Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

ALAT – ALAT LABORATORIUM


YANG ADA DI FARMASI

DI SUSUN OLEH
WENES ONE PUTRA

POLITEKNIK HANG TUAH JAKARTA


PROGRAM STUDY FARMASI
TA. 2020

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya
dapat menyusun laporan tentang “Alat –alat Laboratorium yang ada di Farmasi” ini tepat pada
waktu yang telah ditentukan.
Saya berharap agar Laporan ini dapat bermanfaat bagi Peserta didik dan pembaca pada
umumnya, sebagai salah satu sumber pengetahuan dan bahan pembelajaran tentang apa saja alat-
alat laboratorium yang ada di Farmasi dan bagaimana cara menggunakannya.
Dalam hal ini saya selaku penyusun menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan
dalam penyusunan laporan ini, untuk itu saya memohon maaf atas segala keterbatasan waktu dan
kemampuan saya dalam menyelesaikan laporan ini. Segala kritik dan saran yang membangun
senantiasa saya harapkan demi peningkatan kualitas laporan ini.

Biak, 14 September 2020

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….1
DAFTAR ISI…………………….……………………………………………..2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang…………….………………………………………………..3
1.2 Tujuan…………………………..…………………………………………..4
BAB 2 ISI
2.1 Alat dan kegunaan……………………………………………………….5-16
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………17
3.2 Saran………………………………………………………………………..17

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebelum memulai melakukan pengenalan alat – alat laboratorium yang ada di
farmasi dan semua fungsinya yang biasa digunakan dalam laboratorium farmasi. Pengenalan
alat – alat yang akan dipergunakan dalam laboratorium farmasi sangat penting guna kelancaran
percobaan yang dilaksanakan diantaranya adalah menghindari kecelakaan kerja dan gagalnya
percobaan. Alat – alat laboratorium yang ada difarmasi biasanya dapat rusak atau bahkan
berbahaya jika tidak sesuai dengan prosedur pemakaian, oleh karena itu pemahaman fungsi
atau kegunaan dan cara kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan
seelum melakukan praktikum di laboratorium farmasi.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pengenalan alat – alat laboratorium yang ada .di farmasi ini adalah untuk
mengetahui nama alat – alat yang akan digunakan di dalam laboratorium farmasi serta
mengtahui fungsinya dan mengetahui cara penggunaan beberapa alat – alat laboratorium di
farmasi

3
BAB II
ISI

2.1 Alat dan Kegunaan


A. Tabung Reaksi

 Fungsi tabung reaksi adalah sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia.
 Cara menggunakan tabung reaksi adalah ketika melakukan pemanasan, tabung
reaksi dijepit dengan menggunakan gegep dan diarahkan kedepan atau kesamping
ditempat tidak ada orang.
 Cara pemeliharaan tabung reaksi adalah dengan menggunakan sikat tabung untuk
membersihkan tabung reaksi yang telah digunakan kemudian dibilas dengan air.
 Jika tabug reaksi mengalami kerusakan seperti pecah, maka sebaikya tabung reaksi
diganti dengan yang baru agar tidak terjadi kesalahan dalam praktikum.
 Tabung reaksi biasanya digunakan dalam praktikum mengenai proses fotosintesis.

B. Pipet Tetes

 Fungsi pipet tetes adalah untuk membantu memindahkan cairan dari wadah
yang satu kewadah yang lain dalam jumlah yang sangat kecil tetes demi tetes.

4
 Cara menggunakan pipet tetes adalah dengan menekan bagian karet untuk
menggeluarkan udaranya terlebih dahulu sebelum dimasukkan kedalam zat
cair, kemudian bagian karet yang ditekan dilepaskan sehingga zat cair tersebut
akan masuk kedalam pipet tetes.
 Cara pemeliharaan pipet tetes adalah setelah pemakaian, dicuci kemudian
disimpan ditempat yang aman serta hindari dari benturan.
 Jika pipet tetes mengalami kerusakan seperti pecah pada kaca atau sobek pada
karet, sebaiknya diganti agar tidak terjadi kesalahan dalam praktikum
 Pipet tetes biasanya digunakan dalam praktikum respirasi atau struktur sel.

