OLEH :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Semester
Kimia Dasar ini tepat pada waktunya.
Kami berterima kasih kepada Ibu Restina Bemis, M.Si dan Ibu Martina Asti
Rahayu, S.Pd. M.Si selaku dosen pengampu, juga kepada abang ahmad taupik
dan kakak endang lestari selaku Asisten Laboratorium Praktikum Kimia Dasar
I, yang telah mempercayakan penyusunan bundelan laporan ini kepada kami,
Kami sendiri menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan serta masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan ini.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bagi
pihak yang membutuhkan.
Jambi, Desember
2015
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar.i
Daftar
Isi
.ii
I.Tujuan
17
II.Landasan
Teori.17
III.Prosedur
Percobaan.20
IV.Hasil dan
Pembahasan.24
V.Kesimpulan dan
Saran..24
Daftar
pustaka...27.
Lampiran...
28
ii
I.Tujuan
29
II.Landasan
Teori.29
III.Prosedur
Percobaan.32
IV.Hasil dan
Pembahasan.36
V.Kesimpulan dan Saran
41
Daftar pustaka
42
Lampiran
43
I.Tujuan.
46
II.Landasan
Teori..46
III.Prosedur
Percobaan..49
IV.Hasil dan
Pembahasan.55
V.Kesimpulan dan
Saran...60
Daftar pustaka
61
Lampiran
62
I.Tujuan.
92
II.Landasan
Teori..92
III.Prosedur
Percobaan..95
IV.Hasil dan
Pembahasan.98
V.Kesimpulan dan
Saran..105
Daftar
pustaka...106
Lampiran..1
07
I.Tujuan
112
II.Landasan
Teori.112
III.Prosedur
Percobaan.115
IV.Hasil dan
Pembahasan.123
V.Kesimpulan dan
Saran..129
Daftar
pustaka...130
Lampiran..1
31
I.Tujuan
133
II.Landasan
Teori.133
III.Prosedur
Percobaan.136
IV.Hasil dan
Pembahasan.141
V.Kesimpulan dan
Saran..146
Daftar
pustaka...147
Lampiran..1
48
PERCOBAAN I
TEKNIK-TEKNIK DASAR BEKERJA DILABORATORIUM
I. Tujuan
1. Mengetahui teknik-teknik dasar bekerja dilaboratorium
2. Dapat melakukan teknik-teknik dasar bekerja dilaboratorium
II. Teori
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan,
dosen, dan peneliti melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium kimia tak
akan lepas dari berbagai kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis
bahan kimia baik yang bersifat sangat berbahaya maupun yang bersifat
berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada di dalam Laboratorium juga dapat
mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi praktikan yang
sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur
penggunaan alat yang akan digunakan. Setiap percobaan kita selalu
menggunakan peralatan yang berbeda atau meskipun sama tapi ukurannya
berbeda. Misalnya untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit kita harus
menggunakan gelas ukur bukan beaker glass ataupun erlenmeyer karena
ketelitian gelas ukur yang tinggi dan memang untuk mengukur zat cair serta
mudah digunakan, sedangkan beaker glass hanya sebagai wadah atau tempat
larutan atau sampel, meskipun terdapat skala pada beaker glass namun skala ini
tidak akurat dan tidak boleh digunakan untuk mengukur sampel yang sangat
sensitif. Begitu pula dengan prosedur percobaan yang lain, kita harus bisa
menyesuaikan dan menggunakan peralatan untuk praktikum tersebut. Oleh
karena itu, kita harus mengetahui bagaimana cara menggunakan alat alat
tersebut dengan tepat sehingga tidak akan mengganggu kelancaran praktikum
dan tidak terjadi kecelakaan akibat dari kesalahan praktikan.
Menurut Keenan, (2004:68-72) Peralatan dasar laboratorium kimia dan
fungsinya adalah sebagai berikut:
1.Gelas Kimia (beaker) : Berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala
sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas
hingga suhu 200 . Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L.
Fungsi :Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat
ketelitian yang tinggi, menampung zat kimia dan memanaskan cairan, media
pemanasan cairan.
2. Labu Erlenmeyer : Berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin
kecil dengan skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai
2 L. 1
Fungsi : Untuk menyimpan dan memanaskan larutan, menampung filtrat hasil
penyaringan, menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi.
3. Gelas ukur : Berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya.
Terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai dari 10
mL sampai 2 L.
Fungsi :Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat
ketelitian tinggi dalam jumlah tertentu.
4. Pipet : alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran
bebas. Jenisnya :
a. Pipet seukuran : digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu
secara tepat, bagian tengahnya menggelembung.
b. Pipet berukuran : berupa pipa kurus dengan skala di sepanjang dindingnya.
Berguna untuk mengukur dan memindahkan larutan dengan volume tertentu
secara tepat.
c. Pipet tetes : berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung
bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk
mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.
5. Buret : berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya.
Ukurannya mulai dari 5 dan 10 mL (mikroburet) dengan skala 0,01 mL, dan 25
dan 50 mL dengan skala 0,05 mL.
Fungsi : Untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya
digunakan untuk titrasi.
6. Tabung reaksi : berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup.
Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran.Fungsi :
Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia, untuk melakukan reaksi
kimia dalam skala kecil
7. Kaca arloji : terbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran diameter.
Fungsi : Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel, tempat saat
menimbang bahan kimia, tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator.
8. Corong : terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk
seperti gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan
pendek. Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring ke dalam
corong tersebut.Fungsi : Untuk menyaring campuran kimia dengan gravitasi.
9. Cawan : terbuat dari porselen dan biasa digunakan untuk menguapkan
larutan.
10. Mortar dan pestle : terbuat dari porselen, kaca atau batu granit yang dapat
digunakan untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan kimia.
2
11. Spatula : berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari
stainless steel atau alumunium.
Fungsi : Untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan, dipakai untuk
mengaduk larutan.
12. Batang pengaduk : terbuat dari kaca tahan panas, digunakan untuk
mengaduk cairan di dalam gelas kimia.
13. Kawat kasa : kawat yang dilapisi dengan asbes, digunakan sebagai alas
dalam penyebaran panas yang berasal dari suatu pembakar.
14. Kaki tiga : besi yang menyangga ring dan digunakan untuk menahan kawat
kasa dalam pemanasan.
15. Burner / pembakar spiritus : digunakan untuk memanaskan bahan kimia.
16. Bola hisap : digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan.
Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk menyedot cairan (suction),
mengambil udara (aspirate) dan mengosongkan (empty).
17. Neraca analisis : digunakan untuk menimbang padatan kimia
menurut Mahan,(2007:269-271)Teknik-Teknik Laboratorium dan
Petunjuk-Petunjuk Keselamatan Laboratorium yaitu :
1. Cara memanaskan cairan
Harus memperhatikan kemungkinan terjadinya bumping (meloncatnya cairan
akibat peningkatan suhu drastis). Cara mencegahnya dengan menambahkan
batu didih ke dalam gelas kimia.
a. Pemanasan cairan dalam tabung reaksi
Jangan sampai mengarahkan mulut tabung reaksi kepada praktikan
baik diri sendiri maupun orang lain
Jepit tabung reaksi pada bagian dekat dengan mulut tabung
Posisi tabung ketika memanaskan cairan agak miring, aduk dan
sesekali dikocok
Pengocokan terus dilakukan sesaat setelah pemanasan
b. Pemanasan cairan dalam gelas kimia dan labu Erlenmeyer,Bagian
bawah dapat kontak langsung dengan api sambil cairannya digoyangkan
perlahan, sesekali diangkat bila mendidih.
2. Cara membaca volume pada gelas ukur
Masukkan cairan yang akan diukur lalu tepatkan dengan pipet tetes sampai
skala yang diinginkan. Bagian terpenting dalam membaca skala di gelas ukur
tersebut adalah garis singgung skala harus sesuai dengan meniskus cairan.
Meniskus adalah garis lengkung permukaan cairan yang disebabkan adanya
gaya kohesi atau adhesi zat cair dengan gelas ukur.
3
3. Cara menggunakan buret
Sebelum digunakan, buret harus dibilas dengan larutan yang akan
digunakan. Cara mengisinya :
Kran ditutup kemudian larutan dimasukkan dari bagian atas menggunakan
corong gelas. Jangan mengisi buret dengan posisi bagian atasnya lebih tinggi
dari mata kita. Turunkan buret dan statifnya ke lantai agar jika ada larutan yang
tumpah dari corong tidakterpercik ke mata. Jangan sampai ada gelembung yang
tertinggal di bagian bawah buret. Jika sudah tidak ada gelembung, tutup kran.
Selanjutnya isi buret hingga melebihi skala nol, lalu buka kran sedikit untuk
mengatur cairan agar tepat pada skala nol.
4. Cara menggunakan neraca analitis
Nolkan terlebih dulu neraca tersebut
Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan
Baca nilai yang tertera pada layar monitor neraca
Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut
5. Cara menghirup bau zat
Jangan pernah menghirup gas atau uap senyawa secara langsung!
Gunakan tangan dengan mengibaskan bau sedikit sampel gas ke hidung.
Peralatan keselamatan kerja di laboratorium antara lain:
1. Jas Laboratorium
Alat ini untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau menghindari bahaya
yang terjadi akibat percikan zat-zat kimia yang berbahaya.
2. Sarung tangan
Daya tahan sarung tangan terhadap bahan kimia tergantung pada bahan
sarung tangan (misalnya: karet alam; karet neoprene; karet nitrile; dll.),
mutunya dan ketebalannya.Untuk melindungi tangan dari bahan-bahan yang
sangat panas dianjurkan memakai "insulated glove" yang dibuat dari bahan
sintetis.
3. Pelindung mata dan muka
4. Kran pencuci mata
5. Safety shower
6. Alat pernapasan (respirator/masker),Melindungi dari debu-debu, serat
yang kecil yang berbahaya atau dan uap atau gas yang beracun.
7. Pemadam kebakaran,Ada beberapa jenis pemadam kebakaran, seperti
Air (water extinguisher), tepung (dry powder extinguisher), C02
(Carbon dioxide extinguisher), Halon, Busa, pasir, dan lain-
lain(Anonim,2009).
4
IV. Hasil dan Pembahasan
4.1 Data Pengamatan
Labu Ukur
Menampung dan mencampur
larutan kimia.
