FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Praktikum Kimia Dasar
“Teknik Laboratorium”
Angelina Qomara Putri Purnomo, 22030121140081
1 PENDAHULUAN
1.1. Dasar Teori
1.1.1 Laboratorium
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi No 03 Tahun 2010 tentang Jabatan
Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan dan Angka Kreditnya
yang disebut dengan laboratorium pendidikan adalah unit penunjang
akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan tertutup atau
terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis
untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan atau produksi dalam skala
terbatas, dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan
metode keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.1
Ditinjau dari pengawasan, suatu laboratorium sangat penting
peranannya, karena laboratorium merupakan tempat penting untuk
mendapatkan data tentang kuantitas maupun kualitas dari, bahan
murni, bahan berkhasiat yang terdapat dalam obat (sintetik maupun
tradisional), makanan, minuman, dan lainnya. Untuk melakukan
fungsinya dengan baik suatu laboratorium harus memenuhi
persyaratan minimal diantaranya adalah sebagai berikut:1
1. Memiliki bangunan yang kokoh dan cukup ventilasinya.
2. Memiliki tata ruang yang baik, untuk menjaga keamanan dan
kenyamanan selama melakukan praktek
3. Memiliki prosedur keselamatan yang sesuai (tersedia alat
pemadam kebakaran dan terdapat jalur evakuasi yang memadai).
Teknik Laboratorium
4. Druple plate
Terbuat dari porselin, berbentuk plat dengan beberapa lekukan di
bagian atas, digunakan untuk mereaksikan zat-zat kimia dalam
jumlah kecil.
5. Kasa asbes
Terbuat dari kawat logam, berbentuk ram atau jaring yang dilapisi
asbes, digunakan untuk alas pemanasan larutan.
6. Kaki tiga
Terbuat dari besi, berbentuk lingkaran di bagian atas nya dan diberi
3 kaki yang juga terbuat dari besi, digunakan untuk penyangga
kasa asbes pada waktu pemanasan.
7. Pengaduk gelas
Terbuat dari gelas, digunakan untuk mengaduk zuatu campuran
atau larutan zat-zat kimia pada waktu melakukan reaksi kimia. Alat
ini juga digunakan untuk membantu penuangan atau dekantir
larutan dalam proses penyaringan.
8. Pipa bengkok
Berupa pipa bengkok yang terbuat dari kaca, digunakan untuk
mengalirkan gas ke dalam suatu tempat tertutup atau ke dalam
larutan.
9. Corong
Biasanya terbuat dari gelas, digunakan untuk membantu dalam
menuangkan cairan ke dalam tempat yang memiliki lubang mulut
kecil, seperti botol, buret, labu takar, dan sebagainya.
10. Gelas arloji
Berbentuk lingkaran dengan bagian tengah cekung, terbuat dari
kaca dan tidak dapat digunakan untuk pemanasan, fungsinya untuk
menimbang zat yang berbentuk padatan.
11. Botol timbang
Teknik Laboratorium
Explosive
Lambang : E
Penanganan : Hindari pukulan/benturan,
gesekan, pemanasan, api dan sumber
4.
nyala lain bahkan tanpa oksigen
atmosferik.
(mudah meledak)
Contoh : KClO3, NH4NO3, Trinitro
Toluena (TNT).
Irritant
Lambang : I
Corrosive
Lambang : C
(pengoksidasi)
Teknik Laboratorium
7. Buret (1 buah)
8. Tiang statif (1 buah)
BAHAN:
1. Larutan HCl 0,100 N
2. Indikator Phenolphthalein (2-3 tetes)
2.2. Cara Kerja
2.2.1 Percobaan 1 “mereaksikan suatu zat dalam tabung reaksi”:
1. Ambil larutan laktosa dan teteskan pada tabung reaksi sebanyak 5
tetes menggunakan pipet tetes. Lakukan hal yang sama untuk
larutan glukosa.
2. Kemudian ambil larutan Fehling A dan teteskan pada tabung reaksi
yang berisi larutan laktosa sebanyak 5 tetes menggunakan pipet
tetes. Lakukan hal yang sama untuk tabung reaksi yang berisi
larutan glukosa.
3. Setelah itu, ambil larutan Fehling B lalu teteskan pada tabung
reaksi yang berisi campuran larutan Fehling A dan larutan laktosa
sebanyak 5 tetes menggunakan pipet tetes. Lakukan hal yang sama
untuk tabung reaksi yang berisi campuran larutan Fehling A dan
larutan glukosa.
4. Terakhir, panaskan 2 campuran larutan tersebut dengan
menggunakan lampu spiritus hingga terjadi perubahan serta amati
perubahan yang terjadi.
