Anda di halaman 1dari 158

Percobaan I

Teknik-Teknik Dasar Bekerja di Laboratorium

I. Tujuan

1. Mengetahui teknik-teknik dasar bekerja dilaboratorium.

2. Dapat melakukan teknik-teknik dasar bekerja dilaboratorium.

II. Teori

Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan,


dosen, dan peneliti melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium kimia tak akan
lepas dari berbagai kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan
kimia baik yang bersifat sangat berbahaya maupun yang bersifat berbahaya
(Anwar,2007).

Selain itu, peralatan yang ada di dalam Laboratorium juga dapat


mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi praktikan yang sedang
melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat
yang akan digunakan. Setiap percobaan kita selalu menggunakan peralatan yang
berbeda atau meskipun sama tapi ukurannya berbeda. Misalnya untuk mengambil
larutan dalam jumlah sedikit kita harus menggunakan gelas ukur bukan beaker
glass ataupun erlenmeyer karena ketelitian gelas ukur yang tinggi dan memang
untuk mengukur zat cair serta mudah digunakan, sedangkan beaker glass hanya
sebagai wadah atau tempat larutan atau sampel, meskipun terdapat skala pada
beaker glass namun skala ini tidak akurat dan tidak boleh digunakan untuk
mengukur sampel yang sangat sensitif. Begitu pula dengan prosedur percobaan
yang lain, kita harus bisa menyesuaikan dan menggunakan peralatan untuk
praktikum tersebut. Oleh karena itu, kita harus mengetahui bagaimana cara
menggunakan alat – alat tersebut dengan tepat sehingga tidak akan mengganggu
kelancaran praktikum dan tidak terjadi kecelakaan akibat dari kesalahan praktikan
(Cindy.2003).

1
Menurut Keenan (2004), Peralatan dasar laboratorium kimia dan fungsinya
adalah sebagai berikut:

1. Gelas Kimia (beaker) : Berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala
sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas
hingga suhu 200 . Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L.

Fungsi :Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian
yang tinggi, menampung zat kimia dan memanaskan cairan, media pemanasan
cairan.

2. Labu Erlenmeyer : Berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin


kecil dengan skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2
L.

Fungsi : Untuk menyimpan dan memanaskan larutan, menampung filtrat hasil


penyaringan, menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi.

3. Gelas ukur : Berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya. Terbuat
dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai
2 L.

Fungsi :Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat


ketelitian tinggi dalam jumlah tertentu.

4.Pipet : alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran
bebas. Jenisnya :

a. Pipet seukuran : digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu


secara tepat, bagian tengahnya menggelembung.

b. Pipet berukuran : berupa pipa kurus dengan skala di sepanjang dindingnya.


Berguna untuk mengukur dan memindahkan larutan dengan volume tertentu
secara tepat.

c. Pipet tetes : berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung
bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk
mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.

2
5. Buret : berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya. Ukurannya
mulai dari 5 dan 10 mL (mikroburet) dengan skala 0,01 mL, dan 25 dan 50 mL
dengan skala 0,05 mL.

Fungsi : Untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan


untuk titrasi.

6. Tabung reaksi : berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Terbuat
dari kaca borosilikat tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran.Fungsi : Sebagai
tempat untuk mereaksikan bahan kimia, untuk melakukan reaksi

kimia dalam skala kecil

7. Kaca arloji : terbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran diameter.

Fungsi : Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel, tempat saat
menimbang bahan kimia, tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator.

8. Corong : terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti
gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek. Cara
menggunakannya dengan meletakkan kertas saring ke dalam corong
tersebut.Fungsi : Untuk menyaring campuran kimia dengan gravitasi.

9. Cawan : terbuat dari porselen dan biasa digunakan untuk menguapkan larutan.

10. Mortar dan pestle : terbuat dari porselen, kaca atau batu granit yang dapat
digunakan untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan kimia.

11. Spatula : berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari
stainless steel atau alumunium.

Fungsi : Untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan, dipakai untuk
mengaduk larutan.

12. Batang pengaduk : terbuat dari kaca tahan panas, digunakan untuk mengaduk
cairan di dalam gelas kimia.

13. Kawat kasa : kawat yang dilapisi dengan asbes, digunakan sebagai alas dalam
penyebaran panas yang berasal dari suatu pembakar.

3
14. Kaki tiga : besi yang menyangga ring dan digunakan untuk menahan kawat
kasa dalam pemanasan.

15. Burner / pembakar spiritus : digunakan untuk memanaskan bahan kimia.

16. Bola hisap : digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan. Terbuat
dari karet yang disertai dengan tanda untuk menyedot cairan (suction), mengambil
udara (aspirate) dan mengosongkan (empty).

17. Neraca analisis : digunakan untuk menimbang padatan kimia

MenurutMahan(2007),Teknik-Teknik Laboratorium dan Petunjuk-


Petunjuk Keselamatan Laboratorium yaitu :

1. Cara memanaskan cairan

Harus memperhatikan kemungkinan terjadinya bumping (meloncatnya cairan


akibat peningkatan suhu drastis). Cara mencegahnya dengan menambahkan batu
didih ke dalam gelas kimia.

a. Pemanasan cairan dalam tabung reaksi


 Jangan sampai mengarahkan mulut tabung reaksi kepada praktikan
baik diri sendiri maupun orang lain
 Jepit tabung reaksi pada bagian dekat dengan mulut tabung
 Posisi tabung ketika memanaskan cairan agak miring, aduk dan
sesekali dikocok
 Pengocokan terus dilakukan sesaat setelah pemanasan
b. Pemanasan cairan dalam gelas kimia dan labu Erlenmeyer,Bagian bawah
dapat kontak langsung dengan api sambil cairannya digoyangkan perlahan,
sesekali diangkat bila mendidih.

2. Cara membaca volume pada gelas ukur

Masukkan cairan yang akan diukur lalu tepatkan dengan pipet tetes sampai
skala yang diinginkan. Bagian terpenting dalam membaca skala di gelas ukur
tersebut adalah garis singgung skala harus sesuai dengan meniskus cairan.
Meniskus adalah garis lengkung permukaan cairan yang disebabkan adanya gaya
kohesi atau adhesi zat cair dengan gelas ukur.

4
3. Cara menggunakan buret

Sebelum digunakan, buret harus dibilas dengan larutan yang akan


digunakan. Cara mengisinya :

Kran ditutup kemudian larutan dimasukkan dari bagian atas menggunakan


corong gelas. Jangan mengisi buret dengan posisi bagian atasnya lebih tinggi dari
mata kita. Turunkan buret dan statifnya ke lantai agar jika ada larutan yang
tumpah dari corong tidak terpercik ke mata. Jangan sampai ada gelembung yang
tertinggal di bagian bawah buret. Jika sudah tidak ada gelembung, tutup kran.
Selanjutnya isi buret hingga melebihi skala nol, lalu buka kran sedikit untuk
mengatur cairan agar tepat pada skala nol.

4. Cara menggunakan neraca analitis

 Nolkan terlebih dulu neraca tersebut


 Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan
 Baca nilai yang tertera pada layar monitor neraca
 Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut

5. Cara menghirup bau zat

Jangan pernah menghirup gas atau uap senyawa secara langsung! Gunakan
tangan dengan mengibaskan bau sedikit sampel gas ke hidung.

Menurut Budi (2009),Peralatan keselamatan kerja di laboratorium antara lain:

1. Jas Laboratorium
Alat ini untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau menghindari
bahaya yang terjadi akibat percikan zat-zat kimia yang berbahaya.
2. Sarung tangan

Daya tahan sarung tangan terhadap bahan kimia tergantung pada bahan
sarung tangan (misalnya: karet alam; karet neoprene; karet nitrile; dll.), mutunya
dan ketebalannya.Untuk melindungi tangan dari bahan-bahan yang sangat panas
dianjurkan memakai "insulated glove" yang dibuat dari bahan sintetis.

3. Pelindung mata dan muka

5
4. Kran pencuci mata
5. Safety shower
6. Alat pernapasan (respirator/masker)

Melindungi dari debu-debu, serat yang kecil yang berbahaya atau


dan uap atau gas yang beracun.

7. Pemadam kebakaran
Ada beberapa jenis pemadam kebakaran, seperti Air (water
extinguisher), tepung (dry powder extinguisher), C02 (Carbon dioxide
extinguisher), Halon, Busa, pasir, dan lain-lain

6
IV. Hasil dan Pembahasan

4.1 Data Pengamatan

GAMBAR ALAT NAMA & FUNGSI

Labu Ukur
 Menampung dan
mencampur larutan kimia.

Tabung Reaksi
 Menampung larutan dalam
jumlah yang sedikit

Gelas Beaker
 Menampung bahan kimia
atau larutan dalam jumlah
yang banyak

Gelas Ukur
 Mengukur volume larutan

7
Pipet Ukur
 Mengukur volume larutan

Pipet Tetes
 Memindahkan beberapa
tetes zat cair

Motar dan Alu

 Mengerus dan
menghaluskan suatu zat

Botol Semprot
 Menyimpan aquades dan
digunakan untuk mencuci
atau membilas alat-alat
dan bahan

8
Cawan Porselin
 Wadah untuk mereaksikan
atau mengubah suatu zat
pada suhu tinggi

Kawat Nikrom
 Mengidentifikasisuatu zat
dengan uji nyala

Erlenmeyer
 Menyimpan dan
memanaskan larutan dan
menanmpung filtrate hasil
penyaringan

Pembakar Spirtus
 Membakar zat atau
memanaskan larutan

9
Batang Pengaduk
 Mengaduk larutan

Kaca Arloji
 Penutup gelas kimia ,
tempat menimbang bahan

Statif
 Menegakkkan corong,
buret

Kertas saring
 Menyaring larutan

10
Rak Tabung Reaksi
 Tempat tabung reaksi

Bola Hisap
 Menghisap larutan yang
akan diukur

Corong
 Menyaring cairan kimia

Kawat kasa
 Sebagai alas penyebaran
panas

Buret
 Mengeluarkan larutan
dengan volume tertentu

11
Pipet gondok
 Dipakai untuk mengambil
larutan dengan volume
tertentu

Kertas indicator
 Menentukan pH larutan

Eksikator
 Mendinginkan zat

Penjepit Tabung Reaksi


 Menjepit tabung reaksi
selama melakukan proses
pemanasan

Corong Pisah
 Memisahkan larutan dan
gas

12
4.2 Pembahasan

Setelah melakukan praktikum tentang teknik-teknik dasar bekerja di


laboratorium dapat diketahui bahwa teknik-teknik dasar bekerja di laboratorium
itu memiliki tingkat konsentrasi yang tinggi,karena setiap alat-alat di laboratorium
memiliki cara penggunaan yang berbeda-beda,praktikan dituntun agar selalu
berhati-hati dalam menggunakan alat-alat tersebut,jika terdapat kesalahan dalam
menggunakan alat-alat tersebut maka akan terjadi kecelakaan pada saat sedang
melakukan praktikum. Ada beberapa teknik dasar menggunakan alat di
laboratorium atau teknik bekerja di laboratorium yang telah kami
lakukan,diantaranya sebagai berikut:

4.2.1 Teknik Dasar Mencuci Alat-alat Laboratorium

Alat yang digunakan dalam teknik ini yaitu beberapa alat-alat yang
terdapat di laboratorium,sebelum melakukan praktikum hendaknya alat-alat yang
digunakan bersih. Adapun teknik dalam mencuci alat-alat laboratorium yaitu
dengan cara alat-alat tersebut dapat dibasahi dengan aquades,lalu alat-alat tersebut
dibersihkan bila perlu alat-alat tersebut dibersihkan dengan menggunakan alat
bantu seperti sikat,agar kotoran yang terdapat pada alat-alat tersebut dapat
dibersihkan. Untuk gelas yang dapat dimasukkan sikat,seperti labu Erlenmeyer
dan gelas piala dapat dibersihkan dengan ditambahkan sabun atau detergen.
Kemudian alat-alat tersebut dibilas kembali dengan mengggunakan aquades.
Larutan yang sering di gunakan untuk mencuci adalah larutan yang bersifat
oksidasi seperti kalium dikromat dalam asam sulfat.

4.2.2 Teknik Dasar Membaca Meniskus Pada Alat-alat Pengukur Volume

Pada alat pengukur volume seperti labu ukur dan tabung reaksi tertera
skala berupa garis yang menunjukkan cairan pada volume tertentu. Untuk
membaca meniscus maka dilihat bagian puncak dari cekungan atau lengkungan
meniscus, melihat meniscus yaitu saat larutan ada digaris yang menentukan
volume, dengan cara mata praktikan harus sejajar dengan tabung reaksi atau labu
ukur.

13
4.2.3 Teknik Dasar Melakukan Penimbangan

Teknik dasar dalam melakukan penimbangan yaitu timbangan diletakkan


dalam posisi tegak lurus dan dlam bidangdatar,praktikan duduk tepat menghadap
timbangan untuk menghindari kesalahan saat pembacaan,praktikan harus
memeriksa terlebih dahulu memeriksa apakah timbangan bekerja dengan baik,zat
kimia tidak boleh ditimbang langsung dalam papan timbangan melainkan
menggunakan wadah seperti kaca arloji. Pada saat menimbang jika ingin
mengurangi atau menambah zat kimia harus menggunakan alat bantu seperti
sendok atau sudip,selesai menimbang kemudian alat timbangan dibersihkan.

4.2.4 Teknik Dasar Menggunakan Pipet

Teknik dasar dalam menggunakan pipet yaitu karet penghisap yang


terdapat pada pipet di pencet,kemudian pipet dicelupkan kedalam cairan,selama
pencelupan tangan praktikan dilepaskan dari karet penghisap,setelah itu cairan
akan masuk kedalam pipet. Pada saat ingin mengeluarkan cairan tersebut karet
penghisap dipencet kembali.

4.2.5 Teknik Dasar Membuat Larutan

Untuk membuat larutan dari zat padat terlebih dahulu zat tersebut
ditimbang kedalam gelas piala kemudian akuades dimasukkan ke dalam gelas
piala sedikit demi sedikit sambil larutan di aduk dengan menggunakan batang
pengaduk. Pindahkan zat yang dibuat kedalam labu vulometrik atau gelas ukur
lalu masukkan cairan sedikit demi sedikit.

4.2.6 Teknik Dasar Menggunakan Buret

Pada saat ingin menggunakan buret,uret harus dalam keadaan bersih,cara


mebersihkannya yaitu buret harus dibilas dengan larutan yang akan digunakan.
Kemudian buret diisi denga cairan,cara mengisin cairan ke dalam buret yaitu
keran pada buret ditutup kemudian larutan dimasukkan dari bagian atas
menggunakan corong gelas. Saat mengisi,buret harus diletakkan dilantai agar
dapat terlihat setara dengan mata praktikan,dan agar meminimalisir resiko larutan

14
terpercik kemata,jangan sampai ada gelembung oleh karena itu kran harus di
tutup. Lalu isi buret hingga melebihi skala nol,kran dibuka sedikit untuk mengatur
cairan agar tetap pada skala nol.

4.2.7 Teknik Dasar Menggunakan Tabung Reaksi

Pada awalnya tabung dicuci bersih,lalu tabung diisi dengan larutan dan
jangan diisi lebih dari setengah,bila tabung reaksi digunakan untuk melakukan
reaksi kimia dengan cara pengocokan,pengocokan dilakukan dengan cara
kesamping (bukan keatas kebawah). Jika perlu pemanasan harus dilakukan dengan
hati-hati,sebab sangat mudah terjadi kecelakaan maka dari itu digunakan alat
bantu seperti penjepit kayu untuk menjepit tabung reaksi,kemudian tabung
dipegang miring diaarahkan berlawanan dengan wajah praktikan.

4.2.8 Teknik Dasar Menyaring

Penyaringan yang kami lakukan dengan menggunaan kertas saring,kertas


saring tersebut harus dilipat hingga membentuk sebuah kerucut,kemudian kertas
saring berbentuk kerucut ini dimasukkan ke dalam corong pisah,batang corong
pisah dimasukkan kedalam wadah/gelas piala dan harus menempel pada dinding
gelas tersebut,saat menyaring ke dalam corong digunakan alat bantu seperti batang
pengaduk dan harus dijaga baik-baik agar larutan tidak tercecer sedikitpun.

4.2.9 Teknik Dasar Menggunakan Kertas Indikator pH

Mula-mula batang pengaduk dimasukkan kedalam larutan yang akan diuji


pH nya,kemudian diteteskan larutan yang akan diuji pH-nya ke kertas
lakmus,setelah itu dibandingkan warna kertas lakmus yang telah ditetesi dengan
warna Ph yang telah disediakan.

4.2.10 Teknik Dasar Pemijaran dan Pengabuan

Teknik ini dilakukan dengan suhu tinggi suatu zat padat.Teknik pemijaran
dilakukan dengan menggunakan sumber panas dari nyala Bunsen sedangkan
pengabuan dilakukan dengan menggunakan suhu tinggi yang bersal dari panas
kumparan listrik

15
Beberapa alat-alat kimia yang diperkenalkan yaitu:

1. Erlenmeyer
Digunakan sebagai tempat membuat larutan karena dalam membuat
larutan Erlenmeyer yang sering digunakan.
2. Gelas beaker
Berguna sebagai tempat menyimpan dan membuat larutan. Gelas beaker
memiliki takaran namun jarang tidak diperbolehkan untuk mengukur
volume.
3. Corong
Digunakan sebagai alat yang digunakan untuk membantu memasukkak
atau memindahkan cairan dari satu tempat ketempat yang lain dan
digunakan pula untuk proses penyaringan setelah diberi kertas saring pada
bagian atas.
4. Buret
Digunakan sebagai alat yang digunakan untuk titrasi,tapi pada keadaan
tertentu dapat pula digunakan untuk mengukur volume suatu larutan.
5. Labu Ukur
Digunakan sebagai alat yang digunakan untuk membuat dan
mengencerkan larutan dengan ketelitian yang tinggi.
6. Gelas Ukur
Digunakan sebagai alat untuk mengukur volume larutan,pada saat
praktikum dngan ketelitian tinggi gelas ukur tidak diperbolehkan untuk
mengukur volume larutan,pengukuran dengan ketelitian tinggi dilakukan
menggunakan pipet volume.
7. Filler (Karet Penghisap)
Digunakan sebagai alat yang digunakan untuk mengjisap larutan yang ada
dalam botol larutan.
8. Pipet Ukur
Digunakan sebagai alat yang digunakan untuk mengukur volume larutan.
9. Pipet Volumetrik

16
Digunakan sebagai alat yang digunakan untuk mengambil larutan dengan
volume tertentu sesuai sengan label yang tertera pada bagian yang
menggebung.
10. Pipet Tetes

Digunakan sebagai alat yang digunakan untuk meneteskan atau mengambil


larutan dengan jumlah kecil.

11. Pengaduk
Digunakan sebagai alat yang digunakan untuk mengocok atau mengaduk
suatu larutan baik yang akan direaksikan maupun ketika reaksi berlagsung.
12. Tabung Reaksi
Berguna sebagai alat yang digunakan untuk mereaksikan dua atau lebih
zat.
13. Spatula
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mengambil bahan-bahan
kimia dalam bentuk padatan.
14. Kawat Nikrom
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk uji nyala dari bebrapa zat.
15. Pipa Kapiler
Berrfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mengalirkan gas ke tempat
tertentu dan digunakan ula dalam penentuan titik lebur suatu zat.
16. Desikator
Digunakan sebagai alat yang digunakan untuk menyimoan bahan-bahan
yang harus bebas dari air dan mengeringkan zat-zat dalam laboratorium.
17. Kaca Arloji
Digunakan sebagai alat yang digunakan untuk penutup saat melakukan
pemanasan terhadap bahan kimia,sebagai tempat untuk menimbang bahan-
bahan kimia,untuk mengeringkan suatu bahan dalam desikator.
18. Kertas Saring
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menyaring larutan.
19. Kaki Tiga

17
Berfungsi sebagai alat yang digunakan sebagai penyangga pembakar
spritus.
20. Kawat Kasa
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk alas atau untuk menahan labu
atau beaker pada waktu pemanasan spritus.
21. Rak Tabung Reaksi
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk tempat tabung reaksi.
22. Penjepit
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menjepit tabung reaksi.
23. Mortal dan Pastle
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menghaluskan zat yang
masih bersifat kristal.
24. Krusibel
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk memanaskan logam-logam.
25. Cawan Penguap
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk wadah penguapan agar bahan
tidak mudah menguap.
26. Klem dan Statif
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menjepit soklet pada proses
ekstraksi,untuk menjepit buret,untuk mrnjrpit konensor.
27. Ring
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menjepit corong pisah dalam
proses pemisahan dan untuk meletakkan corong pada proses penyaringan.
28. Clay Triangel
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menahan wadah pada saat
pemanasan.
29. Pemanas Spritus
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk membakar zat atau
memanaskan zat.
30. Hot Plate
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk memanaskan larutan.

18
19
V. Kesimpulan dan Saran
5.1 kesimpulan
1. Teknik-teknik dasar bekerja dilaboratoruim meliputi : cara memanaskan
cairan, cara membaca volume pada gelas ukur, cara menggunakan buret, cara
menggunakan neraca analitis, cara menghirup bau dll.
2. Alat-alat yang sering digunakan oleh didalam laboratorium sebagai berikut :
Kaki tiga, kawat kasa, penjepit, mortal dan palu, pipet tetes, pipet ukur, pipet
Volume, statif, cawan, pengaduk, corong dll.

5.2 Saran
1. Praktikan diharapkan lebih teliti dalam mengamati perubahan warna, bau,
suhu larutan dan menentukan batas ukur pada alat alat laboratorium.
2. Dalam melakukan praktikum, praktikan diharapkan lebih teliti dalam
menggunakan alat-alat dilaboratorium

20
DAFTAR PUSTAKA

Anwar,2007.Kimia . Erlangga:Bandung.
Budi,2009. Tangkas Kimia. Kartika:Jakarta.
Cindy,2003. Kimia 2. DEPDIKBUD:Jakarta.
Keenan, W.K.2004. Kimia Untuk Universitas.Erlangga:Jakarta.
Mahan,2007. Kimia Fisika. PT Rineka Cipta:Jakarta.

21
Percobaaan II

Larutan dan Konsentrasi

1.Tujuan

1. Mampu menimbang zat kimia dengan benar


2. Membuat larutan dengan berbagai konsentrasi

II.Teori

Larutan merupakan fase yang setiap hari ada disekitar kita. Suatu sistem
homogen yang mengandung dua atau lebih zat yang masing-masing komponennya
tidak bisa dibedakan secara fisik disebut larutan, sedangkan suatu sistem yang
heterogen disebut campuran. Suatu larutan adalah campuran homogen yang terdiri
atas dua atau lebih zat. Suatu larutan disebut suatu campuran karena susunannya
dapat berubah-ubah. Disebut homogen karena susunannya begitu seragam
sehingga tak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan. Dalam
campuran heterogen permukaan-permukaan tertentu dapat dideteksi antara bagian-
bagian atau fase-fase yang terpisah (Keenan, 2001).