Tabung Reaksi
Menampung larutan dalam
jumlah yang sedikit
Gelas Beaker
Menampung bahan kimia atau
larutan dalam jumlah yang
banyak
Gelas Ukur
Mengukur volume larutan
Pipet Ukur
Mengukur volume larutan
Pipet Tetes
Memindahkan beberapa tetes
zat cair
Botol Semprot
Menyimpan aquades dan
digunakan untuk mencuci atau
membilas alat-alat dan bahan
Cawan Porselin
Wadah untuk mereaksikan atau
mengubah suatu zat pada suhu tinggi
Kawat Nikrom
Mengidentifikasisuatu zat dengan uji
nyala
Erlenmeyer
Menyimpan dan memanaskan larutan
dan menanmpung filtrate hasil
penyaringan
Pembakar Spirtus
Membakar zat atau memanaskan
larutan
Batang Pengaduk
Mengaduk larutan
Kaca Arloji
Penutup gelas kimia , tempat
menimbang bahan
Statif
Menegakkkan corong, buret
Kertas saring
Menyaring larutan
Rak Tabung Reaksi
Tempat tabung reaksi
Bola Hisap
Menghisap larutan yang akan diukur
Corong
Menyaring cairan kimia
Kawat kasa
Sebagai alas penyebaran panas
Buret
Mengeluarkan larutan dengan
volume tertentu
Pipet gondok
Dipakai untuk mengambil larutan
dengan volume tertentu
Lemari Asam
Menyimpan larutan yang bersifat
asam
Kertas indicator
Menentukan pH larutan
Eksikator
Mendinginkan zat
Corong Pisah
Memisahkan larutan dan gas
4.2 Pembahasan
Setelah melakukan praktikum tentang teknik-teknik dasar bekerja di
laboratorium dapat diketahui bahwa teknik-teknik dasar bekerja di
laboratorium itu memiliki tingkat konsentrasi yang tinggi,karena setiap alat-alat
di laboratorium memiliki cara penggunaan yang berbeda-beda,praktikan
dituntun agar selalu berhati-hati dalam menggunakan alat-alat tersebut,jika
terdapat kesalahan dalam menggunakan alat-alat tersebut maka akan terjadi
kecelakaan pada saat sedang melakukan praktikum. Ada beberapa teknik dasar
menggunakan alat di laboratorium atau teknik bekerja di laboratorium yang
telah kami lakukan,diantaranya sebagai berikut:
4.2.1 Teknik Dasar Mencuci Alat-alat Laboratorium
Alat yang digunakan dalam teknik ini yaitu beberapa alat-alat yang
terdapat di laboratorium,sebelum melakukan praktikum hendaknya alat-alat
yang digunakan bersih. Adapun teknik dalam mencuci alat-alat laboratorium
yaitu dengan cara alat-alat tersebut dapat dibasahi dengan aquades,lalu alat-alat
tersebut dibersihkan bila perlu alat-alat tersebut dibersihkan dengan
menggunakan alat bantu seperti sikat,agar kotoran yang terdapat pada alat-alat
tersebut dapat dibersihkan. Untuk gelas yang dapat dimasukkan sikat,seperti
labu Erlenmeyer dan gelas piala dapat dibersihkan dengan ditambahkan sabun
atau detergen. Kemudian alat-alat tersebut dibilas kembali dengan
mengggunakan aquades. Larutan yang sering di gunakan untuk mencuci adalah
larutan yang bersifat oksidasi seperti kalium dikromat dalam asam sulfat.
4.2.2 Teknik Dasar Membaca Meniskus Pada Alat-alat Pengukur Volume
Pada alat pengukur volume seperti labu ukur dan tabung reaksi tertera
skala berupa garis yang menunjukkan cairan pada volume tertentu. Untuk
membaca meniscus maka dilihat bagian puncak dari cekungan atau lengkungan
meniscus, melihat meniscus yaitu saat larutan ada digaris yang menentukan
volume, dengan cara mata praktikan harus sejajar dengan tabung reaksi atau
labu ukur.
4.2.3 Teknik Dasar Melakukan Penimbangan
Teknik dasar dalam melakukan penimbangan yaitu timbangan
diletakkan dalam posisi tegak lurus dan dlam bidangdatar,praktikan duduk tepat
menghadap timbangan untuk menghindari kesalahan saat pembacaan,praktikan
harus memeriksa terlebih dahulu memeriksa apakah timbangan bekerja dengan
baik,zat kimia tidak boleh ditimbang langsung dalam papan timbangan
melainkan menggunakan wadah seperti kaca arloji. Pada saat menimbang jika
ingin mengurangi atau menambah zat kimia harus menggunakan alat bantu
seperti sendok atau sudip,selesai menimbang kemudian alat timbangan
dibersihkan.
12
4.2.4 Teknik Dasar Menggunakan Pipet
Teknik dasar dalam menggunakan pipet yaitu karet penghisap yang
terdapat pada pipet di pencet,kemudian pipet dicelupkan kedalam cairan,selama
pencelupan tangan praktikan dilepaskan dari karet penghisap,setelah itu cairan
akan masuk kedalam pipet. Pada saat ingin mengeluarkan cairan tersebut karet
penghisap dipencet kembali.
4.2.5 Teknik Dasar Membuat Larutan
Untuk membuat larutan dari zat padat terlebih dahulu zat tersebut
ditimbang kedalam gelas piala kemudian akuades dimasukkan ke dalam gelas
piala sedikit demi sedikit sambil larutan di aduk dengan menggunakan batang
pengaduk. Pindahkan zat yang dibuat kedalam labu vulometrik atau gelas ukur
lalu masukkan cairan sedikit demi sedikit.
4.2.6 Teknik Dasar Menggunakan Buret
Pada saat ingin menggunakan buret,uret harus dalam keadaan
bersih,cara mebersihkannya yaitu buret harus dibilas dengan larutan yang akan
digunakan. Kemudian buret diisi denga cairan,cara mengisin cairan ke dalam
buret yaitu keran pada buret ditutup kemudian larutan dimasukkan dari bagian
atas menggunakan corong gelas. Saat mengisi,buret harus diletakkan dilantai
agar dapat terlihat setara dengan mata praktikan,dan agar meminimalisir resiko
larutan terpercik kemata,jangan sampai ada gelembung oleh karena itu kran
harus di tutup. Lalu isi buret hingga melebihi skala nol,kran dibuka sedikit
untuk mengatur cairan agar tetap pada skala nol.
4.2.7 Teknik Dasar Menggunakan Tabung Reaksi
Pada awalnya tabung dicuci bersih,lalu tabung diisi dengan larutan dan
jangan diisi lebih dari setengah,bila tabung reaksi digunakan untuk melakukan
reaksi kimia dengan cara pengocokan,pengocokan dilakukan dengan cara
kesamping (bukan keatas kebawah). Jika perlu pemanasan harus dilakukan
dengan hati-hati,sebab sangat mudah terjadi kecelakaan maka dari itu
digunakan alat bantu seperti penjepit kayu untuk menjepit tabung
reaksi,kemudian tabung dipegang miring diaarahkan berlawanan dengan wajah
praktikan.
4.2.8 Teknik Dasar Menyaring
Penyaringan yang kami lakukan dengan menggunaan kertas
saring,kertas saring tersebut harus dilipat hingga membentuk sebuah
kerucut,kemudian kertas saring berbentuk kerucut ini dimasukkan ke dalam
corong pisah,batang corong pisah dimasukkan kedalam wadah/gelas piala dan
harus menempel pada dinding gelas tersebut,saat menyaring ke dalam corong
digunakan alat bantu seperti batang pengaduk dan harus dijaga baik-baik agar
larutan tidak tercecer sedikitpun.
13
4.2.9 Teknik Dasar Menggunakan Kertas Indikator pH
Mula-mula batang pengaduk dimasukkan kedalam larutan yang akan
diuji pH nya,kemudian diteteskan larutan yang akan diuji pH-nya ke kertas
lakmus,setelah itu dibandingkan warna kertas lakmus yang telah ditetesi
dengan warna Ph yang telah disediakan.
4.2.10 Teknik Dasar Pemijaran dan Pengabuan
Teknik ini dilakukan dengan suhu tinggi suatu zat padat.Teknik
pemijaran dilakukan dengan menggunakan sumber panas dari nyala Bunsen
sedangkan pengabuan dilakukan dengan menggunakan suhu tinggi yang bersal
dari panas kumparan listrik
Beberapa alat-alat kimia yang diperkenalkan yaitu:
1. Erlenmeyer
Berfungsi sebagai tempat membuat larutan karena dalam membuat
larutan Erlenmeyer yang sering digunakan.
2. Gelas beaker
Berfungsi sebagai tempat menyimpan dan membuat larutan. Gelas
beaker memiliki takaran namun jarang tidak diperbolehkan untuk
mengukur volume.
3. Corong
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk membantu memasukkak
atau memindahkan cairan dari satu tempat ketempat yang lain dan
digunakan pula untuk proses penyaringan setelah diberi kertas saring
pada bagian atas.
4. Buret
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk titrasi,tapi pada keadaan
tertentu dapat pula digunakan untuk mengukur volume suatu larutan.
5. Labu Ukur
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk membuat dan
mengencerkan larutan dengan ketelitian yang tinggi.
6. Gelas Ukur
Berfungsi sebagai alat untuk mengukur volume larutan,pada saat
praktikum dngan ketelitian tinggi gelas ukur tidak diperbolehkan untuk
mengukur volume larutan,pengukuran dengan ketelitian tinggi
dilakukan menggunakan pipet volume.
7. Filler (Karet Penghisap)
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mengjisap larutan yang
ada dalam botol larutan.
8. Pipet Ukur
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mengukur volume larutan.
14
9. Pipet Volumetrik
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mengambil larutan dengan
volume tertentu sesuai sengan label yang tertera pada bagian yang
menggebung.
10. Pipet Tetes
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk meneteskan atau
mengambil larutan dengan jumlah kecil.
11. Pengaduk
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mengocok atau mengaduk
suatu larutan baik yang akan direaksikan maupun ketika reaksi
berlagsung.
12. Tabung Reaksi
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mereaksikan dua atau
lebih zat.
13. Spatula
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mengambil bahan-bahan
kimia dalam bentuk padatan.
14. Kawat Nikrom
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk uji nyala dari bebrapa zat.
15. Pipa Kapiler
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mengalirkan gas ke
tempat tertentu dan digunakan ula dalam penentuan titik lebur suatu zat.
16. Desikator
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menyimoan bahan-bahan
yang harus bebas dari air dan mengeringkan zat-zat dalam laboratorium.
17. Kaca Arloji
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk penutup saat melakukan
pemanasan terhadap bahan kimia,sebagai tempat untuk menimbang
bahan-bahan kimia,untuk mengeringkan suatu bahan dalam desikator.
18. Kertas Saring
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menyaring larutan.
19. Kaki Tiga
Berfungsi sebagai alat yang digunakan sebagai penyangga pembakar
spritus.
20. Kawat Kasa
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk alas atau untuk menahan
labu atau beaker pada waktu pemanasan spritus.
