Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Laboratorium
Dosen : Mufti Hatur Rahmah, S.Si., M.Si.
Disusun oleh:
Kelompok 1
1. Aan aryadi saputra H0321520
2. Julianti H0321519
3. Era Pasira H0321317
4. Nur Ainun H0321353
5. Juniati sb Minanga H0321508
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Percobaan
C. Prinsip Percobaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Jenis-jenis Alat
B. Mekanisme Alat
BAB III ALAT dan METODE PERCOBAAN
A. Alat yang digunakan
B. Metode Percobaan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Kritik dan Saran
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karna berkat rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah “Peralatan Laboratorium Kategori I”.
Penulisan makalah ini adalah salah satu syarat ketuntasan mata kuliah manajemen
laboratorium.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Atas tersusunnya makalah ini, maka kami menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
kepada Ibu Mufti Hatur Rahmah, S.Si., M.Si. selaku Dosen Pengampu Manajemen
Laboratorium, serta seluruh segenap pihak yang telah membantu hingga makalah ini
terselesaikan.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
A. Latar Belakang
Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, perkakas,
perabot, yang dipakai untuk mencapai maksud ( Kamus Besar Bahasa Indonesia,
2005, hal : 30 ).
Hal yang harus diperhatikan adalah kebersihan dari alat yang digunakan.
Kebersihan dari alat dapat mengganggu hasil pratikum. Apabila alat yang
digunakan tersebut tidak bersih, maka akan terjadi hal- hal yang tidak diinginkan.
Contohnya jika pada alat – alat tersebut masih tersisa zat – zat kimia, maka zat
tersebut dapat saja bereaksi dengan zat yang kita gunakan sesudahnya dan dapat
mengakibatkan kegagalan dalam pratikum ( Anonim, 2012 )
Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil
yang didapat tidak akurat dalam hal ilmu statistika kesalahan seperti ini
digolongkan dalam galat pasti. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja
peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan
praktikum di laboratorium kimia. Bukan hal yang mustahil bila terjadi kecelakaan
di dalam laboratorium karena kesalahan dalam pemakaian dan penggunaan alat –
alat dan bahan yang dilakukan dalam suatu pratikum yang berhubungan dengan
bahan kimia berbahaya, disamping itu, pemilihan jenis alat yang akan digunakan
dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Agar penelitian berjalan
lancar. (Anonim, 2012).
B. Tujuan Percobaan
Tujuan pecobaan peralatan di laboratorium ini adalah untuk mengetahui dan
menguasai jenis – jenis alat, nama masing – masing alat, prinsip kerja alat, fungsi
alat yang baik dan benar. Agar pada praktikum selanjutnya praktikan tidak
melakukan kesalahan.
C. Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan peralatan di laboratorium adalah berdasarkan identifikasi
alat yang biasa digunakan pada saat pratikum serta fungsi dari masing – masing
alat tersebut, dan penggunaan atau cara yang tepat untuk menggunakannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Jenis-Jenis Alat
1. Gelas Kimia
2. Labu Erlenmeyer
3. Gelas Ukur
4. Pipet
5. Buret
6. Tabung Reaksi
7. Kaca Arloji
8. Corong
9. Cawan
10. Mortar dan Pastle
11. Spatula
12. Batang Pengaduk
13. Kawat Kasa
14. Kaki Tiga
15. Labu Ukur
16. Termometer
17. Tabung Sentrifuse
18. Penjepit Cawan Krus
19. Pipa U
20. Pipa Kapiler
21. Plat Tetes
22. Rak Tabung reaksi
B. Mekanisme Alat-alat
1. Gelas Kimia
Gelas tinggi berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya, terbuat
dari kaca borosilikat yang tahan panas, berfungsi untuk mengukur volume
larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, menampung
zat kimia, memanaskan cairan dan media pemanasan cairan.
2. Labu Erlenmeyer
Berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan
skala sepanjang dindingnya, berfungsi untuk menyimpan dan memanaskan
larutan, menampung filtrate hasil penyaringan, dan menampung titran ( larutan
yang dititrasi) pada proses filtrasi
3. Gelas Ukur
Berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya, terbuat dari
kaca atau plastik yang tidak tahan panas, berfungsi untuk mengukur volume
larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah
tertentu.
4. Pipet
Alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran bebas,
berfungsi untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara tepat (pipet
seukuran), mengukur dan memindahkan larutan dengan volume tertentu secara
tepat ( pipet berukuran ), dan untuk mengambil cairan dalam skala kecil (pipet
tetes ).
