Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PENGENALAN ALAT-ALAT GELAS

DISUSUN OLEH :

Annisya Rizqi Moniqa

Politeknik Kesehatan Dr. Rusdi Medan

Prodi D-III Analis Kesehatan

T.P 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya berikan atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyusun makalah dengan judul “ Alat - alat Gelas”. Makalah ini disusun
guna memenuhi tugas instrumentasi. Dalam makalah ini dibahas tentang macam-macam alat
gelas di laboratorium, cara penggunaan, cara pembersihan, cara perawatan, dan cara kalibrasi.
saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Saya menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Oleh karena itu. Saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk pembaca bagi
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Medan, 25 Oktober 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar …………………………………………………………2


Daftar isi …………………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang ………………………………………………...4
b. Tujuan …………………………………………………………5
c. Rumusan Masalah …………………………………………5
BAB II DASAR TEORI …………………………………………………6
BAB III PEMBAHASAN …………………………………………………25
BAB IV PENUTUP …………………………………………………………26
a. Kesimpulan …………………………………………………26
b. Saran …………………………………………………………26
Daftar pustaka …………………………………………………………27

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam melaksanakan praktikum, biasanya praktikan akan melakukan perhitungan dan
pengukuran. Dalam hal ini, ketelitian praktikan adalah hal yang sangat penting, yang dapat
menentukan hasil akhir dari praktikum. Hal pertama yang harus diperhatikan agar dapat
meningkatkan ketelitian adalah kita harus memperhatikan alat yang kita gunakan. Karena alat-
alat tersebut memiliki skala yang berbeda-beda, dan tentu saja memiliki tingkat ketelitian yang
berbeda pula. Semakin kecil skala alat tersebut maka akan semakin besar tingkat ketelitiaannya.
Hal kedua yang harus diperhatikan adalah bagaimana cara kita membaca skala itu
sendiri. (Koesmadji, 2008)
Hal lainnya yang harus diperhatikan adalah kebersihan dari alat yang akan digunakan.
Kebersihan dari alat dapat mempengaruhi hasil praktikum. Apabila alat yang akan
digunakan tersebut tidak bersih, maka akan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Contohnya
jika pada alat-alat tersebut masih tersisa zat-zat kimia, maka zat tersebut dapat saja bereaksi
dengan zat yang kita gunakan sesudahnya dan dapat mengakibatkan kegagalan dalam
praktikum.(Ginting, 2011)
Alasan-alasan di atas, mengajarkan kita bahwa pengenalan alat sangatlah penting dan
utama disampaikan pada awal praktikum, selanjutnya kita harus tahu dulu nama, fungsi dan
prosedur penggunaan alat-alat yang ada dilaboratorium agar diharapkan para praktikan dapat
menggunakan alat sesuai dengan fungsinya dan sesuai dengan petunjuk agar memperoleh hasil
praktikum yang baik, cepat dan efisien. Pekerjaan dalam laboratorium sering menggunakan alat-
alat, contoh alat-alat tersebut antara lain: gelas beker, gelas ukur, pipet tetes, pipet ukur, pipet
volume, tabung reaksi, labu ukur, buret, erlenmeyer, ball pipet, dan lain-lain. Penggunaan dari
alat-alat tersebut sangat penting untuk diketahui para praktikan agar pekerjaan dalam
laboratorium dapat berjalan dengan baik. Kesalahan dalam penggunaan alat-alat ini dapat
mempengaruhi hasil dari praktikum. Oleh karena itu dalam percobaan ini diberikan beberapa
pengetahuan dan latihan tentang penggunaan dan fungsinya. Sering kali di dalam laboratorium
terjadi kesalahan dalam melakukan percobaan di karenakan para praktikan tidak mengetahui cara

4
dan fungsi dari alat-alat laboratorium. Sebagian besar alat tersebut merupakan alat-alat yang
terbuat dari gelas, sehingga memerlukan kehati-hatian dalam menggunakannya. Apabila terjadi
kesalahan dalam menggunakan alat-alat tersebut, maka akan mengakibatkan hal yang fatal.
Selain terganggunya praktikum, harga dari alat-alat tersebut juga relatif mahal. Oleh karena itu
para praktikan dituntut agar serius dalam praktik agar tidak terjadi kerusakan alat. (Achmad,
2008)
Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil yang didapat tidak
akurat dalam hal ilmu statistika kesalahan seperti ini digolongkan dalaam galat pasti. Oleh
karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh
praktikan sebelum melakukan praktikum dilaboratorium kimia. Bukan hal yang mustahil apabila
terjadi kecelakaan dalam laboratorium karena kesalahan dalam pemakaian atau penggunaan alat-
alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan suatu praktikum yang berhubungan dengan
bahan kimia yang berbahaya. Disamping itu, pemilihan jenis alat yang akan digunakan dalam
penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Agar penelitian berjalan lancar.(Khasani, 2009)

