Anda di halaman 1dari 172

BUNDELAN KIMIA DASAR I

OLEH :

KELOMPOK : 1,2 dan 3

Dosen Pengampu : 1. Restina Bemis S.Si, M.Si.


2. Martina Asti RahayuS.Pd, M.Si.

AsistenLaboratorium : 1. Ahmad Taufik (F1C113025)


2. Endang Sari (F1C113056)

PROGRAM STUDI KIMIA INDUSTRI / ANALISIS


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Semester
Kimia Dasar ini tepat pada waktunya.

Kami berterima kasih kepada Ibu Restina Bemis, M.Si dan Ibu Martina Asti
Rahayu, S.Pd. M.Si selaku dosen pengampu, juga kepada abang ahmad taupik
dan kakak endang lestari selaku Asisten Laboratorium Praktikum Kimia Dasar
I, yang telah mempercayakan penyusunan bundelan laporan ini kepada kami,

Kami sendiri menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan serta masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan ini.

Laporan ini disesuaikan dengan berdasarkan materi-materi yang ada. Laporan


ini bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan kreativitas dalam belajar
ilmu kimia. Serta dapat memahami nilai-nilai dasar yang direflesikan dalam
berfikir dan bertindak.

Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bagi
pihak yang membutuhkan.

Jambi, Desember
2015

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata
Pengantar.i
Daftar
Isi
.ii

Percobaan I : Teknik-teknik Dasar Bekerja di Laboratorium


I.Tujuan
1
II.Landasan
Teori.1
III.Prosedur
Percobaan..
IV.Hasil dan
Pembahasan5
V.Kesimpulan dan
Saran....16
Daftar
pustaka.
Lampiran
..

Percobaan II : LARUTAN DAN KONSENTRASI

I.Tujuan
17
II.Landasan
Teori.17
III.Prosedur
Percobaan.20
IV.Hasil dan
Pembahasan.24
V.Kesimpulan dan
Saran..24
Daftar
pustaka...27.
Lampiran...
28

ii

Percobaan III : PENGAMATAN ILMIAH dan STOKIOMETRI:


PENGUKURAN KCLO3

I.Tujuan
29
II.Landasan
Teori.29
III.Prosedur
Percobaan.32
IV.Hasil dan
Pembahasan.36
V.Kesimpulan dan Saran
41
Daftar pustaka
42
Lampiran
43

Percobaan IV : GOLONGAN DAN IDENTIFIKASI UNSUR

I.Tujuan.
46
II.Landasan
Teori..46
III.Prosedur
Percobaan..49
IV.Hasil dan
Pembahasan.55
V.Kesimpulan dan
Saran...60
Daftar pustaka
61
Lampiran
62

Percobaan V : PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN DAN


MELALUI PENGENDAPAN
I.Tujuan.
65
II.Landasan
Teori..65
III.Prosedur
Percobaan..69
IV.Hasil dan
Pembahasan..74
V.Kesimpulan dan Saran
84
Daftar pustaka
86
Lampiran
87

Percobaan VI : DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN ELEKTROLIT

I.Tujuan.
92
II.Landasan
Teori..92
III.Prosedur
Percobaan..95
IV.Hasil dan
Pembahasan.98
V.Kesimpulan dan
Saran..105
Daftar
pustaka...106
Lampiran..1
07

Percobaan VII : REAKSI-REAKSI KIMIA DAN REAKSI REDOKS

I.Tujuan
112
II.Landasan
Teori.112
III.Prosedur
Percobaan.115
IV.Hasil dan
Pembahasan.123
V.Kesimpulan dan
Saran..129
Daftar
pustaka...130
Lampiran..1
31

Percobaan VIII : RUMUS EMPIRIS SENYAWA

I.Tujuan
133
II.Landasan
Teori.133
III.Prosedur
Percobaan.136
IV.Hasil dan
Pembahasan.141
V.Kesimpulan dan
Saran..146
Daftar
pustaka...147
Lampiran..1
48

PERCOBAAN I
TEKNIK-TEKNIK DASAR BEKERJA DILABORATORIUM

I. Tujuan
1. Mengetahui teknik-teknik dasar bekerja dilaboratorium
2. Dapat melakukan teknik-teknik dasar bekerja dilaboratorium

II. Teori
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan,
dosen, dan peneliti melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium kimia tak
akan lepas dari berbagai kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis
bahan kimia baik yang bersifat sangat berbahaya maupun yang bersifat
berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada di dalam Laboratorium juga dapat
mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi praktikan yang
sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur
penggunaan alat yang akan digunakan. Setiap percobaan kita selalu
menggunakan peralatan yang berbeda atau meskipun sama tapi ukurannya
berbeda. Misalnya untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit kita harus
menggunakan gelas ukur bukan beaker glass ataupun erlenmeyer karena
ketelitian gelas ukur yang tinggi dan memang untuk mengukur zat cair serta
mudah digunakan, sedangkan beaker glass hanya sebagai wadah atau tempat
larutan atau sampel, meskipun terdapat skala pada beaker glass namun skala ini
tidak akurat dan tidak boleh digunakan untuk mengukur sampel yang sangat
sensitif. Begitu pula dengan prosedur percobaan yang lain, kita harus bisa
menyesuaikan dan menggunakan peralatan untuk praktikum tersebut. Oleh
karena itu, kita harus mengetahui bagaimana cara menggunakan alat alat
tersebut dengan tepat sehingga tidak akan mengganggu kelancaran praktikum
dan tidak terjadi kecelakaan akibat dari kesalahan praktikan.
Menurut Keenan, (2004:68-72) Peralatan dasar laboratorium kimia dan
fungsinya adalah sebagai berikut:
1.Gelas Kimia (beaker) : Berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala
sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas
hingga suhu 200 . Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L.
Fungsi :Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat
ketelitian yang tinggi, menampung zat kimia dan memanaskan cairan, media
pemanasan cairan.
2. Labu Erlenmeyer : Berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin
kecil dengan skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai
2 L. 1
Fungsi : Untuk menyimpan dan memanaskan larutan, menampung filtrat hasil
penyaringan, menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi.
3. Gelas ukur : Berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya.
Terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai dari 10
mL sampai 2 L.
Fungsi :Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat
ketelitian tinggi dalam jumlah tertentu.
4. Pipet : alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran
bebas. Jenisnya :
a. Pipet seukuran : digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu
secara tepat, bagian tengahnya menggelembung.
b. Pipet berukuran : berupa pipa kurus dengan skala di sepanjang dindingnya.
Berguna untuk mengukur dan memindahkan larutan dengan volume tertentu
secara tepat.
c. Pipet tetes : berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung
bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk
mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.
5. Buret : berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya.
Ukurannya mulai dari 5 dan 10 mL (mikroburet) dengan skala 0,01 mL, dan 25
dan 50 mL dengan skala 0,05 mL.
Fungsi : Untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya
digunakan untuk titrasi.
6. Tabung reaksi : berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup.
Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran.Fungsi :
Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia, untuk melakukan reaksi
kimia dalam skala kecil
7. Kaca arloji : terbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran diameter.
Fungsi : Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel, tempat saat
menimbang bahan kimia, tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator.
8. Corong : terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk
seperti gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan
pendek. Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring ke dalam
corong tersebut.Fungsi : Untuk menyaring campuran kimia dengan gravitasi.
9. Cawan : terbuat dari porselen dan biasa digunakan untuk menguapkan
larutan.
10. Mortar dan pestle : terbuat dari porselen, kaca atau batu granit yang dapat
digunakan untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan kimia.
2
11. Spatula : berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari
stainless steel atau alumunium.
Fungsi : Untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan, dipakai untuk
mengaduk larutan.
12. Batang pengaduk : terbuat dari kaca tahan panas, digunakan untuk
mengaduk cairan di dalam gelas kimia.
13. Kawat kasa : kawat yang dilapisi dengan asbes, digunakan sebagai alas
dalam penyebaran panas yang berasal dari suatu pembakar.
14. Kaki tiga : besi yang menyangga ring dan digunakan untuk menahan kawat
kasa dalam pemanasan.
15. Burner / pembakar spiritus : digunakan untuk memanaskan bahan kimia.
16. Bola hisap : digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan.
Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk menyedot cairan (suction),
mengambil udara (aspirate) dan mengosongkan (empty).
17. Neraca analisis : digunakan untuk menimbang padatan kimia
menurut Mahan,(2007:269-271)Teknik-Teknik Laboratorium dan
Petunjuk-Petunjuk Keselamatan Laboratorium yaitu :
1. Cara memanaskan cairan
Harus memperhatikan kemungkinan terjadinya bumping (meloncatnya cairan
akibat peningkatan suhu drastis). Cara mencegahnya dengan menambahkan
batu didih ke dalam gelas kimia.
a. Pemanasan cairan dalam tabung reaksi
Jangan sampai mengarahkan mulut tabung reaksi kepada praktikan
baik diri sendiri maupun orang lain
Jepit tabung reaksi pada bagian dekat dengan mulut tabung
Posisi tabung ketika memanaskan cairan agak miring, aduk dan
sesekali dikocok
Pengocokan terus dilakukan sesaat setelah pemanasan
b. Pemanasan cairan dalam gelas kimia dan labu Erlenmeyer,Bagian
bawah dapat kontak langsung dengan api sambil cairannya digoyangkan
perlahan, sesekali diangkat bila mendidih.
2. Cara membaca volume pada gelas ukur
Masukkan cairan yang akan diukur lalu tepatkan dengan pipet tetes sampai
skala yang diinginkan. Bagian terpenting dalam membaca skala di gelas ukur
tersebut adalah garis singgung skala harus sesuai dengan meniskus cairan.
Meniskus adalah garis lengkung permukaan cairan yang disebabkan adanya
gaya kohesi atau adhesi zat cair dengan gelas ukur.
3
3. Cara menggunakan buret
Sebelum digunakan, buret harus dibilas dengan larutan yang akan
digunakan. Cara mengisinya :
Kran ditutup kemudian larutan dimasukkan dari bagian atas menggunakan
corong gelas. Jangan mengisi buret dengan posisi bagian atasnya lebih tinggi
dari mata kita. Turunkan buret dan statifnya ke lantai agar jika ada larutan yang
tumpah dari corong tidakterpercik ke mata. Jangan sampai ada gelembung yang
tertinggal di bagian bawah buret. Jika sudah tidak ada gelembung, tutup kran.
Selanjutnya isi buret hingga melebihi skala nol, lalu buka kran sedikit untuk
mengatur cairan agar tepat pada skala nol.
4. Cara menggunakan neraca analitis
Nolkan terlebih dulu neraca tersebut
Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan
Baca nilai yang tertera pada layar monitor neraca
Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut
5. Cara menghirup bau zat
Jangan pernah menghirup gas atau uap senyawa secara langsung!
Gunakan tangan dengan mengibaskan bau sedikit sampel gas ke hidung.
Peralatan keselamatan kerja di laboratorium antara lain:
1. Jas Laboratorium
Alat ini untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau menghindari bahaya
yang terjadi akibat percikan zat-zat kimia yang berbahaya.
2. Sarung tangan
Daya tahan sarung tangan terhadap bahan kimia tergantung pada bahan
sarung tangan (misalnya: karet alam; karet neoprene; karet nitrile; dll.),
mutunya dan ketebalannya.Untuk melindungi tangan dari bahan-bahan yang
sangat panas dianjurkan memakai "insulated glove" yang dibuat dari bahan
sintetis.
3. Pelindung mata dan muka
4. Kran pencuci mata
5. Safety shower
6. Alat pernapasan (respirator/masker),Melindungi dari debu-debu, serat
yang kecil yang berbahaya atau dan uap atau gas yang beracun.
7. Pemadam kebakaran,Ada beberapa jenis pemadam kebakaran, seperti
Air (water extinguisher), tepung (dry powder extinguisher), C02
(Carbon dioxide extinguisher), Halon, Busa, pasir, dan lain-
lain(Anonim,2009).
4
IV. Hasil dan Pembahasan
4.1 Data Pengamatan
Labu Ukur
Menampung dan mencampur
larutan kimia.

Tabung Reaksi
Menampung larutan dalam
jumlah yang sedikit

Gelas Beaker
Menampung bahan kimia atau
larutan dalam jumlah yang
banyak

Gelas Ukur
Mengukur volume larutan

Pipet Ukur
Mengukur volume larutan
Pipet Tetes
Memindahkan beberapa tetes
zat cair

Motar dan Alu

Mengerus dan menghaluskan


suatu zat

Botol Semprot
Menyimpan aquades dan
digunakan untuk mencuci atau
membilas alat-alat dan bahan
Cawan Porselin
Wadah untuk mereaksikan atau
mengubah suatu zat pada suhu tinggi

Kawat Nikrom
Mengidentifikasisuatu zat dengan uji
nyala

Erlenmeyer
Menyimpan dan memanaskan larutan
dan menanmpung filtrate hasil
penyaringan

Pembakar Spirtus
Membakar zat atau memanaskan
larutan
Batang Pengaduk
Mengaduk larutan

Kaca Arloji
Penutup gelas kimia , tempat
menimbang bahan

Statif
Menegakkkan corong, buret

Kertas saring
Menyaring larutan
Rak Tabung Reaksi
Tempat tabung reaksi

Bola Hisap
Menghisap larutan yang akan diukur

Corong
Menyaring cairan kimia

Kawat kasa
Sebagai alas penyebaran panas
Buret
Mengeluarkan larutan dengan
volume tertentu

Pipet gondok
Dipakai untuk mengambil larutan
dengan volume tertentu

Lemari Asam
Menyimpan larutan yang bersifat
asam

Kertas indicator
Menentukan pH larutan
Eksikator
Mendinginkan zat

Penjepit Tabung Reaksi


Menjepit tabung reaksi selama
melakukan proses pemanasan

Corong Pisah
Memisahkan larutan dan gas
4.2 Pembahasan
Setelah melakukan praktikum tentang teknik-teknik dasar bekerja di
laboratorium dapat diketahui bahwa teknik-teknik dasar bekerja di
laboratorium itu memiliki tingkat konsentrasi yang tinggi,karena setiap alat-alat
di laboratorium memiliki cara penggunaan yang berbeda-beda,praktikan
dituntun agar selalu berhati-hati dalam menggunakan alat-alat tersebut,jika
terdapat kesalahan dalam menggunakan alat-alat tersebut maka akan terjadi
kecelakaan pada saat sedang melakukan praktikum. Ada beberapa teknik dasar
menggunakan alat di laboratorium atau teknik bekerja di laboratorium yang
telah kami lakukan,diantaranya sebagai berikut:
4.2.1 Teknik Dasar Mencuci Alat-alat Laboratorium
Alat yang digunakan dalam teknik ini yaitu beberapa alat-alat yang
terdapat di laboratorium,sebelum melakukan praktikum hendaknya alat-alat
yang digunakan bersih. Adapun teknik dalam mencuci alat-alat laboratorium
yaitu dengan cara alat-alat tersebut dapat dibasahi dengan aquades,lalu alat-alat
tersebut dibersihkan bila perlu alat-alat tersebut dibersihkan dengan
menggunakan alat bantu seperti sikat,agar kotoran yang terdapat pada alat-alat
tersebut dapat dibersihkan. Untuk gelas yang dapat dimasukkan sikat,seperti
labu Erlenmeyer dan gelas piala dapat dibersihkan dengan ditambahkan sabun
atau detergen. Kemudian alat-alat tersebut dibilas kembali dengan
mengggunakan aquades. Larutan yang sering di gunakan untuk mencuci adalah
larutan yang bersifat oksidasi seperti kalium dikromat dalam asam sulfat.
4.2.2 Teknik Dasar Membaca Meniskus Pada Alat-alat Pengukur Volume
Pada alat pengukur volume seperti labu ukur dan tabung reaksi tertera
skala berupa garis yang menunjukkan cairan pada volume tertentu. Untuk
membaca meniscus maka dilihat bagian puncak dari cekungan atau lengkungan
meniscus, melihat meniscus yaitu saat larutan ada digaris yang menentukan
volume, dengan cara mata praktikan harus sejajar dengan tabung reaksi atau
labu ukur.
4.2.3 Teknik Dasar Melakukan Penimbangan
Teknik dasar dalam melakukan penimbangan yaitu timbangan
diletakkan dalam posisi tegak lurus dan dlam bidangdatar,praktikan duduk tepat
menghadap timbangan untuk menghindari kesalahan saat pembacaan,praktikan
harus memeriksa terlebih dahulu memeriksa apakah timbangan bekerja dengan
baik,zat kimia tidak boleh ditimbang langsung dalam papan timbangan
melainkan menggunakan wadah seperti kaca arloji. Pada saat menimbang jika
ingin mengurangi atau menambah zat kimia harus menggunakan alat bantu
seperti sendok atau sudip,selesai menimbang kemudian alat timbangan
dibersihkan.
12
4.2.4 Teknik Dasar Menggunakan Pipet
Teknik dasar dalam menggunakan pipet yaitu karet penghisap yang
terdapat pada pipet di pencet,kemudian pipet dicelupkan kedalam cairan,selama
pencelupan tangan praktikan dilepaskan dari karet penghisap,setelah itu cairan
akan masuk kedalam pipet. Pada saat ingin mengeluarkan cairan tersebut karet
penghisap dipencet kembali.
4.2.5 Teknik Dasar Membuat Larutan
Untuk membuat larutan dari zat padat terlebih dahulu zat tersebut
ditimbang kedalam gelas piala kemudian akuades dimasukkan ke dalam gelas
piala sedikit demi sedikit sambil larutan di aduk dengan menggunakan batang
pengaduk. Pindahkan zat yang dibuat kedalam labu vulometrik atau gelas ukur
lalu masukkan cairan sedikit demi sedikit.
4.2.6 Teknik Dasar Menggunakan Buret
Pada saat ingin menggunakan buret,uret harus dalam keadaan
bersih,cara mebersihkannya yaitu buret harus dibilas dengan larutan yang akan
digunakan. Kemudian buret diisi denga cairan,cara mengisin cairan ke dalam
buret yaitu keran pada buret ditutup kemudian larutan dimasukkan dari bagian
atas menggunakan corong gelas. Saat mengisi,buret harus diletakkan dilantai
agar dapat terlihat setara dengan mata praktikan,dan agar meminimalisir resiko
larutan terpercik kemata,jangan sampai ada gelembung oleh karena itu kran
harus di tutup. Lalu isi buret hingga melebihi skala nol,kran dibuka sedikit
untuk mengatur cairan agar tetap pada skala nol.
4.2.7 Teknik Dasar Menggunakan Tabung Reaksi
Pada awalnya tabung dicuci bersih,lalu tabung diisi dengan larutan dan
jangan diisi lebih dari setengah,bila tabung reaksi digunakan untuk melakukan
reaksi kimia dengan cara pengocokan,pengocokan dilakukan dengan cara
kesamping (bukan keatas kebawah). Jika perlu pemanasan harus dilakukan
dengan hati-hati,sebab sangat mudah terjadi kecelakaan maka dari itu
digunakan alat bantu seperti penjepit kayu untuk menjepit tabung
reaksi,kemudian tabung dipegang miring diaarahkan berlawanan dengan wajah
praktikan.
4.2.8 Teknik Dasar Menyaring
Penyaringan yang kami lakukan dengan menggunaan kertas
saring,kertas saring tersebut harus dilipat hingga membentuk sebuah
kerucut,kemudian kertas saring berbentuk kerucut ini dimasukkan ke dalam
corong pisah,batang corong pisah dimasukkan kedalam wadah/gelas piala dan
harus menempel pada dinding gelas tersebut,saat menyaring ke dalam corong
digunakan alat bantu seperti batang pengaduk dan harus dijaga baik-baik agar
larutan tidak tercecer sedikitpun.
13
4.2.9 Teknik Dasar Menggunakan Kertas Indikator pH
Mula-mula batang pengaduk dimasukkan kedalam larutan yang akan
diuji pH nya,kemudian diteteskan larutan yang akan diuji pH-nya ke kertas
lakmus,setelah itu dibandingkan warna kertas lakmus yang telah ditetesi
dengan warna Ph yang telah disediakan.
4.2.10 Teknik Dasar Pemijaran dan Pengabuan
Teknik ini dilakukan dengan suhu tinggi suatu zat padat.Teknik
pemijaran dilakukan dengan menggunakan sumber panas dari nyala Bunsen
sedangkan pengabuan dilakukan dengan menggunakan suhu tinggi yang bersal
dari panas kumparan listrik
Beberapa alat-alat kimia yang diperkenalkan yaitu:
1. Erlenmeyer
Berfungsi sebagai tempat membuat larutan karena dalam membuat
larutan Erlenmeyer yang sering digunakan.
2. Gelas beaker
Berfungsi sebagai tempat menyimpan dan membuat larutan. Gelas
beaker memiliki takaran namun jarang tidak diperbolehkan untuk
mengukur volume.
3. Corong
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk membantu memasukkak
atau memindahkan cairan dari satu tempat ketempat yang lain dan
digunakan pula untuk proses penyaringan setelah diberi kertas saring
pada bagian atas.
4. Buret
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk titrasi,tapi pada keadaan
tertentu dapat pula digunakan untuk mengukur volume suatu larutan.
5. Labu Ukur
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk membuat dan
mengencerkan larutan dengan ketelitian yang tinggi.
6. Gelas Ukur
Berfungsi sebagai alat untuk mengukur volume larutan,pada saat
praktikum dngan ketelitian tinggi gelas ukur tidak diperbolehkan untuk
mengukur volume larutan,pengukuran dengan ketelitian tinggi
dilakukan menggunakan pipet volume.
7. Filler (Karet Penghisap)
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mengjisap larutan yang
ada dalam botol larutan.
8. Pipet Ukur
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mengukur volume larutan.
14
9. Pipet Volumetrik
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mengambil larutan dengan
volume tertentu sesuai sengan label yang tertera pada bagian yang
menggebung.
10. Pipet Tetes
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk meneteskan atau
mengambil larutan dengan jumlah kecil.
11. Pengaduk
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mengocok atau mengaduk
suatu larutan baik yang akan direaksikan maupun ketika reaksi
berlagsung.
12. Tabung Reaksi
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mereaksikan dua atau
lebih zat.
13. Spatula
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mengambil bahan-bahan
kimia dalam bentuk padatan.
14. Kawat Nikrom
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk uji nyala dari bebrapa zat.
15. Pipa Kapiler
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mengalirkan gas ke
tempat tertentu dan digunakan ula dalam penentuan titik lebur suatu zat.
16. Desikator
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menyimoan bahan-bahan
yang harus bebas dari air dan mengeringkan zat-zat dalam laboratorium.
17. Kaca Arloji
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk penutup saat melakukan
pemanasan terhadap bahan kimia,sebagai tempat untuk menimbang
bahan-bahan kimia,untuk mengeringkan suatu bahan dalam desikator.
18. Kertas Saring
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menyaring larutan.
19. Kaki Tiga
Berfungsi sebagai alat yang digunakan sebagai penyangga pembakar
spritus.
20. Kawat Kasa
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk alas atau untuk menahan
labu atau beaker pada waktu pemanasan spritus.
21. Rak Tabung Reaksi
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk tempat tabung reaksi.
22. Penjepit
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menjepit tabung reaksi.
23. Mortal dan Pastle
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menghaluskan zat yang
masih bersifat kristal.
15
24. Krusibel
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk memanaskan logam-
logam.
25. Cawan Penguap
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk wadah penguapan agar
bahan tidak mudah menguap.
26. Klem dan Statif
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menjepit soklet pada
proses ekstraksi,untuk menjepit buret,untuk mrnjrpit konensor.
27. Ring
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menjepit corong pisah
dalam proses pemisahan dan untuk meletakkan corong pada proses
penyaringan.
28. Clay Triangel
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menahan wadah pada saat
pemanasan.
29. Pemanas Spritus
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk membakar zat atau
memanaskan zat.
30. Hot Plate
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk memanaskan larutan.