Larutan dilihat berdasarkan keadaan fasa setelah bercampur ada yang


homogen dan heterogen. Campuran homogen adalah campuran yang membentuk
satu fasa yaitu yang mempunyai sifat dan komposisi yang sama antara satu bagian
dengan bagian lain didekatnya. Contoh larutan homogen yaitu gula dan alkohol
dalam air. Sedang campuran heterogen adalah campuran yang mengandung dua
fasa atau lebih, contohnya air susu dan air kopi (Syukri, 2003).

Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut


dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi pada umumnya dinyatakan dalam
perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan
konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta (part per million). Sementara
itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan encer (berkonsentrasi
rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi).Molekul komponen-komponen larutan
berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Pada proses pelarutan, tarikan

22
antar partikel komponen murni terpecah dan tergantikan dengan tarikan antar
pelarut dengan zat terlarut. Terutama jika pelarut dan zat terlarutnya sama-sama
polar, akan terbentuk suatu struktur zat pelarut mengelilingi zat terlarut, hal ini
memungkinkan interaksi antara zat terlarut dan pelarut tetap stabil bila komponen
zat terlarut ditambahkan tidak akan dapat larut lagi (Oktoby, 2001).

Pour point adalah suhu terendah yang dinyatakan sebagai kelipatan 5oF
dimana minyak yang diamati mengalir apabila minyak didinginkan dan diperiksa
pada kondisi tertentu. Poir point yang tinggi akan mengakibatkan mesin sulit
dinyalakan pada suhu rendah. Pour point ester minyak jarak yang dihasilkan jauh
lebih rendah daripada spesifikasi yang diperbolehkan. Rendahnya nilai pour point
ini menunjukkan bahwa produk ester minyak jarak dapat digunakan pada daerah
yang sangat dingin (Kusumaningsih dkk, 2006).

Dari jenis-jenis larutan Komponen larutan terdiri dari dua jenis, pelarut
dan zat terlarut, yang dapat dipertukarkan tergantung jumlahnya. Pelarut
merupakan komponen yang utama yang terdapat dalam jumlah yang banyak,
sedangkan komponen minornya merupakan zat terlarut. Larutan terbentuk melalui
pencampuran dua atau lebih zat murni yang molekulnya berinteraksi langsung
dalam keadaan tercampur. Semua gas bersifat dapat bercampur dengan
sesamanya, karena itu campuran gas adalah larutan.

Menurut Ibnu (2009), Jenis-jenis larutan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Gas dalam gas – seluruh campuran gas

b.Gas dalam cairan – oksigen dalam air

c.Cairan dalam cairan – alkohol dalam air

d.Padatan dalam cairan – gula dalam air

e.Gas dalam padatan – hidrogen dalam paladium

f.Cairan dalam padatan – Hg dalam perak

g.Padatan dalam padatan – alloys .

23
Pengenceran bisa menurunkan harga konsentrasi larutan. Hal itu yang
menjadi dasar pembuatan larutan di laboratorium seringnya. Dalam rumus
pengenceran pun dapat dilihat bahwa penambahan air atau zat pelarut akan
menurunkan konsentrasi larutan. Rumusnya: V1.M1 = V2.M2 jika V1 adalah
volume betadine pekat dan M1 adalah konsentrasi betadine pekat. Kemudian
ditambahkan pelarut untuk proses pengenceran sehingga V2 (volume encer) maka
M2 sebagai konsentrasi pengenceran yang memiliki konsentrasi lebih kecil dari
pada konsentrasi sebelumnya. Jadi intinya pengenceran dapat menurunkan harga
(Riana, 2001).

Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar
dari larutan. Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang
bersangkutan. Kelarutan (S) suatu endapan menurut definisi adalah sama dengan
konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung pada berbagai
kondisi seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain dalam larutan itu, dan
pada komposisi pelarutnya.

Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dengan beberapa cara, seperti persen


berat (w/w), persen volume (v/v), molaritas (M), molalitas (m), bagian per sejuta
(ppm), fraksi mol (x) dan normalitas (N).

a. Persen berat (w/w)

Persen berat menyatakan banyaknya gram zat terlarut dalam 100 gram larutan.
Perhitungannya:

%(w/w) = Massa Komponen / Massa Campuran x 100%

b. Persen Volume (v/v)

Persen volume menyatakan mL zat terlarut dalam 100 mL larutan.


Perhitungannya:

%(v/v) = Volume Komponen / Volume Campuran x 100%

c. Molaritas (M)

24
Molaritas menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam 1 kg pelarut.
Perhitungannya:

M = Massa Zat x 100% : Mr x V

d. Molalitas (m)

Molalitas menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam 1 kg pelarut.


Perhitungannya:

m = Massa Zat Terlarut x 1000 : Mr x p.

25
III.Prosedur Kerja
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat :
1. Timbangan
2. Botol
3. Gelas Piala
4. Gelas Pengaduk
5. Labu Ukur

3.2 Bahan :
1. Air
2. Aquades
3. Larutan Na2CO3
4. Larutan Gula Pasir
5. Larutan NaCl
6. Larutan MgPO4
7. Larutan Urea
8. Larutan KMnO4

26
3.2Skema Kerja
3.2.1 Larutan Na2CO3 0,1 M sebanyak 250 mL
250 mL Na2CO3
Ditimbang sebanyak 2,65 gr
Dimasukkan kedalam gelas piala
Dilarutkan dengan akuades dan aduk menggunakan batang
pengaduk
Dipindahkan kedalam labu ukur 250 mL setelah larut
semua

Dimasukkan air bilasan kedalam labu ukur


Ditepatkan volume larutan dalam gelas ukur dengan
akuades hingga volume tepat 250mL
Ditutup gelas ukur tadi dan goyang gelas ukur
hinggalarutan tercampur semua
Disimpan larutan kedalam botol
Diberi label
Hasil

3.2.2 Larutan gula pasir 10% sebanyak 50mL


Gula pasir 10% 50mL
Ditimbang 50gr
Dilarutkan dengan air hingga volume larutannya menjadi
50mL
Dicatat pada tabel hasil pengamatan
Hasil

27
3.2.3 Larutan (COOH)20,1 N sebanyak 250 mL
250 mL (COOH)2
Ditimbang sebanyak 1,25 gr dan dimasukkan kedalam gelas
piala
Dilarutkan dengan akuades dan aduk dengan batang
pengaduk
Dipindahkan larutan kedalam labu ukur 250mL setelah larut
semua
Dimasukkan air bilasan kedalam labu ukur dan ditepatkan
volume
larutan dalam labu ukur
Ditepatkan volume larutan dalam gelas ukur dengan
akuades
hingga volume larutan 1 liter
Ditutup gelas ukur dan digoyangkan hingga rata
Disimpan dan diberi label
Hasil

3.2.4 Larutan NaCl 2000 ppm sebanyak 250mL


NaCl 250mL
Ditimbang 5gr
Dilarutkan dengan air hingga larutan menjadi 250 gr
Diukur volume larutan yang dibuat

Hasil

3.2.5 Larutan urea 5% sebanyak 100mL


Urea 5% 100mL
Ditimbang 5gr
Dilarutkan dengan air hingga volume larutan menjadi 100
Ml

Hasil

28
3.2.6 Larutan MgPO4 0,1 M sebanyak 250 mL
MgPO4 0,1 M 250 mL
Ditimbang 3 gr dalam gelas piala
Dilarutkan dengan akuades sedikit demi sedikit
Diaduk menggunakan batang pengaduk
Dipindahkan kegelas ukur 250mL
Dibilas gelas piala tersebut dengan akuades dan air
bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur
Ditutup gelas ukur Dn digoyangkan gelas ukur secara
perlahan hingga rata
Disimpan larutan dalam botol dan diberi label

Hasil

3.2.7 Larutan KmnO4 50 ppm sebanyak 1 Liter


KmnO4 50 ppm 1 liter
Ditimbang 0,05 gr
Dilarutkan dengan air hingga berat larutan menjadi 100 gr
Diukurkan volume larutan yang telah dibuat

Hasil

IV. Hasil dan Pembahasan

29
4.1 Hasil
No Nama Zat B. Molekul B. Zat V. Zat konsentrasi
1. Garam 58,5 14,6gr 250mL 1M
(NaCl)
2. Cuka 60 20% 250mL 25%
(CH3COOH)

4.2 Pembahasan

30
Campuran zat-zat yang homogen disebut larutan yang memiliki komposisi
merata
atau serba sama diseluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung satu zat
terlarut atau lebih dari satu pelarut.Zat terlarut merupakan komponen yang
jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam
jumlah yang banyak.Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan
jenuh dalam jumlah tertentu pelarut dalam temperatur konstan disebut kelarutan.
Adapun faktor yang mempengaruhi kelarutan zat padat yaitu:
1. Temperatur atau suhu, umumnya kelarutan akan naik dengan kenaikan
suhu. Meskipun beberapa hal terjadi sebaliknya.
2. Pelarut, kebanyakan garam lebih larut dalam air murni daripada pelarut
organik.
3. Ion sekutu, ion yang merupakan salah satu bahan endapan. Pada umumnya
dapat dikatakan bahwa kelarutan suatu endapan akan berkurang jika salah
satu ion sekutu terdapat dalam jumlah yang berlebihan.
4. pH kelarutan garam dari asama bergantung pada pH larutan.
5. Kompleks, dalam hal ini kelarutan mula-mula turun karena pengaruh ion
sejenis kemudiaan naik karena pembentukan kompleks menjadi nyata.
6. Konsentrasi, bila konsentrasilebih kecil dari kelarutan, zat padat akan
terurai dan sebaliknya bila konsentrasi melebihi dari kelarutan maka akan
terjadi pengendapan.
Dalam pelarut NaCl, didalam pelarut air terjadi interaksi ion dipole antara
senyawa ion dengan molekul air.Molekul air bersifat polar dengan muatan negatif
terpusat pada atom oksigen. Pada proses pelarutan NaCl kutub negarif akan
mengapung Na+ yang bermuatan positif dan hidrogen mengapung Cl - yang
bermuatan negatif. Jika interasi ion dipole lebih besar dari gaya tarik antara ion
dan gaya antar molekul air maka proses pelarutan akan berlangsung. Dalam hal ini
akan terbentuk ion tersolvasi dari senyawa NaCl yaitu Na+ dan Cl-.
Dalam proses pembuatan larutan CH3COOH dengan menambahkan akuades
kedalam labu ukur sampai pada titik tera, terjadi reaksi ketika diencerkan. Hal ini
terjadi asam cuka bersifat pelarut protik hdrofilik (polar) mirip seperti air dan
etanol. Asam cuka memiliki konstanta dielektrik yang sedang sehingga ia bisa

31
melarutkan baik senyawa polar maupun senyawa non polar. Asam cuka
bercampur dengan mudah dengan pelarut pola atau non polar lainnya seperti air,
kloroform dan heksana.Sifat kelarutan dan kemudahan bercampur dari asam cuka
ini. Atom hidrogen (H) pada gugus karboksil (-COOH) dalam asam karboksilat
seperti asam cuka dapat dilepaskan sebagai ion H+ (proton), sehingga memberikan
sifat asam. Asam cuka adalah asam lemah monoprotik. Dari hasil perhitungan
massa diperoleh bahwa, massa NaCl dengan konsentrasi 1M dan volume 250mL
diperoleh massa seberat 14,625gr. Pada konsentrasi CH3COOH 25% dan ingin
diubah menjadi 20% dengan volume 250mL didaatkan volume sebesar 200mL.

V. Kesimpulan dan Saran

32
5.1 Kesimpulan
Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu harus diperhatikan
apabila dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan yang diinginkan. Berapa
volume atau massa larutan yang akan dibuat. Untuk mengetahui berapa gram
bahan padat yang dibutuhkan dalam jumlah pelarut yang telah di tentukan.Dalam
menentukan konsentrasi larutan yaitudengan memperhatikan konsentrasi awal
larutan, massa larutan, dan massa pelarut yang digunakan dan konsentrasi akhir
larutan. Konsentrasi larutan merupakan cara untuk menyatakan hubungan
kuantitatif antara zat terlarut dan pelarut. Ada beberapa cara mentukan konsentrasi
suatu larutan yakni fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta
ditambah dengan persen volume.

V.1. Saran
Hendaknya para praktikan bersifat teliti dan meminimalisir kesalahan
sekecil apapun sehingga hasil yang didapatkan lebih akurat.Praktikan diharapkan
untuk bersabar dan tekun dalam praktikum.

Daftar Pustaka

33
Ibnu,2001.Kimia Larutan. PT Citra Aditya Bakti:Bandung.
Keenan,2001.Tangkas Kimia. Kartika:Surabaya.
Kusumanigsih,dkk,2006.Kimia 2. DEPDIKBUD:Jakarta.
Oktoby,2001.Kimia Untuk Universitas.Erlangga:Jakarta.
Riana,2001.Kimia Fisika. PT Rineka Cipta:Jakarta.
Syukri, S. 2003.Kimia Dasar 2. ITB:Band

Percobaan III

34
Pengamatan Ilmiah dan Stoikiometri : Pengukuran KCLO3

I. Tujuan

1. Memperoleh pengalaman dalam mencatat dan menjelaskan pengamatan


percobaan
2. Mengembangankan keterampilan dalam menangani alat kaca dan
mengalihkan bahan kimia padat maupun campuran.
3. Membiasakan diri dengan tata cara keselamatan kerja di laboratorium.
4. Menentukan koefesien reaksi penguraian KCl O 3.
5. Menghitung volume molar gas oksigen dalam keadaan STP.
6. Menghitung persentaseO2 dalam KCl O3

II.Dasar Teori

Ilmu kimia adalah suatu ilmu pengetahuan kuantitatif dalam ilmu pengetahuan
alam bertanya dan menjawab merupakan proses yang sangat penting. Dalam
ilmu kimia pertanyaan yang diajukan bukan hanya apa hasil nya suatu reaksi,
tetapi juga tentang berapa banyak nya hasil reaksi yang di hasil kan dari
beberapa zat-zat beraksi.

Dalam ilmu kimia stoikiometri adalah bidang yang mempelajari aspek


kuantatif stoikiometri berasal dari kata yunani stoicheon dan metrain. Stoicheon
bearti unsur dan metrain bearti mengukur .hal yang berhubungan dengan kuantitas
perubahan kimia selain dari pada massa adalah kuantitas energi seperti kalor,
cahaya atau listrik atau volume pereaksi jika menyangkut reaksi gas (Micheal
purba ,2000).

Kimia sebagai ilmu pengetahuan baru di kenal sejak manusia mengenal


peradaban, orang – orang cina, india, Mesopotamia, dan Mesir telah dapat
mengekstralkan logam dari biji biji logam, membuat zat warna, meramu
obat-obatan, membuat benda-benda keramik,membuat minuman keras,dan
membalsem mayat. Namun, mereka tidak berusaha untuk memahami sifat benda
yang digunakannya. Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari materi, yaitu sifat-

35
sifatnya, komposisi, struktur, dan perubahan yang di ambilnya, serta energi yang
timbul atau diserap selama terjadi perubahan tersebut. Proses pengembangan
kimia yang berlangsung secara induktif ini dapat dilihat dari struktur ilmu kimia
melalui kegiatan pengamatan dan eksperimen.kimia merupakan kumpulan data
dan fakta mengenai sifat sifat zat (Lubna, 2014).

Kajian tentang hubungan bobot dalam reaksi –reaksi kimia di sebut


stoikiometri yang bearti mengukur unsur. topik ini merupakan dasar untuk
menentukan komponen senyawa dan campuran dan dapat di gunakan untuk
memperkirakan hasil dalam pembuatan senyawa kimia .perhitungan ini
merupakan dasr dari konsep mol dan di gunakan untuk menyeimbang kan
persamaan kimia. Zat yang di hasil kan dari penguraian termal KCl O 3adalah zat
padat KCL dan gas O2 dengan mengguanakan katalis Mn O 2.

Untuk menentukan stoikiometri pada reaksi ini, anda perlu memperoleh


jumlah molO2 yang di bebaskan, yang dapat di hitung dari gas ideal n= P.V/RT.
Sehingga di perlukan informasi tentang tekanan, volume dan suhu dari gas
oksigen.

Karena volume oksigen yang di hasil kan di ukur dengan cara pemindahan
air, uap air juga aka nada dalam gas, percobaan di rancang sedemikian ,sehingga
tekanan total oksigen dan air dapat anda ukur kuantitasnya dengan barometer.
Tekanan parsial oksigen dalam labu dapat di hitung dari tekanan total dan tekanan
uap air.

P O2=Ptotal– PP H 2

Kita juga dapat menentukan koefisien reaksi penguraian KCLO3 dan dapat
menetukan volume gas molar oksigen .

V O2
=volume molar O2
N O2

VO2 (pada STP) =VO2 x PO 2 (mmHg) / 760 (mmHg) x 273 / T O2(k)

Disamping itu ,kita juga dapat menghitung persentase O2dalam KCl O 3.

36
Stoikiometri berkaitan dengan hubungan kuantitatif antar unsur dalam
suatu senyawa dan antar zat dalam suatu reaksi .istilah itu berasal dari bahasa
yunani,yaitu stoicheon dan metrain.stoicheon bearti unsur dan metrain bearti
mengukur.dasar dari semua hitungan stoikiometri adalah pengetahuan tentang
massa atom dan massa molekul.

Menurut Lidya (2005) , Setiap zat mengalami proses berbagai proses


berbagai kimia berlangsung dapat dibagi dalam 4 kelompok proses yaitu
stoikiometri,energetika,struktur,dinamika.StoikiometriBersumber dari asas
kekekalan massa (hukum lavoiser) dan memasalahkan satu zat kesetaraaan nya
dengan yang lain dalam suatu perubahan kimia dalam bentuknya yang sederhana
adalah kemampuan melengkapi koefesien-koefesien dalam suatu reaksi kimia.
a) Energetika
Bersumberdariasaskekekalanmassa(hukumlavoiser)danmemasalahkan
satuzatkesetaraaannyadenganyang laindalam
b) Stuktur
Memasalahkan molekul atau zat yaitu bagaimana bagian dari dari zat tersebut
tersusun satu dengan yang lain dalam ruang dan banyak bersumber dari teori
kuantum.
c) Dinamika
Memasalahkan peranan waktu dalam perubahan sifat zat dalam perubahan sifat zat
yang terkait,baik dengan proses dinamika dalam mekanika klasik maupun kuantum

Menurut Hiskia, Achmad (2003), stoikiometri (komposisi) suatu senyawa


dinyatakan dalam rumus kimianya misalnya garam yang dinyatakan oleh rumus
NACL. Penetapan rumus kimia senyawa memerlukan informasi tentang 3 hal
yaitu :

1. Jenis unsur penyusun senyawa

2. Perbandingan massa atom unsur penyusun senyawa

3. Perbandingan massa atom unsur penyusun senyawa

37
Dalam ilmu kimia kita perlu memahami dan mengetahui jumlah partikel
dalam massa atau volum tertentu zat yang kita ukur.konsep mol merupakan
jembatan yang menghubungkan massa zat dengan jumlah partikel nya. Artinya
dengan konsep mol kita dapat mengetahui jumlah partikel yang terkandung dalam
massa tertentu zat,misalnya jumlah molekul dalam 1 gram air atau jumlah atom
dalam 2 gram besi.

Hubungan kuantatif antara pereaksi dan hasil reaksi dalam suatu


persamaan kimia berimbang memberikan dasar stoikiometri. Perhitungan
stoikiometri mengharuskan penggunaan bobot atom unsur dan bobot molekul
senyawa. Bobot atom molekul biasanya di papar kan dalam satuan massa
atom.dalam 1 gram senyawa terdapat 6,022x10 satuan massa yang di sebut
bilangan Avogadro. Banyaknya zat yang mengandung 6,022x10 satuan zat itu di
sebut 1 mol massa (bobot). Satu mol zatapa saja di sebut bobot molar yang dalam
gram sama banyak dengan bobot molekul dalam satuan massa atom. Stoikiometri
memungkinkan dihitung empiris dari susunan persentase yang di tentukan dengan
exsperimen dua metode klasik untuk melakukan percobaan ini ialah analisis
pengendapan dan analisis pembakaran .

Ilmu kimia mempelajari tentang peristiwa kimia yang di tandai dengan


berubah nya suatu zat menjadi zat lain. Langkah umum dalam metode ilmiah
adalah mengadakan pengamatan merumuskan hipotesis, melakukan percobaan,
menarik kesimpulan dan membuat laporan.

1. Mengadakan pengamatan

Dalam mengadakan pengamatan,kita melakukan percobaan dengan


keadaan yang di kendalikan agar di dapat data yang sama bila percobaan di
ulang. Data yang terkumpul kemudian di susun sedemikian rupa sehingga
ditemukan hal yang menarik pernyataan umum yang di simpul kan dari
fakta percobaan di sebut hokum alam .

2. Merumuskan Hipotesis

38
Hukum biasanya di ungkapkan dalam pernyataan sederhana atau
berupa hubungan satu besaran dengan besaran lain,tetapi tidak berisi
penjelasan kenapa terjadi demikian penjelasan yang dapat di terima adalah
yang masuk akal dan telah teruji kebenaran nya. Oleh sebab itu ,di perlukan
penjelasan sementara yang di sebut hipotesis .

3. Melakukan percobaan

Penelitian terhadap suatu objek,untuk mengetahui kebenaran suatu


hipotesis

4. Menarik kesimpulan

Menarik kesimpulan untuk mendapatkan suatu teori adalah puncak


kegiatan dalam metode ilmiah

5. Membuat laporan

Langkah terakhir dalam metode ilmiah adalah membuat laporan


agar ahli lain mengetahui hasil temuannya. Salah satu aspek penting dari
reaksi kimia adalah hubungan kuantatif antara zat-zat yang terlihat dalam
reaksi kimia.baik sebagai pereaksi maupun sebagai hasil reaksi stoikiometri
merupakan bidang dalam ilmu kimia yang menyangkut hubungan kuantatif
antara zat-zat yang terlihat dalam reaksi kimia. Baik sebagai pereaksi
maupun sebagai hasil reaksi. Stoikiometri juga menyangkut hubungan
perbandingan atom antar unsure –unsur dalam suatu rumus kimia, misalnya
perbandingan atom H dan atom O dalam molekul H2O (Ralph, H
petrucci.2005).