B. Tujuan
1. Mengetahui fungsi alat – alat gelas laboratorium.
2. Memahami prinsip kerja alat – alat gelas laboratorium.
3. Memahami cara penggunaan, memelihara, memebersihkan, kalibrasi, dan
memperbaiki alat gelas laboratorium.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prinsip kerja dari alat – alat gelas laboratorium?
2. Apa fungsi dari alat – alat gelas laboratorium?
3. Bagaimana keselamatan kerja saat menggunakan alat – alat ringan laboratorium?

5
BAB II
DASAR TEORI
Gelas adalah suatu zat amorf yang diperoleh dari mencampur bahan-bahan anorganik
yang setelah dilebur pada suhu tinggi dan didinginkan kan menjadi bedan padat. Berdasarkan
jenis dan komposisi dari bahan anorganik yang menyusunnya. Ada beberapa jenis gelas yaitu
gelas biasa, gelas timbal, gelas borosilikat dan gelas leburan silika.
Alat gelas yang digunakan dilaboratorium (laboratory glassware) umumnya merupakan
gelas borosilikat. Gelas ini terbuat dari kuarsa/silikat oksida berkualitas tinggi, borong oksida.
Aluminium oksida dan natrium oksida. Gelas jenis ini mencair pada suhu agak tinggi dan
mempunyai angka mulai yang kecil, oleh karena itu dapat dipanaskan hingga suhu tinggi dan
dapat direndam dalam air dingin atau es tanpa terjadi keretakan atau pecah. Selain itu gelas
borosilikat juga tidak bereaksi dengan bahan kimia sehingga cocok digunakan sebagai alat gelas
laboratorium. Di dalam perdagangan jenis gelas ini dikenal dengan berbagai merk seperti :
Pyrex, Yena, Vycor, Duran, Schott, Assistant dan sebagainya.
Alat gelas yang sering digunakan di laboratorium
1. Gelas kimia = Beaker Glass

Biasanya terbuat dari tipe borosilikat. Digunakan untuk wadah larutan yang masih
memerlukan pekerjaan lain, tempat melarutkan zat, tempat memanaskan, menguapkan
larutan/air, untuk bejana titrasi dengan menggunakan bantuan pengaduk magnetic dan
sebagainya. Bentuk gelas piala ada tipe tinggi, dan pendek, mempunyai volume yang bermacam-

6
macam yaitu 1 liter, 500ml, 250ml, 200ml, 150ml, 100ml, bahkan ada pula yang berukuran
50ml.
Prinsip kerja : Wadah larutan, skala pada badan gelas digunakan untuk mengukur larutan
secara tidak teliti.
K3 :
 Menggunakan lap halus saat mengangkat beaker gelas dari kompor listrik.
 Merendam beaker gelas dalam aquadest atau air saat menuangkan larutan asam dengan
konsentrasi tinggi.
2. Labu Erlenmeyer = Erlenmeyer Flask

Labu Erlenmeyer terbuat dari jenis gelas borosilikat, labu Erlenmeyer ada yang dilengkapi
dengan tutup dan tanpa tutup. Tutup labu Erlenmeyer terbuat dari kaca asah dan mulut labu juga
kaca asah. Tutup/mulut labu Erlenmeyer berukuran standar, mulut labu ada yang berukuran
sedang dan lebar tergantung dari keperluan. Labu Erlenmeyer tutup asah digunakan untuk reaksi
yang memerlukan pengocokan kuat, atau digunakan untuk titrasi, dihubungkan dengan alat
ekstraksi, alat destilasi dan sebagainya. Sedangkan labu Erlenmeyer tanpa tutup asah digunakan
untuk titrasi dengan pengocokan lemah hingga sedang. Labu Erlenmeyer mempunyai kapasitas
ukuran 25 hingga 2000 ml.
Prinsip kerja : labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk pencampuran reaksi dengan
pengocokkan kuat sedangkan labu erlenmeyer tanpa tutup asah biasanya digunakan untuk
mencampurkan reaksi dengan kecepatan lemah.
K3 : Menggunakan lap halus saat mengangkat Erlenmeyer dari kompor listrik.