16
V.KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Jadi sebelum kita melakukan berbagai praktikum, maka kita harus lebih
dahulu mengenal alat dan mengerti cara cara menggunakan n fungsi alat kimia
dengan baik.

5.2 Saran

Sebaiknya pada saat praktikumkita semua harus menjaga kondusifitas


keadan ruangan agar praktikum berjalan dengan aman dan lancar.
16
PERCOBAAN II
LARUTAN DAN KONSENTRASI
I. Tujuan
1. Mampu menimbang zat kimia dengan benar
2. Membuat larutan dengan berbagai konsentrasi
II. Teori
Larutan merupakan fase yang setiap hari ada disekitar kita. Suatu sistem
homogen yang mengandung dua atau lebih zat yang masing-masing
komponennya tidak bisa dibedakan secara fisik disebut larutan, sedangkan
suatu sistem yang heterogen disebut campuran. Suatu larutan adalah campuran
homogen yang terdiri atas dua atau lebih zat. Suatu larutan disebut suatu
campuran karena susunannya dapat berubah-ubah. Disebut homogen karena
susunannya begitu seragam sehingga tak dapat diamati adanya bagian-bagian
yang berlainan. Dalam campuran heterogen permukaan-permukaan tertentu
dapat dideteksi antara bagian-bagian atau fase-fase yang terpisah (Keenan,
2001).
Larutan dilihat berdasarkan keadaan fasa setelah bercampur ada yang
homogen dan heterogen. Campuran homogen adalah campuran yang
membentuk satu fasa yaitu yang mempunyai sifat dan komposisi yang sama
antara satu bagian dengan bagian lain didekatnya. Contoh larutan homogen
yaitu gula dan alkohol dalam air. Sedang campuran heterogen adalah campuran
yang mengandung dua fasa atau lebih, contohnya air susu dan air kopi (Syukri,
2003).
Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut
dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi pada umumnya dinyatakan dalam
perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa
satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta (part per million).
Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan encer
(berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi).Molekul komponen-
komponen larutan berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Pada proses
pelarutan, tarikan antar partikel komponen murni terpecah dan tergantikan
dengan tarikan antar pelarut dengan zat terlarut. Terutama jika pelarut dan zat
terlarutnya sama-sama polar, akan terbentuk suatu struktur zat pelarut
mengelilingi zat terlarut, hal ini memungkinkan interaksi antara zat terlarut dan
pelarut tetap stabil bila komponen zat terlarut ditambahkan tidak akan dapat
larut lagi (Oktoby, 2001).
Pour point adalah suhu terendah yang dinyatakan sebagai kelipatan 5oF
dimana minyak yang diamati mengalir apabila minyak didinginkan dan
diperiksa pada kondisi tertentu. Poir point yang tinggi akan mengakibatkan
mesin sulit dinyalakan pada suhu rendah. Pour point ester minyak jarak yang
dihasilkan jauh lebih rendah daripada spesifikasi yang diperbolehkan.
Rendahnya nilai pour point ini menunjukkan bahwa produk ester minyak jarak
dapat digunakan pada daerah yang sangat dingin (Kusumaningsih dkk, 2006).
17
Dari jenis-jenis larutan Komponen larutan terdiri dari dua jenis, pelarut
dan zat terlarut, yang dapat dipertukarkan tergantung jumlahnya. Pelarut
merupakan komponen yang utama yang terdapat dalam jumlah yang banyak,
sedangkan komponen minornya merupakan zat terlarut. Larutan terbentuk
melalui pencampuran dua atau lebih zat murni yang molekulnya berinteraksi
langsung dalam keadaan tercampur. Semua gas bersifat dapat bercampur
dengan sesamanya, karena itu campuran gas adalah larutan
Jenis-jenis larutan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Gas dalam gas seluruh campuran gas
b.Gas dalam cairan oksigen dalam air
c.Cairan dalam cairan alkohol dalam air
d.Padatan dalam cairan gula dalam air
e.Gas dalam padatan hidrogen dalam paladium
f.Cairan dalam padatan Hg dalam perak
g.Padatan dalam padatan alloys (Ibnu,2009).
Pengenceran bisa menurunkan harga konsentrasi larutan. Hal itu yang menjadi
dasar pembuatan larutan di laboratorium seringnya. Dalam rumus pengenceran
pun dapat dilihat bahwa penambahan air atau zat pelarut akan menurunkan
konsentrasi larutan. Rumusnya: V1.M1 = V2.M2 jika V1 adalah volume
betadine pekat dan M1 adalah konsentrasi betadine pekat. Kemudian
ditambahkan pelarut untuk proses pengenceran sehingga V2 (volume encer)
maka M2 sebagai konsentrasi pengenceran yang memiliki konsentrasi lebih
kecil dari pada konsentrasi sebelumnya. Jadi intinya pengenceran dapat
menurunkan harga (Riana, 2001).
Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat
keluar dari larutan. Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh
dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan (S) suatu endapan menurut definisi
adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan
bergantung pada berbagai kondisi seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan-
bahan lain dalam larutan itu, dan pada komposisi pelarutnya (Lesdantina,
2009).
Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dengan beberapa cara, seperti
persen berat (w/w), persen volume (v/v), molaritas (M), molalitas (m), bagian
per sejuta (ppm), fraksi mol (x) dan normalitas (N).
a. Persen berat (w/w)
b. Persen berat menyatakan banyaknya gram zat terlarut dalam 100 gram
larutan. Perhitungannya:
%(w/w) = Massa Komponen / Massa Campuran x 100%
18
c. Persen Volume (v/v)
Persen volume menyatakan mL zat terlarut dalam 100 mL larutan.
Perhitungannya:
%(v/v) = Volume Komponen / Volume Campuran x 100%
d. Molaritas (M)
Molaritas menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam 1 kg pelarut.
Perhitungannya:
M = Massa Zat x 100% : Mr x V
e. Molalitas (m)
Molalitas menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam 1 kg pelarut.
Perhitungannya:
m = Massa Zat Terlarut x 1000 : Mr x p (Budi,2005).
19
III. Prosedur Kerja
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat :
1.Timbangan
2.Botol
3.Gelas Piala
4.Gelas Pengaduk
5.Labu Ukur

3.1.2 Bahan :
1.Air
2.Aquades
3.Larutan Na2CO3
4.Larutan Gula Pasir
5.Larutan NaCl
6.Larutan MgPO4
7.Larutan Urea
8.Larutan KMnO4

20
3.2 Skema Kerja
3.2.1 Larutan Na2CO3 0,1 M sebanyak 250 mL
250 mL Na2CO3
Ditimbang sebanyak 2,65 gr
Dimasukkan kedalam gelas piala
Dilarutkan dengan akuades dan aduk menggunakan
batang pengaduk
Dipindahkan kedalam labu ukur 250 mL setelah larut
semua

Dimasukkan air bilasan kedalam labu ukur


Ditepatkan volume larutan dalam gelas ukur dengan
akuades hingga volume tepat 250mL
Ditutup gelas ukur tadi dan goyang gelas ukur
hinggalarutan tercampur semua
Disimpan larutan kedalam botol
Diberi label

Hasil

3.2.2 Larutan gula pasir 10% sebanyak 50mL


Gula pasir 10% 50mL
Ditimbang 50gr
Dilarutkan dengan air hingga volume larutannya menjadi
50mL
Dicatat pada tabel hasil pengamatan

Hasil

21

3.2.3 Larutan (COOH)20,1 N sebanyak 250 mL


250 mL (COOH)2
Ditimbang sebanyak 1,25 gr dan dimasukkan kedalam
gelas piala
Dilarutkan dengan akuades dan aduk dengan batang
pengaduk
Dipindahkan larutan kedalam labu ukur 250mL setelah
larut semua
Dimasukkan air bilasan kedalam labu ukur dan
ditepatkan volume larutan dalam labu ukur
Ditepatkan volume larutan dalam gelas ukur dengan
akuades hingga volume larutan 1 liter
Ditutup gelas ukur dan digoyangkan hingga rata
Disimpan dan diberi label
Hasil

3.2.4 Larutan NaCl 2000 ppm sebanyak 250mL


NaCl 250Ml
Ditimbang 5gr
Dilarutkan dengan air hingga larutan menjadi 250 gr
Diukur volume larutan yang dibuat

Hasil

22
3.2.5 Larutan urea 5% sebanyak 100mL
Urea 5% 100mL
Ditimbang 5gr
Dilarutkan dengan air hingga volume larutan menjadi
100 Ml
Hasil
3.2.6 Larutan MgPO4 0,1 M sebanyak 250 mL
MgPO4 0,1 M 250 mL
Ditimbang 3 gr dalam gelas piala
Dilarutkan dengan akuades sedikit demi sedikit
Diaduk menggunakan batang pengaduk
Dipindahkan kegelas ukur 250mL
Dibilas gelas piala tersebut dengan akuades dan air
bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur
Ditutup gelas ukur Dn digoyangkan gelas ukur secara
perlahan hingga rata
Disimpan larutan dalam botol dan diberi label

Hasi
l

3.2.7 Larutan KmnO4 50 ppm sebanyak 1 Liter


KmnO4 50 ppm 1 liter
Ditimbang 0,05 gr
Dilarutkan dengan air hingga berat larutan menjadi 100
gr
Diukurkan volume larutan yang telah dibuat

Hasi
l

23
IV. Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
4.1.1 Data Pengamatan
No Nama Zat B. Molekul B. Zat V. Zat konsentrasi
1. Garam 58,5 14,6gr 250mL 1M
(NaCl)
2. Cuka 60 20% 250mL 25%
(CH3COOH)

4.1.2 Perhitungan
Massa NaCl (garam)
Dik : BM= 58,5
M= 1M
V= 250mL 0,25 L
Dit : massa NaCl
Jawab : G= M . V . BM
= 1M . 0,25 L . 58,5
= 14,625 gr

24
4.2 Pembahasan
Campuran zat-zat yang homogen disebut larutan yang memiliki
komposisi merata atau serba sama diseluruh bagian volumenya. Suatu
larutan mengandung satu zat terlarut atau lebih dari satu pelarut.Zat
terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut
adalah komponen yang terdapat dalam jumlah yang banyak.Banyaknya zat
terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh dalam jumlah tertentu
pelarut dalam temperatur konstan disebut kelarutan. Adapun faktor yang
mempengaruhi kelarutan zat padat yaitu:
1. Temperatur atau suhu, umumnya kelarutan akan naik dengan
kenaikan suhu. Meskipun beberapa hal terjadi sebaliknya.
2. Pelarut, kebanyakan garam lebih larut dalam air murni daripada
pelarut organik.
3. Ion sekutu, ion yang merupakan salah satu bahan endapan. Pada
umumnya dapat dikatakan bahwa kelarutan suatu endapan akan
berkurang jika salah satu ion sekutu terdapat dalam jumlah yang
berlebihan.
4. pH kelarutan garam dari asama bergantung pada pH larutan.
5. Kompleks, dalam hal ini kelarutan mula-mula turun karena
pengaruh ion esjenis kemudiaan naik karena pembentukan
kompleks menjadi nyata.
6. Konsentrasi, bila konsentrasu lebih kecil dari kelarutan, zata padat
akan terurai dan sebaliknya bila konsentrasi melibihi dari kelarutan
maka akan terjadi pengendapan.
Dalam pelarut NaCl, didalam pelarut air terjadi interaksi ion dipole
antara senyawa ion dengan molekul air.Molekul air bersifat polar dengan
muatan negatif terpusat pada atom oksigen. Pada proses pelarutan NaCl
kutub negarif akan mengapung Na+ yang bermuatan positif dan hidrogen
mengapung Cl- yang bermuatan negatif. Jika interasi ion dipole lebih besar
dari gaya tarik antara ion dan gaya antar molekul air maka proses
pelarutan akan berlangsung. Dalam hal ini akan terbentuk ion tersolvasi
dari senyawa NaCl yaitu Na+ dan Cl-.
25
Dalam proses pembuatan larutan CH3COOH dengan menambahkan
akuades kedalam labu ukur sampai pada titik tera, terjadi reaksi ketika
diencerkan. Hal ini terjadi asam cuka bersifat pelarut protik hdrofilik
(polar) mirip seperti air dan etanol. Asam cuka memiliki konstanta
dielektrik yang sedang sehingga ia bisa melarutkan baik senyawa polar
maupun senyawa non polar. Asam cuka bercampur dengan mudah dengan
pelarut pola atau non polar lainnya seperti air, kloroform dan heksana.Sifat
kelarutan dan kemudahan bercampur dari asam cuka ini. Atom hidrogen
(H) pada gugus karboksil (-COOH) dalam asam karboksilat seperti asam
cuka dapat dilepaskan sebagai ion H+ (proton), sehingga memberikan sifat
asam. Asam cuka adalah asam lemah monoprotik. Dari hasil perhitungan
massa diperoleh bahwa, massa NaCl dengan konsentrasi 1M dan volume
250mL diperoleh massa seberat 14,625gr. Pada konsentrasi CH 3COOH
25% dan ingin diubah menjadi 20% dengan volume 250mL didaatkan
volume sebesar 200mL.

26
V. Kesimpulan dan Saran
V.1. Kesimpulan
Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu harus
diperhatikan apabila dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan
yang diinginkan. Berapa volume atau massa larutan yang akan
dibuat. Untuk mengetahui berapa gram bahan padat yang dibutuhkan
dalam jumlah pelarut yang telah di tentukan.
Dalam menentukan konsentrasi larutan yaitudengan memperhatikan
konsentrasi awal larutan, massa larutan, dan massa pelarut yang
digunakan dan konsentrasi akhir larutan. Konsentrasi larutan
merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat
terlarut dan pelarut. Ada beberapa cara mentukan konsentrasi suatu
larutan yakni fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta
ditambah dengan persen volume.

V.2. Saran
Hendaknya para praktikan bersifat teliti dan meminimalisir
kesalahan sekecil apapun sehingga hasil yang didapatkan lebih
akurat.
Praktikan diharapkan untuk bersabar dan tekun dalam
praktikum.

27
Daftar Pustaka

Achmad, Hiskia. 1996. Kimia Larutan. PT Citra Aditya Bakti:Bandung.


Gunawan, Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia. Kartika:Surabaya.
Karyadi, Grenny. 1994. Kimia 2.DEPDIKBUD:Jakarta.
Keenan, W.K.1986. Kimia Untuk Universitas.Erlangga:Jakarta.
Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. PT Rineka Cipta:Jakarta.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. ITB:Bandung.
28
PERCOBAAN III
PENGAMATAN ILMIAH DAN STOIKIOMETRI
PENGUKURAN KClO3

I. Tujuan
1. Memperoleh pengalaman dalam mencatat dan menjelaskan pengamatan
percobaan
2. Mengembangankan keterampilan dalam menangani alat kaca dan
mengalihkan bahan kimia padat maupun campuran.
3. Membiasakan diri dengan tata cara keselamatan kerja di laboratorium.
4. Menentukan koefesien reaksi penguraian KCLO3.
5. Menghitung volume molar gas oksigen dalam keadaan STP.
6. Menghitung persentase O2 dalam KCLO3
II. Landasan Teori
Kimia sebagai ilmu pengetahuan baru di kenal sejak manusia mengenal
peradaban, orang orang cina, india, Mesopotamia, dan Mesir telah dapat
mengekstralkan logam dari biji biji logam, membuat zat warna, meramu
obat-obatan, membuat benda-benda keramik,membuat minuman keras,dan
membalsem mayat. Namun, mereka tidak berusaha untuk memahami sifat
benda yang digunakannya. Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari materi,
yaitu sifat- sifatnya, komposisi, struktur, dan perubahan yang di ambilnya, serta
energi yang timbul atau diserap selama terjadi perubahan tersebut. Proses
pengembangan kimia yang berlangsung secara induktif ini dapat dilihat dari
struktur ilmu kimia melalui kegiatan pengamatan dan eksperimen.kimia
merupakan kumpulan data dan fakta mengenai sifat sifat zat(Lubna, 2014 ; 77).
Setiap zat mengalami proses berbagai proses berbagai kimia
berlangsung dapat dibagi dalam 4 kelompok proses yaitu stoikiometri
,energetika ,struktur ,dinamika.
A. Stoikiometri
Bersumber dari asas kekekalan massa (hukum lavoiser) dan memasalahkan
satuzat kesetaraaan nya dengan yang lain dalam suatu perubahan kimia dalam
bentuknya yang sederhana adalah kemampuan melengkapi koefesien-koefesien
dalam suatu reaksi kimia.
a) Energetika
Bersumber dari asas kekekalan massa (hukum lavoiser) dan
memasalahkan satu zat kesetaraaannya dengan yang lain dalam

29
b) Stuktur
Memasalahkan molekul atau zat yaitu bagaimana bagian dari dari zat
tersebut tersusun satu dengan yang lain dalam ruang dan banyak bersumber
dari teori kuantum.
c) Dinamika
Memasalahkan peranan waktu dalam perubahan sifat zat dalam perubahan
sifat zat yang terkait,baik dengan proses dinamika dalam mekanika klasik
maupun kuantum(Lidya.2005:76).

Memulainya dengan membahas stoikiometri berasal dari bahasa yunani


stoichein yang berarti unsur atau partikel dan metron yang berarti perhitungan.
jadi,stoikiometri mempelajari semua perhitungan kimia secara kuantitatif. Dan
tidak terbatas pada unsur saja tetapi juga perhitungan senyawa maupun
campuran (Lestari,Muji.2013:52).

Hukum-hukum dasar dalam ilmu kimia adalah sebagai berikut: Hukum


Lavoiser (Kekekalan Massa),Hukum Proust (Ketetepan Perbndingan),Hukum
Dalton (Perbandingan Berganda).
Hukum-hukum dalam ilmu kimia untuk gas adalah sebagai berikut :
Hukum Gay Lussac(Hukum perbandingan volume),Hukum Avogadro,Hukum
Boyle (Ketetapan hasil kali tekanan dan volume),Hukum Boyle-Gay
Lussac,Rumus Gas Ideal(Achmad.hiskia 2014;78).
Pada Stoikiometri terdapat Massa atom relatif,massa molekul relatif, dan
konsep Mol yaitu Massa atom relatif, Massa molekul relatif, konsep mol.
A. Massa Atom Relatif
Biasa disebut bobot atom (BA) Suatu unsur adalah Massa Atom suatu
1 12
unsur tersebut di bagi dengan 12 massa satu atom isotop C .

B. Massa Molekul Relatif


Biasa disebut dengan bobot Molekul (BM) suatu senyawa adalah suatu
1 12
molekul senyawa tersebut dibagi 12 massa satu atom C .

C. Konsep Mol
Mol (n) adalah jumlah yang di dapat di setarakan artinya dengan
lusin ,satu mol berisi 6,0210 partikel. Mol dapat dirumuskan sebagai
n =massaunsur An =jumlah partikel

ArUnsurA 6,02 x10


n =Massamolekul AB

Mr unsurAB
30

Konsep mol ini digunakan untuk perhitungan berguna


menyelambangkan persamaan kimia.dengan mempelajari stoikiometri yang
berarti dapat mengukur unsur dalam bobot direaksi-reaksi kimia dan dapat
menentukan komponen senyawa dalam campuran dan dapat digunakan untuk
memperkirakan hasil dalam pembuatan senyawa kimia(Chang,Raymond
2004:80)
31
III. Prosedur Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Labu Florence
2. klep penjepit
3. Tabung Reaksi
4. Gelas piala
5. Pemanas Spritus
6. Gelas ukur
7. Gelas kimia
8. Termometer
9. Tabung reaksi pyrex 200 ml
10. Selang karet
11. Statif
12. Pipa kaca pendek
13. Neraca

3.1.2 Bahan
1. KCL O3 0,2 gr
2. Mn O2 0,03gr
3. N H 4 Cl
4. CaC L2
5. H2 O
6. Merkiri II Nitrat
7. CuS O4
32
3.2 Skema kerja
a. Percobaan Penguraian KCLO3
3
KCl O

-disiapkan
-ditimbang 0,2 gram
-dimasukan ketabung reaksi
-ditambahkan
2
Mn O
-disiapkan
-ditimbang 0,1 gr
-dihomogenkan
KCl O3 dan Mn O2
-dipanaskan
-ditimbang
-dicatat
Hasil

33
b. Percobaan panas dan dingin
Ammonium klorida
-dimasukkan ketabung reaksi
-diisi air
-diamati bagian bawah
-dicatat
Hasil

Kalsium
Klorida
-dimasukkan ketabung reaksi
-diisi air
-dipegang bagian bawah tabung
-dicatat
Hasil

c. percobaan ada dan hilang


Merkeri (II)Nitrat
-dimasukkan 10ml kegelas ukur
Kalium 10
dicle
-ditambahkan 20ml
-diamati
-ditambahkan lagi 30ml
-diaduk dan dicatat
Hasil

d. percobaan paku tembaga


Tembaga(II)Sulfat

-diisi setengah gelas piala


-dimasukkan paku besi
-diamati
-dicatat
Hasil

34
e. percobaan busa hitam
Gula Pasir

-dimasukkan 150ml kegelas piala


-ditambahkan asam sulfat
-diaduk
-dicatat
Hasil

35
IV. Hasil DanPembahasan
4.1 Data dan perhitungan

4.1.1 Pengukuran KClO3

Pengukuran Ulangan 1 Ulanga


n2
Massatabungpyrex 18,822 18,828
Massatabungpyrex+KClO3 19,027 19,15
MassaKClO3 0,292 0,282
MassaKClO3+MnO2 1,26 1,29
Suhu air (C) 29 -
Tekanan uap air(mmHg) Tekanan 30,04 -
udara (mmHg) 760 -
Massatabungpyrexsetelah pemanasan 19,275 19,287

Koefesien pengukuran KClO3


Pengukuran Hasilperhitungan

Mol KClO3 0,00235


Mol O2 0,003525
Mol KCL 0,00235

*Volume MolarO2dan % dalam KClO3


Pengukuran Hasilperhitungan

Tekanan dari O2kering 729,96 mmHg


Volume O2padaSTP -
Volume molarO2 11,06
PersentaseO2dalam KClO3 0,0022%

4.1.2 Percobaan panas dan dingin


Larutan +H2O Hasil
NH4Cl Dingin
CaCl Hangat

4.1.3 percobaan ada dan hilang


Larutan Hasil
Merkeri (II)Nitrat +kaliumIodie Serbukorangeberjatuhan
Merkeri (II)nitrat + 30 kalium iodie Sepenuhnyaorange
dari semua
36
*Percobaan paku tembaga
Larutan Hasil
Tembaga(II)sulfat + paku paku berubahwarnaseperti karat
37
4.2 Pembahasan

Pada Percobaan Penguarain KCl O 3 ,Setelah dipanaskan KCl O 3

Dan Mn O2 terjadi penguapan di dalam tabung reaksi,karena massa


KCl O3 dan Mn O2 terlalu sedikit ,maka menyebabkan percobaan kurang

sempurna .akan tetapi , karena penguapannya tidak terlalu besar sehigga sulit
untuk mengaliri air ke selang karet dan pipa kaca pendek , percobaan ini
dianggap berhasil karena adanya penguapan tersebut.