39
III. Prosedur Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Labu Florence
2. klep penjepit
3. Tabung Reaksi
4. Gelas piala
5. Pemanas Spritus
6. Gelas ukur
7. Gelas kimia
8. Termometer
9. Tabung reaksi pyrex 200 ml
10. Selang karet
11. Statif
12. Pipa kaca pendek
13. Neraca

3.1.2 Bahan
1. KCLO 3 0,2 gr
2. Mn O20,03gr
3. N H 4 Cl
4. CaC L2
5. H 2O
6. Merkiri II Nitrat
7. CuSO 4

40
3.2 Skema kerja
3.2.1Percobaan Penguraian KCLO3

KCLO3

disiapkan
ditimbang 0,2 gram
dimasukan ketabung reaksi
ditambahkan

MnO 2

disiapkan
ditimbang 0,1 gr
dihomogenkan

KCl O3 dan Mn O 2

dipanaskan
ditimbang
dicatat
Hasil

3.2.2 Percobaan panas dan dingin

Amonium Klorida

dimasukkan ketabung reaksi


diisi air
diamati bagian bawah
dicatat

Hasil

41
Kalsium Klorida

dimasukkan ketabung reaksi


diisi air
dipegang bagian bawah tabung
dicatat

Hasil

3.2.3 Percobaan ada dan hilang


Merkeri (II)Nitrat

dimasukkan 10ml kegelas ukur

Kalium 10 dicle

ditambahkan 20ml
diamati
ditambahkan lagi 30ml
diaduk dan dicatat

Hasil

3.2.4 Percobaan paku tembaga


Tembaga(II)Sulfat

diisi setengah gelas piala


dimasukkan paku besi
diamati
dicatat

Hasil

42
3.2.5 Percobaan busa hitam

Gula Pasir

dimasukkan 150ml kegelas piala


ditambahkan asam sulfat
diaduk
dicatat

Hasil

43
IV. Hasil DanPembahasan

4.1 Data dan perhitungan

a) Pengukuran KClO3

Pengukuran Ulangan 1 Ulangan 2

Massatabungpyrex 18,822 18,828


Massatabungpyrex+KClO3 19,027 19,15
MassaKClO3 0,292 0,282
MassaKClO3+MnO2 1,26 1,29

Suhu air (ºC) 29 -

Tekanan uap air(mmHg) 30,04 -

Tekananpengukuran
Koefesien udara (mmHg)
KClO3 760 -

Pengukuran Hasilperhitungan

Mol KClO3 0,00235


Mol O2 0,003525
Mol KCL 0,00235

*Volume MolarO2dan % dalam KClO3


Pengukuran Hasilperhitungan

Tekanan dari O2kering 729,96 mmHg


Volume O2padaSTP -
Volume molarO2 11,06

PersentaseO2dalam KClO3 0,0022%


*Percobaan panas dan dingin

Larutan +H2O Hasil


NH4Cl Dingin
CaCl Hangat

44
*percobaan adadan hilang
Larutan Hasil
Merkeri (II)Nitrat +kaliumIodie Serbukorangeberjatuhan
Merkeri (II)nitrat + 30 kalium iodie Sepenuhnyaorange
dari semuapaku tembaga
*Percobaan
Larutan Hasil
Tembaga(II)sulfat + paku paku berubahwarnaseperti karat

45
4.2 Pembahasan

Pada Percobaan Penguarain KCl O 3,Setelah dipanaskan KCl O3Dan Mn O 2


terjadi penguapan di dalam tabung reaksi,karena massa KCl O 3 dan Mn O 2terlalu
sedikit ,maka menyebabkan percobaan kurang sempurna .akan tetapi , karena
penguapannya tidak terlalu besar sehigga sulit untuk mengaliri air ke selang karet
dan pipa kaca pendek , percobaan ini dianggap berhasil karena adanya penguapan
tersebut. Reaksi yang terjadi:
2KClO3 2KCl + 3O2
Percobaan panas dingin yang telah Direaksikan N H 4 C l danCaC l 2
masing-masing dengan akuades dan hasil dari percobaan tersebut didapatkan
bahwa tabung yang di beri N H 4 Clterasa dingin, sedangkan pada CaC l 2 terasa
hangat. Ini menandakan bahwa N H 4 Cl dengan akuades merupakan reaksi
endoterm, berarti terjadi penyerapan kalor oleh sistem dari lingkungan sehimgga
menyebabkan suhu lingkungannya turun dan terasa dingin Kemudian reaksi dan
CaC l 2dengan H 2 O merupakan reaksi eksoterm , berarti terjadi pelepasan kaor
dari sistem ke lingkungan sehingga suhu lingkungan naik dan terasa hangat.
Saat melakukan Percobaan ada dan hilang,Merkuri (II) nitrat dan kalium
10 die di masukkan dalam suhu tabung reaksi yang terjadi larutan berubah
menjadi serbuk.serbuk orange yang berjatuhan kebawah gelas ukur .tetapi saat
ditambahkan lagi 30ml ke dalam gelas ukur hasil nya arutan tersebut berubah
menjadi warna orange sepenuhnya berubah .ketika di diamkan selama 5-10menit
serbuk-serbu tersebut yang warna orange perlahan turun.
Percobaan paku tembaga Direaksikan paku besi dengan tembaga sulfat
(CuS O4 )Berdasarkan hasil percobaan, paku besi yang semua berwarna abu-
abu berubah menjadi warna orange atau seperti warna karat .hal tersebut dapat
terjadi karena reaksi redoks.CuS O 4 berperan sebagai oksidator yang
mengoksidasi logam besi sehingga logam besi menjadi berkarat. Reaksi yang
terjadi:
Fe + H2SO4 H2O
Pada Percobaan Busa Hitam kita mereaksikan gula (C 6 H 12 O6 )dengan
asam sulfat ( H 2 S O 4)hasilnya berbentuk busa warna hitam. Warna hitam

46
dihasilkan oleh percampuran gula dengan asam sulfat. Ini disebabkan gugus c o
ada gula yang dibakar oleh asam sulfat sehingga ikatan gulanya terputus.
Kita melakukan Percobaan Warna Biru Sirna yang Direaksikan glukosa
dan metil biru pada gelas kimia. setelah diaduk menghasilkan warna biru yang
semua ada berubah menjadi hilang atau sirna.
Pada percobaan kalor dibasahi tisu dengan etanol, setelah tisu dibasahi
etanol bakar tisu tersebut sehingga menghasilkan api. Etanol yang digunakan
untuk membasahi tisu memiliki sifat mudah terbakar. Oleh karena itu, etanol
dipilih sabagai bahan untuk membakar tisu. Setelah tisu terbakar api yang da
ditutup dengan kain lap basah sehingga api padam. Bagian yang dibasahi etanol
permukaannya menjadi hangus.
Pada percobaan bahaya api, digerus amonium nitrat ke dalam cawan
penguap kemudian dimasukkan serbuk zink berwarna abu-abu. Setelah itu
ditambahkan akuades dan tidak seberapa lama campuran dari amonium nitrat,
zink dan akuades menjadi mendidih.
Persen komposisi adalah persentase massa tiap unsur dalam suatu
senyawa. Persen komposisi diperoleh dengan membagi massa tiap unsur dalam 1
mol senyawa dengan massa molar senyawa dan dikalikan dengan 100%.

47
V. KesimpulanDan Saran
5.1. Kesimpulan
Dari percobaan tentang pegamatan ilmiah dan stoikiometri penguraian
KClO3yangtelah dilakukan , makadapat disimpulkan yaitu
Praktikandapatmemperolehdalammencatatdanmenjelaskanpengamatan
percobaan.Bisa mengembangkan keterampilan dalam menangani alat kaca dan
mengalihkan bahan kimiapadat maupun cair.Pratikan telah membiasakan diri
dengan tata cara keselamatan kerja dilaboratorium. Menentukankoefesienreaksi
penguraianKClO3 dengancaramenyetarakan reaksi dan
perbandinganmol.PersentaseO2dalam KClO3dapat dihitungdengan rumus:
MassaO2×100%MassaKClO3

5.2. Saran

Diharapkanuntukpratikumselanjutnyamenggunakansarung tangandan
maskarsupayaterhindardarizatzatyang berbahayabagitubuhkitadanusahakan
selalu fokus padapratikumagar mendapatkan hasilyangmaksimal.

48
DAFTARPUSTAKA

Acmad.Hiskia,2003.Kimia Dasar .Bandung:CitraAdityaBakti.


Lidya,2005.Kimia Dasar. Jakarta:Erlangga.
Lubna,2004.Kimia Dasar 1.Bandung:Trama Widya.
Micheal,Adhad,2000.Kimia. Jakarta:Erlangga.
Ralph,hpetrucci,2003.Kimia.Jakarta: PustakaWidyamata.

49
Pertanyaan Pra-Praktek

1. Dengan kata kata sendiri, definisikan istilah berikut : kimia, percobaan, hipotesis,
ilmu, hukum ilmiah, metode ilmiah dan teori

Jawaban :

 Kimia adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang materi,serta energi
yang menyertai perubahan materi tersebut
 Percobaan adalah suatu usaha yang dilakukan menguji, menganalisis, suatu
masalah atau hal sehingga didapatkan kebenarannya.
 Hipotesis adalah fakta-fakta yang belum teruji kebenarannya secara
empiris ,maka penjelasan iresional yang diajukan untuk sementara.
 Ilmu adalah dasar untuk mempelajari sebuah masalah
 Hukum ilmiah adalah data yang terkumpul disusun menjadi pernyataan umum
yang disimpulkan dari pengamatan fakta percobaan.
 Metode ilmiah adalah prosedur atau cara mendapatkan suatu kebenaran yang
berlaku umum dari pengamatan.
 Teori adalah suatu penuntun untuk melakukan eksperimen baru yang
menghasilkan fakta baru ,hukumbaru dan akhirnya teori baru.
2. Mana dari bahan kimia berikut yang perlu ditangani dengan hati hati dan
sebutkan bahayanya : asam pekat, alkohol, amonium nitrat, kalsium klorida,
bahan kimia organik dan air suling

Jawaban :

 Asam pekat = Berbahaya ,karena dapat membuat keracunan ,kulit terbakar dan
iritasi
 Alkohol = Berbahaya, karena dapat menyebabkan mual keracunan,dan mudah
terbakar.
 Amunium Nitrat = Berbahaya, karena bila terkena kulit akan melepuh
 Kalsium Klorida = Berbahaya ,karena dapat menyebabkan rasa gatal, kulit
mengekupas dan iritasi.
 Bahan kimia organik = Berbahaya,karena dapat menyebabkan rasa pusing dan
mual
 Air suling = Berbahaya, karena jika terkena bahan mudah terbakar akan meledak.
50
3. Apa yang anda lakukan bila bahan kimia terpecik ke mata anda?

Jawaban :

Jika bahan kimia mengenai mata ,seggalah mencuci mata dengan air sebanyak
banyak nya dan laporkan segera ke Asisten laboratorium.

4. Tuliskan persamaan reaksi kimia untuk reaksi yang terjadi bila KCl O 3
dipanaskan ?

Jawaban :

2 KClO3 2KCL + 3 O2

5. Apa gunanya Mn O 2 yang ditambahkan pada KCl O 3 sebelum dipanaskan?

Jawaban :

Sebagai katalisator yang mempercepat laju reaksi zat tersebut walaupun Mn O 2

tidak ikur bereaksi.

6. Tuliskan KCl O 3dalam industri?

Jawaban :

Pupuk HCL, Pelapis korek api, Kembang api, Bahan peledak

51
Lampiran

Volume MolarO2dan % dalam KClO3

*tekanan volumeO2kering
=Ptotal– PH2O
=Pudara– Psuhu percobaan
=760 mmHg–30,04
=729,96 mmHg
Volume O2padaSTP
PV=n.R.T
n=PV
RT
*Volume molarO2
V o2 0,039
= =11,06
V o2 0,003525
*PersentaseO2dalam KClO3
MassaKClO3=0,287

Mol O 2
MassaO 2 =
2 ArO
0,0035525
¿
32
=0,00011
% =0,000011×100%×0,2
=0,0022gr

52
PERCOBAAN IV

GOLONGAN DAN IDENTIFIKASI

I. Tujuan

1. Mengkaji kesamaan sifat unsur-unsur dalam table berkala

2. Mengamati uji nyala reaksi beberapa unsur alkali dan alkali tanah

3. Mengenali reaksi air klorin dan halida

4. Menganalisis larutan anu yang mengandung alkali atau alkali tanah dan halida

II. Landasan Teori

Menurut Chang (2004), Suatu zat dapat berupa unsur atau senyawaunsure(elemen
adalah suatu zat yang tidak dapat lagi dipisahkan menjadi zat-zat yang lebih sederhana
dengan cara kimia, saat ini sebanyak 113 unsur telah diidentifikasikan.delapan puluh tiga
diantaranya didapat secara alami.sisanya telah dibuat oleh para ilmuan.Para kimiawan
menggunakan lambang-lambang abjad atau huruf untuk mewakili nama-nama unsur.
Pada huruf pertama lambang huruf selalu kapital tetapi pada huruf kedua tidak,misalnya
Co yang merupakan lambang unsur dari kobalt,sedangkan CO adalah rumus senyawa dari
karbon monoksida,yang tersusun atas unsur karbon dan oksigen

Lambang dari beberapa unsur diturunkan dari bahasa Latin misalnya beberapa
unsur berikut:

- Au dari aurum (emas)


- Fe dari ferrum (besi)
- S dari sulfur (belerang)

Unsur-unsur dalam suatu golongan memiliki banyak persamaan sifat kimia, sifat-
sifat kimia ditentukan oleh elektron valensi yaitu elektron yang terdapat pada kulit
lintasan terluar, karena elektron valensi unsur yang segolongan sama dengan sifat
kimianya sama.

Unsur golongan alkali sangat elektropositif, karna sangat reaktif sehingga tidak
ditemukan dalam keadaan bebas di alam,contohnya fransium merupakan golongan
radioaktif. Semua golongan ini merupakan penghantar panas dan listrik yang baik.

53
Karena lunaknya logam ini sehingga dapat dipotong dengan pisau, semua merupakan
reduktor yang kuat dan memiliki panas jenis yang rendah(Sukarjo,2005:373).

Logam alkali dalam keluarga golongan 1A dari tabel berkala dan logam alkali
tanah dari keluargaIIA dinamakan demikian karena kebanyakan oksigen dan hidroksida
nya termasuk diantaranya basa (alkali)yang palingkuat.

Cirikhas yang paling mencolok dari logam alkali dan alkali tanah adalah
kereaktifannya yang luar biasa besar karena logam-logam tersebut sangat aktif sehingga
logam tersebut tidakterdapat sebagai unsur, bila bersentuhan denganudara atau air,
taksatupun unsur golongan IAdanIIA didapat di alam dalam keadaan unsur yang keadaan
unsur terdapat pada keadaan ion positif (+2), unsur yang teraksitasi, karena pemanasan
ataupun karena sebab lainnya, memancar elektromagnetik yang disebut spektrum
emisi(Michael Purba,2007:14).

Halida hampir semua logam telah dikenal, termasuk flourida bahkan dari gas mulia.
Kripton,dan Xenon, Baron triflorida BF3 adalah gas yang tak bewarna (mp-1270C dan
bp-1000C)yang memiliki bau mengiritasi dan beracun.digunakan sebagai katalis untuk
poli meri kationik.

Tetra fluoborat BF4- adalah anion tetra hidrat yang berbentuk sebagai BF 3
denganlogam alkali,garam perak NOBF4 serta asam bebas HBF4 mengandung anion
ini(Francis M.Miler,2004:167).

Golongan adalah kelompok atau kolom-kolom vertikal pada tabel priodik unsure.
Jumlah golongan memiliki sifat-sifat fisika dan kimia tertentu yang sama. Dalam
beberapa golongan kesaman sifat jelas sekali sedangkan dalam golongan lain kurang
jelas.Unsur-unsur priode golongan 1 dan 3 disebut unsur-unsur referentative, yaitu sifat-
sifat unsur ini khas dalam satu golongan yang bersangkutan.Hidrogen dapat digolongkan
dalam golongan 1, karna sifat-sifatdalam golongan alkali tetapi juga dapat ditempatkan
pada gologan VIII bersama-sama karena alasan yang sama(Sukardjo,2004:42).

Jika penulisan rumus kimia menggunakan nama unsur tampaknya kurang efektif
dan cendrung tidak informatif. Oleh karena itu para pakar kimia sudah sejak lama
menggunakan lambang-lambang untuk menyatakan suatu jenis materi.Demikian pula
yang dilakukan oleh Dalton dalam upaya menmpublikasikan unsur dan tiap lingkaran
ditandai berbeda untuk menunjukan perbedaan atom tertentu dari atom unsur lain.
54
Padatahun 1869, pakar kimia rusia, Dmiry Mendelev dan pakar kimia jerman
Julius Lothar Meyer, bekerj asecara terpisah menyusun table unsure-unsure berdasarkan
kemiripan sifat nya. Penyusunan table unsur-unsur dilakukan oleh Mendelev didasarkan
sifat kimia unsur (berat atom) Lothar meyer melakukan penusunan berdasarkan sifat fisik
unsur(masa jenis unsur) walaupun dasarnya berbeda hasil yang diperoleh dari kedua
ilmuan itu tidak jauh berbeda, hanya saja Mendelav lebih dahulu mempublikasikan hasil
karyanya, sehingga tabel priodik unsur Mendelev lebih dikenal oleh masyarakat
kima(Yayan sunarta,2010:33).

Struktur dasar tabel priodik adalah pengaturan unsur-unsur kedalam baris dan
kolom atau priode dan golongan. Periode mengandung unsur-unsur dalam baris
horizontal tabel priodik,golongan mengngandungunsur-unsur dalam kolom tabel priodik.
priode pertama unsur sangat pendek, hanya mengandung dua unsur yaitu Hidrogen(H)
dan helium (He). priode kedua mengandung 8 unsur mulai dari litium(Li)sampai
neon(Ne). priode ketiga juga mengandung 8 unsur mulai dari natrium(Na) sampai
argon(Ar) dan seterusnya.

Sebagian besar yang terdapat di alam berada dalm bentuk senyawa, tersusun dari
dua macam unsur atau lebih dengan komposisi tetap. dalam ilmu kimia, semua senyawa
dituliskan menggunakan lambang yang menunjukan macam unsur penyusun dan
komposisinya. lambang dari suatu senyawa dinamakan rumus(formula) kimia. dengan
kata lain rumus kimia adalah ungkapan suatu senyawa ddengan lambang unsur-unsur
pembentukan nya beserta komposisi atau jumlah relative atom-atom tiap unsur yang
menyusun senyawa itu(Yayan sunarta,2010:37).

55
III. Prosedur percobaan

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1. Alat

1. Gelas ukur
2. Tabung reakksi
3. Kawat nikrom
4. Bunsen
5. Pipet tetes

3.1.2 Bahan

1. 2ml BaCl2 0,5M


2. 2ml CaCl2 0,5M
3. 2ml LiCl2 0,5M
4. 2ml KCl2 0,5M
5. 2ml NaCl2 0,5M
6. 2ml SrCl2 0,5M
7. Larutan HCl pekat 12M
8. 1ml Amonium karbonat 0,1M
9. Air suling
10. Larutan( Barium,Kalsium,Litium,Kalium,Natrium,Stronsium)
11. 1ml Amonium fosfat 0,5M
12. Amonium sulfat 1 ml
13. 1ml NaBr 0,5M
14. 1ml NaI 0,5M
15. 5tetes HNO3 6M
16. Larutan anu (X) 1ml
17. larutan anu(Y) 1ml
18. Amonium karbonat 1ml
19. Amonium Sulfat 1ml
20. Amonium Fosfat 1ml
21. Karbon Tetraklorida 1ml
56
22. Air klorin 1ml
23. HSO4 1 tetes

57
3.2. Skema kerja

A. Uji nyala untuk unsur alkali dan alkali tanah


2ml larutan (BaCl2,CaCl2,LiCl,KCl,NaCl,SrCl)
0,5 M

Dimasukkan dalam 6 tabung reaksi

Ditambahkan bahan

Diambil kawat nikrom

Dipanaskan pada bagian biru dari nyalla bunsen

Dicelupkan kawat pada larutan Barium didalam


tabung reaksi,lalu dipanaskan

Dicatat pengamatan

Larutan (Kalsium,Litium,Kalium,Natrium,Stronsim)

Dibesikan kawat dalam larutan HCl pekat 12 M

Dipanaskan sampai merah

Diulangi uji nyala dengan larutan yang mengandung


Ca,Li,K,Na,Sr

Hasil

58
B. Rekasi unsur Alkali dan Alkali tanah
1ml larutan Amonium Karbonat 0,5M

Dimasukkan kedalam setiap tabung reaksi

Dilihat ada atau tidak nya endapan yang terbentuk

Dimasukkan endapan jika (EDP),jika tidak terdapat


endapan di tulis ada endapan(TR)
2ml larutan(Ba,Cl,Li,K,Na,Sr) dan 1ml Amonium Sulfat 0,5M

Dibersihkan tabung rekasi dan dibilas dengan air


suling

Dimasukkan bahan kedalam tabung reaksi

Ditambahkan 1ml larutan Amonium Sulfat 0,5M

Dicatat pengamatan

Dibersihkan tabung reaksi


1 ml Larutan
Ca,Li,K,Na,Sr

Dimasukkan bahan kedalam tabung reaksi secara


terpisah

Ditambahkan 1ml larutan Amonium Sulfatpada tiap


tabung

Dicatat hasil pengamatan

Hasil

59
C. Reaksi halida

1ml larutan (NaCl,NaBr,NaI) 0,5M

Diletakan 3tabung reaksipada rak

Dimasukkan bahan kedalam masing-msing tabung

Ditambahkan 1ml Karbon Tetraklorida,1ml air


Klorin,dan 5 tetes HNO3encer 6M kedalm tiap
tabung

Dikocok setiap tabung

Diamati warna lapisan Karbon Tetraklorida bagian


bawah

Hasil

60
D. Analisi larutan anu

1ml Larutan Anu(X)


Diminta sejumlah larutan (X)
Dicatat pengamatan
Ditambahkan 1ml Amonium Karbonat kedalm
tabung pertama
Ditambahkan 1ml Amonium Fosfat kedalam tabung
kedua
Ditambahkan 1ml Asam Sulfat kedalam tabung
ketiga
Dicatat pengamatan

1 ml Larutan anu(Y)
Dimasukkan 1ml larutan anu(Y) kedalm tabung
reaksi
Ditambah 1ml larutan Karbon tetraklorida,1ml air
Klorin,dan setetes HNO3
Dikocok tabung reaksi
Dicatat hasil warna lapisan Karbon tetraklorida
Dibandingkan uji nyala dan reaksi larutan X dengan
keenam larutan yang diketahui
Dinyatakan unsur Alkali yang terdapat dalam
larutan X
Dibandingkan uji halida dari larutan Y dengan
ketiga larutan halida yang diketahui
Dinyatakan Halida apa yang terdapat dalm larutan

Hasil

61
IV Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil

A. Uji Nyala Unsur Alkali dan Alkali tanah

No Zat Warna nyala Keterangan


1 CaCl2 Kuning Alkali Tanah
2 BaCl2 Merah Alkali Tanah
3 SrCl2 Orange Alkali Tanah
4 KCl Merah Alkali
5 NaCl Merah terang Alkali
6 LiCl Merah Alkali

62
B. Reaksi-Reaksi Unsur Alkali dan Alkali tanah

No Zat Pereksi EDP TR


1 CaCl2 
2 BaCl2 
3 SrCl2 
4 KCl 
5 NaCl (NH4)2CO3 
6 LiCl 
No Zat Pereksi EDP TR
1 CaCl2 
2 BaCl2 
3 SrCl2 
4 KCl 
5 NaCl (NH4)3PO4 
6 LiCl 
No Zat Pereksi EDP TR
1 CaCl2 
2 BaCl2 
3 SrCl2 
4 KCl 
5 NaCl (NH4)2CO4 
6 LiCl 
Keterangan : EDP(Ada endapan)

TR( Tidak reaksi/tidak ada endapan)

C. Reaksi-Reaksi Halida

No Zat Warna nyala


1 NaCl + Cl2 Bening/tak bewarna
2 NaBr + Cl2 Kuning pucat
3 NaI + Cl2 Ungu

D. Analisis Larutan Anu

- Zat X
Warna nyala zat X adalah orange kekuningan

X + (NH4)2CO3 tidak terjadi reaksi

X + (NH4)3PO4 tidak terjadi reaksi


63
X +(NH4)2SO3. Tidak terjadi reaksi tetapi warna laruta agak keruh

4.2 Pembahasan

A. Uji Nyala Unsur Alkali Tanah dan Alkali

Untuk melihat warnanya larutan BaCl2,CaCl2,LiCl,KCl,NaCl,dan SrCl digunakan


kawat nikrom dengan cara dipanaskan terlebih dahulu dan kemudian dimasukkan
kedalam larutan setelah itu dibakar kembali dan diamati perubahan atau warna nya, pada
64
percobaan didapat data bahwa CaCl2 bewarna kuning,tetapi dari buku litratur didapat
bahwa CaCl2 memiliki warna merah dan jingga merah, hal itu menunjukan bahwa ada
kesalahan dalam pengamatan praktikan yaitu karna faktor warna api yang lebih dominan.
Untuk BaCl2 menghasilkan warna nyalanya merah sedangkan pada buku panduan warna
nyala hijau (Keenan, 1984:117),karena pada saat pembersihan dengan larutan HCl dan
dilakukan pemanasan kembali, kawat masih terkontaminasi zat-zat sebelumnya. SrCl2
menghasilkan warna orange, sedangkan pada buku litratur warna nyalanya hijau, hal ini
karena praktikan salah menentukan warna dan terkontaminasi zat-zat sebelumnya.