7
3. Tabung reaksi = Test tube

Tabung reaksi umumnya terbuat dari berbagai macam jenis gelas lain : Borosilikat, Soda <
Fiolax dan supremax. Soda glass tidak tahan pemanasan, fiolax Glass tidak peka terhadap
perubahan panas dan pemanasan setempat. Tabung reaksi yang terbuat dari fiolax dan soda glass
umumnya berdinding tipis. Sedangkan tabung reaksi yang terbuat dari Borosilikat dan supremax
tahan pemanasan. Tabung reaksi ada yang mempunyai bibir atau pelek yang berguna untuk
menahan tang pada pemanasan, ada pula yang dilengkapi dengan
tutup berulir atau sekrup aluminium/plastik. Ukuran tabung reaksi ditetapkan berdasarkan atas
diameter mulut tabung bagian dalam dan panjang tabung, diameter dalam antara 8 hingga 30 mm
sedangkan panjang tabung antara 70 hingga 200 mm. Tabung reaksi yang terbuat dari bahan
Teflon atau polypropylene sangat kuat dan tahan panas hingga 1350 (polipropilen),
2750 (Teflon).
Prinsip Kerja : Sebagai wadah larutan, beberapa memiliki tutup yang digunakan untuk
meletakkan sampel (darah).
K3:
 Membawa serta dengan rak tabung sesuai dengan ukuran tabungnya agar tidak jatuh.
 Gunakan penjepit tabung saat akan melakukan pemanasan.

8
4. Labu Ukur = volumetric Flask

Labu takar umumnya terbuat dari jenis gelas borosilikat. Labu takar mempunyai mulut labu
dengan ukuran standar yang melengkapi dengan tutupnya. Tutupnya labu dapat terbuat dari gelas
asah atau Teflon. Labu takar mempunyai tipe gelas tidak berwarna (Clear Glass) dan berwarna
(Amber Glass). Labu takar tidak boleh dipanaskan, kegunaan labu untuk membuat larutan
dengan volume yang tepat/teliti, mengencerkan atau mengambil larutan dengan teliti. Labu takar
mempunyai kapasitas volume 5 – 2000 ml.
Prinsip kerja : Labu ukur memiliki ketelitian tinggi sehingga sering digunakan untuk mengukur
larutan secara teliti.
K3 :
 Tidak boleh dipanaskan.
 Gunakan kedua tangan saat mencampurkan larutan
5. Gelas ukur (Measuring cylinder)

9
Gelas ukur berbentuk silinder, terbuat dari jenis gelas borosilikat. Digunakan untuk
mengukur cairan secara tidak teliti dan tidak masuk di dalam perhitungan, dapat digunakan pula
untuk merendam pipet dalam asam pencuci. Gelas ukur ada yang dilengkapi dengan tutup asah,
digunakna untuk melarutkan zat hingga volume tertentu (tidak teliti). Kapasitas volume gelas
ukur 5 hingga 2000 ml.
Prinsip Kerja : Mengukur cairan secara tidak teliti dan tidak masuk dalam perhitungan.
K3 : perhatikan saat menuangkan larutan, jangan sampai larutannya mengalir pada tepi gelas
ukur.
6. Buret = Burettes

Buret berbentuk silinder, terbuat dari jenis gelas soda, borosilikat, amber, mempunyai
kapasitas 1 hingga 100 ml dengan pembagian skala 0.01 hingga 0,2 ml. Bentuk buret dibedakan
buret dengan ujung karan lurus (Burettes with straight stopcock) dan buret dengan ujung kran
menyamping/ bengkok (Burettes with lateral stopcock). Kran buret dapat terbuat dari gelas asah
atau Teflon. Buret digunakan untuk memberikan secara tetes demi tetes sejumlah volume larutan
diketahui dengan teliti pada proses titrasi.
Buret sebelum digunakan harus bersih, kering dan bebas lemak. Sumbat keran tutup terbuat
dari gelas asah atau Teflon, jika kran terbuat dari bahan Teflon maka tidak diperlukan bahan
pelican, sedangkan kran gelas asah memerlukan sedikit pelumas untuk memudahkan putaran
kran dan mencegah kebocoran. Buret yang telah digunakan harus segera dicuci bersih dan
dikeringkan terutama jika digunakan larutan titran alkali, karena akan mudah terjadi kerak pada
kran yang akhirnya menyebabkan tersumbatnya bagian jet atau lubang pengalir/pancaran.
Sebelum titrasi dimulai pastikan bahwa tidak terdapat gelembung-gelembung udara di bawah