Percobaan panas dingin yang telah Direaksikan N H 4 Cl dan

CaC l 2 masing-masing dengan akuades dan hasil dari percobaan tersebut

didapatkan bahwa tabung yang di beri N H 4 Cl terasa dingin, sedangkan

pada CaC l 2 terasa hangat. Ini menandakan bahwa N H 4 Cl dengan


akuades merupakan reaksi endoterm, berarti terjadi penyerapan kalor oleh
sistem dari lingkungan sehimgga menyebabkan suhu lingkungannya turun dan
terasa dingin.
Kemudian reaksi dan CaC l 2 dengan H 2 O merupakan reaksi eksoterm ,
berarti terjadi pelepasan kaor dari sistem ke lingkungan sehingga suhu
lingkungan naik dan terasa hangat.

Saat melakukan Percobaan ada dan hilang,Merkuri (II) nitrat dan


kalium 10 die di masukkan dalam suhu tabung reaksi yang terjadi larutan
berubah menjadi serbuk.serbuk orange yang berjatuhan kebawah gelas ukur
.tetapi saat ditambahkan lagi 30ml ke dalam gelas ukur hasil nya arutan
tersebut berubah menjadi warna orange sepenuhnya berubah .ketika di
diamkan selama 5-10menit serbuk-serbu tersebut yang warna orange perlahan
turun.

Percobaan paku tembaga Direaksikan paku besi dengan tembaga sulfat


(CuS O4 ) Berdasarkan hasil percobaan, paku besi yang semua berwarna

abu-abu berubah menjadi warna orange atau seperti warna karat .hal tersebut
dapat terjadi karena reaksi redoks. CuS O4 berperan sebagai oksidator yang
mengoksidasi logam besi sehingga logam besi menjadi berkarat.
Pada Percobaan Busa Hitam kita mereaksikan gula (C 6 H 12 O6 )

dengan asam sulfat (H 2 S O4 ) hasilnya berbentuk busa warna hitam. Warna

hitam dihasilkan oleh percampuran gula dengan asam sulfat. Ini disebabkan
gugus c o ada gula yang dibakar oleh asam sulfat sehingga ikatan gulanya
terputus.

Kita melakukan Percobaan Warna Biru Sirna yang Direaksikan


glukosa dan metil biru pada gelas kimia. setelah diaduk menghasilkan warna
biru yang semua ada berubah menjadi hilang atau sirna.

38
1.Pengamatan ilmiah

Dalam percobaan yang kami lakukan terdapat beberapa kegagalan yang


di sebabkan oleh kurangnya ketelitian dalam pengamatan dalam
menimbang zat dan penggunaan alat.

a.Warna biru yang sirna

Larutan biru yang terdapat dalam labu Florence di kocok berubah warna
dari biru pekat menjadi biru muda kemudian bening dan terakhir larutan
tersebut berwarna kuning ,hal ini terjadi karena larutan biru metil
bereaksi dengan kolt.

b.Asbut tembaga

Tembaga yang direaksikan dengan HNO3 mengeluarkan asp coklat


yang bebau,larutan menjadi berwarna hijau dan terdapat sedikit
gelembung.

Rx Cu + 4HNO3 Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2 H2O

c.Busa hitam

Glukosa yang di tambahkan asam sulfat pekat pada percobaan tidak


menghasilkan busa hitam .hal ini di sebabkan karena pada percobaan ini
kami menggunakan glukosa bukan gula pasir .

d.Kalor
Percobaan ini tidak kami lakukan.

e.Bahaya air

Amonium nitrat yang ditaburkan serbuk zink kemudian di semprotkan


air ,menimbulkan gas seharusnya terjadi ledakan kecil,tetepi pada
percobaan itu tidak terjadi,hal ini di sebabkan kurangnya serbuk zink.

f.Panas dan dingin

Setelah NH4Cl dan CaCl2 di tambahkan dengan air pada bagian bawah
tabung reaksi dingin dan panas .hal ini terjadi karena ada rx endoterm
dan eksoterm. 39

g.Aktif dan tidak aktif

Dalam percobaan ini paku berkarat dan terdapat gelombang dan dapat
kami simpulkan Ca aktif dan paku besi tidak aktif.

h.Paku tembaga

Dalam percobaan ini ,paku berkarat dan terdapat setelah paku di rendam
karena paku tersebut mengalami oksidasi.

i.Ada dan hilang

Setelah AgNo3 di tambahkan KI warna larutan lama kelamaan


berubah warna menjadi kuning kehijauan.

2.Stoikiometri : Penguraian KClO3

Dalam percobaan ini kami mengalami kegagalan yang di sebabkan oleh


bberapahal antara lain:

1.Katalis yang di gunakan dalam reaksi ini terlalu sedikit sehingga reaksi
sangat lambat.

2.Aluminium foil yang di gunakan untuk tabung reaksi mengalami


kebocoran sehingga uap yang di hasilkan keluar dan tidak mengalir
melalui selang karet.
3.Pemanasan yang dilakukan kurang lama dan sering terhenti .

40
V. Kesimpulan Dan Saran

5.1. Kesimpulan

Dari percobaan tentang pegamatan ilmiah dan stoikiometri


penguraian
KClO3 yang telah dilakukan , maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Praktikan dapat memperoleh dalam mencatat dan menjelaskan


pengamatan percobaan.
2. Bisa mengembangkan keterampilan dalam menangani alat kaca dan
mengalihkan bahan kimiapadat maupun cair.
3. Pratikan telah membiasakan diri dengan tata cara keselamatan kerja
dilaboratorium.
4. Menentukan koefesien reaksi penguraian KClO3 dengan cara
menyetarakan reaksi dan perbandingan mol.
5. Persentase O2 dalam KClO3 dapat dihitung

dengan rumus: MassaO2100%MassaKClO3

5.2. Saran

Diharapkan untuk pratikum selanjutnya menggunakan sarung


tangan dan masker supaya terhindar dari zat-zat yang berbahaya bagi
tubuh kita dan usahakan selalu fokus pada pratikum agar mendapatkan
hasil yang maksimal.
41
DAFTAR PUSTAKA

Acmad.Hiskia.2004.Kimia Dasar.Bandung:CitraAdityaBakti.

Chang.Raymond.2004.Kimia Dasar. Jakarta:Erlangga.

Lestari.muji.2013.Kimia Dasar 1.Bandung:Trama Widya.

Lidya.2005. Kimia. Jakarta:Erlangga.

Lubna.2014. Kimia.Jakarta: PustakaWidyamata.

42
LAMPIRAN
Pertanyaan Pra-Praktek
1. Dengan kata kata sendiri, definisikan istilah berikut : kimia, percobaan,
hipotesis, ilmu, hukum ilmiah, metode ilmiah dan teori
Jawaban :
Kimia adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang
materi,serta energi yang menyertai perubahan materi tersebut
Percobaan adalah suatu usaha yang dilakukan menguji,
menganalisis, suatu masalah atau hal sehingga didapatkan
kebenarannya.
Hipotesis adalah fakta-fakta yang belum teruji kebenarannya secara
empiris ,maka penjelasan iresional yang diajukan untuk sementara.
Ilmu adalah dasar untuk mempelajari sebuah masalah
Hukum ilmiah adalah data yang terkumpul disusun menjadi pernyataan
umum yang disimpulkan dari pengamatan fakta percobaan.
Metode ilmiah adalah prosedur atau cara mendapatkan suatu kebenaran
yang berlaku umum dari pengamatan.
Teori adalah suatu penuntun untuk melakukan eksperimen baru
yang menghasilkan fakta baru ,hukumbaru dan akhirnya teori baru.
2. Mana dari bahan kimia berikut yang perlu ditangani dengan hati hati
dan sebutkan bahayanya : asam pekat, alkohol, amonium nitrat, kalsium
klorida, bahan kimia organik dan air suling
Jawaban :
Asam pekat = Berbahaya ,karena dapat membuat keracunan ,kulit
terbakar dan iritasi
Alkohol = Berbahaya, karena dapat menyebabkan mual
keracunan,dan mudah terbakar.
Amunium Nitrat = Berbahaya, karena bila terkena kulit akan melepuh
Kalsium Klorida = Berbahaya ,karena dapat menyebabkan rasa gatal,
kulit mengekupas dan iritasi.
Bahan kimia organik = Berbahaya,karena dapat menyebabkan rasa
pusing dan mual
Air suling = Berbahaya, karena jika terkena bahan mudah terbakar akan
meledak.

3. Apa yang anda lakukan bila bahan kimia terpecik ke mata anda?
Jawaban : 43
Jika bahan kimia mengenai mata ,seggalah mencuci mata dengan air
sebanyak banyak nya dan laporkan segera ke Asisten laboratorium.
4. Tuliskan persamaan reaksi kimia untuk reaksi yang terjadi bila
KCl O3 dipanaskan ?

Jawaban :
2 KCl O 3 2KCL + 3 O2

5. Apa gunanya Mn O2 yang ditambahkan pada KCl O3 sebelum


dipanaskan?
Jawaban :
Sebagai katalisator yang mempercepat laju reaksi zat tersebut walaupun
Mn O2

tidak ikur bereaksi.

6. Tuliskan KCl O 3 dalam industri?

Jawaban :
Pupuk HCL, Pelapis korek api, Kembang api, Bahan peledak
44
PERHITUNGAN
Volume MolarO2dan % dalam KClO3
*tekanan volumeO2kering

=Ptotal PH2O

=Pudara Psuhu percobaan

=760 mmHg30,04

=729,96 mmHg

*Volume

O2padaS

TP

PV=n.R.

n=PV

RT
*Volume molarO2

Vo2= 0,039=11,06

Vo2 0,003525

*PersentaseO2dalam KClO3

MassaKClO3=0,287
2
MassaO2 =MolO =0,003525=0,00011

2 ArO 32

% =0,000011100%0,2=0,0022gr
45
PERCOBAAN IV
GOLONGAN DAN IDENTIFIKASI

I. Tujuan

1. Mengkaji kesamaan sifat unsur-unsur dalam table berkala

2. Mengamati uji nyala reaksi beberapa unsur alkali dan alkali tanah

3. Mengenali reaksi air klorin dan halida

4. Menganalisis larutan anu yang mengandung alkali atau alkali tanah dan
halida

II. Landasan Teori

Suatu zat dapat berupa unsur atau senyawaunsure(elemen adalah suatu zat
yang tidak dapat lagi dipisahkan menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan
cara kimia, saat ini sebanyak 113 unsur telah diidentifikasikan.delapan puluh
tiga diantaranya didapat secara alami.sisanya telah dibuat oleh para ilmuan.

Para kimiawan menggunakan lambang-lambang abjad atau huruf untuk


mewakili nama-nama unsur. Pada huruf pertama lambang huruf selalu kapital
tetapi pada huruf kedua tidak,misalnya Co yang merupakan lambang unsur dari
kobalt,sedangkan CO adalah rumus senyawa dari karbon monoksida,yang
tersusun atas unsur karbon dan oksigen

Lambang dari beberapa unsur diturunkan dari bahasa Latin misalnya


beberapa unsur berikut:

- Au dari aurum (emas)


- Fe dari ferrum (besi)
- S dari sulfur (belerang)(Chang,2004:7).

Unsur-unsur dalam suatu golongan memiliki banyak persamaan sifat


kimia, sifat-sifat kimia ditentukan oleh elektron valensi yaitu elektron yang
terdapat pada kulit lintasan terluar, karena elektron valensi unsur yang
segolongan sama dengan sifat kimianya sama.

46

Unsur golongan alkali sangat elektropositif, karna sangat reaktif


sehingga tidak ditemukan dalam keadaan bebas di alam,contohnya fransium
merupakan golongan radioaktif. Semua golongan ini merupakan penghantar
panas dan listrik yang baik. Karena lunaknya logam ini sehingga dapat
dipotong dengan pisau, semua merupakan reduktor yang kuat dan memiliki
panas jenis yang rendah(Sukarjo,2005:373)

Logam alkali dalam keluarga golongan 1A dari tabel berkala dan logam
alkali tanah dari keluargaIIA dinamakan demikian karena kebanyakan oksigen
dan hidroksida nya termasuk diantaranya basa (alkali)yang palingkuat.

Cirikhas yang paling mencolok dari logam alkali dan alkali tanah
adalah kereaktifannya yang luar biasa besar karena logam-logam tersebut
sangat aktif sehingga logam tersebut tidakterdapat sebagai unsur, bila
bersentuhan denganudara atau air, taksatupun unsur golongan IAdanIIA
didapat di alam dalam keadaan unsur yang keadaan unsur terdapat pada
keadaan ion positif (+2), unsur yang teraksitasi, karena pemanasan ataupun
karena sebab lainnya, memancar elektromagnetik yang disebut spektrum
emisi(Michael Purba,2007:14)

Halida hampir semua logam telah dikenal, termasuk flourida bahkan dari gas
mulia. Kripton,dan Xenon, Baron triflorida BF3 adalah gas yang tak bewarna
(mp-1270C dan bp-1000C)yang memiliki bau mengiritasi dan
beracun.digunakan sebagai katalis untuk poli meri kationik.

Tetra fluoborat BF4- adalah anion tetra hidrat yang berbentuk sebagai
BF3 denganlogam alkali,garam perak NOBF4 serta asam bebas HBF4
mengandung anion ini(Francis M.Miler,2004:167)

Golongan adalah kelompok atau kolom-kolom vertikal pada tabel


priodik unsure. Jumlah golongan memiliki sifat-sifat fisika dan kimia tertentu
yang sama. Dalam beberapa golongan kesaman sifat jelas sekali sedangkan
dalam golongan lain kurang jelas.Unsur-unsur priode golongan 1 dan 3 disebut
unsur-unsur referentative, yaitu sifat-sifat unsur ini khas dalam satu golongan
yang bersangkutan.Hidrogen dapat digolongkan dalam golongan 1, karna sifat-
sifat

47

dalam golongan alkali tetapi juga dapat ditempatkan pada gologan VIII
bersama-sama karena alasan yang sama(Sukardjo,2004:42)

Jika penulisan rumus kimia menggunakan nama unsur tampaknya


kurang efektif dan cendrung tidak informatif. Oleh karena itu para pakar kimia
sudah sejak lama menggunakan lambang-lambang untuk menyatakan suatu
jenis materi.Demikian pula yang dilakukan oleh Dalton dalam upaya
menmpublikasikan unsur dan tiap lingkaran ditandai berbeda untuk
menunjukan perbedaan atom tertentu dari atom unsur lain.

Pada tahun 1869, pakar kimia rusia, Dmiry Mendelev dan pakar kimia
jerman Julius Lothar Meyer, bekerj asecara terpisah menyusun table unsure-
unsure berdasarkan kemiripan sifat nya. Penyusunan table unsur-unsur
dilakukan oleh Mendelev didasarkan sifat kimia unsur (berat atom) Lothar
meyer melakukan penusunan berdasarkan sifat fisik unsur(masa jenis unsur)
walaupun dasarnya berbeda hasil yang diperoleh dari kedua ilmuan itu tidak
jauh berbeda, hanya saja Mendelav lebih dahulu mempublikasikan hasil
karyanya, sehingga tabel priodik unsur Mendelev lebih dikenal oleh
masyarakat kima(Yayan sunarta,2010:33)

Struktur dasar tabel priodik adalah pengaturan unsur-unsur kedalam baris


dan kolom atau priode dan golongan. Periode mengandung unsur-unsur dalam
baris horizontal tabel priodik,golongan mengngandungunsur-unsur dalam
kolom tabel priodik. priode pertama unsur sangat pendek, hanya mengandung
dua unsur yaitu Hidrogen(H) dan helium (He). priode kedua mengandung 8
unsur mulai dari litium(Li)sampai neon(Ne). priode ketiga juga mengandung 8
unsur mulai dari natrium(Na) sampai argon(Ar) dan seterusnya.
Sebagian besar yang terdapat di alam berada dalm bentuk senyawa, tersusun
dari dua macam unsur atau lebih dengan komposisi tetap. dalam ilmu kimia,
semua senyawa dituliskan menggunakan lambang yang menunjukan macam
unsur penyusun dan komposisinya. lambang dari suatu senyawa dinamakan
rumus(formula) kimia. dengan kata lain rumus kimia adalah ungkapan suatu
senyawa ddengan lambang unsur-unsur pembentukan nya beserta komposisi
atau jumlah relative atom-atom tiap unsur yang menyusun senyawa itu(Yayan
sunarta,2010:37). 48

III. Prosedur percobaan


3.1. Alat dan Bahan

3.1.1. Alat

1.Gelas ukur

2.Tabung reakksi

3.Kawat nikrom

4.Bunsen

5.Pipet tetes

3.1.2 Bahan

1.2ml BaCl2 0,5M

2.2ml CaCl2 0,5M

3.2ml LiCl2 0,5M

4.2ml KCl2 0,5M

5.2ml NaCl2 0,5M

6.2ml SrCl2 0,5M

7.Larutan HCl pekat 12M

8.1ml Amonium karbonat 0,1M


9.Air suling

10.Larutan( Barium,Kalsium,Litium,Kalium,Natrium,Stronsium)

11.1ml Amonium fosfat 0,5M

12.Amonium sulfat 1 ml

13.1ml NaBr 0,5M

14.1ml NaI 0,5M

15.5 tetes HNO3 6M 49

16.Larutan anu (X) 1ml

17.larutan anu(Y) 1ml

18.Amonium karbonat 1ml

19.Amonium Sulfat 1ml

20.Amonium Fosfat 1ml

21.Karbon Tetraklorida 1ml

22.Air klorin 1ml

23.HSO4 1 tetes
50
3.2. Skema kerja

3.2.1 Uji nyala untuk unsur alkali dan alkali tanah


2ml larutan (BaCl2,CaCl2,LiCl,KCl,NaCl,SrCl)
0,5 M

Disiapkankan 6 tabung reaksi

Ditambahkan bahan larutan

Diambil kawat nikrom

Dipanaskan pada bagian biru dari nyalla


bunsen

Dicelupkan kawat pada larutan Barium


didalam tabung reaksi,lalu dipanaskan

Dicatat pengamatan
Larutan (Kalsium,Litium,Kalium,Natrium,Stronsim)

Dibesikan kawat dalam larutan HCl pekat


12 M

Dipanaskan sampai merah

Diulangi uji nyala dengan larutan yang


mengandung Ca,Li,K,Na,Sr
Hasil
51

3.2.2 Rekasi unsur Alkali dan Alkali tanah


1ml laruatn Amonium Karbonat 0,5M

Dimasukkan kedalam setiap tabung reaksi

Dilihat ada atau tidak nya endapan yang


terbentuk

Dimasukkan endapan jika (EDP),jika


tidak terdapat endapan di tulis ada
2ml larutan(Ba,Cl,Li,K,Na,Sr) dan 1ml endapan(TR)
Amonium Sulfat 0,5M

Dibersihkan tabung rekasi dan dibilas


dengan air suling

Dimasukkan bahan kedalam tabung


reaksi

Ditambahkan 1ml larutan Amonium


Sulfat 0,5M

Dicatat pengamatan

Dibersihkan tabung reaksi

1 ml Larutann
Ca,Li,K,Na,Sr

Dimasukkan bahan kedalam tabung


reaksi secara terpisah

Ditambahkan 1ml larutan Amonium


Sulfatpada tiap tabung
Dicatat hasil pengamatan

Hasil

52

3.2.3 Reaksi halida

1ml larutan (NaCl,NaBr,NaI) 0,5M

Diletakan 3tabung reaksipada rak

Dimasukkan bahan kedalam masing-


msing tabung

Ditambahkan 1ml Karbon


Tetraklorida,1ml air Klorin,dan 5 tetes
HNO3encer 6M kedalm tiap tabung

Dikocok setiap tabung

Diamati warna lapisan Karbon


Tetraklorida bagian bawah

Hasil

53

3.2.4 Analisis larutan anu


1ml Larutan Anu(X)
Diminta sejumlah larutan (X)
Dicatat pengamatan
Ditambahkan 1ml Amonium Karbonat
kedalm tabung pertama
Ditambahkan 1ml Amonium Fosfat
kedalam tabung kedua
Ditambahkan 1ml Asam Sulfat kedalam
tabung ketiga
Dicatat pengamatan

Dimasukkan 1ml larutan anu(Y) kedalm


1 ml Larutan anu(Y)
tabung reaksi
Ditambah 1ml larutan Karbon
tetraklorida,1ml air Klorin,dan setetes
HNO3
Dikocok tabung reaksi
Dicatat hasil warna lapisan Karbon
tetraklorida
Dibandingkan uji nyala dan reaksi larutan
X dengan keenam larutan yang diketahui
Dinyatakan unsur Alkali yang terdapat
dalam larutan X
Dibandingkan uji halida dari larutan Y
dengan ketiga larutan halida yang
diketahui
Dinyatakan Halida apa yang terdapat
dalm larutan

Hasil

54
IV Hasil dan Pembahasan
4.1 Data dan Perhitungan

4.1.1 Data Pengamatan

A. Uji Nyala Unsur Alkali dan Alkali tanah


N Zat Warna nyala Keterangan
o
1 CaCl2 Kuning Alkali Tanah
2 BaCl2 Merah Alkali Tanah
3 SrCl2 Orange Alkali Tanah
4 KCl Merah Alkali
5 NaCl Merah terang Alkali
6 LiCl Merah Alkali

B. Reaksi-Reaksi Unsur Alkali dan Alkali tanah

No Zat Pereksi EDP TR


1 CaCl2
2 BaCl2
3 SrCl2
4 KCl
5 NaCl (NH4)2CO3
6 LiCl
No Zat Pereksi EDP TR
1 CaCl2
2 BaCl2
3 SrCl2
4 KCl
5 NaCl (NH4)3PO4
6 LiCl
No Zat Pereksi EDP TR
1 CaCl2
2 BaCl2
3 SrCl2
4 KCl
5 NaCl (NH4)2CO4
6 LiCl
Keterangan : EDP(Ada endapan)

TR( Tidak reaksi/tidak ada endapan)

C. Reaksi-Reaksi Halida

No Zat Warna nyala


1 NaCl + Cl2 Bening/tak bewarna
2 NaBr + Cl2 Kuning pucat
3 NaI + Cl2 Ungu
D. Analisis Larutan Anu

- Zat X
Warna nyala zat X adalah orange kekuningan

X + (NH4)2CO3 tidak terjadi reaksi

X + (NH4)3PO4 tidak terjadi reaksi

X +(NH4)2SO3. Tidak terjadi reaksi tetapi warna laruta agak keruh

56

4.2 Pembahasan

A. Uji Nyala Unsur Alkali Tanah dan Alkali

Untuk melihat warnanya larutan BaCl2,CaCl2,LiCl,KCl,NaCl,dan SrCl


digunakan kawat nikrom dengan cara dipanaskan terlebih dahulu dan kemudian
dimasukkan kedalam larutan setelah itu dibakar kembali dan diamati perubahan
atau warna nya, pada percobaan didapat data bahwa CaCl 2 bewarna
kuning,tetapi dari buku litratur didapat bahwa CaCl2 memiliki warna merah
dan jingga merah, hal itu menunjukan bahwa ada kesalahan dalam pengamatan
praktikan yaitu karna faktor warna api yang lebih dominan. Untuk BaCl 2
menghasilkan warna nyalanya merah sedangkan pada buku panduan warna
nyala hijau (Keenan, 1984:117),karena pada saat pembersihan dengan larutan
HCl dan dilakukan pemanasan kembali, kawat masih terkontaminasi zat-zat
sebelumnya. SrCl2 menghasilkan warna orange, sedangkan pada buku litratur
warna nyalanya hijau, hal ini karena praktikan salah menentukan warna dan
terkontaminasi zat-zat sebelumnya.
KCl didapat warna nyala merah sedangkan pada buku panduan warna
nyala KCl yang seharusnya biru dan ungu. Hal itu disebabkan pengaruh udara
dan salahnya penentuan warna serta adana kontaminasi dari zat-zat sebelumnya
NaCl didapat warnanya merah terang, pada percobaan ini juga tidak berhasil
karna uji nyala NaCl yang seharusnya didapat adalah warna kuning
(Sukardjo,1985:373).LiCl didpat hasil warna nyala merah sedangkan pada
buku panduan praktikan juga merah sehingga dapat dikatakan percobaan ini
berhasil,sebab warna yang dihasilkan sama seperti yang didapat pada buku
litratur praktikan.