KCl didapat warna nyala merah sedangkan pada buku panduan warna nyala KCl
yang seharusnya biru dan ungu. Hal itu disebabkan pengaruh udara dan salahnya
penentuan warna serta adana kontaminasi dari zat-zat sebelumnya NaCl didapat
warnanya merah terang, pada percobaan ini juga tidak berhasil karna uji nyala NaCl yang
seharusnya didapat adalah warna kuning (Sukardjo,1985:373).LiCl didpat hasil warna
nyala merah sedangkan pada buku panduan praktikan juga merah sehingga dapat
dikatakan percobaan ini berhasil,sebab warna yang dihasilkan sama seperti yang didapat
pada buku litratur praktikan.

B. reaksi-reaksi unsur lkali dan Alkali tanah

CaCl2 direaksikan dengan (NH4)2CO3 maka hasil dari percobaan adalah


membentuk endapan, karana CaCl2 dapat bereaksi dengan (NH2)3CO3 dengan reaksi
sebagai berikut :

CaCl2(l) + (NH4)2CO3(l)CaCO3(s) +2NH4Cl(l)

Jika CaCl2 direaksikan dengan (NH4)3PO4, hasil dari percobaan adalah endapan,
karana CaCl2 dapat bereaksi dengan (NH4)3PO4 dengan reaksi sebagai berikut:

3CaCl2(l) + (NH4)3PO4 (l) Ca3(PO4)2(s) +6NH4Cl(l)

Jika CaCl2 direaksikan dengan (NH4)2SO4 hasil dari percobaan tidak membentuk
endapan hal ini karena kedua senyawa tidak dapat bereaksi,walaupun demikian larutan
yang dihasilakan sedikit keruh.

65
BaCl2 direaksikan dengan (NH4)2CO3 maka hasil dari percobaan adalah membentuk
endapan, karana BaCl2 dapat bereaksi dengan (NH2)3CO3 dengan reaksi sebagai berikut :

BaCl2(l) + (NH4)2CO3(l) BaCO3(s) +2NH4Cl(l)

Jika BaCl2 direaksikan dengan (NH4)3PO4, hasil dari percobaan adalah


menghasilkan endapan, karana keua larutan dapat bereaksi ,dengan reaksi sebagai
berikut:

3BaCl2(l) + (NH4)3PO4(l) Ba3(PO4)2(s) +6NH4Cl(l)

Jika BaCl2 direaksikan dengan (NH4)2SO4, hasil dari percobaan menghasilkan


endapan hal ini dikarnakan kedua senyawa dapat bereaksi ,dengan reaksi sebagai berikut:

BaCl2(l) + (NH4)2SO3(l) BaSO3(s) +2NH4Cl(l)

SrCl2 direaksikan dengan (NH4)2CO3 maka hasil dari percobaan adalah


membentuk endapan, karana SrCl2 dapat bereaksi dengan (NH2)3CO3 dengan reaksi
sebagai berikut :

SrCl2(l) + (NH4)2CO3(l) SrCO3(s) +2NH4Cl(l)

Jika SrCl2 direaksikan dengan (NH4)3PO4, hasil dari percobaan adalah


menghasilkan endapan, karana keua larutan dapat bereaksi,dengan reaksi sebagai berikut:

3SrCl2(l) + (NH4)3PO4(l) Sr3(PO4)2(s) +6NH4Cl(l)

Jika BaCl2 direaksikan dengan (NH4)2SO4, hasil dari percobaan menghasilkan


endapan hal ini dikarenakan kedua senyawa dapat bereaksi, dengan reaksi sebagai
berikut:

SrCl2(l) + (NH4)2SO3(l) SrSO3(s) +2NH4Cl(l)

KCl tidak membentuk endapan dan tidak bereaksi dengan pereaksi (NH4)2CO3,
(NH4)3PO4, (NH4)2SO3.NaCl tidak terbentuk endapan dan tidak bereaksi dengan pereaksi
(NH4)2CO3, (NH4)3PO4, (NH4)2SO3. LiCl juga tidak membentuk endapan dan tidak pula
bereaksi dengan (NH4)2CO3, (NH4)3PO4,(NH4)2SO3.

C. Reaksi-reaksi Halida

66
Pada penambahan zat Natrium Klorida dan gas Klorida terdapat warna bening
karna pada reaksi tetap menghasilkan gas yang sama artinya penambahan keua gas
tersebut tidak mempengaruhi apapun. Pada penambahan zat Natrium Bromida dan gas
Bromida didapat warna nyala berwarna kuning dan kedua zat tersebut bereaksi dengan
reaks:

2NaBr(l)+Cl2(g) 2 NaCl(s) + Br2(g)

Pada penambahan zat Natrium Iodida dan gas Klorida bewarna ungu, kedua zat ini
bereaksi dengan reaksi:

2 NaI(l) + Cl2(g) 2 NaCl(s) + I2(g)

D.Analisis larutan anu

- Zat X
Warna nyala zat X adalah orange kekuningan

X + (NH4)2CO3 tidak terjadi reaksi

X + (NH4)3PO4 tidak terjadi reaksi

X +(NH4)2SO3. Tidak terjadi reaksi tetapi warna laruta agak keruh


- Zat Y

Zat Y + CCl4 HNO3 terjadi endapan

Warna larutan Cl4 kuning

Pada percobaan analisis larutan X dengan hasil percobaan warna nyala zat X yaitu warna
nyala unsur Na, ini berarti warna yang harus nya di hasilkan adalah kuning dan hasil
reaksi nya beraksi dengan (NH4)2CO3 , (NH4)3PO4, (NH4)2SO3, terbentuk jel dan uji ini
sama dengan percobaan unsur Alkali dan Lkali tanah yang tidak menghasilkan endapan.
Maka dapat dikatakan zatX adalah zat NaCl.

67
V. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Pada percobaan ini didapat beberapa kesimpulan yaitu Garam-garam pada golongan
Alkali dan Akali tanh pada uji nyala dapat dihasilkan warna yaitu,Ca warna jingga-
merah, Ba warna hijau,K warna ungu dan Na warna kuning.Garam-garam dari Alkali dan
Lkali tanah ada yang dapat bereaksi danada pula yang tidak dapat bereaksi dengan zat
(NH4)2CO3 , (NH4)3PO4, (NH4)2SO3. (NH4)2CO3dapat berekasi dengan CaCl2 dan BaCl-
2sedangkan KCl dan NaCl tidak,sedangkan yangdapat bereaksi dengan (NH4)2SO3
adalah BaCl2sedangkan CaCl2,KCl dan NaCl tidakk dapat bereaksi.Pada reaksi halida
CCl4,air Klorin, HNO3 menghasilkan warna yang berbeda tergantung dengan senyawa
halida yang digunakan yaitu NaCl bewarnaputih,NaBr bewarna kuning,dan NaI bewarna
pekat (orange).Pada golongan 1A tidak terjadi pengendapan. Hal ini berarti tidak terjadi
reaksi karna golongan 1A tidak menghasilkan endapan dan membentuk basa-basa kuat.
Sedangkan golongan II A terjadi endapan karna beraksi dalam pelarut membentuk basa
lemah dan penentuan larutan anu dapat di ketahui berdasrkan sifat nya.

5.2 Saran

Pada percobaan ini alat yang digunakan masih kuran, sehingga pelaksanan
percobaan menjadi lambat karna harus mencuci dan membersihkan alat untuk percobaan
berikut nya.sehingga percobaan kali ini berjalantidak efektif,kami berharap agar alat
dapat diperbanyak agar dapat melakukan percobaan dengan lancer.

68
DAFTAR PUSTAKA

Chang,Raymond.2004.Kimia Dasar :Konsep-Konsep Inti.Jakarata:Erlangga.

Francis.M.Miler.2004.Kimia Dasar. Jakarta:Erlanga.

Purba,Michael.2007.Kimia Dasar Perinsip-Prisip Dan Penerapan


Modern.Jakarta:Erlangga.

Sukardjo.2005.Kimia Fisika.Yogyakarta:Bina askara.

Sunarya, Yayan.2010.Kimia Dasar.Bandung:Yramawidya.

69
PERTANYAAN PRA PRAKTEK

1. Tuliskan unsur-unsur yang tergolong 1A (Alkali) dan IIA (Alkali tanah)


Jawab : Golongan IA : Li,Na,K,Rb,Cs,Fr
Golongan IIA : Be,Mg,Ca,Sr,BaRa
2. Selesaikan persamaan reaksi berikut:
CaCl2 + (NH4)2CO3
BaCl2 + (NH4)2CO3
NaCl + (NH4)2CO3
NaCl + Cl
2NaBr + Cl2
2 NaI + Cl2

Jawab:
CaCl2 + (NH4)2CO3 CaCO3+2NH4Cl

BaCl2 + (NH4)2CO3 BaCO3+2NH4Cl

NaCl + (NH4)2CO3NaCO3+2NH4Cl

NaCl + CNaCl + Cl

2NaBr + Cl2 2 NaBr + Br2

2 NaI + Cl2 2 NaCl + I2

3. Apa fungsi penambahan CaCl4 pada percobaan C


Jawab: Untuk mengidentifikasi unsur-unsur yang ada dalam larutan dengan cara melihat
ada dan tidak nya endapan dalm larutan.

70
PERTANYAAN PASCA PRAKTEK

1. Apakah identifikasi nyala saja yang dapat digunakan mengidentifikasikan unsur?


Jelaskan jawaban anda!
Jawab : Tidak, karna uji nyala (spektrum emisi) adalh salah satu ciri atau khas dari
suatu unsur yang tereksitasi, karana pemanasan merupakan merupakan salah satu ciri
khas dari suatu unsur yang akan memancarkan spektrum emisi yang teramati sebagai
pancaran cahaya,dengan warna tertentu memkarna untuk memperoleh kapasitas dan
keakuratan unsur tidak dapat diidentifikasi melalui uji nyala saja karna dapat
menimbulkan keeliruan zat-zat yang hampirsama baik dalam satu golongan maupun
beda golongan, oleh karna itu selain uji nyala dapat dilakukan reaksi
pengendapan,reaksi halida maupun reaksi yang lain untuk menghasilkan hasil
pengamatan yangtepatdan benar
2. Mengapa reaksi air Klorin dangan NaCl,NaBr,NaI, memberikan hasil yang berbeda?
Jawab: Reaksi air Klorin dangan NaCl,NaBr,NaI, memberikan hasil yang berbeda
karena setiap zat atau senyawa tersebut memiliki senyawa halogen yangberbeda dan
memiki kereaktifitasan yang berbeda seperti: Klor (Cl) yang berupa gas memiliki
warna yaitu kuning kehijauan , Brom (Br) berupa cairan yang memiliki warna merah
kecoklatan,Iodida(I), merupakan zat padat hitam, dan Flor(F) merupakan gas yang
kekuning-kunigan.sedangkan air klori berguna untuk memberi perbedaanwarna pada
setiap zat.
3. Mengapa unsur golongan IA memberikan hasil yang berbeda dengan golongan IIA
pada percobaan B(1,2,dan 3)?
Jawab: Unsur golongan IA memberikan hasil yang berbeda dengan golongan IIA itu
terlihat pada percobaan B(1,2,3) ini dikarnakan golongan IA jika bereaksi akan
membentuk basa kuaat dan mudah larut, sedangkan IIA jika bereaksi akan
membentuk basa lemah dan sukar larut.

71
PERCOBAANV

RUMUS EMPIRIS DANHIDRASIAIR

I. Tujuan
1. Mencari rumus empiris dari suatu senyawa dan menetapkan rumus molekul
senyawatersebut.
2. Mempelajaricaramendapatkandatapercobaandancaramemakaidata untuk
menghitungrumusempiris.
3. Mempelajari sifat– sifat senyawatersebut.
4. Mempelajari reaksi bolak– balik hidrasi.
5. Menetukan persentaseairdi dalam suatu berhidrat.

II. Teori
Rumusemprisadalahrumusperbandinganjumlahmolunsur–unsur dalam
suatusenyawa sedangkanMolekulmerupakanreaksikimiayang menggambarkan
jumlahatomdanunsuryang menyusundalamsuatusenyawa.Menetapkanrumus empiris dari
percobaan penentu susunan senyawa dengan melakukan perbandingan
massaunsurdalam suatu senyawaberdasarkan massa.(Daniel,2006)

Menentukanrumus empiris senyawadengan mengetahuipersen


komposisinyamemungkinkankitauntuk menhidentifikasikansenyawamelalui percobaan.
Prosedurnya adalah dengan analisis kimia kita akan memperoleh
jumlahgramdaritiapunsuryang terkandung dalamsuatusenyawadenganmassa
tertentu.Kemudian,kita ubahjalandalamgrammenjadijumlahdalammolsetiap unsur.
Akhirnya,rumusempirisdarisenyawa tersebutdapatditentukandengan metodeyangdi
dalam contoh khusus, dalam senyawa etanol.

Jika etanol dibakar dalamsebuah peralatan sepertigaskarbon dioksida


(CO2)danair(H2O) akandilepaskan.Karena sebelumnya,tidakterdapatkarbon
maupunhydrogendidalamgas.Maka dapatdisimpulkanbahwa karbon (C)dan
hydrogen(H)sertamungkinoksigen(O),yang terdapatetanol.(Molekuloksigen memang
ditambahkanpadaprosespembakarantetapi,sebagianoksigennya mungkin berasal dari

72
sampel awal etanol).

MassaCO2 danH2Oyangdihasilkandapatditentukandenganmengukur
kenaikanmassapenyerapanCO2 danH2O.Andaikandalamsebuahpercobaan,
pembakaran11,5grametanolmenghasilkan22gramCO2 dan13,5gramH2O

73
Jadi,rumusetanoladalahC0,50H1,5O0,25 (kitabulatkanjumlahmolmenjadidua
angkasignifikan).Karenajumlahatomharuslahberupa bilanganbulat,maka kita
bagisubskripnyadengansubskripterkecil0,25sehingga kita dapatkanrumus empiris etanol
C2H6O (Chang, Raymond.2005).

Senyawa kimiaditandaidenganrumusnya.Ada3rumusyaiturumus empiris,


molekuldan struktur. Rumusempirissuatu senyawamenunjukkan perbandinganyang
sederhanadariatomunsurdalamsenyawaitu.Jadi,hanya
menunjukkanjumlahrelativeatomsetiapunsur.Rumusmolekul hanya
menunjukkanjumlahatomsetiapunsurdalammolekultetapitidak menemukan
bagaimanasusunanatomdalammolekul.Rumusyang menunjukanbagaimana
atomyangbergabungmembentuk molekul disebut rumus struktur(Respati,2006).

74
Dalametanaterdapatkarbondanhydrogendenganperbandinganatomnya
1:3sedangkanglukosanya mengandung karbonoksigendanhydrogendengan
perbandingan1:1:1dengandemikianrumusempiriskeduasenyawa adalahCH3 untuk rumus
empiris etanadan CH2O rumus empiris glukosa.

Rumusmolekulmemberikanjumlah molsetiapjenisatomdalamsatumol molekulsenyawa


datayangdiperlukanuntukmenentukanrumusmolekulyaitu rumus empiris dan massa
molekul relative. Data yang diperlukan untuk menentuka
rumusempririsyaitumacamunsur dalamsenyawa,persenkomposisi unsur dan massa atom
relative unsuryangbersangkutan (Achmad, Hiskia.2001).

Rumusmolekul hydrogenperoksidasuatuzatyang digunakansebagaizat anti septik dan zat


pemutih untuk tekstil dan rambut adalahH2O2. Rumus ini menandakanbahwa setiap
molekulhydrogenperoksida terdiriatas2atom hydrogen dan 2atomoksigen (Sunarya,
Yayan.2001).

75
III. ProsedurPercobaan
3.1 Alat dan Bahan
a. Rumus Empiris Senyawa
Alat :
1. Cawan krus dan penutupnya
2. Timbangan
3. Tissue
4. Kaki tiga
5. Segitiga porselen
6. Pembakar Bunsen
7. Pembakar Bunsen
8. Stopwatch
9. Penjepit Krus
10. Pipet tetes

b. Hidrasi Air
(a.)Penentuan kuantitatif persentase air dalam senyawahidrat
Alat :
(1.)Cawan porselen dan penutupnya
(2.)Segitiga penyangga
(3.)Timbangan
(4.)Kaki tiga
Bahan :
(1.)Deterjen
(2.)Aquades
(3.)Larutan HNO36 M
(b.)Reaksibolak – balik hidrat
Alat :
(1.)Spatula
(2.)Aquades
(3.)Kacaarloji

Bahan :
(1.)ZnSO4. 5H2O (2.)Cawan porselen

76
3.2 Skema Kerja
a. Rumus empiris senyawa

PitaMg10-15 cm

Ditimbangcawan krus dan tutupnya


Dibersihkan pitaMg
Digulung
Dimasukkan kedalam krus
Ditimbang
Diletakkan diatas kaki tigayangadasegitiga porselen
Dipanaskan20 menit
Dibukatutupnyasedikit
Dipanaskan20 menit lagi
Didinginkan 15 menit
Ditetesi air sebanyak 40 tetes
Dipanaskan5 menit
Didinginkan 15 menit
Ditimbang
Dipanaskan lagi 20 menit dan dinginkan
Ditimbangkrus +isi+penutup
Hasil

b. Hidrasi Air
(a.)Penentuan kuantitatifpersentaseair dalam senyawahidrat

Tembaga(II) Sulfat

Dicuci cawan porselen dan tutupnyadengan deterjen


Dibilas dengan aquadesdan HNO36 M
Dibilas lagi dengan air suling
Dikeringkan
Dipanaskancawan 5 menit
Didinginkan 10-15 menit
Ditimbang
Dimasukkan 1gr sampeldan ditimbang
Dipanaskan10 menit dandidinginkan
Ditimbangdan dicatat

Hasil

77
(b.)Reaksi bolak balik Hidrat

ZnSO4. 5H2O

Dimasukkan kedalamcawan porselen


Diamati dan di catat perubahannya
Dipanaskanhinggaberubah warna
Didinginkan
Ditetesi aquades
diamati

Hasil

78
IV. Hasil danPembahasan
4.1 Data dan perhitungan

1. SenyawaMagnesium
Bagaimana UlanganI UlanganII
mendapatkannya
1. Bobot cawan krus+ Menimbang 53,019 g 53,014 g
tutup
2. Bobot cawan krus+ Menimbang 53,143 g 53,134 g
magnesium
3. Bobot magnesium (2)-(1) 0,124 g 0,12 g
4. Bobot cawan krus+ Menimbang 53,920 g 53,915 g
tutup +magnesium 53,134 g 53,121 g
oksida
5. Bobot magnesium (4)-(1) 0,901 g 0,901 g
oksida 0,115 g 0,107 g
6. Bobot oksida (4)-(2) 0,777 g 0,781 g
-0,009 g -0,013 g
7. Bobot atom Tabel berkala 24,3 24,3 g
magnesium
8. Bobot atomoksida Tabel berkala 16,0 g 16,0 g
9. Jumlah mol atom 0,048 mol 0,049 mol
oksida -0,00056 mol -0,00081 mol
10. Jumlah mol atom 0,0051 mol 0,0049 mol
magnesium
11. Rumus empiris magnesiumoksida MgO9 Mg10O

2. Hidrat
1) Massa cawan kosong+tutup =51,045 gram
2) Massa cawan kosong+tutup + contoh =51, 917 gram
3) Massa cawan kosong+tutup + contoh =51,484 gram
PemanasanI

79
4) Massa cawan kosong+tutup + contoh =51, 494 gram
PemanasanII
5) Massa cawan kosong+tutup + contoh =51,512 gram
PemanasanIII
6) Masssa contoh setelah pemanasan (bobot tetap) =0,467 gram
7) Massa contoh setelah pemanasan =0,452 gram
8) Massa airyanghilangdari contoh =0,405 gram
9) Persentase airyanghilangdari contoh =49,27 %
10)Massamolar senyawaanhidrat =155
11)Rumus Hidrat =CuSO4. 75H2O
12)Jumlah zat anu =

3Reaksi Bolak –Balik Hidrat


.
a) Warna ZnSO4. 5H2O=biru
b) PadapemanasanZnSO4.5H2O terdapat atau tidakterdapat air padakaca arloji?
Terdapat.
c) Warnacontoh setelah pemanasan adalah … putih / pucat
d) Setelah pemanasan dan penambahanH2O terjadiwarna… birue) Persamaan
reaksi :
ZnSO4.5H2O ZnSO4+5H2O
ZnSO4+5H2O ZnSO4.5H2O

80
4.2 Pembahasan
Sepertiyang telah diketahui bahwaempiris menyatakan jumlahatom– atom
perbandingan terkecilnya dari unsur – unsur yang menyusun senyawa.
Rumusempirisdapatditentukan dalampercobaanini.Adapunlangkahyang digunakan untuk
menentukan rumus empirisyaitu :
1. Menentukan massa tiap unsur dalam senyawa.
2. Menghitungmolmasing– masingunsur.
3. Membandingkan moldari unsuryangsatu denganyanglain.
4. Perbandingan molitu adalah rumus empiris.