10
kran dan titik-titik zat cair yang menempel pada dinding bagian dalam buret diatas garis
meniskus larutan zat, karena akan menyebabkan kesalahan. Buret dibedakan menjadi : makro,
seni mikro dan mikro buret. Untuk membantu memudahkan pembacaan menikus ada buret yang
dilengkapi dengan latar belakang warna putih dengan pita garis biru dibalik dari pembagian skala
buret, garis ini disebut sebagai garis Schellbach atau kadang-kadang disebut pula sebagai Buret
Schellabach. Di laboratorium dikenal pula adanya buret otomatik (Automatic Burettes) yang
dilengkapi dengan botol reservoir larutan standar, katub penyumbat yang dapat dirubah
kedudukannya (katub berfungsi untuk mengalir larutan dari botol reservoair atau untuk menutup
aliran), selain itu ada juga yang disebut sebagai buret piston pada bagian alat dari potensiometer.
Prinsip Kerja : Buret harus bersih, kering dan bebas lemak sebelum digunakan. Sebelum titrasi
dimulai, pastikan tidak ada gelembung udara di bawah kran karena menyebabkan kesalahan saat
melakukan titrasi.
K3 :
 Letakkan pada keranjang plastik.
 Perhatikkan kran buret, gunakan pelumas untuk memudahkan putaran kran buret dan
mencegah kebocoran.
7. Corong = Funnels

Corong terbuat dari jenis borosilikat atau plastik, digunakan untuk menyaring larutan,
memindahkan zat caira atau sampel padat. Corong mempunyai garis tengah 35 hingga 300 mm
dan ada yang mempunyai tangkai corong panjang, sedang dan pendek. Disamping itu tangkai
corong ada yang berlubang lebar digunakan untuk mengalirkan zat cair yang kental.

11
Penggunaan kertas saring yang telah dibentuk kerucut corong. Pemilihan tangkai corong
tergantung dari kegunaan.
Prinsip Kerja : membantu memasukkan cairan dalam suatu wadah dengan ukuran mulut kecil.
K3 : saat menuangkan larutan, corong sebaiknya tidak bersentuhan dengan mulut wadah
usahakan menjauh sedikit.
8. Pipet Volume = Pipet gondok = Volumentric Pipettes

Pipet terbuat dari gelas jenis soda jernih. Mempunyai kapasiatas 0,5 hingga 100 ml. Pipet
volume digunakan untuk mengambil cairan, memindahkan cairan atau memipet sejumlah
volume cairan dengan teliti atau seksama. Pipet volume ada yang dilengkapi pengaman.
Penghisap larutan menggunakan pipet melalui mulut harus dilakukan secara hati-hati, agar tidak
tertelan/terhisap hingga mulut. Penghisapan cairan dilakukan sampai 1-2 cm diatas garis tanda,
kemudian diangkat dan dibersihkan / keringkan bagian ujung luar dari pipet menggunakan
kertas penghisap dan dikeluarkan secara hati-hati hingga tanda, kemudian alirkan isi dengan
posisi pipet tegak lurus terhadap wadah yang akan digunakan dengan ujung pipet menempel
pada dinding bagian dalam dari wadah.Jangan menghisap bahan beracun atau zat yang bersifat
keras (asam, basa kuat) melalui mulut akan tetapi gunakan pengisap karet atau digunakan
aspirator. Untuk mengeluarkan isi pipet jangan ditiup dengan mulut, tetapi cukup dengan teknik
menggoreskan ujung pipet pada dinding dalam dari wadah sebanyak 3 x.
Prinsip Kerja : memipet atau memindahkan volume cairan dengan teliti atau seksama.

12
K3 :
 Tidak menggoyangkan pipet untuk mengeluarkan sisa larutan yang tertinggal pada pipet,
tetapi sebaiknya ditiup atau menggoreskan ujung pipet pada dinding dalam dari wadah
sebanyak 3x.
 Menggunakan ball pipet saat memipet larutan berbahaya dan beracun.
 Penghisapan larutan menggunakan pipet melalui mulut usahakan pipet berada pada dasar
wadah, agar tidak ada gelembung yang masuk saat memipet.
9. Pipet ukur = graduated Pipettes

Pipet ukur terbuat dari gelas jenis soda jernih, mempunyai kapasitas 0,01 hingga 50 ml yang
dilengkapi dengan pembagian skala pada dindinh pipet 0,001 hingga 0,5 ml. pipet ukur
digunakan untuk mengambil, memindahkan atau memipet sejumlah volume cairan secara kurang
teliti dan tidak masuk di dalam perhitungan pada penetapan kadar. Pipet ukur ada yang

13
dilengkapi dengan pengaman dan ada juga yang diberi garis Schellbach untuk memudahkan
pembacaan meniskus.
Prinsip Kerja : memipet atau memindahkan volume cairan dengan teliti atau seksama.
K3 :
 Tidak menggoyangkan pipet untuk mengeluarkan sisa larutan yang tertinggal pada pipet,
tetapi sebaiknya ditiup atau menggoreskan ujung pipet pada dinding dalam dari wadah
sebanyak 3x.
 Menggunakan ball pipet saat memipet larutan berbahaya dan beracun.
 Penghisapan larutan menggunakan pipet melalui mulut usahakan pipet berada pada dasar
wadah, agar tidak ada gelembung yang masuk saat memipet.

