaman nonmiliter
a. Ancaman militer =>ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata serta terorganisir
dan sangat berbahaya.
Bentuk ancaman militer
1. Perang saudara
2. Agresi wilayah
3. Sabotase untuk merusak instalasi militer
4. Pemberontakan militer
5. Pelanggaran wilayah oleh negara lain
b. Ancaman nonmiliter => ancaman yang tidak bersenjata tetapi jika dibiarkan itu akan
membahayakan bangsa.
Bentuk ancaman nonmiliter :
1. Penyalahgunaan narkoba
2. Korupsi, kolusi, nepotisme (KKN)
3. Perusakan lingkungan
4. Kemiskinan
5. Kebodohan
6. Lunturnya kesatuan dan persatuan bangsa
Selain itu ancaman juga dibedakan menjadi ancaman yang berasal dari dalam negeri dan
dari luar negeri
Ancaman dari dalam negeri berupa
1. Kerusuhan
2. Pemaksaan kehendak
3. Pemberontakan bersenjata
4. Keinginan untuk mengubah ideologi

Ancaman dari luar negeri berupa


1. Penguasaan wilayah Indonesia
2. Pencurian kelayaan alam
3. Penyelundupan barang
4. Masuknya pesawat asing ke wilayah Indonesia

2.5 Tantangan Dalam Menjaga Keutuhan NKRI


Tantangan di lingkungan internal Indonesia adalah mengawal NKRI agar tetap utuh dan
bersatu. Di sisi lain, ancaman terhadap kedaulatan masih berpotensi terutama yang berbentuk
konflik perbatasan, pelanggaran wilayah, gangguan keamanan maritim dan dirgantara,
gangguan keamanan di wilayah perbatasan berupa pelintas batas secara illegal, kegiatan
penyelundupan senjata dan bahan peledak, masalah separatisme, pengawasan pulau-pulau
kecil terluar, ancaman terorisme dalam negeri dan sebagainya.
Dengan demikian, berdasar tantangan tersebut di atas, maka sebagai masyarakat yang
berada dalam NKRI wajiblah menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI serta
keselamatan bangsa. Sedangkan dalam perumusannya, kebijakan umum pertahanan negara
dilaksanakan oleh Menteri Pertahanan Negara dan proses penetapannya dilaksanakan di
tingkat Dewan Keamanan Nasional selaku Penasehat Presiden RI.
Tujuan nasional merupakan kepentingan nasional yang abadi dan menjadi acuan dalam
merumuskan tujuan pertahanan negara, yang ditempuh dengan tiga strata pendekatan yaitu
pertama, strata mutlak, dilakukan dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara
dan keselamatan bangsa Indonesia ; kedua, strata penting, dilakukan dalam menjaga
kehidupan demokrasi politik dan ekonomi, keharmonisan hubungan antar suku, agama, ras
dan golongan (SARA), penghormatan hak asasi manusia dan pembangunan yang berwawasan
lingkungan hidup ; dan ketiga, strata pendukung, dilakukan dalam upaya turut memelihara
ketertiban dunia. Untuk mencapai tujuan pertahanan negara tersebut, salah satunya diperlukan
input sumberdaya TNI yang bagus dan optimal. Masyarakat menuntut TNI untuk menjaga
dan memelihara stabilitas keamanan nasional tetapi jika input SDM secara intelektual, moral
dan mental lemah akan sangat kesulitan untuk mewujudkannya.
Kita kesulitan merekrut para sarjana muda untuk menjadi anggota TNI, yang dibutuhkan
misal 10 orang, terkadang yang mendaftar dua pun sudah syukur. Kemudian kalau para
sarjana sudah menjadi anggota TNI hendaknya berperilaku disiplin dan bekerja dengan baik,
khususnya sebagian dokter muda yang menjadi anggota TNI terkadang tidak disiplin bekerja.
Hal inilah yang menjadi kajian khusus TNI di masa depan, perlunya perekrutan SDM yang
unggul untuk mencapai hasil maksimal. TNI tidak bisa berjalan sendirian dalam mewujudkan
visi dan misi pertahanan negara. Saat ini, sedang dalam pembahasan DPR RI, RUU
Keamanan Nasional dan RUU Komponen Cadangan agar diperlukan partisipasi dan peran
serta masyarakat sebagai komponen cadangan dan turut serta dalam mewujudkan keamanan
nasional bersama. Semoga input SDM yang baik bisa menyelesaikan masalah keamanan
nasional dan pertahanan NKRI lebih baik dan mengawalnya agar tetap utuh dan bersatu.