Dalamreaksi,pitaMagnesiumberaksidengan udara bebas.Sepertiyang


kitaketahuiudaramengandung banyakgassepertigasoksigendannitrogen.Kita hanyadapat
memprediksipitamagnesiumberaksi dengangas apadanmembentuk apa
denganmelihatmassa perhitunganyangmendekati.Misalkansaja pita
MagnesiumbereaksidenganoksigenmembentukMgO.Kitaharusmencarimol M dan mol
O2.

Dalam percobaan ini didapatkan senyawamassaunsurMgdan massa


unsurOmasing–masing0,124gdan0,777gdanmolMg0,0051danmolO
0,0481 g. perbandinganAntaramolMgdan Oadalah MgO9.

PadapraktikumHidrasi Air ini,digunakantembaga(II)sulfatyang mengikatbeberapa


molekulair.Tembaga (II) sulfattersebutkemudiandipanaskan selama 11menit dandihitung
beberapapersentaseairyanghilang selamapemanasandan sebenarnyatembaga
tersebutmengikatbeberapa molekulairjuga dapatkita ketahui dengan
menghitungmassakrus dan penutupnyaterlebih dahulu.
Rumus senyawa hidrat yang kami dapat dalam praktikum ini adalah CuSO4 .
75H2Oyangberarti1moltembaga(II)sulfatmengikat75molekulair. Molekulairiniapabila
senyawa hidratdipanaskanmaka molekulairakanlepas
darihidratdanmenguapkeudarabebas.Darisiniterlihatbahwadalampercobaanini terdapat
kesalahan, yang berupa kurang teliti dalam menimbang massa –
massa, melihat waktu.

81
PercobaanReaksi Bolak –Balik Hidrasi yang
kamilakukaniniberhasilmembuktikanreaksibolak– balik hidrat. Senyawa Hidrat
berubah menjadi senyawa anhidrat melalui pemanasanyang
menyebabkanmolekulairlepasdanmenguapdiudara,serta senyawaanhidrat dapatberubah
menjadi hidratmelaluipenambahanair.Hal itu, terlihat dari perubahan warna zat setelah
pemanasan dan penambahan air. senyawahidratyang kamigunakanpada
percobaaniniadalahZnSO4 .5H2Oyang warna setelahdipanaskanwarnanya
berubahmenjadiputihdansetelahditambah air berubah kembali ke
warnasemula(biru).Berikut reaksiyangdihasilkan:

ZnSO4.5H2O ZnSO4+5H2O
ZnSO4+5H2O ZnSO4. 5H2O

82
V. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Bedasrkan praktikum kimiadasaryangdilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut : Rumusempirismenunjukkankepadakitaunsur–unsuryangadadan
perbandinganbilanganbulatpaling sederhanadariatom–atomnya
tetapitidakselaluharusmenunjukkanjumlahatomsebenarnya dalam suatu molekul.
Sedangkan rumus molekul menunjukkan jumlah ekstrak atom– atomdarisetiap
unsur dalam unitterkecilsuatu zat. rumus empiris dapat ditentukan dengancaramencari
massa tiap unsurpenyusun senyawa,mengubah kesatuan mol,Perbandingan moltiap
unsur merupakan rumus empiris.
Sifat–sifat senyawaHidratyaitu Membentuk Kristal,Mengandungmolekul,dan
Mengalami reaksi bolak – balik Hidrat
Padareaksibolakbalikhidrasisenyawahidratakanberubahmenjadi senyawa
anhidratmelalui pemanasandan senyawaanhidratakan berubah menjadi senyawahidrat
melalui penambahan air.

5.2 Saran

Dalampraktikumkimia dasar denganjudulRumusEmpirisdan Senyawa


HidrasiAir,sebaiknyapraktikanharussabardanteliti dalammenghitungwaktu
pemanasandan menimbagsuatu senyawa. Supayapraktikum dapatberjalan sesuai yang
diinginkan. Terima kasih kepada asisten laboratorium yang telah sabar dalam
membimbingkami dan menghadapi sikap kami.

83
DAFTARPUSTAKA

Ahmad, Hiskia. 2002.Kimia Dasar.Jakarta: Erlangga.


Chang, Raymond. 2005.Kimia Dasar Edisi Ketiga.Jakarta: Erlangga.
Daniel,Ir. 2006.Kimia. Jakarta: Erlangga.
Raspati,Ir. 2006.Dasar– dasar Ilmu Kimia. Jakarta: Erlangga.
Sunarya, Yayan. 2010.Kimia Dasar. Bandung: YiamaWidya.

84
Pertanyaan Prapraktek
1. Apakahyangdisebut denganrumus empiris dan rumus molekul?
Jawab :
 Rumusempirisadalahrumuskimiasuatuzatyangmenyatakanjenis
danperbandinganpalingsederhana(bilanganbulatterkecil)dariatom
 atompenyusunnya.
 Rumusmolekuladalahrumuskimiasuatuzatyangmenyatakanjenis dan
banyaknyaatomyangsebenarnyadalam suatu molekul zat.
2. Jika dalam 5 g tembaga klorida terdapat 2,35 g tembaga dan 2,65 g
klorida,tentukanrumusyang paling sederhanadaritembagaklorida tersebut !
Penyelesaian :

Diketahui : Massa CuxClx =5 g ArCu =63,5


MassaCu =2,35 g ArCl =35,5
MassaCl =2,65 g

Maka, perbandingannya=0,037 : 0,074 = 1 : 2


Jadi, rumus empirisnya=CuCl2
3. Definisikan apayangdimaksud dengan hidrat ?
Jawab :
Hidratadalahzatpadatyangmengikutimolekulsebagiandaristruktur
Kristal.
4. SuatusampeldiketahuiberupahidratyaituZinkSulfat(ZnSO4).Bila300 g
sampeldipanaskanhinggabobotnyatetap,bobotyang tersisa=1,692g. Bagaimana
rumusgaramHidrat ini?(Mr (ZnSO4=161; H2O =18))

85
ZnSO4.H2O ZnSO4+xH2O
Penyelesaian :
MassaH2Oyangdilepaskan =300 – 1,692 =298,308 g
Perbandingan =1,86 : 16,6 =1 : 9

Jadi, rumus garam Hidrat ini adalahZnSO4. 9H2O ZnSO4+9H2O

Pertanyaan Rumus Empiris


1. Bilalogammagnesiumyangdigunakanbobotnyaberbeda–beda,apakah rumus
empirisnyasama ?Jelaskan.
Jawab :
Iya, bila logam magnesium yang digunakan bobotnya berbeda – beda maka
rumusempirisnya tetapsamakarenarumusempirishanya
menyatakanperbandinganterkecilatom–atomyang menyusunsenyawa tersebut.

2. Daridatadibawahini,hitunglahrumusempirissenyawa.Suatusenyawa
surfurdenganbobot50,00g dipanaskandengankondisitertentuuntuk menghasilkan
senyawa surfur oksigen. Bobot senyawa sulfur oksigen
100,00 g.Bagaimana rumus empiris senyawatersebut?
Penyelesaian :
MassaS =50 g
ArS =32
MassaSulfurOksigen = 100 g

Perbandingan Mol S: Mol O =1,5625 : 3,125 = 1: 2


Jadi, rumus empirisnya= SO2
Jawab :
Bobottetapadalahbobotyang didapatsetelah beberapakalipemanasan
hinggatidakadaterjadi perubahan lagi padabobotnya.
3. Apatujuan menutup mulut tabungreaksi padapercobaanB?Jelaskan.

Jawab :
Muluttabungreaksiditutupdengantujuantidakadaairdarisenyawa
hidrattersebutkeluardan membuktikan bahwasenyawatersebutadalah
hidratyangmengandung air.

86
4. BerapaglogamZinkyangakanlarutdalam1,5kgHCl37%danberapa volumegas
nitrogenyangdibebaskandalam keadaan standar ?
Penyelesaian :

Zn +2HCl ZnCl2+H2

Pertanyaan Hidrasi Air


1. Kenapadipilihcawanporselinyangmasihbaik(utuh)untukpercobaan menentukan
rumus hidrat(Percobaan A)?
Jawab :
Karena cawanporselindigunakanuntukmemanaskan zatmaka bilacawan
porselinyang digunakandalamkeadaankurang baikmakaakan mempengaruhi
percobaan misalnyadari segi waktu.
2. Apayangdimaksud bobot tetap?
Jawab :
Bobottetapadalahbobotyang didapatsetelah beberapakalipemanasan
hinggatidakadaterjadi perubahan lagi padabobotnya.
3. Apatujuan menutup mulut tabungreaksi padapercobaanB?Jelaskan.
Jawab :
Muluttabungreaksiditutupdengantujuantidakadaairdarisenyawa
hidrattersebutkeluardan membuktikan bahwasenyawatersebutadalah
hidratyangmengandung air.
4. MengapawarnaCuSO4yangbaruberubahmenjadiputihpadapemanasan?

Jawab :
Warna birupadaCuSO4sebenarnyaadalahairyang diikat padasaat
dipanaskanairyang diikatitulepasdanmenguapsehinggawarnaCuSO4
yangtadinyabiru karenaair berubah menjadi putih.
5. Pemanasanharusdihentikansegerabilawarnaberubahmenjadicoklat atau hitam.
Jelaskan maksud dan tujuan kalimat tersebut.
Jawab :
Pemanasan harusdihentikansegerabilawarnaberubah menjadi hitam
karenatidakada lagiairyangtersediadandapatmembakar zat sertatidak adalagi
bobottetap.
6. Suatusenyawahidratmempunyaimassa1,632gsebelumdipanaskandan
1,008g setelahdipanaskan.Hitungpersentaseairsecara eksperimenpada hidrat.
87
Penyelesaian :
Diketahui : Massasebelumpemanasan =1,632g
Massa sesudahpemanasan =1,008 g
Ditanya: % airyanghilang?
Jawab :
Massa airyanghilang =1,632 g –
1,008gr
=0,624 g
7. Tuliskan reaksi setimbangdaripemanasan CuSO4. 5H2O Jawab :
CuSO4. 5H2O CuSO4+5H2O
CuSO4+5H2O CuSO4. 5H2O

88
89
90
PERHITUNGAN

1. SenyawaMagnesium
Bobot Mg = (bobot + cawan krus+Mg) –(bobot cawan krus +tutup) UlanganI
= (53,143 g)– (53,019g) = 0,124 g
UlanganII = (53,134 g)– (53,014g) = 0,12 g

Bobot MgOksida = (bobot cawan krus +Mg)–(bobot cawankrus +tutup)


UlanganI = (53,920g)– (53,019 g) = 0,901 g
UlanganII= (53,121g)– (53,014g) = 0,107 g
Rumus empiris MgO
Perbandingan

 Mol1Mg: Mol1oksida
0,0051 : 0,048
1:9
Jadi, rumus empirisnyaMgO9

 Mol2Mg: Mol2oksida
0,0049 : 0,049
10 : 1
Jadi, rumus empirisnyaMg10O

91
2. Hidrat
Massa contoh setelahpemanasan(bobot tetap)
=Pemanasan 3–(massacawan+tutup)
= (51,512g) – (51,045 g)
=0,467 g

Massa airyanghilang dari contoh


=Massasebelumpemanasan– massasetelah pemanasan
= (51,917g) – (51,512g)
=0,405 g

Bobot Oksida =(bobotcawankrus+tutup+MgO)–(bobotcawankrus


+Mg)

UlanganI = (53,920g) – (53,143g) = 0,777 g


= (53,134g) – (53,143g) = -0,009 g
UlanganII = (53,915g) – (53,134g) = 0,781 g
= (53,121g) – (53,134g) = -0,031 g

92
PERCOBAAN VI

DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN ELEKTROLIT

I.Tujuan

1. Mengukur daya hantar listrik berbagai jenis senyawa dan larutan pada
berbagai konsentrasi
2. Mempelajari pengaruh jenis senyawa dan konsentrasi suatu larutan
terhadap daya hantar listrik.

II. Landasan Teori

Larutan adalah system homogeny dimana seluruh partikelnya berupa


molekul atau ion. Suatu larutan terdiri dari dua komponen yaitu zat terlarut dan
zat pelarut. Berdasarkan daya hantar listriknya larutan dapat dibedakan menjadi
dua jenis yaitu larutan elektrolit dan non elektrolit.

Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik sedangkan larutan non


elektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit mampu
menghantarkan arus listrik karena larutan ini mengandung banyak ion atau
elektrolit yang bergerak bebas yang berasal dari senyawa dalam larutan. Larutan
non elektrolit yaitu larutan yang tidak memiliki ion atau elektron yang bergerak
bebas.

Larutan elektrolit sendiri masih dibagi menjadi dua yaitu larutan elektrolit
kuat dan larutan elektrolit lemah. Larutan elektrolit kuat yaitu larutan yang
memilki banyak ion atau elektron yang bersimbiosis bebas dalam larutan. Larutan
elektrolit lemah yaitu larutan yang memiliki sedikit ion atau elektron yang
bergerak bebas (Sumarjono,2002).

Larutan elektrolit yaitu larutan yang mampu menghantarkan listrik.


Larutan ini mampu menghantarkan arus listrik karena dalam larutan ini terdapat
ion atau elektron yang bergerak bebas yang berasal dari senyawa dalam larutan.
Larutan non elektrolit yaitu larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.

93
Larutan elektrolit terbagi dua yaitu larutan elektrolit kuat dan elektrolit
lemah. Larutan elektrolit kuat yaitu larutan yang banyak ion negatifnya dan
mampu untuk menghantarkan arus listrik berdaya tinggi. Ciri – ciri elektrolit kuat
yaitu didalam air terionisasi sempurna, daya hantar listik kuat, dalam eksperimen
lampu menyala terang dan timbul banyak gelembung gas. Contoh elektrolit kuat
yaitu asam kuat (HCl), basa kuat (NaOH), dan garam (NaNO3). Sedangkan
elektrolit lemah yaitu larutan yang sedikit mampu untuk menghantarkan arus
listrik berdaya rendah. Ciri – cirinya didalam air terionisasi sebagian, daya hantar
listrik lemah, dalam ekperimen lampu menyala redup dan timbul sedikit
gelembung gas. Contoh asam lemah (CH3COOH), basa lemah (NH4OH), garam –
garam merkuri (Hg+2) (Firdaus Chan, 2006).

Satu komponen yang menentukan keadaan larutan apakah sebagai padatan,


cairan, atau gas disebut pelarut (solvent) dan komponen lainnya disebut zat
terlarut (solute).

Daya hantar listrik larutan merupakan kemampuan suatu zat larutan untuk
menghantarkan listrik. Air adalah pelarut polar yang dapat melarutkan senyawa
ion dan senyawa kovalen polar, sehingga larutan yang dihasilkan ada yang dapat
menghantarkan listrik dan ada yang tidak dapat menghantarkan listrik. Larutan
yang dapat menghantarkan listrik disebut larutan elektrolit dan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik disebut larutan non elektrolit. Daya hantar listrik
terkait dengan adanya ion – ion dari zat terlarut dalam larutan. Semakin banyak
jumlah ion dalam larutan, daya hantar listriknya akan semakin baik. Larutan
elektrolit yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik disebut larutan
elektrolit kuat sedangkan larutan elektrolit yang tidak sepenuhnya terionisasi akan
menghasilkan ion yang sedikit disebut elektrolit lemah(Yayan Sunarya, 2010).

Larutan adalah campuran yang homogeny dari dua atau lebih zat. Zat yang
jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih
banyak disebut pelarut.

Semua zat terlarut yang larut dalam air termasuk kedalam salah satu dari
dua golongan yaitu elektrolit dan non elektrolit. Elektrolit adalah suatu zat yang
ketika dilarutkan kedalam air akan menghasilkan larutan yang dapat

94
menghantarkan arus listrik sedangkan non elektrolit tidak menghantarkan arus
listrik ketika dilarutkan kedalam air. Air murni merupakan penghantar listrik yang
sangat buruk, air murni hanya mengandung sedikit ion, sehingga tidak dapat
mengahantar arus listrik. Dengan membandingkan cahaya bola lampu pijar dari
zat – zat terlarut dengan jumlah molar yang sama dapat membantu kita untuk
membedakan antara eletrolit kuat dan elektrolit lemah.

Ciri – ciri elektrolit kuat adalah apabila zat terlarut dianggap telah 100%
terionisasi menjadi ion – ionnya dalam larutan. Asam dan basa juga merupakan
elektrolit. Contoh larutan non elektrolit yaitu larutan urea,glukosa, glikol, dan
alkohol(Raymond Chang, 2004).

Larutan adalah campuran homogeny dimana seluruh partikelnya berupa


molekul atau ion yang terdiri atas dua atau lebih zat. Contoh larutan yaitu larutan
garam dimana garam sebagau zat terlarut dan air sebagai pelarut. Larutan ini juga
terbagi dua yaitu larutan elektrolit dan non elektrolit.

Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik sedangkan non


elektrolit yaitu larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Daya hantar
listrik larutan adalah kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan arus listrik.
Dimana air sebagai pelarut polar yang dapat melarutkan senyawa ion dan senyawa
kovalen sehingga dapat menghantarkan arus listrik(Azni Sukarjo, 2002).

95
III. Prosedur Percobaan

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat
1. Beker gelas 100 ml
2. Batang pengaduk
3. Rangkaian alat multimeter
4. Gelas ukur 100 ml
5. Gelas ukur 50 ml
6. Kaca arloji
7. Pipet tetes
8. Spatula
3.1.2 Bahan :
1. Akuades
2. NaCl
3. Air jeruk nipis
4. NH4OH
5. NaOH
6. HCl
7. NaBr
8. NaI
9. NH4Cl
10. Minyak tanah

96
3.2 Skema Kerja

3.2.1 Menentukan daya hantar listrik berbagai senyawa

25 ml minyak

Dimasukkan kedalam gelas beker 1

25 ml H2O

Dimasukkan kedalam gelas beker 2

25 ml larutan

Dimasukkan kedalam gelas beker 3

Kristal NaCl

Dimasukkan kedalam gelas beker 4

Diukur daya hantar listrik setiaplarutan menggunakan


alat yang telah dirangkai

Ditentukan sifat zat terhadap arus listrik

Hasil

97
3.2.1 Mempelajari Pengaruh Konsentrasi Terhadap Daya Hantar Listrik

25 ml larutan 0,05 ; 0,1 ; 0,5 ; dan 1,0 M

Diukur daya hantar listriknya mulai dari yang


terencer
Digambarkan grafik daya hantar listrik kelompok 1
terhadap konsentrasi

Ditentukan seyawa yang merupakan elektrolit kuat


dan elektrolit lemah

Diterangkan perbedaan pengaruh


pengenceranterhadap elektrolit kuat dan elektrolit

Digambarkan grafik daya hantar listrik larutan


kelompok 2 terhadap konsentrasi

Dibandingkan daya hantar listrik kation dan anion


nya
Hasil

98
IV. Hasil dan Pembahasan

1.1 Hasil
a. Menentuan daya hantar berbagai senyawa

L = 1/R (ohm-
Senyawa I (mA) V (Volt) 1
)
Minyak tanah 0 0 0
H2O 0 0 0
Larutan NaCl 10 3 3,33
Kristal NaCl 0 0 0
Jeruk nipis 12 3 4

b. Pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan elektrolit


kelompok 1

NH4OH NaOH
[M] I V L I V L
mA Volt ohm mA Volt ohm
0,05 0,2 4,5 0,044 2,3 4,5 0,5
0,1 0,1 4,5 0,022 - - -
0,5 0,6 4,5 0,111 - - -
1,0 0,9 4,5 0,2 - - -

c. Pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan elektrolit


kelompok 2

99
NaCl NaBr
[M] I V L I V L
mA Volt Ohm-1 mA Volt Ohm-1
0,05 - - - 3,1 4,5 0,689
0,1 - - - - - -
0,5 2 4,5 0,444 - - -
1,0 5 4,5 1,111 4 4,5 0,888

NaI NH4Cl
[M] I V L I V L
mA Volt Ohm-1 mA Volt Ohm-1
0,05 1,6 4,5 0,355 2 4,5 0,444
0,1 4,5 4,5 1 2 4,5 0,444
0,5 2,5 4,5 0,555 2,5 4,5 0,555
1,0 1,3 4,5 0,289 - - -

4.2 Pembahasan

Larutan adalah campuran homogeny dua zat atau lebih yang saling
melarutkan diri dan masing – masing zat penyusunnya tidak dapat diedarkan lagi
secara fisik. Larutan ini terdiri dari zat pelarut dan zat terlarut. Berdasarkan daya
hantar listriknya (daya ionisasi) larutan dibagi menjadi dua macam yaitu larutan
elektrolit dan non elektrolit.