21. Rak Tabung Reaksi
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk tempat tabung reaksi.
22. Penjepit
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menjepit tabung reaksi.
23. Mortal dan Pastle
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menghaluskan zat yang
masih bersifat kristal.
15
24. Krusibel
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk memanaskan logam-
logam.
25. Cawan Penguap
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk wadah penguapan agar
bahan tidak mudah menguap.
26. Klem dan Statif
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menjepit soklet pada
proses ekstraksi,untuk menjepit buret,untuk mrnjrpit konensor.
27. Ring
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menjepit corong pisah
dalam proses pemisahan dan untuk meletakkan corong pada proses
penyaringan.
28. Clay Triangel
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menahan wadah pada saat
pemanasan.
29. Pemanas Spritus
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk membakar zat atau
memanaskan zat.
30. Hot Plate
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk memanaskan larutan.
16
V.KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Jadi sebelum kita melakukan berbagai praktikum, maka kita harus lebih
dahulu mengenal alat dan mengerti cara cara menggunakan n fungsi alat kimia
dengan baik.
5.2 Saran
3.1.2 Bahan :
1.Air
2.Aquades
3.Larutan Na2CO3
4.Larutan Gula Pasir
5.Larutan NaCl
6.Larutan MgPO4
7.Larutan Urea
8.Larutan KMnO4
20
3.2 Skema Kerja
3.2.1 Larutan Na2CO3 0,1 M sebanyak 250 mL
250 mL Na2CO3
Ditimbang sebanyak 2,65 gr
Dimasukkan kedalam gelas piala
Dilarutkan dengan akuades dan aduk menggunakan
batang pengaduk
Dipindahkan kedalam labu ukur 250 mL setelah larut
semua
Hasil
Hasil
21
Hasil
22
3.2.5 Larutan urea 5% sebanyak 100mL
Urea 5% 100mL
Ditimbang 5gr
Dilarutkan dengan air hingga volume larutan menjadi
100 Ml
Hasil
3.2.6 Larutan MgPO4 0,1 M sebanyak 250 mL
MgPO4 0,1 M 250 mL
Ditimbang 3 gr dalam gelas piala
Dilarutkan dengan akuades sedikit demi sedikit
Diaduk menggunakan batang pengaduk
Dipindahkan kegelas ukur 250mL
Dibilas gelas piala tersebut dengan akuades dan air
bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur
Ditutup gelas ukur Dn digoyangkan gelas ukur secara
perlahan hingga rata
Disimpan larutan dalam botol dan diberi label
Hasi
l
Hasi
l
23
IV. Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
4.1.1 Data Pengamatan
No Nama Zat B. Molekul B. Zat V. Zat konsentrasi
1. Garam 58,5 14,6gr 250mL 1M
(NaCl)
2. Cuka 60 20% 250mL 25%
(CH3COOH)
4.1.2 Perhitungan
Massa NaCl (garam)
Dik : BM= 58,5
M= 1M
V= 250mL 0,25 L
Dit : massa NaCl
Jawab : G= M . V . BM
= 1M . 0,25 L . 58,5
= 14,625 gr
24
4.2 Pembahasan
Campuran zat-zat yang homogen disebut larutan yang memiliki
komposisi merata atau serba sama diseluruh bagian volumenya. Suatu
larutan mengandung satu zat terlarut atau lebih dari satu pelarut.Zat
terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut
adalah komponen yang terdapat dalam jumlah yang banyak.Banyaknya zat
terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh dalam jumlah tertentu
pelarut dalam temperatur konstan disebut kelarutan. Adapun faktor yang
mempengaruhi kelarutan zat padat yaitu:
1. Temperatur atau suhu, umumnya kelarutan akan naik dengan
kenaikan suhu. Meskipun beberapa hal terjadi sebaliknya.
2. Pelarut, kebanyakan garam lebih larut dalam air murni daripada
pelarut organik.
3. Ion sekutu, ion yang merupakan salah satu bahan endapan. Pada
umumnya dapat dikatakan bahwa kelarutan suatu endapan akan
berkurang jika salah satu ion sekutu terdapat dalam jumlah yang
berlebihan.
4. pH kelarutan garam dari asama bergantung pada pH larutan.
5. Kompleks, dalam hal ini kelarutan mula-mula turun karena
pengaruh ion esjenis kemudiaan naik karena pembentukan
kompleks menjadi nyata.
6. Konsentrasi, bila konsentrasu lebih kecil dari kelarutan, zata padat
akan terurai dan sebaliknya bila konsentrasi melibihi dari kelarutan
maka akan terjadi pengendapan.
Dalam pelarut NaCl, didalam pelarut air terjadi interaksi ion dipole
antara senyawa ion dengan molekul air.Molekul air bersifat polar dengan
muatan negatif terpusat pada atom oksigen. Pada proses pelarutan NaCl
kutub negarif akan mengapung Na+ yang bermuatan positif dan hidrogen
mengapung Cl- yang bermuatan negatif. Jika interasi ion dipole lebih besar
dari gaya tarik antara ion dan gaya antar molekul air maka proses
pelarutan akan berlangsung. Dalam hal ini akan terbentuk ion tersolvasi
dari senyawa NaCl yaitu Na+ dan Cl-.
25
Dalam proses pembuatan larutan CH3COOH dengan menambahkan
akuades kedalam labu ukur sampai pada titik tera, terjadi reaksi ketika
diencerkan. Hal ini terjadi asam cuka bersifat pelarut protik hdrofilik
(polar) mirip seperti air dan etanol. Asam cuka memiliki konstanta
dielektrik yang sedang sehingga ia bisa melarutkan baik senyawa polar
maupun senyawa non polar. Asam cuka bercampur dengan mudah dengan
pelarut pola atau non polar lainnya seperti air, kloroform dan heksana.Sifat
kelarutan dan kemudahan bercampur dari asam cuka ini. Atom hidrogen
(H) pada gugus karboksil (-COOH) dalam asam karboksilat seperti asam
cuka dapat dilepaskan sebagai ion H+ (proton), sehingga memberikan sifat
asam. Asam cuka adalah asam lemah monoprotik. Dari hasil perhitungan
massa diperoleh bahwa, massa NaCl dengan konsentrasi 1M dan volume
250mL diperoleh massa seberat 14,625gr. Pada konsentrasi CH 3COOH
25% dan ingin diubah menjadi 20% dengan volume 250mL didaatkan
volume sebesar 200mL.
26
V. Kesimpulan dan Saran
V.1. Kesimpulan
Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu harus
diperhatikan apabila dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan
yang diinginkan. Berapa volume atau massa larutan yang akan
dibuat. Untuk mengetahui berapa gram bahan padat yang dibutuhkan
dalam jumlah pelarut yang telah di tentukan.
Dalam menentukan konsentrasi larutan yaitudengan memperhatikan
konsentrasi awal larutan, massa larutan, dan massa pelarut yang
digunakan dan konsentrasi akhir larutan. Konsentrasi larutan
merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat
terlarut dan pelarut. Ada beberapa cara mentukan konsentrasi suatu
larutan yakni fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta
ditambah dengan persen volume.
V.2. Saran
Hendaknya para praktikan bersifat teliti dan meminimalisir
kesalahan sekecil apapun sehingga hasil yang didapatkan lebih
akurat.
Praktikan diharapkan untuk bersabar dan tekun dalam
praktikum.
27
Daftar Pustaka
I. Tujuan
1. Memperoleh pengalaman dalam mencatat dan menjelaskan pengamatan
percobaan
2. Mengembangankan keterampilan dalam menangani alat kaca dan
mengalihkan bahan kimia padat maupun campuran.
3. Membiasakan diri dengan tata cara keselamatan kerja di laboratorium.
4. Menentukan koefesien reaksi penguraian KCLO3.
5. Menghitung volume molar gas oksigen dalam keadaan STP.
6. Menghitung persentase O2 dalam KCLO3
II. Landasan Teori
Kimia sebagai ilmu pengetahuan baru di kenal sejak manusia mengenal
peradaban, orang orang cina, india, Mesopotamia, dan Mesir telah dapat
mengekstralkan logam dari biji biji logam, membuat zat warna, meramu
obat-obatan, membuat benda-benda keramik,membuat minuman keras,dan
membalsem mayat. Namun, mereka tidak berusaha untuk memahami sifat
benda yang digunakannya. Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari materi,
yaitu sifat- sifatnya, komposisi, struktur, dan perubahan yang di ambilnya, serta
energi yang timbul atau diserap selama terjadi perubahan tersebut. Proses
pengembangan kimia yang berlangsung secara induktif ini dapat dilihat dari
struktur ilmu kimia melalui kegiatan pengamatan dan eksperimen.kimia
merupakan kumpulan data dan fakta mengenai sifat sifat zat(Lubna, 2014 ; 77).
Setiap zat mengalami proses berbagai proses berbagai kimia
berlangsung dapat dibagi dalam 4 kelompok proses yaitu stoikiometri
,energetika ,struktur ,dinamika.
A. Stoikiometri
Bersumber dari asas kekekalan massa (hukum lavoiser) dan memasalahkan
satuzat kesetaraaan nya dengan yang lain dalam suatu perubahan kimia dalam
bentuknya yang sederhana adalah kemampuan melengkapi koefesien-koefesien
dalam suatu reaksi kimia.
a) Energetika
Bersumber dari asas kekekalan massa (hukum lavoiser) dan
memasalahkan satu zat kesetaraaannya dengan yang lain dalam
29
b) Stuktur
Memasalahkan molekul atau zat yaitu bagaimana bagian dari dari zat
tersebut tersusun satu dengan yang lain dalam ruang dan banyak bersumber
dari teori kuantum.
c) Dinamika
Memasalahkan peranan waktu dalam perubahan sifat zat dalam perubahan
sifat zat yang terkait,baik dengan proses dinamika dalam mekanika klasik
maupun kuantum(Lidya.2005:76).