10. Desikator = Desiccators

Desikator terbuat dari gelas semi-borosilikat, plastik atau mika. Tipe gelas jernih atau
sumber. Desikator digunakan untuk : mendinginkan bahan atau alat gelas misal krus porselin,
botol timbang setelah dipanaskan dan akan ditimbang. Selain itu juga berguna untuk
mengeringkan bahan atau menyimpan zat atau bahan yang harus dilindungi terhadap pengaruh
kelembaban udara.
Desikator terdiri atas wadah yang dilengkapi dengan tutup, tutup desikator dapat pula
dilengkapi dengan kran yang digunakan untuk m engham pa udarakan isi desikator
(dihubungkan dengan pompa hisap). Di dalam desikator diletakkan piringan

14
berpori yang terbuat dari porselin piringan porselin digunakan untuk meletakkan
bahan atau alat gelas yang akan di keri ngkan/disim pan. Di bawah pi ri ngan pors el in
m el et akkan bahan pengering, bahan pengering yang umum digunakan adalah: silikagel
asam sulfat pekat fofor pentaoksida. kalsium oksida dan sebagainya.
Pengeringan silikaget biasanya diberi indikator warna biru untuk yang kering, dan
jika setelah mengikat uap air warna akan berubah menjadi merah. Silikagel yang
telah jenuh dengan uap air dapat dikeringkan lagi dengan cara dipanaskan dalam
oven dengan suhu lebih tinggi dari 100 0 . Tutup desikator pada bagian permukaan
harus diberi bahan pelicin misal: silicon grease agar dapat tertutup lebih rapat.
Gunakan dua buah tangan untuk membawa desikator atau untuk membukanya,
tangan pertama digunakan penahan desikator dan tangan yang lain digunakan untuk
mendorong tutup desikator. Jika desikator dihampa udarakan, sebelum dibuka kran harus dibuka
terlebih dahulu agar tekanan udara dibuka kran harus dibuka terlebih dahulu agar tekanan udara
di dalam dan diluar desikator sama hingga akan memudahkan unutk membukanya.
Prinsip kerja : Mendinginkan, mengeringkan serta menyimpan zat atau bahan.
K3 : Gunakan dua buah tangan untuk membawa desikator atau untuk membukanya, tangan
pertama digunakan sebagai penahan desikator dan tangan yang lain digunakan untuk mendorong
tutup desikator. Jika desikator dihampa udarakan, sebelum dibuka kran harus dibuka terlebih
dahulu agar tekanan udara di dalam dan diluar desikator sama hingga akan memudahkan untuk
membukanya.
11. Batang pengaduk = Strirring rod

Batang pengaduk terbuat dari gelas, polietilen atau logam yang dibungkus dengan polietilen.
Batang pengaduk mempunyai panjang sesuai dengan keperluan dan digunakan sebagai pengaduk
larutan atau suspensi yang umumnya dalam labu piala. Erlenmeyer atau tabung reaksi. Kadang-
kadang diunakan pula sebagai alat bantuk untuk memindahkan cairan dari suatu bejana ke bejana

15
lain. batang pengaduk umumnya bergaris tengah 2-4 mm, dan mempunyai panjang yang
bervariasi 6 hingga 30 cm.
Prinsip Kerja : Mengaduk larutan atau suspense dalam wadah.
K3 : dalam mengaduk tidak bolek terlalu kuat atau kasar agar larutan tidak terpecik dan wadah
tidak pecah.
12. Gelas arloji = Watch Glasses

Terbuat dari gelas borosilikat, mempunyai diameter yang bervariasi antara 30 – 200 mm,
digunakan untuk menguapkan zat, pembentukan hablur, reaksi, pengukuran pH menggunakan
kertas indikator atau untuk menutup labu pada proses pemanasan.
Prinsip Kerja : wadah penimbangan zat padat
K3 : berhati – hati saat menempatkan wadah
13. Corong pemisah = separatory Funnels

Digunakan untuk mengekstraksikan zat cair dengan zat cair, terbuat dari gelas borosilikat,
tidak berwarna dan amber. Berbentuk kerucut (buah per) bulat dan silinder dilengkapi dengan
kran dan tutup yang terbuat dari bahan gelas asam atau Teflon. Mempunyai kapasitas 50 hingga