2.6 Gangguan Integrasi Nasional


1. Geografi
Letak Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan kepulauan memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Daerah yang berpotensi untuk memisahkan diri adalah daerah yang paling jauh
dari ibu kota, atau daerah yang besar pengaruhnya dari negara tetangga atau daerah
perbatasan, daerah yang mempunyai pengaruh global yang besar, seperti daerah wisata, atau
daerah yang memiliki kakayaan alam yang berlimpah.
2. Demografi.
Pengaruh (perlakuan) pemerintah pusat dan pemerataan atau penyebaran penduduk yang tidak
merata merupakan faktor dari terjadinya disintegrasi bangsa, selain masih rendahnya tingkat
pendidikan dan kemampuan SDM.
3. Kekayaan Alam.
Kekayaan alam Indonesia yang sangat beragam dan berlimpah dan penyebarannya yang tidak
merata dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya disintegrasi bangsa, karena hal ini
meliputi hal-hal seperti pengelolaan, pembagian hasil, pembinaan apabila terjadi kerusakan 
akibat dari pengelolaan.
4. Ideologi.
Akhir-akhir ini agama sering dijadikan pokok masalah didalam terjadinya konflik di negara
ini, hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman terhadap agama yang dianut dan agama
lain. Apabila kondisi ini tidak ditangani dengan bijaksana pada akhirnya dapat menimbulkan
terjadinya kemungkinan disintegrasi bangsa, oleh sebab itu perlu adanya penanganan khusus
dari para tokoh agama mengenai pendalaman masalah agama dan komunikasi antar pimpinan
umat beragama secara berkesinambungan.
5. Politik.
Masalah politik merupakan aspek yang paling mudah untuk menyulut berbagai ketidak
nyamanan atau ketidak tenangan dalam bermasyarakat  dan  sering   mengakibatkan  konflik  
antar  masyarakat  yang berbeda faham apabila tidak ditangani dengan bijaksana akan
menyebabkan konflik sosial di dalam masyarakat. Selain itu ketidak sesuaian kebijakan-
kebijakan pemerintah pusat yang diberlakukan pada pemerintah daerah juga sering
menimbulkan perbedaan kepentingan yang akhirnya timbul konflik sosial karena dirasa ada
ketidak adilan didalam pengelolaan dan pembagian hasil atau hal-hal lain seperti perasaan
pemerintah daerah yang sudah mampu mandiri dan tidak lagi membutuhkan bantuan dari
pemerintah pusat, konflik antar partai, kabinet koalisi yang melemahkan ketahanan nasional
dan kondisi yang tidak pasti dan tidak adil akibat ketidak pastian hukum.
6. Ekonomi.
Krisis ekonomi yang berkepanjangan semakin menyebabkan sebagian besar penduduk hidup
dalam taraf kemiskinan. Kesenjangan sosial masyarakat Indonesia yang semakin lebar antara
masyarakat kaya dengan masyarakat miskin dan adanya indikasi untuk mendapatkan
kekayaan dengan tidak wajar yaitu melalui KKN.
7. Sosial Budaya.
Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa Indonesia merupakan sumber konflik apabila tidak
ditangani dengan bijaksana.  Tata nilai yang berlaku di daerah yang satu tidak selalu sama
dengan daerah yang lain. Konflik tata nilai yang sering terjadi saat ini yakni konflik antara
kelompok yang keras dan lebih modern dengan kelompok yang relatif terbelakang.
8. Pertahanan Keamanan.
Kemungkinan disintegrasi bangsa dilihat dari aspek pertahanan keamanan dapat terjadi dari
seluruh permasalahan aspek asta gatra  itu sendiri.   Dilain pihak turunnya wibawa TNI dan
Polri akibat kesalahan dimasa lalu dimana TNI dan Polri digunakan oleh penguasa sebagai
alat untuk mempertahankan kekuasaannya bukan sebagai alat pertahanan dan keamanan
negara.