B. reaksi-reaksi unsur lkali dan Alkali tanah

CaCl2 direaksikan dengan (NH4)2CO3 maka hasil dari percobaan adalah


membentuk endapan, karana CaCl2 dapat bereaksi dengan (NH2)3CO3 dengan
reaksi sebagai berikut :

CaCl2(l) + (NH4)2CO3(l) CaCO3(s) +2NH4Cl(l)

57

Jika CaCl2 direaksikan dengan (NH4)3PO4, hasil dari percobaan adalah


endapan, karana CaCl2 dapat bereaksi dengan (NH4)3PO4 dengan reaksi sebagai
berikut:

3CaCl2(l) + (NH4)3PO4 (l) Ca3(PO4)2(s) +6NH4Cl(l)

Jika CaCl2 direaksikan dengan (NH4)2SO4 hasil dari percobaan tidak


membentuk endapan hal ini karena kedua senyawa tidak dapat
bereaksi,walaupun demikian larutan yang dihasilakan sedikit keruh.

BaCl2 direaksikan dengan (NH4)2CO3 maka hasil dari percobaan adalah


membentuk endapan, karana BaCl2 dapat bereaksi dengan (NH2)3CO3 dengan
reaksi sebagai berikut :

BaCl2(l) + (NH4)2CO3(l)BaCO3(s) +2NH4Cl(l)


Jika BaCl2 direaksikan dengan (NH4)3PO4, hasil dari percobaan adalah
menghasilkan endapan, karana keua larutan dapat bereaksi ,dengan reaksi
sebagai berikut:

3BaCl2(l) + (NH4)3PO4(l) Ba3(PO4)2(s) +6NH4Cl(l)

Jika BaCl2 direaksikan dengan (NH4)2SO4, hasil dari percobaan


menghasilkan endapan hal ini dikarnakan kedua senyawa dapat bereaksi
,dengan reaksi sebagai berikut:

BaCl2(l) + (NH4)2SO3(l)BaSO3(s) +2NH4Cl(l)

SrCl2 direaksikan dengan (NH4)2CO3 maka hasil dari percobaan adalah


membentuk endapan, karana SrCl2 dapat bereaksi dengan (NH2)3CO3 dengan
reaksi sebagai berikut :

SrCl2(l) + (NH4)2CO3(l)SrCO3(s) +2NH4Cl(l)

58

Jika SrCl2 direaksikan dengan (NH4)3PO4, hasil dari percobaan adalah


menghasilkan endapan, karana keua larutan dapat bereaksi,dengan reaksi
sebagai berikut:

3SrCl2(l) + (NH4)3PO4(l) Sr3(PO4)2(s) +6NH4Cl(l)

Jika BaCl2 direaksikan dengan (NH4)2SO4, hasil dari percobaan


menghasilkan endapan hal ini dikarenakan kedua senyawa dapat bereaksi,
dengan reaksi sebagai berikut:

SrCl2(l) + (NH4)2SO3(l) SrSO3(s) +2NH4Cl(l)

KCl tidak membentuk endapan dan tidak bereaksi dengan pereaksi


(NH4)2CO3, (NH4)3PO4, (NH4)2SO3.NaCl tidak terbentuk endapan dan tidak
bereaksi dengan pereaksi (NH4)2CO3, (NH4)3PO4, (NH4)2SO3. LiCl juga tidak
membentuk endapan dan tidak pula bereaksi dengan (NH 4)2CO3, (NH4)3PO4,
(NH4)2SO3.

C. Reaksi-reaksi Halida

Pada penambahan zat Natrium Klorida dan gas Klorida terdapat warna
bening karna pada reaksi tetap menghasilkan gas yang sama artinya
penambahan keua gas tersebut tidak mempengaruhi apapun. Pada penambahan
zat Natrium Bromida dan gas Bromida didapat warna nyala berwarna kuning
dan kedua zat tersebut bereaksi dengan reaks:

2NaBr(l)+Cl2(g) 2 NaCl(s) + Br2(g)

Pada penambahan zat Natrium Iodida dan gas Klorida bewarna ungu,
kedua zat ini bereaksi dengan reaksi:

2 NaI(l) + Cl2(g) 2 NaCl(s) + I2(g)

59

D.Analisis larutan anu

- Zat X
Warna nyala zat X adalah orange kekuningan

X + (NH4)2CO3 tidak terjadi reaksi

X + (NH4)3PO4 tidak terjadi reaksi

X +(NH4)2SO3. Tidak terjadi reaksi tetapi warna laruta agak keruh


- Zat Y

Zat Y + CCl4 HNO3 terjadi endapan

Warna larutan Cl4 kuning

Pada percobaan analisis larutan X dengan hasil percobaan warna nyala


zat X yaitu warna nyala unsur Na, ini berarti warna yang harus nya di hasilkan
adalah kuning dan hasil reaksi nya beraksi dengan (NH 4)2CO3 , (NH4)3PO4,
(NH4)2SO3, terbentuk jel dan uji ini sama dengan percobaan unsur Alkali dan
Lkali tanah yang tidak menghasilkan endapan. Maka dapat dikatakan zatX
adalah zat NaCl.

60

V. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Pada percobaan ini didapat beberapa kesimpulan

1. Garam-garam pada golongan Alkali dan Akali tanh pada uji nyala dapat
dihasilkan warna yaitu,Ca warna jingga-merah, Ba warna hijau,K
warna ungu dan Na warna kuniing

2. Garam-garam dari Alkali dan Lkali tanah ada yang dapat bereaksi
danada pula yang tidak dapat bereaksi dengan zat (NH4)2CO3 ,
(NH4)3PO4, (NH4)2SO3. (NH4)2CO3dapat berekasi dengan CaCl2 dan
BaCl2sedangkan KCl dan NaCl tidak,sedangkan yangdapat bereaksi
dengan (NH4)2SO3 adalah BaCl2sedangkan CaCl2,KCl dan NaCl
tidakk dapat bereaksi
3. Pada reaksi halida CCl4,air Klorin, HNO3 menghasilkan warna yang
berbeda tergantung dengan senyawa halida yang digunakan yaitu NaCl
bewarnaputih,NaBr bewarna kuning,dan NaI bewarna pekat (orange)
4. Pada golongan 1A tidak terjadi pengendapan. Hal ini berarti tidak
terjadi reaksi karna golongan 1A tidak menghasilkan endapan dan
membentuk basa-basa kuat. Sedangkan golongan II A terjadi endapan
karna beraksi dalam pelarut membentuk basa lemah dan penentuan
larutan anu dapat di ketahui berdasrkan sifat nya.

5.2 Saran

Pada percobaan ini alat yang digunakan masih kuran, sehingga


pelaksanan percobaan menjadi lambat karna harus mencuci dan membersihkan
alat untuk percobaan berikut nya.sehingga percobaan kali ini berjalantidak
efektif,kami berharap agar alat dapat diperbanyak agar dapat melakukan
percobaan dengan lancer.

61

DAFTAR PUSTAKA

Chang,Raymond.2004.Kimia Dasar :Konsep-Konsep Inti.Jakarata:Erlangga

Francis.M.Miler.2004.Kimia Dasar. Jakarta:Erlanga

Purba,Michael.2007.Kimia Dasar Prinsip-Prisip Dan Penerapan


Modern.Jakarta:Erlangga

Sukardjo.2005.Kimia Fisika.Yogyakarta:Bina askara

Sunarya, Yayan.2010.Kimia Dasar.Bandung:Yramawidya


62

PERTANYAAN PRA PRAKTEK

1. Tuliskan unsur-unsur yang tergolong 1A (Alkali) dan IIA (Alkali tanah)


Jawab : Golongan IA : Li,Na,K,Rb,Cs,Fr
Golongan IIA : Be,Mg,Ca,Sr,BaRa
2. Selesaikan persamaan reaksi berikut:
CaCl2 + (NH4)2CO3
BaCl2 + (NH4)2CO3
NaCl + (NH4)2CO3
NaCl + Cl
2NaBr + Cl2
2 NaI + Cl2

Jawab:
CaCl2 + (NH4)2CO3 CaCO3+2NH4Cl

BaCl2 + (NH4)2CO3 BaCO3+2NH4Cl

NaCl + (NH4)2CO3 NaCO3+2NH4Cl

NaCl + C NaCl + Cl
2NaBr + Cl2 2 NaBr + Br2

2 NaI + Cl2 2 NaCl + I2

3. Apa fungsi penambahan CaCl4 pada percobaan C


Jawab: Untuk mengidentifikasi unsur-unsur yang ada dalam larutan dengan
cara melihat ada dan tidak nya endapan dalm larutan.

63

PERTANYAAN PASCA PRAKTEK

1. Apakah identifikasi nyala saja yang dapat digunakan mengidentifikasikan


unsur? Jelaskan jawaban anda!
Jawab : Tidak, karna uji nyala (spektrum emisi) adalh salah satu ciri atau khas
dari suatu unsur yang tereksitasi, karana pemanasan merupakan merupakan
salah satu ciri khas dari suatu unsur yang akan memancarkan spektrum emisi
yang teramati sebagai pancaran cahaya,dengan warna tertentu memkarna untuk
memperoleh kapasitas dan keakuratan unsur tidak dapat diidentifikasi melalui
uji nyala saja karna dapat menimbulkan keeliruan zat-zat yang hampirsama
baik dalam satu golongan maupun beda golongan, oleh karna itu selain uji
nyala dapat dilakukan reaksi pengendapan,reaksi halida maupun reaksi yang
lain untuk menghasilkan hasil pengamatan yangtepatdan benar
2. Mengapa reaksi air Klorin dangan NaCl,NaBr,NaI, memberikan hasil yang
berbeda?
Jawab: Reaksi air Klorin dangan NaCl,NaBr,NaI, memberikan hasil yang
berbeda karena setiap zat atau senyawa tersebut memiliki senyawa halogen
yangberbeda dan memiki kereaktifitasan yang berbeda seperti: Klor (Cl) yang
berupa gas memiliki warna yaitu kuning kehijauan , Brom (Br) berupa cairan
yang memiliki warna merah kecoklatan,Iodida(I), merupakan zat padat hitam,
dan Flor(F) merupakan gas yang kekuning-kunigan.sedangkan air klori
berguna untuk memberi perbedaanwarna pada setiap zat.
3. Mengapa unsur golongan IA memberikan hasil yang berbeda dengan
golongan IIA pada percobaan B(1,2,dan 3)?
Jawab: Unsur golongan IA memberikan hasil yang berbeda dengan golongan
IIA itu terlihat pada percobaan B(1,2,3) ini dikarnakan golongan IA jika
bereaksi akan membentuk basa kuaat dan mudah larut, sedangkan IIA jika
bereaksi akn membentuk basa lemah dan sukar larut.

64
PERCOBAAAN V
PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN DAN
MELALUI PENGENDAPAN

I.Tujuan
1. Memisahkan campuran dengan cara sublimasi, ekstraksi, dekantasi,
kristalasi dan kromatografi.
2. Mengendapkan barium klorida dan menentukan persentase hasildari
barium kromat.
3. Menentukan persentase barium klorida dari campuran.
4. Mendalami dan menggunakan hukum stoikiometri dalam reaksi kimia.
5. Mengembangkan keterampilan menyaring dan memindahkan endapan.

II.Teori
Kebanyakan materi yang tedapat dibumi ini tidak murni,tetapi berupa
campuran dari beberapa komponen. Contohnya,tanah terdiri dari berbagai
senyawa dan unsur baik dalam wujud padat,cair,gas.
Untuk memperoleh zat murni kita harus memisahkannya dari
campurannya. Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika atau
kimia, satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain sehingga dapat
dipisahkan. Cara atau teknik pemisahan campuran pada jenis, wujud dan sifat
komponen yang terkandung didalamnya. Jika komponen berwujud padat dan
cair, misalnya pasir dan air, dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan
bermacam-macam, mulai dari porinya yang besar sampai yang sangat halus,
contihnya kertas saring dan selaput semipermeabel. Kertas saring dipakai unuk
memisahkan endapan atau padatan dari pelarutnya.Campuran homogen, seperti
alkohol dalam air, tidak dapat dipisahkan dengan saringan,karena partikelnya
lolos dalam pori-pori kertas saring dan selaput semipermeabel. Campuran
seperti itu dapat dipisahkan dengan cara fisika yaitu
destilasi,rekristalisasi,ekstraksi,kromatografi (Syukri,1999:15).
65
Suatu materi yang tersusun atas dua atau lebih zat dengan komposisi tidak tetap
dan masih memiliki sifat-sifat zat asalnya dinamakan campuran. Campuran
dapat digolongkan kedalam campuran serbaneka (heterogen) dan campuran
serbasama (homogen).
Suatu materi dikatakan campuran serbaneka jika materi tesebut memiliki
komponen penyusun yang dapat dibedakan, dan sifat masing- masing
komponen masih tampak. Suatu materi campuran sikatakan serbasama apabila
keseluruhan materi penyusun cmpuran itu tidak dapat dibedakan satu dengan
yang lainnya,tetapi sifat masing- masing komponen masih tampak.
Terdapat beberapa cara yang dapat diterapkan untuk memisahkan campuran
secara fisik diantaranya
- Penyaringan : Teknik ini biasanya digunakan untuk memisahkan
campuran padat-cair. Dalam reaksi kimia yang menghasilkan endapan
padatan yang dihasilkan dapat dipisahkan dari cairannya menggunakan
teknik penyaringan. Dalam penyaringan, zat yang lolos saringan
dinamakan filtrat dan yang tersaring dinamakan residu.
- Rekristalisasi : Teknik ini biasa digunakan untuk memperoleh kristal
murni yang tercampur dengan pengotornya.
- Distilasi : Teknik ini biasanya digunakan untuk memisahkan campuran
dalam bentuk cair, seperti air laut, yang merupakan campuran garam-
garam yang terlarut dalam air. Prinsip distilasi didasarkan pada
perbedaan titik didih komponen penyusun campuran.
- Kromatografi : Dalam industri,teknik kromatografi ini digunakan.
Teknik kromatografi ini,gagasannya sederhan tetapi caranya beragam,
metoda ini dapat diterapkan untuk berbagai senyawa. Hampir setiap
campuran mulai dari ukuran molekul kecil sampai besar dapt
dipisahkan,berdasarkan sifat komponen campuran. Sifat utama yang
terlibat yaitu : kelarutan, penyerapan atau adsorpsi, dan keatsirian atau
kemudahan menguap.(Sunarya,2010:15-17)

66
Berdasarkan tahap proses pemisahan, metode pemisahan dapat dibedakan
menjadi dua golongan, yaitu
- Metode pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara
satu tahap. Proses ini terbatas untuk memisahkan campuran atau larutan
yang relatif sederhana.
- Metode pemisahan kompleks memerlukan beberapa tahapan kerja,
diantaranya penambahan bahan tertentu,pengaturan proses mekanik
alat, dan reaksi-reaksi kimia yang diperlukan. (Harale,2003:94).
Salah satu reaksi yang umumnya berlangsung daam larutan berair adalah
reaksi pengendapan yang cirinya adalah terbentuknya produk yang tak
larut,atau endapan.Endapan adalah padatan tak larut yang terpisah dari larutan.
Reaksi pengendapan biasanya melibatkan senyawa-senyawa ionik. Misalnya
ketika larutan timbal nitrat (Pb(NO3)2) ditambahkan kedalam larutan natrium
iodida (NaI), akan terbentuk endapan kuning timbal iodida (PbI2).
Pb(NO3)2(aq) + 2 NaI(aq) PbI2(s) + 2NaNO3(aq)
Natrium nitrat tertinggal dalam larutan.
Apakah endapan akan terbentuk ketika dua larutan dicampurkan atau
ketika satu senyawa ditambahkan ke dalam satu larutan ?
Hal itu bergantung pada kelarutan dari zat terlarut,yaitu jumlah maksimum zat
telarut yang akan larut dalam sejumlah tertentu palarut dalam suhu tertentu.
Dalam konteks kualitatif,ahli kimia membagi zat-zat sebagai dapat larut,
sedikit larut, atau tak dapat larut(Chang,2004:92-93)
Suatu zat dapat dipisahkan dari campurannya karena mempunyai
perbedaan sifat. Hal ini dinamakan dasar pemisahan. Beberapa dasar
pemisahan campuran antara lain sebagai berikut :
1. Ukuran partikel
Bila ukuran partikel zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang tidak
diinginkan (zat pencampur) dapat dipisahkan dengan metode filtrasi
(penyaringan). Jika partikel zat hasil lebih kecil daripada zat pencampurnya,
maka dapat dipilih penyaring atau media berpori yang sesuai dengan ukuran
partikel zat yang diinginkan. Partikel zat hasil akan melewati penyaring dan
zat pencampurnya akan terhalang. 67
2. Titik didih
Bila antara zat hasil dan zat pencampur memiliki titik didih yang jauh
berbeda dapat dipishkan dengan metode destilasi. Apabila titik didih zat
hasil lebih rendah daripada zat pencampur, maka bahan dipanaskan antara
suhu didih zat hasil dan di bawah suhu didih zat pencampur.
3. Kelarutan
Suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu
zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda.Dengan melihat
kelarutan suatu zat yang berbeda dengan zat-zat lain dalam campurannya,
maka kita dapat memisahkan zat yang diinginkan tersebut dengan
menggunakan pelarut tertentu.
4. Pengendapan
Suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam suatu
campuran atau larutan tertentu. Zat-zat dengan berat jenis yang lebih besar
daripada pelarutnya akan segera mengendap.Jika dalam campuran
mengandung lebih dari satu zat yang akan kita inginkan, maka digunakan
metode presipitasi. Metode presipitasi biasanya dikombinasi dengan metode
filtrasi(Hendayana,2006:1-2)

68
III.Prosedur Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1.Cawan penguap
2.Gelas piala 150 ml
3.Gelas piala 250 ml
4.Timbangan
5.Kaca arloji
6.Bunsen
7.Bejana kromatografi
8.Kertas saring
9.Pipa kapiler
9.Gunting
10.Kaki tiga dan kasa

3.1.2 Bahan
1.NH4Cl 0,1 gram
2.NaCl 0.1 gram
3.SiO2 0,1 gram
4.Air suling
5.Butanol
6.Asam asetat
7.K2CrO4
8.BaCl2
9.Tinta hitam,biru,merah
10.Pelarut eluen

69
3.2 Skema Kerja
3.2.1 Pemisahan komponen dari campuran
3.2.1.1Pemisahan dengan cara konvensional

NH4Cl, NaCl, SiO2 (0,1g)

Ditimbang cawan penguap yang kering dan


bersih dengan ketelitian 0,01 g
Diletakkan pada alat
Dipanaskan cawan penguap yang berisi contoh
sampai asap putih betul-betul habis
Dibiarkan cawan penguap dingin, setelah itu
ditimbang
Ditambahkan 25 ml air pada padatan yang
terbentuk dan aduk selama 5 menit
Didekantasi larutan dengan cermat pada cawan
penguap lain yang sudah ditimbang
Dicuci dengan air sampai padatan betul-betul
bebas NaCl
Dipanaskan dan ditutup cawan dengan kaca arloji
Dibiarkan sampai membentuk NaCl kering,
kemudian ditimbang
Di keringkan SiO2 dengan pembakar bunsen
Ditempatkan cawan penguap yang mengandung
SiO2
Ditutup dengan kaca arloji
Didinginkan sampai mencapai suhu kamar
Ditimbang

Hasil

70

3.2.1.2 Pemisahan dengan kromatogafi

Eluen
Disediakan bejana kromatogafi atau gelas piala
150 ml
Diisi bejana dengan pelarut (eluen)
Ditutup dengan kaca arloji untuk menjenuhkan
bejana dengan eluen
Digunting kertas saring dengan ukuran 310 cm
Dibuat garis (38,5 cm) dengan pensil pada jarak
1-1,5 cm dibagian bawah kertas, buat noda
Diukur tinggi kertas
Digantungkan kertas saring yang telah diberi
noda dalam bejana kromatogafi, dengan noda
harus berada diatas permukaan pelarut
Dibiarkan sampai diperoleh pemisahan yang baik
Dibiarkan bergerak sampai 1cm menjelang tepi
atas kertas saring
Ditentukan harga R1 yang diperoleh

Hasil

71

3.2.2 Analisis Melalui Pengendapan


3.2.2.1 Persentase Hasil Barium

BaCl2
Ditimbang gelas piala 250 ml, dicatat bobotnya
Dimasukkan kira-kira (0,8-1,2 g) BaCl2 dan
timbang

BaCl2 + air
suling
Diaduk sampai larutan homogen

BaCl2 + air suling + K2CrO4 (0,2 ml)


Diaduk dan diamati larutan yang terbentuk
Diuji larutan dengan beberapa tetes larutan
K2CrO4
Ditambahkan K2CrO4 jika masih ada endapan
dari BaCrO4
Dipanaskan sampai mendidih
Dialihkan dari api
Disaring dengan kertas saring weltmann yang
bobotnya sudah diketahui
Diambil kertas saring beserta endapannya
Ditimbang dan dicatat bobotnya
Dihitung hasil teoritis endapan BaCrO4 dan
tentukan juga persen hasilnya.