16
2000 ml. corong pisah mempunyai tangkai bermacam-macam ada yang bertangkai pendek,
panjang, dilengkapi dengan penyambung gelas asah standar, dilengkapi dengan pengatur tetesan.
Corong pisah bentuk kerucut dan silinder digunakan untuk memisahkan dua buah zat cair yang
sulit dilihat batas pemisahannya. Selain digunakan untuk ekstraksi dapat pula untuk mengatur
aliran zat cair pada proses kromatografi kolom dan reaksi kimia lain. cara menggunakan corong
pisah sudah tepat dan tidak bocor. Pengocokan corong pisah dilakukan dengan memegang
bagian atas berikut tutupnya dengan tangan kanan dan kiri memegang bagian tangkai corong
berkut krannya, kocok dengan cara memutar kearah tubuh kita. Jika digunakan cairan yang
mudah menguap sebagai cairan penyarian keluarkan tekanan udara didalam corong pisah agar
tidak terjadi tekanan yang kuat dan dapat melemparkan tutup corong berikut isinya.
Prinsip Kerja : mengekstraksi zat cair dengan zat cair.

K3 :
 Sebelum menggunakan, lakukan pengecekan tutup dan kran corong pisah sudah tepat dan
tidak bocor.
 Dalam pengocokkan corong pisah dilakukan dengan cara memegang bagian atas berikut
tutupnya dengan tangan kanan dan tangan kiri memegang tangkai corong berikut kerannya.
14. Cawan petri = petri dish

- Cawan Petri digunakan untuk membuat media, atau kultur perbenihan mikrobiologi.
- Cawan Petri terdiri atas piring dan tutupnya yang mempunyai diameter 55-143 mm. dengan
tebal 5-70 mm

17
K3 : menutup cawan petri setelah memasukkan biakan bakteri agar tidak terkontaminasi dengan
udara.
15. Pipet tetes

- Pipet ini digunakan untuk menambahkan atau untuk meneteskan larutan untuk mengambil
larutan apabila volume larutan berlebihan dalam suatu wadah
- Untuk mencukupkan atau menghimpitkan volume.
- Pipet ini ada yang berskala, dan ada yang tidak berskala.
Prinsip Kerja : menambahkan cairan tetes demi tetes hingga volume tepat.
K3 : setelah memipet miringkan sedikit pipet agar larutan yang dipindahkan tidak menetes dan
luruskan kembali pipet saat akan memindahkannya pada wadah lainnya.
16. Ose

Gunanya : Untuk pembiakan kuman untuk mengambil, memindahkan dan mengisolasi


mikroorganisme.

17. Desk Glass

18
Desk glass adalah penutup objek glass, berbentuk persegi lebih kecil dan tipis karena
dimaksudkan agar bisa menutupi preparat tanpa mengganggu pemfokusan pengamatan dibawah
mikroskop.

18. Objeck Glass

Merupakan gelas preparat yang akan digunakan untuk pemaparan sediaan darah atau
pemeriksaan lain yang akan diperiksa dengan mikroskop.
19. Pipet Thoma

19
Pipet yang digunakan adalah pipet Thoma untuk mengencerkan eritrosit, terdiri atas pipa kapiler yang
bergaris bagi dan membesar pada salah satu ujung membentuk bola. Di dalam bola terdapat
sebutir kaca merah.Pipet Thoma untuk mengencerkan lekosit sama dengan pipet eritrosit, namun didalam bola
terdapat sebutir kaca putih.
20. Pipet LED Westergreen

LED digunakan untuk mengetahui Laju Endap Darah pasien yang akan didiagnosa
penyakitnya. Merupakan pemeriksaan hematology rutin.
21. Thermometer

Termometer adalah batang kaca yang panjangnya 300 mm, diameter 6-7 mm berisi air raksa
dan gas, serta dilengkapi dengan skala derajat Celcius. Berfungsi untuk mengukur suhu suatu

20
larutan atau ruang inkubator. Prinsip kerjanya yaitu mengukur suhu sesuai laju air raksa di dalam
termometer.
22. Tabung Durham

Tabung durham memiliki bentuk yang sama seperti tabung reaksi tetapi ukurannya sangat
kecil. Berfungsi untuk menampung hasil fermentasi mikroorganisme berupa gas. Dalam
penggunaannya, maka tabung durham itu ditempatkan terbalik di dalam tabung reaksi yang lebih
besar dan tabung ini kemudian diisi dengan medium cair.