2.2.2 Percobaan 2 “pengenceran larutan NaOH dan penentuan konsentrasi”:
1. Pertama, homogenisasi dahulu larutan NaOH 1,000 N.
2. Lalu, tuang kedalam gelas beker untuk memudahkan pengambilan
dengan pipet volume.
3. Selanjutnya, pasangkan pipet volume dengan ball pipet.
4. Setelah itu, ambil larutan NaOH 1,000 N sebanyak 5 mL
menggunakan pipet volume.
Teknik Laboratorium
5. Lalu, tuang larutan NaOH 1,00 N yang sudah kita ambil ke dalam
labu takar 50 mL.
6. Kemudian, tambahkan aquadest ke dalam larutan NaOH 1,000 N
hingga batas tanda tera pada labu takar dengan tepat atau mencapai
batas meniskus bawah.
7. Terakhir, tutup labu takar dan lakukan homogenisasi.
2.2.3 Percobaan 3 “Titrasi”:
1. Mula-mula, tuang larutan HCl 0,100 N ke dalam buret hingga batas
tera. Penuangan dapat dibantu dengan corong.
2. Selanjutnya, tuang larutan NaOH 0,100 N atau larutan yang sudah
kita encerkan pada percobaan sebelumnya ke dalam gelas beker.
3. Lalu, pasangkan pipet ukur dengan ball pipet.
4. Ambil larutan NaOH 0,100 N atau larutan yang sudah kita
encerkan pada percobaan sebelumnya pada beaker gelas sebanyak
25 mL.
5. Setelah larutan tepat diambil sebanyak 25 mL lalu tuangkan larutan
ke dalam erlenmeyer.
6. Kemudian, tambahkan larutan indikator PP ke dalam erlenmeyer
yang sudah berisi larutan NaOH 0,100 N sebanyak 2 hingga 3
tetes.
7. Lanjutkan dengan proses titrasi, amati dan hentikan jika sudah
terjadi perubahan warna.
8. Terakhir, jika larutan sudah berubah warna segera hentikan proses
titrasi dan catat volume larutan yang terpakai pada buret.
Teknik Laboratorium
4 PEMBAHASAN
4.1. Menggunakan Alat
Saat praktikum mahasiswa mampu menggunakan alat-alat
laboratoriumnya dengan baik dan benar sesuai dengan fungsinya masing-
masing. Namun, dalam menggunakan alat laboratorium mahasiswa dituntut
untuk berhati-hati, tidak terburu-buru, tenang dan berkonsentrasi.
Pencapaian pada kriteria ini meliputi, mengetahui alat yang tepat untuk
mengambil bahan yang akan digunakan, menggunakan alat dengan benar,
dan mencuci alat setelah digunakan.5
Penggunaan alat praktikum yang tidak sesuai dengan petunjuk akan
mempengaruhi hasil praktikum. Mahasiswa yang tidak berkonsentrasi saat
menggunakan alat praktikum sering kali menunjukan kesalahan kerja
misalnya salah menempatkan tabung reaksi saat pemanasan, tidak menutup
kembali botol zat setelah zat diambil, tidak menggunakan kertas saring
saat melakukan penyaringan, dan lainnya.5
4.2. Mengambil bahan
Sebelum praktikum dimulai instruktur telah menyediakan berbagai
bahan kimia di meja utama. Selanjutnya mahasiswa diminta untuk
mengambil bahan yang diperlukan dan meletakannya dalam wadah yang
sudah tersedia. 5
Mahasiswa harus menentukan jenis bahan yang diperlukan sesuai
dengan tujuan praktikum, mengetahui sifat zat dan wujudnya (apakah
zat berbahaya, mudah terbakar, beracun, mudah menguap, dan lainnya),
membaca label yang tertera pada botol dengan baik, dan terampil
mengambil bahan cair tanpa tercecer. Perhatikan dalam mengambil bahan
serta berbagai kesalahan yang bisa terjadi saat pengambilan bahan
diantaranya volume cairan yang diambil kurang dari yang seharusnya,
memasukan kembali bahan yang tersisa ke dalam botol zat murni
sehingga dapat merusak zat, dan lainnya. 5
4.3. Mengamati
Teknik Laboratorium
5 KESIMPULAN
Sebelum mahasiswa melakukan praktikum di laboratorium alangkah baiknya
jika mahasiswa dikenalkan lebih dahulu dengan alat-alat yang ada di
laboratorium dan bahan-bahan atau zat-zat yang ada di laboratorium. Fungsinya
agar mahasiswa tahu bagaimana caranya menggunakan alat-alat laboratorium
dan juga mengetahui bahan atau zat mana yang berbahaya dan tidak berbahaya.