2.7 Upaya Pembangunan Integrasi Sosial


Menurut Liddle, suatu integrasi nasional yang tangguh hanya dapat berkembang apabila :
1.Sebagian besar anggota Masyarakat bangsa bersepakat tentang batas – batas territorial
dari Negara sebagai suatu kehidupan politik dimana mereka menjadi warganya.
2. Sebagian anggota masyarakat bangsa bersepakat mengenai struktur pemerintahan dan
aturan-aturan dari pada proses politik  yang berlaku bagi seluruh masyarakat diatas
wilayah Negara.
3. Kesadaran dari sejumlah orang bahwa mereka bersama-sama merupakan warga dari
suatu bangsa.
4 .konsensus nasional mengenai bagaimana suatu kehidupan bersama sebagai bangsa
harus diwujudkan atau diselenggarakan.
Konsensus nasional mengenai bagaimana kehidupan bangsa harus diwujudkan atau
diselenggarakan untuk sebagian harus kita temukan dalam proses pertumbuhan
pancasila sebagai dasar falsafah atau ideology Negara. Secara yuridis-formal, pancasila
sebagai dasar falsafah Negara. Pada tingkat yang sangat umum telah diterima sebagai
kesepakatan nasional serta lahir bersamaan dengan kelahiran Negara republic Indonesia
sebagai Negara yang merdeka, bebas dari penjajahan bangsa lain.  Di dalam kenyataan,
pancasila menjadi akar dalam sejarah pertumbuhan gerakan nasionalisme.
Bangsa Indonesia sebetulnya dapat belajar dari pengalaman negara-negara lain dan dari
negara kita sendiri tentang akibat menguatnya primordialisme, sehingga keberadaan dan
penguatan lembaga-lembaga integrative seperti sistem pendidikan nasional, birokrasi sipil dan
militer, partai-partai politik (ideology nasionalisme yang dapat menjembatani perbedaan etnik
yang tajam, Sedangkan partai etnik tidak berhasil) harus tetap dilaksanakan dengan
mengingat bahwa hal ini adalah sebagai konsekuensi dari masyarakat kita yang majemuk.
Perlunya lembaga-lembaga pemersatu melalui state building.  Adapun uraian secara singkat
tentang lembaga pemersatu yang dimaksud tersebut adalah sebagai berikut :
1.Birokrasi Sipil dan Militer
Lembaga integrative yang paling dominant dan paling penting yang mutlak diperlukan
adalah kekuatan militer (TNI), yang jika diperlukan dapat memakai penguasaan dan
monopolinya atas alat-alat kekerasan (alat peralatan perang – alat utama sistem
persenjataan) untuk mempertahankan dan bahkan untuk membangun negara bangsa.
Dalam kerangka pemikiran tradisional bahkan gejala universal kaum militer di dunia,
peranan militer sebagai benteng terakhir (mean of the last resort) mempertahankan
kebutuhan negara bangsa. Hal ini dapat dilihat sikap keras dari militer terhadap
gerakan-gerakan separatis maupun kedaerahan (primodialisme).
Selain birokrasi militer, proses state building juga mencakup birokrasi sipil yang
mempunyai tugas utama menarik pajak dan menyediakan bahan Pokok khususnya
bahan Makanan (aparatur pajak sebagai bentuk yang paling tradisional dari demokrasi).
Penyediaan bahan Makanan harus tersedia dengan cukup untuk mencegah terjadinya
“huruhara kelaparan pangan” atau food riots. Indonesia juga pernah mengalami food
riots yang menyebabkan runtuhnya pemerintahan orde baru tahun 1998 akibat krisis
moneter Sejak tahun 1997. Krisis pangan dan moneter juga meruntuhkan pemerintahan
di Muangthai dan Korea Selatan, Sedangkan yang selamat hanya Malaysia di bawah
PM Mahathir Mohammad.
Birokrasi militer dan sipil di Indonesia sudah berkembang pesat dan mengalami
kemajuan baik dari segi jumlah, kualitas, jenjang pangkat maupun penempatan jabatan
eselon Pimpinan serta sumber etnik rekrutmen. Dari segi etnik, baik TNI maupun Polri
dan PNS baik Pusat maupun daerah sudah meliputi semua etnik group yang ada,
sehingga melambangkan Bhineka Tunggal Ika.
2.Partai Politik.
Dalam sejarahnya Partai Politik merupakan alat mobilisasi vertical yang lebih cepat
dibandingkan dengan birokrasi nasional baik birokrasi sipil maupun militer. Dengan
sistem Pemilu di Indonesia sekarang merupakan gabungan dari sistem distrik dan sistem
proposional, sehingga perwakilan daerah dan etnik terwakili. Maka partai politik
mampu menjadi alat integrasi bangsa untuk menekan perlawanan etnik yang minoritas).