C. Konsep Mol
Mol (n) adalah jumlah yang di dapat di setarakan artinya dengan
lusin ,satu mol berisi 6,0210 partikel. Mol dapat dirumuskan sebagai
n =massaunsur An =jumlah partikel
Mr unsurAB
30
3.1.2 Bahan
1. KCL O3 0,2 gr
2. Mn O2 0,03gr
3. N H 4 Cl
4. CaC L2
5. H2 O
6. Merkiri II Nitrat
7. CuS O4
32
3.2 Skema kerja
a. Percobaan Penguraian KCLO3
3
KCl O
-disiapkan
-ditimbang 0,2 gram
-dimasukan ketabung reaksi
-ditambahkan
2
Mn O
-disiapkan
-ditimbang 0,1 gr
-dihomogenkan
KCl O3 dan Mn O2
-dipanaskan
-ditimbang
-dicatat
Hasil
33
b. Percobaan panas dan dingin
Ammonium klorida
-dimasukkan ketabung reaksi
-diisi air
-diamati bagian bawah
-dicatat
Hasil
Kalsium
Klorida
-dimasukkan ketabung reaksi
-diisi air
-dipegang bagian bawah tabung
-dicatat
Hasil
34
e. percobaan busa hitam
Gula Pasir
35
IV. Hasil DanPembahasan
4.1 Data dan perhitungan
sempurna .akan tetapi , karena penguapannya tidak terlalu besar sehigga sulit
untuk mengaliri air ke selang karet dan pipa kaca pendek , percobaan ini
dianggap berhasil karena adanya penguapan tersebut.
abu-abu berubah menjadi warna orange atau seperti warna karat .hal tersebut
dapat terjadi karena reaksi redoks. CuS O4 berperan sebagai oksidator yang
mengoksidasi logam besi sehingga logam besi menjadi berkarat.
Pada Percobaan Busa Hitam kita mereaksikan gula (C 6 H 12 O6 )
hitam dihasilkan oleh percampuran gula dengan asam sulfat. Ini disebabkan
gugus c o ada gula yang dibakar oleh asam sulfat sehingga ikatan gulanya
terputus.
38
1.Pengamatan ilmiah
Larutan biru yang terdapat dalam labu Florence di kocok berubah warna
dari biru pekat menjadi biru muda kemudian bening dan terakhir larutan
tersebut berwarna kuning ,hal ini terjadi karena larutan biru metil
bereaksi dengan kolt.
b.Asbut tembaga
c.Busa hitam
d.Kalor
Percobaan ini tidak kami lakukan.
e.Bahaya air
Setelah NH4Cl dan CaCl2 di tambahkan dengan air pada bagian bawah
tabung reaksi dingin dan panas .hal ini terjadi karena ada rx endoterm
dan eksoterm. 39
Dalam percobaan ini paku berkarat dan terdapat gelombang dan dapat
kami simpulkan Ca aktif dan paku besi tidak aktif.
h.Paku tembaga
Dalam percobaan ini ,paku berkarat dan terdapat setelah paku di rendam
karena paku tersebut mengalami oksidasi.
1.Katalis yang di gunakan dalam reaksi ini terlalu sedikit sehingga reaksi
sangat lambat.
40
V. Kesimpulan Dan Saran
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Acmad.Hiskia.2004.Kimia Dasar.Bandung:CitraAdityaBakti.
42
LAMPIRAN
Pertanyaan Pra-Praktek
1. Dengan kata kata sendiri, definisikan istilah berikut : kimia, percobaan,
hipotesis, ilmu, hukum ilmiah, metode ilmiah dan teori
Jawaban :
Kimia adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang
materi,serta energi yang menyertai perubahan materi tersebut
Percobaan adalah suatu usaha yang dilakukan menguji,
menganalisis, suatu masalah atau hal sehingga didapatkan
kebenarannya.
Hipotesis adalah fakta-fakta yang belum teruji kebenarannya secara
empiris ,maka penjelasan iresional yang diajukan untuk sementara.
Ilmu adalah dasar untuk mempelajari sebuah masalah
Hukum ilmiah adalah data yang terkumpul disusun menjadi pernyataan
umum yang disimpulkan dari pengamatan fakta percobaan.
Metode ilmiah adalah prosedur atau cara mendapatkan suatu kebenaran
yang berlaku umum dari pengamatan.
Teori adalah suatu penuntun untuk melakukan eksperimen baru
yang menghasilkan fakta baru ,hukumbaru dan akhirnya teori baru.
2. Mana dari bahan kimia berikut yang perlu ditangani dengan hati hati
dan sebutkan bahayanya : asam pekat, alkohol, amonium nitrat, kalsium
klorida, bahan kimia organik dan air suling
Jawaban :
Asam pekat = Berbahaya ,karena dapat membuat keracunan ,kulit
terbakar dan iritasi
Alkohol = Berbahaya, karena dapat menyebabkan mual
keracunan,dan mudah terbakar.
Amunium Nitrat = Berbahaya, karena bila terkena kulit akan melepuh
Kalsium Klorida = Berbahaya ,karena dapat menyebabkan rasa gatal,
kulit mengekupas dan iritasi.
Bahan kimia organik = Berbahaya,karena dapat menyebabkan rasa
pusing dan mual
Air suling = Berbahaya, karena jika terkena bahan mudah terbakar akan
meledak.
3. Apa yang anda lakukan bila bahan kimia terpecik ke mata anda?
Jawaban : 43
Jika bahan kimia mengenai mata ,seggalah mencuci mata dengan air
sebanyak banyak nya dan laporkan segera ke Asisten laboratorium.
4. Tuliskan persamaan reaksi kimia untuk reaksi yang terjadi bila
KCl O3 dipanaskan ?
Jawaban :
2 KCl O 3 2KCL + 3 O2
Jawaban :
Pupuk HCL, Pelapis korek api, Kembang api, Bahan peledak
44
PERHITUNGAN
Volume MolarO2dan % dalam KClO3
*tekanan volumeO2kering
=Ptotal PH2O
=760 mmHg30,04
=729,96 mmHg
*Volume
O2padaS
TP
PV=n.R.
n=PV
RT
*Volume molarO2
Vo2= 0,039=11,06
Vo2 0,003525
*PersentaseO2dalam KClO3
MassaKClO3=0,287
2
MassaO2 =MolO =0,003525=0,00011
2 ArO 32
% =0,000011100%0,2=0,0022gr
45
PERCOBAAN IV
GOLONGAN DAN IDENTIFIKASI
I. Tujuan
2. Mengamati uji nyala reaksi beberapa unsur alkali dan alkali tanah
4. Menganalisis larutan anu yang mengandung alkali atau alkali tanah dan
halida
Suatu zat dapat berupa unsur atau senyawaunsure(elemen adalah suatu zat
yang tidak dapat lagi dipisahkan menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan
cara kimia, saat ini sebanyak 113 unsur telah diidentifikasikan.delapan puluh
tiga diantaranya didapat secara alami.sisanya telah dibuat oleh para ilmuan.
46
Logam alkali dalam keluarga golongan 1A dari tabel berkala dan logam
alkali tanah dari keluargaIIA dinamakan demikian karena kebanyakan oksigen
dan hidroksida nya termasuk diantaranya basa (alkali)yang palingkuat.
Cirikhas yang paling mencolok dari logam alkali dan alkali tanah
adalah kereaktifannya yang luar biasa besar karena logam-logam tersebut
sangat aktif sehingga logam tersebut tidakterdapat sebagai unsur, bila
bersentuhan denganudara atau air, taksatupun unsur golongan IAdanIIA
didapat di alam dalam keadaan unsur yang keadaan unsur terdapat pada
keadaan ion positif (+2), unsur yang teraksitasi, karena pemanasan ataupun
karena sebab lainnya, memancar elektromagnetik yang disebut spektrum
emisi(Michael Purba,2007:14)
Halida hampir semua logam telah dikenal, termasuk flourida bahkan dari gas
mulia. Kripton,dan Xenon, Baron triflorida BF3 adalah gas yang tak bewarna
(mp-1270C dan bp-1000C)yang memiliki bau mengiritasi dan
beracun.digunakan sebagai katalis untuk poli meri kationik.
Tetra fluoborat BF4- adalah anion tetra hidrat yang berbentuk sebagai
BF3 denganlogam alkali,garam perak NOBF4 serta asam bebas HBF4
mengandung anion ini(Francis M.Miler,2004:167)
47
dalam golongan alkali tetapi juga dapat ditempatkan pada gologan VIII
bersama-sama karena alasan yang sama(Sukardjo,2004:42)
Pada tahun 1869, pakar kimia rusia, Dmiry Mendelev dan pakar kimia
jerman Julius Lothar Meyer, bekerj asecara terpisah menyusun table unsure-
unsure berdasarkan kemiripan sifat nya. Penyusunan table unsur-unsur
dilakukan oleh Mendelev didasarkan sifat kimia unsur (berat atom) Lothar
meyer melakukan penusunan berdasarkan sifat fisik unsur(masa jenis unsur)
walaupun dasarnya berbeda hasil yang diperoleh dari kedua ilmuan itu tidak
jauh berbeda, hanya saja Mendelav lebih dahulu mempublikasikan hasil
karyanya, sehingga tabel priodik unsur Mendelev lebih dikenal oleh
masyarakat kima(Yayan sunarta,2010:33)
3.1.1. Alat
1.Gelas ukur
2.Tabung reakksi
3.Kawat nikrom
4.Bunsen
5.Pipet tetes
3.1.2 Bahan
10.Larutan( Barium,Kalsium,Litium,Kalium,Natrium,Stronsium)
12.Amonium sulfat 1 ml
23.HSO4 1 tetes
50
3.2. Skema kerja
Dicatat pengamatan
Larutan (Kalsium,Litium,Kalium,Natrium,Stronsim)
Dicatat pengamatan
1 ml Larutann
Ca,Li,K,Na,Sr
Hasil
52
Hasil
53
Hasil
54
IV Hasil dan Pembahasan
4.1 Data dan Perhitungan
C. Reaksi-Reaksi Halida
- Zat X
Warna nyala zat X adalah orange kekuningan
56
4.2 Pembahasan
57
58
C. Reaksi-reaksi Halida
Pada penambahan zat Natrium Klorida dan gas Klorida terdapat warna
bening karna pada reaksi tetap menghasilkan gas yang sama artinya
penambahan keua gas tersebut tidak mempengaruhi apapun. Pada penambahan
zat Natrium Bromida dan gas Bromida didapat warna nyala berwarna kuning
dan kedua zat tersebut bereaksi dengan reaks:
Pada penambahan zat Natrium Iodida dan gas Klorida bewarna ungu,
kedua zat ini bereaksi dengan reaksi:
59
- Zat X
Warna nyala zat X adalah orange kekuningan
60
5.1 Kesimpulan
1. Garam-garam pada golongan Alkali dan Akali tanh pada uji nyala dapat
dihasilkan warna yaitu,Ca warna jingga-merah, Ba warna hijau,K
warna ungu dan Na warna kuniing
2. Garam-garam dari Alkali dan Lkali tanah ada yang dapat bereaksi
danada pula yang tidak dapat bereaksi dengan zat (NH4)2CO3 ,
(NH4)3PO4, (NH4)2SO3. (NH4)2CO3dapat berekasi dengan CaCl2 dan
BaCl2sedangkan KCl dan NaCl tidak,sedangkan yangdapat bereaksi
dengan (NH4)2SO3 adalah BaCl2sedangkan CaCl2,KCl dan NaCl
tidakk dapat bereaksi
3. Pada reaksi halida CCl4,air Klorin, HNO3 menghasilkan warna yang
berbeda tergantung dengan senyawa halida yang digunakan yaitu NaCl
bewarnaputih,NaBr bewarna kuning,dan NaI bewarna pekat (orange)
4. Pada golongan 1A tidak terjadi pengendapan. Hal ini berarti tidak
terjadi reaksi karna golongan 1A tidak menghasilkan endapan dan
membentuk basa-basa kuat. Sedangkan golongan II A terjadi endapan
karna beraksi dalam pelarut membentuk basa lemah dan penentuan
larutan anu dapat di ketahui berdasrkan sifat nya.