Pengetahuan tentang itu semua dibutuhkan untuk keselamatan kerja saat
mahasiswa hendak melakukan praktikum. Keselamatan kerja dalam laboratorium
kimia harus diusahakan oleh semua personalia yang berkaitan dengan
laboratorium kimia yaitu kepala laboratorium, pengampu praktikum, teknisi,
laboran, administrasi, asisten, maupun praktikan, bahkan petugas kebersihan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menuju keselamatan kerja di
laboratorium adalah penguasaan keterampilan mengelola peralatan dan bahan,
pengelolaan limbah, penanganan kecelakaan dan pertolongan pertama pada
kecelakaan. Salah satu cara mengenal bahan kimia adalah dengan mempelajari
Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) atau Material Safety Data Sheet
(MSDS).4
Kesimpulan untuk percobaan, pada uji fehling dapat disimpulkan larutan
glukosa mendapatkan hasil akhir berwarna hijau muda dan larutan laktosa
mendapatkan hasil akhir berwarna hijau tua atau pekat. Pada proses pengenceran
agar didapatkan larutan standar NaOH 0,1 N dapat melakukan pengenceran
larutan NaOH 1N sebanyak 50 mL menggunakan pelarut aquadest. Dalam
percobaan titrasi asam basa, menggunakan 22,5 mL HCl untuk mentitrasikan 25
mL NaOH maka didapatkan hasil akhir titrasi yang tepat menjadi bening,
perubahan warna ini disebabkan adanya reaksi larutan asam dengan larutan basa.
Teknik Laboratorium
Tabung
1. 11. Gelas arloji
reaksi
Penjepit
Botol
2. tabung 12.
timbang
reaksi
Teknik Laboratorium
No No
Nama Alat Gambar Nama Alat Gambar
. .
Tabung Botol
3. 13.
spiritus semprot
Druple
4. 14. Erlenmeyer
plate
Gelas piala
Kasa atau beaker
5. 15.
asbes glass atau
gelas beker
Teknik Laboratorium
No No
Nama Alat Gambar Nama Alat Gambar
. .
Pengaduk
7. 17. Labu takar
gelas
Pipet tetes
Pipa
8. 18. atau pipet
bengkok
paseur
Teknik Laboratorium
No No
Nama Alat Gambar Nama Alat Gambar
. .
Pipet
volume
10. Buret 20.
atau pipet
gondok
DAFTAR PUSTAKA
1. Wardiyah. Praktikum Kimia Dasar. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia .
(2016):2-15 p.
2. Fitriyono Ayustaningwarno, S.TP., M.Si, Dr. Diana Nur Afifah, S.TP., M.Si, Gemala
Anjani, S.P., M.Si., PhD. Modul Praktikum Kimia Dasar. Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro. (2020):1-5 p.
3. Intanwati, Sherly. Intoleransi Laktosa. Program Pasca Sarjana Ilmu Biomeik Program
Double Degree Ilmu Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.
(2012):4-5 p.
4. Padmaningrum R. T. Keselamatan Kerja Dalam Laboratorium Kimia JOURNAL.
Jurdik Kimia. (2012):abstract p.
5. Eliyart, Chichi Rahayu. Deskripsi Keterampilan Dasar Laboratorium Mahasiswa
Teknik Pada Praktikum Kimia Dasar Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan. Universitas
Ekasakti Padang. 6:1 (2021):32-35 p.
6. Ayssa Nurmastika, Danang Erwanto, Aulia Dewi Rosanti, Farrady Alif Fiolana.
Setrum Rancang Bangun Alat Pengukur Kadar Asam Askorbat pada Buah dengan
Metode Titrasi Iodimetri. Universitas Islam Kadiri. 7:1 (2018):152 p.
7. Ardhista Shabrina Fitri, Yolla Arinda Nur Fitriana. Analisis Senyawa Kimia pada
Karbohidrat. Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Ahmad Dahlan.
17:1 (2020):45–52p.
8. Sandi, Boy. Tanpa Tahun. Aldehid dan Keton. Diakses 7/9/2021.
Universitas Brawijaya.
9. Alifia Rizki. Pengaruh Asam. Fakultas Teknik. Universitas Bhayangkara Jakarta
Raya. (2014):1-7p.
10. Fitri Apriani, Nora Idiawati, Lia Destiarti. Ekstrak Metanol Buah Lakum (Cayratia
Trifolia (L.) Domin) Sebagai Indikator Alami Pada Titrasi Basa Kuat Asam Kuat.
Universitas Tanjungpura. JKK, 5:4 (2016):74-78p.