100
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.
Larutan ini terbagi dua yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Elektrolit kuat
merupakan larutan yang mempunyai daya hantar listrik yang kuat karena zat
terlarutnya di dalam pelarut (umumnya air) seluruhnya berubah menjadi ion – ion,
yang tergolong elektrolit kuat yaitu :

a. Asam kuat : HCl, HClO3, H2SO4, HNO3, dll


b. Basa kuat : golongan alkali dan alkali tanah seperti NaOH, KOH,
Ca(OH)2, Ba(OH)2, dll
c. Garam – garam yang mudah larut : NaCl, KI, Al2(SO4)2, NaBr, NaI, dll

Sedangkan elektrolit lemah merupakan larutan yang daya hantar listriknya lemah
dengan harga derajat ionisasi sebesar 0 < ∞ < 1, yang tergolong elektrolit lemah
adalah sebagai berikut :

a. Asam lemah : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S, dll


b. Basa lemah : NH4OH, Ni(OH), dll
c. Garam yang sukar larut : AgCl, CaCrO4, PbI2, dll

Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik
karena zat terlarutnya didalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion – ion. Contoh
minyak tanah, H2O, dll.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, praktikan dapat membedakan


larutan elektrolit dan non elektrolit. Larutan yang tergolong elektrolit kuat adalah
NaOH,NaCl, NaI, NH4Cl. Hal ini disebabkan karena larutan – larutan tersebut
mempunyai daya hantar listrik yang kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut
seluruhnya berubah menjadi ion – ion. Pada umumnya elektrolit kuat adalah
larutan garam. Dalam proses ionisasinya elektrolit kuat menghasilkan banyak ion.
Pada persamaan reaksi ionisasi elektrolit kuat ditandai dengan anak panah satu
arah ke kanan. Proses ionisasinya adalah sebagai berikut:

NaCl(aq) Na+(aq) + Cl-(aq)

NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq)

Kation dan anion yang dapat membentuk elektrolit kuat yaitu :

101
Kation : Na+, K+, Mg2+,Ca2+,Sr2+, Ba2+, NH4+

Anion : Cl-, Br-, I- ,SO2−¿ , NO 3 ,ClO 4 , HSO 4 ,CO 2−¿


¿ −¿¿ −¿ ¿ −¿¿ ¿
4 3 ,

Untuk larutan yang tergolong elektrolit lemah adalah jeruk nipis dan NH 4OH.
Pada larutan jeruk nipis dan NH4OH hanya sedikit yang terurai (terionisasi). Oleh
karena itu daya hantar listrik dari larutan tersebut menjadi lemah. Dalam
persamaan reaksi ionisasi elektrolit lemah ditandai dalam panah dua arah (bolak –
balik ) artinya tidak semua molekul terurai (ionisasi tidak sempurna). Proses
ionisasinya adalah sebagai berikut :

NH4OH(g) NH4+(aq) + OH-(aq)

Sedangkan untuk larutan yang tergolong non elektrolit yaitu minyak tanah, H 2O,
dan Kristal NaCl. Minyak tanah dan H2O tidak dapat menghantarkan arus listrik
karena zat terlarutnya didalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion – ion. Kristal
NaCl walaupun praktikan ketahui NaCl adalah senyawa ion, namun saat keadaan
Kristal sudah sebagai ion – ion tetapi ion – ion itu telah terikat satu sama lain
dengan rapat dan kuat sehingga tidak bergerak bebas. Jadi, dalam keadaan Kristal
(padatan) senyawa ion tidak dapat menghantarkan listrik.

Pada senyawa NaCl dilarutkan dalam air, ion – ion yang tersusun rapat
dan terikat akan tertarik oleh molekul – molekul air dan air akan menyusup disela
butir – butir ion tersebut (proses hidrasi) yang akhirnya akan terlepas satu sama
lain dan bergerak bebas dalam larutan. Jadi, itulah sebabnya NaCl dalam bentuk
padatan termasuk zat non elektrolit, sedangkan dalam bentuk larutan termasuk
elektrolit kuat.

Pada percobaan pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan


elektrolit, yaitu setiap senyawa memiliki konsentrasi yang berbeda – beda pula.
Meskipun ada yang konsentrasinya sama tetapi kemampuan menghasilkan daya
hantar listriknya berbeda itu dikarenakan larutan elektrolit memiliki ionisasi yang
berbeda antara zat satu dengan zat yang lainnya dikarenakan sifat zat dari larutan
yang berbeda serta cara ionisasi yang berbeda.

102
Pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik masing – masing larutan
tersebut adalah semakin tinggi konsentrasinya maka semakin tinggi pula daya
hantar listriknya, demikian juga jika semakin kecil konsentrasi suatu larutan maka
daya hantar listriknya juga semakin kecil. Pada pengamatan ini, ada beberapa
larutan yang tidak tersedia. Sehingga praktikan tidak dapat melakukan
pengamatan dengan baik.

V. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa yaitu


Jika diperhatikan berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dibedakan menjadi
dua yaitu larutan elektrolit dan non elektrolit. Yang termasuk dalam elektrolit kuat
yaitu NaOH, NaCl, NaI, NH4Cl, elektrolit lemah yaitu jeruk nipis dan NH 4OH,

103
dan non elektrolit yaitu H2O, minyak tanah, dan Kristal NaCl.Perbedaan
konsentrasi pada suatu senyawa dapat mempengaruhi daya hantar listriknya.
Semakin besar konsentrasinya maka semakin besar daya hantarnya karena
semakin banyak ion-ion yang dapat bergerak bebas dan terionisasi dengan baik
dalam menghantarkan arus listrik begitu juga sebaliknya.

5.2 Saran

Praktikan harus lebih memahami prosedur percobaan sebelum praktikum


dilaksanakan, sehingga praktikan lebih memahami percobaan yang sedang
dilaksanakan. Praktikan juga harus lebih teliti dalam membaca skala pada alat
multimeter.

DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond,2004. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.

Chan, Firdaus,2006. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.

Sumarjono,2002. Kimia. Jakarta : Erlangga.

104
Sukarjo,Azni,2002. Ikatan Kimia. Jakarta : Bina Cipta.

Sunarya,Yayan,2010. Kimia Dasar I. Bandung : Yrama Widya.

Lampiran

A. Menentukan daya hantar berbagai senyawa


- Larutan NaCl
V = 3 volt
10
I= × 10 = 10 mA
10

105
v 3
R= = = 0,3
I 10
1 1
L= = = 3,33 ohm-1
R 0,3
- Jeruk nipis
V = 3 volt
1,2
I= × 100 = 12 mA
10
v 3
R= = = 0,25
I 12
1 1
L= = = 4 ohm-1
R 0,25

Keterangan :

I = kuat arus (mA)

V = tegangan (volt)

R = hambatan (ohm-1 )

B. Pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan elektrolit


kelompok1
- NH4OH (0,05 M)
V = 4,5 volt
0,2
I= × 10 = 0,2 mA
10
v 4,5
R= = = 22,5
I 0,2
1 1
L= = = 0,044 ohm-1
R 22,5
- NH4OH (0,1 M)
V = 4,5 volt
0,1
I= × 10 = 0,1 mA
10
v 4,5
R= = = 45
I 0,1
1 1
L= = = 0,022 ohm-1
R 45

106
- NH4OH (0,5 M)
V = 4,5 volt
0,6
I= × 10 = 0,6 mA
10
v 4,5
R= = =9
I 0,6
1 1
L= = = 0,111 ohm-1
R 9
- NH4OH (1,0 M)
V = 4,5 volt
0,9
I= × 10 = 0,9 mA
10
v 4,5
R= = =5
I 0,9
1 1
L= = = 0,2 ohm-1
R 5
- NaOH (0,05 M)
V = 4,5 volt
2,3
I= × 10 = 2,3 mA
10
v 4,5
R= = = 1,96
I 2,3
1 1
L= = = 0,5 ohm-1
R 1,96
C. Pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan elektrolit
kelompok 2
- NaCl (0,5 M)
V = 4,5 volt
2
I= × 10 = 2 mA
10
v 4,5
R= = = 2,25
I 2
1 1
L= = = 0,444 ohm-1
R 2,25
- NaCl (1,0 M)
V = 4,5 volt

107
0,5
I= × 100 = 5 mA
10
v 4,5
R= = = 0,9
I 5
1 1
L= = = 1,11 ohm-1
R 0,9
- NaBr (0,05 M)
V = 4,5 volt
3,1
I= × 10 = 3,1 mA
10
v 4,5
R= = = 1,45
I 3,1
1 1
L= = = 0,689 ohm-1
R 1,45
- NaBr (1,0 M)
V = 4,5 volt
4
I= × 10 = 4 mA
10
v 4,5
R= = = 1,125
I 4
1 1
L= = = 0,888 ohm-1
R 1,125
- NaI (0,05 M)
V = 4,5 volt
1,6
I= × 10 = 1,6 mA
10
v 4,5
R= = = 2,81
I 1,6
1 1
L= = = 0,355 ohm-1
R 2,81
- NaI (0,1 M)
V = 4,5 volt
4,5
I= × 10 = 4,5 mA
10
v 4,5
R= = =1
I 4,5

108
1 1
L= = = 1 ohm-1
R 1
- NaI (0,5 M)
V = 4,5 volt
2,5
I= × 10 = 2,5 mA
10
v 4,5
R= = = 1,8
I 2,5
1 1
L= = = 0,555 ohm-1
R 1,8
- NaI (1,0 M)
V = 4,5 volt
1,3
I= × 10 = 1,3 mA
10
v 4,5
R= = = 3,46
I 1,3
1 1
L= = = 0,289 ohm-1
R 3,46
- NH4Cl (0,05 M)
V = 4,5 volt
2
I= × 10 = 2 mA
10
v 4,5
R= = = 2,25
I 2
1 1
L= = = 0,444 ohm-1
R 2,25
- NH4Cl (0,1 M)
V = 4,5 volt
2
I= × 10 = 2 mA
10
v 4,5
R= = = 2,25
I 2
1 1
L= = = 0,444 ohm-1
R 2,25
- NH4Cl (0,5 M)
V = 4,5 volt

109
2,5
I= × 10 = 2,5 mA
10
v 4,5
R= = = 1,8
I 2,5
1 1
L= = = 0,555 ohm-1
R 1,8

Pertanyaan prapraktek

1. Apa yang dimaksud dengan daya hantar listrik ?


Jawab : daya hantar listrik yaitu kemampuan suatu pengantar
memindahkan muatan listrik, daya hantar listrik juga merupakan
kemampuan dari air untuk menghantarkan arus listrik yang dipengaruhi
oleh jenis ion,valensi, dan konsentrasi.
2. Bagaimana suatu larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik ?
Jawab : larutan elektrolit merupakan larutan yang dapat menghantarkan
listrik karena senyawa dari zat terlarut dapat terurai menjadi ion – ion yang
bergerak bebas. Penguaraian zat elektrolit dalam larutan menjadi ion – ion
yang bergerak bebas tersebut dinamakan ionisasi.
3. Jelaskan cara kerja pengukuran daya hantar listrik dengan menggunakan
alat multimeter!
Jawab : perpindahan muatan dapat terjadi bila terdapat beda potensial
antara satu tempat dengan tempat yang lain dan arus listrik akan mengalir
dari potensial tinggi ke potensial rendah, dalam sebuah larutan
perpindahan muatan dari tinggi kerendahlah yang digunakan
menggunakan alat multimeter.

110
Pertanyaan pascapraktek

1. Apa yang dimaksud dengan larutan elekrtrolit ?


Jawab : larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik.
2. Bagaimana sifat dari larutan yang bersifat elektrolit kuat, elektrolit lemah,
dan non elektrolit ?
Jawab :
- Elektrolit kuat : zat elektrolit yang terurai sempurna didalam air
- Elektrolit lemah : zat elektrolit yang terurai hanya sebagian
didalam air
- Non elektrolit : tidak larut dalam air dan tidak terurai menjadi ion –
ion
3. Berikan masing – masing 3 buah contoh senyawa yang bersifat elektrolit
kuat, elektrolit lemah, dan non elektrolit !
Jawab :
- Elektrolit kuat : NaOH, NaI, NH4Cl
- Elektrolit lemah : NH4OH, CH3COOH
- Non elektrolit : H2O, minyak tanah, Kristal NaCl

111
4. Jelaskan pengaruh jenis senyawa dan konsentrasi suatu larutan terhadap
daya hantar listrik!
Jawab : pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar lisrtrik yaitu semakin
besar konsentrasi suatu larutan maka daya hantarnya juga semakin besar,
begitu pula sebaliknya. Sedangkan pengaruh jenis senyawa terhadap daya
hantar listrik yaitu jika suatu senyawa mudah untuk terisolasi (terpisahkan)
maka daya hantar listriknya semakin tinggi.

PERCOBAAAN VII

PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN DAN


MELALUI PENGENDAPAN

I. Tujuan
1. Memisahkan campuran dengan cara sublimasi, ekstraksi, dekantasi,
kristalasi dan kromatografi.
2. Mengendapkan barium klorida dan menentukan persentase hasildari
barium kromat.
3. Menentukan persentase barium klorida dari campuran.
4. Mendalami dan menggunakan hukum stoikiometri dalam reaksi kimia.
5. Mengembangkan keterampilan menyaring dan memindahkan endapan.

II. Teori
Kebanyakan materi yang tedapat dibumi ini tidak murni,tetapi berupa
campuran dari beberapa komponen. Contohnya,tanah terdiri dari berbagai
senyawa dan unsur baik dalam wujud padat,cair,gas. Untuk memperoleh zat

112
murni kita harus memisahkannya dari campurannya.campuran dapat dipisahkan
melalui peristiwa fisika atau kimia, satu komponen atau lebih direaksikan dengan
zat lain sehingga dapat dipisahkan. cara atau teknik pemisahan campuran pada
jenis, wujud dan sifat komponen yang terkandung didalamnya. Jika komponen
berwujud padat dan cair, misalnya pasir dan air, dapat dipisahkan dengan
saringan. Saringan bermacam-macam, mulai dari porinya yang besar sampai yang
sangat halus, contihnya kertas saring dan selaput semipermeabel. kertas saring
dipakai unuk memisahkan endapan atau padatan dari pelarutnya.campuran
homogen, seperti alkohol dalam air, tidak dapat dipisahkan dengan
saringan,karena partikelnya lolos dalam pori-pori kertas saring dan selaput
semipermeabel. Campuran seperti itu dapat dipisahkan dengan cara fisika yaitu
destilasi,rekristalisasi,ekstraksi,kromatografi (Syukri,2003).
Suatu materi yang tersusun atas dua atau lebih zat dengan komposisi tidak tetap
dan masih memiliki sifat-sifat zat asalnya dinamakan campuran. Campuran dapat
digolongkan kedalam campuran serbaneka (heterogen) dan campuran serbasama
(homogen).suatu materi dikatakan campuran serbaneka jika materi tesebut
memiliki komponen penyusun yang dapat dibedakan, dan sifat masing- masing
komponen masih tampak.
Menurut Sunarya (2010), Suatu materi campuran sikatakan serbasama apabila
keseluruhan materi penyusun campuran itu tidak dapat dibedakan satu dengan
yang lainnya,tetapi sifat masing- masing komponen masih tampak. terdapat
beberapa cara yang dapat diterapkan untuk memisahkan campuran secara fisik
diantaranya
- Penyaringan : Teknik ini biasanya digunakan untuk memisahkan
campuran padat-cair. Dalam reaksi kimia yang menghasilkan endapan
padatan yang dihasilkan dapat dipisahkan dari cairannya menggunakan
teknik penyaringan. Dalam penyaringan, zat yang lolos saringan
dinamakan filtrat dan yang tersaring dinamakan residu.
- Rekristalisasi : Teknik ini biasa digunakan untuk memperoleh kristal
murni yang tercampur dengan pengotornya.
- Distilasi : Teknik ini biasanya digunakan untuk memisahkan campuran
dalam bentuk cair, seperti air laut, yang merupakan campuran garam-

113
garam yang terlarut dalam air. Prinsip distilasi didasarkan pada perbedaan
titik didih komponen penyusun campuran.
- Kromatografi : Dalam industri,teknik kromatografi ini digunakan. Teknik
kromatografi ini,gagasannya sederhan tetapi caranya beragam, metoda ini
dapat diterapkan untuk berbagai senyawa. Hampir setiap campuran mulai
dari ukuran molekul kecil sampai besar dapt dipisahkan,berdasarkan sifat
komponen campuran. Sifat utama yang terlibat yaitu : kelarutan,
penyerapan atau adsorpsi, dan keatsirian atau kemudahan menguap.
Menurut Harale (2003),Berdasarkan tahap proses pemisahan, metode pemisahan
dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu
- Metode pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara satu
tahap. Proses ini terbatas untuk memisahkan campuran atau larutan yang
relatif sederhana.
- Metode pemisahan kompleks memerlukan beberapa tahapan kerja,
diantaranya penambahan bahan tertentu,pengaturan proses mekanik alat,
dan reaksi-reaksi kimia yang diperlukan.
Salah satu reaksi yang umumnya berlangsung daam larutan berair adalah
reaksi pengendapan yang cirinya adalah terbentuknya produk yang tak larut,atau
endapan.Endapan adalah padatan tak larut yang terpisah dari larutan. Reaksi
pengendapan biasanya melibatkan senyawa-senyawa ionik. Misalnya ketika
larutan timbal nitrat (Pb(NO3)2) ditambahkan kedalam larutan natrium iodida
(NaI), akan terbentuk endapan kuning timbal iodida (PbI2).
Pb(NO3)2(aq) + 2 NaI(aq) PbI2(s) + 2NaNO3(aq)
Natrium nitrat tertinggal dalam larutan.
Apakah endapan akan terbentuk ketika dua larutan dicampurkan atau ketika
satu senyawa ditambahkan ke dalam satu larutan ?
Hal itu bergantung pada kelarutan dari zat terlarut,yaitu jumlah maksimum zat
telarut yang akan larut dalam sejumlah tertentu palarut dalam suhu tertentu.
Dalam konteks kualitatif,ahli kimia membagi zat-zat sebagai dapat larut, sedikit
larut, atau tak dapat larut(Chang,2004).

114
Menurut Hendayana (2006),Suatu zat dapat dipisahkan dari campurannya
karena mempunyai perbedaan sifat. Hal ini dinamakan dasar pemisahan. Beberapa
dasar pemisahan campuran antara lain sebagai berikut :
1. Ukuran partikel
Bila ukuran partikel zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang tidak
diinginkan (zat pencampur) dapat dipisahkan dengan metode filtrasi
(penyaringan). Jika partikel zat hasil lebih kecil daripada zat pencampurnya,
maka dapat dipilih penyaring atau media berpori yang sesuai dengan ukuran
partikel zat yang diinginkan. Partikel zat hasil akan melewati penyaring dan zat
pencampurnya akan terhalang.
2. Titik didih
Bila antara zat hasil dan zat pencampur memiliki titik didih yang jauh berbeda
dapat dipishkan dengan metode destilasi. Apabila titik didih zat hasil lebih
rendah daripada zat pencampur, maka bahan dipanaskan antara suhu didih zat
hasil dan di bawah suhu didih zat pencampur.
3. Kelarutan
Suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu zat
selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda.Dengan melihat kelarutan
suatu zat yang berbeda dengan zat-zat lain dalam campurannya, maka kita
dapat memisahkan zat yang diinginkan tersebut dengan menggunakan pelarut
tertentu.
4. Pengendapan
Suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam suatu
campuran atau larutan tertentu. Zat-zat dengan berat jenis yang lebih besar
daripada pelarutnya akan segera mengendap.Jika dalam campuran mengandung
lebih dari satu zat yang akan kita inginkan, maka digunakan metode presipitasi.
Metode presipitasi biasanya dikombinasi dengan metode filtrasi

115
III.Prosedur Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Cawan penguap
2. Gelas piala 150 ml
3. Gelas piala 250 ml
4. Timbangan
5. Kaca arloji
6. Bunsen
7. Bejana kromatografi
8. Kertas saring
9. Pipa kapiler
10. Gunting

116
11. Kaki tiga dan kasa

3.1.2 Bahan
1. NH4Cl 0,1 gram
2. NaCl 0.1 gram
3. SiO2 0,1 gram
4. Air suling
5. Butanol
6. Asam asetat
7. K2CrO4
8. BaCl2
9. Tinta hitam,biru,merah
10. Pelarut eluen

3.2 Skema Kerja


3.2.1 Pemisahan komponen dari campuran
3.2.1.1Pemisahan dengan cara konvensional

NH4Cl, NaCl, SiO2 (0,1g)

 Ditimbang cawan penguap yang kering dan bersih


dengan ketelitian 0,01 g
 Diletakkan pada alat
 Dipanaskan cawan penguap yang berisi contoh
sampai asap putih betul-betul habis
 Dibiarkan cawan penguap dingin, setelah itu
ditimbang

117
 Ditambahkan 25 ml air pada padatan yang terbentuk
dan aduk selama 5 menit
 Didekantasi larutan dengan cermat pada cawan
penguap lain yang sudah ditimbang
 Dicuci dengan air sampai padatan betul-betul bebas
NaCl
 Dipanaskan dan ditutup cawan dengan kaca arloji
 Dibiarkan sampai membentuk NaCl kering,
kemudian ditimbang
 Di keringkan SiO2 dengan pembakar bunsen
 Ditempatkan cawan penguap yang mengandung
SiO2
 Ditutup dengan kaca arloji
 Didinginkan sampai mencapai suhu kamar
 Ditimbang
Hasil

3.2.1.2 Pemisahan dengan kromatogafi

Eluen

 Disediakan bejana kromatogafi atau gelas piala 150


ml
 Diisi bejana dengan pelarut (eluen)
 Ditutup dengan kaca arloji untuk menjenuhkan
bejana dengan eluen
 Digunting kertas saring dengan ukuran 3×10 cm
 Dibuat garis (3×8,5 cm) dengan pensil pada jarak 1-
1,5 cm dibagian bawah kertas, buat noda
 Diukur tinggi kertas

118
 Digantungkan kertas saring yang telah diberi noda
dalam bejana kromatogafi, dengan noda harus
berada diatas permukaan pelarut
 Dibiarkan sampai diperoleh pemisahan yang baik
 Dibiarkan bergerak sampai 1cm menjelang tepi atas
kertas saring
 Ditentukan harga R1 yang diperoleh

Hasil

3.2.2 Analisis Melalui Pengendapan

3.2.2.1 Persentase Hasil Barium

BaCl2

 Ditimbang gelas piala 250 ml, dicatat bobotnya


 Dimasukkan kira-kira (0,8-1,2 g) BaCl2 dan
timbang

BaCl2 + air suling


 Diaduk sampai larutan homogen

BaCl2 + air suling + K2CrO4 (0,2 ml) 119


 Diaduk dan diamati larutan yang terbentuk
 Diuji larutan dengan beberapa tetes larutan K2CrO4
 Ditambahkan K2CrO4 jika masih ada endapan dari
BaCrO4
 Dipanaskan sampai mendidih
 Dialihkan dari api
 Disaring dengan kertas saring weltmann yang
bobotnya sudah diketahui
 Diambil kertas saring beserta endapannya
 Ditimbang dan dicatat bobotnya
 Dihitung hasil teoritis endapan BaCrO4 dan
tentukan juga persen hasilnya.

