Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Tujuan
- Mampu mengidentifikasi beberapa macam alat dan menggunakannya
dengan benar.
- Mengenalkan peralatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
laboratorium.
- Mampu menggunakan peralatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
laboratorium dengan baik dan benar.
1.2. Dasar Teori

Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui


nama-namanya, memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut.
Setiap alat dirancang atau dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama
lain dan mempunyai fungsi yang sangat spesifik. Kebanyakan peralata untuk
percobaan-percobaan di dalam laboratorium terbuat dari gelas. Meskipun
peralatan-peralatan tersebut telah siap dipakai, tetapi di dalam pemasangan
alat untuk suatu percobaan kadang kala diperlukan sambungan-sambungan
dengan gelas atau membuat peralatan khusus sesuai kebutuhan (Imamkhasani,
2000).
Dalam melakukan percobaan di laboraturium atau bekerja dalam
laboratorium terutama laboratorium kimia, seseorang akan selalu dihadapkan
pada hal-hal yang berhubungan dengan bahan-bahan kimia, peralatan yang
dapat berbahaya dan merugikan bagi diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan sekitar, bila tidak digunakan dengan baik. Seperti layaknya
pekerja lain, bekerja dalam laboratorium kimia juga mempunyai resiko
kecelakaan kerja. Resiko ini dapat disebabkan karena factor ketidaksengajaan,
keteledoran dan sebab-sebab lain yang diluar kendali manusia (Lubis, 2013).

1
Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan
sesuatu, perkakas, perabot, yang dipakai untuk mencapai maksud (Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 2005). 
Mengenal alat dan bahan kimia serta cara pemakaian adalah hal yang
sangat penting dalam praktikum. Banyak bahan kimia yang harus ditangani
dengan hati-hati karena memiliki sifat berbahaya dan beracun
(Padjaatmaka,1990).
Secara umum, fungsi setiap alat telah diberikan karena tidak mungkin
semua fungsi diutarakan dalam melakukan kegiatan di laboratorium. Untuk
memudahkan dalam memahami alat-alat laboratorium yang dapat digunakan
dalam waktu relatif lama dan dalam keadaan baik, maka diperlukan
pemeliharaan dan penyimpanan yang memadai (Wirjosoemarto,2004).
Penggunaan alat-alat dalam laboratorium diharapkan dalam keadaan
steril. Penggunaan alat-alat yang tidak steril dapat menyebabkan kegagalan
pada praktikum yang dilakukan. Dalam melakukan percobaan di laboraturium
kimia, seseorang akan selalu dihadapkan pada hal-hal yang berhubungan
dengan bahan kimia, peralatan yang dapat berbahaya dan merugikan bagi diri
sendiri, oranglain, maupun lingkungan sekitar, bila tidak digunakan dengan
baik. Seperti layaknya pekerjaan lain, bekera dalam laboratorium kimia juga
mempunya resiko kecelakaan kerja. Resiko ini dapat disebabkan karena factor
ketidaksengajaan, keteledoran dan sebab-sebab yang lain yang diluar kendali
manusia (Tandra, 2013).

2
BAB II

METODELOGI PERCOBAAN

2.1. Alat Dan Bahan


2.1.1. Alat
a. Pipet volume
b. Pipet ukur.
c. Labu ukur (labu takar)
d. Gelas Ukur
e. Gelas Beker
f. Buret dan Statif
g. Erlenmeyer
h. Tabung reaksi
i. Corong
j. Timbangan analitik
k. Gelas arloji
l. Pipet tetes.
m. Pengaduk gelas
n. Spatula
2.1.2. Bahan
2.2. Cara Kerja
a. Pipet Volume
 Pengisapan larutan menggunakan pipet melalui mulut dilakukan
secara hati-hati, agar tidak tertelan atau terhisap hingga mulut
(jika menggunakan ball pipet langsung diisap dengan
menggunakan ball pipet).
 Pengisapan cairan dilakukan sampai 1-2 cm diatas garis tanda.
 Kemudian diangkat dan dibersihkan/keringkan bagian ujung
luar dari pipet dengan menggunakan tissue.

