Anda di halaman 1dari 8

PENGENALAN ALAT SPEKTROFOTOMETER

DAN

DISOLUTION TESTER

Dosen Pengampu Mata Kuliah Farmakokinetik :

Iin Ruliana Rohenti, S.Si., M.Farm., Apt.

Di susun oleh : Kelompok 9

Shafira Yuliastika

Sindi Astuti Suhendar

Velani Vicauly

Waffiyatul Mardiyyah

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH

TAHUN AJARAN 2020/2021


A. DISOLUTION TESTER

Dissolution Tester adalah sebuah alat pengujian yang digunakan pada industri farmasi untuk
mengkarakterisasi sifat peleburan dari obat aktif. Pengertian Dissolution Tester adalah sebuah
alat laboratorium yang digunakan untuk pengujian yang dilakukan terhadap sediaan padat.

Fungsi dissolution tester adalah alat yang digunakan untuk menganalisa banyaknya jumlah zat
aktif larut dalam cairan tubuh(simulasi). Pada bidang industri dissolution tester memiliki fungsi
untuk merumuskan bentuk dosis obat dan mengembangkan spesifikasi kualitas. Dissolution test
merupakan uji biofarmasetik penting untuk menjamin efektifitas obat dan memiliki korelasi
dengan profil farmakokinetik.
Bagian-bagian alat disolution tester

1. Panel Controller, Panel kontrol pada dissolution tester mungkin memiliki bentuk yang
berbeda-beda. Penggunaan panel kontrol pada dissolution tester digunakan untuk mengatur
kecepatan putaran, lama proses pengadukan, dan temperatur atau suhu dari bath vessel.

2. Batang Pengaduk, Dissolution drive shaft atau versi bahasa indonesia adalah batang pengaduk,
fungsi dasarnya hanya sebagai konektor antara motor dan dayung atau basket. Batang pengaduk
ini bisa di naik-turunkan untuk mengatur ketinggian pada vessel.

3. Vessel, Vessel merupakan media yang digunakan untuk menampung cairan pelarut. Jenis
vessel yang sering kita temui biasanya memiliki daya tampung 1 liter. Namun pada beberapa
kasus terdapat vessel dengan ukuran yang lebih kecil. Berikut adalah gambaran ukuran vessel
yang lebih kecil dari vessel pada umumnya.

4. Paddle, Paddel atau dayung merupakan bagian yang bisa dipilih oleh user pada menggunakan
dissolution tester. Pengguna bisa memilih tipe dayung, basket atau tipe-tipe yang lainnya.

5. Basket, Perbedaan yang paling mecolok ketika menggunakan dissolution tester dengan tipe
paddle dan basket adalah penempatan obat. Pada dissolution tipe basket, obat akan disimpan di
dalam keranjang. Lama kelamaan obat akan larut dan habis keluar dari keranjang tanpa bisa di
amati. Sedangkan pada tipe paddle atau dayung akan terlihat pada vessel.

6. Disk Holder, Bagian yang satu ini sebetulnya merupakan komponen pendukung pada
dissolution tester. Fungsi dari disk holder adalah untuk menahan obat agar tidak berada pada
posisi dasar vessel.

7. Rubber Seal, Bagian Rubber seal pada dissolution tester merupakan bagian yang digunakan
untuk melindungi vessel dari chamber. Vessel dan chamber pada dissolution tester sebetulnya
banyak yang terbuat dari kaca. Nah, karena kaca rawan pecah, maka digunakanlah media rubber
atau seal sebagai penyangga atau pelapis. Selain sebagai penyangga agar tidak mudah goyang,
fungsi rubber seal juga digunakan sebagai media pengunci vessel terhadap chamber.

8. Cannula, Komponen yang satu ini bentunya sama seperti suntikan ya. Fungsi cannula pada
dissolution tester adalah untuk mengambil sample cairan pada vessel secara manual. volume
maksimal yang diambil biasanya berkisar di 20ml. Pada beberapa kasus cannula sering juga
disebut syringe disolusi.

9. Resident Probe, Jika pada cannula digunakan dengan cara yang manual dan mungkin saja
tercampur antara satu vessel dengan vessel yang lainnya. Maka penggunaan resident probe pada
dissolution tester adalah untuk membuat pengambilan sample bersifat otomatis.

10. Temperature Sensor, Hal yang mempengaruhi kecepatan larutnya sebutir obat tentu bukan
hanya kecepatan putaran pada alat dissolution tester. Chamber dan cairan didalamnya tentu juga
bisa disesuaikan suhunya, sehingga mempengaruhi kecepatan larutnya sebutir obat. Temperature
sensor diharapkan dapat memonitoring suhu di dalam chamber.

Adapun cara menggunakan dissolution tester secara umum sebagai berikut:

1. Persiapkan media disolusi dan sample yang akan dianalisa. Pastikan juga anda sudah
membaca-baca metode yang digunakan pada alat dissolution tester.

2. Isi chamber dissolution tester dengan air atau aquades sesuai dengan batas yang telah
ditentukan.

3. Pasangkan vessel pada chamber sesuai dengan kebutuhan. jika anda menggunakan dissolution
dengan jumlah chamber 6 atau 8, lakukan hingga semua terpasang dengan baik kemudian kunci
hingga rapat.

4. Naikan head unit hingga posisi paling tinggi.

5. Pasangkan gagang pengaduk(drive shaft), dayung(paddle) atau keranjang(basket) dan


komponen lainnya sesuai dengan kebutuhan analisa dengan benar.