5.2 Saran
61
DAFTAR PUSTAKA
Jawab:
CaCl2 + (NH4)2CO3 CaCO3+2NH4Cl
NaCl + C NaCl + Cl
2NaBr + Cl2 2 NaBr + Br2
63
64
PERCOBAAAN V
PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN DAN
MELALUI PENGENDAPAN
I.Tujuan
1. Memisahkan campuran dengan cara sublimasi, ekstraksi, dekantasi,
kristalasi dan kromatografi.
2. Mengendapkan barium klorida dan menentukan persentase hasildari
barium kromat.
3. Menentukan persentase barium klorida dari campuran.
4. Mendalami dan menggunakan hukum stoikiometri dalam reaksi kimia.
5. Mengembangkan keterampilan menyaring dan memindahkan endapan.
II.Teori
Kebanyakan materi yang tedapat dibumi ini tidak murni,tetapi berupa
campuran dari beberapa komponen. Contohnya,tanah terdiri dari berbagai
senyawa dan unsur baik dalam wujud padat,cair,gas.
Untuk memperoleh zat murni kita harus memisahkannya dari
campurannya. Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika atau
kimia, satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain sehingga dapat
dipisahkan. Cara atau teknik pemisahan campuran pada jenis, wujud dan sifat
komponen yang terkandung didalamnya. Jika komponen berwujud padat dan
cair, misalnya pasir dan air, dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan
bermacam-macam, mulai dari porinya yang besar sampai yang sangat halus,
contihnya kertas saring dan selaput semipermeabel. Kertas saring dipakai unuk
memisahkan endapan atau padatan dari pelarutnya.Campuran homogen, seperti
alkohol dalam air, tidak dapat dipisahkan dengan saringan,karena partikelnya
lolos dalam pori-pori kertas saring dan selaput semipermeabel. Campuran
seperti itu dapat dipisahkan dengan cara fisika yaitu
destilasi,rekristalisasi,ekstraksi,kromatografi (Syukri,1999:15).
65
Suatu materi yang tersusun atas dua atau lebih zat dengan komposisi tidak tetap
dan masih memiliki sifat-sifat zat asalnya dinamakan campuran. Campuran
dapat digolongkan kedalam campuran serbaneka (heterogen) dan campuran
serbasama (homogen).
Suatu materi dikatakan campuran serbaneka jika materi tesebut memiliki
komponen penyusun yang dapat dibedakan, dan sifat masing- masing
komponen masih tampak. Suatu materi campuran sikatakan serbasama apabila
keseluruhan materi penyusun cmpuran itu tidak dapat dibedakan satu dengan
yang lainnya,tetapi sifat masing- masing komponen masih tampak.
Terdapat beberapa cara yang dapat diterapkan untuk memisahkan campuran
secara fisik diantaranya
- Penyaringan : Teknik ini biasanya digunakan untuk memisahkan
campuran padat-cair. Dalam reaksi kimia yang menghasilkan endapan
padatan yang dihasilkan dapat dipisahkan dari cairannya menggunakan
teknik penyaringan. Dalam penyaringan, zat yang lolos saringan
dinamakan filtrat dan yang tersaring dinamakan residu.
- Rekristalisasi : Teknik ini biasa digunakan untuk memperoleh kristal
murni yang tercampur dengan pengotornya.
- Distilasi : Teknik ini biasanya digunakan untuk memisahkan campuran
dalam bentuk cair, seperti air laut, yang merupakan campuran garam-
garam yang terlarut dalam air. Prinsip distilasi didasarkan pada
perbedaan titik didih komponen penyusun campuran.
- Kromatografi : Dalam industri,teknik kromatografi ini digunakan.
Teknik kromatografi ini,gagasannya sederhan tetapi caranya beragam,
metoda ini dapat diterapkan untuk berbagai senyawa. Hampir setiap
campuran mulai dari ukuran molekul kecil sampai besar dapt
dipisahkan,berdasarkan sifat komponen campuran. Sifat utama yang
terlibat yaitu : kelarutan, penyerapan atau adsorpsi, dan keatsirian atau
kemudahan menguap.(Sunarya,2010:15-17)
66
Berdasarkan tahap proses pemisahan, metode pemisahan dapat dibedakan
menjadi dua golongan, yaitu
- Metode pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara
satu tahap. Proses ini terbatas untuk memisahkan campuran atau larutan
yang relatif sederhana.
- Metode pemisahan kompleks memerlukan beberapa tahapan kerja,
diantaranya penambahan bahan tertentu,pengaturan proses mekanik
alat, dan reaksi-reaksi kimia yang diperlukan. (Harale,2003:94).
Salah satu reaksi yang umumnya berlangsung daam larutan berair adalah
reaksi pengendapan yang cirinya adalah terbentuknya produk yang tak
larut,atau endapan.Endapan adalah padatan tak larut yang terpisah dari larutan.
Reaksi pengendapan biasanya melibatkan senyawa-senyawa ionik. Misalnya
ketika larutan timbal nitrat (Pb(NO3)2) ditambahkan kedalam larutan natrium
iodida (NaI), akan terbentuk endapan kuning timbal iodida (PbI2).
Pb(NO3)2(aq) + 2 NaI(aq) PbI2(s) + 2NaNO3(aq)
Natrium nitrat tertinggal dalam larutan.
Apakah endapan akan terbentuk ketika dua larutan dicampurkan atau
ketika satu senyawa ditambahkan ke dalam satu larutan ?
Hal itu bergantung pada kelarutan dari zat terlarut,yaitu jumlah maksimum zat
telarut yang akan larut dalam sejumlah tertentu palarut dalam suhu tertentu.
Dalam konteks kualitatif,ahli kimia membagi zat-zat sebagai dapat larut,
sedikit larut, atau tak dapat larut(Chang,2004:92-93)
Suatu zat dapat dipisahkan dari campurannya karena mempunyai
perbedaan sifat. Hal ini dinamakan dasar pemisahan. Beberapa dasar
pemisahan campuran antara lain sebagai berikut :
1. Ukuran partikel
Bila ukuran partikel zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang tidak
diinginkan (zat pencampur) dapat dipisahkan dengan metode filtrasi
(penyaringan). Jika partikel zat hasil lebih kecil daripada zat pencampurnya,
maka dapat dipilih penyaring atau media berpori yang sesuai dengan ukuran
partikel zat yang diinginkan. Partikel zat hasil akan melewati penyaring dan
zat pencampurnya akan terhalang. 67
2. Titik didih
Bila antara zat hasil dan zat pencampur memiliki titik didih yang jauh
berbeda dapat dipishkan dengan metode destilasi. Apabila titik didih zat
hasil lebih rendah daripada zat pencampur, maka bahan dipanaskan antara
suhu didih zat hasil dan di bawah suhu didih zat pencampur.
3. Kelarutan
Suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu
zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda.Dengan melihat
kelarutan suatu zat yang berbeda dengan zat-zat lain dalam campurannya,
maka kita dapat memisahkan zat yang diinginkan tersebut dengan
menggunakan pelarut tertentu.
4. Pengendapan
Suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam suatu
campuran atau larutan tertentu. Zat-zat dengan berat jenis yang lebih besar
daripada pelarutnya akan segera mengendap.Jika dalam campuran
mengandung lebih dari satu zat yang akan kita inginkan, maka digunakan
metode presipitasi. Metode presipitasi biasanya dikombinasi dengan metode
filtrasi(Hendayana,2006:1-2)
68
III.Prosedur Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1.Cawan penguap
2.Gelas piala 150 ml
3.Gelas piala 250 ml
4.Timbangan
5.Kaca arloji
6.Bunsen
7.Bejana kromatografi
8.Kertas saring
9.Pipa kapiler
9.Gunting
10.Kaki tiga dan kasa
3.1.2 Bahan
1.NH4Cl 0,1 gram
2.NaCl 0.1 gram
3.SiO2 0,1 gram
4.Air suling
5.Butanol
6.Asam asetat
7.K2CrO4
8.BaCl2
9.Tinta hitam,biru,merah
10.Pelarut eluen
69
3.2 Skema Kerja
3.2.1 Pemisahan komponen dari campuran
3.2.1.1Pemisahan dengan cara konvensional
Hasil
70
Eluen
Disediakan bejana kromatogafi atau gelas piala
150 ml
Diisi bejana dengan pelarut (eluen)
Ditutup dengan kaca arloji untuk menjenuhkan
bejana dengan eluen
Digunting kertas saring dengan ukuran 310 cm
Dibuat garis (38,5 cm) dengan pensil pada jarak
1-1,5 cm dibagian bawah kertas, buat noda
Diukur tinggi kertas
Digantungkan kertas saring yang telah diberi
noda dalam bejana kromatogafi, dengan noda
harus berada diatas permukaan pelarut
Dibiarkan sampai diperoleh pemisahan yang baik
Dibiarkan bergerak sampai 1cm menjelang tepi
atas kertas saring
Ditentukan harga R1 yang diperoleh
Hasil
71
BaCl2
Ditimbang gelas piala 250 ml, dicatat bobotnya
Dimasukkan kira-kira (0,8-1,2 g) BaCl2 dan
timbang
BaCl2 + air
suling
Diaduk sampai larutan homogen
Hasil
72
BaCl2
Didapatkan campuran yang mengandung BaCl2
Dicatat bobotnya
Dihitung prosedur A
Dihitung massa BaCl2 dalam campuran itu
Dicari persentase BaCl2 dalam campuran semula
Hasil
73
IV.Hasil dan Pembahasan
4.1 Data Hasil Pengamatan
4.1.1 Pemisahan dengan Cara Konvensional
Alat + Bahan Massa (gr)
Bobot cawan + kaca arloji + NaCl 94,66
Bobot cawan + kaca arloji + NaCl 94,4
Bobot cawan + kaca arloji 94,16
Bobot NaCl 0,26
Bobot cawan + SiO2 64,36
Bobot cawan + SiO2 64,02
Bobot SiO2 0,34
Persen bahan yang terpisahkan
grzatyangterbentuk 0,34
SiO 2= 100 = SiO 2= 100 =68
grsampel 0,5
grzatyangterbentuk 0,26
NaCl= 100 = NaCl= 100 =52
grsampel 0,5
74
4.1.3 Analisis melalui Pengendapan
4.1.3.1 Persentase Hasil Barium Kromat
Alat dan Bahan Massa (gr)
Bobot gelas piala + BaCl2 106,6567 gr
Bobot gelas piala 105,5183 gr
Bobot BaCl2 1,1384 gr
Bobot kertas saring + endapan 1,8431 gr
BaCrO4
Bobot kertas saring 0,8297 gr
Bobot endapan BaCrO4 -
Hasil nyata endapan BaCrO4 1,0134 gr
Perhitungan persentase hasil -
Persen hasil BaCrO4 72%
75
4.2 Perhitungan
4.2.1 Pemisahan dengan Cara Konvensional
Diketahui : bobot sampel NaCl = 0,5 gr
bobot cawan + kaca arloji + NaCl (sebelum) = 94,66 gr
bobot cawan + kaca arloji + NaCl (sesudah) = 94,4 gr
Ditanya : % bahan yang terpisahkan
Jawab :
Bobot NaCl = (bobot cawan + kaca arloji + NaCl sebelum)
(bobot cawan + kaca arloji + NaCl sesudah)
Bobot NaCl = 94,66 94,4 = 0,26 gr
grzatyangterbentuk
NaCl= 100
grsampel
0,26
NaCl= 100 =52
0,5
0,34
SiO 2= 100 =68
0,5
76
4.2.2 Pemisahan dengan kromatografi
a.Spidol Hitam
Diketahui : Jarak yang ditempuh = 7 cm
Jarak yang ditempuh zat (orange) = 1 cm
Jarak yang ditempuh zat (ungu) = 0,3 cm
Jarak yang ditempuh zat (biru tosca) = 1,3 cm
Ditanya : Rf..........?