3.Sistem Pendidikan Nasional


Sistem pendidikan nasional menjadi alat integrasi nasional terutama karena sifatnya
yang menciptakan elite nasional yang kohesif. Pendidikan nasional mulai dari SD
sampai Perguruan Tinggi, menjadi alat pemersatu baik melalui kurikulum nasiional,
bahasa pengantar maupun sistem rekrutmen siswa, mahasiswa maupun tenaga pengajar
yang bersifat nasional. Dalam suasana otonomi daerah sekarang ini diusahakan adanya
ujian lokal tetapi yang berstandar nasional, demikian juga walaupun ada ide untuk
menambah muatan kurikulum lokal/kedaerahan, namun tetap kurikulum inti
mengajarkan ilmu sosial dan humaniora yang bersifat integratif dan nasional.
Sifat integratif lainnya adalah pemakaian bahasa pengantar yakni bahasa Indonesia
sebaga bahasa nasional disamping penggunaan bahasa lokal/daerah yang diberlakukan
untuk pendidikan tingkat SD/SLTP. Cara ini akan memudahkan integrasi ke dalam
sistem nasional dan sosialisasi yang sama untuk seluruh warga negara.
Sedangkan alat integrasi yang lain adalah rekrutmen siswa, mahasiswa dan tenaga
pengajar yang bersifat nasional dan multi etnik, sehingga terjadi proses komunikasi,
sosialisasi, asimilasi dan kulturasi dari berbagai etnik di kalangan siswa, mahasiswa dan
tenaga pengajar.
4.Kemajuan Komunikasi dan Transportasi.
Peranan media masa nasional seperti koran, majalah, TVRI, RRI cukup penting di
Indonesia sebagai alat integrasi nasional. Banyak koran maupun media masa lainnya
yang terbit di Jakarta tetapi penyebarannya menjangkau sampai ke seluruh kabupaten-
kabupaten, begitu juga koran lokal yang mampu menembus pasar ke daerah lainnya.
Alat komunikasi lainnya adalah telepon, yang mengalami perkembangan pesat sejak
pemerintahan orde baru sampai sekarang.
Perkembangan yang cepat dalam bidang transportasi mengakibatkan terjadinya
mobilitas geografis penduduk dapat lebih cepat, aman, nyaman, dan murah. Bentuk
mobilitas penduduk dapat transmigrasi, migrasi maupun turisme baik antar daerah,
nasional, regional bahkan global. Meningkatnya kegiatan mobilitas penduduk dan
turisme nasional maupun lokal membawa dampak memperkuat rasa kesatuan dan
kebangsaan.