3
 Kemudian alirkan isi dengan posisi pipet tegak lurus terhadap
wadah yang digunakan dengan ujung pipet menempel pada
bagian dinding dalam dari wadah.
 Jangan menghisap bahan beracun atau zat yang bersifat keras
melalui mulut tetapi menggunakan ball pipet atau aspirator.
 Untuk mengeluarkan isi pipet jangan ditiup dengan mulut, tetapi
cukup dengan tekhnik menggoreskan ujung pipet pada dinding
dalam wadah sebanyak 3 kali.
b. Pipet Ukur
 Memipet cairan dengan pipet ukur. Ujung pipet harus betul-
betul tercelup dalam cairan, isap sampai sedikit melewati
batas.
 Keringkan bagian luar ujung pipet yang terkena cairan dengan
kertas tissue, atur agar pipet tegak atau partikel dan cairan
dipindahkan dalam wadah.
c. Labu Ukur (Labu Takar)
 Mengisi larutan yang akan diencerkan atau dipadatkan yang
akan dilarutkan.
 Tambahkan cairan yang dipakai sebagai pelarut sampai
setengah labu terisi, kocok kemudian penuhkan labu sampai
tanda batas.
 Sumbat labu dengan tutupan dengan jari, kocok dengan cara
membolak balik labu sampai larutan homogen.
d. Gelas Ukur
 Larutan yang akan dikerjakan dimasukan kedalam labu ukur.
 Misal, dalam sistem pengenceran.
 Untuk zat yang berwarna, penambahan aquadest hingga dasar
meniskus berada dileher labu. Untuk zat yang berwarna,
penambahan aquadest hingga dasar miniskus yang menyentuh
leher labu ( miniskus berada diatas garis leher) labu ukur.

4
 Untuk zat yang bewarna, penambahan aquadest hingga dasar
miniskus yang menyentuh leher labu ( miniskus berada diatas
garis leher).

e. Gelas Beker
 Larutan yang akan digunakan dimasukan kedalam gelas beker.
 kerjakan sesuai apa yang dikehendaki. Misalnya: untuk tempat
mengaduk, mencampur atau memanaskan cairan yang
biasanya digunakan dalam laboratorium.
f. Buret Dan Statif
1. Buret
Buret sebelum digunakan harus bersih, kering dan bebas
lemak. Sumbat keran tutup terbuat dari gelas asah atau teplon,
jika kran terbuat dari bahan teplon maka tidak diperlukan
bahan pelican, sedangkan kran gelas asah memerlukan sedikit
pelumas untuk memudahkan putaran kran dan mencegah
kebocoran. Sebelum diisi kedalam buret. Pengisian buret
dilakukan dari atas dengan menggunakan corong. Sebelum
titrasi dimulai pastikan bahwa tidak terdapat gelembung-
gelembung udara dibawah kran, dan titik-titik zat cairan yang
menempel pada dinding bagian dalam buret diatas garis
meniscus larutan zat, karena akan menyebabkan kesalahan.
Bila titrasi dimulai, ujung buret tidak boleh kosong (harus
berisi cairan) dan semua gelembung harus dihilangkan, tinggi
cairan dalam buret (titran) harus diketahui, lebih mudah bila
titrasi dimulai dari titik nol dengan pembacaan yang benar
yaitu miniskus cairan meyentuh garis nol tersebut. Kran harus
dipasang dengan baik kalau terlalu tertekan kedalam, kran
tidak dapat diputar, kalau terlalu tertekan didalam, kran 10
tidak dapat diputar, kalau terlalu lepas (tidak tertekan) dapat
mengakibatkan bocor.

5
2. Statif
 Tegakan statif, pastikan semua baut terpasang dengan baik
 Letakan buret atau peralatan lainnya pada statif dengan
bantuan klem.
g. Erlenmeyer
 Pegangan pada leher erlenmayer, masukan larutan yang akan
diencerkan/titrasi.
 Digunakan denga perlahan dan hati-hati serta lihat perubahan
warna.
h. Tabung reaksi
 Pada waktu media yang ada didalam tabung reaksi, tabung
reaksi harus berada dalam keadaan miring di atas nyala api
dan mulut tabung jangan sekali-kali menghadap pada diri kita
atau orang lain. Tabung reaksi yang disterilkan di dalam
autoclave harus ditutup dengan kapas dan alumunium foil.
 Untuk tabung reaksi yang kecil biasanya bias digunakan
untuk pemeriksaan hematologi dan imunologi (seperti untuk
darah atau pemeriksaan serologi lainnya).
i. Corong
 Untuk memasukan larutan kedalam alat gelas yang perlu
menggunakan corong.
 Untuk menyaring alasi dulu corong dengan kertas saring dan
letakan diatas beaker glass atau erlenmayer dan beri udara
agar larutan dapat mengalir.
j. Timbangan Analitik
k. Gelas arloji
 Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel.
 Tempat saat menimbang bahan kimia.
 Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator.
l. Pipet tetes
 Pipet dibilas dengan aquadest.