23. Urinometer

Urinometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis suatu larutan. Tetapi
biasanya urinometer digunakan untuk mengukur berat jenis urine. Cara membaca urinometer
adalah dengan menggunakan visual dan setinggi miniskus.

21
PERAWATAN ALAT - ALAT GELAS
1. Ruang penyimpanan peralatan harus bertemperatur antara 270 C – 370 C dan diberi tambahan
lampu 25 watt.
2. Ruang penyimpanan diberi bahan silicon sebagai zat higroskopis.
3. Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknya ditempatkan di atas kawat kasa. Boleh
menggunakan pemanasan secara langsung asalkan bahan gelas terbuat dari pyrex.
4. Gelas yang akan direbus hendaknya tidak dimasukkan langsung ke dalam air yang sedang
mendidih melainkan gelas direndam dengan air bersih dan dingin kemudian tambahkan
detergent, larutan kalium dichromat 10 gr, asam belerang 25 ml dan aquadest 75 ml. Penggunaan
detergent dapat menghilangkan lemak dan tidak membawa efek perubahan fisik. Kadang-kadang
memerlukan waktu perendaman sampai beberapa jam, kemudian dibilas dengan air bersih.
Keringkan dengan udara panas lalu simpan di tempat yang kering.
5. Debu, keringat, minyak dari telapak tangan mudah menempel pada peralatan berbahan baku
gelas. Oleh karena itu setelah digunakan luangkan waktu sejenak untuk membersihkan
permukaan peralatan dengan kain lembut atau dengan kertas tissue khusus. Gunakan alcohol,
acetone, kapas, sikat halus dan pompa angina untuk membersihkan lensa jangan sampai merusak
lapisan lensa. Saat ini terdapat cairan pembersih khusus kaca/lensa yang dapat diperoleh di optic
untuk membersihkan kaca/lensa dengan lebih sempurna. Hindarkan membersihkan kaca/lensa
dalam keadaan kering apalagi dengan menggunakan kain yang berseray kasar karena hal itu
dapat menimbulkan goresan pada kaca/lensa.
6. Letakkan peralatan berbahan baku gelas di tempat ketika tidak digunakan. Meletakkan
peralatan tidak di tempatnya beresiko merusak kondisi alat karena mungkin saja peralatan
tersebut tertindih atau tertekan yang mengakibatkan terjadinya perubahan fisik permanent.

CARA KALIBRASI
- Labu Ukur
Prosedur :
1. Timbang botol timbang yang sudah bersih dan kering, missal beratnya A
2. Isi labu ukur dengan air murni yang sudah diukur suhunya sampai tanda batas, kemudian
timbang kembali, misalnya beratnya B gram.

22
3. Ukur temperatur air, temperature udara, dan tekanan udara.
- Pipet Ukur
Prosedur :
1. Timbang sebuah botol timbang bertutup yang sudah bersih dan kering, missal beratnya A.
2. Isap air murni yang suhunya telah diukur dengan ball pipet sampai atas tanda batas.
Kemudian turunkan kelebihan air dengan perlahan-lahan sampai meniscus bagian bawah
menyentuh tanda batas.
3. Tuangkan seluruh air kandungan pipet tersebut ke dalam botol timbang yang sudah
diketahui beratnya, tutup dan timbang bersama isinya, missal beratnya B gram.
4. Hitung volume pipet dengan menggunakan table kareksi suhu air dan tekanan udara.

- Buret
Prosedur :
1. Timbang 5 buah botol timbang tertutup
2. Isi buret bersih dengan air murni yang telah diukur temperaturnya. Kemudian buret ini
ditempatkan pada statif dengan posisi tegak lurus, dan keluarkanlah air sampai meniskusnya
menyinggung tanda batas nol.
3. Alirkan 5 ml air secara perlahan, tamping dalam botol timbang yang telah diketahui
massanya, dan tutup.
4. Isi buret hingga titik nol, dan alirkan air sebanyak 10 ml. tamping dalam botol timbang
kedua, baca meniskusnya.
5. Ulangi pengerjaan di atas untuk volume 15, 20, 25, 30, dan 35 timbang setiap botol
timbang yang berisi air tersebut dan hitung volume pipet dengan menggunakan tabel koreksi
suhu air, menurut rumus Volume = ( A-B+x)-y = Z mL..
6. Baca faktor koreksi dari setiap volume diatas.
7. Apabila koreksi rata rata dari tiap titik tidak lebih besar dari 0.04 mL, maka buret tersebut
memenuhi syarat untuk dipakai.
- Pipet Volume
Prosedur :
1. Timbang sebuah botol timbang yang bertutup yang sudah bersih dan kering, misalnya berat
A gram.