C. Kaca Objek

 Fungsi kaca objek adalah tempat meletakkan objek yang akan diamati.
 Cara menggunakan kaca objek adalah dengan meletakkan kaca objek pada
meja preparat, kemudian meletakkan objek pengamatan pada kaca objek yang
kemudian ditutup dengan menggunakan kaca penutup.
 Cara pemeliharaan kaca objek adalah kaca objek harus dijaga dari benturan
karena sifatnya yang mudah pecah, setelah dipakai dibersihkan dan disimpan
pada tempat yang kering.
 Jika kaca objek megalami kerusakan seperti pecah maka sebaikya kaca objek
tidak digunakan kembali agar tidak terjadi kesalahan dalam praktikum.
 Kaca objek biasanya digunakan dalam praktikum struktur sel, jaringan pada
tumbuhan, dll.

5
D. Mikroskope

 Fungsi mikroskop adalah untuk mengamati benda-benda yang terlihat kecil


menjadi lebih besar.
 Cara menggunakan mikroskop adalah:
1. Meletakkan mikroskop di tepi meja sehingga mudah untuk melakukann
pengamatan.
2. Mengambil preparat yang telah disediakan dan meletakkan diatas meja
mikroskop.
3. Memulai penggamatan dengan objektif berkekuatan rendah (10x), dengan
bantuan tombol pengatur kasar.
4. Selanjutnya gunakan lensa objektif dengan berbagai perbesara yang ada.
 Cara pemeliharaan mikroskop adalah dengan lensa dibersihkan secara berkala,
kemudian disimpan dilemari yang sejuk.
 Jika mikroskop mengalami kerusakan seperti terlepasya pemutar halus/kasar
maka sebaikya dipasagkan kembali jika tidak bisa sebaiknya hubungi pihak
laboratorium untuk membatu mengatasi masalah ini.
 Mikroskop biasanya digunakan dalam praktikum struktur sel, mekanisme
transport membran, dll.

6
E. Timbangan Analitik

 Fungsi timbangan analitik adalah alat yang digunakan untukmenimbang zat yang
butuh ketelitian tinggi dan dalam skala kecil.
 Cara menggunakan timbangan analitik adalah:
1. Menyiapkan timbangan analitik dalam kondisi seimbang.
2. Menancapkan stop kontak pada stavolt.
3. Menekan tombol On kemudian tunggu hingga mucul angka 0,00 g.
4. Meletakkan bahan diatas timbangan analitik
5. Menunggu hingga menunggu hingga angka dilayar monitor timbangan
analitik tidak berubah-ubah dan sesuai dengan massa yang diinginkan.
6. Mengambil bahan yang telah ditimbang.
7. Menekan tombol off hingga tidak ada angka dilayar monitor timbangan
analitik.
8. Melepas stop kontak dari stavolt.
 Cara pemeliharaan timbangan anlitik adalah dengan selalu menjaga kebersihan
timbangan dengan cara membersihkan timbangan. Cara membersihkannya yaitu
dengan membuka plat yang ada diatas timbangan tersebut, lalu bisa dibersihkan
dengan lap.
 Jika timbangan analitik mengalami kerusakan seperti kesalahan pada nilai
pengukuranang tidak masuk akal, maka sebaiknya hunungi pihak laboratorium.
 Timbangan analiitik biasanya digunakan dalam praktikum respirasi

7
F. Pinset

 Pinset berfungsi sebagai alat pembantu dalam mengambil preparat segar agar
tidak terkontaminasi. Serta alat yang digunakan untuk mengambil atau menarik
bagian alat-alat tubuh dari hewan yang dibedah, memisahkan organ yang satu
dengan organ yang lainnya.
 Cara menggunakan pinset adalah menjepit bahan yang akan diambil dengan
menekan bagian tengan dari pinset.
 Cara pemeliharaan pinset adalah dengan selalu menjaga kebersihan pinset, serta
mencucinya jika telah dipakai.
 Jika pinset megalami kerusakan seperti berkarat maka sebaiknnya tidak usah
digunakan, agar tidak terjadi kesalahan dalam praktikum.
 Pinset biasanya digunakan dalam praktikum keanekaragaman hewan avertebrata
dan vertebrata.

G. Penjepit Tabung Reaksi

 Penjepit tabung berfungsi sebagai alat untuk menjepi tabung reaksi dalam proses
pemanasan.
 Cara menggunakan penjepit adalah tekan bagian tengah penjepit, dengan begitu
kepala penjepit akan terbuka dan siap untuk menjepit tabung reaksi.
 Cara pemeliharaan penjepit adalah jika sudah digunakan hendaknya dicuci
dengan mengggunakan air biasa. Dan ditaruh ditempat yang tidak lembab untuk
menghindari kayu menjadi berjamur.