6. Turunkan kembali head unit dengan hati-hati hingga batas yang telah ditentukan.

7. Setting posisi batang pengaduk pada posisi tengah dengan ketinggian sekitar 2,5cm. (gunakan
alat pendukung – lihat pada buku manual)

8. Masukan media disolusi dengan jumlah volume 900ml atau sesuai dengan kebutuhan.

9. Nyalakan dissolution tester dengan cara menekan tombol on. lalu setting suhu(berkisar di
37C), kecepatan putaran dan lama waktu pengadukan.

10. Setelah suhu pada temperatur controller menunjukan di kisaran 37C, masukan obat secara
bersamaan dan tekan tombol start untuk memulai proses.

11. Tutup semua vessel untuk mencegah kotoran atau benda asing masuk kedalam vessel.

12. Setelah mencapai waktu yang telah ditentukan, ambil sample secara bersamaan(usahakan).
Sample yang tersebut sudah bisa digunakan untuk analisa pada alat spektrofotometer.

13. Jika anda melakukan pengambilan sample pada waktu terjeda, misal : di menit ke lima,
sepuluh dan lima belas. Pastikan menambahkan media disolusi sesuai dengan jumlah yang di
ambil pada periode sebelumnya.
B. SPEKTOFOTOMETER

Spektrofotometer merupakan sebuah alat atau instrument laboratorium yang digunakan


untuk menganalisa sebuah senyawa. Instrument yang satu ini termasuk kedalam kategori
specific laboratorium instrument, berderet dengan HPLC (High Performance Liquid
Chromatography), PSA (Particle Size Analyzer) dan Real Time PCR.

Spektrofotometer sebetulnya merupakan gabungan dari dua buah alat, yakni:

 Spektrometer
 Fotometer

Spektrometer merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk menghasilkan sinar dari spektrum
dengan nilai panjang gelombang yang telah ditentukan, sedangkan fotometer merupakan alat
ukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau di absorbsi.

Sistem optik dari alat ini dapat dikembangkan sebagai sumber cahaya berupa lampu tungsten
akan memancarkan sinar polikromatik. Setelah melewati pengatur panjang gelombang, hanya
sinar yang mono kromatik dilewatkan ke larutan dan sinar yang melewati larutan dideteksi oleh
foto detektor.
Suatu sumber cahaya yaitu lampu wolfram yang berkesinambungan yang meliputi daerah 380 –
750 nm (daerah sinar tampak). Suatu monokromator, yakni suatu komponen untuk menyeleksi
pita sempit panjang gelombang dari spektrum lebar yang dipancarkan oleh sumber cahaya.
Suatu wadah sampel atau cuvet dari gelas/kaca. Suatu detektor, yang berupa tranduser yang
mengubah energi cahaya menjadi suatu isyarat listrik (detektor fotolistrik, tabung foton). Suatu
pengganda (amplifier) dan rangkaian yang berkaitan dalam membuat isyarat listrik itu dapat
terbaca. Suatu sistem baca (skala absorbansi atau % T dengan jarum penunjuk) yang
menyatakan besarnya isyarat listrik.
Bagian-bagian penting Spectronic 20 dan fungsinya adalah sebagai berikut:

1. Power switch / Zero Control, berfungsi untuk menghidupkan alat (yang ditunjukkan oleh
nyala lampu Pilot Lamp) dan pengatur posisi jarum penunjuk (meter) pada angka 0,00% T
pada saat Sample Compartement kosong dan ditutup
2. Transmittance / Absorbance Control, berfungsi untuk mengatur posisi jarum meter pada
angka 100% T pada saat kuvet yang berisi larutan blanko berada dalam Sample
Compartement dan ditutup.
3. Sample Compartement berfungsi untuk menempatkan larutan dalam kuvet pada saat
pengukuran. Selama pembacaan, Sample Compartement harus dalam keadaan tertutup.
4. Wavelength Control berfungsi untuk mengatur panjang gelombang (l) yang dikehendaki
yang terbaca melalui jendela sebelahnya.
5. Pilot Lamp (nyala) berfungsi untuk mengetahui kesiapan instrumen.
6. Meter berfungsi untuk membaca posisi jarum penunjuk absorbansi dan atau transmitansi.

Mekanisme kerjanya :

1. Nyalakan alat spektronik 20 dengan on bila aliran listrik sudah dihubungkan dengan arus
AC 220V. maka lampu indikator akan berwarna merah menandakan adanya arus yang
mengalir. Biarkan kurang lebih 15 menit untuk memanaskan alat.
2. Pilih panjang gelombang yang akan digunakan dengan cara memutar tombol pengatur
panjang gelombang
3. Atur meter ke pembacaan 0% T dengan memutar tombol pengaturnya
4. Masukan larutan belangko (biasanya aquades dalam tabung khusus ke tempat cuplikan
5. Atur meter ke pembaca 100%T dengan memutar tombolnya
6. Ganti larutan belangkonya dengan larutan cuplikan dan baca absorbansi atau persen
trasmitansi yang ditunjukan oleh jarum pada pembaca A/T
7. Kalau sudah selesai pengukuran padamkan alat dengan menekan tombol on/off nya

DAFTAR PUSTAKA
Bassett, J., R.C. Denney, G.H. Jeffery, dan J. Mendham, 1994, Kimia Analisis Kuantitatif
Anorganik, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Day, R.A dan Underwood, A.L., 1986, Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga, Jakarta.
Khopkar, S.M., 2003, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press, Jakarta

http://nicoivantris.blogspot.com/2011/02/instrumen-kimia-modern-spektronik-20.html

Anda mungkin juga menyukai