2.11 Upaya yang Dapat Dilakukan Untuk Memperkukuh Integrasi Bangsa


a) Membangun dan menghidupkan komitmen yang menjadikan perjalanan  panjang Indonesia
untuk menyatukan dirinya. Dimulai dari Kebangkitan Nasional pada 1908, Sumpah Pemuda
1928, Proklamasi Kemerdekaan 1945 harus terus dihadirkan hakikat dan maknanya dalam hati
sanubari dan alam pikiran bangsa Indonesia.
b) Menciptakan kondisi dan membiasakan diri untuk membangun konsensus. Kompromi dan
kesepakatan adalah jiwa demokrasi. Penghormatan dan pengakuan terhadap mayoritas
diperlukan, tetapi perlindungan terhadap minoritas tetap tidak boleh diabaikan.
c) Membangun kelembagaan (Pranata) yang berakarkan nilai dan norma yang menyuburkan
persatuan dan kesatuan bangsa. Kelembagaan itu diharapkan mampu membangun mekanisme
peleraian konflik untuk mencegah kecenderungan tindakan represif dalam menyelesaikan
konflik.
d)Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret. Tegas dan tepat dalam  segala aspek
kehidupan dan pembangunan bangsa, yang  mencerminkan keadilan bagi semua pihak, juga
semua wilayah.
e) Pentingnya  memiliki  kepemimpinan  yang  arif  dan  efektif  dalam  pembinaan integrasi
nasional.

2.12 Kebhinekaan Bangsa Indonesia


Kalimat Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam buku Sutasoma, karangan Mpu Tantular pada
masa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14. Dalam buku Sutasoma (Purudasanta), pengertian
Bhinneka Tunggal Ika lebih ditekankan pada perbedaan bidang kepercayaan juga keanekaragam
agama dan kepercayaan di kalangan masyarakat Majapahit.
Secara harfiah, Bhinneka Tunggal Ika Adalah Berbeda-Beda Tetapi Satu Jua.  Adapun makna
Bhinneka Tunggal Ika adalah  meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia
tetap adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan
kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam
budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.
Kata Bhineka Tunggal Ika dapat pula dimakna bahwa  meskipun bangsa dan negara Indonesia
terdiri atas beraneka ragam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang
bermacam-macam serta beraneka ragam kepulauan wilayah negara Indonesia namun
keseluruhannya itu merupakan suatu persatuan yaitu bangsa dan negara Indonesia.
Keanekaragaman tersebut bukanlah merupakan perbedaan yang bertentangan namun justru
keanekaragaman itu bersatu dalam satu sintesa yang pada gilirannya justru memperkaya sifat
dan makna persatuan bangsa dan negara Indonesia.
Bagi bangsa Indonesia semboyan Bhineka Tunggal Ika merupakan dasar untuk mewujudkan
persatuan dan kesatuan Indonesia. Perwujudan semboyan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan
sehari-hari dilakukan dengan cara hidup saling menghargai antara masyarakat yang satu dengan
yang lainnya tanpa memandang suku bangsa,agama,bahasa,adat istiadat, warna kulit dan lain-
lain. Seperti di ketahui Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu
pulau dimana setiap daerah memiliki adat istiadat,bahasa,aturan,kebiasaan dan lain-lain yang
berbeda antara yang satu dengan yang lainnya tanpa adanya kesadaran sikap untuk menjaga
Bhineka tunggal Ika pastinya akan terjadi berbagai kekacauan di dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika kita harus membuang jauh-jauh sikap
mementingkan dirinya sendiri atau daerahnya sendiri tanpa perduli kepentngan bersama. Bila hal
tersebut terjadi pastinya negara kita ini akan terpecah belah. Oleh sebab itu marilah kita jaga
bhineka tunggal ika dengan sebaik-baiknya agar persatuan bangsa dan negara Indonesia tetap
terjaga.