Jawab
Jarak yang ditempuh zat (orange)
Rf =
Jarak yang ditempuh zat pelarut
1
Rf = =0,14
7
0,3
Rf = =0,04
7
b.Spidol Merah
Diketahui : Jarak yang ditempuh = 7 cm
Jarak yang ditempuh zat (orange) = 2,5 cm
Jarak yang ditempuh zat (kuning) = 2,2 cm
Ditanya : Rf..........?
Jawab
Jarak yang ditempuh zat (orange)
Rf =
Jarak yang ditempuh zat pelarut
2,5
Rf = =0,36
7
77
Jarak yang ditempuh zat ( kuning)
Rf =
Jarak yang ditempuh zat pelarut
2,2
Rf = =0,31
7
c.Spidol Biru
Diketahui : Jarak yang ditempuh = 7 cm
Jarak yang ditempuh zat (ungu) = 1,8 cm
Jarak yang ditempuh zat (biru tua) = 1,5 cm
Jarak yang ditempuh zat (biru tosca) = 1 cm
Ditanya : Rf..........?
Jawab
Jarak yang ditempuh zat (ungu)
Rf =
Jarak yang ditempuh zat pelarut
1,8
Rf = =0,26
7
Jarak yang ditempuh zat (birutua)
Rf =
Jarak yang ditempuh zat pelarut
1,5
Rf = =0,21
7
1
Rf = =0,14
7
78
4.2.3 Persentase Hasil Barium Kromat
Diketahui : bobot BaCl2 = 1,1384gr
bobot endapan BaCrO4= 1,0134 gr
Ditanya : % hasil ?
Jawab :
BaCl2 + K2CrO4 BaCrO4 + 2KCl
massa 1,13 3
mol BaCl2= = =5,4 10
Mr 208
koefisienyangditanya
mol BaCrO4 = mol BaCl2
koefisienyangdiketahui
1 3 3
mol BaCrO4 = 5,4 10 =5,4 10
1
massa BaCrO4 = mol x Mr
3
= 5,4 10 261
= 1,4094 gr
grpraktek
BaCrO 4= 100
grteoritis
1,0134
BaCrO 4= 100 =72
1,4094
79
4.2 Pembahasan
Pemisahan dan pencampuran adalah proses pemisahan dua zat atau lebih
yang saling bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang
telah tercampur atau tercemar.Campuran adalah setiap contoh materi yang
tidak murni,yaitu bukan sebuah unsur atau sebuah senyawa. Susunan suatu
campuran tidak sama dengan sebuah zat, dapat bervariasi campuran dapat
berupa homogen dan heterogen. Cammpuran dapat dipisahkan melalui
peristiwa fisika dan kimia. Pemisahan secara fisika tidak mengubah zat selama
pemisahan.Secara kimia, satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain
sehingga dapat dipisahkan. Campuran dapat dipisahkan menggunakan berbagai
macam metode. Metode-metode tersebut yaitu
pengayakkan,penyaringan,senrifungsi,evaporasi, pemisahan campuran dengan
menggunakan magnet,sublimasi,destilasi dll.Endapan adalah padatan tak larut
yang terpisah dari laruta. Reaksi pengendapan biasanya melibatkan senyawa-
senyawa ionik.
Pada praktikum ini, praktikan melakukan pemisahan campuran dengan
beberapa metode :
A.Pemisahan dengan cara konvensional
Percobaan ini dilakukan sesuai dengan prosedur percobaan. Namun pada
percobaan ini ketersediaan bahan tidak lengkap, jadi praktikan menggunakan
NaCl 0,5 gr dan SiO2 0,5 gr. Setelah semua ditmbang dicampurkan NaCl dan
SiO2 dan setelah itu diberi air. Kemudian campuran tersebut diaduk untuk
melarutkan bahan-bahan tersebut. Setelah didekantasi campuran tersebut. Pada
percobaan ini digunakan kertas saring untuk memisahkan campuran yaitu
antara endapan dengan cairan/larutan. Setelah dipisahkan antar
keduantya,kemudian masing-masing zat tersebut dipanaskan hingga tidak ada
lagi ar dan berbentuk kristal. Dan pada endapan juga dipanaskan hingga sampai
benar-benar mengkristal.
Setelah masing-masing dipanaskan dan membentuk kristal. Praktikan baru bisa
menentukan endapan. Namun,perlu diketahui terlebih dahulu bahwa yang
berbentuk larutan tersebut yaitu NaCl, karena NaCl ataupun garam dapur ini
larut didalam air. Sedangkan yang berbentuk endapan adalah SiO 2, karena SiO2
tidak larut didalam air.
80
Untuk mengetahui persen bahan yang terpisahkan yaitu
grzatyangterbentuk
zat=
grsampel
Seperti halnya pada NaCl bobot cawan yang digunakan yaitu 64,68 gr,
bobot kaca arloji yaitu 29,48 gr. Sedangkan sampel NaCl sebelum dipanaskan
0,5 gr. Untuk mengetahui gr zat yang terbentuk, dilakukan penimbangan
setelah pemanasan dan diperoleh hasil 94,4. Setelah mengetahui hasil
penimbangan tersebut maka praktikan dapat mencari massa zat yang terbentuk
dengan cara
gr zat terbentuk = bobot awal bobot akhir
= 94,66 94,4 =0,26 gr
Kemudian baru bisa dicari % bahan yang terpisahkan dengan cara :
grzatyangterbentuk
NaCl= 100
grsampel
0,26
NaCl= 100 =52
0,5
1
Rf = =0,14
7
Dari nilai Rf tersebutlah dapat diketahui bahwa warna yang timbul orange.
82
koefisienyangditanya
mol BaCrO4 = mol BaCl2
koefisienyangdiketahui
1
mol BaCrO4 = 5,4 103=5,4 103
1
= 1,4094 gr
grpraktek
BaCrO 4= 100
grteoritis
1,0134
BaCrO 4= 100 =72
1,4094
1,0134
BaCrO 4= 100 =72
1,4094
Hendayana,Sumar.2006.Kimia Pemisahan.Bandung:Rasda
Harale,Parning.2005.Kimia.Jakarta:Yudhistira
2.Apakah ada cara pemisahan selain yang disebutkan dalam percobaan ini?
Jawaban: ada, yaitu filtrasi, sentrifungsi, destilasi, sedimentasi, evaporasi,
eksraksi zat cair dan destilasi bertingkat.
koefisienyangditanya
mol AgCl= mol MgCl 2
koefisienyangdiketahui
2
mol AgCl= 0,0058=0,0116 mol
1
1,631
AgCl= 100 =98,05
1,6634
Massa 0,789
mol CaCl2= = =0,007
mr 111
1
mol CaCO3= 0,007=0,007
1
0,7 gr
%hasil= =93,3
0,75
PERCOBAAN VI
DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN ELEKTROLIT
I.Tujuan
1. Mengukur daya hantar listrik berbagai jenis senyawa dan larutan pada
berbagai konsentrasi
2. Mempelajari pengaruh jenis senyawa dan konsentrasi suatu larutan
terhadap daya hantar listrik.
Larutan elektrolit terbagi dua yaitu larutan elektrolit kuat dan elektrolit
lemah. Larutan elektrolit kuat yaitu larutan yang banyak ion negatifnya dan
mampu untuk menghantarkan arus listrik berdaya tinggi. Ciri ciri elektrolit
kuat yaitu didalam air terionisasi sempurna, daya hantar listik kuat, dalam
eksperimen lampu menyala terang dan timbul banyak gelembung gas. Contoh
elektrolit kuat yaitu asam kuat (HCl), basa kuat (NaOH), dan garam (NaNO 3).
Sedangkan elektrolit lemah yaitu larutan yang sedikit mampu untuk
menghantarkan arus listrik berdaya rendah. Ciri cirinya didalam air
terionisasi sebagian, daya hantar listrik lemah, dalam ekperimen lampu
menyala redup dan timbul sedikit gelembung gas. Contoh asam lemah
(CH3COOH), basa lemah (NH4OH), garam garam merkuri (Hg+2).(Firdaus
Chan, 2006 : 48)
Larutan adalah campuran yang homogeny dari dua atau lebih zat. Zat yang
jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya
lebih banyak disebut pelarut. Semua zat terlarut yang larut dalam air termasuk
kedalam salah satu dari dua golongan yaitu elektrolit dan non elektrolit.
Elektrolit adalah suatu zat yang ketika dilarutkan kedalam air akan
menghasilkan larutan yang dapat 93
Ciri ciri elektrolit kuat adalah apabila zat terlarut dianggap telah
100% terionisasi menjadi ion ionnya dalam larutan. Asam dan basa juga
merupakan elektrolit. Contoh larutan non elektrolit yaitu larutan urea,glukosa,
glikol, dan alkohol(Raymond Chang, 2004 : 90 91).