8
 Jika penjepit mengalami kerusakan seperti patah pada kayu maka ambil patahan
kayu tersebut kemudian lem agar kembali menyatu. Sedangkan jika kerusakan
patah pada besi maka sebaiknnya besi tersebut diganti atau mengganti gegep
tersebut.

H. Mortir dan Stamper

 Mortir dan stamper adalah alat yang digunakan untuk menghalauskan bahan-
bahan organic dan anorganik.
 Cara menggunakan alat ini adalah dengan meletakkan bahan yang akan
dihaluskan kedalam lumpang, kemudian tumbuk dengan menggunakan mortir dan
stamper sampai bahan menjadi halus.
 Cara memelihara mortir dan stamper adalah dengan mencuci sampai bersih jika
sudah digunakan, kemudian simpan ditempat yang sejuk.
 Jika mortir dan stamper mengalami kerusakan seperti patah, maka sebaiknya alu
diganti agar tidak terjadi kesalahan dalam praktikum.
 Mortir dan stamper biasanya digunakan untuk menghaluskan tablet

I. Plat Tetes

 Plat tetes adalah alat yang digunakan sebagai tempat mereaksikan zat-zat tapi
dalam jumlah kecil.

9
 Cara menggunakan plat tetes adalah dengan meletakkan plat tetes pada meja,
kemudian meneteskan larutan kedalam plat tetes dengan penggunakan pipet tetes.
 Cara memelihara plat tetes adalah dengan mencuci sampai bersih jika sudah
digunakan, kemudian simpan ditempat yang sejuk.
 Jika plat tetes mengalami kerusakan seperti patah, maka sebaiknya plat tetes
diganti dengan yang baru.

J. Rak Tabung

 Rak tabung berfungsi sebagai tempat penyimpanan tabung reaksi


 Cara menggunakan rak tabung adalah dengan meletakkan rak tabung diatas
meja kemudian letakkan tabung reaksi dalam rak tabung.
 Cara pemeliharaan rak tabung adalah dengan cuci rak tabung jika dalam
keadaan kotor saja.
 Jika rak tabung mengalami kerusakan seperti patah pada kayu, maka ambil
patahan kayu tersebut kemudian lem agar kembali menyatu.
K. Mikropipet

 berfungsi untuk mengambil atau memindahkan cairan dalam jumlah


sedikit secara akurat.

10
 Sebetulnya mikropipet memiliki fungsi seperti pipet pada umumnya, yaitu
untuk memindahkan cairan atau larutan, hanya saja terdapat perbedaan
akurasi volume yang dipindahkan.

L. Spektrofotometer

 Alat laboratorium farmasi ini merupakan alat yang berfungsi untuk


mengukur serapan suatu zat atau larutan.

 Terdapat banyak jenis spektrofotometer,


yaitu visible spektrofotometer, ultra violet spektrofotometer, ultra violet
visible spektrofotometer, dan infrared spektrofotometer yang semuanya
mamapu melakukan analisis bahan baku obat dan sediaan farmasi dalam
segi kualitatif dan kuantitif.

M. Erlenmeyer

 Berfungsi untuk mengukur serta mencampur bahan-bahan analisa

 Tempat untuk melakukan titrasi bahan

 Sebagai wadah untuk menampung larutan, bahan yang padat maupun cairan

 Meracik dan melarutkan (menghomogenkan) bahan-bahan komposisi media

11
 Erlenmeyer tanpa tutup asah yang digunakan untuk titrasi dengan pengocokan

lemah hingga sedang

 Erlenmeyer dengan tutup asah yang digunakan untuk titrasi dengan pengocokan

kuat, yang dihubungkan dengan alat destilasi, alat ekstraksi, dan sebagainya

N. Beker Glass

 Gelas beker adalah sebuah wadah penampung yang digunakan untuk


mengaduk, mencampur, dan memanaskan cairan yang biasanya digunakan
dalam laboratorium.
 Gelas piala secara umum berbentuk silinder dengan dasar yang rata dan
tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari 1 mL sampai beberapa liter.
 Sebagian besar juga memiliki corot kecil (atau "paruh") untuk membantu
menuangkan
 Gelas piala dengan volume 250 mL ditandai dengan garis-garis yang
mengindikasikan volume zat tertampung sebesar 50, 100, 150, 200, dan
250 mL. Skala ini tidak ditujukan untuk pengukuran volume dengan tepat
(lebih cocok menggunakan gelas ukur atau labu ukur untuk keperluan ini),
tetapi untuk sekadar estimasi. Kebanyakan gelas piala akurat hingga
~10%.