6
 Masukan pipet kedalam larutan yang ingin dipakai.
 Ujung bawah pipet harus tercelup cukup kedalam cairan
selama proses pengisian.
 Untuk mengambil larutan, isap larutan dengan memencet
karet pengisap.
 Pindahkan larutan yang telah diambil tetes demi tetes sesuai
keperluan.
 Ujung bawah pipet harus tercelup cukup kedalam cairan
selama proses pengisian.
m. Pengaduk gelas
 Digunakan untuk mengaduk bahan dan larutan yang akan
dicampur.
 Aduk secara perlahan.
n. Spatula

7
BAB III
HASIL PERCOBAAN
1. Pipet volume
Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tepat sesuai dengan label
yang tertera pada bagian yang menggelembung (gondok) pada bagian tengah
pipet.
2. Pipet ukur
Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu.
3. Labu ukur (labu takar)
Digunakan untuk menakar volume zat kimia dalam bentuk cair pada proses
preparasi larutan.
4. Gelas Ukur
Digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair.
5. Gelas Beker
Digunakan untuk tempat larutan dan dapat juga untuk memanaskan larutan
kimia.
6. Buret dan Statif
Digunakan untuk melakukan titrasi (sebagai tempat titran).
7. Erlenmeyer
Digunakan untuk tempat zat yang akan dititrasi.
8. Tabung reaksi
Digunakan sebagai wadah untuk perkembangbiakkan mikroba.
9. Corong
Digunakan untuk menolong pada saat memasukkan cairan ke dalam suatu
wadah dengan mulut sempit.
10. Timbangan analitik
Digunakan untuk menimbang massa suatu zat.
11. Gelas arloji
Digunakan untuk tempat bahan padatan pada saat menimbang, mengeringkan
bahan, dan lain – lain.
12. Pipet tetes

8
Digunakan untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.
13. Pengaduk gelas
Digunakan untuk mengaduk larutan, campuran, atau mendekantir
(memisahkan larutan dari padatan).
14. Spatula
Digunakan untuk mengaduk larutan, campuran, atau mendekantir
(memisahkan larutan dari padatan).

9
BAB IV

PENGENALAN BUDAYA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


(K3) DI LABORATORIUM

Saat bekerja di laboratorium ataupun dunia kerja dapat diperoleh atau didapat
melalui kegiatan praktikum. Di selah kegiatan itu ada kemungkinan bahaya yang
terjadi di laboratorium seperti adanya bahan kimia yang karsinogenik, bahaya
kebakaran, keracunan, sengatan listrik dalam penggunaan alat listrik (kompor,
oven, dll). Semantara itu, orang yang bekerja di Laboratorium dihadapkan pada
resiko yang cukup besar, yang disebabkan karena dalam setiap percobaan
digunakan:

1. Bahan kimia yang mempunyai sifat mudah meledak, mudah terbakar, korosif,
karsinogenik, dan beracun.
2. Alat gelas yang mudah pecah dan dapat mengenai tubuh.
3. Alat listrik seperti kompor listrik, yang dapat menyebabkan sengatan listrik.
4. Penangas air atau minyak bersuhu tinggi yang dapat terpecik.