Hasil

72

3.2.2.2 Persen Barium Klorida

BaCl2
Didapatkan campuran yang mengandung BaCl2
Dicatat bobotnya
Dihitung prosedur A
Dihitung massa BaCl2 dalam campuran itu
Dicari persentase BaCl2 dalam campuran semula

Hasil
73
IV.Hasil dan Pembahasan
4.1 Data Hasil Pengamatan
4.1.1 Pemisahan dengan Cara Konvensional
Alat + Bahan Massa (gr)
Bobot cawan + kaca arloji + NaCl 94,66
Bobot cawan + kaca arloji + NaCl 94,4
Bobot cawan + kaca arloji 94,16
Bobot NaCl 0,26
Bobot cawan + SiO2 64,36
Bobot cawan + SiO2 64,02
Bobot SiO2 0,34
Persen bahan yang terpisahkan
grzatyangterbentuk 0,34
SiO 2= 100 = SiO 2= 100 =68
grsampel 0,5

grzatyangterbentuk 0,26
NaCl= 100 = NaCl= 100 =52
grsampel 0,5

4.1.2 Pemisahan dengan Kromatografi


No Noda Warna Rf
1 Orange 0,14
Spidol hitam Ungu 0,04
Biru tosca 0,19
2 Orange 0,36
Spidol merah
Kuning 0,31
3 Ungu 0,26
Spidol biru Biru tua 0,21
Biru tosca 0,14

74
4.1.3 Analisis melalui Pengendapan
4.1.3.1 Persentase Hasil Barium Kromat
Alat dan Bahan Massa (gr)
Bobot gelas piala + BaCl2 106,6567 gr
Bobot gelas piala 105,5183 gr
Bobot BaCl2 1,1384 gr
Bobot kertas saring + endapan 1,8431 gr
BaCrO4
Bobot kertas saring 0,8297 gr
Bobot endapan BaCrO4 -
Hasil nyata endapan BaCrO4 1,0134 gr
Perhitungan persentase hasil -
Persen hasil BaCrO4 72%

4.1.3.2 Persentase Barium Klorida dalam Campuran


Alat dan Bahan Massa (gr)
Bobot gelas piala + campuran 106,6542 gr
Bobot gelas piala 105,5183 gr
Bobot campuran -
Bobot kertas saring 0,8297 gr
Hasil nyata endapan BaCl2 -
Perhitungan persentase BaCl2 dalam -
campuran
Persentase BaCl2 -

75

4.2 Perhitungan
4.2.1 Pemisahan dengan Cara Konvensional
Diketahui : bobot sampel NaCl = 0,5 gr
bobot cawan + kaca arloji + NaCl (sebelum) = 94,66 gr
bobot cawan + kaca arloji + NaCl (sesudah) = 94,4 gr
Ditanya : % bahan yang terpisahkan
Jawab :
Bobot NaCl = (bobot cawan + kaca arloji + NaCl sebelum)
(bobot cawan + kaca arloji + NaCl sesudah)
Bobot NaCl = 94,66 94,4 = 0,26 gr

grzatyangterbentuk
NaCl= 100
grsampel

0,26
NaCl= 100 =52
0,5

Diketahui : bobot sampel SiO2 = 0,5 gr


bobot cawan + SiO2 (sebelum)= 64,36 gr
bobot cawan + SiO2 (sesudah)= 64,02 gr
Ditanya : % bahan yang terpisahkan
Jawab :
Bobot SiO2= (bobot cawan + SiO2 sebelum) (bobot cawan + SiO2 sesudah)
Bobot SiO2 = 64,36 64,02 = 0,34 gr
grzatyangterbentuk
SiO 2= 100
grsampel

0,34
SiO 2= 100 =68
0,5

76
4.2.2 Pemisahan dengan kromatografi
a.Spidol Hitam
Diketahui : Jarak yang ditempuh = 7 cm
Jarak yang ditempuh zat (orange) = 1 cm
Jarak yang ditempuh zat (ungu) = 0,3 cm
Jarak yang ditempuh zat (biru tosca) = 1,3 cm
Ditanya : Rf..........?
Jawab
Jarak yang ditempuh zat (orange)
Rf =
Jarak yang ditempuh zat pelarut

1
Rf = =0,14
7

Jarak yang ditempuh zat (ungu)


Rf =
Jarak yang ditempuh zat pelarut

0,3
Rf = =0,04
7

Jarak yang ditempuh zat ( birutosca)


Rf =
Jarak yang ditempuh zat pelarut
1,3
Rf = =0,19
7

b.Spidol Merah
Diketahui : Jarak yang ditempuh = 7 cm
Jarak yang ditempuh zat (orange) = 2,5 cm
Jarak yang ditempuh zat (kuning) = 2,2 cm
Ditanya : Rf..........?
Jawab
Jarak yang ditempuh zat (orange)
Rf =
Jarak yang ditempuh zat pelarut

2,5
Rf = =0,36
7

77
Jarak yang ditempuh zat ( kuning)
Rf =
Jarak yang ditempuh zat pelarut

2,2
Rf = =0,31
7

c.Spidol Biru
Diketahui : Jarak yang ditempuh = 7 cm
Jarak yang ditempuh zat (ungu) = 1,8 cm
Jarak yang ditempuh zat (biru tua) = 1,5 cm
Jarak yang ditempuh zat (biru tosca) = 1 cm
Ditanya : Rf..........?
Jawab
Jarak yang ditempuh zat (ungu)
Rf =
Jarak yang ditempuh zat pelarut

1,8
Rf = =0,26
7
Jarak yang ditempuh zat (birutua)
Rf =
Jarak yang ditempuh zat pelarut

1,5
Rf = =0,21
7

Jarak yang ditempuh zat ( birutosca)


Rf =
Jarak yang ditempuh zat pelarut

1
Rf = =0,14
7

78
4.2.3 Persentase Hasil Barium Kromat
Diketahui : bobot BaCl2 = 1,1384gr
bobot endapan BaCrO4= 1,0134 gr
Ditanya : % hasil ?
Jawab :
BaCl2 + K2CrO4 BaCrO4 + 2KCl
massa 1,13 3
mol BaCl2= = =5,4 10
Mr 208

koefisienyangditanya
mol BaCrO4 = mol BaCl2
koefisienyangdiketahui

1 3 3
mol BaCrO4 = 5,4 10 =5,4 10
1
massa BaCrO4 = mol x Mr
3
= 5,4 10 261

= 1,4094 gr
grpraktek
BaCrO 4= 100
grteoritis

1,0134
BaCrO 4= 100 =72
1,4094

79
4.2 Pembahasan
Pemisahan dan pencampuran adalah proses pemisahan dua zat atau lebih
yang saling bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang
telah tercampur atau tercemar.Campuran adalah setiap contoh materi yang
tidak murni,yaitu bukan sebuah unsur atau sebuah senyawa. Susunan suatu
campuran tidak sama dengan sebuah zat, dapat bervariasi campuran dapat
berupa homogen dan heterogen. Cammpuran dapat dipisahkan melalui
peristiwa fisika dan kimia. Pemisahan secara fisika tidak mengubah zat selama
pemisahan.Secara kimia, satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain
sehingga dapat dipisahkan. Campuran dapat dipisahkan menggunakan berbagai
macam metode. Metode-metode tersebut yaitu
pengayakkan,penyaringan,senrifungsi,evaporasi, pemisahan campuran dengan
menggunakan magnet,sublimasi,destilasi dll.Endapan adalah padatan tak larut
yang terpisah dari laruta. Reaksi pengendapan biasanya melibatkan senyawa-
senyawa ionik.
Pada praktikum ini, praktikan melakukan pemisahan campuran dengan
beberapa metode :
A.Pemisahan dengan cara konvensional
Percobaan ini dilakukan sesuai dengan prosedur percobaan. Namun pada
percobaan ini ketersediaan bahan tidak lengkap, jadi praktikan menggunakan
NaCl 0,5 gr dan SiO2 0,5 gr. Setelah semua ditmbang dicampurkan NaCl dan
SiO2 dan setelah itu diberi air. Kemudian campuran tersebut diaduk untuk
melarutkan bahan-bahan tersebut. Setelah didekantasi campuran tersebut. Pada
percobaan ini digunakan kertas saring untuk memisahkan campuran yaitu
antara endapan dengan cairan/larutan. Setelah dipisahkan antar
keduantya,kemudian masing-masing zat tersebut dipanaskan hingga tidak ada
lagi ar dan berbentuk kristal. Dan pada endapan juga dipanaskan hingga sampai
benar-benar mengkristal.
Setelah masing-masing dipanaskan dan membentuk kristal. Praktikan baru bisa
menentukan endapan. Namun,perlu diketahui terlebih dahulu bahwa yang
berbentuk larutan tersebut yaitu NaCl, karena NaCl ataupun garam dapur ini
larut didalam air. Sedangkan yang berbentuk endapan adalah SiO 2, karena SiO2
tidak larut didalam air.
80
Untuk mengetahui persen bahan yang terpisahkan yaitu
grzatyangterbentuk
zat=
grsampel

Seperti halnya pada NaCl bobot cawan yang digunakan yaitu 64,68 gr,
bobot kaca arloji yaitu 29,48 gr. Sedangkan sampel NaCl sebelum dipanaskan
0,5 gr. Untuk mengetahui gr zat yang terbentuk, dilakukan penimbangan
setelah pemanasan dan diperoleh hasil 94,4. Setelah mengetahui hasil
penimbangan tersebut maka praktikan dapat mencari massa zat yang terbentuk
dengan cara
gr zat terbentuk = bobot awal bobot akhir
= 94,66 94,4 =0,26 gr
Kemudian baru bisa dicari % bahan yang terpisahkan dengan cara :

grzatyangterbentuk
NaCl= 100
grsampel

0,26
NaCl= 100 =52
0,5

Untuk percobaan ini praktikan dapat mengetahui metode pemisahan dengan


cara konvensional. Meskipun bahan yang digunakan tidak lengkap.
B.Pemisahan dengan kromatografi
Kromatografi yaitu pemisahan zat padat dari campurannya berdasarkan
perbedaan migrasi senyawa. Percobaan ini dilakukan dengan cara menjenuhkan
bejana dan eluen, adapun eluen itu campuran butanol,asam asetat,air, dengan
perbandingan 1:1:4. Kemudian kertas saring yang telah diberi noda tersebut
digantungkpada bejana kromatografi, dengan noda harus berada diatas
permukaan pelarut. Noda yang digunakan pada percobaan ini, yaitu spidol
berwarna hitam,biru dan merah.
Setelah terjadi pemisahan diperoleh banyak warna. Adapun warna yang
diperoleh pada spidol hitam yaitu warna orange dengan jarak tempuh zat 1 cm,
warna ungu dengan jarak tempuh zat 0,3 cm dan warna biru tosca dengan jarak
tempuh zat yaitu 1,3 cm.2,5 cm dan kuning dengan jarak tempuh zat 1 cm.
81
Pada spidol biru diperoleh warna ungu dengan jarak tempuh zat 1,8 cm, biru
tua dengan jarak tempuh zat 1,5 cm, dan biru tosca dengan jarak tempuh zat 1
cm.
Pada percobaan ini dilakukan untuk mengetahui Rf. Adapun Rf tersebut
merupakan perbandingan dari jarak yang ditempuh zat dan jarak yang
ditempuh pelarut.Misalnya pada spidol hitam yang menimbulakn warna
orange, untuk mengetahu Rf nya yaitu :
Jarak yang ditempuh zat (orange)
Rf =
Jarak yang ditempuh zat pelarut

1
Rf = =0,14
7

Dari nilai Rf tersebutlah dapat diketahui bahwa warna yang timbul orange.

Selain metode-metode tersebut, terdapat metode lain yaitu melalui


pengendapan. Pengendapan adalah proses pembentukan endapan yaitu padatan
yang dinyatakan tidak larut dalam air.
Adapun analisis melalui pengendapan pada percobaan ini yaitu :

A.Persentase hasil barium kromat


Percobaan ini dilakukan sesuai dengan prosedur percobaan. Jika pada
percobaan ini masih terbentuk endapan BaCrO4, tambahkan terus K2CrO4 tidak
terbentuk lagi.Reaksi yang terjadi yaitu
BaCl2 + K2CrO4 BaCrO4 + 2KCl
Setelah tidak terjadi endapan, larutan dipanaskan sampai mendidih.
Setelah mendidih larutan disaring menggunakan kertas saring terlebih dahulu.
Kemudian endapan yang tersaring tersebut dikeringkan dengan cara dibakar
diatas bunsen atau menggunakan pemanasan-pemanasan dibawah sinar
matahari.Pada percobaan ini, praktikan menggunakan pemanasan dibawah
sinar matahari untuk mengeringkannya.

82

Kemudian dicatat bobotnya. Dari hasil percobaan diperoleh persen hasil


BaCrO4.
Adapun cara mencarinya menggunakan rumus
grpraktek
hasil= 100
grteoritis

Diketahui : bobot BaCl2 = 1,1384gr


bobot endapan BaCrO4 = 1,0134 gr
Ditanya : % hasil ?
Jawab :
BaCl2 + K2CrO4 BaCrO4 + 2KCl
massa 1,13
mol BaCl2= = =5,4 103
Mr 208

koefisienyangditanya
mol BaCrO4 = mol BaCl2
koefisienyangdiketahui

1
mol BaCrO4 = 5,4 103=5,4 103
1

massa BaCrO4 = mol x Mr


3
= 5,4 10 261

= 1,4094 gr
grpraktek
BaCrO 4= 100
grteoritis

1,0134
BaCrO 4= 100 =72
1,4094

Dari hasil percobaan ini, diharapkan praktikan dapat memahami. Adapun


kesalah praktikan saat percobaan ini yaitu terlalu banyak penambahan K2CrO4
yang menyebabkan endapan terbentuk pada percobaan ini tidak seperti yang
diharapkan.
Ada banyak lagi metode-metode dalam pemisahan komponen campuran.
Dan penyebab terjadinya perbedaan hasil penimbangan dengan hasil praktek
dapat disebabkan karena kurang telitinya praktikan.
83
V.Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
1. Untuk memisahkan komponen dari campuran dapat dilakukan
dengan beberapa cara yaitu sublimasi, ektraksi, dekantasi,
kristalisasi dan kromatografi.Pada percobaan ini dilakukan
menggunakan metode dekantasi yaitu pemisahan cairan dari
padatannya dengan menggunakan prinsip menuangkan secara
perlahan
Kromatografi yaitu pemisahan zat padat dari campurannya
berdasarkan migrasi
2. Suatu zat akan mengendap apabila hasil kali larutan ion-ionnya
lebih besar daripada harga Ksp
3. Persentase hasil suatu zat dapat ditentukan dengan rumus
grpraktek
Hasil= 100
grteoritis

1,0134
BaCrO 4= 100 =72
1,4094

4. Pada percobaan ini menggunakan hukum stoikiometri dalam suatu


reaksi kimia
5. Pada percobaan ini, diperlukan suatu teknik menyaring dan
memindahkan suatu endapan.
6. Setelah terjadi pemisahan diperoleh banyak warna. Adapun warna
yang diperoleh pada spidol hitam yaitu warna orange dengan jarak
tempuh zat 1 cm, warna ungu dengan jarak tempuh zat 0,3 cm dan
warna biru tosca dengan jarak tempuh zat yaitu 1,3 cm.
Pada spidol merah warna yang diperoleh yaitu orange dengan jarak
tempuh zat 2,5 cm dan kuning dengan jarak tempuh zat 1 cm.
Pada spidol biru diperoleh warna ungu dengan jarak tempuh zat 1,8
cm, biru tua dengan jarak tempuh zat 1,5 cm, dan biru tosca dengan
jarak tempuh zat 1 cm.
84
5.2 Saran
Dalam melakukan praktikum ini, praktikan diharapkan untuk mengetahui
prosedur prcobaan, hati-hati dalam melakukan suatu percobaan. Dan untuk
praktikum selanjutnya diharapkan bahan yang tersedia lengkap, agar percobaan
dapat dilakukan sesuai yang diharapkan.
85
Daftar Pustaka

Chang,Raymond.2004.Kimia Dasar Konsep-konsep Inti.Jakarta:Erlangga

Hendayana,Sumar.2006.Kimia Pemisahan.Bandung:Rasda

Harale,Parning.2005.Kimia.Jakarta:Yudhistira

Sunarya,Yayan.2010.Kimia Dasar 1.Bandung:Yrama Widya

Syukri.1999.Kimia Dasar 1.Bandung:ITB


86
Pertayaan prapraktek
1) Apa yang dimaksud dengan pemisahan komponen dari campuran?
Jawab: Pemisahan komponen dari campuran adalah memisahkan komponen
yang menyusun suatu campuran (zat terlarut) dengan pelarutnya (dapat berupa
zat padat, cair dan gas)
2) Sebutkan cara-cara pemisahan yang anda ketahui dan jelaskan prinsipnya?
Jawab:
- Sublimasi adalah pemisahan padatan dari campuran berbentuk padatan
dengan cara penguapan.
- Ekstrasi adalah proses pemisahan komponen zat dari suatu campuran
berdasarkan perbedaan kelarutan.
- Dekantasi adalah proses pemisahan cairan dari padatannya dengan
menuangkan larutan perlahan lahan ).
- Kristalisasi adalah proses pemisahan cairan dari padatannya
berdasarkan kelarutan.
- Kromatografi adalah pemisahan zat padat dari campurannya
berdasarkan perbedaan migrasi seyawa.
- Destilasi adalah cara pemisahan pada campuran zat-zat yang
didasarkan pada per bedaan titik didihnya.
3) Apakah yang disebut Rf dan apa peranannya dalam proses pemisahan?
Jawab: Rf merupakan perbandingan dari jarak yang ditempuh zat dan jarak
yang ditempuh pelarut. Rf digunakan untuk keperluan identifikasi, noda-noda
sering ditentukan coraknya dengan harga Rf.
4) Berikan definisi untuk: flitral, %komposisi, endapan, stoikiometri,
supernatan dan hasil teortitis!
Jawab:
- Flitral adalah zat hasil filtrasi (penyaringan) dari suatu
campuran
- %komposisi adalah persentase setiap unsur dalam senyawa.
- Endapan adalah komponen yang tidak larut dan biasanya
terdapat pada bagian bawsah suatu campuran.
- Stoikiometri adalah kajian tentang pengukuran partikel-
partikel/ unsur-unsur yang terdapat dalam senyawa dalam
reaksi kimia.
- Supernatan adalah perlahan-lahan (hati-hati)
- Hasil teoritis adalah banyaknya produk yang diperoleh dari
reaksi yang berlangsung sempurna.
5) Bagaimana menguji apakah endapan telah sempurna?
Jawab: Dengan memasukkan beberapa tetes larutan yang kita ujikan/reaksikan
sehingga tidak lagi terlihat pengendapan.
6) Masalah apa yang terjadi jika endapan yang tejadi tidak sempurna?
Jawab: Jika endapan yang terjadi tidak sempurna, maka sebagian bobot yang
seharusnyan Mengendap terpaksa harus menguap karena masih menyatu
dengan bagian Larutan yang paling atas.
7) Apakah yang anda larutan jika partikel endapan kelihatan dalam filtrat?
Apakah sumber utama dari kesalahan percobaan tersebut?
Jawab: Apabila partikel endapan kelihatan dalam filtrat maka harus
dilakukanpenyaringan kembali sampai tidak ada lagi partikel dalam filtrat.
Sedangkan sumber utama dari kesalahan tersebut adalah kertas saring yang
digunakan tidaksesuai atau praktikan yang kurang teliti dalam menyaring.
Pertanyaan Pasca Praktek
1.a. Bagaimana cara anda memisahkan NiCO3 dari Na2CO3?
Jawaban: dengan memasukkan Na2CO3 ke dalam air aduk hingga homogen dan
nantinya akanterbentuk endapn. Endapan tersebut adalah NiCO 3. Campuran
tersebut kemudian didekantasi sebagai tidak ada lagi Na 2CO3 yang tertinggal
dalam endapan NiCO3.
b. Bagaimana cara anda memisahkan AgCl dari BaCl2?
Jawaban: dengan cara memasukkan campuran kedalam air, setelah itu
campuran diekstraksi untuk mendapatkan AgCl.
c. Bagaimana cara anda memisahkan TeO2 dari SiO2?
Jawaban: dengan cara memasukkan campuran ke dalam air, lalu ditambahkan
O2+ dalamcampuran sebagai akibat ion sejenis akan memperkecil kelarutan dan
dipisahkan dengan cara dekantasi.

2.Apakah ada cara pemisahan selain yang disebutkan dalam percobaan ini?
Jawaban: ada, yaitu filtrasi, sentrifungsi, destilasi, sedimentasi, evaporasi,
eksraksi zat cair dan destilasi bertingkat.

3. Mengapa contoh NaCl perlu ditutup selama pemanasan?


Jawaban: karena pada saat pemanasan, terdapat uap yang keluar, sehingga
apabila tidak ditutup akan mempengaruhi berat contoh NaCl.