5. Buret
Berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran diujungnya, berfungsi
untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk
titrasi.
6. Tabung Reaksi
Berupa tabung yang terkadang dilengkapi tutup, terbuat dari kaca
borosilikat tahan panas, berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan bahan
kimia dan untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil.
7. Kaca Arloji
Terbuat dari kaca bening dan memiliki berbagai ukuran berfungsi sebagai
penutup gelas kimia saat memanaskan sampel, tempat saat menimbang bahan
kimia, dan tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator.
8. Corong
Terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti
gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek
berfungsi untuk menyaring campuran kimia.
9. Cawan
Terbuat dari porselen, berfungsi untuk menguapkan larutan.
10. Mortar dan Pastle
Terbuat dari kaca, porselen, atau batu granit berfungsi untuk
menghancurkan dan mencampurkan padatan.
11. Spatula
Berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless
steel atau alumunium berfungsi untuk mengambil bahan kimia yang
berbentuk padatan dan dipakai untuk mengaduk larutan.
12. Batang Pengaduk
Terbuat dari kaca tahan panas berfungsi utnuk mengaduk cairan kimia
dalam gelas kimia.
13. Kawat Kasa
Kawat yang dilapisi dengan asbes berfungsi sebagai alas dalam
penyebaran panas yang berasal dari suatu pembatas.
14. Kaki Tiga
Besi penyangga ring berfungsi untuk menahan kawat kasa dalam
pemanasan.
15. Labu Ukur
Labu dengan leher yang panjang dan bertutup, terbuat dari kaca dan
tidak boleh terkena panas karena dapat memuai berfungsi untuk membuat
larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan.
16. Termometer
Terbuat dari kaca yang tahan panas. Thermometer adalah alat untuk
mengukur suhu ataupun perubahan suhu. Thermometer terdapat berbagai jenis
dan satuan derajat yang berbeda, misalnya thermometer celcius, Fahrenheit
dan Kelvin. (Anonim, 2012)
17. Tabung Sentrifuse
Tabung sentrifuse terbuat dari kaca, sama seperti tabung reaksi. Namun
pada ujung bawahnya agak mengecil. Tabung sentrifuse berfungsi sebagai
tabung/perantara untuk memisahkan larutan dan endapan. ( Anonim,2012)
18. Penjepit Cawan Krus
Penjepit cawan krus terbuat dari besi. Berfungsi untuk menjepit cawan
krus saat dikeluarkan dari tanur pengabuan ataupun untuk memegang cawan
pada saat pembakaran di atas Bunsen.
19. Pipa U
Pipa U terbuat dari kaca, bentuknya melengkung menyerupai huruf U.
pipa U berfungsi sebagai alat untuk menganalisis apakah suatu larutan
terdapat gelembung – gelembung gas atau tidak. ( Anonim, 2012
20. Pipa Kapiler
Pipa kapiler terbuat dari kaca, bentuknya seperti huruf L. pipa kapiler
berfungsi sebagai alat untuk menentukan titik lebur atau titik leleh suatu
senyawa. (Anonim, 2012).
21. Plat Tetes
Plat tetes terbuat dari porselen berbentuk persegi dengan bulatan
cembung berfungsi untuk menampung objek sampel.
22. Rak Tabung reaksi
Rak tabung reaksi terbuat dari kayu dengan lubang – lubang seukuran
tabung reaksi berfungsi sebagai tempat meletakkan tabung reaksi.
BAB III
ALAT DAN METODE PERCOBAAN
B. Metode Percobaan
1. Gelas Kimia
Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan
lap. Simpan larutan didalamnya.
2. Labu Erlenmeyer
Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan
lap. Kemudian suatu larutan dimasukkan lalu dititrasi, kemudian
digoyangkan memutar labu erlenmeyernya.
3. Gelas Ukur
Cara menggunakannya yaitu larutan dimasukkan kedalam gelas ukur.
Sesuaikan dengan volume yang diperlukan. Baca ketepatan volume dengan
melihat meniscus ke bawah.
4. Pipet
Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dibersihkan dengan
kertas isap. Lalu celupkan ke dalam larutan. Tekan pilernya lalu longgarkan.