2.13 Membangun Integrasi dalam Bhineka


Semboyan bhinneka tunggal ika dalam membangun integrasi nasional Dalam pancasila,
Bhinneka Tunggal Ika dituangkan dalam sila ketiga, yakni “persatuan indonesia” yang
merupakan landasan hukum dalam hal integrasi bangsa dan negara, serta sebagai motivasi
perbuatan baik di kehidupan masyarakat. Semangat Bhinneka Tunggal Ika sangat diperlukan
untuk memperkukuh persatuan indonesia merupakan syarat terpenting untuk menjadi indonesia
negara yang kaya akan potensi dan
Meningkatkan semangat bhinneka tunggal ika
1.Implementasi prinsip bhinneka tunggal ika dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut:
2.mengakomodasi sifat pluralistik
3.tidak mencari menangnya sendiri
4.membudayakan musyawarah untuk mencapai mufakat
5.mengembangkan rasa kasih sayang dan rela berkorban
6.senantiasa toleran terhadap setiap perbedaan
7.Mengembangkan semangat kekeluargaan kebiasaan sederhana yang perlu kita lakukan setiap
hari untuk mengembangkan semangat kekeluargaan adalah membudayakan bertegur sapa
dengan teman, tetangga, atau yang lainnya.

2.14 Strategi yang Digunakan untuk Menciptakan Integrasi Bangsa Indonesia


a)Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air, dan rasa persaudaraan
supaya tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan rakyat Indonesia.
b)Menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya primordialisme sempit pada setiap
kebijaksanaan dan kegiatan, sehingga mencegah terjadinya KKN.
c)Meningkatkan ketahanan rakyat dalam menghadapi usaha-usaha pemecah belahan dari pihak
luar dan kaki tangannya.
d)Penyebaran dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan implementasi butir- butir Pancasila
dalam rangka melestarikan dan menanamkan kesetiaan kepada ideologi bangsa.
e) Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak kenal kompromi