Untuk menghindari terjadinya kecelakaan di laboratorium, hal yang harus


diperhatikan pada saat bekerja atau membuat sesuatu di Laboratorium antara lain :

1. Tahap persiapan
- Mengetahui secara pasti (tepat dan akurat) cara kerja pelaksanaan
praktikum serta hal yang harus dihindari selama praktikum, dengan
membaca petunjuk praktikum.
- Mengetahui sifat bahan yang akan digunakan sehingga dapat terhindar dari
kecelakaan kerja selama di Laboratorium.
- Mengetahui peralatan yang akan digunakan serta fungsi dan cara
penggunaannya.
- Mempersiapkan Alat Pelindung Diri seperti jas praktikum lengan panjang,
kacamata goggle, sarung tangan karet, sepatu, masker, dll.
2. Tahap pelaksanaan
- Menggunakan Alat Pelindung Diri

10
- Mengambil dan memeriksa alat dan bahan yang akan digunakan.
- Menggunakan bahan kimia seperlunya, jangan berlebihan karena dapat
mencemari lingkungan
- Menggunakan peralatan percobaan dengan benar.
- Membuang limbah percobaan pada tempat yang sesuai, disesuaikan
dengan kategori limbahnya.
- Bekerja dengan tertib, tenang dan hati-hati, serta catat data yang
diperlukan.

3. Tahap pasca pelaksanaan


- Cuci peralatan yang telah digunakan, kemudian dikeringkan dan
kembalikan ke tempat semula.
- Matikan listrik, kran air, dan tutup bahan kimia dengan rapat dan tutupnya
jangan sampai tertukar
- Bersihkan tempat atau meja kerja praktikum
- Cuci tangan dan lepaskan jas praktikum sebelum keluar dari laboratorium.
Selain pengetahuan mengenai penggunaan alat dan teknis pelaksanaan di
laboratorium, pengetahuan resiko bahaya dan pengetahuan sifat bahan yang
digunakan dalam percobaan, berikut tanda atau kode pada bahan kimia.

toxic (sangat beracun) Bahan ini dapat


menyebabkan kematian atau
sakit serius bila masuk ke
T+ dalam tubuh melalui
pernapasan, pencernaan atau
melalui kulit.

Explosive (bersifat mudah Bahan ini mudah meledak


meledak) dengan adanya panas, percikan

11
bunga api, guncangan atau
E gesekan.

Corrosive(korosif) Bahan ini dapat merusak


jaringan hidup,
menyebabkan iritasi kulit,
C dan gatal.

Oxidizing (pengoksidasi) Bahan ini dapat


menyebabkan kebakaran.
O Bahan ini menghasilkan
panas jika kontak dengan
bahan organik dan reduktor.

flammable (sangat mudah Bahan ini memiliki titik


terbakar) nyala rendah dan bahan yang
bereaksi dengan air untuk
F menghasilkan gas yang
mudah terbakar.

Harmful (berbahaya) Bahan ini menyebabkan luka


bakar pada kulit, berlendir
dan mengganggu

12
Xn pernapasan.

13
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Sebelum memasuki ruang laboratorium, harus mempersiapkan
peralatan pelindung tubuh seperti, jas laboratorium berwarna putih
lengan panjang, kacamata gogle, sarung tangan karet, sepatu, masker,
dan sebagainya sesuai kebutuhan praktikum.
2. Mengetahui nama-nama dan fungsi alat-alat laboratorium.
3. Mengetahui cara penggunaan beberapa alat laboratorium. Alat
laboraturium memiliki fungsi dan cara penggunaan yang berbeda.
4. Mengetahui tetntang budaya K3 dilaboratorium, sehingga dapat
memperkecil peluang terjadinya kecelakaan di laboratorium.
5. Mengetahui sifat-sifat bahan yang akan digunakan apakah bersifat
mudah terbakar, bersifat racun, karsinogenik atau membahayakan dan
sebagainya, sehingga dapat terhindar dari potensi bahaya yang dapat
ditimbulkan dari bahan kimia yang digunakan.
6. Peralatan yang telah dipakai dibersihkan kembali dan diletakkan
ditempat semula.

5.2. Saran
1. Praktikum pengenalan alat merupakan praktikum yang sangat penting
karena alat-alat yang akan digunakan sangat wajib praktikan
mengetahui fungsi alat tersebut, maka dari itu praktikan wajib
memahami serta dapat menggunakan alat-alat yang ada di
laboratorium kimia agar tidak ada kesalahan-kesalahan pada saat
praktikum.
2. Praktikum pengenalan budaya K3 juga sangat penting karena dengan
mempelajarinya kita dapat memperkecil resiko kecelakaan.

14

Anda mungkin juga menyukai