3.1.1 Alat :
1.Beker gelas 100 ml
2.Batang pengaduk
3.Rangkaian alat multimeter
4.Gelas ukur 100 ml
5.Gelas ukur 50 ml
6.Kaca arloji
7.Pipet tetes
8.Spatula
3.1.2 Bahan :
1.Akuades
2.NaCl
3.Air jeruk nipis
4.NH4OH
5.NaOH
6.HCl
7.NaBr
8.NaI
9.NH4Cl
10.Minyak tanah
95
25 ml minyak tanah
Hasil
96
Hasil
97
NaI NH4Cl
[M] I V L I V L
mA Volt Ohm-1 mA Volt Ohm-1
0,0 1,6 4,5 0,355 2 4,5 0,444
5
0,1 4,5 4,5 1 2 4,5 0,444
0,5 2,5 4,5 0,555 2,5 4,5 0,555
1,0 1,3 4,5 0,289 - - -
- Larutan NaCl
V = 3 volt
10
I = 10 10 = 10 mA
v 3
R= I = 10 = 0,3
1 1
L= R = 0,3 = 3,33 ohm-1
- Jeruk nipis
V = 3 volt
1,2
I = 10 100 = 12 mA
v 3
R= I = 12 = 0,25
1 1
L= R = 0,25 = 4 ohm-1
Keterangan :
V = tegangan (volt)
R = hambatan (ohm-1 )
99
- NH4OH (0,05 M)
V = 4,5 volt
0,2
I = 10 10 = 0,2 mA
v 4,5
R= I = 0,2 = 22,5
1 1
L= R = 22,5 = 0,044 ohm-1
- NH4OH (0,1 M)
V = 4,5 volt
0,1
I = 10 10 = 0,1 mA
v 4,5
R= I = 0,1 = 45
1 1
L= R = 45 = 0,022 ohm-1
- NH4OH (0,5 M)
V = 4,5 volt
0,6
I = 10 10 = 0,6 mA
v 4,5
R= I = 0,6 =9
1 1
L= R = 9 = 0,111 ohm-1
- NH4OH (1,0 M)
V = 4,5 volt
0,9
I = 10 10 = 0,9 mA
v 4,5
R= I = 0,9 =5
1 1
L= R = 5 = 0,2 ohm-1
- NaOH (0,05 M)
V = 4,5 volt
2,3
I = 10 10 = 2,3 mA
v 4,5
R= I = 2,3 = 1,96
1 1
L= R = 1,96 = 0,5 ohm-1 100
v 4,5
R= I = 2 = 2,25
1 1
L= R = 2,25 = 0,444 ohm-1
- NaCl (1,0 M)
V = 4,5 volt
0,5
I = 10 100 = 5 mA
v 4,5
R= I = 5 = 0,9
1 1
L= R = 0,9 = 1,11 ohm-1
- NaBr (0,05 M)
V = 4,5 volt
3,1
I = 10 10 = 3,1 mA
v 4,5
R= I = 3,1 = 1,45
1 1
L= R = 1,45 = 0,689 ohm-1
- NaBr (1,0 M)
V = 4,5 volt
4
I= 10 10 = 4 mA
v 4,5
R= I = 4 = 1,125
1 1
L= R = 1,125 = 0,888 ohm-1
- NaI (0,05 M)
V = 4,5 volt
1,6
I = 10 10 = 1,6 mA
v 4,5
R= I = 1,6 = 2,81
1 1
L= R = 2,81 = 0,355 ohm-1 101
- NaI (0,1 M)
V = 4,5 volt
4,5
I = 10 10 = 4,5 mA
v 4,5
R= I = 4,5 =1
1 1
L= R = 1 = 1 ohm-1
- NaI (0,5 M)
V = 4,5 volt
2,5
I = 10 10 = 2,5 mA
v 4,5
R= I = 2,5 = 1,8
1 1
L= R = 1,8 = 0,555 ohm-1
- NaI (1,0 M)
V = 4,5 volt
1,3
I = 10 10 = 1,3 mA
v 4,5
R= I = 1,3 = 3,46
1 1
L= R = 3,46 = 0,289 ohm-1
- NH4Cl (0,05 M)
V = 4,5 volt
2
I = 10 10 = 2 mA
v 4,5
R= I = 2 = 2,25
1 1
L= R = 2,25 = 0,444 ohm-1
- NH4Cl (0,1 M)
V = 4,5 volt
2
I = 10 10 = 2 mA
v 4,5
R= I = 2 = 2,25
1 1
L= R = 2,25 = 0,444 ohm-1
- NH4Cl (0,5 M)
V = 4,5 volt 102
2,5
I = 10 10 = 2,5 mA
v 4,5
R= I = 2,5 = 1,8
1 1
L= R = 1,8 = 0,555 ohm-1
4.2 Pembahasan
Larutan adalah campuran homogeny dua zat atau lebih yang saling
melarutkan diri dan masing masing zat penyusunnya tidak dapat diedarkan
lagi secara fisik. Larutan ini terdiri dari zat pelarut dan zat terlarut. Berdasarkan
daya hantar listriknya (daya ionisasi) larutan dibagi menjadi dua macam yaitu
larutan elektrolit dan non elektrolit.
Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik
karena zat terlarutnya didalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion ion.
Contoh minyak tanah, H2O, dll.
103
2 2
Anion : Cl-, Br-, I-, SO 4 , NO3 , ClO4 , HSO4 , CO 3 ,
Untuk larutan yang tergolong elektrolit lemah adalah jeruk nipis dan NH4OH.
Pada larutan jeruk nipis dan NH4OH hanya sedikit yang terurai (terionisasi).
Oleh karena itu daya hantar listrik dari larutan tersebut menjadi lemah. Dalam
persamaan reaksi ionisasi elektrolit lemah ditandai dalam panah dua arah
(bolak balik ) artinya tidak semua molekul terurai (ionisasi tidak sempurna).
Proses ionisasinya adalah sebagai berikut :
Sedangkan untuk larutan yang tergolong non elektrolit yaitu minyak tanah,
H2O, dan Kristal NaCl. Minyak tanah dan H2O tidak dapat menghantarkan arus
listrik karena zat terlarutnya didalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion
ion. Kristal NaCl walaupun praktikan ketahui NaCl adalah senyawa ion,
namun saat keadaan Kristal sudah sebagai ion ion tetapi ion ion itu telah
terikat satu sama lain dengan rapat dan kuat sehingga tidak bergerak bebas.
Jadi, dalam keadaan Kristal (padatan) senyawa ion tidak dapat menghantarkan
listrik.
104
Pada senyawa NaCl dilarutkan dalam air, ion ion yang tersusun rapat dan
terikat akan tertarik oleh molekul molekul air dan air akan menyusup disela
butir butir ion tersebut (proses hidrasi) yang akhirnya akan terlepas satu sama
lain dan bergerak bebas dalam larutan. Jadi, itulah sebabnya NaCl dalam
bentuk padatan termasuk zat non elektrolit, sedangkan dalam bentuk larutan
termasuk elektrolit kuat.
105
5.1 Kesimpulan
106
DAFTAR PUSTAKA
Pertanyaan prapraktek
108
Pertanyaan pascapraktek
109
Grafik
Axis Title
- NH4OH
Daya Hantar Listrik
0.25
0.2
0.15
Daya Hantar Listrik
Axis Title
0.1
0.05
0
0.05 0.1 0,5 1
Axis Title
110
- NaI
0.8
0.2
0
0.05 0.1 0.5 1
Axis Title
111
PERCOBAAN VII
Reaksi-Reaksi Kimia dan Reaksi Redoks
I. Tujuan
+ 2++2 H 2 O
2C l + MnO2 + 4 H Cl2 + Mn
112
kekalan massa, pada reaksi tersebut pereaksi C l mengalami kenaikan
2+
mengalami penurunan bilangan oksidasi menjadi M n . Pada suatu reaksi
redoks zat mereduksi zat lain disebut oksidator, sedangkan zat yang
mengoksidasi zat lain disebut reduktor (Epinur, dkk. 2011:47-48).
Hubungan listrik antara dua setengah sel harus dilakukan dengan cara
tertentu. Kedua elektroda logam dan larutannya harus berhubungan secara
sederhana elektroda saling dihubungkan dengan kaeat logam yang
memungkinkan aliran elektroda. Aliran listrik diantara dua larutan harus
berbentuk migrasi ion. Hal ini hanya dapat dilakukan melalui larutan
menjembatani kedua setengah sel. Hubungan ini disebut jembatan garam.
Jemtan garam ini terdiri dari pipa U terbalik yang diisikan dengan elektrolit
yang menghantarkan listrik seperti kalium klorida, dan disumbat dengan kapas
pada kudua ujungnya untuk mencegah aliran mekanis. Jembatan ini
menghubungkan kedua cairan tanpa mencampurnya. Elektrolit dalam jembatan
garam selalu dipilih sedemikian rupa sehingga tidak bereaksi dengan masing-
masing larutan yang dihubungkan , nama alat ini biasa disebut sel galvani atau
sel volta. 113
2+ +
Zn|Z n ||A g ||Ag
3.1.1 Alat
1. Sudip
3. Bunsen
4. Kaki tiga
5. Kawat kasa
6. Tabung reaksi
7. Pipet tetes
3.1.2 Bahan
1. Magnesium
4. Serbuk Cu
8. Kl 0,1 M
115
16. NaOH 10 M
Magnesium
Disiapkan sudip
Disiapkan krus
Disiapkan bunsen
Hasil
Disiapkan bunsen
Hasil
0,1 g Serbuk Cu
Hasil
117
1 ml Kl 0,1 M
1 ml larutan Na3PO4 1 M
Hasil
118
1 tetes Fenolftalein
NaOH 0,1 M
Hasil
119
1 ml HCl 6 M ditambah 19
kristal KmnO4
Hasil
120
2 ml CuSO4 0,5 M
Logam Zn
Logam Cu
Logam Mg
H2O2 0,1 M
H2SO4 1 M
Larutan Kanji
FeCl3 0,1 M
Hasil
122
B. Reaksi penguraian
Ketika dibakar membentuk gumpalan
CuSO4 . 5H2O CuSO4 +
pada dasar tabung warna dari biru
5H2O menjadi putih.
HgI2
Cokelat terdapat sedikit endapan.
3. Al(NO3)3 + 3KIN 3KNO3 +
ALI3 Orenge dengan endapan di bawah.
+3NaNO3
Ada endapan,
5.3Hg(NO3)3+2Na3PO4 Hg3(PO4
larutanberwarnaputihsusu
)2+
6NaNO3
2H2O
3H2O
No Percobaan Pengamatan
1. CuSO4 + logam Zn Terjadi endapan endapan Zn warna sedikit
2. ZnSO4 + logam Cu coklat
Warna berubah menjadi putih bening.