2.15 Peran Serta Warga Negara Dalam Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Peran serta  rakyat dalam keutuhan NKRI dapat dilakukan diberbagai lingkungan kehidupan,
baik lingkungan keluarga , masyarakat dan juga sekolah dengan cara berbacam-macam dari yang
paling mudah diterapkan hingga yang paling sulit untuk diterapkan.
1. Di lingkungan keluarga
Contoh partisipasi di lingkungan keluarga antara lain sebagai berikut:
a)Melaksanakan kegiatan sehari-hari secara tertib dan teratur
b)Senantiasa rajin belajar bagi anggota keluarga yang masih bersekolah
c)Ikut menjaga harta benda keluarga
d)Patuh dan taat terhadap tata krama dan aturan keluarga
2. Di lingkungan masyarakat
Contoh partisipasi di lingkungan masyarakat antara lain sebagai berikut:
a)Melaksanakan kerja bhakti yang diadakan oleh kampung sesuai kemampuan
b)Melaksanakan kegiatan ronda malam bagi warga yang sudah dewasa
c)Membuang sampah pada tempatnya
d)Hidup rukun dengan semangat kekeluargaan dalam lingkungan keluarga
3.Di lingkungan sekolah
Contoh partisipasi di lingkungan sekolah antara lain sebagai berikut:
a)Menaati tata tertib yang berlaku di sekolah
b)Menggalang kerjasama antar teman tanpa memandang latar belakang agama, suku, ras dan
golongan
c)Hidup rukun dengan warga sekolah
d)Tidak membeda-bedakan teman dalam bergaul
1BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masalah integrasi nasional merupakan persoalan yang dialami hampir semua negara, terutama
negara-negara yang usianya masih relatif muda, termasuk Indonesia. Hal ini disebabkan karena
mendirikan negara berarti menyatukan orang-orang dengan segala perbedaan yang ada menjadi
satu entitas kebangsaan yang baru menyertai berdirinya negara tersebut. Begitu juga negara
Indonesia yang usianya masih relatif muda. Sejak proklamasi kemerdekaan sampai sekarang
negara Indonesia masih menghadapi persoalan bagaimana menyatukan penduduk Indonesia yang
didalamnya terdiri dari berbagai macam suku, memeluk agama yang berbeda-beda, berbahasa
dengan bahasa daerah yang beranekaragam, serta memiliki kebudayaan daerah yang berbeda
satu sama lain, untuk menjadi satu entitas baru yang dinamakan bangsa Indonesia.
Pengalaman menunjukkan bahwa dalam perjalanan membangun kehidupan bernegara ini, kita
masih sering dihadapkan pada kenyataan adanya konflik atar kelompok dalam masyarakat, baik
konflik yangberlatarbelakang kesukuan, konflik antar pemeluk agama, konflik
karenakesalahpahaman budaya, dan semacamnya. Hal itu menunjukkan bahwa persoalan
integrasi nasional Indonesia sejauh ini masih belum tuntas perlu terus dilakukan pembinaan.
Walaupun harus juga disadari bahwa integrasi nasional dalam arti sepenuhnya tidak mungkin
diwujudkan, dan konflik di antara sesama warga bangsa tidak dapat dihilangkan sama sekali.
Tulisan ini akan memaparkan kondisi masyarakat Indonesia yang diwarnai oleh berbagai macam
perbedaan dan upaya mewujudkan integrasi nasional dengan tetap menghargai terdapatnya
perbedaan- perbedaan tersebut.
Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika tersebut mempunyai peran terhadap bangsa Indonesia
yaitu agar menjadi bangsa yang berhasil mewujudkan integrasi nasional di tengah
masyarakatnya yang majemuk. Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika tersebut juga
diharapkan sebagai landasan atau dasar perjuangan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia agar dikenal di mata dunia sebagai bangsa yang multikulturalisme

3.2 Saran
Bagi pembaca diharapkan agar mengetahui apakah Integrasi Nasional serta berbagai faktor yang
mempengaruhi dan pentingnya Integrasi Nasional Bagi Bangsa Indonesia. Dengan mengetahui
pentingnya Integrasi Nasional Bagi Bangsa Indonesia., diharapkan kita bisa menjadi warga
negara yang baik dan mampu melaksanakan proses pemersatuan perbedaan perbedaan yang ada
pada negara kita sehingga terciptanya keserasian dan tidak adanya konflik dalam negara ini
DAFTAR PUSTAKA

Wibowo, I, 2000, Negara dan Mayarakat : Berkaca dari Pengalaman Republik Rakyat Cina,


gramedia, Jakarta.

Winarno. 2007, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi. Bumi


aksara, jakarta.

Buku Panduan Kewarganegaraan Tahun 2014. Universitas Sriwijaya. UPT Mata Kuliah


Pengembangan Kepribadian.
Nikolas, (2007). Pentingnya integrasi nasional indonesia. (http://www.education-penteingnya-
integrasi-nasional.org/wiki)

Wibowo, I, 2000, Negara dan Mayarakat : Berkaca dari Pengalaman Republik Rakyat Cina,
gramedia, Jakarta.

Winarno. 2007, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi. Bumi


aksara, jakarta.

Buku Panduan Kewarganegaraan Tahun 2014. Universitas Sriwijaya. UPT Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian.

Bohlan, (2005). Integrasi nasional. (http://www.basic-integrasi-nasional.org)


Nikolas, (2007). Pentingnya integrasi nasional indonesia. (http://www.education-penteingnya-
integrasi-nasional.org/wiki)

Anda mungkin juga menyukai