5. Buret
Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan
batang pengaduk yang ditutupi dengan kertas isap. Periksa keadaan kerannya
dan tetesannya apakah bocor atau tidak. Lalu dikalibrasi dengan larutan
yang akan dimasukkan ke dalam buret, periksa apakah ada gelembung atau
tidak. Buka keran perlahan untuk mengeluarkan larutannya.
6. Tabung Reaksi
Cara menggunakannya yaitu dibersihkan terlebih dahulu lalu dikalibrasi
dengan aqua DM setelah itu lap dengan lap atau kertas isap. Kemudian sampel
yang akan direaksikan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
7. Kaca Arloji
Cara menggunakannya yaitu dibersihkan terlebih dahulu dengan tissue
atau lap, kemudian letakkan di atas gelas kimia jika akan digunakan sebagai
tutup gelas kimia, atau letakkan bahan kimia yang akan ditimbang di atas
kaca arloji tersebut.
8. Corong
Letakkan corong di atas mulut Erlenmeyer atau buret, masukkan perlahan
lahan ke dalam mulut corong.
9. Cawan
Masukkan bahan atau larutan yang akan diuapkan di atas cawan. Setelah
itu panaskan atau uapkan ke dalam oven.
10. Mortar dan Pastle
Cara menggunakannya yaitu masukkan bahan kimia berupa padatan ke
dalam lumpang (mortar) dan gerus hingga halus menggunakan alu
(pastle).
11. Spatula
Ambil bahan atau zat yang berupa padatan dengan spatula, kemudian letakkan
di tempat menyimpan bahan seperti kaca arloji.
12. Batang pengaduk
Aduk larutan yang ada di dalam gelas kimia dengan batang pengaduk, lalu
amati.
13. Kawat Kasa
Letakkan kawat kasa di atas Bunsen dengan disangga kaki tiga. Lalu
diletakkan alat gelas yang terdapat larutan yang akan dipanaskan.
14. Kaki Tiga
Cara menggunakannya yaitu diletakkan di antara Bunsen dan kawat kasa.
15. Labu Ukur
Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dibersihkan dengan
kain lap. Kemudian dimasukkan larutan yang akan diencerkan atau masukkan
zat dengan bantuan kertas isap, agar zat tidak menempel pada dinding diatas
batas atas. Lalu dimasukkan aquadest untuk melarutkannya. Lalu paskan
dengan batas bawah. Tutup lalu homogenkan.
16. Termometer
Cara menggunakannya yaitu termometer dimasukkan ke dalam suatu larutan
lalu perhatikan suhu larutan atau perubahan suhu yang terjadi.
17. Tabung Sentrifuse
Cara menggunkannya yaitu larutan yang akan disentrifuga dimasukkan ke
dalam tabung sentrifuse. Lalu dimasukkan ke alat sentifugase.
18. Penjepit Cawan Krus
Cara menggunakannya yaitu bagian dinding cawan krus dijepit oleh penjepit
cawan.
19. Pipa U
Cara menggunakannya yaitu tabung yang berisi larutan yang akan
dianalisis adanya gas dihubungkan melalui mulut tabungnya memakai pipa
U.
20. Pipa Kapiler
Cara menggunakan pipa kapiler adalah pipa kapiler disanggah dengan klem
dan statif. Lalu larutan atau senyawa yang akan ditentukan titik lelehnya
dimasukkan ke dalam pipa kapiler. Lalu thermometer dicelupkan ke dalam
larutan atau senyawa tersebut. Bunsen diarahkan di bagian bawah pipa
kapiler. Disediakan juga stopwatch untuk menghitung waktu saat senyawa
meleleh. Catat hasilnya.
21. Plat Tetes
Cara menggunakannya yaitu dibersihkan terlebih dahulu plat tetes dengan
tissue. Kemudian teteskan sampel objek kedalam plat tetes.
22. Rak Tabung Reaksi
Cara menggunakannya yaitu letakkan tabung reaksi kedalam lubang – lubang
yang ada dalam rak tabung reaksi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Gambar Fungsi
Gelas Kimia 1. Untuk mengukur volume yang tidak
memerlukan tingkat ketelitian yang
tinggi
2. Menampung zat kimia
3. Memanaskan cairan
4. Media pemanasan cairan
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, semua alat di laboratorium memiliki nama,
fungsi, dan cara kerja masing – masing. Sehingga dalam penggunaannya pun akan
berbeda – beda sesuai dengan cara kerjanya. Kesalahan penggunaan alat bisa
mempengaruhi konsentrasi larutan, karena alat memiliki tingkat ketelitian yang
berbeda – beda.