4. Apa kekurangan dan kelebihan cara kromatografi sebagai alat analisis?


Jawaban: Kelebihannya yaitu dapat memisahkan campuran secara kompleks,
bahan yang digunakan sedikit atau tidak terlalu rumit dan dapt mengetahui
dengan mudah warna penyusun menggunakan noda.sedangkan kekurangannya
yaitu prosesnya lama dan sukar menambahkan warna yang tampak pada noda
tinta.
Evaluasi.
1. Contoh magnesium klorida sebanyak 0,552gr dilarutkan dalam air dan
diendapkan denga larutanperak nitrat. Jika endapan perak klorida bobotnya
1,631gr, berapa persentase hasil?MgCl2 + 2AgNO3 2AgCl + Mg(NO3)2
Jawaban:
Diket : massa MgCl2 = 0,552gr
Massa endapan AgCl =1,631gr
Ditanya : % AgCl?
massa 0,552
mol MgCl 2= = =0,0058
Mr 95,3

koefisienyangditanya
mol AgCl= mol MgCl 2
koefisienyangdiketahui

2
mol AgCl= 0,0058=0,0116 mol
1

massa AgCl = mol x Mr

= 0,0116 143,4 = 1,66344 gr


gr praktek
AgCl= 100
gr teoritis

1,631
AgCl= 100 =98,05
1,6634

2. Batu gamping terutama mengandung kalsium karbonat. Contoh batu


gamping drolah dengan asam hidroklorida dan memberikan reaksi
CaCO3(g)+2HCl(aq)CaCl2(aq)+H2O(g)+CO2
Larutan kalsium klorida di uapkan sampai kering dan ternyata mempunyai
bobot 0,789 gram. Hitunglah persentase kalsium kromat jika contoh batu
gamping bobotnya 0,75 gram!
Jawaban :
Diket : massa CaCl2 : 0,789 gr
massa batu gamping : 0,75 gr
Ditanya : % hasil CaCO3
Jawab :

Massa 0,789
mol CaCl2= = =0,007
mr 111

1
mol CaCO3= 0,007=0,007
1

Massa CaCO3 = 0,007 x 100 =0,7 gr

dihitung persen hasil

0,7 gr
%hasil= =93,3
0,75
PERCOBAAN VI
DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN ELEKTROLIT

I.Tujuan

1. Mengukur daya hantar listrik berbagai jenis senyawa dan larutan pada
berbagai konsentrasi
2. Mempelajari pengaruh jenis senyawa dan konsentrasi suatu larutan
terhadap daya hantar listrik.

II. Landasan Teori

Larutan adalah system homogeny dimana seluruh partikelnya berupa


molekul atau ion. Suatu larutan terdiri dari dua komponen yaitu zat terlarut dan
zat pelarut. Berdasarkan daya hantar listriknya larutan dapat dibedakan menjadi
dua jenis yaitu larutan elektrolit dan non elektrolit.

Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik sedangkan larutan


non elektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit mampu
menghantarkan arus listrik karena larutan ini mengandung banyak ion atau
elektrolit yang bergerak bebas yang berasal dari senyawa dalam larutan.
Larutan non elektrolit yaitu larutan yang tidak memiliki ion atau elektron yang
bergerak bebas.

Larutan elektrolit sendiri masih dibagi menjadi dua yaitu larutan


elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah. Larutan elektrolit kuat yaitu larutan
yang memilki banyak ion atau elektron yang bersimbiosis bebas dalam larutan.
Larutan elektrolit lemah yaitu larutan yang memiliki sedikit ion atau elektron
yang bergerak bebas.(Sumarjono,2002 : 5 6 )

Larutan elektrolit yaitu larutan yang mampu menghantarkan listrik.


Larutan ini mampu menghantarkan arus listrik karena dalam larutan ini
terdapat ion atau elektron yang bergerak bebas yang berasal dari senyawa
dalam larutan. Larutan non elektrolit yaitu larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik.
92

Larutan elektrolit terbagi dua yaitu larutan elektrolit kuat dan elektrolit
lemah. Larutan elektrolit kuat yaitu larutan yang banyak ion negatifnya dan
mampu untuk menghantarkan arus listrik berdaya tinggi. Ciri ciri elektrolit
kuat yaitu didalam air terionisasi sempurna, daya hantar listik kuat, dalam
eksperimen lampu menyala terang dan timbul banyak gelembung gas. Contoh
elektrolit kuat yaitu asam kuat (HCl), basa kuat (NaOH), dan garam (NaNO 3).
Sedangkan elektrolit lemah yaitu larutan yang sedikit mampu untuk
menghantarkan arus listrik berdaya rendah. Ciri cirinya didalam air
terionisasi sebagian, daya hantar listrik lemah, dalam ekperimen lampu
menyala redup dan timbul sedikit gelembung gas. Contoh asam lemah
(CH3COOH), basa lemah (NH4OH), garam garam merkuri (Hg+2).(Firdaus
Chan, 2006 : 48)

Satu komponen yang menentukan keadaan larutan apakah sebagai


padatan, cairan, atau gas disebut pelarut (solvent) dan komponen lainnya
disebut zat terlarut (solute). Daya hantar listrik larutan merupakan kemampuan
suatu zat larutan untuk menghantarkan listrik. Air adalah pelarut polar yang
dapat melarutkan senyawa ion dan senyawa kovalen polar, sehingga larutan
yang dihasilkan ada yang dapat menghantarkan listrik dan ada yang tidak dapat
menghantarkan listrik. Larutan yang dapat menghantarkan listrik disebut
larutan elektrolit dan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut
larutan non elektrolit. Daya hantar listrik terkait dengan adanya ion ion dari
zat terlarut dalam larutan. Semakin banyak jumlah ion dalam larutan, daya
hantar listriknya akan semakin baik. Larutan elektrolit yang dapat
menghantarkan arus listrik dengan baik disebut larutan elektrolit kuat
sedangkan larutan elektrolit yang tidak sepenuhnya terionisasi akan
menghasilkan ion yang sedikit disebut elektrolit lemah(Yayan Sunarya, 2010 :
91 92)

Larutan adalah campuran yang homogeny dari dua atau lebih zat. Zat yang
jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya
lebih banyak disebut pelarut. Semua zat terlarut yang larut dalam air termasuk
kedalam salah satu dari dua golongan yaitu elektrolit dan non elektrolit.
Elektrolit adalah suatu zat yang ketika dilarutkan kedalam air akan
menghasilkan larutan yang dapat 93

menghantarkan arus listrik sedangkan non elektrolit tidak menghantarkan arus


listrik ketika dilarutkan kedalam air. Air murni merupakan penghantar listrik
yang sangat buruk, air murni hanya mengandung sedikit ion, sehingga tidak
dapat mengahantar arus listrik. Dengan membandingkan cahaya bola lampu
pijar dari zat zat terlarut dengan jumlah molar yang sama dapat membantu
kita untuk membedakan antara eletrolit kuat dan elektrolit lemah.

Ciri ciri elektrolit kuat adalah apabila zat terlarut dianggap telah
100% terionisasi menjadi ion ionnya dalam larutan. Asam dan basa juga
merupakan elektrolit. Contoh larutan non elektrolit yaitu larutan urea,glukosa,
glikol, dan alkohol(Raymond Chang, 2004 : 90 91).

Larutan adalah campuran homogeny dimana seluruh partikelnya berupa


molekul atau ion yang terdiri atas dua atau lebih zat. Contoh larutan yaitu
larutan garam dimana garam sebagau zat terlarut dan air sebagai pelarut.
Larutan ini juga terbagi dua yaitu larutan elektrolit dan non elektrolit.

Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik sedangkan non


elektrolit yaitu larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Daya
hantar listrik larutan adalah kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan
arus listrik. Dimana air sebagai pelarut polar yang dapat melarutkan senyawa
ion dan senyawa kovalen sehingga dapat menghantarkan arus listrik(Azni
Sukarjo, 2002 : 38 39)
94

III. Prosedur Percobaan

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat :
1.Beker gelas 100 ml
2.Batang pengaduk
3.Rangkaian alat multimeter
4.Gelas ukur 100 ml
5.Gelas ukur 50 ml
6.Kaca arloji
7.Pipet tetes
8.Spatula
3.1.2 Bahan :
1.Akuades
2.NaCl
3.Air jeruk nipis
4.NH4OH
5.NaOH

6.HCl
7.NaBr
8.NaI
9.NH4Cl
10.Minyak tanah
95

3.2 Skema Kerja

3.2.1 Menentukan daya hantar listrik berbagai senyawa

25 ml minyak tanah

Dimasukkan kedalam gelas beker 1


25 ml H2O
Dimasukkan kedalam gelas beker 2
25 ml larutan
Dimasukkan kedalam gelas beker 3
Kristal
Dimasukkan kedalam gelas beker 4
Diukur daya hantar listrik setiaplarutan
menggunakan alat yang telah dirangkai
Ditentukan sifat zat terhadap arus
listrik

Hasil

96

3.2.1 Mempelajari Pengaruh Konsentrasi Terhadap Daya Hantar Listrik


25 ml larutan 0,05 ; 0,1 ; 0,5 ;
dan 1,0 M
Diukur daya hantar listriknya mulai dari
yang terencer

Digambarkan grafik daya hantar listrik


kelompok 1 terhadap konsentrasi

Ditentukan seyawa yang merupakan


elektrolit kuat dan elektrolit lemah

Diterangkan perbedaan pengaruh


pengenceran terhadap elektrolit kuat dan

Digambarkan grafik daya hantar listrik


larutan kelompok 2 terhadap konsentrasi

Dibandingkan daya hantar listrik kation dan

Hasil

97

IV. Hasil dan Pembahasan


4.1 Data dan Perhitungan

4.1.1 Data Hasil Pengamatan

4.1.1.1 Menentukan daya hantar berbagai senyawa

Senyawa I (mA) V (Volt) L = 1/R (ohm-1)


Minyak tanah 0 0 0
H2O 0 0 0
Larutan NaCl 10 3 3,33
Kristal NaCl 0 0 0
Jeruk nipis 12 3 4

4.1.1.2 Pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan


elektrolit kelompok 1
NH4OH NaOH
L
[M] I V L I V
oh
mA Volt Ohm mA Volt
m
0,0 0,2 4,5 0,04 2,3 4,5 0,5
5 4
0,1 0,1 4,5 0,02 - - -
2
0,5 0,6 4,5 0,11 - - -
1
1,0 0,9 4,5 0,2 - - -

4.1.1.3 Pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan


elektrolit kelompok 2
NaCl NaBr
[M] I V L I V L
mA Volt Ohm-1 mA Volt Ohm-1
0,0 - - - 3,1 4,5 0,689
5
0,1 - - - - - -
0,5 2 4,5 0,444 - - -
1,0 5 4,5 1,111 4 4,5 0,888
98

NaI NH4Cl
[M] I V L I V L
mA Volt Ohm-1 mA Volt Ohm-1
0,0 1,6 4,5 0,355 2 4,5 0,444
5
0,1 4,5 4,5 1 2 4,5 0,444
0,5 2,5 4,5 0,555 2,5 4,5 0,555
1,0 1,3 4,5 0,289 - - -

4.1.2 Data Perhitungan

4.1.2.1 Menentukan daya hantar berbagai senyawa

- Larutan NaCl
V = 3 volt
10
I = 10 10 = 10 mA

v 3
R= I = 10 = 0,3

1 1
L= R = 0,3 = 3,33 ohm-1

- Jeruk nipis
V = 3 volt
1,2
I = 10 100 = 12 mA

v 3
R= I = 12 = 0,25

1 1
L= R = 0,25 = 4 ohm-1

Keterangan :

I = kuat arus (mA)

V = tegangan (volt)

R = hambatan (ohm-1 )
99

4.1.2.2 Pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan


elektrolit kelompok 1

- NH4OH (0,05 M)
V = 4,5 volt
0,2
I = 10 10 = 0,2 mA

v 4,5
R= I = 0,2 = 22,5

1 1
L= R = 22,5 = 0,044 ohm-1

- NH4OH (0,1 M)
V = 4,5 volt
0,1
I = 10 10 = 0,1 mA

v 4,5
R= I = 0,1 = 45

1 1
L= R = 45 = 0,022 ohm-1

- NH4OH (0,5 M)
V = 4,5 volt
0,6
I = 10 10 = 0,6 mA

v 4,5
R= I = 0,6 =9

1 1
L= R = 9 = 0,111 ohm-1

- NH4OH (1,0 M)
V = 4,5 volt
0,9
I = 10 10 = 0,9 mA

v 4,5
R= I = 0,9 =5
1 1
L= R = 5 = 0,2 ohm-1

- NaOH (0,05 M)
V = 4,5 volt
2,3
I = 10 10 = 2,3 mA

v 4,5
R= I = 2,3 = 1,96

1 1
L= R = 1,96 = 0,5 ohm-1 100

4.1.2.3 Pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan


elektrolit kelompok 2
- NaCl (0,5 M)
V = 4,5 volt
2
I = 10 10 = 2 mA

v 4,5
R= I = 2 = 2,25

1 1
L= R = 2,25 = 0,444 ohm-1

- NaCl (1,0 M)
V = 4,5 volt
0,5
I = 10 100 = 5 mA

v 4,5
R= I = 5 = 0,9

1 1
L= R = 0,9 = 1,11 ohm-1

- NaBr (0,05 M)
V = 4,5 volt
3,1
I = 10 10 = 3,1 mA

v 4,5
R= I = 3,1 = 1,45

1 1
L= R = 1,45 = 0,689 ohm-1

- NaBr (1,0 M)
V = 4,5 volt
4
I= 10 10 = 4 mA

v 4,5
R= I = 4 = 1,125

1 1
L= R = 1,125 = 0,888 ohm-1

- NaI (0,05 M)
V = 4,5 volt
1,6
I = 10 10 = 1,6 mA

v 4,5
R= I = 1,6 = 2,81

1 1
L= R = 2,81 = 0,355 ohm-1 101

- NaI (0,1 M)
V = 4,5 volt
4,5
I = 10 10 = 4,5 mA

v 4,5
R= I = 4,5 =1

1 1
L= R = 1 = 1 ohm-1

- NaI (0,5 M)
V = 4,5 volt
2,5
I = 10 10 = 2,5 mA

v 4,5
R= I = 2,5 = 1,8

1 1
L= R = 1,8 = 0,555 ohm-1

- NaI (1,0 M)
V = 4,5 volt
1,3
I = 10 10 = 1,3 mA

v 4,5
R= I = 1,3 = 3,46

1 1
L= R = 3,46 = 0,289 ohm-1
- NH4Cl (0,05 M)
V = 4,5 volt
2
I = 10 10 = 2 mA

v 4,5
R= I = 2 = 2,25

1 1
L= R = 2,25 = 0,444 ohm-1

- NH4Cl (0,1 M)
V = 4,5 volt
2
I = 10 10 = 2 mA

v 4,5
R= I = 2 = 2,25

1 1
L= R = 2,25 = 0,444 ohm-1

- NH4Cl (0,5 M)
V = 4,5 volt 102
2,5
I = 10 10 = 2,5 mA

v 4,5
R= I = 2,5 = 1,8

1 1
L= R = 1,8 = 0,555 ohm-1

4.2 Pembahasan

Larutan adalah campuran homogeny dua zat atau lebih yang saling
melarutkan diri dan masing masing zat penyusunnya tidak dapat diedarkan
lagi secara fisik. Larutan ini terdiri dari zat pelarut dan zat terlarut. Berdasarkan
daya hantar listriknya (daya ionisasi) larutan dibagi menjadi dua macam yaitu
larutan elektrolit dan non elektrolit.

Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.


Larutan ini terbagi dua yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Elektrolit kuat
merupakan larutan yang mempunyai daya hantar listrik yang kuat karena zat
terlarutnya di dalam pelarut (umumnya air) seluruhnya berubah menjadi ion
ion, yang tergolong elektrolit kuat yaitu :
a. Asam kuat : HCl, HClO3, H2SO4, HNO3, dll
b. Basa kuat : golongan alkali dan alkali tanah seperti NaOH, KOH,
Ca(OH)2, Ba(OH)2, dll
c. Garam garam yang mudah larut : NaCl, KI, Al2(SO4)2, NaBr, NaI, dll

Sedangkan elektrolit lemah merupakan larutan yang daya hantar listriknya


lemah dengan harga derajat ionisasi sebesar 0 < < 1, yang tergolong
elektrolit lemah adalah sebagai berikut :

a. Asam lemah : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S, dll


b. Basa lemah : NH4OH, Ni(OH), dll
c. Garam yang sukar larut : AgCl, CaCrO4, PbI2, dll

Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik
karena zat terlarutnya didalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion ion.
Contoh minyak tanah, H2O, dll.

103

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, praktikan dapat


membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit. Larutan yang tergolong
elektrolit kuat adalah NaOH,NaCl, NaI, NH4Cl. Hal ini disebabkan karena
larutan larutan tersebut mempunyai daya hantar listrik yang kuat, karena zat
terlarutnya didalam pelarut seluruhnya berubah menjadi ion ion. Pada
umumnya elektrolit kuat adalah larutan garam. Dalam proses ionisasinya
elektrolit kuat menghasilkan banyak ion. Pada persamaan reaksi ionisasi
elektrolit kuat ditandai dengan anak panah satu arah ke kanan. Proses
ionisasinya adalah sebagai berikut:

NaCl(aq) Na+(aq) + Cl-(aq)

NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq)

Kation dan anion yang dapat membentuk elektrolit kuat yaitu :

Kation : Na+, K+, Mg2+,Ca2+,Sr2+, Ba2+, NH4+

2 2
Anion : Cl-, Br-, I-, SO 4 , NO3 , ClO4 , HSO4 , CO 3 ,
Untuk larutan yang tergolong elektrolit lemah adalah jeruk nipis dan NH4OH.
Pada larutan jeruk nipis dan NH4OH hanya sedikit yang terurai (terionisasi).
Oleh karena itu daya hantar listrik dari larutan tersebut menjadi lemah. Dalam
persamaan reaksi ionisasi elektrolit lemah ditandai dalam panah dua arah
(bolak balik ) artinya tidak semua molekul terurai (ionisasi tidak sempurna).
Proses ionisasinya adalah sebagai berikut :

NH4OH(g) NH4+(aq) + OH-(aq)

Sedangkan untuk larutan yang tergolong non elektrolit yaitu minyak tanah,
H2O, dan Kristal NaCl. Minyak tanah dan H2O tidak dapat menghantarkan arus
listrik karena zat terlarutnya didalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion
ion. Kristal NaCl walaupun praktikan ketahui NaCl adalah senyawa ion,
namun saat keadaan Kristal sudah sebagai ion ion tetapi ion ion itu telah
terikat satu sama lain dengan rapat dan kuat sehingga tidak bergerak bebas.
Jadi, dalam keadaan Kristal (padatan) senyawa ion tidak dapat menghantarkan
listrik.

104

Pada senyawa NaCl dilarutkan dalam air, ion ion yang tersusun rapat dan
terikat akan tertarik oleh molekul molekul air dan air akan menyusup disela
butir butir ion tersebut (proses hidrasi) yang akhirnya akan terlepas satu sama
lain dan bergerak bebas dalam larutan. Jadi, itulah sebabnya NaCl dalam
bentuk padatan termasuk zat non elektrolit, sedangkan dalam bentuk larutan
termasuk elektrolit kuat.

Pada percobaan pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik


larutan elektrolit, yaitu setiap senyawa memiliki konsentrasi yang berbeda
beda pula. Meskipun ada yang konsentrasinya sama tetapi kemampuan
menghasilkan daya hantar listriknya berbeda itu dikarenakan larutan elektrolit
memiliki ionisasi yang berbeda antara zat satu dengan zat yang lainnya
dikarenakan sifat zat dari larutan yang berbeda serta cara ionisasi yang
berbeda.
Pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik masing masing
larutan tersebut adalah semakin tinggi konsentrasinya maka semakin tinggi
pula daya hantar listriknya, demikian juga jika semakin kecil konsentrasi suatu
larutan maka daya hantar listriknya juga semakin kecil. Pada pengamatan ini,
ada beberapa larutan yang tidak tersedia. Sehingga praktikan tidak dapat
melakukan pengamatan dengan baik.

105

V. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Jika diperhatikan berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dibedakan


menjadi dua yaitu larutan elektrolit dan non elektrolit. Yang termasuk
dalam elektrolit kuat yaitu NaOH, NaCl, NaI, NH 4Cl, elektrolit lemah
yaitu jeruk nipis dan NH4OH, dan non elektrolit yaitu H2O, minyak
tanah, dan Kristal NaCl.
2. Perbedaan konsentrasi pada suatu senyawa dapat mempengaruhi daya
hantar listriknya. Semakin besar konsentrasinya maka semakin besar
daya hantarnya karena semakin banyak ion-ion yang dapat bergerak
bebas dan terionisasi dengan baik dalam menghantarkan arus listrik
begitu juga sebaliknya.
5.2 Saran
Praktikan harus lebih memahami prosedur percobaan sebelum
praktikum dilaksanakan, sehingga praktikan lebih memahami
percobaan yang sedang dilaksanakan. Praktikan juga harus lebih teliti
dalam membaca skala pada alat multimeter.

106

DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga

Chan, Firdaus. 2006. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga

Sumarjono. 2002. Kimia. Jakarta : Erlangga

Sukarjo,Azni. 2002. Ikatan Kimia. Jakarta : Bina Cipta

Sunarya,Yayan. 2010. Kimia Dasar I. Bandung : Yrama Widya


107

Pertanyaan prapraktek

1. Apa yang dimaksud dengan daya hantar listrik ?


Jawab : daya hantar listrik yaitu kemampuan suatu pengantar
memindahkan muatan listrik, daya hantar listrik juga merupakan
kemampuan dari air untuk menghantarkan arus listrik yang dipengaruhi
oleh jenis ion,valensi, dan konsentrasi.
2. Bagaimana suatu larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik ?
Jawab : larutan elektrolit merupakan larutan yang dapat menghantarkan
listrik karena senyawa dari zat terlarut dapat terurai menjadi ion ion
yang bergerak bebas. Penguaraian zat elektrolit dalam larutan menjadi
ion ion yang bergerak bebas tersebut dinamakan ionisasi.
3. Jelaskan cara kerja pengukuran daya hantar listrik dengan
menggunakan alat multimeter!
Jawab : perpindahan muatan dapat terjadi bila terdapat beda potensial
antara satu tempat dengan tempat yang lain dan arus listrik akan
mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah, dalam sebuah larutan
perpindahan muatan dari tinggi kerendahlah yang digunakan
menggunakan alat multimeter.