12
O. Gelas Arloji

 Gelas berbentuk bundar dengan beragam diameter ini memiliki beberapa


fungsi
 Penutup gelas kimia ketika tengah proses pemanasan sampel (penguapan).
 Sebagai tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator.
 Sebagai tempat benda yang tengah berada dalam proses pengamatan
 Sebagai tempat untuk menyimpan bahan yang akan ditimbang

P. Kaki Tiga

 Fungsi sebagai penyangga ring.


 Sebagai penahan kawat kasa dan penyangga ketika proses pemanasan.

Q. Cawan Penguap

 Sebuah instrumen peralatan laboratorium yang digunakan sebagai wadah


atau tempat penguapan bahan dari bahan yang tidak mudah menguap,
seperti garam dapur, gula dan sejenisnya.

13
 Cawan ini terbuat dari keramik atau porselen dan biasanya digunakan
dalam proses pemisahan campuran atau kristalisasi.

R. Timbangan Miligram Protinal

 Berfungsi untuk menimbang obat dengan bobot yang kecil (mg) dan besar
(gram)
 Bagian Beam, knife edge, fulcrum, arrest dan knob, Bagian ini terbuat dari
aluminium atau brass dengan panjang dan bentuk yang bervariasi. Lengan
ayun yang pendek lebih disukai karena ayunan/vibrasi menjadi lebih
singkat sehingga waktu untuk mengukur massa jadi lebih pendek.
 Pada neraca sama lengan, dua buah piringan (pan) digantungkan pada
setiap ujung lengan ayun (beam) yang berjarak sama dari fulcrum. Pan ini
berfungsi untuk meletakkan bahan tertimbang dan meletakkan anak
timbangan
 Bagian Penunjuk skala (Pointer), Pada neraca sama lengan, sebuah jarum
panjang diletakkan pada fulcrum. Penunjuk skala ini akan menunjuk
angka nol pada skala di bagian bawah timbangan, jika lengan ayun dalam
kondisi setimbang. Harap meletakkan timbangan di tempat yang datar
secara horizontal

S. Batang Pengaduk

 Digunakan untuk mencampur cairan dengan bahan kimia untuk keperluan


praktek di laboratorium.
 Batang pengaduk umumnya terbuat dari kaca pejal, borosilikat (pyrex).
Ukurannya hampir sama dengan sedotan minuman

14
 Meskipun demikian, alat ini sangat krusial dan penting keberadaannya di
laboratorium

T. Gelas Ukur

 Sebagai alat ukur volume cairan yang tidak memerlukan ketelitian yang
tinggi, misalnya pereaksi/reagen untuk analisis kimia kualitatif atau untuk
pembuatan larutan standar sekunder pada analisis titrimetri/volumetric
 Untuk mengukur volume larutan yang tidak berwarna, Anda harus
memperhatikan batas meniskus cekung bagian bawah. Gelas ukur harus
diletakan pada daerah yang datar dan meniskus dibaca sejajar dengan mata
 Untuk mengukur volume raksa, Anda harus memperhatikan batas
meniskus cembung yang dilihat sejajar dengan mata dan meletakan gelas
ukur pada bidang yang rata.
 Untuk membaca skala Gelas ukur angka pada gelas ukur lebih baik di
letak.kan pada media yang sejajar(meja yang rata) posisi mata sejajar
dengan permukaan larutan yag di tuangkan dan disesuaikan dengan
ukuran yang tertera, sehingga akurasi ketelitian pada penglihatan lebih
besar.

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari laporan ini adalah penggunaan alat – alat laboratorium di dalam
farmasi untuk melakukan percobaan/penelitian harus difahami oleh semua penggunanya, hal ini
dapat dilakukan dengan membaca dan memahami buku manual penggunaan alat – alat
laboratorium yang ada di farmasi sehingga ketika dilakukan percobaan tidak terjadi kesalahn
prosedur dalam penggunaan alat – alat laboratorium yang ada di farmasi
Penggunaan alat – alat laboratorium yang ada di farmasi sangat penting untuk diperhatikan
bagi setiap penggunanya agar alat – alat tersebut bekerja sesuai dengan fungsinya masing –
masing.
3.2 Saran
Untuk penulisan laporan berikutnya perlu ditambahkan mengenai hal-hal yang harus
diketahui petugas laboratorium mengenai perawatan, penyimpanan dan perbaikan alat
laboratorium yang ada di farmasi yang dapat meningkatkan kompetensi petugas dalam bekerja.

16

Anda mungkin juga menyukai