23
2. Isap air murni yang suhunya telah diukur dengan ball pipet sampai tanda batas, kemudian
turunkan kelebihan air dengan perlahan-lahan sampai meniscus bagian bawah menyentuh tanda
batas.
3. Tuangkan seluruh air kandungan pipet tersebut ke dalam botol timbang yang sudah
diketahui beratnya, tutup dan timbang bersama isinya, missal beratnya B gram.
4. Hitung volume pipet dengan menggunakan tabel koreksi suhu air dan tekanan udara.

Catatan :
1. Pengerjaan kalibrasi hendaknya dilakukan dalam ruangan ber AC agar suhu ruangan
konstan selama pengujian
2. Sebelum, kalibrasi dilakukan, peralatan harus sudah bersih ( dicuci dengan detergen,
larutan kalium dikromat dan air ), lalu keringkan dengan jalan membilasnya dengan alcohol dan
menghembuskan udara kering kedalamnya.

24
BAB III
PEMBAHASAN
Tabung reaksi digunakan untuk tempat direaksikannya suatu zat kimia jumlah kecil,
ukurannya ada yang mempunyai garis tengah 1 cm dan tingginya 4 cm. Buret terbuat dari gelas
yang terdiri dari tabung panjang dan bagian bawahnya ditutup dengan kran yang berfungsi untuk
mengatur keluarnya cairan. Alat ini digunakan untuk melakukan titrasi.
Erlenmeyer sebenarnya termasuk dalam labu ukur. Erlenmeyer digunakan sebagai tempat
zat yang akan dititrasi. Ukurannya terdiri dari 50 ml hingga 4 liter. Gelas ukur digunakan untuk
pengukur atau pengambilan zat cair dengan ketapatan kira-kira. Besarnya antara 10 ml hingga 2
liter. Beaker Glass mempunyai fungsi bukan sebagai alat ukur, walaupun mempunyai ukuran,
namun gelas beker atau yang disebut juga dengan beker glass Digunakan sebagai tempat suatu
larutan dan dapat juga untuk digunakan memanaskan atau menguapkan (memekatkan) suatu
larutan. Adapun ukuran dari gelas beker yaitu 50 ml hingga 6 liter.
Labu ukur terdiri dari beberapa jenis, misalnya labu ukur alas datar dan labu ukur alas
bulat. Ukuran labu ukur terdiri dari 50 ml hingga 4 liter. Labu ukur digunakan sebagai tempat zat
yang dititrasi. Pipet Gondok atau volume. Pipet pemindah volume digunakan untuk
memindahkan suatu volume tertentu dari zat cair dengan ketelitian yang lebih besar
dibandingkan gelas ukur. Pipet ini mempunyai ukuran 1 ml hingga 25 ml.
Pipet tetes digunakan untuk memindahkan suatu larutan dengan skala kecil. Pipet tetes
tidak memiliki ukuran. Bahannya sangat tipis, sehingga mudah sekali pecah. Spatula terdapat

25
dua jenis, yaitu spatula kaca dan spatula logam, spatula kaca berfungsi untuk mengadu larutan,
sedangkan spatula logam berfungsi untuk mengambil larutan dan mengaduk larutan.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Jenis alat yang paling sering digunakan didalam laboratorium yaitu bahan gelas.
2. Didalam laboratorium kita harus memperhatikan hal-hal yang berbahaya.
3. Setiap alat ukur yang terdapat dilaboratorium memiliki tingkat ketelitian yang berbeda.
4. Di dalam laboratorium kita harus teliti dalam menggunakan alat-alat yang ada di dalam
laboratorium karena alat-alat tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda.
5. Kesalahan praktikan dalam menggunakan alat-alat dapat menghasilkan data yang tidak
sesuai.
6. Penguasaan penggunaan alat dapat mempengaruhi lancar atau tidaknya praktikum

B. Saran
Perlunya pengenalan alat – alat laboratorium pada mahasiswa, agar mahasiswa dapat merawat
dan menggunakan alat – alat laboratorium secara benar.

26
DAFTAR PUSTAKA
http://wanibesak.wordpress.com/2010/10/10/beberapa-alat-dalam-laboratorium/
http://duniaku07.blogspot.com/2012/07/alat-gelas-laboratorium.html
http://imfran-imfranpurba.blogspot.com/2012/04/pengenalan-alat-alat-laboratorium.html
http://nannananot.blogspot.com/2012/09/instrumentasi-alat-alat-gelas.html
http://nzaoldyeck.wordpress.com/2012/06/21/makalah-alat-alat-ringan-laboratorium/

27

Anda mungkin juga menyukai