108

Pertanyaan pascapraktek

1. Apa yang dimaksud dengan larutan elekrtrolit ?


Jawab : larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik.
2. Bagaimana sifat dari larutan yang bersifat elektrolit kuat, elektrolit
lemah, dan non elektrolit ?
Jawab :
- Elektrolit kuat : zat elektrolit yang terurai sempurna didalam air
- Elektrolit lemah : zat elektrolit yang terurai hanya sebagian
didalam air
- Non elektrolit : tidak larut dalam air dan tidak terurai menjadi
ion ion
3. Berikan masing masing 3 buah contoh senyawa yang bersifat
elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non elektrolit !
Jawab :
- Elektrolit kuat : NaOH, NaI, NH4Cl
- Elektrolit lemah : NH4OH, CH3COOH
- Non elektrolit : H2O, minyak tanah, Kristal NaCl
4. Jelaskan pengaruh jenis senyawa dan konsentrasi suatu larutan terhadap
daya hantar listrik!
Jawab : pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar lisrtrik yaitu
semakin besar konsentrasi suatu larutan maka daya hantarnya juga
semakin besar, begitu pula sebaliknya. Sedangkan pengaruh jenis
senyawa terhadap daya hantar listrik yaitu jika suatu senyawa mudah
untuk terisolasi (terpisahkan) maka daya hantar listriknya semakin
tinggi.

109

Grafik

- Daya hantar listrik berbagai senyawa

Daya Hantar Listrik


3.5
3
2.5
2
1.5
1 Daya Hantar Listrik
Axis Title 0.5
0

Axis Title

- NH4OH
Daya Hantar Listrik
0.25

0.2

0.15
Daya Hantar Listrik
Axis Title
0.1

0.05

0
0.05 0.1 0,5 1

Axis Title

110

- NaI

Daya Hantar Listrik


1.2

0.8

Daya Hantar Listrik


Axis Title 0.6
0.4

0.2

0
0.05 0.1 0.5 1

Axis Title
111
PERCOBAAN VII
Reaksi-Reaksi Kimia dan Reaksi Redoks

I. Tujuan

1. Mempelajari jenis-jenis reaksi secara sistematis


2. Mengamati tanda-tanda terjadinya reaksi
3. Menuliskan persamaan reaksi dengan benar
4. Menyelesaikan reaksi redoks dari setiap percobaan

II. Landasan Teori


Reaksi kimia yaitu suatu proses dimanan zat (senyawa) diubah menjadi
satu atau lebih senyawa baru. Dalam reaksi kimia, terdapat reaksi asam-basa
yang dikenal sebagai proses transper elektron.Sejumlah reaksi yang mana
keadaan oksidasinya berubah, yang disertai dengan pertukaran elektron antara
pereaksi disebut sebagai reaksi aksidasi-reduksi (redoks). Istilah oksidasi
diterapkan untuk proses-proses dimana oksigen diambil dari suatu zat. Dengan
kata lain oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan hilangnya satu
elektron atau lebih dari dalam zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur
dioksidasi, keadaaan oksidasi berubah keharga yang lebih positif. Suatu zat
pengoksidasi adalah zat yang kehilangan elektron, dalam proses ini zat tersebut
dioksidasi yang berlaku untuk zat padat, lelehan, maupun gas (Achmad, dkk,
2003:82-85).

Reduksi adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya satu


elektron atau lebih oleh zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur
direduksi, keadaan oksidasi berubah menjadi lebih negatif. Jadi, suatu zat
pereduksi adalah zat yang kehilangan elektron, dalam proses ini zat tersebut
dioksidasi(Chang, 2003:92).

Oksidasi dan reduksi selalu berhubungan langsung bersama, karena


elektron yang dilepaskan suatu zat harus diambil oleh zat lain. Jadi, proses-
proses okidasih dan reduksi berubah menjadi hasil reaksi, contoh:

+ 2++2 H 2 O
2C l + MnO2 + 4 H Cl2 + Mn

112

Reaksi diatas telah memenuhi hukum kekekalan muatan dan hukum


kekalan massa, pada reaksi tersebut pereaksi C l mengalami kenaikan

bilangan oksidasi menjadi hasil pereaksi Cl2, sedangkan Mn dan MnO2

2+
mengalami penurunan bilangan oksidasi menjadi M n . Pada suatu reaksi

redoks zat mereduksi zat lain disebut oksidator, sedangkan zat yang
mengoksidasi zat lain disebut reduktor (Epinur, dkk. 2011:47-48).

Istilah reaksi oksidasi pada awalnya digunakan oleh kimiawan untuk


menjelaskan kombinasi unsur dengan oksigen. Reaksi setengah sel yang
melibatkan penangkapan elektron disebut reaksi reduksi.
Reaksi redoks yang terjadi oleh suatu spesi disebut disproporsionasi
atau reaksi autooksidasi. Spesi ini mengandung unsur yang mempunyai
bilangan oksidasi dianatara bilangan oksidasi tertinggi dan terendah yang
saling bereaksi satu sama lain. Metode percobaan langsung untuk menentukan
potensial elektrodan yaitu berdasarkan penentuan percobaan potensial. Antara
dua elektrodan, bila dibuat suatu hubungan listrik anatara dua daerah yang
mempunyai kerapatan muatan yang berbeda maka muatan listrik akan mengalir
dari daerah yang mempunyai rapatan muatan yang lebih tinggi atau potensial
listrik yang lebih tinggi menuju daerah dengan potensial listrik yang lebih
rendah. Gabugan dua setengah sel disebut elektrokimia ( Chang, 2003:92).

Hubungan listrik antara dua setengah sel harus dilakukan dengan cara
tertentu. Kedua elektroda logam dan larutannya harus berhubungan secara
sederhana elektroda saling dihubungkan dengan kaeat logam yang
memungkinkan aliran elektroda. Aliran listrik diantara dua larutan harus
berbentuk migrasi ion. Hal ini hanya dapat dilakukan melalui larutan
menjembatani kedua setengah sel. Hubungan ini disebut jembatan garam.
Jemtan garam ini terdiri dari pipa U terbalik yang diisikan dengan elektrolit
yang menghantarkan listrik seperti kalium klorida, dan disumbat dengan kapas
pada kudua ujungnya untuk mencegah aliran mekanis. Jembatan ini
menghubungkan kedua cairan tanpa mencampurnya. Elektrolit dalam jembatan
garam selalu dipilih sedemikian rupa sehingga tidak bereaksi dengan masing-
masing larutan yang dihubungkan , nama alat ini biasa disebut sel galvani atau
sel volta. 113

Angka yang biasanya tertera dipengukuran lingkar arus listrik menunjukkan


perbedan potensial diantara dua setengah sel tersebut. Karena perbedaan
potensial ini merupakan daya hantar elektron, maka sering disebut daya
elektromotif (eruf) sel atau potensial sel satuan yang digunakan untuk
mengukur potensial listrik adalah volt, jadi potensial sel disebut juga voltase
sel (Petrucci. 2009:96-97).

Reaksi yang berlangsung pada anoden ditulis sebagai reaksi oksidasi


dan reaksi yang berlangsung pada anode ditulis sebagai reaksi reduksi. Reaksi
sel adalah jumlah dari kedua reaksi ini. Untuk mengetahui reaksi redoks
spontan atau tidak juga bisa dilihat dalam deret kereaktifan logam yaitu : Li, K,
Ba, Ca, Na, Mg, Al, Mn, (H2O), Zn, Cr, Fe, Ni, Co, Sn, Pb(H), Cu, Hg, Ag, Pt,
Au. Semakin kekanan maka potensial reduksinya semakin meningkat sehingga
semakin mudah untuk direduksi, dan semakin kekiri makin mudah untuk
dioksidasi (Achmad. 2003).
Elektroda acuan untuk mengukur potensial elektroda dipilih elektroda hidrogen
baku. Potensial elektroda standar suatu elektroda diberi nilai positif dari pada
elektroda standar, dan tandanya lebih negatif bila lebih negatif daripada
elektroda hidrogen standar. Penulisan dengan lambang digunakan untuk
menggambarkan sebuah sel. Penulisan ini disebut diagram sel, contohnya yaitu
:

2+ +
Zn|Z n ||A g ||Ag

Berdasarkan konvensi, maka sebelah kiri merupalan elektroda dimana


terjadi oksidasi dan disebut anode. Sedangkan kanan merupakan elektroda
dimana terjadi reduksi disebut katode. Garis tegak lurus tunggal merupakan
batas antara suatu elektroda dengan fase lain. Garis tegak lurus ganda
menekankan bahwa larutan tersebut dihubungkan oleh jembatan garam
(Barnasconi. 2005:71).

Hukum faraday adalah hukum dasar untuk elektrolisis dan


elektroanalisis, hukum ini digunakan untuk menjelaskan pemakaian sel
elektrolit dalam pemisahan kimia. Massa ekuivalen zat yang berbeda
dihasilkan atau dipakai pada elektroda dengan melewatkan sejumlah tertentu
muatan listrik melaui sel ( Asikin, Zainal. 2006:170-172). 114

III. Prosedur Percobaan

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

1. Sudip

2. Cawan krus dan tutup

3. Bunsen

4. Kaki tiga

5. Kawat kasa

6. Tabung reaksi

7. Pipet tetes

3.1.2 Bahan

1. Magnesium

2. Kristal CuSO4 . 5H2O

3. Larutan AgNO3 0,01 M

4. Serbuk Cu

5. Larutan HCl 0,1 M

6. Larutan Hg (NO3)2 0,1 M

7. Larutan Al (NO3)3 0,1 M

8. Kl 0,1 M

9. Larutan Na3PO4 0,1 M


10. Larutan HNO3 0,1 M

115

11. Larutan H2SO4 0,1 M

12. Larutan H3PO4 0,1 M

13. NaOH 0,1 M

14. NaHSO4 0,1 M

15. NaC2O4 0,1 M

16. NaOH 10 M

17. Larutan KMnO4

18. CuSO4 0,5 M

19. Logam Zn dan Logam Cu

20. ZnSO4 0,5 M

21. Pb(NO3)2 0,5 M

22. NaNO3 0,5 M

23. H2O2 0,1 M

24. FeCl 0,1 M


116

3.2 Skema Kerja

3.2.1 Reaksi Penggabungan

Magnesium

Disiapkan sudip

Disiapkan krus

Disiapkan bunsen
Hasil

3.2.2 Reaksi Penguraian

Kristal CuSO4 . 5H2O

Disiapkan tabung reaksi

Disiapkan bunsen

Hasil

3.2.3 Reaksi Penggantian Tunggal

1 ml Larutan AgNO3 0,01


M

Disiapkan tabung reaksi

0,1 g Serbuk Cu

Dimasukan dalam tabung

Hasil
117

3.2.4 Reaksi Penggatian Rangkap

1 ml Larutan AgNO3 0,1 M,


Hg(NO3)2 0,1 M , Al (NO3)2
0,1 M

Disiapkan 3 buah tabung reaksi

1 ml Kl 0,1 M

Dimasukkan masing-masing kedalam tabung

1 ml larutan AgNO3 0,1 M ,


Hg(NO3)2 0,1 M , Al(NO3)2 0,1
M

Disiapkan 3 buah tabung reaksi

1 ml larutan Na3PO4 1 M

Dimasukkan kedalam masing-masing tabung

Hasil
118

3.2.5 Reaksi Netralisasi

1 ml HNO3 0,1 M , H2SO4 0,1


M , H3PO4 0,1 M

Disiapkan 3 buah tabung reaksi

1 tetes Fenolftalein

Diteteskan kedalam tabung

NaOH 0,1 M

Diteteskan kedalam tabung

Hasil
119

3.2.6 Reaksi Redoks Serta Perubahan Warna

0,5 ml larutan H2SO4 6M dan


0,5 ml larutan KMNO4 0,1 M

Dimasukkan kedalamtabung reaksi X

Larutan NaC2O4 0,1 M

Diteteskan kedalam tabung X

3 ml larutan NaHSO3 dan 1 ml


NaOH 10 M 0,1 M

Dimasukkan kedalam tabung reaksi x 1

Larutan KMnO4 0,1 M

Diteteskan kedalam tabung X1

1 ml HCl 6 M ditambah 19
kristal KmnO4

Dipanaskan dalam lemari asam

Hasil
120

3.2.7 Beberapa Reaksi Redoks

2 ml CuSO4 0,5 M

Disiapkan tabung reaksi I

Logam Zn

Dimasukkan kedalam tabung I


Larutan ZnSO4

Dimasukkan kedalam tabung reaksi II

Logam Cu

Dimasukkan kedalam tabung reaksi II

Larutan Pb(NO3)2 0,5 M dan


NaNO3 0,5 M
Dimasukkan kedalam tabung reaksi III

Logam Mg

Ditambahkan kedalam tabung III

H2O2 0,1 M

Diteteskan kedalam tabung reaksi sebanyak 5


tetes kedalam tabung IV

H2SO4 1 M

Ditambahkan 5 tetes kedalam tabung IV


Kl 0,1 M
Ditambahkan 5 tetes kedalam tabung IV

Larutan Kanji

Ditambahkan 1 tetes kedalam tabung IV

FeCl3 0,1 M

Dimasukkan kedalam tabung reaksi V

H2SO4 1M dan Kl 0,1 M

Ditambahkan 10 tetes kedalam tabung V

Hasil
122

IV. Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil percobaan

Persamaan reaksi Bukti terjadinya reaksi


A. Reaksi penggabungan

Mg + O2 MgO Terjadi perubahan warna Mg berubah


menjadi warna abu-abu.

B. Reaksi penguraian
Ketika dibakar membentuk gumpalan
CuSO4 . 5H2O CuSO4 +
pada dasar tabung warna dari biru
5H2O menjadi putih.

Setelah dikocak menghasilkan padatan


C. Reaksi penggantian tunggal atau gumpalan Cu pada dasar tabung,3
1. Cu + 2AgNO3 Cu (NO3)2 +
fase yaitu bawah endapan,tengah cair
2Ag dan atas serbuk.
Setelah dicampurkan dengan Mg
larutan mendidih terdapat gelembung,2
fase yaitu endapan dan cairan dalam

2. Mg + 2HCl MgCl2 + H2 bentuk gas.

Putih pucat terdapat sedikit endapan.


D. Reaksi penggantian rangkap Orage kemerahan terdapat endapan.
1. AgNO3+ KI KNO3 +AgI Endapan tidak terjadi reaksi atau
bening.
2. Hg(NO3)2 + 2KI 2KNO3 +

HgI2
Cokelat terdapat sedikit endapan.
3. Al(NO3)3 + 3KIN 3KNO3 +
ALI3 Orenge dengan endapan di bawah.

4. 3AgNO3+ Na3PO4 Hg3PO4

+3NaNO3
Ada endapan,
5.3Hg(NO3)3+2Na3PO4 Hg3(PO4
larutanberwarnaputihsusu
)2+
6NaNO3

6. Al(NO3)3 + Na3PO4 AlPO4 +


Warnamenjadiungu pekat
3NaNO3 Warnamenjadiungu kertas,bening
Reaksi netralisasi dibawah(memisah)

1. HNO3 + NaOH NaNO3 + H2O Warnamenjadiungu pudar

2. H2SO4 + NaOH Na2SO4 +

2H2O

3. H3PO4 + NaOH Na3PO4 +

3H2O

Persamaan reaksi Bukti terjadinya reaksi


Reaksi redoks

1. Na2C2O4+KmnO4 Warna bening 20 tetes Na2 C2 O4.

Warna hijau pekat 20 tetes KmnO4.


2.Na.HSO4 + KmnO4

Warna HCl +KmnO4menjadi coklat dan


3. HCl+KmnO4
setelah pemanasan menjadi ungu pekat.
124

Beberapa reaksi redoks

No Percobaan Pengamatan
1. CuSO4 + logam Zn Terjadi endapan endapan Zn warna sedikit
2. ZnSO4 + logam Cu coklat
Warna berubah menjadi putih bening.
3. Serbuk Mg + Pb(NO3)2
Timbulnya gas yang bannyak,endapan Mg
4. Serbuk Mg + Zn(NO3)2 terakat terasa hangat,warna keruh.
Serbuk Mg + NaNO3 Terdapat sedikit gas dengan endapan sedikit
demi sedikit keangkat keatas suhu dingin,warna
5. H2O2 + H2SO4 + KI + tetap bening.
kanji Warna menjadi kuning pekat dari kuning jernih

6. FeCl3 + H2SO4+ KI +
kanji Kanji kuning menjadi kunig pucat atau kuning
keruh.
125

4.2 Pembahasan

Pada percobaan kali ini kita mengamati perubahan kimia pada reaksi
kimia. Perubahan kimia yang terjadi berupa sifat-sifat fisik pada reaksi kimia
seperti bentuk gas.perubahan warna,dan bentuk endapan. Dalam percobaan
yang kami lakukan didapatkan hasilnya sebagai berikut:

4.2.1 Reaksi Penggabungan

Pada serbuk Mg yang dimasukkan ke cawan krus sebanyak 0,5 gram


dan dibakar pada nyala Bunsen. Setelah kami amati terjadi perubahan warna
menjadi warna keabu-abuan dan tidak berbau. Hal ini sesuai dengan reaksi
yang terjadi:

Mg + O2 MgO2

4.2.2 Reaksi Penguraian

Pada kristal CuSO4.5H2O yang dimasukkan kedalam tabung reaksi


sebanyak 0,5 gram,kemudian dipanaskan dengan nyala bunsen. Setelah
diamati,ketika dibakar membentuk gumpalan pada dasar tabung dan dari warna
biru Kristal CuSO4.5H2O berubah warna menjadi putih,hal ini disebabkan oleh.
Hal ini sesuai dengan reaksi yang terjadi:

CuSO4.5H2OCuSO4+ 5H2O

4.2.3 Reaksi Penggantian Tunggal


Pada tabung reaksi 1 mL larutan AgNO3 0,01 M dan kami masukkan
serbuk Cu 0,1 gram. Kemudian kami kocok larutan tersebut,setelah kami amati
larutan tersebut menghasilkan padatan/gumpalan Cu pada dasar tabung dengan
3 fase yaitu bawah endapan,tengah cair,dan atas serbuk. Sehingga reaksi yang
terjadi adalah:

Cu+ 2AgNO3 Cu(NO3)2 + 2Ag

126

Pada sebuah tabung reaksi dengan 1 mL larutan HCl 0,1 M dan


dimasukkan 0,1 gram serbuk Mg . Ternyata larutan menjadi mendidih,terdapat
gelembung dngan 2 fase yaitu endapan dan cairan dalam bentuk gas. Sehingga
reaksi yang terjadi adalah:

Mg + 2HCl MgCl2 + H2

4.2.4 Reaksi Penggantian Rangkap

Pada percobaan kali ini kami mengisi larutan AgNO3 0,01 M,Hg
(NO3)20,1 M, dan Al (NO3)2 0,1 M. Keempat larutan tersebut kami masukkan
ketabung reaksi yang berbeda untuk setiap larutan kemudian masing-masing
larutan tersebut kami tambahkan Kl 0,1 M 1 mL. Setelah kami amati,ternyata
untuk larutan berubah warna menjadi putih pucat,terdapat endapan karena
adanya AgNO3yang mengendap dilarutan Kl encer,AgNO3mempunyai sifat
padat dari Kl,sehingga terjadi reaksi:

AgNO3+ Kl KNO3 + Ag

Dan untuk larutan Hg (NO3)2+ larutan Kl encer,larutan tersebut


terbentuk banyak endapan orange kemerahan. Hal ini sesuai dengan reaksi
yang terjadi:

Hg (NO3)2 + 2Kl 2KNO3 + HgI2


Larutan Al (NO3)2+ larutan Kl encer,larutan tersebut tidak berubah
warna sedikitpun atau tidak terjadinya reaksi. Kemungkinan terdapat kesalahan
pada saat kami mereaksikan larutan tersebut dan pada saat menggoyangkan

tabung reaksi tersebut. Al (NO3)2+ 3KIN 3KNO3 + AlI3

Pada percobaan selanjutnya kami masih menggunakan larutan yang


sama dengan penambahan larutan Na3PO4. Untuk larutan AgNO3+ larutan
Na3PO4kami dapatkan hasilnya ternyata larutan berubah warna menjadi coklat
da nada pengendapan. Untuk larutan Hg (NO3)2+ larutan Na3PO4,larutan berubah
warna orange dan terdapat pengendapan. Hal ini sesuai dengan reaksi yang
terjadi:

127

3AgNO3 + Na3PO4 Ag3PO4 + 3NaNO3

3Hg (NO3)2+ 2Na3PO4 Hg3(PO4)2+ 6NaNO3

Al (NO3)2+ Na3PO4 AlPO4 + 3NaNO3

4.2.5 Reaksi Netralisasi

Pada percobaan ini kami menguji larutan HNO 3 0,1 M,H2SO4 0,1 M,dan
H3PO40,1 M kedalam tabung reaksi yang berbeda untuk setiap larutan. Masing-
masing larutan kami teteskan fenolftalein yang berfungsi sebagai
indicator,kemudian kami tambahkan lagi beberapa tetes NaOH pada setiap
larutan. Pada larutan HNO3terjadi perubahan warna ungu pekat dan pada
larutan H2SO4terdapat endapan ungu keatas,bening dibawah atau hal ini dapat
dikatakan perubahan warna pada larutan ini memisah,serta pada larutan
H3PO4perubahan warna menjadi ungu pudar. Kemudian masing-masing larutan
kami teteskan 10 tetes NaOH,sehingga reaksi yang terjadi adalah:

HNO3 + NaOH NaNO3 + H2O


H2SO4+ NaOH Na2SO4 + 2H2O

H3PO4+ NaOH Na3PO4 + 3H2O

4.2.6 Reaksi Redoks Serta Perubahan Warna

Pada percobaan ini kami menguji larutan H2SO4 6 M,NaHSO4 0,1 M,dan
HCl 6 M. Masing-masing larutan kami masukkan pada tabung reaksi yang
berbeda,untuk larutan H2SO46 M kami tambahkan KMnO4 0,1 M + tetesan
larutan Na2C2O4 0,1 M,saat larutan H2SO4 6 M kami tambahkan KMnO4ternyata
larutan berubah warna menjadi putih pucat. Sebanyak 20 tetes KMnO4,lalu
kami tambahkan Na2C2O4ternyata larutan tetap berwarna putih pucat. Untuk
tabung kedua larutan NaHSO4+ 1 mL NaOH larutan menimbulkan gelembung
dan ditambahkan KMnO4larutan berubah warna menjadi hijau pekat. Untuk
tabung ketiga,larutan HCl + KMnO4berwarna coklat kemudian ketika
pemanasan larutan tersebut bereaksi berubah warna menjadi ungu pekat.

V. Kesimpulan dan Saran


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Ada 5jenis reaksi kimia biasa yaitu reaksi penggabungan, reaksi penguraian,
reaksi penggantian tunggal, reaksi penggantian rangkap dan reaksi netralisasi
serta reaksi reduksi oksidasi (redoks) yang sering terjadi.
2. Tanda-tanda reaksi kimia dapat berupa timbulnya gas, endapan, perubahan
warnadan perubahan suhu.
3. Menulis persamaan reaksi yang paling penting adalah penyetaraan unsur-
unsur yang ikut bereaksi.
Contoh persamaan reaksi

Hg + Fe(NO3)2 TR

Zn + Ni(OH)2 Zn(OH)2 + Ni

Pb(NO3)2 +K2CrO4 TR

4. Reaksi redoks dapat disetarakan dengan dua cara, yaitu:


a. Cara perubahan biloks
b. Cara setengah reaksi

5.2 Saran

Pada saat melakukan praktikum, praktikan diharapkan tenang dan


berhati-hati terhadap senyawa dan larutan yang di uji. Di usahakan memakai
sarung tangan dan masker saat melakukan percobaan. Dan terimakasih untuk
asisten laboratorium yang selama ini membimbing kami dalam melakukan
percobaan.