Hasil

3.2.2.2 Persen Barium Klorida

BaCl2

 Didapatkan campuran yang mengandung BaCl2


 Dicatat bobotnya
 Dihitung prosedur A
 Dihitung massa BaCl2 dalam campuran itu
 Dicari persentase BaCl2 dalam campuran semula

Hasil

120
IV.Hasil dan Pembahasan
4.1 Data Hasil Pengamatan
4.1.1 Pemisahan dengan Cara Konvensional
Alat + Bahan Massa (gr)
Bobot cawan + kaca arloji + NaCl 94,66
Bobot cawan + kaca arloji + NaCl 94,4
Bobot cawan + kaca arloji 94,16
Bobot NaCl 0,26
Bobot cawan + SiO2 64,36
Bobot cawan + SiO2 64,02
Bobot SiO2 0,34

4.1.2 Pemisahan dengan Kromatografi

121
No Noda Warna Rf
1 Orange 0,14
Spidol hitam Ungu 0,04
Biru tosca 0,19
2 Orange 0,36
Spidol merah
Kuning 0,31
3 Ungu 0,26
Spidol biru Biru tua 0,21
Biru tosca 0,14

4.1.3 Analisis melalui Pengendapan


4.1.3.1 Persentase Hasil Barium Kromat
Alat dan Bahan Massa (gr)
Bobot gelas piala + BaCl2 106,6567 gr
Bobot gelas piala 105,5183 gr
Bobot BaCl2 1,1384 gr
Bobot kertas saring + endapan BaCrO4 1,8431 gr
Bobot kertas saring 0,8297 gr
Bobot endapan BaCrO4 -
Hasil nyata endapan BaCrO4 1,0134 gr
Perhitungan persentase hasil -
Persen hasil BaCrO4 72%

4.1.3.2 Persentase Barium Klorida dalam Campuran


Alat dan Bahan Massa (gr)
Bobot gelas piala + campuran 106,6542 gr
Bobot gelas piala 105,5183 gr
Bobot campuran -
Bobot kertas saring 0,8297 gr
Hasil nyata endapan BaCl2 -
Perhitungan persentase BaCl2 dalam -

122
campuran
Persentase BaCl2 -

4.2 Pembahasan
Pemisahan dan pencampuran adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang
saling bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah
tercampur atau tercemar.Campuran adalah setiap contoh materi yang tidak
murni,yaitu bukan sebuah unsur atau sebuah senyawa. Susunan suatu campuran
tidak sama dengan sebuah zat, dapat bervariasi campuran dapat berupa homogen
dan heterogen. Cammpuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika dan kimia.
Pemisahan secara fisika tidak mengubah zat selama pemisahan.Secara kimia, satu
komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan.
Campuran dapat dipisahkan menggunakan berbagai macam metode. Metode-
metode tersebut yaitu pengayakkan,penyaringan,senrifungsi,evaporasi, pemisahan
campuran dengan menggunakan magnet,sublimasi,destilasi dll.Endapan adalah
padatan tak larut yang terpisah dari laruta. Reaksi pengendapan biasanya
melibatkan senyawa-senyawa ionik.
Pada praktikum ini,praktikan melakukan pemisahan campuran dengan
beberapa metode :
A.Pemisahan dengan cara konvensional
Percobaan ini dilakukan sesuai dengan prosedur percobaan. Namun pada
percobaan ini ketersediaan bahan tidak lengkap, jadi praktikan menggunakan
NaCl 0,5 gr dan SiO2 0,5 gr. Setelah semua ditmbang dicampurkan NaCl dan SiO2
dan setelah itu diberi air. Kemudian campuran tersebut diaduk untuk melarutkan
bahan-bahan tersebut. Setelah didekantasi campuran tersebut. Pada percobaan ini
digunakan kertas saring untuk memisahkan campuran yaitu antara endapan
dengan cairan/larutan. Setelah dipisahkan antar keduantya,kemudian masing-

123
masing zat tersebut dipanaskan hingga tidak ada lagi ar dan berbentuk kristal. Dan
pada endapan juga dipanaskan hingga sampai benar-benar mengkristal.
Setelah masing-masing dipanaskan dan membentuk kristal. Praktikan baru bisa
menentukan endapan. Namun,perlu diketahui terlebih dahulu bahwa yang
berbentuk larutan tersebut yaitu NaCl, karena NaCl ataupun garam dapur ini larut
didalam air. Sedangkan yang berbentuk endapan adalah SiO2, karena SiO2 tidak
larut didalam air. Untuk mengetahui persen bahan yang terpisahkan yaitu
gr zat yang terbentuk
zat=
gr sampel
Seperti halnya pada NaCl bobot cawan yang digunakan yaitu 64,68 gr, bobot kaca
arloji yaitu 29,48 gr. Sedangkan sampel NaCl sebelum dipanaskan 0,5 gr. Untuk
mengetahui gr zat yang terbentuk, dilakukan penimbangan setelah pemanasan dan
diperoleh hasil 94,4. Setelah mengetahui hasil penimbangan tersebut maka
praktikan dapat mencari massa zat yang terbentuk dengan cara
gr zat terbentuk = bobot awal – bobot akhir
= 94,66 – 94,4 =0,26 gr
Kemudian baru bisa dicari % bahan yang terpisahkan dengan cara :

gr zat yang terbentuk


NaCl= × 100 %
gr sampel
0,26
NaCl= ×100 %=52 %
0,5
Untuk percobaan ini praktikan dapat mengetahui metode pemisahan
dengan cara konvensional. Meskipun bahan yang digunakan tidak lengkap.
B.Pemisahan dengan kromatografi
Kromatografi yaitu pemisahan zat padat dari campurannya berdasarkan
perbedaan migrasi senyawa. Percobaan ini dilakukan dengan cara menjenuhkan
bejana dan eluen, adapun eluen itu campuran butanol,asam asetat,air, dengan
perbandingan 1:1:4. Kemudian kertas saring yang telah diberi noda tersebut
digantungkpada bejana kromatografi, dengan noda harus berada diatas permukaan
pelarut. Noda yang digunakan pada percobaan ini, yaitu spidol berwarna
hitam,biru dan merah.

124
Setelah terjadi pemisahan diperoleh banyak warna. Adapun warna yang
diperoleh pada spidol hitam yaitu warna orange dengan jarak tempuh zat 1 cm,
warna ungu dengan jarak tempuh zat 0,3 cm dan warna biru tosca dengan jarak
tempuh zat yaitu 1,3 cm.
Pada spidol merah warna yang diperoleh yaitu orange dengan jarak tempuh zat 2,5
cm dan kuning dengan jarak tempuh zat 1 cm.
Pada spidol biru diperoleh warna ungu dengan jarak tempuh zat 1,8 cm, biru tua
dengan jarak tempuh zat 1,5 cm, dan biru tosca dengan jarak tempuh zat 1 cm.
Pada percobaan ini dilakukan untuk mengetahui Rf. Adapun Rf tersebut
merupakan perbandingan dari jarak yang ditempuh zat dan jarak yang ditempuh
pelarut.Misalnya pada spidol hitam yang menimbulakn warna orange, untuk
mengetahu Rf – nya yaitu :
Jarak yang ditempuh zat(orange)
Rf =
Jarak yang ditempuh zat pelarut
1
Rf = =0,14
7
Dari nilai Rf tersebutlah dapat diketahui bahwa warna yang timbul orange.
Selain metode-metode tersebut, terdapat metode lain yaitu melalui
pengendapan. Pengendapan adalah proses pembentukan endapan yaitu padatan
yang dinyatakan tidak larut dalam air.
Adapun analisis melalui pengendapan pada percobaan ini yaitu :
A.Persentase hasil barium kromat
Percobaan ini dilakukan sesuai dengan prosedur percobaan. Jika pada
percobaan ini masih terbentuk endapan BaCrO4, tambahkan terus K2CrO4 tidak
terbentuk lagi.Reaksi yang terjadi yaitu
BaCl2 + K2CrO4→ BaCrO4 + 2KCl
Setelah tidak terjadi endapan, larutan dipanaskan sampai mendidih.
Setelah mendidih larutan disaring menggunakan kertas saring terlebih dahulu.
Kemudian endapan yang tersaring tersebut dikeringkan dengan cara dibakar diatas
bunsen atau menggunakan pemanasan-pemanasan dibawah sinar matahari.Pada
percobaan ini, praktikan menggunakan pemanasan dibawah sinar matahari untuk
mengeringkannya.

125
Kemudian dicatat bobotnya. Dari hasil percobaan diperoleh persen hasil
BaCrO4.
Adapun cara mencarinya menggunakan rumus
gr praktek
% hasil= × 100 %
gr teoritis
Dari hasil percobaan ini, diharapkan praktikan dapat memahami. Adapun
kesalah praktikan saat percobaan ini yaitu terlalu banyak penambahan K2CrO4
yang menyebabkan endapan terbentuk pada percobaan ini tidak seperti yang
diharapkan.
Ada banyak lagi metode-metode dalam pemisahan komponen campuran. Dan
penyebab terjadinya perbedaan hasil penimbangan dengan hasil praktek dapat
disebabkan karena kurang telitinya praktikan.

126
V.Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
1. Untuk memisahkan komponen dari campuran dapat dilakukan dengan
beberapa cara yaitu sublimasi, ektraksi, dekantasi, kristalisasi dan
kromatografi.Pada percobaan ini dilakukan menggunakan metode
dekantasi yaitu pemisahan cairan dari padatannya dengan
menggunakan prinsip menuangkan secara perlahan
Kromatografi yaitu pemisahan zat padat dari campurannya berdasarkan
migrasi
2. Suatu zat akan mengendap apabila hasil kali larutan ion-ionnya lebih
besar daripada harga Ksp
3. Pada percobaan ini menggunakan hukum stoikiometri dalam suatu
reaksi kimia
4. Pada percobaan ini, diperlukan suatu teknik menyaring dan
memindahkan suatu endapan.
5. Setelah terjadi pemisahan diperoleh banyak warna. Adapun warna
yang diperoleh pada spidol hitam yaitu warna orange dengan jarak
tempuh zat 1 cm, warna ungu dengan jarak tempuh zat 0,3 cm dan
warna biru tosca dengan jarak tempuh zat yaitu 1,3 cm.
Pada spidol merah warna yang diperoleh yaitu orange dengan jarak
tempuh zat 2,5 cm dan kuning dengan jarak tempuh zat 1 cm.
Pada spidol biru diperoleh warna ungu dengan jarak tempuh zat 1,8
cm, biru tua dengan jarak tempuh zat 1,5 cm, dan biru tosca dengan
jarak tempuh zat 1 cm.

127
5.2 Saran
Dalam melakukan praktikum ini, praktikan diharapkan untuk mengetahui
prosedur prcobaan, hati-hati dalam melakukan suatu percobaan. Dan untuk
praktikum selanjutnya diharapkan bahan yang tersedia lengkap, agar percobaan
dapat dilakukan sesuai yang diharapkan.

Daftar Pustaka

Chang,Raymond.2004.Kimia Dasar Konsep-konsep Inti.Jakarta:Erlangga.


Hendayana,Sumar.2006.Kimia Pemisahan.Bandung:Rasda.
Harale,Parning.2005.Kimia.Jakarta:Yudhistira.
Sunarya,Yayan.2010.Kimia Dasar 1.Bandung:Yrama Widya.
Syukri.1999.Kimia Dasar 1.Bandung:ITB.

128
Lampiran

4.2.1 Pemisahan dengan Cara Konvensional


Diketahui : bobot sampel NaCl = 0,5 gr
bobot cawan + kaca arloji + NaCl (sebelum) = 94,66 gr
bobot cawan + kaca arloji + NaCl (sesudah) = 94,4 gr
Ditanya : % bahan yang terpisahkan
Jawab :
Bobot NaCl = (bobot cawan + kaca arloji + NaCl sebelum) –
(bobot cawan + kaca arloji + NaCl sesudah)
Bobot NaCl = 94,66 – 94,4 = 0,26 gr

gr zat yang terbentuk


NaCl= × 100 %
gr sampel
0,26
NaCl= ×100 %=52 %
0,5
Diketahui : bobot sampel SiO2 = 0,5 gr
bobot cawan + SiO2 (sebelum)= 64,36 gr
bobot cawan + SiO2 (sesudah)= 64,02 gr
Ditanya : % bahan yang terpisahkan
Jawab :
Bobot SiO2= (bobot cawan + SiO2 sebelum) – (bobot cawan + SiO2 sesudah)
Bobot SiO2 = 64,36 – 64,02 = 0,34 gr

129
gr zat yang terbentuk
SiO2= × 100 %
gr sampel
0,34
SiO2= ×100 %=68 %
0,5

4.2.2 Pemisahan dengan kromatografi


a.Spidol Hitam
Diketahui : Jarak yang ditempuh = 7 cm
Jarak yang ditempuh zat (orange) = 1 cm
Jarak yang ditempuh zat (ungu) = 0,3 cm
Jarak yang ditempuh zat (biru tosca) = 1,3 cm
Ditanya : Rf..........?
Jawab
Jarak yang ditempuh zat(orange)
Rf =
Jarak yang ditempuh zat pelarut
1
Rf = =0,14
7

Jarak yang ditempuh zat(ungu)


Rf =
Jarak yang ditempuh zat pelarut
0,3
Rf = =0,04
7

Jarak yang ditempuh zat(birutosca)


Rf =
Jarak yang ditempuh zat pelarut
1,3
Rf = =0,19
7

b.Spidol Merah
Diketahui : Jarak yang ditempuh = 7 cm

130
Jarak yang ditempuh zat (orange) = 2,5 cm
Jarak yang ditempuh zat (kuning) = 2,2 cm
Ditanya : Rf..........?
Jawab
Jarak yang ditempuh zat(orange)
Rf =
Jarak yang ditempuh zat pelarut
2,5
Rf = =0,36
7

Jarak yang ditempuh zat( kuning)


Rf =
Jarak yang ditempuh zat pelarut
2,2
Rf = =0,31
7

c.Spidol Biru
Diketahui : Jarak yang ditempuh = 7 cm
Jarak yang ditempuh zat (ungu) = 1,8 cm
Jarak yang ditempuh zat (biru tua) = 1,5 cm
Jarak yang ditempuh zat (biru tosca) = 1 cm
Ditanya : Rf..........?
Jawab
Jarak yang ditempuh zat(ungu)
Rf =
Jarak yang ditempuh zat pelarut
1,8
Rf = =0,26
7

Jarak yang ditempuh zat(birutua)


Rf =
Jarak yang ditempuh zat pelarut
1,5
Rf = =0,21
7

Jarak yang ditempuh zat(birutosca)


Rf =
Jarak yang ditempuh zat pelarut
1
Rf = =0,14
7

131
4.2.3 Persentase Hasil Barium Kromat
Diketahui : bobot BaCl2 = 1,1384gr
bobot endapan BaCrO4 = 1,0134 gr
Ditanya : % hasil ?
Jawab :
BaCl2 + K2CrO4→ BaCrO4 + 2KCl
massa 1,13
mol BaCl2= =¿ =5,4 ×10−3
Mr 208

koefisien yang ditanya


mol BaCrO 4= ×mol BaCl2
koefisien yang diketahui
1
mol BaCrO 4= ×5,4 × 10−3=5,4 ×10−3
1

massa BaCrO4 = mol x Mr


= 5,4 ×10−3 × 261
= 1,4094 gr
gr praktek
% BaCrO 4= × 100 %
gr teoritis
1,0134
% BaCrO 4= ×100 %=72 %
1,4094

132
Pertayaan prapraktek

1. Apa yang dimaksud dengan pemisahan komponen dari campuran?


Jawab: Pemisahan komponen dari campuran adalah memisahkan
komponen yang menyusun suatu campuran (zat terlarut) dengan
pelarutnya (dapat berupa zat padat, cair dan gas)
2. Sebutkan cara-cara pemisahan yang anda ketahui dan jelaskan prinsipnya?
Jawab:
- Sublimasi adalah pemisahan padatan dari campuran berbentuk padatan
dengan cara penguapan.
- Ekstrasi adalah proses pemisahan komponen zat dari suatu campuran
berdasarkan perbedaan kelarutan.
- Dekantasi adalah proses pemisahan cairan dari padatannya dengan
menuangkan larutan perlahan – lahan ).
- Kristalisasi adalah proses pemisahan cairan dari padatannya
berdasarkan kelarutan.
- Kromatografi adalah pemisahan zat padat dari campurannya
berdasarkan perbedaan migrasi seyawa.
- Destilasi adalah cara pemisahan pada campuran zat-zat yang
didasarkan pada per bedaan titik didihnya.
3. Apakah yang disebut Rf dan apa peranannya dalam proses pemisahan?

133
Jawab: Rf merupakan perbandingan dari jarak yang ditempuh zat dan jarak
yang ditempuh pelarut. Rf digunakan untuk keperluan identifikasi, noda-
noda sering ditentukan coraknya dengan harga Rf.
4. Berikan definisi untuk: flitral, %komposisi, endapan, stoikiometri,
supernatan dan hasil teortitis!
Jawab:
- Flitral adalah zat hasil filtrasi (penyaringan) dari suatu
campuran
- %komposisi adalah persentase setiap unsur dalam senyawa.
- Endapan adalah komponen yang tidak larut dan biasanya
terdapat pada bagian bawsah suatu campuran.
- Stoikiometri adalah kajian tentang pengukuran partikel-partikel/
unsur-unsur yang terdapat dalam senyawa dalam reaksi kimia.
- Supernatan adalah perlahan-lahan (hati-hati)
- Hasil teoritis adalah banyaknya produk yang diperoleh dari
reaksi yang berlangsung sempurna.
5. Bagaimana menguji apakah endapan telah sempurna?
Jawab: Dengan memasukkan beberapa tetes larutan yang kita
ujikan/reaksikan sehingga tidak lagi terlihat pengendapan.
6. Masalah apa yang terjadi jika endapan yang tejadi tidak sempurna?
Jawab: Jika endapan yang terjadi tidak sempurna, maka sebagian bobot
yang seharusnyan Mengendap terpaksa harus menguap karena masih
menyatu dengan bagian Larutan yang paling atas.
7. Apakah yang anda larutan jika partikel endapan kelihatan dalam filtrat?
Apakah sumber utama dari kesalahan percobaan tersebut?
Jawab: Apabila partikel endapan kelihatan dalam filtrat maka harus
dilakukanpenyaringan kembali sampai tidak ada lagi partikel dalam filtrat.
Sedangkan sumber utama dari kesalahan tersebut adalah kertas saring yang
digunakan tidaksesuai atau praktikan yang kurang teliti dalam menyaring.

134
Pertanyaan Pasca Praktek
2. a. Bagaimana cara anda memisahkan NiCO3 dari Na2CO3?
Jawaban: dengan memasukkan Na2CO3 ke dalam air aduk hingga
homogen dan nantinya akanterbentuk endapn. Endapan tersebut adalah
NiCO3. Campuran tersebut kemudian didekantasi sebagai tidak ada
lagi Na2CO3 yang tertinggal dalam endapan NiCO3.
b. Bagaimana cara anda memisahkan AgCl dari BaCl2?
Jawaban: dengan cara memasukkan campuran kedalam air, setelah itu
campuran diekstraksi untuk mendapatkan AgCl.
c. Bagaimana cara anda memisahkan TeO2 dari SiO2?
Jawaban: dengan cara memasukkan campuran ke dalam air, lalu
ditambahkan O2+ dalamcampuran sebagai akibat ion sejenis akan
memperkecil kelarutan dan dipisahkan dengan cara dekantasi.

3. Apakah ada cara pemisahan selain yang disebutkan dalam percobaan ini?
Jawaban: ada, yaitu filtrasi, sentrifungsi, destilasi, sedimentasi, evaporasi,
eksraksi zat cair dan destilasi bertingkat.
4. Mengapa contoh NaCl perlu ditutup selama pemanasan?
Jawaban: karena pada saat pemanasan, terdapat uap yang keluar, sehingga
apabila tidak ditutup akan mempengaruhi berat contoh NaCl.
5. Apa kekurangan dan kelebihan cara kromatografi sebagai alat analisis?

135
Jawaban: Kelebihannya yaitu dapat memisahkan campuran secara
kompleks, bahan yang digunakan sedikit atau tidak terlalu rumit dan dapt
mengetahui dengan mudah warna penyusun menggunakan
noda.sedangkan kekurangannya yaitu prosesnya lama dan sukar
menambahkan warna yang tampak pada noda tinta.

Evaluasi
1. Contoh magnesium klorida sebanyak 0,552gr dilarutkan dalam air dan
diendapkan denga larutanperak nitrat. Jika endapan perak klorida bobotnya
1,631gr, berapa persentase hasil?MgCl2 + 2AgNO3→ 2AgCl + Mg(NO3)2
Jawaban:
Diket : massa MgCl2 = 0,552gr
Massa endapan AgCl =1,631gr
Ditanya : % AgCl?
massa 0,552
mol MgCl 2= =¿ =0,0058
Mr 95,3

koefisien yang ditanya


mol AgCl= × mol MgCl 2
koefisien yang diketahui
2
mol AgCl= × 0,0058=0,0116 mol
1

massa AgCl = mol x Mr


= 0,0116 × 143,4 = 1,66344 gr
gr praktek
% AgCl= ×100 %
gr teoritis
1,631
% AgCl= ×100 %=98,05%
1,6634

136
2. Batu gamping terutama mengandung kalsium karbonat. Contoh batu gamping
drolah dengan asam hidroklorida dan memberikan reaksi
CaCO3(g)+2HCl(aq) CaCl2(aq)+H2O(g)+CO2
Larutan kalsium klorida di uapkan sampai kering dan ternyata mempunyai
bobot 0,789 gram. Hitunglah persentase kalsium kromat jika contoh batu
gamping bobotnya 0,75 gram!
Jawaban :
Diket : massa CaCl2 : 0,789 gr
massa batu gamping : 0,75 gr
Ditanya : % hasil CaCO3
Jawab :

Massa 0,789
mol CaCl2 = = =0,007
mr 111

1
mol CaCO3 = × 0,007=0,007
1

Massa CaCO3 = 0,007 x 100 =0,7 gr

dihitung persen hasil

0,7 gr
%hasil= =93,3 %
0,75

137
138
PERCOBAAN VIII

Reaksi-Reaksi Kimia dan Reaksi Redoks

I. Tujuan

1. Mempelajari jenis-jenis reaksi secara sistematis


2. Mengamati tanda-tanda terjadinya reaksi
3. Menuliskan persamaan reaksi dengan benar
4. Menyelesaikan reaksi redoks dari setiap percobaan

II. Landasan Teori

Reaksi kimia yaitu suatu proses dimanan zat (senyawa) diubah menjadi
satu atau lebih senyawa baru. Dalam reaksi kimia, terdapat reaksi asam-basa yang
dikenal sebagai proses transper elektron.

Sejumlah reaksi yang mana keadaan oksidasinya berubah, yang disertai


dengan pertukaran elektron antara pereaksi disebut sebagai reaksi aksidasi-reduksi
(redoks). Istilah oksidasi diterapkan untuk proses-proses dimana oksigen diambil
dari suatu zat. Dengan kata lain oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan
hilangnya satu elektron atau lebih dari dalam zat (atom, ion, atau molekul). Bila
suatu unsur dioksidasi, keadaaan oksidasi berubah keharga yang lebih positif.
Suatu zat pengoksidasi adalah zat yang kehilangan elektron, dalam proses ini zat
tersebut dioksidasi yang berlaku untuk zat padat, lelehan, maupun gas (Achmad,
dkk, 2003:82-85).

Reduksi adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya satu


elektron atau lebih oleh zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur direduksi,
keadaan oksidasi berubah menjadi lebih negatif. Jadi, suatu zat pereduksi adalah
zat yang kehilangan elektron, dalam proses ini zat tersebut dioksidasi(Chang,
2003:92).