3. Serbuk Mg + Pb(NO3)2
Timbulnya gas yang bannyak,endapan Mg
4. Serbuk Mg + Zn(NO3)2 terakat terasa hangat,warna keruh.
Serbuk Mg + NaNO3 Terdapat sedikit gas dengan endapan sedikit
demi sedikit keangkat keatas suhu dingin,warna
5. H2O2 + H2SO4 + KI + tetap bening.
kanji Warna menjadi kuning pekat dari kuning jernih
6. FeCl3 + H2SO4+ KI +
kanji Kanji kuning menjadi kunig pucat atau kuning
keruh.
125
4.2 Pembahasan
Pada percobaan kali ini kita mengamati perubahan kimia pada reaksi
kimia. Perubahan kimia yang terjadi berupa sifat-sifat fisik pada reaksi kimia
seperti bentuk gas.perubahan warna,dan bentuk endapan. Dalam percobaan
yang kami lakukan didapatkan hasilnya sebagai berikut:
Mg + O2 MgO2
CuSO4.5H2OCuSO4+ 5H2O
126
Mg + 2HCl MgCl2 + H2
Pada percobaan kali ini kami mengisi larutan AgNO3 0,01 M,Hg
(NO3)20,1 M, dan Al (NO3)2 0,1 M. Keempat larutan tersebut kami masukkan
ketabung reaksi yang berbeda untuk setiap larutan kemudian masing-masing
larutan tersebut kami tambahkan Kl 0,1 M 1 mL. Setelah kami amati,ternyata
untuk larutan berubah warna menjadi putih pucat,terdapat endapan karena
adanya AgNO3yang mengendap dilarutan Kl encer,AgNO3mempunyai sifat
padat dari Kl,sehingga terjadi reaksi:
AgNO3+ Kl KNO3 + Ag
127
Pada percobaan ini kami menguji larutan HNO 3 0,1 M,H2SO4 0,1 M,dan
H3PO40,1 M kedalam tabung reaksi yang berbeda untuk setiap larutan. Masing-
masing larutan kami teteskan fenolftalein yang berfungsi sebagai
indicator,kemudian kami tambahkan lagi beberapa tetes NaOH pada setiap
larutan. Pada larutan HNO3terjadi perubahan warna ungu pekat dan pada
larutan H2SO4terdapat endapan ungu keatas,bening dibawah atau hal ini dapat
dikatakan perubahan warna pada larutan ini memisah,serta pada larutan
H3PO4perubahan warna menjadi ungu pudar. Kemudian masing-masing larutan
kami teteskan 10 tetes NaOH,sehingga reaksi yang terjadi adalah:
Pada percobaan ini kami menguji larutan H2SO4 6 M,NaHSO4 0,1 M,dan
HCl 6 M. Masing-masing larutan kami masukkan pada tabung reaksi yang
berbeda,untuk larutan H2SO46 M kami tambahkan KMnO4 0,1 M + tetesan
larutan Na2C2O4 0,1 M,saat larutan H2SO4 6 M kami tambahkan KMnO4ternyata
larutan berubah warna menjadi putih pucat. Sebanyak 20 tetes KMnO4,lalu
kami tambahkan Na2C2O4ternyata larutan tetap berwarna putih pucat. Untuk
tabung kedua larutan NaHSO4+ 1 mL NaOH larutan menimbulkan gelembung
dan ditambahkan KMnO4larutan berubah warna menjadi hijau pekat. Untuk
tabung ketiga,larutan HCl + KMnO4berwarna coklat kemudian ketika
pemanasan larutan tersebut bereaksi berubah warna menjadi ungu pekat.
Hg + Fe(NO3)2 TR
Zn + Ni(OH)2 Zn(OH)2 + Ni
Pb(NO3)2 +K2CrO4 TR
5.2 Saran
129
Daftar pustaka
Erlangga
2) Terangkan arti lambang-lambang berikut: , WR, (s), (l), (g), dan (aq) ?
Jawaban :
a) : reaksi diberi panas.
b) WR : jumlah energi dalam reaksi.
c) (s) : solid untuk fase padat.
d) (l) : liquid untuk fase cair.
e) (g) : gas untuk fase gas.
f) (aq) : aquades untuk fase larutan.
I.Tujuan :
1.Mencari rumus empiris dari suatu senyawa dan menetapkan rumus
molekul senyawa tersebu .
2.Mempelajari cara mendapatkan data percobaan dan cara memakai data
untuk menghitung rumus empiris.
3.Mempelajari sifat sifat senyawa berhidrat.
4.Mempelajari reaksi bolak balik reaksi.
5.Menentukan persentase.
II.Landasan Teori
Rumus kimia menunjukan jenis atom unsure dan jumlah relative
masing masing unsure yang terdapat dalam zat ditunjukkan angka indeks.
Rumus kimia dapat berupa rumus empris dan molekul ,rumus empiris
adalah rumus perbandingan jumlah mol unsur unsur dalam suatu senyawa
sedangkan rumus molekul merupakan rumus kimia yang menggambarkan
jumlah atom dan unsure yang menyusun dalam suatu senyawa.zat yang
mempunyai rumus molekul adalah unsure atau senyawa yang partikel
terkecilnya molekul.
Menetapkan rumus empiris dari percobaan penentuan susunan
senyawa dengan melakukan perbandingan massa unsure unsure dalam suatu
senyawa berdasarkan massa.Rumus empiris a.dalah rumus yang paling
sederhana dan dapat digunakan untuk menghitung bobot rumus senyawa.
Titik bawah (subseripts) dalam rumus empiris dengan bilangan pengali
menghubungkan bobot molekul dengan bobot rumit.
Contoh : senyawa meti l benzoate yang digunakan dalam industry farfum
mengandung 70,58%C,5,93H,dan 23,49%O.berdasarkan
massa.Berdasarkan percobaan ,bobot molekul aya adalah 136.Bagaimana
rumus empiris dan rums molekul metil benzoate ?
Jawab :
Langkah 1.Tentukan massa tiap unsur dalam 100,0 gram contoh menjadi
jumlah mol
Langkah 3.Tulis rumus sementara yang didasarkan jumlah Mol yang baru
ditentukan
(C4H4O)n=136
(68)n=136
n=2
Suatu senyawa kimia ditandai dengan rumusnya.Ada tiga rumus yaitu rumus
empiris,rumus molekul dan rumus struktur rumus empiris suatu senyawa
menunjukan perbandingan yang sederhana dari atom unsure dalam senyawa
itu,Jadi hanya menunjukan jumlah relative atom setiap unsure.
Mula mula ahli kimia menyangka bahwa untuk mengenal suatu senyawa
cukup dengan menggunakan rumus empirisnya.Namun setelah dianalisis
beberapa senyawa dibuktikan bahwa dengan rumus empiris saja belum
cukup untuk mengenal suatu senyawa.Misalnya pada tahun 1825 Michial
Faraday menemukan suatu senyawa butane yang telah dianalisis ternyata
bahwa rumus empirisnya sama dengan rumus empiris etilenan CH2 rumus
kedua senyawa ini dikenal sebagai C4He dan C2H4.
Dalam kimia dikenal tiga macam macam rumus yaitu rumus empiris (RE)
Rumus molekul (RM) dan struktur molekulnya dalam dalam etana terdapat
karbon dan hidrogen dengan perbandingan atomnya 1:3 sedangkan glukosa
mengndung karbon oksigen dan oksigen dan hidrogen dengan perbandingan
1:1:1 dengan demikian RE kedua senyawa adalah
<CH3> <CH2O>
RE Etana RE glukosa
Rumus molekul memberikan jumlah mol setiap jenis atom dalam satu mol
molekul senyawa data yang diperlukan untuk menentukan rumus molekul:
a.Rumus empiris
III.PROSEDUR PERCOBAAN
3.1.1 ALAT
3.Neraca
4.Kertas tisu
5.Kaki tiga
6.Penjepit krus
7.Arloji
8.Pipet tetes
9.Gelas arloji
3.1.2 BAHAN
1.Pita mg <10-15>
3.Mg
3.2.Produser Kerja
Pita Mg
Di ambil 10-15cm ,di bersihkan dengan kertas tisu untuk
Porselen
Krus berpijar
Bunsen
Dinginkan
Cawan penguap
Di bersihkan ,dipanaskan ,didinginkan ,ditimbang
sampai
Bobot tetap
Kuningan
Catat hasil
*Hidrasi Air
Cawan porselen dan tutup
Kaki tiga
Cawan
Pemanasan di hentikan
Di amati
HASIL
4.1Data pengamatan
1.Senyawa magnesium
Senyawa tembaga
A.Air Hidrat
11.Rumus hidrat
a.Warna CuSO4.5H2O
e.Persamaan reaksi
CuSO4.5H2O
CuSO4+5H2O
4.2 Pembahasan
Data yang kami peroleh dari percobaan ini yaitu bobot cawan krus dan
tutupnya 35,6 gr cawan krus dan magnesium35,8 gr bobot MgO dan cawan
krus + tutupnya 36 gr.
Mol Mg : mol O
0,0083 0,00125
0,0083 0,00125
2 3
Jadi rumus empiris dari percobaan yang kami lakukan yaitu: Mg2o3
= (63,5 + 32 + 64+ 9)
= 249,5 gr/mol
Air hidrar
= 102 gr 101 gr
= 1 gr
Massa setelah pemanasan =( Massa cawan + tutup+ contoh setelah
pemanasan )-(massa cawan + tutup )
= 101,6 gr 101 gr
= 0,6 gr
= 0,4 gr
= 1 gr
= 0,4 x 100 % = 40 %
B. Hidrasi air
Biru Putih
Putih Biru
V.Kesimpulan
Dari percobaan tentang rumus empiris dan hidrasi air yang telah di
lakukan ,dapat di simpulkan :
- Berbentuk Kristal
- Mengandung molekul
- Reaksi pemanasan
4. Reaksi bolak balik hidraksi adalah hasil reaksi dapat beraksi kembali
membentuk zat peraksi5. Persentase dalam hidrat
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Pertanyaan prapraktek
4.Suatu sampel diketahui pa hidrat berupa hidrat yaitu zink sulfat (Zn
SO4).Bila 300g sampel dipanaskan hingga bobotnya tetap,Bagaimana
garam hidrat ini ?
Jawaban
RE : CUCL2
Mr Zn SO4 = 161
1,86=16,6
1=9
Jadi rumus garam hidrat ini adalah Zn SO4 9H2O Zn 9H2O Zn SO4 +
9H2O
Jawab
Ar s = 32 Ar o = 16 1 2
Jawab
% o = 74,06 % Ar o = 16
% N = 100 % - 74,06 % Ar N = 14
= 25,94 %
Mol N : Mol o
25,94 74,06
14 16
1,9 4,6
Jawab
Zn + 2HCl Zn Cl2 + H2
65 gr /mol = 494 gr
= 120,24 L