129

Daftar pustaka

Achmad,Hiskia.dkk.1993.Kimia Dasar I.Jakarta: Universitas Terbuka.

Asikin,Zainal.dkk.1986.Penuntun Belajar Kimia Teori dan 44 soal.Jakarta:

Erlangga

Barnasconi,G.1995.Teknologi Kimia Bagian 2.Bandung: Bumi Aksara.

Chang,Raymond.2003.Kimia Dasar Edisi ke-3 Jilid I.Jakarta: Erlangga.

Petrucci,Ralph H.1989.Kimia Dasar Edisi ke-4 Jilid I.Jakarta: Erlangga.


130
Pertanyaan Prapraktek

1) Berikan definisi dari istilah-istilah berikut: katalis, deret


elektromagnetik, reaksi eksotermik, endapan, produk, dan pereaksi.
Jawaban :
a) Katalis adalah suatu zat yang dapat mempercepat jalannya laju
reaksi.
b) Deret elektromagnetik adalah suatu deret yang menyatakan
susunan unsur-unsur berdasarkan kemampuan mereduksi dari
yang paling kuat sampai yang lemah.
c) Reaksi eksotermik adalah reaksi yang melepaskan kalor dari
sistem ke lingkungan.
d) Endapan adalah komponen campuran yang tidak ikut larut
biasanya terdapat dibagian bawah larutan.
e) Produk adalah zat hasil reaksi.
f) Pereaksi adalah zat-zat yang bereaksi.

2) Terangkan arti lambang-lambang berikut: , WR, (s), (l), (g), dan (aq) ?
Jawaban :
a) : reaksi diberi panas.
b) WR : jumlah energi dalam reaksi.
c) (s) : solid untuk fase padat.
d) (l) : liquid untuk fase cair.
e) (g) : gas untuk fase gas.
f) (aq) : aquades untuk fase larutan.

3) Berapa kira-kira volume dalam tabung reaksi yang berisi sepersepuluh


bagian ?
1
Jawaban : 10 250 = 25 ml.

4) Apa warna indikator pp dalam larutan asam ?


Jawaban : tidak berwarna.
131
PERCOBAAN VIII

RUMUS EMPIRIS SENYAWA

I.Tujuan :
1.Mencari rumus empiris dari suatu senyawa dan menetapkan rumus
molekul senyawa tersebu .
2.Mempelajari cara mendapatkan data percobaan dan cara memakai data
untuk menghitung rumus empiris.
3.Mempelajari sifat sifat senyawa berhidrat.
4.Mempelajari reaksi bolak balik reaksi.
5.Menentukan persentase.
II.Landasan Teori
Rumus kimia menunjukan jenis atom unsure dan jumlah relative
masing masing unsure yang terdapat dalam zat ditunjukkan angka indeks.
Rumus kimia dapat berupa rumus empris dan molekul ,rumus empiris
adalah rumus perbandingan jumlah mol unsur unsur dalam suatu senyawa
sedangkan rumus molekul merupakan rumus kimia yang menggambarkan
jumlah atom dan unsure yang menyusun dalam suatu senyawa.zat yang
mempunyai rumus molekul adalah unsure atau senyawa yang partikel
terkecilnya molekul.
Menetapkan rumus empiris dari percobaan penentuan susunan
senyawa dengan melakukan perbandingan massa unsure unsure dalam suatu
senyawa berdasarkan massa.Rumus empiris a.dalah rumus yang paling
sederhana dan dapat digunakan untuk menghitung bobot rumus senyawa.
Titik bawah (subseripts) dalam rumus empiris dengan bilangan pengali
menghubungkan bobot molekul dengan bobot rumit.
Contoh : senyawa meti l benzoate yang digunakan dalam industry farfum
mengandung 70,58%C,5,93H,dan 23,49%O.berdasarkan
massa.Berdasarkan percobaan ,bobot molekul aya adalah 136.Bagaimana
rumus empiris dan rums molekul metil benzoate ?
Jawab :

Langkah 1.Tentukan massa tiap unsur dalam 100,0 gram contoh menjadi
jumlah mol

Jumlah Mol C =70,58 gram C x 1Mol C:12 gram=5,8e mol C

Jumlah Mol H = 5,93 gram H x 1mol H:16 gram=5,47 mol H

Jumlah mol O =23,49 gram O x 1Mol O:16 gram=1,47 mol O

Langkah 3.Tulis rumus sementara yang didasarkan jumlah Mol yang baru
ditentukan

(5,88,H5,87,O1,47 atau C 4H7O (rumus empiris)

Langkah 4.Tentukan rumus molekul

(C4H4O)n=136
(68)n=136

n=2

jadi rumus molekulnya adalah C8H8O2

(ir.Daniel.2006 Hal 1-2)

Suatu senyawa kimia ditandai dengan rumusnya.Ada tiga rumus yaitu rumus
empiris,rumus molekul dan rumus struktur rumus empiris suatu senyawa
menunjukan perbandingan yang sederhana dari atom unsure dalam senyawa
itu,Jadi hanya menunjukan jumlah relative atom setiap unsure.

Mula mula ahli kimia menyangka bahwa untuk mengenal suatu senyawa
cukup dengan menggunakan rumus empirisnya.Namun setelah dianalisis
beberapa senyawa dibuktikan bahwa dengan rumus empiris saja belum
cukup untuk mengenal suatu senyawa.Misalnya pada tahun 1825 Michial
Faraday menemukan suatu senyawa butane yang telah dianalisis ternyata
bahwa rumus empirisnya sama dengan rumus empiris etilenan CH2 rumus
kedua senyawa ini dikenal sebagai C4He dan C2H4.

Ada kalanya senyawa yang berbeda,memiliki rumus molekul yang


sama.Dua senyawa yang mempunyai rumus molekul yang sama tetapi
mempunyai sifat fisik dan sifat kimia yang disebut isomer
(iso=sama,meros=bagian).

Rumus molekul hanya menunjukan jumlah atom setiap unsur dalam


molekul tetapi tidak menemukan bagaimana susunan atom dalam molekul.

Rumus yang menunjukan bagaimana atom atom yang bergabung


membentuk molekul disebut rumus struktur.

Contoh dibawah menunjukan suatu unsure senyawa yang rumus empirisnya


CH2 dan rumus molekulnya C2H6(Ir.respati.1986 hal 45-46)

Dalam kimia dikenal tiga macam macam rumus yaitu rumus empiris (RE)
Rumus molekul (RM) dan struktur molekulnya dalam dalam etana terdapat
karbon dan hidrogen dengan perbandingan atomnya 1:3 sedangkan glukosa
mengndung karbon oksigen dan oksigen dan hidrogen dengan perbandingan
1:1:1 dengan demikian RE kedua senyawa adalah

<CH3> <CH2O>

RE Etana RE glukosa

(S,Syukri 1989 hal 47-48)

Rumus molekul memberikan jumlah mol setiap jenis atom dalam satu mol
molekul senyawa data yang diperlukan untuk menentukan rumus molekul:

a.Rumus empiris

b.Masa molekul relatif <kira-kira>

Data yang diperlukan untuk menentukan rumus empiris:

a.macam unsure dalam senyawa (analisis kualitatif)

b.persen komposisi unsure

c.Massa atom relative unsure unsure yang bersangkutan.(Achmad Hiskia


2001 hal 123)

III.PROSEDUR PERCOBAAN

3.1Alat dan bahan

3.1.1 ALAT

1.Rumus Empiris Senyawa

2.Cawan krus dan tutpnya

3.Neraca

4.Kertas tisu
5.Kaki tiga

6.Penjepit krus

7.Arloji

8.Pipet tetes

9.Gelas arloji

3.1.2 BAHAN

1.Pita mg <10-15>

2.AU tetes air

3.Mg

4.10 ml asam hitrat 4m

3.2.Produser Kerja

*Rumus empiris senyawa

Cawan krus dan tutup

Di,ambil di bersih kan dan di keringkan

Di timbang hingga ketelitian 0,001 gr di catat bobotnya

Pita Mg
Di ambil 10-15cm ,di bersihkan dengan kertas tisu untuk

Untuk menghilangkan kotorannya

Di gulung hingga dapat masuk sesuai dengan dasar krus

Di masukkan lalu di timbang

Krus dan isi


Di letakan di atas kaki tiga yang di lengkapi dengan
segitiga

Porselen

Dipanaskan dengan pembakar Bunsen api biru hingga


dasar

Krus berpijar

Setelah di panaskan 20 menit ,ambil penjepit dan buka


tutup

Sedikit agar udara dapat masuk

Pemanasan di lanjutkan 20 menit lagi

Bunsen

Di matikan ,dibiarkan dingin sekitar 15 menit

Cawan krus dan pipet tetes

Di teteskan 40 tetes air kedalam cawan

Di panaskan dalam keadaan tertutup dengan api yang


kecil

Selama 5 menit hingga tidak ada asap yang timbul


Bunsen di matikan ,dan didinginkan 15 menit ,lalu
ditimbang

Dilanjutkan pemanasan dengan api kecil 20 menit lalu di

Dinginkan

Timbang hingga ketelitian 0,001 gr

Cawan penguap
Di bersihkan ,dipanaskan ,didinginkan ,ditimbang
sampai

Bobot tetap

Ditambahkan 0,5 gr logam,campur dengan 10 ml asam


nitrat

Setelah semua logam tembaga larut ,dipanaskan lagi


hingga

Terbentuk Kristal hitam

Pemanasan di lanjutkan hingga terbentuk Kristal kuning-

Kuningan

Dinginkan dalam suhu kamar

Ditimbang hingga bobot tetap

Ditentukan rumus empiris

Catat hasil

*Hidrasi Air
Cawan porselen dan tutup

Dicuci dengan detergen dan air

Bilas dengan air suling

Dicuci dengan larutan HNO3 6 M

Bilas dengan air suling

Dikeringkandan diletakan pada segitiga


penyagga

Kaki tiga

Di atur ketinggian hingga bagian tengah cawan


tetap pada Bagian yang panas

Cawan

Dipanaskan sampai bagian tengah terlihat


membara tunggu Sampai 5 menit

Dihentikan pemanasan dan didinginkan pada


suhu kamar Selama 10-15menit

Tutupnya selalu dalam keadaan bersih

Dikeringkan dan di tempatkan cawan pada


segitiga Penyagga

Kesetimbangan kaki tiga di atur sehinggga


bagian tengah Cawan tepat di bagian panas
pembakar
Penutup di buka saat di panaskan

Cawan di panaskan sempai bagian tengah


membara ,dipanaskan 5 menit
HASI
L

*Reaksi bolak-balik hidrasi

spatula tembaga (II)sulfat


pentahidrat (CuSO4 .5H2O)

Sampel di masukkan ke dalam cawan porselen

Di amati sampel tersebut dan warnanya dicatat

Cawan di tutup dengan kaca arloji

Di panaskan pada pembakaran

Pemanasan di hentikan

Setelah dingin air di tetes kan pada kaca arloji

Di amati

HASIL

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Data pengamatan

1.Senyawa magnesium

Bagaimana Ulangan 1 Ulangan


mendapatkannya II
1.Bobot cawan krus +tutup Menimbang
2. Bobot cawan Menimbang
krus+magnesium
3.bobot magnesium (2)(1)
4.Bobot cawan krus + tutup Menimbang
+magnesium oksida
5.Bobot magnesium oksia (4)(1)
6.bobot oksida (4)(2)
7.Bobot atom magnesium Table berkala
8.Bobot atom oksida Table berkala
9.Jumlah mol atom oksigen
10.Jumlah mol atom
magnesium
11.Rumus empiris
magnesium oksida

Senyawa tembaga

* Bobot cawan penguap

* Bobot cawan penguap + tembaga

* Bobot cawan penguap + oksida tembaga

*Bobot oksida yang diperoleh

A.Air Hidrat

1.Massa cawan kosong + tutup

2. Massa cawan kosong + tutup + contoh

3. Massa cawan kosong + tutup + contoh +pemanasan I

4. Massa cawan kosong + tutup + contoh +pemanasan II

5. Massa cawan kosong + tutup + contoh +pemanasan III

6.Massa contoh setelah pemanasan (bobot tetap )


7.Massa contoh setelah pemanasan

8.Massa air yang hilang dari contoh

9.Persentase air yang hilang dari contoh

10.Massa molar senyawa anhidrat

11.Rumus hidrat

12.Jumlah zat anu

B.Reaksi bolak balik hidrasi

a.Warna CuSO4.5H2O

b.Pada pemanasan CuSO4.5H2O terdapat/tidak terdapat air pada kaca


arloji

c.Warna contoh setelah pemanasan adalah

d.Setelah pemanasan dan penambahan H2O terjadi warna

e.Persamaan reaksi

CuSO4.5H2O

CuSO4+5H2O

4.2 Pembahasan

Pada percobaan ini kami melakukan 3 macam percobaan yaitu percobaan


untuk menentukan rumus empiris,percobaan hidrasi air dan percobaan
reaksi bolak balik hidrasi

1.rumus empiris senyawa

Pertama,sebelum melakukan percoban,kami menyiapkan alat dan bahan


yang akan digunakan pada percobaan ini ,semua alat di pastikan dalam
keadaan bersih ,kemudian mengambil pita Mg dan menggulng nya lalu
masukkan kedalam krus dan timbang kembali setelah krus dan isi timbang
bakar krus dan isinya dengan pembakar spritus selama 15 menitsetelah itu
buka tutup krus sedikit dan lanjutkan pemanasan 15 menit lagi setelah itu
matikan spiritus dan biarkan ingin selama 10 menit ,lalu teteskan 40 tetes air
ke dalam krus kemudian panaskan dalam keadaan tertutup selama 2,5 menit
.matikan spiritus dingin kan selama 10 menit lalu timbang ,lanjutkan lagi
pemanasan 15 menit lalu dinginkan kemudian timbang krus dan isi serta
tutupnya.

Data yang kami peroleh dari percobaan ini yaitu bobot cawan krus dan
tutupnya 35,6 gr cawan krus dan magnesium35,8 gr bobot MgO dan cawan
krus + tutupnya 36 gr.

Mol Mg : mol O

0,0083 0,00125

0,0083 0,00125

2 3

Jadi rumus empiris dari percobaan yang kami lakukan yaitu: Mg2o3

Massa molarnya =(63,5 + 22 + 4,16 + 5(2,1 + 16)gr/mol

= (63,5 + 32 + 64+ 9)

= 249,5 gr/mol

Air hidrar

Sebelum melakukan percobaan kami membersihkan cawan dan


tutupnya dengan mencuci dengan air detergen .

Massa sampel = (bobot cawan + tutup + contoh sebelum pemanasan)

(bobot cawan+ tutup)

= 102 gr 101 gr

= 1 gr
Massa setelah pemanasan =( Massa cawan + tutup+ contoh setelah
pemanasan )-(massa cawan + tutup )

= 101,6 gr 101 gr

= 0,6 gr

Bobot air yang hilang = 102 gr 101,6 gr

= 0,4 gr

Jadi % air yang hilang = 0,4 gr x 100 %

= 1 gr

= 0,4 x 100 % = 40 %

CuSO4 x H2O CuSO4 + xH2O

A.Rumus empiris senyawa

Dalam percobaan ini kami akan menghitung rumus empiris dari


senyawa magnesium oksida secara prakteknya penentuan rumus empiris
senyawa ini di lakukan dengan memanaskan pita Mg dalam krus ,sehinnga
diperoleh massa MgO beserta massa molar nya masing- masing kemudian
dapat di hitung mol Mg dan O Kemudian di bandingkan menjadi bilangan
yang sederhana di dapatlah rumus empiris suatu senyawa.

Langkah langkah menetukan rumus empiris suatu senyawa.

1.Tentukan massa atau persen massa tiap unsure maka di dapat Mr

2. Membagi massa tiap unsur dengan Mr di dapat mol

3. Mengubah perbandingan mol menjadi perbandingan sederhana

B. Hidrasi air

Pada percobaan yang kami lakukan senyaw hidrat yang di gunakan


adalah CuSO4 5H2O ,kenyataannya senyawa hidrat yang di gunakan adalah
CuSO4 5H2O Dari sini terlihat bahwa dalam percobaan ini terdapat
kesalahan ,kesalahan dapat berupa kurang teliti dalam menimbang massa-
massa yang dI tentukan kurang teliti melihat waktu dalam pemanasan selain
itu kesalahan juga berasal dari pemanasan yang belum sempurna sehinga air
tidak terurai semuanya .

C.Reaksi bolak-balik hidrasi

Percobaan yang kami lakukan ini berhasil membuktikan reaksi bolak-


balik hidrasi pada senyawa hidrat .bukti ini dapat di lihat dari perubahan
warna zat sebelum di panaskan dan penambahan air senyawa hidrat yang
kami gunakan pada percobaan ini yaitu CuSO4 5 H2O yang warna sebelum
di panaskan nya biru kemudian di panaskan berubah jadi putih dan di
tambah air berubah lagi jadi biru dengan reaksi

CuSO4 . 5H2O CuSO4 + 5H2O

Biru Putih

CuSO4 . 5H2O CuSO4 + 5H2O

Putih Biru

Jadi reaksi menjadi :

CuSO4 . 5H2O CuSO4 + 5H2O

V.Kesimpulan

Dari percobaan tentang rumus empiris dan hidrasi air yang telah di
lakukan ,dapat di simpulkan :

1. Rumus empiris suatu senyawa dapat di tentukan dengan menetapakan


perbandingan mol ,unsu-usur dalam senyawa rumus molekul dapat di
tentukan oleh rumus RM (RE)n dimana n bergantung pada Mr suatu
senyawa
2. Data- data dari percobaan dapat di gunakan untuk menentukan Rumus
empiris senyawa yang berperan dalam penetuan RE adalah massa senyawa

Ini di olah dan di jadikan dalam bentuk bilangan sederhana

3. Sifat sifat senyawa berhidrat.

- Berbentuk Kristal

- Mengandung molekul

- Reaksi pemanasan

4. Reaksi bolak balik hidraksi adalah hasil reaksi dapat beraksi kembali
membentuk zat peraksi5. Persentase dalam hidrat

DAFTAR PUSTAKA

Achmad hiskia 2001,stoikiometri energitika,bandung citra aditya bakti

Daniel Ir msc 2006 kimia SPMB Jakarta : primagama

Epinur,Drs dkk 2012 penuntun pratikum kimia dasar jambi : unja


Raspati,Ir 1986 Dasar-dasar ilmu kimia

S,syukury 1989 kimia dasar bandung :ITB

LAMPIRAN

Pertanyaan prapraktek

1.Apakah yang disebut rumus empiris dan rumus molekul

2.jika dalam 5g tembaga klorida terdapat 2135g tembaga dan 2165g


klorida.Tentukan rumus yang paling sederhana dari tembaga klorida
tersebut.
3.definisikan apa yang dimaksud dengan hidrat.

4.Suatu sampel diketahui pa hidrat berupa hidrat yaitu zink sulfat (Zn
SO4).Bila 300g sampel dipanaskan hingga bobotnya tetap,Bagaimana
garam hidrat ini ?

Jawaban

1. Apakah yang disebut rumus empiris dan rumus molekul ?


2. Rumus empiris adalah rumus kimia suatu zat yang menyatakan jenis
dan perbandingan paling sederhana (bilangan bulat terkecil) dari atom
atom penyusunannya dalam suatu molekul suatu zat rumus molekul
adalah rumus kimia suatu zat yang menyatkan jenis dan banyaknya
atom yang sebenarnya dalam suatu molekul suatu zat.

2.Dik : massa Cuxclx : 5g Ar Cu=63,5

Massa Cu=2135 gram Ar CL=35,5

Massa CL=2165 gram

Mol Cu = 2135:6135=0,37 mol mol cl=2165:3515=0,074


mol

Perbandingan mol Cu : 0,37 mol : 0,074 mol

RE : CUCL2

3.Hidrat adalah at padat yang mengikat beberapa molekul sebagai


bagian dari struktur Kristal.

4.ZnSO4 X H2O Zn SO4 + x H2O

Massa sampel (Zn SO4) =300 gr

Massa sisa =1,692 gr

Mr Zn SO4 = 161

Massa H2O yang dilepas = 300 1692 = 298 308 gr

ZnSO4 X H2O Zn SO4 + H2O


Mol Zn SO4 = 300/161 = 1,86 Mol

Mol H2O =298,308/18=16,6 Mol

Mol Zn SO4= Mol H2O

1,86=16,6

1=9

Jadi rumus garam hidrat ini adalah Zn SO4 9H2O Zn 9H2O Zn SO4 +
9H2O

Pertanyaan Pasca Praktek

*Rumus empiris senyawa

1.Bila logam Mg yang di gunakan bobotnya berbeda-beda apakah


rumus empiris nya sama ? jelaskan
2.Hitung Rumus empiris senyawa suatu senyawa sulfur dengan bobot
50 gr di panaskan dengan kondisi tertentu untuk menghasilkan
senyawa sulfur oksigen ,bobot senyawa sulfur oksigen 100 gr
bagaimana rumus empiris tersebut ?

Jawab

Massa s = 50 gr Mol s : Mol


o

Massa 50 = 100 gr 50/32


50/16

Massa o = 50 gr 1,6 3,1

Ar s = 32 Ar o = 16 1 2

Jadi rumus empiris SO2

3.Suatu senyawa setelah di analisis ternyata mengandung 24,06 %


oksigen dan sisanya nitrogen tentukan rumus empiris ?

Jawab

% o = 74,06 % Ar o = 16

% N = 100 % - 74,06 % Ar N = 14

= 25,94 %

Mol N : Mol o

25,94 74,06

14 16

1,9 4,6

Jadi rumus empiris NO2


4.Berapa gr logam zink yang akan larut dalam 1,5 kg HCl 37% dan
berapa volum gas hidrogen yang di bebaskan pada keadaan standar ?

Jawab

Massa HCl 37/100 = 1500gr Mol HCl = 555/36,5=15,2

Zn + 2HCl Zn Cl2 + H2

Mol Zn = mol HCl = 7,6 mol

Massa Zn = mol Ar = 76 mol

65 gr /mol = 494 gr

Mol H2= 1/2 mol HCl = 7,6 mol

Vol H2 ( STP ) = mol.22,4

= 7,6 mol .22,4

= 120,24 L

Anda mungkin juga menyukai