139
Oksidasi dan reduksi selalu berhubungan langsung bersama, karena
elektron yang dilepaskan suatu zat harus diambil oleh zat lain. Jadi, proses-proses
okidasih dan reduksi berubah menjadi hasil reaksi, contoh:

2Cl−¿ ¿ + MnO2 + 4H +¿¿ Cl2+ Mn 2+¿+2 H 2 O ¿

Reaksi diatas telah memenuhi hukum kekalan muatan dan hukum kekalan
massa, pada reaksi tersebut pereaksi Cl−¿ ¿ mengalami kenaikan bilangan oksidasi
menjadi hasil pereaksi Cl2, sedangkan Mn dan MnO2 mengalami penurunan
bilangan oksidasi menjadi Mn2 +¿¿. Pada suatu reaksi redoks zat mereduksi zat lain
disebut oksidator, sedangkan zat yang mengoksidasi zat lain disebut reduktor
(Epinur, dkk. 2011:47-48).

Istilah reaksi oksidasi pada awalnya digunakan oleh kimiawan untuk


menjelaskan kombinasi unsur dengan oksigen. Reaksi setengah sel yang
melibatkan penangkapan elektron disebut reaksi reduksi.

Reaksi redoks yang terjadi oleh suatu spesi disebut disproporsionasi atau
reaksi autooksidasi. Spesi ini mengandung unsur yang mempunyai bilangan
oksidasi dianatara bilangan oksidasi tertinggi dan terendah yang saling bereaksi
satu sama lain. Metode percobaan langsung untuk menentukan potensial
elektrodan yaitu berdasarkan penentuan percobaan potensial.

Anatara dua elektrodan, bila dibuat suatu hubungan listrik anatara dua
daerah yang mempunyai kerapatan muatan yang berbeda maka muatan listrik
akan mengalir dari daerah yang mempunyai rapatan muatan yang lebih tinggi atau
potensial listrik yang lebih tinggi menuju daerah dengan potensial listrik yang
lebih rendah. Gabugan dua setengah sel disebut elektrokimia ( Chang, 2003:92).

Hubungan listrik antara dua setengah sel harus dilakukan dengan cara
tertentu. Kedua elektroda logam dan larutannya harus berhubungan secara
sederhana elektroda saling dihubungkan dengan kaeat logam yang memungkinkan
aliran elektroda. Aliran listrik diantara dua larutan harus berbentuk migrasi ion.
Hal ini hanya dapat dilakukan melalui larutan “ menjembatani” kedua setengah
sel. Hubungan ini disebut jembatan garam. Jemtan garam ini terdiri dari pipa U

140
terbalik yang diisikan dengan elektrolit yang menghantarkan listrik seperti kalium
klorida, dan disumbat dengan kapas pada kudua ujungnya untuk mencegah aliran
mekanis. Jembatan ini menghubungkan kedua cairan tanpa mencampurnya.
Elektrolit dalam jembatan garam selalu dipilih sedemikian rupa sehingga tidak
bereaksi dengan masing-masing larutan yang dihubungkan , nama alat ini biasa
disebut sel galvani atau sel volta. Angka yang biasanya tertera dipengukuran
lingkar arus listrik menunjukkan perbedan potensial diantara dua setengah sel
tersebut. Karena perbedaan potensial ini merupakan “daya hantar” elektron, maka
sering disebut daya elektromotif (eruf) sel atau potensial sel satuan yang
digunakan untuk mengukur potensial listrik adalah volt, jadi potensial sel disebut
juga voltase sel (Petrucci. 2009:96-97).

Reaksi yang berlangsung pada anoden ditulis sebagai reaksi oksidasi dan
reaksi yang berlangsung pada anode ditulis sebagai reaksi reduksi. Reaksi sel
adalah jumlah dari kedua reaksi ini. Untuk mengetahui reaksi redoks spontan atau
tidak juga bisa dilihat dalam deret kereaktifan logam yaitu : Li, K, Ba, Ca, Na,
Mg, Al, Mn, (H2O), Zn, Cr, Fe, Ni, Co, Sn, Pb(H), Cu, Hg, Ag, Pt, Au. Semakin
kekanan maka potensial reduksinya semakin meningkat sehingga semakin mudah
untuk direduksi, dan semakin kekiri makin mudah untuk dioksidasi (Achmad.
2003).

Elektroda accuan untuk mengukur potensial elektroda dipilih elektroda


hidrogen baku. Potensial elektroda standar suatu elektroda diberi nilai positif dari
pada elektroda standar, dan tandanya lebih negatif bila lebih negatif daripada
elektroda hidrogen standar. Penulisan dengan lambang digunakan untuk
menggambarkan sebuah sel. Penulisan ini disebut diagram sel, contohnya yaitu :

Zn|Zn2 +¿¿||Ag+¿¿ ||Ag

Berdasarkan konvensi, maka sebelah kiri merupalan elektroda dimana


terjadi oksidasi dan disebut anode. Sedangkan kanan merupakan elektroda dimana
terjadi reduksi disebut katode. Garis tegak lurus tunggal merupakan batas antara
suatu elektroda dengan fase lain. Garis tegak lurus ganda menekankan bahwa
larutan tersebut dihubungkan oleh jembatan garam (Barnasconi. 2005:71).

141
Hukum faraday adalah hukum dasar untuk elektrolisis dan elektroanalisis,
hukum ini digunakan untuk menjelaskan pemakaian sel elektrolit dalam
pemisahan kimia. Sehubungan dengan ini, faraday merumuskan dua hukum dasar
yang dikenal dengan hukum elektrolisis yaitu massa zat yang bereaksi pada
elektroda sebanding dengan jumlah kelistrikan yang mengalir melaui sel. Massa
ekuivalen zat yang berbeda dihasilkan atau dipakai pada elektroda dengan
melewatkan sejumlah tertentu muatan listrik melaui sel ( Asikin, Zainal.
2006:170-172).

142
III. Prosedur Percobaan

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

1. Sudip

2. Cawan krus dan tutup

3. Bunsen

4. Kaki tiga

5. Kawat kasa

6. Tabung reaksi

7. Pipet tetes

3.1.2 Bahan

1. Magnesium

2. Kristal CuSO4 . 5H2O

3. Larutan AgNO3 0,01 M

4. Serbuk Cu

5. Larutan HCl 0,1 M

6. Larutan Hg (NO3)2 0,1 M

7. Larutan Al (NO3)3 0,1 M

8. Kl 0,1 M

9. Larutan Na3PO4 0,1 M

10. Larutan HNO3 0,1 M

11. Larutan H2SO4 0,1 M

143
12. Larutan H3PO4 0,1 M

13. NaOH 0,1 M

14. NaHSO4 0,1 M

15. NaC2O4 0,1 M

16. NaOH 10 M

17. Larutan KMnO4

18. CuSO4 0,5 M

19. Logam Zn dan Logam Cu

20. ZnSO4 0,5 M

21. Pb(NO3)2 0,5 M

22. NaNO3 0,5 M

23. H2O2 0,1 M

24. FeCl 0,1 M

144
3.2 Skema Kerja

3.2.1 Reaksi Penggabungan

Magnesium

Disedikan alat dan bahan

Diambil seujungsudip

Dimasukkan kedalam krus

DibakarpadanyalaBunsen

Diamati dan dicatat


Hasil

3.2.2 Reaksi Penguraian

Kristal CuSO4 . 5H2O

Dimasukkanseujungsudipbahanutamake tabungreaksi
DipanaskandenganBunsen
Diamati dan dicatat

Disiapkan bunsen
Hasil

3.2.3 Reaksi Penggantian Tunggal

145
1 ml Larutan AgNO3 0,01
M

Diisi tabung reaksi dengan 1 mL AgNO3 0,01 M


Dimasukkan o,1gr serbuk Cu, dikocok
Diisitabungreaksi 1 mLHCl o,1 M
Dimasukkan o,1gr serbuk Mg
Diamati dan dicatat

Hasil

3.2.4 Reaksi Penggatian Rangkap

1 ml Larutan AgNO3 0,1 M, Hg(NO3)2 0,1 M , Al (NO3)2 0,1 M

Disediakan 3 tabungreaksi

Diisi masing-masing tabung dengan bahan utama1mL

Ditambahkan 1 mLKIo,1M
Dicatat hasilnya
Diulang lagi percobaan tersebut dengan menambahkan
1 mLNa3PO4

Hasil

3.2.5 Reaksi Redoks Serta Perubahan Warna

146
0,5 ml larutan H2SO4 6M dan
0,5 ml larutan KMNO4 0,1 M

Dimasukkan kedalamtabung reaksi X

Larutan NaC2O4 0,1 M

Diteteskan kedalam tabung X

3 ml larutan NaHSO3 dan 1 ml


NaOH 10 M 0,1 M

Dimasukkan kedalam tabung reaksi x 1

Larutan KMnO4 0,1 M

Diteteskan kedalam tabung X1

1 ml HCl 6 M ditambah 19
kristal KmnO4

Dipanaskan dalam lemari asam

Hasil

IV. Hahil dan Pembahasan

147
4.1 Hasil

Persamaanreaksi Bukti terjadinyareaksi


A. Reaksipenggabungan Terjadi perubahan warna Mg berubah
Mg + O2→ MgO menjadi warna abu-abu.

B. Reaksipenguraian Ketika dibakar membentuk gumpalan


CuSO4 . 5H2O → CuSO4 + 5H2O pada dasar tabung warna dari biru
menjadi putih.

C. Reaksipenggantiantunggal Setelah dikocak menghasilkan padatan


1. Cu + 2AgNO3 →Cu (NO3)2 + atau gumpalan Cu pada dasar tabung,3
2Ag fase yaitu bawah endapan,tengah cair
dan atas serbuk.
2. Mg + 2HCl → MgCl2 + H2 Setelah dicampurkan dengan Mg
larutan mendidih terdapat
gelembung,2 fase yaitu endapan dan
cairan dalam bentuk gas.

D. Reaksipenggantianrangkap
Putih pucat terdapat sedikit endapan.
1. AgNO3+ KI→ KNO3 +AgI
Orage kemerahan terdapat endapan.
2. Hg(NO3)2 + 2KI → 2KNO3 +
Endapan tidak terjadi reaksi atau
HgI2
bening.

3. Al(NO3)3 + 3KIN→ 3KNO3 +


Cokelat terdapat sedikit endapan.
ALI3
4. 3AgNO3+ Na3PO4→Hg3PO4
Orenge dengan endapan di bawah.
+3NaNO3

5. 3Hg(NO3)3+2Na3PO4→Hg3
(PO4)2+6NaNO3
Ada endapanlarutanberwarnaputihsusu

148
6. Al(NO3)3 + Na3PO4 →AlPO4 +
3NaNO3 Warnamenjadiungu pekat
Reaksinetralisasi
1. HNO3 + NaOH→NaNO3 + H2O
2. H2SO4 + NaOH→ Na2SO4 + Warnamenjadiungu kertas
2H2O bening dibawah(memisah)
Warnamenjadiungu pudar
3. H3PO4 + NaOH→ Na3PO4 +
3H2O

Persamaan reaksi Bukti terjadinya reaksi


Reaksi redoks
1. Na2C2O4+KmnO4 Warna bening 20 tetes Na2 C2 O4.

Warna hijau pekat 20 tetes KmnO4.


2. Na.HSO4 + KmnO4
Warna HCl +KmnO4menjadi coklat
dan setelah pemanasan menjadi
3. HCl+KmnO4 ungu pekat.

Beberapa reaksi redoks

No Percobaan Pengamatan
1. CuSO4 + logam Zn Terjadiendapanendapan Zn warna sedikit
coklat
2. ZnSO4 + logam Cu Warna berubah menjadi putih bening.

3. Serbuk Mg + Pb(NO3)2 Timbulnya gas yang bannyak,endapan Mg


terakat terasa hangat,warna keruh.

149
4. Serbuk Mg + Zn(NO3)2 Terdapat sedikit gas dengan endapan
Serbuk Mg + NaNO3 sedikitdemi sediki tkeangkat keatas suhu
dingin,warna tetap bening.
5. H2O2 + H2SO4 + KI + Warna menjadi kuning pekat dari kuning
kanji jernih

6. FeCl3 + H2SO4+ KI + Kanji kuning menjadi kunig pucat atau kuning


kanji keruh.

4.2 Pembahasan

Pada percobaan kali ini kita mengamati perubahan kimia pada reaksi
kimia. Perubahan kimia yang terjadi berupa sifat-sifat fisik pada reaksi kimia
seperti bentuk gas.perubahan warna,dan bentuk endapan. Dalam percobaan yang
kami lakukan didapatkan hasilnya sebagai berikut:

Reaksi Penggabungan yaitu Pada serbuk M g yang dimasukkan ke cawan


krus sebanyak 0,5 gram dan dibakar pada nyala Bunsen. Setelah kami amati

150
terjadi perubahan warna menjadi warna keabu-abuan dan tidak berbau. Hal ini
sesuai dengan reaksi yang terjadi:

1
Mg + O2 →MgO2
2

Reaksi Penguraian,Pada kristal CuSO4.5H2O yang dimasukkan kedalam


tabung reaksi sebanyak 0,5 gram,kemudian dipanaskan dengan nyala bunsen.
Setelah diamati,ketika dibakar membentuk gumpalan pada dasar tabung dan dari
warna biru Kristal CuSO4.5H2O berubah warna menjadi putih,hal ini disebabkan
oleh. Hal ini sesuai dengan reaksi yang terjadi:

CuSO4.5H2OCuSO4+ 5H2O

Reaksi Penggantian Tunggal,Pada tabung reaksi 1 mL larutan A gNO3 0,01


M dan kami masukkan serbuk Cu 0,1 gram. Kemudian kami kocok larutan
tersebut,setelah kami amati larutan tersebut menghasilkan padatan/gumpalan C u
pada dasar tabung dengan 3 fase yaitu bawah endapan,tengah cair,dan atas serbuk.
Sehingga reaksi yang terjadi adalah:

Cu+ 2AgNO3→Cu(NO3)2 + 2Ag

Pada sebuah tabung reaksi dengan 1 mL larutan HCl 0,1 M dan


dimasukkan 0,1 gram serbuk Mg . Ternyata larutan menjadi mendidih,terdapat
gelembung dngan 2 fase yaitu endapan dan cairan dalam bentuk gas. Sehingga
reaksi yang terjadi adalah:

Mg + 2HCl →MgCl2 + H2

Reaksi Penggantian Rangkap, Pada percobaan kali ini kami mengisi


larutan AgNO3 0,01 M,Hg (NO3)20,1 M, dan Al (NO3)2 0,1 M. Keempat larutan
tersebut kami masukkan ketabung reaksi yang berbeda untuk setiap larutan
kemudian masing-masing larutan tersebut kami tambahkan Kl 0,1 M 1 mL.
Setelah kami amati,ternyata untuk larutan berubah warna menjadi putih
pucat,terdapat endapan karena adanya AgNO3yang mengendap dilarutan Kl
encer,AgNO3mempunyai sifat padat dari Kl,sehingga terjadi reaksi:

151
AgNO3+ Kl →KNO3 + Ag

Dan untuk larutan Hg (NO3)2+ larutan Kl encer,larutan tersebut terbentuk


banyak endapan orange kemerahan. Hal ini sesuai dengan reaksi yang terjadi:

Hg (NO3)2 + 2Kl →2KNO3 + HgI2

Larutan Al (NO3)2+ larutan Kl encer,larutan tersebut tidak berubah warna


sedikitpun atau tidak terjadinya reaksi. Kemungkinan terdapat kesalahan pada saat
kami mereaksikan larutan tersebut dan pada saat menggoyangkan tabung reaksi
tersebut.

Al (NO3)2+ 3KIN →3KNO3 + AlI3

Pada percobaan selanjutnya kami masih menggunakan larutan yang sama


dengan penambahan larutan Na3PO4. Untuk larutan AgNO3+ larutan Na3PO4kami
dapatkan hasilnya ternyata larutan berubah warna menjadi coklat da nada
pengendapan. Untuk larutan Hg (NO3)2+ larutan Na3PO4,larutan berubah warna
orange dan terdapat pengendapan. Hal ini sesuai dengan reaksi yang terjadi:

3AgNO3 + Na3PO4→Ag3PO4 + 3NaNO3

3Hg (NO3)2+ 2Na3PO4→Hg3(PO4)2+ 6NaNO3

Al (NO3)2+ Na3PO4→AlPO4 + 3NaNO3

Reaksi Netralisasi, Pada percobaan ini kami menguji larutan HNO 3 0,1
M,H2SO4 0,1 M,dan H3PO40,1 M kedalam tabung reaksi yang berbeda untuk
setiap larutan. Masing-masing larutan kami teteskan fenolftalein yang berfungsi
sebagai indicator,kemudian kami tambahkan lagi beberapa tetes NaOH pada setiap
larutan. Pada larutan HNO3terjadi perubahan warna ungu pekat dan pada larutan
H2SO4terdapat endapan ungu keatas,bening dibawah atau hal ini dapat dikatakan
perubahan warna pada larutan ini memisah,serta pada larutan H 3PO4perubahan

152
warna menjadi ungu pudar. Kemudian masing-masing larutan kami teteskan 10
tetes NaOH,sehingga reaksi yang terjadi adalah:

HNO3 + NaOH →NaNO3 + H2O

H2SO4+ NaOH →Na2SO4 + 2H2O

H3PO4+ NaOH →Na3PO4 + 3H2O

Reaksi Redoks Serta Perubahan Warna, Pada percobaan ini kami menguji larutan
H2SO4 6 M,NaHSO4 0,1 M,dan HCl 6 M. Masing-masing larutan kami masukkan
pada tabung reaksi yang berbeda,untuk larutan H2SO46 M kami tambahkan
KMnO4 0,1 M + tetesan larutan Na2C2O4 0,1 M,saat larutan H2SO4 6 M kami
tambahkan KMnO4ternyata larutan berubah warna menjadi putih pucat. Sebanyak
20 tetes KMnO4,lalu kami tambahkan Na2C2O4ternyata larutan tetap berwarna
putih pucat. Untuk tabung kedua larutan NaHSO4+ 1 mL NaOH larutan
menimbulkan gelembung dan ditambahkan KMnO4larutan berubah warna menjadi
hijau pekat. Untuk tabung ketiga,larutan HCl + KMnO4berwarna coklat kemudian
ketika pemanasan larutan tersebut bereaksi berubah warna menjadi ungu pekat.

Beberapa Reaksi Redoks, Pada percobaan ini kami mrnguji serbuk M g + Zn


(NO3)2,hasil pengamatan menunjukkan terdapat sedikit gas,dengan endapan
sedikit demi sedikit terangkat keatas,suhunya dingin,tetapi warna tetap bening.
Pada percobaan CuSO4 + logam Zn hasilnya warna logam Znhancur dan
mengendap,kemudian pada percobaan Zn SO4 + logam Cuhasilnya warna berubah
menjadi putih bening. Pada serbuk Mg + Zn (NO3)2terjadi reaksi timbulnya gas
yang banyak,endapan Mg terangkat,warna berubah menjadi keruh dan suhunya
menjadi hangat.

Pada percobaan selanjutnya kami menguji H2O4 + H2SO4 + Kl +


Kanji,setelah diamati pada saat larutan H2O4 + H2SO4 + Kl larutan berwarna
kuning pekat,setelah ditambah kanji larutan berubah warna menjadi bening.

Percobaan selanjutnya kami menguji FeCl2 + H2SO4 + Kl + Kanji,yang


menimbulkan asap putih,berbau,dan setelah dibakar berwarna kuning pucat ketika
ditambahkan kanji warna berubah menjadi warna kuning keruh.

153
V. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Ada 5jenis reaksi kimia biasa yaitu reaksi penggabungan, reaksi penguraian,
reaksi penggantian tunggal, reaksi penggantian rangkap dan reaksi netralisasi serta
reaksi reduksi oksidasi (redoks) yang sering terjadi.

154
2. Tanda-tanda reaksi kimia dapat berupa timbulnya gas, endapan, perubahan
warnadan perubahan suhu.
3. Menulis persamaan reaksi yang paling penting adalah penyetaraan unsur-unsur
yang ikut bereaksi.
Contoh persamaan reaksi
 Hg + Fe(NO3)2→ TR
 Zn + Ni(OH)2→ Zn(OH)2 + Ni
 Pb(NO3)2 +K2CrO4→ TR
4. Reaksi redoks dapat disetarakan dengan dua cara, yaitu:
a. Cara perubahan biloks
b. Cara setengah reaksi

5.2 Saran

Pada saat melakukan praktikum, praktikan diharapkan tenang dan berhati-


hati terhadap senyawa dan larutan yang di uji. Di usahakan memakai sarung
tangan dan masker saat melakukan percobaan. Dan terimakasih untuk asisten
laboratorium yang selama ini membimbing kami dalam melakukan percobaan.

Daftar pustaka

Achmad,Hiskia.dkk,1993.Kimia Dasar I.Jakarta: Universitas Terbuka.

Asikin,Zainal.dkk,1986.Penuntun Belajar Kimia Teori dan 44 soal.Jakarta:

155
Erlangga

Barnasconi,G,1995.Teknologi Kimia Bagian 2.Bandung: Bumi Aksara.

Chang,Raymond,2003.Kimia Dasar Edisi ke-3 Jilid I.Jakarta: Erlangga.

Petrucci,Ralph H,1989.Kimia Dasar Edisi ke-4 Jilid I.Jakarta: Erlangga.

156
Lampiran

Pertanyaan Prapraktek

1. Berikan definisi dari istilah-istilah berikut: katalis, deret elektromagnetik,


reaksi eksotermik, endapan, produk, dan pereaksi.

Jawaban :
a) Katalis adalah suatu zat yang dapat mempercepat jalannya laju
reaksi.
b) Deret elektromagnetik adalah suatu deret yang menyatakan
susunan unsur-unsur berdasarkan kemampuan mereduksi dari yang
paling kuat sampai yang lemah.
c) Reaksi eksotermik adalah reaksi yang melepaskan kalor dari sistem
ke lingkungan.
d) Endapan adalah komponen campuran yang tidak ikut larut
biasanya terdapat dibagian bawah larutan.
e) Produk adalah zat hasil reaksi.
f) Pereaksi adalah zat-zat yang bereaksi.

2. Terangkan arti lambang-lambang berikut: ∆, WR, (s), (l), (g), dan (aq) ?

Jawaban :
a) ∆ : reaksi diberi panas.
b) WR : jumlah energi dalam reaksi.
c) (s) : solid untuk fase padat.
d) (l) : liquid untuk fase cair.
e) (g) : gas untuk fase gas.
f) (aq) : aquades untuk fase larutan.

3. Berapa kira-kira volume dalam tabung reaksi yang berisi sepersepuluh


bagian ?
1
Jawaban : × 250 = 25 ml.
10
4. Apa warna indikator pp dalam larutan asam ?

157
Jawaban : tidak berwarna.

158

Anda mungkin juga menyukai